You are on page 1of 2

6.

KESIMPULAN
Untuk

memahami aspek biomolekuler kanker penis diperlukan pemahaman

umum tentang karsinogenesis. Pemahaman ini berguna untuk mengetahui pola umum
terjadinya perubahan keganasan pada sel-sel normal.
Kanker penis adalah kasus yang jarang. Karsinogenesis kanker ini melibatkan
proses yang komplek pada tingkat gen dan molekul. Sebagian besar pathofisiologinya
belum diketahui dengan jelas. Beberapa faktor resiko sudah diketahui dan masih terus
dipelajari.
Sebagai faktor resiko yang secara statistik memiliki hubungan yang kuat dengan
kanker penis, Human papilloma virus sudah diketahui struktur dan mekanisme kerjanya
dalam menimbulkan perubahan keganasan pada penis. Namun masih terjadi silang
pendapat tentang seberapa besar kontribusi infeksi HPV ini pada kasus-kasus kanker
penis.
Mekanisme terjadinya kanker penis karena iritasi smegma masih berupa hipotesis.
Hal ini karena sulit untuk membuktikan mekanisme yang dijelaskan oleh beberapa
peneliti. Kesulitan pembuktian ini karena sulitnya memperoleh smegma dalam jumlah
yang cukup untuk melakukan penelitian konfirmasi.
Sirkumsisi mengurangi peluang terjadinya kanker penis dengan meningkatkan
kemungkinan pemeliharaan higiene penis. Tetapi higiene penis saja tidak cukup untuk
sepenuhnya menghindarkan seseorang dari kanker penis.
Rokok dapat menimbulkan kanker penis melalui efek bahan-bahan karsinogenik
yang terakumulasi pada prepusium. Akumulasi ini terjadi melalui sistem kardiovaskuler
yang mengangkut bahan-bahan karsinogenik pada rokok menuju penis.
Aktivitas telomerase menyebabkan sel terus membelah dan tidak mengalami
keadaan replicative senescence . Aktivitas telomerase ditemukan pada 85 % kanker
penis.
Mutasi atau hilangnya gen p53 menyebabkan inaktivasi gen-gen yang tergantung
pada p53 sehingga jika terjadi kerusakan DNA tidak terjadi penghentian siklus sel dan
perbaikan DNA. Akibatnya sel dapat mengarah pada perubahan keganasan. Beberapa
penelitian menunjukan adanya hubungan antara abnormalitas P53 dan kanker penis.

33

Gen p21 yang teraktivasi oleh p53 merupakan suatu inhibitor siklus sel.
Penekanan pada p53 menyebabkan hilangnya aktivasi p21. Hal ini dapat menyebabkan
pertumbuhan sel yang mengarah pada perubahan keganasan. Beberapa penelitian
menunjukan adanya hubungan antara infeksi HPV-16 dan expresi gen p21 pada kanker
penis.
Pertumbuhan sel-sel kanker ditentukan oleh aktivitas proliferasi sel dan apoptosis.
Pada kanker penis ditemukan ketidakseimbangan rasio BAX/BCL-2 yang mengarah
pada terganggunya aktivitas apoptosis.
mutasi ras pada kanker penis terjadi pada tahap lanjut dan berhubungan dengan
progresi kanker.
Prostaglandin E2 , Cyclooksigenase-2 dan microsomal prostaglandin E syntase
mengalami over expresi pada sel-sel kanker penis. Over expresi protein-protein ini terjadi
pada sel-sel yang berbeda dengan mekanisme kontrol yang berbeda.
E-cadherin mengalami penurunan expresi pada kanker penis sedangkan MMP-2
dan MMP-9 mengalami peningkatan expresi. E-cadherin yang rendah berhubungan
dengan resiko yang lebih tinggi untuk terjadinya metastase ke limfonodi. Tingginya
MMP-2 dan MMP-9 berhubungan dengan kekambuhan kanker penis.
Saat ini sedang diupayakan menemukan beberapa marker serologis untuk
kepentingan diagnostik dan prognosis kanker penis. Serpin-B dan Serpin B4 adalah
contoh marker serologis yang telah diketahui kemampuannya untuk mendeteksi
metastase kanker penis ke limfonodi.

34

You might also like