You are on page 1of 10

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Berbagai pertanyaan timbul ketika seseorang mengalami penyakit.

Bagaimana penyakit ini nanti akan mempengaruhi saya? Apakah ini berbahaya?
Apa penyakit ini menyebabkan kematian? Dan sebagainya. Kebanyakan pasien
dan keluarganya ingin tahu apa yang bisa terjadi, bahkan dalam situasi dimana
hal-hal mengenai penyakit tersebut masih belum jelas.
Baik dokter maupun pasien pasti ingin mengetahui bagaimana perjalanan
dari penyakit tersebut. Namun mereka ingin tahu lebih dan sebisa mungkin
memusatkan penyakit ini ke dalam situasi tertentu, misalnya ingin mengetahui
penyakit yang dideritanya sudah masuk ke fase apa dan sebagainya.
Prognosis adalah prediksi dari perjalanan penyakit sejak onsetnya, dan
inilah yang menjadi alat bagi seorang dokter untuk mengetahui dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan tadi.
1.2.

Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan

dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Departemen Ilmu


Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara serta
untuk lebih memahami epidemiologi klinis khususnya mengenai prognosis.
1.3.

Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan

pembaca khususnya dalam bidang medis dan masyarakat umum agar dapat
memahami epidemiologi klinik lebih dalam khususnya mengenai prognosis.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Prognosis


Prognosis dapat didefinisikan sebagai prediksi dari perjalanan penyakit atau
hasil akhir dari suatu penyakit, pada suatu pasien. Prognosis berasal dari kata
bahasa Yunani, yaitu yang berarti "sebelumnya" dan yang berarti
pengetahuan.2
Prognosis bisa dinyatakan sebagai perjalanan klinis (clinical course) dan
sebagai riwayat alami penyakit (natural history of disease). Clinical course
mendeskripsikan perubahan (prognosis) dari penyakit yang terjadi dalam
pengobatan medis dan diterapi dengan berbagai cara yang dapat mempengaruhi
kejadian selanjutnya. Pasien biasanya mendapat penatalaksanaan medis apabila
disertai gejala seperti nyeri, gagal tumbuh, perubahan tingkah laku, dan lain-lain.
Contohnya pada kasus Diabetes Mellitus tipe 1, karsinoma paru dan rabies. Saat
penyakitnya diketahui, biasanya akan dilakukan terapi. Prognosis penyakit tanpa
intervensi medis disebut natural history of disease, menjelaskan apa yang terjadi
pada pasien jika tidak dilakukan sesuatu terhadap penyakitnya. Banyak orang
dengan kondisi medis tertentu tidak datang berobat sehingga tidak diketahui.
Mungkin dikarenakan penyakit tersebut tidak menimbulkan gejala ataupun
gejalanya hanya dianggap sebagai keluhan biasa dalam aktivitas sehari-hari
sehingga pasien tidak berobat.1
2.2. Studi Prognosis
Studi dari prognosis mirip dengan studi resiko cohort. Pasien yang memiliki
hal yang mirip (seperti penyakit tertentu) dikumpulkan dan dilihat hasil klinisnya.
Kondisi yang berhubungan dengan hasil akhir dari penyakit ini disebut dengan
faktor prognosis. Faktor prognosis ini sejalan dengan faktor resiko namun
berbeda. Observasi dilakukan pada satu titik waktu yang spesifik dalam perjalanan
penyakit ini, yang termasuk follow-up pada pasien dalam jangka waktu tertentu
dan perhitungan hasil akhir yang relevan.
Titik waktu yang spesifik ini disebut zero time. Titik ini harus spesifik dan
sama jelasnya pada setiap penyakit (seperti onset, waktu diagnosis, atau awal
terapi) masing-masing pasien. Istilah inception cohort digunakan untuk

mendeskripsikan sekelompok pasien yang dikumpulkan berdasarkan onset


penyakit yang dekat. Perbedaan dari zero time bisa menghasilkan prognosis yang
berbeda pula, bahkan di antara pasien dengan jalur penyakit yang sama.1
2.3. Perbedaan Faktor Prognosis dan Faktor Resiko
Ada beberapa hal yang membedakan antara faktor prognosis dan faktor
resiko yaitu:1
1. Pasien
Studi dari faktor resiko umumnya berhubungan dengan orang yang sehat,
sedangkan faktor prognosis berhubungan dengan orang yang sakit.
2. Hasil akhir
Resiko dan prognosis menggambarkan fenomena yang berbeda. Pada resiko,
kejadian yang dihitung adalah onset dari penyakit. Pada prognosis, berbagai
akibat dari penyakit diperhitungkan, termasuk kematian, komplikasi,
kecacatan dan penderitaan.
3. Rasio
Faktor resiko secara umum memprediksi kejadian yang probabilitasnya kecil,
biasanya berkisar antara 1/100 sampai 1/10.000. Sedangkan prognosis
mendeskripsikan kejadian yang sering terjadi. Seringkali klinisi dapat
mengestimasi sendiri berdasarkan pengalaman pribadinya. Contohnya mereka
tahu sedikit pasien dengan kanker paru atau kanker pankreas yang bertahan
sampai 5 tahun, sementara kebanyakan pasien dengan leukemia limfositik
kronik bertahan lebih lama.

Gambar 2.1. Perbedaan antara faktor resiko dan faktor prognosis pada infark
miokard akut.1
2.4. Pendekatan Prognosis
Setidaknya terdapat 3 jenis pendekatan prognosis, yaitu:2
1. Mendasarkan prognosis melalui pengetahuan secara

mekanis

dan

patofisiologis. Pendekatan yang sesuai dengan pengalaman pendidikan dari


kebanyakan dokter. Ini berguna untuk membuat prognosis, namun kurang
efektif bagi dokter untuk membedakan antara yang memiliki resiko tinggi
dengan resiko rendah. Ini dikarenakan adanya berbagai faktor biologis dan
proses yang berbeda-beda di antara subjek.
2. Pengalaman klinis sering digunakan sebagai sumber dari membuat prognosis.
Namun observasi dari hal ini tidak selalu benar.
3. Berdasarkan penelitian, dengan menggunakan model atau skor resiko.
2.5. Deskripsi Prognosis
Untuk mempermudah sebaiknya suatu kejadian dari suatu penyakit
dirangkumkan dalam satu rasio, yaitu proporsi orang yang mengalami suatu
kejadian. Rasio yang umum digunakan untuk menyatakan hal ini ditunjukkan
pada Gambar 2.2. Rasio ini memiliki komponen dasar yang sama yaitu kejadian
yang terjadi pada suatu kelompok pasien selang beberapa waktu.1

Gambar 2.2. Rasio yang umum digunakan untuk mendeskripsikan


prognosis1

Gambar 2.3. Rasio 5 years survival: 4 kondisi dengan 5 years survival


yang sama1
2.6. Analisis Kelangsungan Hidup (Survival)
Saat menginterpretasikan prognosis, perlu diketahui rata-rata kapan
kemungkinan pasien dengan kondisi tertentu akan mengalami suatu akibat pada
suatu titik waktu tertentu. Prognosis yang dinyatakan sebagai rasio akhir tidak
mempunyai informasi ini. Namun, terdapat metode untuk menyajikan informasi

mengenai rata-rata waktu untuk setiap kejadian setiap saat dalam perjalanan
penyakit.1
Cara paling sederhana untuk menganalisis survival adalah studi kohort
dengan mengumpulkan pasien dengan kondisi tertentu pada saat yang sama dalam
perjalanan penyakit mereka (seperti awal munculnya gejala, diagnosis, atau awal
pengobatan) dan mengobservasi mereka hingga semua mengalami hasil yang
diinginkan. Pada penelitian kohort yang jumlahnya sedikit, grafik akan
menunjukkan seperti gambar 2.4. Grafik survival terhadap waktu akan
mununjukkan gambaran seperti anak tangga, yang disebabkan kematian setiap
pasien. Jika jumlah pasien bertambah, maka gambaran anak tangga akan
berkurang. Jika jumlah pasien banyak, maka gambarannya grafiknya akan
menjadi semakin lembut. Informasi ini dapat digunakan untuk memprediksi
prognosis dari tahun ke tahun, bahkan minggu ke minggu pada pasien yang
mirip.1

Gambar 2.4 Survival pada dua studi kohort, yaitu kelompok besar dan
kecil yang diobservasi pada follow up penuh1
2.7. Bias
Dalam studi kohort, baik mengenai resiko ataupun prognosi, dapat terjadi
bias di antara grup seperti tampaknya perbedaan yang sebenarnya tidak ada. Bias
lebih mudah diketahui ketika seseorang tahu di mana bias biasa terjadi dalam
sebuah penelitian. Contoh lokasi terjadinya bias pada penelitian kohort yang
sering terjadi ditunjukkan gambar 2.5.1

Gambar 2.5. Lokasi bias pada studi kohort.1


1. Bias Kerentanan (Susceptibility Bias)1
Merupakan suatu bentuk bias dalam pemilihan. Bias ini terjadi ketika
kelompok pasien yang dikumpulkan untuk penelitian berbeda dalam variabel
selain faktor-faktor yang diteliti. Faktor-faktor luar yang bukan merupakan
faktor yang diteliti ini dapat mempengaruhi hasil penelitian. Istilah lain disebut
juga assembly bias. Kelompok yang dibandingkan ini tidak memiliki
kerentanan yang sama dengan hasil akibat faktor lain selain yang berhubungan
dengan penelitian. Susceptibility bias dalam studi prognosis dapat terjadi
karena adanya satu atau lebih dari perbedaan termasuk lamanya penyakit,
adanya penyakit lain, waktu dari perjalan penyakit, dan terapi sebelumya.
2. Bias Migrasi (Migration Bias)1
Salah satu bentuk bias yang dapat terjadi ketika pasien pada suatu kelompok
meninggalkan kelompok tersebut, drop out dari suatu penelitian atau pindah ke
dalam kelompok penelitian lain. Jika perubahan ini terjadi pada skala yang
besar, maka dapat mempengaruhi validitas dari kesimpulan.
3. Bias Pengukuran (Measurement Bias)1
Dapat terjadi bila pasien dalam suatu kelompok memiliki kemungkinan
outcome yang lebih besar untuk dideteksi dibandingkan kelompok lain.
Measurement bias dapat diminimalisasi dengan tiga cara. Memastikan orang
yang mengobservasi tidak mengetahui kelompok dari setiap pasien, membuat
aturan yang teliti untuk menentukan apakah muncul outcome dan berusaha
untuk menemukan kejadian-kejadian pada seluruh kelompok penelitian secara
seimbang.
2.8. Mengontrol dan Mengurangi Bias

Ada beberapa cara untuk mengontrol perbedaan antara grup sampel.


Mengontrol merupakan istilah luas untuk suatu cara yang dilakukan untuk
menghilangkan variabel luar ketika memeriksa efek independen dari satu variabel.
Berbagai cara tersebut bisa dilihat di Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Metode untuk mengontrol bias1


Metode

Deskripsi
Menetapkan pasien dalam grup sesuai
dengan cara memberikan tiap pasien
Randomisasi
kesempatan yang sama untuk masuk
dalam grup yang satu dengan yang lain
Membatasi ruang lingkup karakteristik
Restriksi
pasien dalam studi
Untuk tiap pasien dalam satu grup, pilih
satu atau lebih pasien dengan karakteristik
Mencocokkan
yang sama (kecuali satu yang sedang
dalam studi) untuk menjadi grup
pembanding
Bandingkan rasio dalam strata dengan
Stratifikasi
kemungkinan yang mirip dengan hasil
Hitung secara kasar rasio dari satu atau
Penyesuaian
lebih karakteristik sehingga strata atau
sederhana
resiko yang mirip seimbang
Sesuaikan perbedaan dalam jumlah faktor
yang besar yang berhubungan dengan
Multivariabel
hasil,
menggunakan
teknik
model
matematis tertentu
Jelaskan seberapa besar perbedaan hasil di
Keadaan terbaik /
bawah kemungkinan bias yang paling
Keadaan terburuk
ekstrim (atau paling tidak memungkinkan)

Fase Studi
Desain
Analisis
+

+
+

BAB 3
KESIMPULAN
Prognosis dapat didefinisikan sebagai prediksi dari perjalanan penyakit atau
hasil akhir dari suatu penyakit, pada suatu pasien. Prognosis bisa dinyatakan
sebagai perjalanan klinis (clinical course) dan sebagai riwayat alami penyakit
(natural history of disease). Clinical course mendeskripsikan perubahan
(prognosis) dari penyakit yang terjadi dalam pengobatan medis dan diterapi
dengan berbagai cara yang dapat mempengaruhi kejadian selanjutnya (subsequent
course). Natural history of disease menjelaskan apa yang terjadi pada pasien jika
tidak dilakukan sesuatu terhadap penyakitnya.
Studi dari prognosis mirip dengan studi resiko cohort. Pasien yang memiliki
hal yang mirip (seperti penyakit tertentu) dikumpulkan dan dilihat hasil klinisnya.
Kondisi yang berhubungan dengan hasil akhir dari penyakit ini disebut dengan
faktor prognosis. Observasi dilakukan pada satu titik waktu yang spesifik dalam
perjalanan penyakit ini, yang termasuk follow-up pada pasien dalam jangka waktu
tertentu dan perhitungan hasil akhir yang relevan. Titik waktu yang spesifik ini
disebut zero time.
Dalam studi kohort, baik mengenai resiko ataupun prognosi, dapat terjadi
bias di antara grup seperti tampaknya perbedaan yang sebenarnya tidak ada. Bias
lebih mudah diketahui ketika seseorang tahu di mana bias biasa terjadi dalam
sebuah penelitian.

10

DAFTAR PUSTAKA
1. Fletcher RW, Wagner EH. Clinical Epidemiology : The Essentials. 4rd ed.
Baltimore : Williams & Wilkins ; 2005.
2. Diederick EG, Arno, WH. Clinical Epidemiology : Principles, Methods, and
Applications for Clinical Research. 2nd ed. Burlington : Jones & Bartlett
Learning ; 2015.

You might also like