You are on page 1of 20

ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama

: Tn.

Hari/T

anggal

: Senin, 21 April 2010

Usia

: 21

Tahun

Waktu
: 11.20 11.30 wita.

Interaksi

: Ke I (Fase

Perkenalan)

Tujuan

: Setelah intervensi keperawatan


Lingkungan

: Tenang, posisi duduk berdampingan di kursi/meja makan

pasien

K dan P dapat membina hubungan


Ruang

Perawatan Srikaya
saling percaya.
Deskripsi

: Penampilan klien terlihat cukup rapi, rambut bersih disisir dan wajah bersih,
sudah mandi.
Analisa
Komunikasi Verbal

Komunikasi Non Verbal

Berfokus pada
Klien

Analisa Berfok

pada Perawa

P: Selamat siang Pak !

P: Tersenyum, berdiri sejenak


disamping K.

Merasa terkejut

Merasa ragu apa

disapa oleh P

K mau menerima

K: Menatap ke arah P sambil

kehadiran P.

tersenyum.
K: Selamat siang !

P: Tetap tersenyum

Duduk agak ragu

Merasa senang

K: Tersenyum.

dan

karena K mau

mencoba tidur

menjawab salam

lagi kemudian
bangkit lagi
P:

Saya perawat ., Saya mahasiswa S1

P: Sambil duduk disamping

Berharap dapat

Keperawatan . yang sementara praktek di

Klien dan setelah itu,

Klien duduk

melanjutkan

sini selama 2 minggu. Kalau bapak siapa

mengulurkan tangan untuk

berhadapan

pembicaraan

namanya ?

bersalaman dengan K.

kelihatan ragu

K: Mau bersalaman tersenyum


dan menatap ke arah P.

dan curiga sambil


menoleh kearah
klien

K: Nama Saya Kaharuddin

P: Sikap terbuka, tetap


tersenyum.

P:

Oh... namanya Kaharuddin, biasanya

Merasa lega kare

K : memperhatikan P namun

dipanggil apa?

K mau merespon

kelihatan masih ragu

stimulus yang

disampaikan oleh
K: Nama saya Kaharuddin, tapi saya biasanya

dan K mau meny

Kahar.

namanya.

Komunikasi Verbal

P: Kahar,

kalau

bisakah

tidak

kita

Komunikasi Non Verbal

keberatanP: Tetap tersenyum,


cerita-cerita

sebentar sekitar 10 menit.

memperhatikan K, dengan

Analisa Berfokus pada

Analisa Berfokus

Klien

pada Perawat

Klien mau menuruti apa

Berpikir apakah K mau

yang diminta perawat.

melanjutkan interaksi,

sikap terbuka.

berfikir untuk interaksi


Mau mendengar dengan

K: Ia Pak Mantri

K: Menatap ke arah P .

serius dan
memperhatikan.

P: Maunya
dimana ?

Kahar

kita

ceritanyaP: Tetap tersenyum, dan tetap


mempertahankan kontak

selanjutnya.

mata.
K: Di meja makan saja pak Mantri.

Mengerti apa yang


dimaksud oleh perawat.

K: Ekspresi tersenyum pada


P:

Jadi

hari

ini

membicarakan

kita
apa

akan

perawat, kadang

yang

menundukkan kepala.

Berharap K mulai mau


berinteraksi dengan
Perawat.

dirasakan oleh Kahar.


P: Menggunakan nada suara
P: Kahar, saya praktek di sini setiap

sedang tapi jelas.

hari selama 2 minggu dari jam

Berharap K mau

08.00

terbuka dan

14.00.

bersama-sama
Nanti

kita

Saya

dengan

akan

akan
Kahar.

menceritakan

sama-sama

masalahnya.

membahas masalah yang Kahar


rasakan. Mudah-mudahan saya
dapat

membantu

masalahnya,
sangat

mengatasi

Untuk

berharap

itu

saya

Kahar

mau

menceritakan masalah dan apa


yang dirasakan atau dipikirkan
sekarang ini, biar saya tahu.
Saya

akan

menjaga

kerahasiaannya. Apakah Kahar


setuju ?

Tidak merasa keberatan


dengan permintaan P
Berharap K mau
menjawab pertanyaan

K: Ia pak Mantri

P.

P: Kahar, bagaimana perasaannya


hari ini,
apakah

semalam

tidurnya

nyenyak atau tidak ?


K: Merasa baik-baik saja.
P: Bisakah Kahar cerita, mulanya
kenapa sampai kahar dibawah ke
rumah sakit ?
K: Saya memukul orang.

Komunikasi Verbal

Komunikasi Non Verbal

Analisa Berfokus

Analisa Berfokus pada

pada Klien

Perawat

P: Baiklah mungkin Kahar mau istirahatP: Tetap mempertahankan


dan makan, pertemuan kita cukup

Merasa senang karena K

kontak mata dan tersenyum.

setuju untuk kontrak

dulu. Nanti besok kita lanjutkan

petemuan berikutnya..

pembicaraan kita sekitar jam 10.00K: Nampak tersenyum dan

Tampak K tidak

pagi, tentang mengapa sampai

keberatan dengan

Tidak memaksakan diri

kontrak watu yang

untuk bertanya tentang

ditawarkan.

masalah K dan

Kahar

memukul

orang

menatap ke arah P

Bagaimana apakah Kahar setuju ?

mengalihkan
K : Ia Pak Mantri

P: Berdiri di samping K sambil

pembicaraan.

mengulur tangan dan


P: Bagus

sekali,

sudah

mau

berceritera dengan Pak mantri,

salaman dengan K sebagai

Merasa yakin bahwa

tanda perpisahan.

mengakhiri pembicaraan

Selamat siang ..!

adalah tepat agar klien


K: Membalas jabat tangan.

K: Terima kasih Pak Mantri. Selamat


siang ..!

ANALISA PROSES INTERAKSI

bisa istirahat.

Nama

Nn.HN

Hari

/Tanggal

: 27 mei 2003.

Usia

: 28

Th

Waktu
: 09.00 -09.15 wita

Interaksi

: Ke III (Fase

Kerja)

Tujuan

: Setelah Intervensi Keperawatan


Lingkungan

: Posisi berdiri berdampingan di

samping

K dapat

mengenal halusinasinya.
Deskripsi

tempat tidur.

: Penampilan K nampak tidak rapi, rabut tidak disisir, menggunakan celana jeans,
memakai baju kaos dan memakai sandal.

Komunikasi Verbal

P: Selamat pagi Hn

Komunikasi Non Verbal

P: Menghampiri K, tersenyum,
duduk berdampingan K

K: Selamat pagi Pak

Analisa Berfokus

Analisa Berfokus

pada Klien

pada Perawat

Mungkin bertanya

Penuh percaya diri d

dalam hati, maksud

senang bertemu

kedatanagn perawat.

dengan K.

K: Melihat ke arah P, sambil


tersenyum.

P:

Apakah Hn masih ingat janji kita


waktu pertemuan kemarin ?

P: Kontak mata, bicara santai

Berusaha mengetahu

tapi jelas.
K: Menunduk dan menatap ke
arah P.

keadaan hari ini , dan


K berfikir bahwa ia

kebutuhan yang haru

tidak mengalami

segera dipenuhi saat

perubahan.

ini.

K: Kontak mata kurang.


P:

Bagaimana perasaannya hari ini bu, P: Tenang, rileks,

Bersikap persuasif

apa semalam tidurnya enak, apa

mempertahankan kontak

agar klien dapat

sudah makan ? Masih ingat nama

mata.

bekerja sama

saya tidak ? .......Nama saya


Mathius.
K: Ehm ......., Mathius
P: Bagus ...!, Betul sekali.

menjalankan kontrak
K: Melamun dan menunduk.

sebelumnya

Komunikasi Verbal

Komunikasi Non Verbal

Analisa Berfokus pada

Analisa Berfokus

Klien

pada Perawat

P: Bagaimana dengan suara-suara P: Kontak mata, bicara santai


yang sering Ibu dengar ? Apakah

Bersikap persuasif

tapi jelas.

agar klien dapat

ibu masih mendengarnya ?

bekerja sama

menjalankan kontrak
K: Ya.

K : Tersenyum dan
memandang ke arah P.

Membayangkan ketika

sebelumnya.

suara-suara itu muncul

P: Menatap ke arah K
P: Kapan biasanya suara-suara itu
muncul.

k: Menatap ke arah P

K : saat lagi sendiri.


P : Bicara santai tapi jelas.

Memberikan
penguatan dengan

P: Apa yang dibilang ?

harapan K terus mau


Mengingat-nginat apa
K : Tampak berpikir sambil
menunduk.

K: Menyuruh pulang.
P: Kontak mata tetap, nada
bersahabat tidak menuduh
P: Pak mantri percaya apa yang

atau menghakimi.

didengar oleh Hn, tapi pak mantri


sendiri tidak dengar.Ada juga

K : Tersenyum

teman lain di sini yang sama


seperti ibu, juga sering

P:Nada suara bicara santai

mendengar suara-suara.

dan bersahabat, tetap


tersenyum dan

K : Ia pak

mempertahankan kontak
mata.

P: Apa yang dirasakan ibu bila


mendengar suara-suara itu ?
K:

K: Tersenyum dan menunduk.

yang dilakukan jika


mendengar suara-suara.

cerita.

P:

Baik bu, bolehkan kita cerita-cerita


lagi sebentar jam 13.30 di sini
untuk membicarakan masalah
yang Hn rasakan.

K: Ia pak,boleh
P:

Terima kasih bu telah cerita-cerita


dengan saya. Selamat siang Hn.

Komunikasi Verbal

Komunikasi Non Verbal

K: Iya Pak, sekarang sih, sua

Analisa Berfokus

Analisa Berfokus

pada Klien

pada Perawat

Menunduk, Tidak mau


menatap P

K: Ka G

K: Tetap menunduk

K mulai menjawab.

P: Sikap terbuka, tetap

Merasa lega karena K


mau merespon

tersenyum.

stimulus yang
disampaikan oleh P

P: Ka G, saya disini selama 6 hari mulai P: Tetap tersenyum,

Berpikir apakah K ma

hari senin sampai sabtu dari jam 8.00

memperhatikan K, dengan

melanjutkan interaksi,

samapi jam 13.00. Saya perawat

sikap terbuka.

berfikir untuk interaks

akan bersama-sama Ka G, tujuannya K: pandangan tetap


adalah kita akan sama-sama

menunduk, ekspresi wajah

membahas masalah yang Ka G

datar.

selanjutnya.

rasakan, mudah-mudahan saya


dapat membantu memecahkan
masalahn7ya, Untuk itu saya
berharap Ka G mau menceritakan
apa yang ada dalam fikiran dan
perasaan Ka G biar saya lebih tahu,
Saya akan menjaga kerahasiaannya.
Apa Ka G setuju ?

Mulai berfikir fikir


P: Tetap tersenyum, tetap

K: Tidak ada jawaban.

mempertahankan kontak

tentang tujuan perawat


mendekatinya

mata.
K: Ekspresi wajah nampak
datar.
P: Menggunakan nada suara
P: Ka G, bagaimana perasaan Ka G hari

sedang tapi jelas

Berharap K mulai mau


berinteraksi d

ini?

ANALISA PROSES INTERAKSI


Nama

: Tn.DM

Hari/Tanggal

: Jumat, 6 Juni 2003


Usia

: 34 Th

Waktu

10.00 10.15 wita


Interaksi

: Ke III (Fase

Kerja)

Tujuan

: Setelah Intervensi

Keperawatan
Lingkungan

: Posisi Duduk berdampingan di

samping

K dapat mengenal tentang pentingnya


tempat

tidur.

kebersihan diri.

Deskripsi

: Penampilan K nampak tidak rapi, rabut tidak disisir, menggunakan celana pendek,

memakai baju kaos.


Komunikasi Verbal

P: Selamat pagi Mas

K: Selamat Pak

Komunikasi Non Verbal

P: Menghampiri K, tersenyum,

Analisa Berfokus

Analisa Berfokus

pada Klien

pada Perawat

Mungkin bertanya

Merasa ragu, apaka

berdiri di sampng tempat tidur

dalam hati, maksud

pasien mau menerim

kedatanagn perawat.

kehadiran P.

K: Melihat ke arah P, sambil


tersenyum, kemudian
pandangan ke tempat lain.

Perasaan masih rag


P:

Bagaimana perasaannya hari ini ?


Masih ingat nama saya tidak ?

K:

P: Kontak mata, bicara santai


tapi jelas.
K: Menunduk dan meludah.

apakah K dapat
K berfikir bahwa ia

menerima kehadiran

tidak mengalami

P.

perubahan.

Berusaha mengetah
P:

Boleh saya duduk di sini dan cerita- P: Tetap tersenyum dan

keadaan hari ini , da

cerita dengan ibu 10 menit

mempertahankan kontak

kebutuhan yang har

mata.

segera dipenuhi saa


ini.

K : Tidak apa-apa

K: Kontak mata kurang, terus


meludah.

P:

Masih ingat sama saya Mas DM

P: Tenang, rileks,
mempertahankan kontak
mata.

K:
P:

K: Melamun dan menunduk.


Masa lupa, kemarin kan kita sudah
kenalan dan janji mau ketemu, nama
saya Mathius.

K:
P: Bagaimana tidurnya semalam ?
K: Tidur !

Komunikasi Verbal

P: Bagaimana Mas DM perasaannya


pagi ini, kelihatannya ibu nampak

Komunikasi Non Verbal

P: Kontak mata, bicara santai


tapi jelas.

lesuh, Apa ibu sudah mandi ?

Analisa Berfokus

Analisa Berfokus

pada Klien

pada Perawat

Bersikap persuasif ag
klien dapat bekerja
sama menjalankan

kontrak sebelumnya.
K: Belum....., nanti h saja.

K : Memandang ke arah P
kemudian pandangan ke
tempat lain.

Memberikan penguat
P: Bagusnya Mas DM mandi supaya

P: Menatap ke arah K

badannya terasa segar.

terus mau cerita.

K : Ia nanti......!

K: Menunduk dan meludah.

P: Baik Mas DM, terima kasih sudah

P : Bicara santai tapi jelas.

mau cerita dengan saya. Boleh saya


kembali sebentar siang untuk ceritacerita lagi ?
K: Terima - kasih

dengan harapan K

K : Tampak berpikir sambil


menunduk.
P: Kontak mata tetap, nada
bersahabat tidak menuduh
atau menghakimi.
K : Tersenyum dan menunduk.

Komunikasi Verbal

Komunikasi Non Verbal

K: Iya Pa Mantri, sekarang sih, sua

Analisa Berfokus

Analisa Berfokus

pada Klien

pada Perawat

Menunduk, Tidak mau


menatap P

K: Ka G

K: Tetap menunduk

K mulai menjawab.

P: Sikap terbuka, tetap

Merasa lega karena K


mau merespon

tersenyum.

stimulus yang
disampaikan oleh P

P: Ka G, saya disini selama 6 hari mulai P: Tetap tersenyum,

Berpikir apakah K ma

hari senin sampai sabtu dari jam 8.00

memperhatikan K, dengan

melanjutkan interaksi,

samapi jam 13.00. Saya perawat

sikap terbuka.

berfikir untuk interaks

akan bersama-sama Ka G, tujuannya K: pandangan tetap


adalah kita akan sama-sama

menunduk, ekspresi wajah

membahas masalah yang Ka G

datar.

selanjutnya.

rasakan, mudah-mudahan saya


dapat membantu memecahkan
masalahn7ya, Untuk itu saya
berharap Ka G mau menceritakan
apa yang ada dalam fikiran dan
perasaan Ka G biar saya lebih tahu,
Saya akan menjaga kerahasiaannya.
Apa Ka G setuju ?

Mulai berfikir fikir


P: Tetap tersenyum, tetap

tentang tujuan perawat

K: Tidak ada jawaban.

mempertahankan kontak

mendekatinya

mata.
K: Ekspresi wajah nampak
datar.

Berharap K mulai mau

P: Menggunakan nada suara


P: Ka G, bagaimana perasaan Ka G hari

berinteraksi d

sedang tapi jelas

ini?

ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama

: Tn

DM

Hari/Tanggal

: Jumat, 13

Waktu

: 13.00

Juni 2003
Usia

: 34

Th
13.10 wita
Interaksi

: Fase

Terminasi

Tujuan

: Setelah

Intervensi Keperawatan
Lingkungan

: Posisi Duduk berdampingan di

samping

K dapat menerima perpisahan


tempat

tidur.
Deskripsi

secara wajar.
: Penampilan K nampak rapi, rabut disisir, menggunakan celana jeans,
memakai baju kaos dan memakai sendal.

Komunikasi Verbal
P:

K:

Selamat siang Mas DM

Selamat siang.

Komunikasi Non Verbal


P: Menghampiri K, tersenyum,

Analisa Berfokus
pada Klien

Analisa Berfok

pada Perawa

Merasa ragu, apak

berdiri di samping tempat tidur

mau menerima

perpisahan ini.

K: Melihat ke arah P, sambil

tersenyum.
P: Bagaimana perasaannya hari ini bu ?P: Kontak mata, bicara santai tapi
Apakah sudah makan bu ?

jelas.

Perasaan masih ra
K: Sudah.

K: Menganggukkan kepala.

apakah K dapat

menerima perpisah
P: Boleh saya duduk di sini dan cerita-P: Tetap tersenyum dan
cerita dengan ibu 10 menit

mempertahankan kontak
mata.

Merasa lega karen


K : Duduk paK.

K: Menatap ke arah P sambil

mau merespon

tersenyum.
P: Oh iya Mas DM, apakah ibu masih

stimulus yang
Memikirkan topik apa

ingat tujuan kita bertemu, dimanaP: Tenang, rileks,

lagi yang harus

waktu itu kita sama-sama cerita untuk

mempertahankan kontak

ditanyakan ke P

membantu masalah yang ibu rasakan,

mata.

Bagaimana menurut ibu apa merasa

Merasakan adanya

ada baikan/enak ? Saya melihat Mas

perubahan dalam

DM

dirinya.

sekarang,

sudah

banyak

disampaikan P.

berubah karena sudah mau cerita


dengan

orang

lain

dan

sekarang

sudah nampak segar dan rapih.

K: Menatap P dan tersenyum

K: Ia pak

Komunikasi Verbal

Komunikasi Non Verbal

Analisa Berfokus

Analisa Berfokus

pada Klien

pada Perawat
Senang karena K

P:

Oh

ya,

agar

perasaan

mauP: Tersenyum, dan

dapat menangkap apa

mengamuk dan marah marah

mempertahankan kontak

yang disampaikan oleh

Mas

mata.

P.

DM

dapat

melakukan misalnya jangan suka


melamun, cari kesibukan di rumah,
dll.

K: Melihat ke arah P, sambil


tersenyum.

K:

Ia pak, nanti ku coba.

Berusaha untuk
melaksanakan apa
yang dianjurkan P
Merasa lega karena K

P: Berbicara dengan suara


P:

mau merespon

lembut tapi jelas dan

Merasa bahwa ada

stimulus yang

Bagus bu, selain itu yang perlu ibu

mempertahankan kontak

yang akan membantu.

disanmpaikan P.

lakukan di rumah adalah ibu harus

mata.

cerita-cerita

dengan

orang

di

rumah, dan jangan lupa minumK: Wajah nampak ceria.


obat

secara

teratur

dan

ingat

kembali kontrol ke dokter di Polik.


K: Ia pak.

P: Tetap tersenyum dan


mempertahankan kontak
mata.

P:

Nah, kalau begitu pertemuan ini,


kita cukupkan sampai di sini dulu,
mudah-mudahan semua yang
sudah kita bicarakan dapat

K: Menatap ke arah P dan


tersenyum.

bermanfaat bagi ibu. Selamat siang


bu.
K: Terima kasih pak, selamat siang.

CNTH 2

ASKEP DEFISIT PERAWATAN DIRI DAN KASUS LENGKAP


ASKEP DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalammemenuhi kebutuhannya guna
memepertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, kliendinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan
diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguankemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi
dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan
Wartonah 2000 ).
B. JenisJenis Perawatan Diri
1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
mandi/kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan
aktivitas berdandan sendiri.
3. Kurang perawatan diri : Makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan.

4. Kurang perawatan diri : Toileting


Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79 ).
C. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran
Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan
kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu

kurang mampu melakukan perawatan diri.


Menurut Depkes (2000: 59) Faktor faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial
Pada anak anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderitadiabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan
sabun, sampo dan lain lain.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit,
gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,kebutuhan harga diri, aktualisasi
diri dan gangguan interaksi sosial.
D. Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
a) Fisik
Badan bau, pakaian kotor,Rambut dan kulit kotor,Kuku panjang dan kotor,Gigi kotor disertai,mulut
bau,penampilan tidak rapi.
b) Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif.,Menarik diri, isolasi diri,Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

c) Sosial
Interaksi kurang,Kegiatan kurang,Tidak mampu berperilaku sesuai norma.,Cara makan tidak teratur
BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

ILUSTRASI KASUS
Tn. R berumur 58 tahun, seorang duda yang hidup sendiri. Badannya sudah sakit sakitan karena
harus kerja pagi dan pulang malam, kerjanya juga tidak menentu asalkan makan. Sewaktu istrinya
masih hidup, istrinya yang bekerja memenuhi kebutuhan sebagai tukang jahit, dan mengurus
suaminya yang sakit. sejak beberapa minggu lalu istrinya meninggal dunia tidak ada lagi yang
merawat dirinya. Juga tidak ada waktu lagi untuk memperhatikan kebersihan dirinya, yang ia
pentingkan bisa makan dalam sehari saja sudah bersyukur.
Dari kasus diatas didapatkan
DATA BIOGRAFI
Nama
: Tn. R
Umur
: 58 tahun
Agama
: kristen
Alamat
: Jl..bukit raya, medan.
Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah :
DS : pasien mengatakan ia merasa lemah, Malas untuk beraktivitas setelah pulang kerja,Merasa
tidak berdaya.
DO: Rambut kotor, acak acakan,Badan dan pakaian kotor dan bau,Mulut dan gigi bau,Kulit kusam
dan kotor,Kuku panjang dan tidak terawat
Diagnosa keperawatan :
a. Defisit perawatan diri
b. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

TUJUAN UMUM
Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihan diri.
TUJUAN KHUSUS
pasien menyadari pentingnya perawatan diri

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

PRINSIP
Membina hubungan saling
percaya

INTERVENSI
a.Berikan salam setiap
berinteraksi.
b. Perkenalkan nama, nama
panggilan perawat
dan tujuan perawat
berkenalan.
c. Tanyakan nama dan
panggilan kesukaan klien.

RASIONAL
Rasa saling percaya adalah
fasilitas untuk ekspresi
pikiran/perasaan secara
terbuka.

mengenal tentang pentingnya


kebersihan diri.

Membimbing dan menolong


klien merawat diri.

melakukan kebersihan
perawatan diri secara
mandiri.
mempertahankan kebersihan
diri secara mandiri.

d. Tunjukan sikap jujur dan


menepati janji setiap kali
berinteraksi.
e. Tanyakan perasaan dan
masalah yang dihadapi klien.
f. Buat kontrak interaksi yang
jelas.
Pengetahun tentang
g. Dengarkan ungkapan
pentingnya perawatan diri
perasaan klien dengan
meningkatkan motivasi.
empati.
h.
Penuhi kebutuhandasar klien

Diskusikan bersama klien


pentingnya kebersihan diri
dengan cara menjelaskan
pengertian tentang arti bersih
dan tanda- tanda bersih.
c. Dorong klien untuk
menyebutkan 3 dari 5 tanda
kebersihan diri.
d. Diskusikan fungsi
kebersihan diri dengan
menggali pengetahuan klien
terhadap hal yang
berhubungan dengan
kebersihan diri.
e. Bantu klien
mengungkapkan arti
kebersihan diri
dantujuan memelihara
kebersihan diri.
f. Beri reinforcement positif
setelah klien mampu
mengungkapkan arti
kebersihan diri.
g. Ingatkan klien untuk
memelihara kebersihan diri
seperti: mandi 2 kali pagi dan
sore, sikat gigi minimal 2
kali sehari (sesudah makan
dan sebelum tidur), keramas
dan menyisir rambut, gunting
kuku jika panjang.

Bimbingan perawat akan


mempermudah pasien
melakukan perawatan diri.

Meningkatkan motivasi akan


pentingnya kebersihan,dan
mudah untu melakukannya

a.Motivasi klien untuk


Membiasakan diri untuk
mandi.
melakukan perawatan diri
b. Beri kesempatan untuk
sendiri.
mandi, beri kesempatan klien
untuk mendemonstrasikan
cara memelihara kebersihan
diri yang benar.
c. Anjurkan klien untuk
mengganti baju setiap hari.
d. Kaji keinginan klien untuk
memotong kuku dan
merapikan rambut.
e. Kolaborasi dengan perawat
ruangan untuk pengelolaan
fasilitas perawatan
kebersihan diri, seperti mandi
dan kebersihan kamar mandi.

Monitor klien dalam


melakukan kebersihan diri
secara teratur, ingatkan untuk
mencuci rambut, menyisir,
gosok gigi, ganti baju dan
pakai sandal.

Klien selalu tampak rapi

Beri reinforcement positif

jika berhasil melakukan


kebersihan diri.

Kriteria evaluasi
Dalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya padaperawat:
a. Wajah cerah, tersenyum
b. Mau berkenalan
c. Ada kontak mata
d. Menerima kehadiran perawat
e. Bersedia menceritakan perasaannya
Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan, mampu menyebutkan
kembali kebersihan untukkesehatan seperti mencegah penyakit dan klien dapat meningkatkan
cara merawat diri.
Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi pakai sabun dan disiram
pakai air sampai bersih, mengganti pakaian bersih seharihari, dan merapikan penampilan.
Setelah satu minggu klien dapat melakukan perawatan kebersihan diri secara rutin dan teratur
tanpa anjuran, seperti mandi pagi dan sore, ganti baju setiap hari, penampilan bersih dan rapi.
Klien selalu tampak bersih dan rapi.
Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.

You might also like