Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyakit kulit yang banyak dijumpai secara global pada remaja
dan dewasa muda adalah jerawat atau dalam bahasa medisnya disebut Acne
Vulgaris (Yuindartanto, 2009. Meskipun Jerawat tidak menimbulkan fatalitas,
tetapi jerawat dapat cukup merisaukan karena berhubungan dengan menurunnya
kepercayaan diri akibat berkurangnya keindahan pada wajah penderita (Efendi,
2003).
Di Amerika, jerawat adalah penyakit kulit umum dan ditandai oleh
peradangan, baik terbuka maupun tertutup yaitu peradangan komedo, papula,
pustula, dan nodul. Ini terjadi sekitar 60 hingga 70 persen selama hidup mereka.
Dua puluh persen akan memiliki jerawat yang parah, yang dapat berakibat pada
fisik dan mental permanen jaringan parut (Goggin et al, 1999). Di Indonesia,
jerawat merupakan penyakit kulit yang umum terjadi sekitar 85 hingga 100
persen selama hidup seseorang. Jerawat sering ditemukan pada remaja dan
dewasa muda diantara usia 12 35 tahun, dengan insidensi tertinggi antara usia
14-19 tahun (Brunner&Suddarth, 2002) sehingga beberapa tahun belakangan ini
para ahli dermatologi di indonesia mempelajari patogenesis terjadinya penyakit
terebut. Meskipun demikian jerawat dapat pula terjadi pada usia lebih muda atau
lebih tua daripada usia tesebut (Efendi, 2003).
remaja
merupakan
periode
terjadinya
pertumbuhan
dan
adanya akne dapat membuat hidup menjadi tidak menyenangkan pada remaja
yang merupakan kelompok umur yang paling tidak siap menghadapi dampak
psikologis akne. (Syamsulhadi dkk, 2002). Bagian wajahlah yang paling sering
terkena, dan bagi remaja wajah bernilai penting, yang berkaitan dengan
pengembangan citra dirinya. Selain itu, para penderitanya juga di hubungkan
dengan peningkatan angka kejadian komorbiditas psikologis seperti kecemasan,
depresi, gangguan mood, hambatan hubungan sosial bahkan keinginan bunuh diri
(Dun et al. 2011; Halvorsen et al. 2011; Tan 2004). Tempat predileksi akne
sendiri yang sering pada wilayah wajah, tentunya akan mengganggu
penampilandan oleh karenannya juga dapat mnganggu kepercayaan diri
penderitanya (Hedden, Davidson, dan Smith, 2008)
Berdasarkan latar belakang di atas serta pengamatan awal pada remaja di
sekalah Madrasah Alya Negeri Kotamobagu sebagian besar mengalami masalah
dengan jerawat dengan faktor-faktor pencetus yang berbeda-beda pula, seperti
faktor stres psikologis, kebersihan kulit, herediter dan penggunaan kosmetik
maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai jerawat pada
remaja, mengingat betapa pentingnya mengidentifikasi faktor yang berhubungan
dengan timbulnya akne vulgaris pada remaja maka penulis merasa perlu untuk
melakukan penelitian tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan
pertumbuhan akne vulgaris pada remaja kelas XI di Sekolah Madrasah Alya
Negeri Kotamobagu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan
masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah :
Faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan pertumbuhan akne
vulgaris pada remaja kelas XI di Sekolah Madrasah Alya Negeri Kotamobagu
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pertumbuhan
akne vulgaris pada remaja kelas XI di Sekolah Madrasah Alya Negeri
Kotamobagu.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kebersihan wajah siswa kelas XI MAN Kotamobagu
b. Mengidentifikasi penggunaan kosmetik siswa kelas XI MAN
Kotamobagu
c. Mengidentifikasi kejadian akne vulgaris siswa kelas XI MAN
Kotamobagu
d. Untuk mengetahui hubungan kebersihan wajah dengan pertubuhan akne
vulgaris
e. Untuk mengetahui hubungan penggunaan kosmetik dengan pertumbuhan
akne vulgaris
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi instansi tempat penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan pertumbuhan
akne vulgaris pada siswa kelas XI di Sekolah Madrasah Alyah Negeri
Kotamobagu.
4
2. Bagi profesi
Memberikan masukan