You are on page 1of 22

HERNIA

Definisi
Hernia adalah protrusi atau penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi
hernia.1
Hernia di definisikan sebagai suatu penonjolan viskus melalui suatu lubang dalam
dinding kavitas dimana visera tersebut berada. Gambaran penting dari hernia adalah
orifisium hernia dan kantong hernia. Orifisium adalah defek dari lapisan aponeurosis
paling dalam dari abdomen, dan sakus adalah kantung keluar dari peritoneum.2
Epidemiologi
Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat paha, berupa hernia inguinal direk,
indirek, serta hernia femoralis. Hernia insisional 10%, hernia ventralis 10%, hernia
umbilikalis 3% dan hernia lainnya sekitar 3%. 1
Insidens hernia inguinalis pada bayi dan anak antara 1 dan 2%. Kemungkinan
terjadi hernia pada sisi kanan 60%, sisi kiri 20-25%, dan bilateral 15%. Kejadian hernia
bilateral pada anak perempuan dibandingkan laki-laki kira-kira sama (10%), walaupun
frekuensi prosesus vaginalis yang tetap terbuka lebih tinggi pada perempuan.1
Prevalensi yang pasti terjadinya hernia inguinal sangat sulit ditentukan, sekitar
90% laki-laki mendapat terapi hernia inguinalis dan 10% pada perempuan. Sedangkan
hampir 70% hernia femoralis terjadi pada perempuan, bagaimanapun juga perempuan
yang pernah mendapat tindakan pembedahan hernia inguinal hampir 5 kali, memiliki
faktor resiko tinggi terjadi hernia femoralis.3
Etiologi
Hernia dapat terjadi karena anomaly congenital atau didapat. Berbagai factor
penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia di annulus internus yang
cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Selain itu, diperlukan pula
faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar

itu. Faktor yang dapat berperan adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka,
peninggian tekanan intraabdomen, dan kelemahan otot dinding perut karena usia.1
Hernia merupakan penyakit multifaktorial. Adapun faktor-faktor resiko yang
berperan menyebabkan tekanan intraabdomen meninggi secara kronik antara lain batuk
kronik (penyakit paru obstruktif kronis), obesitas, konstipasi, hipertrofi prostat,
kehamilan, riwayat hernia pada keluarga, maneuver valsava, asites, kelainan jaringan ikat
congenital, gangguan sintesis kolagen, riwayat insisi kuadran kanan bawah, aneurisma
arteri, merokok, mengangkat beban berat dan aktivitas fisik berlebih.4
Beberapa factor yang menyebabkan kegagalan fasia transversalis untuk menahan
kantung visceral dalam orifisium miopektineal adalah (1) keadaan berdiri terlalu lama,
(2) defisiensi otot, (3) hancurnya jaringan penyambung akibat merokok, penuaan, atau
penyakit sistemik.2
Pada hernia yang disebabkan oleh kelainan congenital umumnya akibat prosesus
vaginalis yang terbuka secara paten pada bayi.1
Klasifikasi
Bagian-bagian hernia
a. Kantong hernia Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua
hernia memiliki kantong, misalnya hernia insisional, hernia adipose, hernia intertitialis.
b. Isi hernia Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, misalnya
usus,ovarium dan jaringan penyangga usus (omentum).
c. Pintu hernia Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui kantong hernia.
d. Leher hernia Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia.
e. Locus minoris resistance (LMR).1

Gambar

6.

Bagian-bagian dari hernia


Hernia secara umum
Berdasarkan terlihat atau tidaknya:
a. Hernia interna adalah tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui suatu lubang
dalam rongga perut seperti foramen Winslow, resesus retrosaekalis atau defek
dapatan pada mesentrium umpamanya setelah anastomosis usus. Hernia yang
terjadi di dalam tubuh pasien sehingga tidak dapat dilihat dengan mata.
Contohnya hernia diafragmatika, hernia obturatoria dan hernia winslowi.
b. Hernia eksterna yakni hernia yang menonjol keluar melalui dinding perut,
pinggang atau peritoneum. Hernia ini dapat dilihat oleh mata disebabkan benjolan
hernia menonjol keluar secara lengkap. Misalnya hernia inguinalis, hernia
femoralis, hernia epigastrium, hernia umbilikus dan hernia lumbalis.
Berdasarkan terjadinya atau penyebabnya:
a. Hernia bawaan atau congenital
b. Hernia didapat atau akuisita
Berdasarkan sifatnya:
a. Hernia reponibel, yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar ketika
berdiri atau mengedan, dan masuk lagi ketika berbaring atau bila didorong masuk
perut. Selama hernia masih reponibel, tidak ada keluhan nyeri atau gejala
obstruksi usus.

Gambar 7. Hernia reponibel

b. Hernia ireponibel, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat direposisi kembali ke
dalam rongga perut. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong ke
peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia akreta. Masih tidak ada
keluhan nyeri ata sumbatan usus

Gambar 8. Hernia ireponibel


c. Hernia inkarserata: bila isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong
terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut sehingga
menyebabkan gangguan pasase.

Gambar 9. Hernia inkarserata

d. Hernia strangulata: hampir sama dengan hernia inkarserata, bedanya pada hernia
strangulate menyebabkan gangguan vaskularisasi. Bila strangulasi hanya menjepit
sebagian dinding usus. Hernia nya disebut hernia Richter. Ileus obstruksi mungkin
parsial atau total.1

Gambar 10. Hernia Strangulata


Berdasarkan letaknya atau lokasi anatomisnya:
a. Hernia inguinalis: hernia yang timbul di atas lipatan abdominokrural. Hernia
inguinalis dapat langsung (direk) atau tidak langsung (indirek). Hernia inguinalis
indirek disebut juga hernia inguinalis lateralis karena keluar dari rongga
peritoneum melalui annulus inguinalis internus yang terletak lateral dari
pembuluh epigastrika inferior. Hernia inguinalis direk disebut juga hernia
inguinalis medialis, karena menonjol langsung ke depan melalui segitiga
Hesselbach, daerah yang dibatasi oleh ligamentum inguinale dibagian inferior,
pembuluh epigastrika inferior di bagian lateral, dan tepi otot rektus di bagian
medial.1

Gambar 11. Hernia inguinalis (Pre-operatif dan Post-operatif)


b. Hernia femoralis: keluar melalui lacuna vasorum kaudal dari ligamentum
inguinale, medial dari vena femoralis dan lateral tuberkulum pubikum. Pintu
masuk hernia femoralis adalah annulus femoralis, selanjutnya isi hernia masuk ke
dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena femoralis
sepanjang 2 cm dan keluar pada fossa ovalis di lipat paha.

Gambar 12. Letak-letak hernia

Herni jenis lain:


a. Hernia umbilikalis: hernia congenital pada umbilicus yang hanya tertutup
peritoneum dan kulit akibat penutupan yang inkomplet dan tidak adanya fasia
umbilikalis. Hernia ini terdapat pada kira-kira 20% bayi.

b. Hernia paraumbilikalis: hernia melalui suatu celah di garis tengah di tepi cranial
umbilicus, jarang terjadi di tepi kaudal.

c.

Hernia epigastrika: hernia


yang keluar melalui defek dari line alba antara umbilicus dengan prosesus

xifoideus.
d. Hernia ventralis atau hernia insisional (hernia sikatriks): penonjolan peritoneum
melalui bekas luka operasi yang baru maupun lama. Sekitar 10% luka operasi
abdomen menimbulkan hernia insisional.

e. Hernia lumbalis: hernia yang terjadi antara iga XII dan Krista iliaka, yaitu
terdapat dua buah trigonum masing-masing trigonum kostoloumbalis superior dan
trigonum kostolumbalis inferior.
f. Hernia Littre: hernia yang sangat jarang dijumpai, merupakan hernia yang berisi
divertikulum Meckel. Hernia Littre dianggap sebagai hernia sebagian dinding
usus.
g. Hernia Spieghell: hernia ventralis dapatan yang menonjol di linea semilunaris
dengan atau tanpa isinya di line semilunaris dengan atau tanpa isinya melalui fasia
Spieghel. Hernia ini hampir selalu ditemukan lebih tinggi dari letak pembuluh
darah epigastrika inferior.
h. Hernia obturatoria: hernia melalui foramen obturatorium. Hernia ini sering terjadi
pad wanita tua.

Gambar 13. Hernia Obturatoria


i. Hernia perinealis: tonjolan hernia pada perineum melalui otot dan fasia, lewat
defek dasar panggul yang dapat terjadi secara primer pada perempuan multipara,
atau sekunder pascaoperasi perineum.

Gambar 14. Hernia Perineal


j. Hernia pantalon: kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu sisi.
Kedua hernia dipisahkan oleh vasa epigastrika inferior sehingga berbentuk seperti
celana.1

Tabel 1. Tabel perbedaan hernia berdasarkan gambaran klinis


Jenis

Reponib

Nyeri

Obstruksi

Tempak sakit

Toksik

el
Reponibel

akreta
Inkaserasi

Strangulasi

++

++

++

Ireponibel

Patofisiologi
Hernia Inguinalis
Pada orang sehat, ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia
inguinalis, yaitu: (1) kanalis inguinalis yang berjalan miring, (2) struktur otot oblikus

internus abdominis yang menutup annulus inguinalis internus ketika berkontraksi, (3)
fasia transversa kuat yang menutupi trigonum Hesselbach yang umumnya hampir tidak
berotot. Gangguan mekanisme ini menyebabkan terjadinya hernia. Faktor yang dianggap
berperan adalah prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan intraabdomen, dan
kelemahan otot dinding perut karena usia.1
Ketika otot dinding perut berelaksasi, bagian yang membatasi annulus internus
turut kendur. Pada keadaan itu, tekanan intraabdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis
berjalan lebih vertical. Sebaliknyam bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis
inguinalis berjalan lebih mendatar dan annulus inguinalis tertutup sehingga dapat
mencegah masuknya usus atau omentum ke dalam kanalis inguinalis. Kelemahan otot
dinding perut dapat terjadi akibat kerusakan nervus ilioinguinalis dan nervus
iliofemoralis.1
Hernia inguinalis congenital. Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada
fetus. Pada bulan ke 8 dari kehamilan, terjadinya desensus vestikulorum melalui kanal
tersebut. Penurunan testis itu akan menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga
terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonea. Bila bayi
lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak
dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup, karena
testis yang kiri turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan
lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan menutup pada
usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila kanal
terbuka terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis
lateralis kongenital.4
Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi kerana usia lanjut, karena pada
umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ
dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah
menutup. Namun karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada
keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk batuk
kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang barang berat, mengejan. Kanal yang
sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis karena
terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut. Akhirnya

menekan dinding rongga yang telah melemas akibat trauma, hipertropi protat, asites,
kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat terjadi pada semua. 2
Hernia Inguinalis Medialis
Hampir selalu disebabkan oleh peninggian tekanan intraabdomen kronik dan
kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach. Oleh sebab itu, hernia ini umumnya
terjadi bilateral, khususnya pada lelaki tua. Hernia ini jarang, bahkan hampir tidak pernah
mengalami inkarserasi dan strangulasi.1
Hernia Inguinalis Lateralis
Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh
epigastrika inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran,
yaitu annulus dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralis akan tampak
tonjolan berbentuk lonjong. Dapat terjadi secara kongenital atau akuisita.1
Hernia Femoralis
Secara patofisologi, peninggian tekanan intraabdomen akan mendorong lemak
preperitoneal ke dalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka jalan terjadinya
hernia. Faktor penyebab lainnya adalah kehamilan, multipara, obesitas, dan degenerasi
jaringan ikat karena usia lanjut. Hernia femoralis sekunder dapat terjadi sebagai
komplikasi herniorafi pada hernia inguinalis. Hernia femoralis keluar di sebelah bawah
ligamentum inguinale pada fossa ovalis.1
Kanalis femoralis terletak medial dari v.femoralis di dalam lakuna vasorum dorsal
dari ligamentum inguinale, tempat v.safena magna bermuara di dalam v.femoralis.
Foramen ini sempit dan dibatasi oleh pinggir keras dan tajam. Batas kranioventral
dibentuk oleh lig. Inguinale, kaudodorsal oleh pinggir os. Pubis yang terdiri dari lig.
Iliopektineale (lig. Cooper), sebelah lateral oleh (sarung) v.femoralis, dan di sebelah
medial oleh lig. Lakunare Gimbernati. Hernia femoralis keluar melalui lakuna vasorum
kaudal dari lig. Inguinale. Keadaan anatomi ini sering mengakibatkan inkarserasi hernia
femoralis.2
Manifestasi Klinis
Hernia Inguinalis

Gejala dan tanda klinis banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada hernia
reponibel, keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada
waktu berdiri, mengedan, batuk, bersin dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri
jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau paraumbilikal
berupa nyeri visceral karena regangan pada mesentrium sewaktu segmen usus halus
masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual dan muntah baru timbul kalau
terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren. Pada bayi
dan anak, adanya benjolan yang hilang timbul di lipat paha biasanya diketahui orang tua.
Jika hernia mengganggu dan anak atau bayi sering gelisah, banyak menangis, dan kadang
perut kembung, harus dipikirkan kemungkinan hernia strangulate.1

Gambar 15. Hernia inguinal direk dan indirek

Tabel 2. Perbedaan hernia inguinal direk dan indirek


Indirek

Direk

Usia pasien

Usia berapapun, terutama


muda

Lebih tua

Penyebab

Dapat kongenital

Didapat

Bilateral

20 %

50 %

Penonjolan saat batuk

Oblik

Lurus

Muncul saat berdiri

Tidak segera mencapai


ukuran terbesarnya

Mencapai ukuran terbesar


dengan segera

Reduksi saat berbaring

Dapat tidak tereduksi


segera

Tereduksi segera

Penurunan ke skrotum

Sering

Jarang

Oklusi cincin internus

Terkontrol

Tidak terkontrol

Leher kantong

Sempit

Lebar

Strangulasi

Tidak jarang

Tidak biasa

Hubungan dengan
pembuluh darah epigastric
inferior

Lateral

Medial

Tabel 3. Perbedaan hernia inguinal lateral dan medial


Hernia inguinalis lateralis

Hernia inguinalis medialis

Disebut juga hernia indirect

Disebut juga hernia direct

Lateral vasa epigastrika inferior

Medial vasa epigastrika inferior

Bentuk lonjong

Bentuk bulat

Finger test (+) massa teraba di ujung jari

Finger test (+) massa teraba di sisi jari

Melalui canalis inguinalis

Tidak melalui canalis inguinalis

Biasa karena proc. vaginalis yang terbuka

Biasa karena adanya lokus minoris resistant

Hernia femoralis
Umumnya dijumpai pada perempuan tua. Insidensnya pada perempuan kira-kira 4
kali lelaki. Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha yang muncul terutama pada
waktu melakukan kegiatan menaikkan tekanan intraabdomen, seperti mengangkat barang
atau batuk, dotemukan distal dari ligamentum inguinal. Benjolan ini hilang pada waktu
berbaring.1
Diagnosis
PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi 4,5
a. Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri,
batuk, bersin atau mengedan dan mneghilang setelah berbaring.
b. Hernia inguinal
- Lateralis : muncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral ke
medial, tonjolan berbentuk lonjong.
- Medialis : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.
c. Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum inguinal
Palpasi 1,2,4,5
- Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekan lalu pasien
disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial maka dapat
diasumsikan bahwa itu hernia inguinalis medialis.
- Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum (AIM) ditekan lalu
pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral titik yang kita tekan maka
dapat diasumsikan sebagai nernia inguinalis lateralis.
- Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalis inguinalis)
ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateralnya berarti
hernia inguinalis lateralis jika di medialnya hernia inguinalis medialis.
- Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada
funikulus spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera, tanda ini disebut
sarung tanda sarung tangan sutera. Kantong hernia yang berisi mungkin teraba
usus, omentum (seperti karet), atau ovarium. Dalam hal hernia dapat direposisi
pada waktu jari masih berada dalam annulus eksternus, pasien mulai mengedan
kalau hernia menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis dan kalau
samping jari yang menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis. Lipat paha
dibawah ligamentum inguina dan lateral tuberkulum pubikum.
- Hernia femoralis : benjolan lunak di benjolan dibawah ligamentum inguinal
- Hernia inkarserata : nyeri tekan.
Perkusi 1,2
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan
herniastrangulata.
Auskultasi 1,2,4
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang mengalami
obstruksi usus (hernia inkarserata).

- Colok dubur
Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda Howship romberg (hernia
obtutaratoria).
- Tanda tanda vital : temperatur meningkat, pernapasan meningkat, nadi meningkat,
tekanan darah meningkat.
Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen test dan Tumb test.
Cara pemeriksaannya sebagai berikut
Pemeriksaan Finger Test :
1.

Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.

2.

Dimasukkan lewat skrortum melalui


anulus eksternus ke kanal inguinal.

3.

Penderita disuruh batuk:

Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis


Lateralis.
Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis Medialis.

Pemeriksaan Ziemen Test :


1.

Posisi

berbaring,

bila

ada

benjolan

masukkan dulu (biasanya oleh penderita).


2.

Hernia kanan diperiksa dengan tangan

kanan.
3.

Penderita disuruh batuk bila rangsangan

pada :

jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.

jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.

jari ke 4 : Hernia Femoralis.


Pemeriksaan Thumb Test :

Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita


disuruh mengejan

Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis


medialis.

Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis


Lateralis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Hasil laboratorium
- Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan Ultrasound pada daerah inguinal dengan pasien dalam posisi supine dan
posisi berdiri dengan manuver valsafa dilaporkan memiliki sensitifitas dan spesifisitas
diagnosis mendekati 90%. Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna untuk membedakan
hernia incarserata dari suatu nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu
massa yang teraba di inguinal. Pada pasien yang sangat jarang dengan nyeri inguinal
tetapi tak ada bukti fisik atau sonografi yang menunjukkan hernia inguinalis.
CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi pelvis untuk mencari adanya hernia
obturator.

Diagnosis Banding
a. Hidrocele
Pasien diminta mengejan bila benjolan adalah hernia maka akan membesar, bila
hidrocele benjolan tetap tidak berubah. Bila benjolan terdapat pada skrotum, maka
dilakukan pada satu sisi, sedangkan disisi yang berlawanan diperiksa melalui
diapanascopy. Bila tampak bening berarti hidrocele (diaphanoscopy +).
b. Kriptokismus
Testis tidak turun sampai ke skrotum tetapi kemungkinannya hanya sampai kanalis
inguinalis.
c. Limfadenopati/limfadenitis inguinalis
Perhatikan infeksi pada kaki sesisi. Varises vena saphena magna didaerah lipat paha.
Pada perkusi jika isinya gas pada usus akan terdengar bunyi timpani.

Tatalaksana
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakian
penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.
Reposisi tidak dilakukan pada hernia strangulata kecuali pada anak-anak. Reposisi
dilakukan secara bimanual dimana tangan kiri memegang isi hernia dengan membentuk
corong dan tangan kanan mendorong isi hernia ke arah cincin hernia dengan sedikit
tekanan perlahan yang tetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak inkaserasi sering
terjadi pada umur kurang dari dua tahun. Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya
gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi dibanding orang dewasa. Hal ini disebabkan
oleh karena cincin hernia pada anak-anak masih elastis 7 dibanding dewasa. Reposisi
dilakukan dengan cara menidurkan anak dengan pemberian sedativ dan kompres es di
atas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil maka anak akan dipersiapkan untuk operasi
berikutnya. Jika reposisi tidak berhasil dalam waktu enam jam maka harus dilakukan
operasi sesegera mungkin.
Pemakaian bantalan atau penyangga hanya bertujuan agar menahan hernia yang
sudah direposisi dan tidak pernah menyembuh dan harus dipakai seumur hidup. Cara ini
mempunyai komplikasi antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding perut di daerah
yang ditekan sedangkan strangulasi tentang mengacam. Pada anak-anak cara ini dapat
menimbulkan atrofi testis karena tekanan pada tali sperma yang mengandung pembuluh
darah testis.
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang
rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip pengobatan
hernia adalah herniotomi dan hernioplasti.
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya,
kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan, kemudian direposisi,
Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
Pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplastik dalam mencegah residif
dibandingkan dengan herniotomi. Dikenalnya berbagai metode hernioplastik seperti
memperkecil anulus inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan
memperkuat fasia tranversa, dan menjahitkan pertemuan m. tranversus abdominis

internus dan m. internus abdominis yang dikenal dengan cojoint tendon ke ligamentum
inguinal poupart menurut metode basinni atau menjahit fasia tranversa, m.tranversa
abdominis, m.oblikus internus ke ligamentum cooper pada Mc Vay.
Teknik herniorafi yang dilakukan oleh basinni adalah setelah diseksi kanalis
inguinalis, dilakukan rekontruksi lipat paha dengan cara mengaproksimasi muskulus
oblikus internus, muskulus tranversus abdominis dan fasia tranversalis dengan traktus
iliopubik dan ligamentum inguinale, teknik ini dapat digunakan pada hernia direk
maupun hernia inderek.
Kelemahan teknik Basinni dan teknik lain yang berupa variasi teknik herniotomi
Bassini adalah terdapatnya regangan berlebihan dari otot yang dijahit. Untuk mengatasi
masalah ini pada tahun delapan puluhan dipopulerkan pendekatan operasi bebas
regangan. Pada teknik itu digunakan protesis mesh untuk memperkuat 8 fasia tranversalis
yang membentuk dasar kanalis inguinalis tanpa menjahit dasar otototot ke inguinal.
Berdasarkan pendekatan operasi, banyak teknik herniorafi dapat dikelompokkan
menjadi 4 kategori. Pada herniorafi mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen
dan menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transverses internus dan
m.obliquus internus abdominis ke ligament inguinal.
1. Open anterior repair
Kelompok 1 operasi hernia (teknik bassini, mcvay dan shouldice)
melibatkan pembukaan aponeurosis m.obliquus abdominis eksternus dan membuka
funikulus spermaticus. Fascia transversalis kemudian dibuka, dilakukan inspeksi
kanalis spinalis, celah direct dan indirect. Kantung hernia biasanya diligasi dan
dasar kanalis spinalis di rekonstruksi.

Gambar 16. Teknik Bassini

Gambar 17. Teknik Shouldice

2. Open posterior repair


Posterior repair (iliopubic tract repair and teknik Nyhus) dilakukan dengan
membelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin luar dan masuk ke
properitoneal space. Diseksi kemudian diperdalam kesemua bagian kanalis
inguinalis. Perbedaan utama antara teknik ini dan teknik open anterior repair adalah
rekonstruksi dilakukan dari bagian dalam. Posterior repair sering digunakan pada
hernia dengan kekambuhan karena menghindari jaringan parut dari operasi
sebelumnya. Operasi ini biasanya dilakukan dengan anestesi regional atau anestesi
umum.
3. Tension free repair with mesh
Kelompok 3 operasi hernia (teknik Lichtenstein dan rutkow) menggunakan
pendekatan awal yang sama dengan teknik open anterior. Akan tetapi tidak
menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek, tetapi menempatkan sebuah
prosthesis, mesh yang tidak diserap. Mesh ini dapat memperbaiki defek hernia
tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan di sekitar fascia. Hasil yang baik
diperoleh dengan teknik ini dan angka kekambuhan dilaporkan kurang dari 1%.

Gambar 18. Teknik Lichtenstein

4. Laparoscopic
Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic hernioraphy dilakukan menggunakan
salah

satu

pendekatan

transabdominal

preperitoneal

(TAPP)

atau

total

extraperitoneal (TEP). Pendekatan TAPP dilakukan dengan melakukan trocar


laparoscopic dalam cavum abdomen dan memperbaiki region inguinal dari dalam.
Ini memungkinkan mesh diletakkan dan kemudian ditutupi dengan peritoneum.
Sedangkan pendekatan TEP adalah prosedur laparoskopi langsung yang
mengharuskan masuk ke cavum peritoneal untuk diseksi. Konsekuensinya, usus
atau pembuluh darah bisa cedera saat operasi.
Komplikasi
Komplikasi hernia tergatung kepada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi
hernia dapat bertahan dalam kantong hernia pada hernia ireponibel, ini dapat terjadi kalau
isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri dari omentum, organ ekstraperitoneal, disini tidak

ada keluhan kecuali ada benjolan. Dapat pula isi hernia terjepit oleh cincin hernia yang
akan menimbulkan hernia strangulata. Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan
perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem
organ atau struktur didalam hernia dan terjadi transudasi kedalam kantong hernia.
Timbulnya udem akan menambah jepitan pada cincin hernia sehingga perfusi jaringan
makin terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan terisi transudat
yang bersifat serosanguinis. Kalau isi hernia terdiri dari usus maka akan terjadi perforasi
yang akhirnya akan menimbulkan abses lokal, fistel dan peritonitis jika ada hubungan
dengan rongga perut.

Gambar

19.

Komplikasi hernia
Gambaran
klinis

pada hernia inkaserata

yang

yang

mengandung

usus

dimulai

dengan

gambaran obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam
basah. Bila terjadi strangulasi akan menyebabkan gangguan vaskularisasi dan akan
terjadilah ganggern. Hernia strangulata adalah keadaan emergensi yang perlu tindakan
operatif secepatnya.

You might also like