You are on page 1of 6

KESELAMATAN PASIEN DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3) DALAM

KEPERAWATAN
HAZARD PSIKOSOSIAL

Disusun oleh :
KELOMPOK II
1
2
3
4
5
6
7
8

Fitria Aprilina
Luh Made Diah Ganaki Pusparani
Yudianus Mbay Hupu Amah
Maria Rambu Kuba Longa
Agung Ribut Nugroho
I Made Sugiartha
Ida Ayu Ari Wahyuni Dewi
Yohana Dewi

1502115001
1502115004
1502115009
1502115015
1502115003
1502115006
1502115007
1502115010

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM B


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015 / 2016
HAZARD PSIKOSOSIAL
1. Hazard psikososial adalah suatu bahaya non fisik yang timbul karena adanya interaksi
dari aspek-aspek jobdeskripsi, desain kerja dan organisasi serta manajemen di tempat

kerja serta konteks lingkungan sosiaoal yang berpotensi menimbulkan gangguan fisik,
sosial dan psikologi (Pusat Kesehatan kerja , 2010)
2. Sumber hazard psikologis pada tempat kerja dapat berupa work content (bahaya yang
berkaitan dengan isi pekerjaan dan sesuatu yang dialami oleh pekerja) dan Work context
(hubungan pekerjaan dengan organisasi tempat ia bekerja.
a. Sumber hazard psikologis pada tempat kerja dapat berupa work context
No

Kategori

Budaya

dan

Kondisi Yang Menggambarkan Hazard


Work context
Fungsi Komunikasi yang buruk, dukungan yang buruk

Organisasi

terhadap pemecahan masalah serta pengembangan

Peran dalam Organisasi

karyawan, tujuan organisasi yang tidak jelas.


Adanya peran konflik, tanggung jawab terhadap

Perkembangan karir

orang banyak
Karir yang tidak berkembang dan tidak jelas,
Kesempatan promosi jabatan yang sangat kurang
atau berlebihan, pengupahan yang buruh, posisi
jabatan yang tidak aman, rendahnya nilai-nilai

Decision latitude/control

sosial dalam pekerjaan.


Kurang partisipasi dalam pengambilan keputusan,

Hubungan Interpersonal

tidak adanya system dalam bekerja, pengawasan


Hubungan kerja yang buruk dengan atasan, sesame
pekerja dan bawahan, adanya konflik dalam
hubungan kerja.

b. Sumber hazard psikologis pada tempat kerja dapat berupa Work Content :
No

Kategori

Desain Kerja

Kondisi Yang Menggambarkan Hazard


Work content
Pekerjaan yang rutin dan mebosankan ketidak
jelasan jenis pekerjaan, keterampilan kerja yang

Beban Kerja

rendah.
beban kerja yang berlebihan atau kurang, tidak bisa

beradaptasi dengan tuntutan kerja yang cepat,


3

tekanan waktu kerja yang tinggi.


Shift kerja, jadwal kerja yang kaku, jam kerja yang

Jadwal Kerja

Lingkungan
peralatan kerja

kerja

tidak jelas.
dan Kurangnya sarana dan fasilitas kerja, adanya
masalah dengan perlengkapan dan peralatan kerja
yang dipakai

3. Stress juga dapat menyebabkan beberapa dampak baik bagi pekerja maupun bagi
organisasi:
a. Dampak bagi organisasi:
o Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun operasional
o
o
o
o
o
o
o
o

kerja.
Mengganggu kenormalan aktivitas kerja.
Menurunkan tingkat produktivitas.
Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan.
Keabsenan meningkat
Pergantian karyawan
Keterasingan dari rekan kerja
Ketidak puasan kerja
Menurunnya keikatan dan kesetiaan pada organisasi

b. Dampak bagi pekerja itu sendiri


o Dampak subjektif meliputi kecemasan,agresi, kebosanan, depresi, keletihan,
frustasi, kehilangan kesabaran, rendah diri, gugup, dan merasa kesepian.
o Dampak perilaku meliputi kecenderungan mendapatkan kecelakaan, alkoholik,
penyalahgunaan obat-obatan, emosi yang tiba-tiba meledak, makan berlebihan,
merokok berlebihan, perilaku yang mengikuti kata hati, ketawa, dan gugup.
o Dampak kognitif meliputi kemampuan mengambil keputusan yang jelas,
konsentrasi yang buruk, rentang perhatian yang pendek, sangat peka terhadap
kritik, dan rintangan mental.
o Dampak fisiologis meliputi meningkatnya kadar gula, meningkatnya denyut
jantung dan tekanan darah, kekeringan di mulut, berkeringat, membesarnya pupil
mata, dan tubuh panas dingin

4. Hal yang bisa dilakukan dalam manajemen resiko:


a. Penetapan tujuan
Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang
akan dilakukan.
b. Identifkasi risiko
Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut.
c. Analisis risiko
Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang akan
terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua
variabel tersebut.
d. Evaluasi risiko
Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar. Setelah itu tingkatan
risiko yang ada untuk beberapa hazards dibuat tingkatan prioritas manajemennya.
Jika tingkat risiko ditetapkan rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam kategori
yang dapat diterima dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saja tanpa harus
melakukan pengendalian.
e. Pengendalian risiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan
menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.
f. Monitor dan Review
Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta
mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.
g. Komunikasi dan konsultasi
Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk
tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.
5. Pencegahan yang dapat diberikan pada stress kerja dapat berupa :
a. Pencegahan Primer

o Memberikan promosi kesehatan kepada petugas kesehatan maupu pasien


atau keluarga tentang kesehatan dan keselamatan kerja
o Kesesuaian beban kerja dan jumlah tenaga kerja
o Memberikan ruangan yang nyaman dan aman
o Memberikan family gathering atau outbond
o Memberikan reward
b. Pencegahan Sekunder
o Konseling
o Monitoring produktivitas kerja dan kehadiran
c. Pencegahan tertiary
o Pemeriksaan lebih lanjut
o Support mental (dukungan keluarga, kerabat dekat)
o Promosi kesehatan
o Penanganan rehabilitative

DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P, 2003. Perilaku Organisasi, Jakarta : Indeks.

Luthans, Fred. 2001. Organizational Behavior. Ninth edition. New York: McGraw Hill.

Nimran, Umar. 1997. Perilaku Organisasi. Surabaya: CV Citra Media.

Mondy, R.W., A.Sharplin, Shane. R. Premeaux. 1990. Management and Organizational Behavior.
USA: Allyn and Bacon.

Cox et al. 2000. Research on Work Related-Stress. Belgium : European Agency for Safety and
Health At Work

http://www.explorehr.org/articles/HR_Planning/Work_Study_and_Employee_Productivity.htmlD
iakses tanggal 26 September 2012 pukul 20.00

You might also like