Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 4:
Nelly Rosaline (22)
Ni Kadek Swari Nandini (23)
Ni Kadek Widiantari (24)
Ni Koman Gorin Sabatini (25)
Ni Luh Indah Sukma P (26)
Ni Made Ayu Astari Badung (27)
Ni Made Ayu Irayanti (28)
XII MIPA 1
I.
2.
3.
4.
5.
Orientasi
Merupakan bagian pengenalan atau pembukaan dari teks cerita sejarah. Berisi mengenai
penjelasan singkat dari suatu peristiwa yang diceritakan.
2. Urutan Peristiwa
Merupakan rekaman peristiwa sejarah yang terjadi, yang biasanya disampaikan dalam
urutan kronologis. Bagian ini merupakan bagian pokok dari teks cerita sejarah yang
biasanya dituliskan secara rinci dan mendetail sehingga para pembaca akan lebih memahami
hal apa sebenarnya yang terjadi pada masa lalu.
3. Reorientasi
Merupakan bagian akhir dari teks cerita sejarah. Biasanya pada bagian ini berisi
mengenai komentar pribadi dari si penulis tentang peristiwa atau kejadian sejarah yang
diceritakan. Bagian ini merupakan tahapan yang bersifat pilihan, artinya boleh saja bagian
ini tidak disajikan oleh penulis teks cerita sejarah.
2.
Verba material
Kata yang berfungsi untuk menunjukan aktivitas atau perbuatan nyata yang dilakukan
oleh partisipan. Kata kerja material menunjukan perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya
membaca, menulis, dan menyapu.
3.
Sejarah Fiksi :
1. Novel : sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam
bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia
novella yang berarti "sebuah kisah atau sepotong berita".
2. Cerpen : Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk
prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya
dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella (dalam
pengertian modern) dan novel.
3. Legenda : cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai
sesuatu yang benar-benar terjadi.
4. Roman : sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang isinya
melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing. Bisa
juga roman artinya adalah "kisah percintaan"
Sejarah Non-Fiksi :
1. Biografi : kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang yang ditulis oleh
orang lain.
2. Autobiografi : kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang yang ditulis
oleh orang itu sendiri.
3. Certia Perjalanan : teks yang didalamnya menceritakan tentang perjalanan.
4. Catatan Sejarah : teks yang didalamnya menjelaskan/menceritakan tentang
fakta/kejadian masa lalu yang menjadi asal muasal sesuatu yang memiliki nilai
sejarah.
Sejarah Fiksi :
o Jalan pengisahan disusun bedasarkan dunia nyata atau menurunkan pengisahanya
dari dunia nyata.
o Penggambaran kehidupan batin seorang tokoh lebih mendalam.
o Pengembangan kharakter tokoh tidak diungkapkan sepenuhnya.
o Menyajikan kehidupan sesuai dengan pandangan pribadi pengarang.
Sejarah Non-Fiksi :
o Disusun bedasarkan data atau fakta yang objektif
o Penggambaran tokoh ditulis lengkap bedasarkan fakta.
1. Cerita yang disampaikan disajikan secara berurutan atau sesuai dengan kronologisnya
dari awal sampai akhir.
2. Teks dalam cerita sejarah berbentuk teks yang diceritakan ulang.
3. Konjungsi yang digunakan dalam teks cerita sejarah merupakan konjungsi temporal.
4. Cerita yang disampaikan merupakan fakta yang pernah terjadi, bukan imajinasi dari
penulis.
II.
Teks Sejarah 2
Sumatera telah menyebabkan kerusakan bangunan dan juga korban jiwa, yaitu dimulai pada
tahun 1926 gempabumi terjadi disekitar danau Singkarak yang menyebabkan 354 orang
meninggal dunia, kejadian gempabumi selanjutnya berturut-turut terjadi pada tahun 1977, 1979,
1993, 1994, 1995, 1998, 2004, 2005, 2007, 2008, 2009 dan 2010. Beberapa gempabumi tersebut
disamping menyebabkan kerusakan bangunan juga menimbulkan tsunami.
Kini setelah 6 tahun berlalu kejadian itu masih teringat pada sebagian besar masyarakat
Sumatera Barat karena disamping diantaranya menjadi korban reruntuhan bangunan yang
disebabkan oleh gempabumi juga sebagian dari mereka kehilangan keluarga dan harta bendanya
dan mereka juga masih trauma dengan kejadian gempabumi 30 September 2009.
Mengingat wilayah Sumatera merupakan wilayah yang rawan terjadinya gempabumi
dimana gempabumi juga mempunyai return periode kejadiannya maka dengan melihat kembali
sejarah kejadian gempabumi dimasa lalu dapat meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya
pemahaman tentang gempa bumi, Mengetahui daerah-daerah rawan gempabumi, respon atau
tindakan sebelum,sesaat dan setelah terjadinya gempabumi haruslah dipahami dan yang penting
adalah sosialisasi yang menerus kepada masyarakat tentang ancaman bahaya gempabumi serta
sosialisasi dari pemerintah pusat daerah dan juga lembaga swadaya masyarakat tentang
pentingnya kontruksi rumah aman gempa pada daerah rawan gempa, sedangkan masyarakat yang
tinggal didaerah pantai disamping memahami hal tersebut diatas juga mengetahui jalur-jalur
evakuasi yang sudah ada disetiap wilayah perkampungan, juga meningkatkan kesadaran tentang
pentingnya melakukan evakuasi sesegera mungkin sesaat setelah merasakan guncangan
gempabumi yang kuat untuk menjauh dari pantai mencari tempat-tempat yang tinggi.(gst)
Ada beberapa hal yang dapat menjadi pembanding antara teks sejarah 1 dan 2
Berdasarkan 5W + 1H pada Setiap Teks
Teks Cerita Sejarah Bandung Lautan Api
a) What
Pertanyaan
Jawab
b) Where
Pertanyaan
Jawab
c) When
Pertanyaan
Jawab
d) Who
Pertanyaan
Jawab
e) Why
Pertanyaan
Jawab
f) How
Pertanyaan
Jawab
d) Who
Pertanyaan
Jawab
e) Why
Pertanyaan
Jawab
f) How
Pertanyaan
Jawab
STRUKTUR
TEKS
URAIAN TEKS
1.
Orientasi
2.
Urutan
Peristiwa 1
3.
Urutan
Peristiwa 2
4.
Urutan
Peristiwa 3
5.
Urutan
Peristiwa 4
6.
Reorientasi
Teks 2
Gempa Bumi Sumatera Barat 30 September 2009
PARAGRAF
KE-
STRUKTUR
TEKS
URAIAN TEKS
1.
Orientasi
2.
Urutan
Peristiwa
pada bangunan-bangunan dengan konstruksi yang kuat, retakretak pada bangunan yang kuat, dinding dapat terlepas dari
kerangka rumah, sedangkan kota-kota di Sumatera Barat
lainnya dengan intensitas VI-VII MMI antara lain di Bukit
Tinggi, Padang Panjang,Pasaman, Pasaman Barat, Batu
Sangkar, Solok, Solok selatan, dan Pesisir Selatan.
Gempa bumi tersebut telah menyebabkan sedikitnya
1100 orang meninggal, 2180 orang luka-luka dan 2650
bangunan rumah rusak berat/ringan termasuk gedung-gedung
kantor, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, pasar, jalan,
jembatan dengan kerusakan paling parah sepanjang pantai
Barat Sumatera Barat juga telah menyebabkan jaringan listrik
dan komunikasi terputus, sebagian besar korban disebabkan
karena tertimpa reruntuhan bangunan dikarenakan kontruksi
bangunan yang tidak aman,akibat gempa juga terjadi eksodus
besar-besaran warga yang tinggal disekitar pantai ke tempat
lain karena adanya isu akan datangnya gelombang tsunami.
Wilayah barat pulau Sumatera merupakan salah satu
kawasan yang terletak pada pinggiran lempeng aktif dunia hal
ini dapat dilihat pada tingginya kejadian gempabumi diwilayah
ini karena wilayah ini adalah daerah pertemuan lempeng
tektonik Indo-Australia dengan lempeng tektonik Eurasia.
Sumber gempa di wilayah ini tidak hanya bersumber dari
pertemuan lempeng tektonik tersebut tetapi juga dikarenakan
adanya sesar Mentawai (Mentawai Fault System) dan sesar
Sumatera (Sumatera Fault System). Dengan adanya 3 (tiga)
sumber gempabumi tersebut menambah kompleknya tektonik
wilayah Sumatera dan menyebabkan wilayah Sumatera
merupakan daerah yang rawan terhadap Gempabumi.
Berdasarkan katalog gempabumi merusak BMKG, ketiga sumber gempabumi di Sumatera tersebut, baik gempabumi
yang terjadi di Subduksi, sesar Mentawai dan sesar Sumatera
telah menyebabkan kerusakan bangunan dan juga korban jiwa,
yaitu dimulai pada tahun 1926 gempabumi terjadi disekitar
danau Singkarak yang menyebabkan 354 orang meninggal
dunia, kejadian gempabumi selanjutnya berturut-turut terjadi
pada tahun 1977, 1979, 1993, 1994, 1995, 1998, 2004, 2005,
2007, 2008, 2009 dan 2010. Beberapa gempabumi tersebut
disamping menyebabkan kerusakan bangunan juga
menimbulkan tsunami.
3.
Reorientasi
d. Verba Material
Dalam teks tersebut meggunakan verba material , diantaranya membakar
Sedangkan pada teks 2 adalah
a. Penggunaan konjungsi
Konjungsi temporal yang digunakan pada teks cerita sejarah Gempa
Bumi Sumatera Barat 30 September 2009 diantaranya Kini setelah 6 tahun
berlalu kejadian itu masih teringat pada sebagian besar masyarakat Sumatera
Barat karena
b. Ejaan
Secara keseluruhan ejaan pada setiap kalimat sudah cukup baik, namun
terdapat kesalahan pada penulisan kata gempa bumi yaitu yang seharusnya dipish
tapi pada teks ditulis tersambung.
c. Pronomina
Dalam teks tersebut terdapat penggunaan pronomina seperti pronominal
pesona yang data ditemukan pada kalimat disebabkan oleh gempabumi juga
sebagian dari mereka kehilangan keluarga
d. Verba Material
Dalam teks 2 tidak ditemukan penggunaan verba material.
b) Where
Pertanyaan
Jawab
c) When
Pertanyaan
Jawab
d) Who
Pertanyaan
Jawab
e) Why
Pertanyaan
Jawab
f) How
Pertanyaan
Jawab
Berdasarkan data di atas menyatakan bahwa Teks Sejarah Bandung Lautan Api memiliki
memenuhi konsep 5W+1H
BANDUNG LAUTAN API
PARAGRAF
KE-
STRUKTUR
TEKS
URAIAN TEKS
1.
Orientasi
2.
Urutan
Peristiwa 1
3.
Urutan
Peristiwa 2
4.
Urutan
Peristiwa 3
5.
Urutan
Peristiwa 4
6.
Reorientasi
Data diatas merupakan struktur dari teks cerita sejarah Bandung Lautan Api
Selanjutnya kami menganalisis kaidah kebahasaan yang ada di Teks Sejarah Bandung Lautan
Api
a. Penggunaan konjungsi
Konjungsi temporal yang digunakan pada teks cerita sejarah Bandung Lautan
Api diantaranya : selanjutnya ( pada kalimat Selanjutnya TRI bersama rakyat
melakukan perlawanan secara gerilya dari luar bandung ), kemudian,
dansetelah ( pada kalimat Bandung Lautan Api kemudian menjadi istilah yang
terkenal setelah peristiwa pembakaran tersebut.
e. Ejaan
Secara keseluruhan ejaan pada setiap kalimat sudah cukup baik, karena tidak
terdapat kesalahan penulisan kata pada teks ini.
f. Pronomina
Dalam teks tersebut terdapat penggunaan pronomina seperti pronominal
pesona yang data ditemukan pada kalimat penduduk mengukir sejarah dengan
membakar rumah dan harta benda mereka
g. Verba Material
Dalam teks tersebut meggunakan verba material , diantaranya membakar
IV.
Berdasarkan hasil analisis diatas maka dapat disimpulkan bahwa Teks Cerita
Sejarah Bandung Lautan Api memiliki struktur yang lengkap, ejaan yang cukup,
menggunakan pronomina atau kata ganti, selain itu juga menggunakan verba material
sehingga teks tersebut sesuai dengan kaidah kebahasaan Teks Cerita Sejarah
V.