You are on page 1of 18

Makalah Anatomi dan Fisiologi Sistem

Reproduksi
Untuk memenuhi tugas SP Fundamental Patophysiology Reproduksi System

Oleh:
Dian Retno Pratiwi
135070200131005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016

PEMBAHASAN
1. Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria

a.

Anatomi sistem reproduksi pada pria

Secara anatomi, sistem reproduksi pria terdiri dari genitalia eksternal dan
genitalia internal.Genitalia eksternal terdiri dari penis dan skrotum,
sedangkan genitalia internal terdiri dari testis dan organ-organ penunjang
fungsinya, yaitu epididimis, duktus deferens (vas deferens), vesikula

seminalis, duktus ejakulatorius, glandula prostatica, dan glandula


bulbouretralis (glandula cowperi).
Genetalia eksternal
a. Penis
Secara anatomi organ penis dibagi menjadi dua yaitu pars occulta dan
pars libera. Pars occulta yang disebut juga radiks penis atau pars fiksa
adalah bagian penis yang tidak bergerak, terletak dalam spatium perinea
superfisialis. Pars occulta merupakan jaringan erektil. Pars occulta
terdiri dari crus penis dan bulbus penis.Crus penis melekat pada bagian
kaudal sebelah dalam dari ramus inferior ossis ischii ventral dari tuber
iskiadum.Masing-masing crus penis ini tertutup oleh muskulus
ischiokavernosus dan selanjutnya kaudal dari simfisis pubis, kedua crus
penis

tersebut

bergabung

disebut

sebagai

corpora

kavernosa

penis.Sedangkan, bulbus penis terletak antara kedua crus penis dalam


spatium perinea superfisialis.Fascies superiror melekat pada fasia
diafragma urogenital inferior, sedangkan fascies lateralis dan inferior
tertutup oleh muskulus bulbokavernosus. Ke arah kaudal berubah
menjadi korpus spongiosum penis yang juga ikut membentuk korpus
penis.
b. Skrotum
Skrotum merupakan kantong yang terdiri dari jaringan kutis dan
subkutis yang terletak dorsal dari penis dan kaudal dari simfisis pubis.
Skrotum juga terbagi atas dua bagian dari luar oleh raphe scrota dan
dari dalam oleh septum skrotum scrota. Masing-masing skrotum
membungkus testis, epididimis, dan sebagai funikulus spermatikus.
Skrotum sinistra lebih rendah rendah daripada dekstra. Lapisan skrotum
terdiri atas lapisan cutis dan lapisan subcutis.
Lapisan cutis merupakan lapisan kulit yang sangat tipis mengandung
pigmen lebih banyak daripada kulit sekitarnya sehingga lebih gelap
warnanya. Terdapat sedikit rambut, tetapi memiliki kelenjar sebasea dan
kelenjar keringat yang lebih banyak.Yang kedua dalah lapisan subcutis
disebut juga tunika dartos.Lapisan ini terdiri atas serabut-serabut otot

polos dan tidak didapatkan jaringan lemak.Lapisan subcutis melekat


erat pada jaringan cutis superficial dan merupakan lanjutan dari fasia
superfisialis dan fasia penis superfisialis.
Genitalia internal
a. Testis
Merupakan organ berbentuk ovoid dengan jumlah dua buah,
biasanya testis sebelah kiri lebih berat dan lebih besar daripada yang
kanan. Testis terletak di dalam skrotum dan dibungkus oleh tunica
albuginea, beratnya 10-14 gram, panjangnya 4 cm, diameter
anteroposterior kurang lebih 2,5 cm. Testis merupakan kelenjar
eksokrin (sitogenik) karena pada pria dewasa menghasilkan
spermatozoa,

dan

disebut

juga

kelenjar

endokrin

karena

menghasilkan hormon untuk pertumbuhan genitalia eksterna. Testis


terbagi menjadi lobulus-lobulus kira-kira 200 sampai 400 .Pada
bagian dalam lobulus-lobulus tersebut terletak jaringan parenkim
yang membentuk tubuli seminiferi kontorti.Pada waktu mencapai
mediastinum testis, tubulus-tubulus ini berubah menjadi tubuli
seminiferi recti, jalannya kurang lebih 20 30 tubulus di mana
mereka

membentuk

anyaman

sehingga

disebut

rete

testis

(halleri).Dari rete ini keluar kurang lebih 15 20 duktus efferentes


yang masuk ke dakam kaput epididimis.
b. Epididimis
Merupakan organ yang berbentuk organ yang berbentuk seperti
huruf C, terletak pada fascies posterior testis dan sedikit menutupi
fascies lateralis.Epididimis terbagi menjadi tiga yaitu kaput
epididimis,

korpus

epididimis

dan

kauda

epididimis.Kaput

epididimis merupakan bagian terbesar di bagian proksimal, terletak


pada bagian superior testis dan menggantung.Korpus epididimis
melekat pada fascies posterior testis, terpisah dari testis oleh suatu
rongga yang disebut sinus epididimis (bursa testikularis) celah ini
dibatasi oleh epiorchium (pars viseralis) dari tunika vagianlis.Kauda
epididimis merupakan bagian paling distal dan terkecil di mana

duktus epididimis meulai membesar dan berubah jadi duktus


deferens.
c. Duktus deferens (Vas Deferens)
Merupakan lanjutan dari duktus epididimis. Vas deferens merupakan
saluran yang membawa sperma dari epididimis. Panjangnya 45 cm
yang berawal dari ujung bawah epididimis, saluran ini berjalan ke
bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk
duktus ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan
saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda
spermatika.
d. Vesikula seminalis
Adalah organ berbentuk kantong bergelembung-gelembung yang
menghasilkan cairan seminal.Jumlahnya ada dua, di kiri dan kanan
serta posisinya tergantung isi vesika urinaria.Bila vesika urinaria
penuh, maka posisinya lebih vertical, sedangkan bila kosong lebih
horizontal.Vesika seminalis terbungkus oleh jaringan ikat fibrosa dan
muscular pada dinding dorsal vesika urinaria.
e. Duktus ejakulatorius
Merupakan gabungan dari duktus deferens dan duktus ekskretorius
vesikula seminalis, menuju basis prostat, yang akhirnya bermuara ke
dalam kollikus seminalis pada dinding posterior lumen uretra.
f. Glandula prostatica
Merupakan organ yang terdiri atas kelenjar-kelenjar tubuloalveolar.
Terletak di dalam cavum pelvis sub peritoneal, dorsal symphisis pubis,
dilalui urethra pars prostatica. Bagian-bagian dari glandula prostatica
adalah apeks, basis fascies lateralis, fascies anterior, dan fascies
posterior. Glandula prostatica mempunyai lima lobus yaitu anterior,
posterior, medius dan dua lateral.
g. Glandula bulbuorethralis (Glandula cowperi)
Glandula bulbuorethralis berbentuk bulat dan berjumlah dua buah.
Letaknya di dalam otot sfingter uretrae eksternum pada diafragma
urogenital, dorsal dari uretra pars membranasea
h. Uretra.
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam
penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari
kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.

Uretra memiliki 2 fungsi yaitu bagian dari sistem kemih yang


mengalirkan air kemih dari kandung kemih dan bagian dari sistem
reproduksi yang mengalirkan semen.
i. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat merupakan organ dengan sebagian strukturnya
merupakan kelenjar dan sebagian lagi otot dengan ukuran sekitar 2,3 x
3,5 x 4,5 cm. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar
sejalan dengan pertambahan usia. Kelenjar prostat terletak di bawah
kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari
uretra. Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari
testis, perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan
retensi urin.
b.

Fisiologi Sistem Reproduksi Pria.


Genitalia Eksternalis
a. Penis
Berfungsi sebagai saluran yang menyalurkan sperma kepada vagina
wanita.
b. Skrotum
Berfungsi sebagai kantung kulit khusus yang melindungi testis dan
epididimis dari cedera fisik dan merupakan pengatur suhu testis.
Genitalia Internalis
a. Testis
Berfungsi sebagai penghasil sperma dan mensekresikan hormon
testosteron.
b. Epididimis
Berfungsi sebagai tempat sekresi sperma dari testis, sebagai
pematangan motilitas dan fertilitas sperma, memekatkan/mengentalkan
dan menyimpan sperma.
c. Duktus deferens (Vas Deferens)
Berfungsi sebagai pembawa spermatozoa dari epididimis ke duktus
ejakulatorius dan menghasilkan cairan semen yang berfungsi unutk
mendorong sperma keluar dari dukrus ejakulatorius dan uretra.
d. Vesikula seminalis
Berfungsi sebagai penghasil fruktosa untuk memberi nutrisi sperma
yang dikeluarkan, mengeluarkan prostaglandin yang merangsang

motilitas saluran reproduksi pria untuk membantu mengeluarkan


sperma, menghasilkan sebagian besar cairan semen, menyediakan
precursor (proses biologis) untuk pembekuan semen.
e. Duktus ejakulatorius
Berfungsi membawa spermatozoa dari vas deferens menuju ke basis
prostat.
f. Glandula prostatica
Berfungsi mengeluarkan cairan basa yang menetralkan sekresi vagina
yang asam, memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap
berada dalam vagina pada saat penis dikeluarkan.
g. Glandula bulbuurethralis (Glandula Cowperi)
Berfungsi mengeluarkan mucus untuk pelumasan.
Hormon pada Pria
1. Hormon testosterone
Dihasilkan oleh sel interstitial

yang

terletak

antara

tubulus

seminiferus.Testosteron yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat


diubah oleh hati menjadi aldosteron dan dehidroepialdosteron.
Fungsi testosteron adalah sebagai berikut :
a) Efek desensus (penempatan) testis
Hal ini menunjukkan bahwa testosteron merupakan hal yang
penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan manusia
dan merupakan faktor keturunan.
b) Perkembangan seks primer dan sekunder
Sekresi testosteron setelah pubertas menyebabkan penis, testis, dan
skrotum membesar sampai usia 20 tahun serta mempengaruhi
pertumbuhan sifat seksual sekunder pria mulai pada masa pubertas.
2. Hormon gonadotropin
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormone yaitu
Lutein hormone (LH) dan Folicle Stimulating Hormon (FSH).
3. Hormon estrogen
Dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormon perangsang
folikel.Hormon ini memungkinkan spermatogenesis untuk menyekresi
protein pengikat endogen untuk mengikat testosterone dan estrogen
serta membawa keduanya ke dalam cairan lumen tubulus seminiferus
untuk pematangan sperma.
4. Hormon pertumbuhan (Growth Hormone)

Hormon ini diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi


metabolism testis secara khusus dan untuk meningkatkan pembelahan
awal spermatogenesis.
Pengaturan Fungsi Reproduksi
Pengaturan fungsi reproduksi dimulai dari pelepasan hormone
gonadotropin (GnRH) oleh hipotalamus lalu merangsang kelenjar
hipofisis anterior untuk menyekresi lutein hormon, hormon perangsang
lutein hormone (LH), dan follicle stimulating hormone (FSH).Lutein
hormon merupakan rangsangan utama untuk sekresi testosteron oleh
testis dan folikel stimulating. Hormone yang disekresi akan merangsang
spermatogenesis.
Spermatogenesis
Spermatogenesis berasal dari kata spermadan genesis (pembelahan).
Pada spermatogenesis terjadi pembelahan secara mitosis dan meiosis.
Spermatogenesis merupakan tahap atau fase-fase pendewasaan sperma
di epididimis.Setiap

satu

spermatogonium

akan

menghasilkan

empat sperma matang.


Spermatogenesis adalah proses gametogenesis pada pria dengan cara
pembelahan meiosis dan mitosis. Spermatogenesis pada sprema biasa
terjadi di epididimis. Sedangkan tempat menyimpan sperma sementara
terletak di vas deferens. Berikut adalah tahap-tahap spermatogenesis:
a) Spermatogonium
Spermatogonium merupakan tahap pertama pada spermatogenesis
yang

dihasilkan

oleh testis.

Spermatogoium

terbentuk

dari

46 kromosom dan 2N kromatid.


b) Spermatosit primer
Spermatosit primer merupakan mitosis dari spermatogonium. Pada
tahap ini tidak terjadi pembelahan. Spermatosit primer terbentuk dari
46 kromosom dan 4N kromatid.
c) Spermatosit sekunder
Spermatosit sekunder merupakan meiosis dari spermatosit primer.
Pada tahap ini terjadi pembelahan secara meiosis. Spermatosit
sekunder terbentuk dari 23 kromosom dan 2N kromatid.
d) Spermatid

Spermatid merupakan meiosis dari spermatosit sekunder. Pada tahap


ini terjadi pembelahan secara meiosis yang kedua. Spermatid
terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.
e) Sperma
Sperma merupakan diferensiasi atau pematangan dari spermatid.
Pada

tahap

ini

terjadi diferensiasi.

Sperma

terbentuk

dari

23 kromosom dan 1N kromatid dan merupakan tahap sperma yang


telah matang dan siap dikeluarkan.

2. Anatomi dan fisiologi wanita


a. Anatomi sistem reproduksi wanita
Anatomi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu: alat reproduksi
wanita bagian dalam yang terletak di dalam rongga pelvis, dan alat reproduksi
wanita bagian luar yang terletak di perineum.
Genetelia Eksternal (alat reproduksi bagian luar)

a. Mons veneris /Mons pubis


Mons pubis atau mons veneris merupakan jaringan lemak subkutan
berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat di atas
simfisis pubis.Mons pubis banyak mengandung kelenjar sebasea (minyak)
dan ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas,
yaitu sekitar satu sampai dua tahun sebelum awitan haid.Mons pubis
mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak) berfungsi sebagai bantal
pada waktu koitus (hubungan seksual). Jumlah jaringan lemak akan
bertambah pada saat pubertas dan berkurang setelah menopause.
b. Labia Mayora
Labia Mayora merupakan kelanjutan dari mons pubis, berbentuk lonjong,
panjang labia mayora 7-8 cm, lebar 2-3 cm, dan agak meruncing pada ujung
bawah. Labia mayor melindungi labia minor, meatus urinarius, dan introitus
vagina (lubang vagina). Pada wanita yang belum pernah melahirkan
pervagina, kedua labia mayor terletak berdekatan di garis tengah menutupi
struktur-struktur di bawahnya. Setelah melahirkan anak dan mengalami
cedera pada vagina atau perineum, labia sedikit terpisah bahkan introitus
vagina terbuka. Organ ini terdiri atas dua lipatan yang memanjang berjalan

ke kaudal dan dorsal dari mons pubis dan keduanya menutup rima pudenda
(pudendal cleft). Kedua lipatan ini dibagian bawah bertemu membentuk
perineum; dimana permukaannya terdiri dari :
1. Bagian luar : tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut
pada mons pubis
2. Bagian dalam : tanpa rambut,merupakan selaput yang mengandung
kelenjar sebasea (lemak)
c. Labia Minora
Merupakan lipatan di bagian dalam dari labia mayora, tidak ada
rambut.Dibagian atas klitoris, labia minora bertemu membentuk prepusium
klitoris dan dibagian bawahnya bertemu membentuk prenulum klitoris,labia
minora ini mengelilingi orifisium vagina. Labia minor terletak di antara dua
labia mayor dan merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, dan tidak
berambut, yang memanjang ke arah bawah dari bawah klitoris dab menyatu
dengan fourchette. Sementara bagian lateral dan anterior labia biasanya
mengandung pigmen, permukaan medial labia minor sama dengan mukosa
vagina merah muda dan basah.Pembuluh darah yang banyak membuat labia
berwarna merah kemerahan dan memungkinkan labia minor membengkak,
bila ada stimulus emosional dan stimulus fisik.Kelenjar di labia minor juga
melumasi vulva.Suplai saraf yang banyak membuat labia minor menjadi
sensitif.Ruangan antara kedua labia minor disebut vestibulum.
d. Klistoris
Terletak dorsal dari komissura anterior labia mayora dan hamper
keseluruhannya tertutup oleh labia minora.Klitoris mempunyai tiga bagian
yaitu krura klitoris, korpus klitoris dan glans klitoris.Jumlah pembuluh
darah dan persarafan yang banyak membuat klitoris sangat sensitive
terhadap suhu, sentuhan, dan sensasi tekanan.Fungsi utama klitoris yaitu
untuk menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.
e. Vestibulum
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua bibir kecil,
bagian atas klistoris, dan bagian belakang pertemuan kedua labia minora.

Pada vestibulum terdapat muara utera, dua lubang saluaran kelenjar


Bartholini dan dua lubang saluran kelenjar Skene.
f. Perineum
Merupakan daerah muscular yang ditutupi kulit anatara introitus vagina dan
anus. Perinium membentuk dasar badan perineum.
g. Kelenjar Bartholin
Kelenjar yang penting didaerah vulva dan vagina, karena dapat
mengeluarkan lender, pegeluaran lender meningkat saat koitus.
h. Hymen (selaput dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan
mudah robek,hymen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lender
yang dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi. Terdapat beberapa
bentuk hymen diantarannya: hymen anular, hymen septal, hymen
kribiformis, hymen parous.
i. Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada
perteman ujung bawah labia mayora dan labia minora. Digaris tengah
berada dibawah orifisium vagina. Suatu cekugan kecil dan fosa navikularis
terletak diantara fourchette dan hymen.
Genetalia Internal

Menurut Mochtar (1998) organ genetalia internal terdiri dari:


a. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina.Panjang
dinding anterior vagina hanya sekitar 9 cm, sedangkan panjang dinding
posterior 11 cm.Vagina terletak di depan rectum dan di belakang kandung
kemih.Vagina

merupakan

saluran

muskulo

membraneus

yang

menghubungkan rahim dengan vulva.Jaringan muskulusnya merupakan


kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani oleh karena
itu dapat dikendalikan (Bobak,2004).
Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebut rugae dan
terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina menonjol serviks
pada bagian uterus. Bagian servik yang menonjol ke dalam vagina di sebut
portio. Portio uteri membagi puncak vagina menjadi empat yaitu: fornik
anterior, fornik posterior, fornik dekstra, fornik sinistra. Sel dinding vagina
mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan PH
4,5. Keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama
vagina yaitu sebagai saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah
menstruasi, alat hubungan seks dan jalan lahir pada waktu persalinan
(Bobak,2004).
b. Uterus (Rahim)
Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muskular, pipih,
cekung dan tampak seperti bola lampu / buah peer terbalik yang terletak di
pelvis minor di antara kandung kemih dan rectum.Uterus normal memiliki
bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba padat.Uterus terdiri dari
tiga bagian yaitu: fundus uteri yaitu bagian corpus uteri yang terletak di
atas kedua pangkal tuba fallopi, corpus uteri merupakan bagian utama yang
mengelilingi kavum uteri dan berbentuk segitiga, dan seviks uteri yang
berbentuk silinder. Dinding belakang, dinding depan dan bagian atas
tertutup peritoneum sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan
kandung kemih.

Untuk mempertahankan posisinya uterus disangga beberapa ligamentum,


jaringan ikat dan peritoneum.Ukuran uterus tergantung dari usia wanita,
pada anak-anak ukuran uterus sekitar 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, dan
multipara 8-9 cm. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu peritoneum,
miometrium / lapisan otot, dan endometrium.Pembuluh darah uterus terdiri
dari arteri uterine asenden yang menuju corpus uteri sepanjang dinding
lateral dan arteri ovarika untuk memberikan darah pada tuba fallopi dan
ovarium. Kontraksi otot Rahim bersifat otonom dan dikendalikan oleh saraf
simpatis dan parasimpatis melalui ganglion servikalis fronkenhouser yang
terletak pada pertemuan ligamentum sakro uterium.
c. Tuba Fallopi (Saluran telur)
Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu uterine
hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai
rongga uterus.Tuba fallopi memiliki panjang masing-masing tuba kurang
lebih 10 cm. Dibagi atas 4 bagian (dari uterus kea rah ovarium) yaitu pars
uterine tubae (pars intramuralis), isthmus tubae, ampulla tubae, dan
infundibulum tubae. Fungsi dari tuba fallopi yaitu sebagai jalan ovum dari
ovarium sampai ke kavum uteri, untuk menangkap ovum yang dilepaskan
saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi,
tempat terjadinya konsepsi, tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil
kosepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan implantasi
(Bobak,2004)
d. Ovarium (Indung telur)
Terdapat dua indung telur, masing-masingnya ada dikanan dan dikiri
Rahim,dimana ovarium dilapisi oleh mesovarium dan tergantung
dibelakang ligalatum. Bentuknya seperti buah almon, sebesar ibu jari
tangan. Ovarium ini posisinya ditunjang oleh masovarium, liga ovarika,
dan liga infundibulopelvikum.Menurut strukturnya ovarium terdiri kulit
(korteks), jaringan ikat disela-sela jaringan lain, stroma, dan sel-sel
Warthard. Pada wanita diperkirakan terdapat sekitar 100 ribu folikel primer.
Pada kurun reproduksi, tiap-tiap bulan satu folikel atau kadang-kadang dua
folikel akan matang, kemudian keluar pecah dan muncul ke permukaan

korteks. Fungsi dari indung telur atau ovarium adalah menghasilkan sel
telur (ovum), menghasilkan hormone-hormon (progesterone dan estrogen),
dan ikut serta mengatur haid (Bobak,2004).
b. Fisiologi sistem reproduksi wanita
Berdasarkan fungsinya (fisiologi), alat reproduksi wanita mempunyai 3 fungsi,
yaitu fungsi seksual, fungsi hormonal,fungsi reproduksi.
1. Fungsi Seksual

Alat yang berperan adalah vulva dan vagina.kelenjar pada vulva yang
dapat mengeluarkan cairan, berguna sebagai pelumas pada saat koitus.
Selain itu vulva dan vagina juga berfungsi sebagai jalan lahir.Tuba uterine
berfungsi membawa ovum dari ovarium ke kavum uteri dan mengalirkan
spermatozoa dalam arah berlawanan dan tempat tejadinya fertilisasi.
2. Fungsi Hormonal
Fungsi hormonal ialah peran indung telur clan rahim didalam
memperlahankan ciri kewanitaan clan pengaturan haid. Perubahanperubahan fisik clan psikhis yang terjadi sepanjang kehidupan seorang
wanita erat hubungannya dengan fungsi indung telur yang menghasilican
hormon-harmon vmnita yaitu estrogen dan proqasferonDatam masa
kanak-kanak indung telur belum menunaikan fungsinya dengan baik.Di
saat indung telur mulai berfungsi, mulailah secara produktif menghasilkan
hormone pada wanita, yaitu:
a. Hormon estrogen
Mempengaruhi organ endokrin dengan menurunkan sekresi FSH,
dimana pada beberapa keadaan akan menghambat sekresi LH dan pada
keadaan lain meningkatkan LH.Pengaruh hormone ini terhadap organ
seksual yaitu adanya pembesaran ukuran tuba fallopi, uterus, vagina,
pengendapan lemak pada mons veneris, pubis, dan labia.Serta
mengawali

pertumbuhan

mammae

(payudara).

Selain

itu

mempengaruhi pertumbuhan badan dengan cepat, tumbuh rambut pada


pubis dan aksila.
b. Hormone progesterone

Dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta bertanggung jawab atas


perubahan endometrium dan perubahan siklik dalam serviks serta
vagina.Efek progesterone terhadap tuba falopi adalah meningkatkan
sekresi dan mukosa. Pada kelenjar mammae akan meningkatkan
perkembangan lobulus dan alveolus kelenjar mammae.
c. Foliclle Stimulating Hormone (FSH)
FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofisi. Pembentukan FSH
ini akan berkurang pada pembentukan/pemberian estrogen dalm
jumlah yang cukup seperti pada kehamilan.
d. Lutein Hormone (LH)
LH bekerjasama dengan FSH untuk menyebabkan terjadinya sekresi
estrogen dari folikel de Graaf.LH juga menyebabkan penimbunan
substansi dari progesterone dalam sel granulosa.
e. Prolaktin atau Luteotropin Hormone (LTH)
Fungsi hormon ini adalah untuk memulai mempertahankan produksi
progesterone dari korpus luteum.
3. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi dilakukan oleh indung telur, saluran telur dan rahim. Sel
telur yang setiap bulannya dikeluarkan dari kantung telur pada saat masa
subur akan masuk kedatam saluran telur untuk kemudian bertemu dan
menyatu dengan sel benih pria ( spermatozoa ) membentuk organisme
baru yang disebut Zygote, pada saat inilah ditentukan jenis kelamin janin
dan sifat -sifat genetikrrya. Selanjutrrya zygote akan terus berjalan
sepanjang saluran telur dan masuk kedalam rahim. Biasanya pada bagian
atas rahim zygote akan menanamkan diri dan berkembang menjadi
mudigah. Mudlgah selanjutnya tumbuh dan berkembang sebagai Janin
yang kemudlan akan lahir pada umur kehamilan cukup bulan. masa subur
pada siklus haid 28 hari, terjadi sekitar hari ke empat belas dari hari
pertama haid. Umur sel telur sejak dikeluarkan di indung telur hanya
berumur 24 jam, sedangkan sel benih pria berumur kurang lebih 3
hari.Jika sel telur tersebut bertemu dengan sel sprema maka akan terjadi

oogenis, namun sebaliknya jika sel telur tidak bertemu dengan sel sperma
maka akan terjadi peruntuhan dinding rahim yang disebut menstruasi.

Oogenesis merupakan proses dari bentuk betina gametogenesis yang setara


dengan jantan yakni spermatogenesis. Oogenesis berlangsung melibatkan
pengembangan berbagai tahap reproduksi telur sel betina yang belum
matang.Disaat menstruasi terdapat beberapa fase yaitu fase menstruasi
(luruh dan dikeluarnya lapisan dinding rahim dari tubuh karena kurangnya
kadar hormone seks, terjadi pada hari ke 1 sampai 7); fase pra-ovulasi
(masa pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium yang dipicu
oleh peningkatan kadar estrogen dalam tubuh, terjadi bertahap pada hari
ke-7 sampai 13); Fase ovulasi (masa subur/ sel telur yang matang siap
untuk dibuahi, sekitar 14 hari sebelum haid selanjutnya); Fase
pascaovulasi (fase dimana sel telur tidak dibuahi sehingga tidak terjadinya
fertilisasi, pada tahap ini terjadi kenaikan hormone progesterone sehingga
endometrium menjadi lebih tebal namun jika tidak ada fertilisasi maka
akan kembali ke fase menstruasi).

Daftar Pustaka
Bobak, I.M.2004.Keperawatan Maternitas.Edisi 4. Jakarta: Penerbit buku
Kedokteran EGC
Evelin C. Pearce (2000) Anatomi dan Fisologi untuk Perawat. Ali Bahasa Sri
Yuliani Handoyo. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Mashudi,Sugeng.2011.Anatomi dan Fisiologi Dasar.Jakarta:Salemba Medika
Syaifuddin.2009.Fisiologi

Tubuh

Manusia

untuk

Mahasiswa

Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika
Platzer, Warner . 2005. Atlas dan buku teks anatomi manusia. Jakarta: EGC
Syaifuddin.2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan edisi 3. Jakarta
: EGC
Setiadi. 2007. anatomi fisiologi manusia. Yogyakarta:Graha Ilmu

You might also like