Professional Documents
Culture Documents
Lecture
Cardiology i
(Daftar Isi)
DAFTAR ISI
Anatomi ............................................................................................................ 1
Histologi ......................................................................................................... 16
Hemodinamika ................................................................................................. 21
FARMAKOLOGI
Obat Kardiovaskuler ................................................................................... 68
Diuretik ....................................................................................................... 83
ANATOMI
“THORAX ET SITUS VISCERUM THORACIS”
Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr, PAK, MARS
ARTICULATIO DI THORAX
o Articulatio costovertebralis:
a. artico capituli costae
b. artico costotransversarium
o (di costa): a. artico costochondralis
b. artico interchondralis
o Articulatio sternocostalis
o (di sternum): a. artico manubriosternalis
b. artico xiphisternalis
o (di veterbrae thoracicae): a. discus intervertebralis:
- annulus fibrosus (perifer)
- nucleus pulposus (sentral)
b. artico antar proc.articis sup/inf.
OTOT DINDING THORAX
Lamina externa: - m.intercostalis externus inspirasi
- m.levator costarum
Lamina medialis: - m.intercostalis internus expirasi
Lamina interna: - m.intercostalis imus
- m.subcostalis
- m.transversus thoracis
Diaphragma: - Centrum tendineum
- Pars muscularis:
. pars sternalis
. pars costalis inspirasi
. pars lumbalis
- arcus lumbocostalis medialis
- arcus lumbocostalis lateralis
- crus dextrum et sinistrum
DIAPHRAGMA n.phrenicus
Pars muscularis: 1. Hiatus oesophageus: - oesophagus
- n.vagus
2. Hiatus aorticus: - aorta abdominalis
- ductus thoracicus
3. Spatium sternocostale:
- a/v.epigastrica superior
- pars sternalis
- pars costalis
- pars lumbalis
OTOT-OTOT RESPIRASI
INSPIRASI EXPIRASI
REGULER: REGULER:
- m.intercostalis externus - m.intercostalis internus
- m.intercartilaginosa (bag.cranial) - gerak pasif & gravitasi &
- pars muscularis dipahragma - elastisitas pulmo/c.costae
AUXILLAR: AUXILLAR:
- m.scalenus - m.subcostalis
- m.serratus posterior sup.or - m.transversus thoracis
- m.levator costarum - m.serratus post.or inferi.or
- m.serratus anterior - m.obliquus int./ext.abdo.is
- m.latissimus dorsi - m.transversus abdominis
- m.sternocleidomastoideus - m.rectus abdominis
- m.pectoralis major/minor
OESOPHAGUS Pharynx
Pars cervicalis angustia superior (VC6)
Pars thoracalis angustia media (VTh4-5)
Pars abdominalis angustia inferior (VTh10)
Vascularisasi: - a.thyreoidea superior/inferior
- aa.bronchiales
- rr.oesophagei
- a.phrenica
- a.gastrica sinistra
Innervasi:
- ser.sensoris
- ser.saraf autonom: = sympathis ……Truncus sympathicus
= parasympathis ……..N.vagus
- special visceral efferens (motoris)
TRACHEA BRONCHI
Pars cervicalis (VC6) Larynx
Pars thoracalis VTh4-5 Bronchus primarius
Bronchus primarus (principalis)
Bronchus secundus (lobaris)
Bronchus tertius (segmentalis)
Bronchiolus === cartilago tidak ada, otot ada
Bronchiolus respiratorius
Ductus alveolaris
Alveolus === cartilago & otot tidak ada
Vascularisasi: Innervasi: Nodus lymphaticus:
- a.thyreoidea sup/inf. - ser.sensoris nl.pulmonalis
- a.bronchialis - ser.autonom: nl.bronchopulmonalis
- a.thoracica interna sympathis nl.tracheobronchialis inf.
parasympathis nl.tracheobronchialis sup.
truncus bronchomediastinalis
PULMO: - apex
- facies costalis
- facies diaphragmatica
- facies medialis dng pars mediastinalis & pars vertebralis
- margo anterior incisura cardiaca bronchus
- margo inferior Hilus pulmonis a/v.bronchialis
- margo posterior Radix pulmonis a/v.pulmonalis
nl.& pl.nervosus
MEDIASTINUM
Rongga dlm cavitas thoracis yg terletak antara dua pulmo
“interpleural space”
Mediastinum superius: - oesophagus
- trachea
Mediastinum - thymus
- vasa drh yg berhub.an dng cor
Mediastinum inferius:
Posterius Medius Anterius
- Oesophagus - cor dng pericardium - thymus
- Aorta - aorta ascendens
Cavitas
pericardiac sinus obliquus
a
Lamina visceralis (epicardium)
VASA DARAH: INNERVASI:
- a.pericardiacophrenica n.phrenicus:
- a.bronchialis - sensoris
- aa.oesophagei - vasomotoris
- a.phrenica inferior
- a.coronaria ( epicardium)
COR:
Organ vaskuler di cavitas thoracis antara dua pulmo
Morphologi:
- basis
Sinistrum for.ovale
Septum
COR atrioventriculare
Dexter
VENTRICULUS Septum interventriculare
Sinister
Septum atrioventriculare
SUARA JANTUNG
SUARA JANTUNG I:
- akibat penutupan valva atrioventricularis dextra et sinistra
- terjadi saat ventriculus systole
- dikenal ada suara M1,2 dan suara T1,2
SUARA JANTUNG II:
- akibat penutupan valva semilunaris pulmonalis et aortae
- terjadi saat ventriculus diastole
Aorta descendens
Aa.ulbilicales
VASA DARAH DI THORAX
• Conus arteriosus truncus pulmonalis: - a.pulmonalis dexter
- a.pulmonalis sinister
• V.pulmonalis
• Aorta: - aorta ascendens: ….. aa.coronariae
truncus brachiocephalicus
- arcus aortae a.carotis communis sinistra
a.subclavia sinistra
r.parietalis : - aa.intercostales 3-11
- aorta thoracalis - a.subcostalis
r.visceralis: - rr.bronchiales/rr.pericardii
- rr.oesophagei/rr.mediastinales
• V.brachiocephalicus D/S v.cava superior AD
• V.cava superior/inferior
- plexus pulmonalis
NERVI DI THORAX
Nn.thoracici: - rr.dorsales
- rr.ventrales n.intercostalis
n.thoraco-abdominalis
N.phrenicus diaphragma
N.vagus
ser.preganglioner gln.terminale ser.postganglioner
- r.cardiacus superior, medius, inferior
- n.laryngeus recurrens
Truncus sympathicus:
- nn.cardiaci thoracici
- n.cardiacus superior, medius, inferior
KULIAH HISTOLOGI
Oleh:
dr. E. Listyaningsih S., M.Kes
Bag. Histologi FK UNS
Sistem sirkulasi darah di tubuh terdiri dari sirkulasi darah dan sirkulasi limfe.
Sirkulasi darah jantung dan pembuluh darah. Nah, pembuluh darah itu ada arteri, vena, dan kapiler.
Pinositik vesicle: vesicle yg terjadi dari caveole, yg terkesan dpt lepas dari permukaan membran krn
penyempitan dari luar caveole dan bergerak masuk dlm sitoplasma
Hubungan erat antara sel endothel berupa tight junction (zonula occludens)
Kapiler darah
- Dinding paling sederhana
- Dibentuk selapis sel endothel
- ǿ ± 7 – 9 mikron
- Kapiler-kapiler darah membentuk anyaman-anyaman menghubungkan arteri-vena.
JANTUNG
A. Dinding jantung
- Endokardium
- Miokardium
- Epikardium
B. Rangka jantung
- Trigonum fibrosum
- Annulus fibrosusm
- Septum membranaceum
C. Katub-katub jantung
- Valvula atrioventricularis
- Valvula semilunaris
D. Muskulus papilaris
E. Chorda tendinae
ENDOKARDIUM
• Lapisan tipis mengkilat di seluruh permukaan dalam jantung.
• Bangunan dalam endokardium:
- Muskuli papilaris
- Korda tendinea
- Katub-katub
Struktur histologis endokardium:
lap. Dalam:
- endothel oval/ poligonal, inti bulat/ oval.
- subendothelium tipis ta.: serbt kolagen + elastis, fibroblas.
lap. Tengah: (lap. elastomuskuler)
- jar. Tertebal ta.: jp. Padat, serb. Elastis, mengandung otot polos.
lap. Subendokardium:
- jp. Longgar yg menghub. Endokardium dng miokardium endomisium dari miokardium.
MIOKARDIUM
Ta.: - OTOT-OTOT JANTUNG.
- JP. INTERSTISIIL, tu. SERB.
RETIKULER.
ANNULUS FIBROSUS:
≈ CINCIN YG MENGELILINGI OSTEUM ATRIOVENTRIKULARIS.
TERSUSUN OLEH JP. KOLAGEN.
MEMISAHKAN OTOT ATRIUM DNG OTOT VENTRIKEL.
EPIKARDIUM
≈LAMINA VICERALIS DARI CAVUM PERI CARDII, BERUPA: JAR. PENGIKAT MENGD. ANYAMAN:
- SERBT. ELASTIS.
- SERBT. KOLAGEN.
- FIBROBLAS.
- FIXED MAKROFAG VASA DARAH
- VASA LIMFATIKA.
DILAPISI SATU/ SELAPIS SEL MESOTHELIUM PD PERMUKAAN BEBASNYA.
Hemodinamika adalah proses yang menggambarkan faktor-faktor fisik yang mempengaruhi pergerakan
cairan dalam tubuh (darah), yaitu tekanan, aliran, dan tahanan atau resistensi.
Aliran Darah
Setiap segmen pembuluh darah memiliki luas penampang yang berbeda. Luas penampang paling besar dimiliki
oleh pembuluh kapiler, sedang luas penampang paling besar dimiliki oleh aorta. Berdasarkan persamaan debit
:
𝑄 = 𝐴𝑉
Dengan A = luas penampang dan V = keceparan aliran, dapat diketahui bahwa kecepatan berbanding terbalik
dengan luas penampang, sehingga dapat disimpulkan kecepatan aliran darah di kapiler paling kecil, sedangkan
di aorta kecepatan alirannya paling besar.
dimana Q adalah jumlah aliran darah, ΔP adalah perbedaan tekanan di dua titik dan R adalah resistensi
vaskuler.
Berdasarkan arah alirannya, aliran darah dibagi menjadi dua, yaitu aliran laminer dan aliran turbulen,
1. Aliran Laminer
Gerakan streamline, semakin dekat dengan dinding vaskuler,
kecepatannya semakin lambat karena gaya geseknya semakin
tinggi. Oleh sebab itu, aliran pada bagian tengah merupakan aliran
yang paling cepat. Arah aliran horizontal, dengan kecepatan seperti
kurva parabola.
22
Cardiology
(Hemodinamika – Sri Wulandari, dr., M.Sc)
2. Aliran Turbulen
Aliran dengan resistensi tinggi karena alirannya tidak teratur,
banyak sel darah balik. Penyebabnya antara lain karena
kecepatan sangat ringgi, ada obstruksi atau sumbatan yang
menyebabkan aliran darah balik, belokan tajam, atau karena
permukaan dinding vaskuler yang kasar.
Reynold’s Number
𝑣𝑑𝜌
𝑅𝑒 =
𝜂
Dengan v = kecepatan, d = diameter, 𝜌 = massa jenis, dan 𝜂 = viskositas, menunjukkan derajat perubahan
aliran laminer menjadi aliran turbulen. Aliran turbulen mulai terbentuk saat angka reyonold mencapai 400-
500, namun aliran seperti ini masih dapat kembali menjadi aliran laminer. Angka reynold > 2000
menunjukkan aliran turbulen menetap.
Poiseuille’s Law
𝜋𝑟 4 (𝑃1 −𝑃2 )
Dinyatakan sebagai : 𝑄 = hanya menggambarkan aliran di satu segmen pembuluh. Padahal
8𝜂𝑙
pada persamaan sebelumnya (pada hukum Ohm), Q (jumlah aliran darah per satuan waktu) dinyatatakan
∆𝑃
sebagai : 𝑄 = (persamaan 1), sehingga ΔP = Q . R, maka :
𝑅
Δ𝑃 = 𝑄 𝑥 𝑅
𝜋𝑟 4 ΔP 8𝜂𝑙
Δ𝑃 = 𝑥𝑅 𝑅 = ........ (persamaan 2)
8𝜂𝑙 𝜋𝑟 4
Konduktansi Darah
24
Cardiology
(Hemodinamika – Sri Wulandari, dr., M.Sc)
Konduktansi merupakan ukuran aliran darah yang melalui pembuluh darah pada tekanan tertentu. Tepatnya,
konduktansi merupakan kebalikan dari resistensi sesuai dengan persamaan :
1
𝐾𝑜𝑛𝑑𝑢𝑘𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖 =
𝑅𝑒𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖
Sedikit saja perubahan pada diameter pembuluh, maka akan sangat mempengaruhi konduktansinya.
Berdasarkan percobaan, konduktansi pembuluh darah sebanding dengan pangkat empat diameternya.
Tekanan Darah
Peningkatan tekanan darah ditentukan oleh meningkatkan aliran darah. Peningkatan tekanan darah arteri,
tidak hanya meningkatkan kekuatan dorong aliran dalam vaskuler, namun juga menurunkan resistensi
vaskuler dengan distensi vaskuler pada saat yang bersamaan. Berdasarkan persamaan tentang perbedaan
tekanan yang telah dibahas sebelumnya :
8𝜂𝑙
Δ𝑃 = 𝑄 𝑥
𝜋𝑟 4
Sehingga Tekanan Darah :
Cardiology 25
EPIDEMIOLOGIS
DI INDONESIA TERDAPAT PENINGKATAN ANGKA KEMATIAN DARI 16,4 % (1992) MENJADI 24,5 %
(1995). Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan pembunuh utama di INDONESIA (Data Survey
Kesehatan Rumah Tangga Dep Kes Indonesia).
DI A.S 500.000 ORANG YANG MASUK R.S DENGAN DIAGNOSA ANGINA PEKTORIS YANG TIDAK
STABIL, 12 % DIANTARANYA AKAN MENJADI IMA DENGAN MORTALITAS ± 14 %.
Diabetes Infection?
Obesity Age
Atherosclerosis
Genetics Gender
Atherothrombotic Manifestations
(MI, Ischemic Stroke, Vascular Death)
American Heart Association. Heart and Stroke Facts: 1997 Statistical Supplement; Wolf. Stroke 1990;21(suppl 2):
II-4–II-6; Laurila et al. Arterioscler Thromb Vasc Biol 1997;17:2910-2913; Grau et al. Stroke 1997;28:1724-1729;
Graham et al. JAMA 1997;277:1775-1781; Brigden. Postgrad Med 1997;101(5):249-262.
9
Cardiology 27
Diabet Smoki
LDL BP es ng
Oxidative
stress
Endothelial
dysfunction
NO Local mediators
Tissue ACE-Alt
ATHEROGENIC DYSLIPIDEMIA
Important feature of the Metabolic Syndrome :
- TG
- HDL-C
- Small -Dense LDL
- Apo B
Ox-LDL directly involved in atherosclerotic plaque development
28
Cardiology
(Penyakit Jantung Koroner – Prof. Fathoni)
PATOGENESIS
ATEROSKLEROSIS MERUPAKAN GABUNGAN DARI 3 KOMPONEN :
1. ATHROSIS – AKUMULASI SENYAWA YANG KAYA DENGAN KOLESTEROL YANG SERING DISEBUT :
ATEROMA
2. SCLEROSIS – EKSPANSI JARINGAN FIBROSIS
3. INFLAMASI – AKTIFITAS MONOSIT/ MAKROFAG, LIMFOSIT T DAN SEL MAST
intestine
bile acids
chylomicron
Adipose
tissue
LP lipase capillary liver cells
Cardiology 29
SUBFRAKSI LDL
SMALL DENSE LDL (LDL PADAT KECIL)-LDL III
densitas 1.04 -0.6 kg/l – diameter 26,0 nm
INTERMEDIATE LDL – LDL II
densitas 1,03 - 1,04 kg/l – diameter 26,6 nm
LIGHT LDL – LDL I
densitas 1,02 – 1,03 kg/l – diameter 27,9 nm
OXIDATIVE STRESS
Oxidative damage
potential Defence capacity
by free radicals by antioxidants
Low-mean shear
Prothrombotic Promigration
MC
Flow
Reversal
P-I
VC Pro-apoptosis
AM Endoth
-I elium
Smooth
muscle
Progrowth Ang II
Atherosclerotic Lesion
PDGF
Endothelin I
Clinical significance
CLINICAL SIGNIFICANCE
Physiological and
PHYSIOLOGICAL &
altered hemodynamics
fibrinogen is an independent risk factor
BIOCHEMICAL
CHANGES
for stroke and coronary mortality
promotes thrombosis and atherosclerosis ?
heart rate alterations in coronary artery tone ?
cardiac output ischemic injury ?
blood pressure reduction in an independent negative risk
peripheral resistance factor for CHD
fibrinogen levels
platelet turnover increase in an independent positive risk
factor for CHD
platelet reactivity
adipose tissue lipolysis
plasma FFA
myocardial oxygen
consumption
HDL cholesterol
LDL cholesterol
Monosi
t
LDL
SEL ENDOTEL
Monosit. LDL
Makrofag mm-LDL
Scavenger SEL OTOT
R. ox-LDL POLOS
LDL
Monocyte
Blood
34
Cardiology
(Penyakit Jantung Koroner – Prof. Fathoni)
Plasmin
Vessel
Plasminogen Wall
Lp(a)
Plasma
-VLDL Lp(a)
Foam Cell
LDL
-VLDL
LDL Ox-LDL
HDL
OXIDATION
HDL Chemotactic
Macrophage
Factor
0x-HDL Cholesterol
Atherosclerosis
Lession
Smooth
Muscle Cell
GEJALA SA :
1. SAKIT DADA DENGAN GEJALA SEPERTI DITUSUK- TUSUK
2. NYERI DADA SUBSTERNAL/ DIDAERAH EPIGASTRIUM, MENJALAR KEPUNDAK, LEHER ATAU
LENGAN KIRI
3. LAMANYA < 5 MENIT
4. FREKWENSI : JARANG TERJADINYA
5. HILANG DENGAN ISTIRAHAT
6. HILANG DENGAN PENGOBATAN VASODILATOR : CEDOCARD
ISKEMIA MIOKARD
ISKEMIA MIOKARD BISA DINYATAKAN OLEH ADANYA :
1. DEPRESI SEGMEN S-T
2. PERUBAHAN GEL. T
3. PERUBAHAN KEDUANYA
DEPRESI SEGMEN S-T :
1. FLAT
2. DOWNSLOPING (SAGGING)
3. JUNCTIONAL
4. MIRROR IMAGE OF THE PASS SIGN
DEPRESI SEGMEN S-T
1. FLAT /
HORIZONTAL :
2. DOWNSLOPING
(SAGGING) :
PERUBAHAN GEL. T
GEL. T FLAT
(RATA) /
HORIZONTAL
GEL. T
LOKALISASI ISKEMIA
ISKEMIA ANTERIOR :
40
Cardiology
(Penyakit Jantung Koroner – Prof. Fathoni)
PERUBAHAN SEGMEN S-T PADA DASARNYA BERSAMAAN DENGAN PERUBAHAN GEL. Q DAN GEL. T
YANG TERJADI DITEMPAT INFARK SERTA PERUBAHAN SEGMEN S-T (DEPRESI SEGMEN ST
DITEMPAT RESIPROKAL= BERLAWANAN)
PERUBAHAN YANG TERJADI PADA IMA
GEL. R SEMAKIN LAMA SEMAKIN TURUN SEHINGGA TERJADI GEL. Q
GEL. Q SEMAKIN LAMA SEMAKIN DALAM
ELEVASI SEGMEN S-T MULA-2 TIDAK BEGITU TINGGI KEMUDIAN MENINGKAT MENCAPAI PUNCAK
SETELAH ITU MENURUN SAMPAI GARIS ISO -ELEKTRIS LAGI
GEL. T MULA-2 NORMAL, KEMUDIAN TURUN SAMPAI GARIS ISO- ELEKTRIS, LALU MENURUN
MENJADI GEL. T INVERTED
SEGMEN S-T DEPRESI DITEMPAT RESIPROKAL LAMA- KELAMAAN AKAN MENCAPAI GARIS ISO-
ELEKTRIS LAGI
LOKALISASI IMA
PERUBAHAN S-T ELEVASI, GEL. Q DAN T- INVERTED :
1. IMA ANTEROSEPTAL :V1 – V3-4
2. IMA ANTEROAPIKAL :V4 – V5
3. IMA ANTEROLATERAL :I, aVL, V6-7
4. IMA ANTERIOR EKSTENSIF :I, aVL, v1- v6
5. IMA POSTERIOR : V7 – V9
6. IMA VENTRIKEL KANAN :V4 R, V5 R dan V6 R
PERUBAHAN DEPRESI SEGMEN S-T DITEMPAT RESIPROKAL :
1. IMA ANTEROSEPTAL, IMA ANTEROAPIKAL, IMA ANTEROLATERAL SERTA IMA ANTERIOR
EKSTENSIF : II, III DAN aVF.
2. IMA INFERIOR : DAPAT TERJADI DI I DAN aVL
3. IMA POSTERIOR : V 1-2 – V5
LOKALISASI INFARK
PERUBAHAN KHUSUS YANG TERJADI
PADA FASE AKHIR IMA POSTERIOR TERDAPAT GEL. R DAN GEL. T YANG TINGGI DI LEAD V 1-3.
LESI SUBENDOKARDIAL
PADA LESI SUBENDOKARDIAL (SUBENDOCARDIAL LESION) TERJADI PERUBAHAN :
GEL. T INVERTED YANG SIMETRIS DAN DALAM DENGAN DEPRESI SEGMEN S-T ATAU ADANYA
DEPRESI SEGMEN S-T FLAT ATAU DOWNSLOPING YG. SANGAT DALAM
INFARK LAMA/ OLD MCI
PERUBAHAN YANG TERJADI PADA OLD MCI/ INFARK LAMA :
1. GEL Q YANG TELAH PERSISTENT
42
Cardiology
(Penyakit Jantung Koroner – Prof. Fathoni)
KOMPLIKASI IMA
EDEMA PULMONUM AKUT/ DEKOMPENSASI KORDIS
ARITMIA
SYOK KARDIOGENIK
EMBOLI SISTEMIK
EMBOLI PARU
TAMPONADE KORDIS
MITRAL INSUFISIENSI
VSD (VENTRICEL SEPTAL DEFECT)
ARITMIA
BLOK :
1. BLOK SINUS ATRIAL (SA BLOCK)
2. HENTI SINUS ATRIAL (SA ARREST)
3. BLOK ATRIOVENTRIKULAR (AV BLOCK) DERAJAT III
4. ASISTOLE
BRADIKARDIA
1. SINUS BRADIKARDIA
2. TAKIARITMIA
3. PAT (PAROXYSMAL ATRIAL TACHYCARDIA)
4. VENTRIKEL TAKIKARDIA TAU VENTRIKEL FIBRILASI
SHOK KARDIOGENIK
MERUPAKAN SINDROMA KOMPLEKS YANG DISEBABKAN KARENA TIDAK CUKUPNYA PERFUSI PADA
JARINGAN TTM ORGAN VITAL SPT. OTAK, JANTUNG, HATI DAN GINJAL
TANDA- TANDA KLINIK :
1. EKG. MENUNJUKKAN GAMBARAN SPESIFIK IMA
2. TEK DARAH SISTOLIK :80 mm Hg atau 90 mm Hg
pada penderita HIPERTENSI
3. HR : ≥ 100/ mnt.
4. OLIGURIA :≤ 1 ML/BB/JAM
5. TDP. GANGGUAN SIRKULASI PERIFIR : PUCAT, KERINGAT DINGIN, SIANOSIS
6. PERNAFASAN CEPAT DAN DALAM
7. GANGGUAN MENTAL : GELISAH, APATIS, TAK DAPAT TIDUR
EMBOLI SISTEMIK
EMBOLI YANG DISEBABKAN OLEH:
44
Cardiology
(Penyakit Jantung Koroner – Prof. Fathoni)
EMBOLI PULMONUM
GEJALA :
1. SESAK NAFAS YANG SANGAT YANG DIIKUTI RASA KECEMASAN SECARA TIBA- TIBA
2. TAKHIPNOE ATAU GASPING RESPIRATION
3. NADI LEMAH, TEKANAN DARAH TURUN SAMPAI SYOK
4. SIANOSIS
5. SAKIT DADA SEPERTI IMA ,BISING SISTOLIK MENYERUPAI PERICARDIAL FRICTION RUB
6. JVP MENINGKAT
7. FATO TH: INFILTRASI PULMONAL, PLEURA EFFUSION, DIAFRAGMA MENINGKAT
TAMPONADE CORDIS
TAMPONADE CORDIS MERUPAKAN NKOMPRESI PADA JANTUNG AKIBAT ISI PERIKARD YANG
PENUH.
TEKANAN INTRAPERICARD MENINGKAT SEHINGGA DARAH VENOSA TIDAK DAPAT KEMBALI
KEATRIUM DAN VENTRIKEL KANAN.
PENGEMBANGAN MIOKARD WAKTU DIASTOLIK DICEGAH SHG. CO MENURUN DAN TERJADI
PENURUNAN TEK. DARAH.
BIASANYA PENDERITA CEPAT MENINGGAL
FAKTOR HEMODINAMIKA
HEMODINAMIKA – MEKANIKA SIRKULASI
TERDAPAT 2 FAKTOR HEMODINAMIKA:
1. TEKANAN DARAH : GAYA DORONG YANG MENGGERAKKAN DARAH MELALUI SISTEM SIRKULASI- P- TD
2. RESISTENSI( GAYA TANGKAL) TERHADAP SIRKULASI - R
Evaluation of ECG
ST – segment elevation
Amplitude changes in the R wave
Reciprocal ST- segment depression
T wave abnormality
The presence of conduction abnormalties
Cardiology 49
RADIOLOGIC EXAMINATION
THORAX X – Ray
ECHO CARDIOGRAPHY
CT- SCANNING
50
Cardiology
(Penyakit Jantung Koroner – Prof. Fathoni)
Cardiology 51
ANALISIS DATA
• Uji Homogenitas - sampel penelitian homogen serta syarat inklusi terpenuhi- Uji X2
• Uji normalitas - Uji Kolmogorov Smirnov
• Uji beda - masing faktor risiko – penderita IMA & Kontrol --- Uji-t
• Uji beda kadar Marka prognosis IMA – penderita IMA & Kontrol – Uji t
• Uji hubungan masing- masing kelompok – Uli Manova
• Korelasi marka prognosis IMA dengan prognosis IMA – Pearson Correlation
• Pengaruh marka prognosis IMA dengan prognosis IMA – Regression test
HASIL ANALISIS
Tidak ada perbedaan umur dan jenis kelamin antara penderita IMA dan kontrol. Penderita IMA lebih
banyak terdapat pada laki- laki (86 %).
Umur penderita terbanyak antara 61-70 tahun
Skor terendah 1 -7 terdapat pada 48,3 % penderita IMA
Skor 8 – 14 dan 15 – 21 pada 24,1 % penderita IMA
Skor 22 – 28 terdapat pada 3,5 % penderita IMA
Skor terbanyak untuk penderita yang sembuh tanpa komplikasi : 1-7 (34,5 %),
sembuh dengan komplikasi : 8 – 14 : 13,8 %, meninggal : 5 – 21 : 10,3 %
Merokok, hipertensi, Diabetes Mellitus dan dislipidemia merupakan faktor risikoutama. Dislipidemia
menduduki peringkat I( 59 %), merokok dan Diabetes Mellitus (55 %), hipertensi 31 %
Onset serangan IMA terbanyak : ≤ 6 jam (82,7 %), 7 – 12 jam (13,8 %) dan 19- 24 jam (3,5 %)
Lokasi IMA terbanyak :IMA Anterior (51,7 %), IMA Inferior (34,5 %), IMA Antero- Inferior(10,3 %),
Reinfark (3,5 %)
Mortalitas : IMA Anterio- Inferior (50 %), IMA Anterior dan Reinfark (25 %)
MARKA PROGNOSIS IMA
TERDAPAT PERBEDAAN YANG SIGNIFIKAN ANTARA PENDERITA
IMA DAN KONTROL : KADAR hs- CRP dan hs- IL-6 dan FIBRINOGEN
(P < 0,005).
Terdapat KORELASI POSITIF DAN SIGNIFIKAN antara kadar ox- LDL
dan kadar FIBRINOGEN (P < 0,005)
TERDAPAT KORELASI YANG POSITIF DAN SIGNIFIKAN
dengan PROGNOSIS IMA PADA kadar hs- CRP dan kadar hs- IL-6
(p < 005)
Cardiology 53
TERDAPAT Pengaruh yang signifikan kadar hs- IL-6 pada PROGNOSIS IMA
(p < 0,005)
Pengaruh kombinasi 2,3 dan 4 macam MARKA PROGNOSIS
IMA pada PROGNOSIS IMA yang disertai kadar hs- IL- 6 hampir
semuanya menujukkan hubungan yang signifikan. Sedang pengaruh kombinasi
antara 5 macam MARKA PROGNOSIS IMA pada Prognosis IMA
tidak menujukkan hubungan yang signifikan. Jadi kadar hs- IL-6
merupakan faktor dominan dalam pengaruhnya pada PROGNOSIS IMA.
KOMPLIKASI TERBANYAK ADALAH LHF (41,2 %) PADA IMA ANTERIOR.
TEMUAN BARU
Kadar ox- LDL meskipun berperan dalam aterogenesis namun kurang berperan dalam PROGNOSIS
IMA
Dari seluruh kadar MARKA PROGNOSIS IMA ternyata kadar hs- IL-6 merupadan faktor dominan
dalam menentukan PROGNOSIS IMA.
SIMPULAN
Terdapat korelasi signifikan antara kadar ox- LDL dengan kadar
FIBRINOGEN
Terdapat korelasi signifikan antara kadar hs- CRP dan hs- IL-6 dengan PROGNOSIS IMA
KADAR hs- IL-6 MERUPAKAN FAKTOR PALING DOMINAN DALAM HUBUNGAN/ KORELASINYA
DENGAN PROGNOSIS IMA
Pengaruh marka prognosis IMA pada prognosis IMA menunjukkan pengaruh yang signifikan pada
kadar hs- IL-6 (p≤ 0,005)
Pengaruh kombinasi 2, 3 dan 4 macam marka prognosis IMA pada prognosis IMA yang disertai
dengan kadar hs- IL-6 hampir semuanya menunjukkan pengaruh yang signifikan (p≤ 0,005), sedang
pada kombinasi 5 macam marka prognosis IMA dengan prognosis IMA tidak menunjukan pengaruh
yang signifikan
JADI KADAR hs- IL-6 MERUPAKAN FAKTOR PALING DOMINAN DALAM PENGARUHNYA PADA
PROGNOSIS IMA.
Penderita IMA lebih banyak pada laki- laki(86 %)
Umur penderita IMA terbanyak pada umur 61 – 70 tahun
Faktor risiko utama : merokok, hipertensi, DM dan Dislipidemia
Faktor risiko terbanyak : Dislipidemia (59 %)
Onset serangan terbanyak antara 1- 6 jam (82,7 %)
Lokasi IMA terbanyak adalah IMA Anterior (57 %)
Nilai skor terbanyak pada penderita IMA yang sembuh tanpa komplikasi (55,2 %)
Komplikasi terbanyak adalah : LHF (41,2 %)
54
Cardiology
(Penyakit Jantung Koroner – Prof. Fathoni)
SARAN
Pada general check up terutama untuk mereka yang berumur ≥ 40 tahun atau dengan faktor risiko
≥ 2 macam seperti untuk disulkan
pemeriksaan kadar hs- IL-6 sebagai penyerta pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan kadar hs- IL-6 dapat dipakai sebagai diagnosis dini
serta mengetahui prognosis PJK atau IMA yang akan terjadi
Dapat dikembangkan penggunaan terapi farmaka seperti penggunaan antibodi anti IL-6 atau
penyekat reseptor IL- 6
(“IL-6 Receptor antagonist)
Pemeriksaan kadar hs- IL-6 dapat digunakan dalam klinik sebagai pemeriksaan awal untuk tindakan
medis seperti kateterisasi jantung ( angiografi koroner)
Penelitian lebih lanjut misalnya tentang kadar hs-IL-6 dalam hubungannya dengan kualitas hidup
manusia.
Cardiology 55
Plasmin
Vessel
Plasminogen Wall
Lp(a)
Plasma
-VLDL Lp(a)
Foam Cell
LDL
-VLDL
LDL Ox-LDL
HDL
OXIDATION
HDL Chemotactic
Macrophage
Factor
0x-HDL Cholesterol
Atherosclerosis
Lession
Smooth
Muscle Cell
VASCULAR SURGERY
Dr Darmawan Ismail-
Cardiothoracic and Vascular Surgeon
Cara diagnosis
Anamnesis
Kasus Trauma/ non trauma
Parestesia
Cold Acral
Luka tidak sembuh
Edema ekstremitas bawah unilateral
Dll
Pemeriksaan fisik
Waktu pengisian kapiler
Edema unilateral
Warna kulit bagian distal: pucat atau sianotik atau normal?
Suhu: dingin, hangat atau normal?
Ulkus: luka yang tidak sembuh dll
Evaluasi distal
Pulse oximetry. A reduction in oximeter readings from one limb, as compared to another is
suggestive of, but neiither confirms nor excludes a significant vascular injury.
Ankle Brachial Index (ABI)
Imaging Study
Doppler Ultrasound vascular (Duplex ultrasound) dapat mendeteksi luka intima,
trombosis, aneurisma palsu dan fistula arteriovenosa. Ditempatj=kan dalam asesmen
luka vaskular sebelum. Memiliki sensitivitas tinggi dan tepat sebagai alat skrining.
MSCT angiography. CT angiografi memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang sangat
baik ditambah dengan komplikasi yang lebih sedikit (fewer) dibandingkan dengan
arteriografi konvesional. Computed tomography is quicklyy emergeing as a less
invasive, more efficient, and safer alternative to arteriography for the diagnosis
localization of vascular trauma in an acute lower extremity injury.
Arteriografi konvensional. Angiografi tetap menjadi gold standard alat investigasi
untuk investigasi dan menggambarkan luka vaskular.
Angiografi transluminal perkutan (PTA) → lab kateterisasi
Digital substraction angiography. Visual flow. Diagnostic. Treament → endovaskuler
surgery
Prosedur Invasif
Anamnesis
Kasus vaskuler
Trauma
Arterial →majority
Vena
Non trauma
Arterial
Vena
Limfatik
Soft sign
Pulsasi yang berkurang
Defisit saraf tepi
Riwayat perdarahan dan syok
ABI abnormal
Interupsi mendaddak aliran darah ke organ atau bagian Luka yang tidak sembuh
tubuh karena trombus yang berasal dari organ lain Edemaekstremittas bawah
unilateral
etiologi
oklusi embolik
origin of arterial emboli: fibrilasi arterial, Rheumatic MS (90% dari jantung),
infark miokard.
Penyebab yang lebih jarang: debris dari aneurisma, debris dari plak
ateriosklerosis, left arterial myxoma, endokarditis bakterial
tromboembolisme arterial akut
bypass graft thrombosis
lain
3. Arteriosklerosis
Segala penebalan (dan hilangnya elastisitas) dari arteri sedang dan besar
Aterosklerosis, bentuk spesifik dari arteriosklerosis→ plak lemak
4. Raynaud disease
Adalah sebuah kondisi yang mempengaruhi suplai darah ke jari,jempol, dankadang
telinga dan hidung
Serangan Raynaud’s atau episode, embuluh darah kontriksi dan suplai darah ke area
ini menurun.
Perubahan warna kulit yang sering disertai dengan throbbing atau burning sensation,
dingin dan kebas.
Tipe:
Primer: tidak ada permasalahan medis lain
Sekunder: ada permasalahan medis lain
5. Penyakit Burger
Buerger disease → tromboangitis obliterans
Pembuluh daran menjadi inflamasi, bengkak dan ter-blok dengan bekuan darah → infeksi
dan gangren
Biasanya pada tangan dan kaki
Meninggalkan segala bentuk tembakau adalan satu-satunya cara untuk menghentikan
penyakit ini
Study Guide)
A client is told that she has a venous thrombus and must be on bedrest. She tells the
nurse that she is much too busy and can’t stay on bedrest. The best response by the
nurse is:
6. Claudication Intermitten
Diagnosis klinis diberikan untuk nyeri otot (ache, cramp, numbness atau rasa lelah), secara
klinisotot betis yan terjadi selama olahraga seperti saat berjalan, dan akan berkurang dengan
istirahat
Physical Examination
1. Inspection
a. Trophic change
b. Color change
c. Ischemic ulcer
d. Gangrene
2. Palpation
a. Temperature
b. Pulse
3. Auscultation : Bruit
B. Vena
1. Trombosis
Most likely to occur in deep veins of the calf (80%)
25% of thrombi that occur in calf will extend to the popliteal
& femoral veins
PE may be the first sign of DVT
DVT
Manifestasi DVT
Ketika bekuan pada stadium formatif, kadang tanpa gejala
Biasanya sangat lembut, ekstremitas yang dipengaruhi mungkin lebih besar
(unilateral edema)
Sakit yang tumpul khususnya ketika berjalan
Nyeri yang parah khususnya ketika berjalan
Sianosis ekstremitas
Sedikit meningkatkan suhu
General malaise
HOMAN’S SIGN
Was long considered classic manifestation—this is no longer true
Sign is not specific to DVT & can be elicited by any condition of the calf
As calf muscles contract, there is risk of detaching thrombus from the wall
2. Plebitis
SVT (Superficial Vein Thrombosis)
Trombus terbentuk secra primer di ekstremitas atas
Penyebab utama: trauma dinding vena (berhubungan dengan kateterisasi vena),
pungsi vena berulang, penggunaan larutan IV yang kuat
Pembentukan respon inflamasi→ tromboplebitis
Manifestasi SVT
Tumpul, sakit, nyeri pada daerah yang dipengaruhi
Kunci: tanda merah sepanjang vena
3. Insufisiensi vena
Kronik insufisiensi vena
Kelainan yang melibatkan stasis darah di ekstremitas bawah sebagai hasil dari
obstruksi dan refluks valva vena
Berkaitan dengan akibat perubahan sirkulasi vena dari tromboplebitis dan
valvular incompetence, vena varicos
Manifestasi klinis
Edema kaki bagian bawah
Gatal
Pigmentasi coklat/sianosis kuli kaki bagian bawah
Fibrosis atau engerasan jaringan subkutan
Stasis Ulkus di sekitar ankel, kebanyakan di bagian medial
(Study Guide) The presence of stasis ulcers in the client with
chronic venous insufficiency can best be explained by:
a. Lack of exercise in the affected extremity
b. Congestion of blood in the affected extremity
c. Pressure applied to the affected extremity
d. Increased temperature of the affected extremity
Komplikasi: perkembangan ulkus
Timbunan darah di anggota gerak bawah dan sirkulasi darah tepi melambat;
kekurangan oksigen dan nutrisi ke sel-sel
Kematian sel yang mengakibatkan pembentukan ulkus stasis vena
Dalam usaha untuk menyembuhkan ulkus stasis, meningkatkan suplai
oksigen, nutrisi dan energi ke area tsb, akan tetapi tidak daat mencapai
jaringan yang rusak karena sirkulasi yang terganggu: Ulkus bertambah
LUAS.
4. Varises
Manifestasi klinis
Nyeri yang menyakitkan dan berat pada kaki
Kelelahan kaki dan/atau keberatan
Gatal pada kaki (dermatitis stasis)
Perasaan panas pada kaki
Dilatasi vena yang terlihat
Tipis, kulit di atas ankle yang discolored (tidak berwarna)
Complikasi: INSUFFICIENCY, STASIS, ULCER, DERMATITIS STASIS
KRONIK, TROMBOPLEBITIS
INTERVENSI KOLABORATIF
Pengukuran konservatif termasuk stocking anti embolisme dan berjalan secara
reguler dan elevasi kaki
Analgesik ringan mungkin dapat mengurangi nyeri
Kompresi skleroterapi dan stripping vena
Abiasi laser endovena
C. Lymphatic Disease
1. Lymphangitis
Inflamasi saluran limfatik karena penyebab infeksi atau non infeksi. Patogen potensial
termasuk bakteria, mycobacteria, virus, jamur, dan parasit.
Limfangitis yang paling sering berkembang setelah inokulasi kutaneus dari
mikroorganisme ke dalam saluran limfa melalui luka pada kulit atau sebagai komplikasi
infeksi distal.
2. Lymphadenitis
Infeksi nodus limfa yang juga disebut kelenjar limfa. Hal ini merupakan komplikasi
wajar pada infeksi bakteri tertentu
Limfadenopati: pembengkakan nodus limfa. Dapat disebabkan oleh infeksi, penyakit
autoimun, dan keganasan.
3. Lymphadema
Pembengkakan secara general terjadi pada satu lengan atau kaki. Kadang-kadang kedua
sisi
Limfadema disebabkan oleh blokade pada sistem limfa
Blokade mencegah pengosongan cairan limfa dengan baik dan karena cairan bertambah,
pembengkakan terjadi terus menerus
Limfadema yang paling sering disebabkan oleh hilangnya atau kerusakan pada nodus
imfa sebagai bagian dari perkembangan kanker
Obat Kardiovaskuler
Samigun, dr. SU. PfarK
1. Anti Hipertensi
-HIPERTENSI : Tekanan darah dalam keadaan istirahat lebih besar dari harga normal.
-Macam hipertensi:
a. Primer : - idiopatik/esensial, sebab tidak diketahui
b. Sekunder : - sebab diketahui, bisa karena obat (Amin simpatomimetik, Inhibitor
monoamin oksidase, Tiroid, Kontrasepsi oral, Mineralokortikoid) ataupun karena penyakit
lain (Feokromositoma, Hipertensi renal, Mineralokortikoid hipertensi, Koarktasio aorta,
Eklamsia).
-Terapi Hipertensi :
a. Kausal
b. Simtomatik : untuk tekanan darah tinggi jangka lama. Apabila tidak diobati dapat
menyebabkan kerusakan jantung, ginjal dan otak.
-Perhitungan Tekanan Darah:
BP = CO x PVR
BP = Blood pressure (tekanan darah)
CO = Cardiac outpu (Banyaknya darah yg dikeluarkan jantung semenit)
PVR = Perifer vascular resistance (tahanan perifer)
CO = HR x SV
HT = Heart rate (frekuensi denyut)
SV = Stroke volume (Banyaknya darah yg dikeluarkan jantung satu kali kontraksi)
-Pengaturan Tekanan Darah dilakukan oleh Refleks baroreseptor, RAA, Hormon endotel
vaskuler, dimana akan berpengaruh pada organ jantung, pembuluh darah dan ginjal.
Pengaturan ini berlaku pada orang normal dan hipertensi.
-Terapi Hipertensi, dipertimbangkan tekanan darahnya, ada/tidaknya komplikasi dan
ada/tidak faktor risiko. Macam:
a. Modifikasi pola hidup:
1) Menurunkan berat badan
Cardiology 69
2) Olah raga
3) Mengurangi garam
4) Mengurangi lemak, kolesterol
5) Membatasi alkohol
6) Mengurangi merokok
b. Terapi farmakologis
-Macam Obat Antihipertensi:
a. Diuretik : - obat yang meningkatkan laju aliran urin, sehingga volume cairan ekstrasel
dan curah jantung berkurang. Hingga akhirnya tekanan darah dapat turun.
Penurunan tekanan darah ini juga dapat karena penurunan resistensi vaskuler.
- Bermanfaat untuk meningkatkan laju ekskresi Na (natriuresis) dan
anion yang menyertainya yaitu Cl
- NaCl merupakan penentu utama volume cairan ekstraseluler
b. Simpatolitik :
- Saraf Otonom : - disebut juga sistem saraf veisceral, vegetatif, tidak sadar.
- Macam saraf otonom adalah pusat dan perifer (simpatis
dan parasimpatis). Beda simpatis dan parasimpatis ada pada
neurotransmitter pascaganglion, dimana simpatis
menggunakan norepinefrin sedangkan parasimparis
menggunakan asetilkolin.
-Reseptor adrenergik :
Cardiology 71
-Macam simpatolitik:
1) Sentral
a. Metildopa : menyebabkan sekresi false transmitter.
b. Clonidin : stimulasi alfa adrenoreseptor di SSP sehingga Frekuensi
denyut jantung berkurang, curah jantung berkurang, relaksasi ot.polos
pemb.darah, resistensi perifer berkurang.
(Sintesis Katekolamin)
2) Perifer
- Mekanismenya dengan penghambat ganglion, penghambat neuron dan
penyekat adrenoreseptor.
-Pelepasan katekolamin : 5% diambil oleh sel efektor, 15% dimetabolisme,
60% diambil kembali oleh saraf, 20% hilang ke ekstrasel.
72
Cardiology
(Kuliah Farmakologi – Samigun, dr. SU. PFarK)
c. Vasodilatator
-Menyebabkan relaksasi otot polos arteriol sehingga tekanan vaskuler
sistemik menurun.
-Hidralazin :
Cardiology 73
b. Untuk diluar jantung, ditujukan pada organ diluar jantung seperti diuretik, ACE inhibitor
dan vasodilatator.
-Terapi Gagal Jantung:
a. Farmakologis :
1) Diuretik
2) Penghambat ACE
3) Beta-blockers : menghambat aktivitas simpatis yang tadinya menyebabkan
peningkatan frekuensi denyut dan kekuatan kontraksi, vasokonstriksi sehingga
iskemik miokard, vasokonstriksi perifer dan retensi Na dan air sehingga hipertrofi
miokard.
3. Obat Anti-aritmia
-Dalam keadaan normal, ritme jantung diatur oleh :
a. Faktor jantung: dominasi nodus SA, sistem konduksi, otot jantung
b. Faktor diluar jantung: saraf otonom, keseimbangan, elektrolit
- SA 70 – 8O x/m, AV 60 x/m, His 50 x/m, Purkinye 30 – 40 x/m
Cardiology 77
e. Efek toksik : Hipotensi, Ggn. neurologis (parestesia, tremor, kejang), Ggn. bicara, Ggn.
pendengaran
4. Obat antiangina
-Angina Pektoris :
a. Peny. jantung iskemik yang banyak terjadi.
b. Nyeri dada yang sangat didaerah jantung /prekordial, kadang menjalar ke bahu dan
lengan kiri.
c. Pada waktu kontraksi, otot jantung kekurangan oksigen.
-Oksigenasi jantung dipengaruhi oleh suplay oksigen dari aliran darah korener saat diastole
dan kebutuhan oksigen tubuh.
-Iskemia
-Ketika terjadi iskemia, pasokan oksigen berkurang sehingga tubuh lebih menggunakan
metabolisme anaerob untuk memenuhi kebutuhan energinya. Hal ini mengakibatkan asam
laktak banyak dihasilkan sehingga Ph tubuh turun dan mengganggu fungsi ventrikel.
Kontraktilitas ventrikle menurun sehingga terjadi perubahan hemodinamik. Ketika terjadi
iskemia miokard, sifatnya reversibel. Sedangkan ketika sudah terjadi infark miokard, maka
sifatnya sudah irreversibel.
-Tujuan pengobatan dengan obat antiangina yaitu membatasi serangan akut dan
pencegahan jangka panjang sehingga menyeimbangkan suplai oksigen dan kebutuhan
oksigen. Contohnya nitrat organik, betabloker dan antagonis kalsium.
-Nitrat organik:
80
Cardiology
(Kuliah Farmakologi – Samigun, dr. SU. PFarK)
g. Tujuan Pengobatan :
Cardiology 81
1) Mengatasi serangan akut : obat dgn mula kerja yg cepat, efek singkat,
sublingual, buccal
2) Untuk pencegahan : obat dgn masa kerja yg panjang, mula kerja lambat, oral,
topikal
-Antagonis Kalsium :
a. Menghambat arus masuk ion kalsium kedalam sel. Penghambatan bersifat spesifik
maupun kompetitis. Contoh : nifedipin, verpamil, diltiazem.
b. Farmakodinamik
c. Farmakokinetik
1) Absorbsi : Oral baik, efek lintas pertama, bioavailabilitas rendah, saturasi ensim
2) Distribusi : Ikatan protein tinggi, diltiazem & verapamil ikatan protein sama dgn
propranolol
3) Metabolisme : Hati: - kapasitas tinggi (rifampisin dpt menurunkan kadar
verapamil)
d. Posologi
82
Cardiology
(Kuliah Farmakologi – Samigun, dr. SU. PFarK)
e. Efek samping : vasodilatasi, inotropik negatif, depresi konduksi av, depresi nodus sa
Cardiology 83
DIURETIK
Endang hardjanti, dr., M.Or.
A. DIURETIK
Diuretik:
- obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urine
Diuresis:
- penambahan volume urine
- pengeluaran zat-zat yg terlarut & air
Klasifikasi diuretik
1. Diuretik penghambat mekanisme transport elektrolit dlm tubuli ginjal
- benzotiadiazid
- diuretik kuat
- diuretik hemat kalium
- penghambat karbonik anhidrase
2. Diuretik osmotic
B. ADH
Anti Diuretik Hormon
Biasa dikenal secara umum dengan vasopresin
Produksi:
- Hipotalamus hipofise posterior
Peningkatan sekresi
- Dehidrasi
- Perdarahan
- Stres
- Obat (diuretika)
Heart Failure
dr. Niniek Purwaningtyas, dr., Sp.JP, FIHA
GAGAL JANTUNG
* Gagal jantung :
“ jantung tidak dapat memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh”
* Gagal jantung kongestif :
“ gagal jantung yang mengakibatkan tertimbunnya cairan di sistem vena paru dan atau sistem vena
sistemik ”
Sindroma klinik gagal jantung akibat dari :
* Penurunan kekuatan kontraksi jantung
* Aliran darah keliru (beban volume)
* Hambatan aliran darah (beban tekanan)
* Kombinasi
• MEKANISME KOMPENSASI
GAGAL JANTUNG KONGESTIF
1. Keseimbangan cairan dan dilatasi miokard.
2. Perubahan Kontraktilitas Otot Jantung
3. Redistribusi Curah Jantung dan Peningkatan Ekstraksi Oksigen
4. Hipertrofi Otot Jantung
5. Bertambah panjangnya otot jantung.
Physical Examination in Heart Failure
o S3 gallop
Sensitivitas rendah, tapi spesifisitas tinggi
o ekstremitas dingin, pucat, sianosis
sinus takikardi, diaphoresis, dan vasokonstriksi perifer
o Crackles or decreased breath sounds at bases (effusions) on lung exam
o Elevasi JVP (jugular vena pressure)
o Oedema ekstremitas bawah
o Ascites
o Hepatomegaly
o Splenomegaly
o Displaced PMI
Apical impulse that is laterally displaced past the midclavicular line is usually indicative of left
ventricular enlargement>
Tipe Heart Failure (gagal jantung)
o Low-Output Heart Failure
o Systolic Heart Failure:
Penurunan (decreased) Cardiac Output
Penurunan ejeksi ventriculus sinister
o Diastolic Heart Failure:
Peningkatan (Elevated) tekanan end distolik ventrikel kiri dan kanan
LVEF kemungkinan normal
o High-Output Heart Failure
Seen with peripheral shunting, low-systemic vascular resistance, hyperthryoidism, beri-
beri, carcinoid, anemia
Often have normal cardiac output
o Right-Ventricular Failure
Seen with pulmonary hypertension, large RV infarctions.
Major Minor
Tanda minor:
1. Batuk pada malam hari
2. Effort dyspnoea
3. Penurunan 1/3 VC
4. Transudat pleural
5. Takikardi >120x/menit
6. Oedema perifer
7. Hepatomegali
• PENGOBATAN GAGAL JANTUNG KONGESTIF
1. MENCARI PENYEBAB GAGAL JANTUNG KONGESTIF SEKALIGUS MENGHILANGKAN
DENGAN CARA MEDIKAMENTOSA.
2. MENCARI PENYEBAB GAGAL JANTUNG KONGESTIF SEKALIGUS MEMPERSIAPKAN
TINDAKAN TANPA ATAU DENGAN PEMBEDAHAN JANTUNG.
3. MENCARI SEKALIGUS MENGHILANGKAN FAKTOR PENCETUS TIMBULNYA GAGAL
JANTUNG KONGESTIF.
4. MENGENDALIKAN KONDISI AKIBAT DARI GAGAL JANTUNG
KONGESTIF
a. Retensi air dan garam serta keseimbangan elektrolit
b. Mengendalikan takidisritmia
C. Menurunkan kebutuhan oksigen di
dalam sel
5. MENINGKATKAN KINERJA/KONTRAKTILITAS OTOT JANTUNG
6. Terapi oksigen secara adekuat,
7. pemberian sedativa,
8. pemberian kalori yang cukup, preparat besi, terapi infeksi berulang,
9. pendekatan yang informatif terhadap keluarga penderita
KARDIOMIOPATI
PEMBAGIAN MENURUT PATOFISOLOGI ( GOODWIN)
• TIPE KONGESTI / DILATASI
• TIPE HIPERTROFI :
- Hipertrofi Simetris / Konsentris
- Hipertrofi Septal /Asimetris
• TIPE RESTRIKTIF
1. KARDIOMIOPATI KONGESTI
/ DILATASI
• Penyakit miokard primer/idiopatik yang ditandai dengan :
– Dilatasi ruang-ruang jantung dan gagal jantung kongestif
– Fungsi pompa SISTOLIK berkurang secara progresif serta volume akhir diastolik dan sistolik
meningkat
– Tebal dinding ventrikel dapat bertambah, berkurang, atau normal
ETIOLOGI
• Etiologi kardiomiopati dilatasi tidak diketahui secara pasti, kemungkinan ada hubungan dengan :
– Pemakaian alkohol yang berlebihan
– Graviditas dan puerperium
– Hipertensi sistemik, Infeksi virus, Autoimun
GEJALA KLINIS
• Gejala gagal jantung kongestif, lelah, dan lemas.
• Dapat disertai tanda-tanda emboli sistemik atau emboli paru.
PEMERIKSAAN FISIK
• Jantung sangat membesar
• Terdengar bunyi jantung ke-3 dan ke-4
• Tekanan darah dapat normal atau rendah
• Pulsus alternans
• Kulit dingin akibat vasokonstriksi perifer
• Tekanan v. centralis yang tinggi
• Kadang ditemukan insufisiensi Mitral (MI) dan Trikuspidal (TI)
• Pada keadaan lanjut edema kaki, asites, hepatomegali
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RADIOLOGI
Pada Ro foto dada terlihat adanya:
- Kardiomegali terutama ventrikel kiri
- Bendungan di paru dan efusi pleura
EKG
- Sinus takikardi, aritmia atrial, dan ventrikel
- Kelainan segmen ST dan gelombang T
• GEJALA
• Banyak kasus tanpa gejala / asimtomatis
• Gangguan irama jantung sering terjadi berdebar-debar, pusing sampai sinkop.
• Pada orang tua sering mengeluh sesak nafas akibat gagal jantung dan angina pektoris disertai
fibrilasi atrium.
• Pada kasus yang lanjut terdapat gejala-gejala stenosis atau regurgitasi mitral akibat pengerasan /
kekakuan katup mitral
PEMERIKSAAN FISIK
• Pada umumnya pem. fisik baik, usia muda
• Denyut jantung teratur/ tidak teratur
• Terdengar bising sistolik aliran turbulensi pada jalur keluar ventrikel kiri. Bising dpt mengeras pd
manuver valsava
• Pembesaran jantung ringan
• Iktus kordis kuat angkat
• Kadang-kadang terdengar S4
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RADIOLOGI
Terdapat kardiomegali ringan – sedang
EKG
- Hipertrofi ventrikel kiri
- Kelainan segmen ST dan gel. T
- Gelombang Q yang abnormal
- Aritmia atrial dan ventrikel
PENGOBATAN
• Pengobatan yang utama adalah menggunakan penghambat beta adrenergik
efek mengurangi obstruksi jalan keluar vent kiri,
mencegah gangguan irama jantung
• Obat-obat antagonis kalsium (verapamil)
• Obat lain tidak dianjurkan
• Operasi miomektomi juga dilakukan pada keadaan tertentu
PROGNOSIS
• Prognose KH cukup baik angka mortalitas 1% pertahun
• Ada yang stabil dan bahkan membaik dlm 10 tahun
• Sebagian besar bertambah berat penyakitnya gagal jantung kongestif
• Kematian mendadak sering terjadi pada usia muda
3. KARDIOMIOPATI RESTRIKTIF
Tanda khas :
- Adanya gangguan pada fungsi diastolik
- Dinding ventrikel sangat kaku dan menghalangi pengisian ventrikel
- Pemeriksaan PA : fibrosis, hipertrofi atau infiltrasi miokardium
ETIOLOGI
• Tidak diketahui pasti
• Penyakit ini sering ditemukan pada :
- amiloidosis
- hemokromatosis
- deposisi glikogen
- fibrosis endomiokardial
- eosinopilia
- fibroelastosis
GEJALA KLINIS
• Lemah, sesak nafas
• Tanda-tanda gagal jantung kanan
• Mungkin juga ditemukan tanda dan gejala penyakit sistemik seperti amioloidosis atau
hemokromatosis
PEMERIKSAAN FISIK
• Pembesaran jantung sedang
• Terdengar S3 atau S4
• Adanya tanda-tanda regurgitasi mitral (MR) atau trikuspid (TR)
• EKG : - gambaran low voltage
- gangguan konduksi intraventrikuler,
atrio-ventrikuler
RADIOLOGI :
• pembesaran jantung disertai hipertensi vena pulmonalis
DIAGNOSIS BANDING
• Perikarditis konstriktif
o Secara klinis dan hemodinamis kedua penyakit ini sama Ekokardiografi
transesofagus (evaluasi perubahan aliran v.pulmonalis pd pernafasan)
o Kedua penyakit ini perlu dibedakan karena implikasi pengobatan dan prognosisnya berbeda
PENGOBATAN
o Pengobatan sulit, karena tidak efisien untuk diobati, juga tergantung pada penyakit yang
menyertainya
o Obat antiaritmia diberikan bila ada gangguan irama
o Pemasangan alat pacu jantung utk gangguan konduksi yang berat