You are on page 1of 9

Percobaan ke 3

Rabu 24 Februari

2016
ANALISIS ABU
I.
-

TUJUAN
Menentukan massa abu hasil pengabuan pada suhu 400 oC dan
500oC.

Menentukan kadar % Abu dalam sampel nasi merah, beras, tahu


dan tempe.

II.

DASAR TEORI
Abu adalah zat anorganik dari sisa hasil pembakaran suatu
bahan organik (Sudarmadji 2003). Kandungan abu dan komposisinya
tergantung pada jenis bahan dan cara pengabuannya. Bahan pangan
yang terdapat di alam mengandung mineral yang berupa abu. Mineral
yang terdapat dalam satu bahan dapat merupakan dua macam garam
yaitu garam organik dan garam anorganik. Garam organik terdiri dari
garam-garam asam malat, oksalat, asetat, dan pektat, sedangkan
garam anorganik antara lain dalam bentuk garam fosfat, karbonat,
klorida, sulfat, dan nitrat. Mineral juga biasanya berbentuk sebagai
senyawa kompleks yang bersifat organis (Sediaoetomo 2000).
Penentuan kadar mineral dalam bentuk asli sulit dilakukan, oleh
karenanya

biasanya

dilakukan

dengan

menentukan

sisa-sia

pembakaran garam mineral tersebut, yang dikenal dengan pengabuan


(Sediaoetomo 2000). Pengabuan adalah tahapan utama dalam proses
analisis kadar abu suatu bahan. Pada tahap ini menggunakan tanur.
Terdapat

jenis

pengabuan,

yaitu

pembakaran

dalam

tanur,

pembakaran api terbuka, dan wet combustion. Pada analisis kadar abu
dan serat seringkali digunakan jenis pengabuan dalam tanur (Khopkar
2003).
Penentuan kadar abu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pengabuan cara langsung (cara kering) dan pengabuan cara tidak
langsung (cara basah). Prinsip pengabuan cara langsung yaitu semua
zat organik dioksidasi pada suhu tinggi, yaitu sekitar 500-600 0C,
kemudian zat yang tertinggal setelah proses pembakaran ditimbang.

Sedangkan prinsip pengabuan cara tidak langsung yaitu bahan


ditambahkan reagen kimia tertentu sebelum dilakukan pengabuan
(Apriantono & Fardian 1989).
Kadar abu ada hubunganya dengan mineral suatu bahan. Mineral
yang terdapat dalam suatu bahan terdapat dalam suatu bahan dapat
merupakan dua macam garam yaitu garam organic dan garam
anorganik. Yang termasuk dalam garam organic misalnya garam-garam
asam mallat, oksalat, asetat, pektat. Sedngkan garam anorganik
antara lain dalam bentuk garam fosfat, karbonat, klorida, sulfat, nitrat.
Selain kedua garam tersebut, kadang-kadang mineral berbentuk
sebagai senyawaan komplek yang bersifat organis. Apabila akan
ditentukan jumlah mineralnya dalambentuk aslinya sangatlah sulit,oleh
karena

itu

biasanya

dilakukan

dengan

menentukan

sisa-sisa

pembakaran garam mineral tersebut,yang dikenal dengan pengabuan.


(sudarmadji.2003).
Penentuan kadar abu total dapat digunakan untuk berbagai
tujuan sebagai berikut:
-

Untuk menentukan baik tidaknya suatu proses penggolahan.

Untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan.

Untuk memperkirakann kandungan buah yang digunakan untuk


membuat jelly.
Kandungan abu juga dapat dipakai untuk menentukan atau

membedakan fruit uinegar (asli) atau sintesis. Sebagai parameter nilai


bahan pada makanan. Adanya kandungan abu yang tidak larut dalam
asam yang cukup tinggi menunjukkan adanya pasir atau kotoran lain.
( Irawati.2008).
Prinsip dari pengabuan cara kering yaitu dengan mengoksidasi
semua zat organik pada suhu tinggi, yaitu sekitar 500600C dan
kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses
pembakaran tersebut (Sudarmadji, 1996).

Mekanisme pengabuan

pada percobaan ini adalah pertama-tama krus porselin dioven selama


1 jam. Krus porselin adalah tempat atau wadah yang digunakan dalam
pengabuan, karena penggunaannya luas dan dapat mencapai berat

konstan maka dilakukan pengovenan. Kemudian didinginkan selama 30


menit, setelah itu dimasukkan eksikator. Lalu timbang krus sebagai
berat a gram. Setelah itu masukkan bahan sebanyak 3 gram kedalam
krus dan catat sebagai berat b gram. Pengabuan di anggap selesai
apabila di peroleh pengabuan yang umumnya berwarna putih abu-abu
(Tamiang, 2011).
III.

ALAT DAN BAHAN


Alat
-

IV.

Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
1 set
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 set

Cawan
Timbangan Analitik
Desikator
Tanur
Gelas arloji
Waterbath
Labu takar
Corong
Penjepit
Bunsen
Kaki Tiga + kasa

Bahan
Nasi merah
Beras
Tahu
Tempe

Jumlah
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya

CARA KERJA
a. Abu
Disiapkan cawan pengabuan, kemudian dibakar dalam tanur,
didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sampel yang ada dalam
cawan dibakar pada pembakar gas sampai asapnya habis. Lalu
ditimbang

sebanyak

3-5

gram

sampel

dalam

cawan

tersebut,

kemudian letakkan dalam tanur pengabuan, bakar sampai didapat abu


berwarna abu-abu atau sampai beratnya tetap. Pengabuan dilakukan
dalam dua tahap: pertama pada suhu 400oC kedua pada suhu 550oC.
Didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.
V.

HASIL PENGAMATAN

Tabel Pengamatan Sampel Nasi merah


Perlakuan
Cawan

Hasil Pengamatan
dalam m = 31,2437 g

dibakar

tanurdinginkan dan timbang


Sampel dihaluskan dan timbang

Padatan

lengket

berwarna

merah
Masukkan

cawan

m = 7,0468 g
panaskan Cawan
berisisampel

berba

sampai asapnya hilang


hangus menjadi serbuk hitam
Cawan + Sampel didinginkan m = 32,1050 g
dan ditimbang
-

Tabel pengamatan berat sampel nasi merah


Cawan Kosong
31,2437 g

massa
-

Cawan Kosong
35,1801 g

Cawan +sampel
35,2433 g

Sampel
7,0000 g

Tabel pengamatan berat sampel tahu

massa
-

Sampel
7,0468 g

Tabel pengamatan berat sampel beras


massa

Cawan +sampel
32,1080 g

Cawan Kosong

Cawan

Sampel

40,0876 g

+sampel
40,0983 g

0,0011 g

Tabel pengamatan berat sampel tempe


Cawan Kosong
40,9984 g

massa

Cawan +sampel
41,0635 g

Perhitungan
% Abu =

m. Abu(g)
m. sampel ( g)

% Abu nasi merah

x 100%
m. Abu(g)
m. sampel (g)

x 100%

32,1015 g31,2437 g
2g

x 100%

Sampel
5,0000 g

% Abu beras

% Abu Tahu

0,8578 g
2g

x 100% = 42,8900 %

m. Abu(g)
m. sampel (g)

40,0983 g40,0876 g
2g

0,0107 g
2g

m. Abu(g)
m. sampel (g)

35,2433 g35,1801 g
2g

0,0651 g
2g

% Abu Tempe

x100%

41,0635 g40,9984 g
2g

0,0632 g
2g

NIM

: 1137040014

x 100%

x 100% = 3,1600 %

: Dina Kurniawati

x 100%

x 100% = 0,4280 %

m. Abu(g)
m. sampel (g)

Nama

x100%

x100%

x 100%

x 100% = 3,2550%

PEMBAHASAN
Tujuan Percobaan kali ini adalah Menentukan massa abu hasil
pengabuan pada suhu 400oC dan 500oC dan menentukan kadar % Abu
dalam sampel nasi merah, beras, tahu dan tempe.
Kadar abu ada hubunganya dengan mineral suatu bahan. Mineral
yang terdapat dalam suatu bahan terdapat dalam suatu bahan dapat
merupakan dua macam garam yaitu garam organic dan garam anorganik.

Yang termasuk dalam garam organic misalnya garam-garam asam mallat,


oksalat, asetat, pektat. Sedngkan garam anorganik antara lain dalam
bentuk garam fosfat, karbonat, klorida, sulfat, nitrat. Selain kedua garam
tersebut, kadang-kadang mineral berbentuk sebagai senyawaan komplek
yang bersifat organis. Apabila akan ditentukan jumlah mineralnya
dalambentuk aslinya sangatlah sulit,oleh karena itu biasanya dilakukan
dengan menentukan sisa-sisa pembakaran garam mineral tersebut,yang
dikenal dengan pengabuan.
Pada

praktikum

kali

ini,proses

pengabuan

dilakukan

dengan

menggunakan tanur yang memijarkan sampel pada suhu mencapai 550C


penggunaan tanur karena suhunya dapat diatur sesuai dengan suhu yang
telah ditentukan untuk proses pengabuan. Mula-mula cawan dibakar
dalam tanur dengan tujuan untuk mensterilkan cawan tersebut. Kemudian
cawan didinginkan dan di timbang diperoleh massa cawan kosong untuk
sampel nasi merah, beras, tahu dan tempe sebesar 31,2437 g, 35,1801 g,
40,0876 g, 40,9984 g. Sampel yang telah halus dimasukkan ke cawan dan
ditimbang untuk sampel nasi merah, beras, tahu dan tempe berturut-turut
sebesar 32,1080 g, 35,2433 g, 40,0983 g, sebelum dimasukkan kedalam
tanur terlebih dahulu sampel dipanaskan diatas hot plate tujuannya agar
dapat

meminimalkan

asap

atau

jelaga

yang

muncul

pada

saat

pengabuan. Untuk kali ini analisis kadar abu total menggunakan bahan
atau sampel sebagai berikut : nasi merah, beras, tahu dan tempe. Setelah
tercapai pengabuan yang dapat ditunjukkan pada warna yang dihasilkan
sampel setelah diarangkan, pada pengabuan sampel telah menjadi abu
berwarna putih abu-abu. Berat abu yang didapat pada sampel nasi merah,
beras, tahu dan tempe yakni seberat :
0,0632 g .

Selama

proses

0,8578 g ,

pemanasan

awal

0,0107 g ,
sampai

0,0651 g ,

pada

proses

pengabuan telah terjadi penguapan air dan zat-zat yang terdapat pada
sampel, sehingga yang tersisa hanyalah sisa dari hasil pembakaran yang
sempurna yakni abu.
Pada sampel nasi merah, beras, tahu dan tempe didapat kadar abu
sampel berturut-turut yakni sebesar 42,89 %,

0,4280 %, 3,1600 %,

3,2550%. Besarnya kadar abu yang didapat dalam praktikum kali ini,
mungkin disebabkan oleh suhu ruang ataupun adanya pasir dan kotoran
yang terdapat dalam sampel.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulka
bahwa :
-

Berat abu yang didapat pada sampel nasi merah, beras, tahu dan
tempe yakni seberat :

0,8578 g ,

0,0107 g ,

0,0651 g ,

0,0632 g .

Kadar sampel abu yang diperoleh berturut-turut yakni sebesar 42,89


%, 0,4280 %, 3,1600 %, 3,2550%.

DAFTAR PUSTAKA
-

Achmad DS. 2000. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta:
Dian Rakyat.

Apriantono A, Fardian D. 1989. Analisa Pangan. Bogor: Departemen


Pendidikan dan
Kebudayaan, Dirjen Pendidikan Tinggi PAU Pangan dan Gizi
IPB.

Khopkar. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI


Press.Kajal, M. F. I, A.

Sudarmadji, Slamet, H.Bambang, Suhardi. 2003. Analisa Bahan


Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta : Liberty.

Wadud, M. N. Islam, P. K. Sarma. 2012. Evaluation of Some Chemical


Parameters of
Powder Milk Available in Mymensingh Town. J. Bangladesh
Agril. Univ.
10(1): 95100, 2012

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN


SEMESTER GENAP 2016/2017

ANALISIS ABU
Tanggal Praktikum

: Rabu, 24 Februari 2016

Tanggal Pengumpulan : Kamis, 10 Maret 2016


Kelompok 5 (sesi 2)
Ajeng Restiani
Dina Kurniawati
Erzal Syahreza Prasetya
Humaira Virda Ayuni
Intan Ratih Puspita

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

You might also like