You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap tahun berjuta-juta kehidupan manusia di bumi terselamatkan oleh kegiatan
transfuse darah. Agar didapatkan hasil transfusi darah yang optimal maka harus
ada penyediaan darah yang aman dan diperlukan suatu alur kerja yang
berkesinambungan, sehingga dapat menunjang pengobatan penderita. Transfusi
darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang
sakit (resipien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan
komponen

darah.

Transfusi

darh

bertujuan

untuk

memelihara

dan

mempertahankan kesehatan donor, memelihara keadaan biologis darah atau


komponen-komponennya agar tetap bermnfaat, memelihara dan mempertahankan
volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah),
mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah, meningkatkan
oksigenasi jaringan, memperbaiki fungsi hemostasis dan tindakan terapi kasus
tertentu.
Kebutuhan darah untuk transfuse ada 2 macam yaitu yang pertama
adalah darah lengkap atau whole blood yang masih mengandung sel-sel darah
merah dan plasma. Yang kedua darah komponen yang terdiri dari Packed Red
Cells (PRC), Fresh Frozen Plasma (FFP), Platelet Rich Plasma (PRP),
Thrombocyte Concentrate (TC), Cryoprecipitate.
Strategi Palang Merah Indonesia (PMI) dalam visinya menetapkan agar
dikenal secara luas sebagai organisasi kepalangmerahan dalam memberikan
pelayanan kepada yang membutuhkan secara efektif dan tepat waktu dengan
semangat kenetralan dan kemandirian.
Meskipun kegiatan transfusi darah sudah dirintis sejak masa perjuangan
revolusi oleh PMI, namun baru melalui Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1980,

pemerintah menetapkan peran PMI, namun baru sebagai satu-satunya organisasi


yang ditugaskan untuk melakasanakan kegiatan transfusi darah di Indonesia.
Tugas

ini

ditegaskan

pula

melalui

SK

Dirjen

Yan

Med

No.

1147/YANMED/RSKS/1991, tentang Petunjuk Pelaksana Peraturan Menteri


Kesehatan No.478/Menkes/Per/1990 tentang Upaya Kesehatan Di Bidang
Transfusi Darah.
Target pelayanan transfuse darah adalah berupaya memenuhi kebutuhan
darah yang bermutu, aman dan mencukupi serta dapat diperoleh dengan harga
yang terjangkau. Kini, kegiatan tersebut dapat dilayani di 165 Unit Tranfusi Darah
Pembina Darah dan Cabang tingkat Propinsi dan Daerah Tingkat II, yang tersebar
di seluruh Indonesia. Hingga sekarang jumlah darah yang terkumpul baru sekitar
0,47% dari jumlah penduduk Indonesia, idealnya jumlah darah yang tersedia
adalah berkisar 1% dari jumlah penduduk Indonesia. Darah diperoleh dari
sumbangan darah pada donor darah sukarela maupun donor darah pengganti.
1.2 Tujuan
Mengetahui lebih rinci tentang proses penyediaan darah aman mulai dari ruang
pendahuluan, ruang penyadapan darah/aftap sampai dengan pemeriksaan infeksi
menular lewat transfuse darah (IMLTD)
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
Untuk memperdalam pengetahuan tentang proses penyediaan darah
terutama pada proses seleksi donor, proses pengambilan darah dan skrining
1.3.2

darah.
Bagi Akademik
Untuk menambah perbendaharaan laporan ilmiah di perpustakaan Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Al-azhar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Donor Darah dan Transfuse Darah
Donor darah berarti memberikan sebagian darah yang kita miliki untuk
disumbangkan kepada orang lain melalui tindakan penyadapan darah (Bambang,
2007). Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1980
tentang Tranfusi Darah. Dalam pasal 1 terdapat pengertian tentang transfusi darah
adalah bagian dari tugas pemerintah dibidang pelayanan kesehatan rakyat dan
merupakan suatu bentuk pertolongan yang sangat berharga kepada umat manusia
yang berdasarkan ilmu pengetahuan kedokteran tentang sumber darah satusatunya yang paling aman untuk keperluan transfuse darah adalah darah manusia.
Adapun pengertian lain dari transfuse darah adalah tindakan memasukkan darah
atau komponennya ke dalam system pembuluh darah seseorang. Komponen darah
yang biasa ditransfusikan ke dalam tubuh seseorang adalah sel darah merah,
trombosit dan plasma (Reksodiputro, 1991).
2.2 Persyaratan Donor
2.2.1

Keadaan Umum

Calon donor tidak nampak sakit, tidak dalam pengaruh obat-obatan


(narkotika) dan alcohol serta tidak menderita penyakit-penyakit kronis dan
menular.
2.2.2

Umur Donor

Berumur antara 17-60 tahun, kecuali atas pertimbangan dokter. Donor yang
berumur 60 tahun dapat menyubangkan darahnya sampai dengan umur 65
tahun. Donor pertama kali tidak diperbolehkan pada umur 60 tahun.

2.2.3

Berat Badan

Donor dengan berat badan minimal 45 kg dapat menyumbangkan darahnya


sebanyak 350 ml, ditambah sejumlah darah untuk pemeriksaan yang
jumlahnya tidak lebih dari 30 ml. Donor dengan berat badan 50 kg ata lebih
dapat menyumbangkan darahnya maksimal sebanyak 450 ml tetapi tidak
melebihi 15% dari perkiraan yang jumlahnya tidak lebih dari 30 ml
2.2.4

Suhu Tubuh

Suhu tubuh calon donor tidak lebih dari 370C


2.2.5

Nadi

Denyut nadi calon donor teratur berkisar antara 60-100 x/menit


2.2.6

Tekanan Darah

Tekanan darah sistolik antara 100-160 mmHg dan diastolic antara 60-100
mmHg
2.2.7

Hemoglobin

Kadar hemoglobin calon donor 12,5 g/dl. Penetapan kadar hemoglobin


dilakukan minimal dengan metode CuSO4 (berat jenis 1.053)
2.2.8

Haid, Kehamilan dan Menyusui

Setelah selesai haid, 6 bulan setelah melahirkan dan 3 bulan setelah


berhenti menyusui diperkenankan menyumbangkan darahnya
2.2.9

Jarak Menyumbangkan Darah

Jarak penyumbangan darah lengkap tidak kurang dari 10 minggu,


maksimal 5 kali setahun.

2.2.10

Untuk menjaga kesehatan dan keselamtan resipien, calon donor juga

harus
memenuhi persyaratan berikut ini :
Kulit donor : kulit lengan didaerah tempat penyadapan harus sehat

tanpa kelainan
Riwayat transfuse darah : calon donor tidak boleh menyumbangkan

darahnya dalam waktu 12 bulan setelah mendapatkan transfusi darah


Penyakit infeksi : calon donor dengan pemeriksaan laboratorium
terhadap sifilis, hepatitis B, hepatitis C, HIV yang menunjukkan hasil
positif tidak boleh menyumbangkan darahnya, 3 tahun setelah bebas
dari gejala malaria, 3 tahun setelah keluar dari daerah endemis malaria
(jika yang bersangkutan tinggal didaerah endemis tersebut 5 tahun

berturut-turut), 12 tahun setelah berkunjung ke daerah endemis malaria


Riwayat imunisasi dan vaksin : calon donor dapat menyumbangkan

darahnya 8 minggu setelah imunisasi dan vaksin


Riwayat operasi : calon donor dapat menyumbangkan darahnya 6
bulan setelah menjalani operasi, 12 bulan setelah menjalani operasi

besar
Riwayat pengobatan : calon donor dapat menyumbangkan darahnya

jika tidak mengkonsumsi obat 3 hari terakhir


Obat-obatan narkotik dan alcohol : pecandu narkotik dan pecandu

alcohol tidak boleh menyumbangkan selamanya


Tato, tindik dan tusuk jarum : calon donor dapat menyumbangkan
darahnya 12 bulan setelah ditato, ditidik dan ditusuk jarum (UTD PMI
Pusat, 2007)

2.3 Prosedur Donor Darah


Prosedur donor darah adalah tahapan kegiatan untuk mendapatkan darah sampai
dengan kondisi siap pakai yang mencakup antara lain: seleksi donor, pengambilan
darah, pemeriksaan serologi, pengolahan komponen darah, penyimpanan darah
dan pengiriman/ pendistribusian darah, pemeriksaan uji cocok serasi
2.3.1 Seleksi Donor di Ruang Pendahuluan

Seleksi donor dilakukan dengan tujuan untuk menjamin kesehatan dan


keselamatan donor dan resipien. Tahapan seleksi donor:
a. Penerimaan calon donor
Pendonor mengisi formulir pendaftaran (identitas sesuai dengan
KTP) dan mengisi kuesioner pada bagian belakang formulir
pendaftaran
Formulir pendaftaran di kembalikan ke petugas
b. Petugas melakukan beberapa pemeriksaan pada calon donor, antara lain:
Penimbangan berat badan
Hasil : berat badan pendonor 70 kg
Pengukuran suhu tubuh
Pemeriksaan denyut nadi
Pemeriksaan tekanan darah
Hasil : tekanan darah pendonor 130/80 mmHg
Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah dengan metode plate
Alat dan bahan : plate , blood lancet, pen lancet, kapiler tube,
alcohol 70%, test sera anti-A, test sera anti-B, test sera antiD, darah kapiler

Cara kerja :
1. Disinfeksi ujung jari manis atau
dengan kapas alcohol
2. Tusuk dengan blood lancet
3. Hapus darah yang pertama

jari tengah donor

kali

keluar

dengan

menggunakan kapas
4. Tekan jari tersebut agar darah keluar
5. Ambil darah donor dengan kapiler tube, teteskan satu
tetes darah donor pada plate di tiga tempat
6. Teteskan anti-A, anti-B, anti-D masing-masing satu tetes
di atas tetesan darah tadi
7. Goyangkan plate sambil diperhatikan adanya gumpalan
(Aglutinasi)

Pembacaan Hasil :
Anti-A Anti-B
+
+

Golongan Darah
A
B
6

Anti-D
+
-

Rhesus
Positif
Negatif

O
AB

Hasil : golongan darah pendonor O

Pemeriksaan Hemoglobin
Pemeriksaan HB dengan metode Strip
Alat dan bahan : blood lancet, pen lancet, kapiler tube,
alcohol 70%, darah kapiler, stick HB, HB meter
Cara kerja :
1. Pasang stick HB pada HB meter hingga terdengar bunyi
KLIK dan tunggu hingga muncul tanda darah yang
menunjukkan alat siap digunakan
2. Disinfeksi ujung jari manis atau
dengan kapas alcohol
3. Tusuk dengan blood lancet
4. Hapus darah yang pertama

jari tengah donor

kali

keluar

dengan

menggunakan kapas
5. Tekan jari tersebut agar darah keluar
6. Ambil darah donor dengan kapiler tube, teteskan darah
donor pada stick HB
7. Tunggu hingga muncul kadar HB pada HB meter
Pembacaan hasil :
1. HB < 12,5 gr% (tidak memenuhi syarat)
2. HB 12,5 gr% (memenuhi syarat)
Hasil : HB pendonor 14 gr%
c. Apabila calon donor telah memenuhi syarat sebagai donor, maka calon
donor dipersilahkan menuju ruang AFTAP (pengambilan darah)
Hasil : Pendonor telah memenuhi syarat sebagai donor
2.3.2 Ruang AFTAP/ Ruang Penyadapan Darah
Alat dan bahan : kantong darah, tensi meter, hemoscale, kapas alcohol,
plester, klemp, gunting, hand sealer
Prosedur kerja
1. Persilahkan pendonor untuk mencuci lengan

2. Persilahkan pendonor berbaring ditempat yang telah disediakan


dengan posisi terlentang
3. Periksa kembali status donor formulir donor
4. Pilih jenis kantong darah sesuai dengan kebutuhan
5. Registrasi kantong darah dan formulir donor, meliputi :
Nomor urut AFTAP dan nomor kantong
Golongan darah dan rhesus
Tanggal kadaluarsa
Nama petugas AFTAP
6. Memasang mainset pada lengan atas pendonor dengan posisi
selang/pipa tensi meter berada di atas.
7. Pengesetan alat timbangan darah (hemoscale) sesuai dengan
jumlah darah yang akan diambil
8. Pompa tensi meter sampai batas antara systole dan diastole, raba
dan tentukan vena tempat dimana akan dilakukan penusukan,
turunkan tensi meter
9. Disinfeksi lokasi vena yang akan ditusuk dengan kapas alcohol
dengan arah melingkar dari dalam ke luar sebanyak 3-4 kali, setiap
kali pengulangan gunakan kapas alcohol yang baru
10. Buatlah simpul longgar pada selang kantong darah 15 cm dari
arah jarum
11. Pompa kembali tensi meter sampai batas systole dan diastole
12. Proses penusukan vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke
atas, serta posisi jarum searah dengan vena yang akan ditusuk
dengan sudut 150. Setelah darah keluar turunkan tensi meter antara
40-50 mmHg. Tutup lokasi penusukan dengan kasa steril selama
pengambilan darah
13. Fiksasi selang pada lengan donor
14. Apabila volume darah yang diambil telah sesuai dengan jenis
kantong darah yang digunakan, selang kantong darah diklemp pada
2 tempat dengan jarak 10 cm dari jarum dan jarak antara klemp
yang pertama dan kedua 2 cm
15. Potong selang darah antara klemp pertama dan kedua, kemudian
kencangkan simpul selang

16. Ambil sampel darah dan masukkan ke dalam tabung sampel yang
telah diberi nomor sesuai dengan nomor AFTAP dan nomor
kantong
17. Turunkan tensi sampai batas 0
18. Cabut jarum dari lengan secara perlahan-lahan, tutup dengan kassa
dan mintalah pendonor melipat lengan selama 2-3 menit. Tutup
bekas tusukan dengan plester
19. Campurkan darah pada selang katong darah dengan darah pada
kantong dengan menggunakan hand sealer agar semua darah dapat
tercampur dengan antikoagulan. Ulangi 2-3 kali. Seal selang darah
pada masing-masing nomor kantong. Simpan pada suhu 2-60C
20. Persilahkan pendonor ke ruang istirahat
21. Sampel darah diperiksa di laboratorium untuk skrinning IMLTD

Hasil : setelah dilakukan proses penyadapan darah pendonor,


didapatkan darah 1 kantong berisi 350 cc
2.3.3 Laboratorium Infeksi Menular Lewat Transfuse Darah (IMLTD)
Blood screening (pemeriksaan uji saring darah) merupakan salah satu tahap
di dalam pengelolaan darah yang dilakukan PMI untuk mendapatkan darah
yang betul-betul aman bagi pengguna darah (orang sakit). Bahkan, untuk
menghindari tercemarnya darah dari HIV pemerintah mengeluarkan surat
keputusan Menkes RI No.622/Menkes/SK/V11/1992 tentang kewajiban
pemeriksaan HIV pada darah yang di sumbangkan donor. Pemeriksaan ini
bersifat Mendatory, namun tidak bertentangan dengan resolusi Komisi
HAM PBB, karena yang diperiksa bukan orang yang menyumbangkan
9

darah melainkan darah yang akan di transfusikan (prinsip unlinked


anonymous).
Saat ini tiap Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) telah
melakukan uji saring terhadap 4 penyakit menular berbahaya yaitu syphilis,
hepatitis B dan C dan HIV/AIDS. Apabila ada donor darah yang dicurigai
terinfeksi dengan hasil tes yang mendukung, maka dirujuk untuk dilakukan
tes ulang darah donor tersebut. Hasilnya dikembalikan ke UTDC yang
bersangkutan. Skrining darah dilakukan terhadap 4 jenis penyakit yaitu HIV,
Hepatitis B, Hepatitis C, Syphilis.
2.3.3.1 Pemeriksaan HIV
Cara kerja :
1. Biarkan reagen pada suhu ruangan selama kurang lebih 30 menit
2. Keluarkan tes kit dari foil pembungkus, letakan pada permukaan
3.
4.
5.
6.

yang datar dan kering


Beri identitas sampel pada membrane test
Teteskan 1 tetes (25l) serum/plasma
Tambahkan 1 tetes buffer 40 l)
Pada saat reaksi dimulai akan muncul tampilan berupa garis
berwarna merah yang bergerak menuju jendela hasil yang berada

di pusat kit tes


7. Baca/interpretasi

hasil

dalam

waktu

10

menit,

jangan

menginterpretasikan hasil setelah 20 menit.


8. Pembacaan hasil :
a. Reaktif : terdapat 2 garis merah yaitu pada control dan garis
pasien
b. Non reaktif : terdapat 1 garis merah pada control
c. Invalid : tidak ada garis merah, baik pada garis control
maupun garis pasien
Interpretasi Hasil :

Reaktif

10

T1

T2

T2

T1

T2

T1

T2

T1

T2

T1

T2

T1

T2

T1

T2

Nonreaktif :

T1

Invalid :

11

Hasil pemeriksaan darah donor HIV nonreaktif


Tanggal pemeriksaan

: 15 Desember 2015

Diperiksa oleh

: Mira, Dian, Mukhlis

Dicek oleh

: Dewi

Disahkan oleh

: Dewi

Berikut contoh cara pendataan


LEMBAR KERJA HIV
Regensia

: HIV Acon

Nomor Lot :
Tanggal Exp :
Tanggal

No

Asal

No. Aftap + No.

Gol.

Aftap

Urut

Sampel

Kantong

Darah

15/12/2015

Donor

775-E3531760A

4
5

Donor
Donor

777-466UI573
779-53494267

Garis
Kontrol

Hasil

(Validasi)
Valid

Non

Valid

Reaktif
Non

Valid

Reaktif
Non
Reaktif

2.3.3.2 Pemeriksaan HbsAg


12

Cara kerja :
1. Keluarkan tes kit dari foil pembungkus letakan pada
permukaan yang datar dan kering, pada suhu kamar selama
30 menit.
2. Beri identitas sampel pada membran tes.
3. Masukkan 100 l sam pel serum/plasma.
4. Pada saat reaksi dimulai akan muncul tampilan berupa garis
berwarna merah yang bergerak menuju jendela hasil yang
berada di pusat kit test.
5. Baca/interpretasikan hasil dalam waktu 5-20 menit, jangan
menginterpretasikan hasil setelah 20 menit.
Hasil pemeriksaan darah donor Hbsag nonreaktif.

Tanggal pemeriksaan

: 15 Desember 2015

Diperiksa oleh

: Mira, Dian, Mukhlis

Dicek oleh

: Dewi

Disahkan oleh

: Deiwi

Berikut contoh kerja pendataan


LEMBAR KERJA HbsAg
Reagnesis

: HbsAg Acon

Nomor Lot :
Tanggal Exp :
Tanggal

No

Asal

No. Aftap + No.

Gol.

Garis

Aftap

Urut

Sampel

Kantong

Darah

Kontrol

13

Hasil

15/12/2015

2
4
5

Donor
Donor
Donor

775-E3531760A

777-466UI573

(Validasi)
Valid

Non

Valid

Reaktif
Non

Valid

Reaktif
Non

779-53494267

Reaktif

2.3.3.3 Pemeriksaan HCV


Cara kerja
1. Biarkan reagen pada suhu kamar selama 30 menit.
2. Keluarkan tes kit dari foil pembungkus, letakkan pada
permukaan yang kering dan datar.
3. Beri identitas sampel pada membran tes.
4. Secara perlahan tambahkan 5 l serum/plasma pada sumur
membran.
5. Tambahkan 2 tetes buffer
6. Pada saat reaksi dimulai akan muncul tampilan berupa garis
merah yang bergerak menuju jendela hasil dalam waktu 10
menit, jangan menginterpretasikan hasil setelah 20 menit.
Hasil pemeriksaan darah donor HCV nonreaktif.

Tanggal pemeriksaan

: 15 Desember 2015

Diperiksa oleh

: Mira, Diana, Mukhlis

Dicek oleh

: Dewi

Disahkan oleh

: Dewi

Berikut adalah cara pendataan:


LEMBAR KERJA HCV
14

Reagnesis

: HCV acon

Nomor Lot :
Tanggal Exp :
Tanggal

No

Asal

No. Aftap + No.

Gol.

Aftap

Urut

Sampel

Kantong

Darah

15/12/2015

Donor

775-E3531760A

Donor

Donor

Garis
Kontrol

Hasil

(Validasi)
Valid

Non

777-466UI573

Valid

Reaktif
Non

779-53494267

Valid

Reaktif
Non
Reaktif

2.3.3.4 Pemeriksaan VDRL/Sifilis


Cara kerja:
1. Biarkan reagen pada suhu kamar selama 30 menit.
2. Buka kemasan lalu bei identitas sampel pada membran
3. Teteskan 100 l (3 tetes) sampel dengan menggunakan dropper
dalam sumur membran.
4. Baca hasil dalam waktu 15 menit setelah penambahan sampel
(jangan melebihi 20 menit).
Hasil pemeriksaan darah donor VDRL nonreaktif

C
S

Tanggal pemeriksaan

: 15 Desember 2015

Diperiksa oleh

: Mira, Dian, Mukhlis

15

Dicek oleh

: Dewi

Disahkan oleh

: Dewi

Berikut adalah contoh cara pendataan:


LEMBAR KERJA SYPHILIS
Reagnesis

: VDRL Acon

Nomor Lot :
Tanggal Exp :
Tanggal

No

Asal

No. Aftap + No.

Gol.

Aftap

Urut

Sampel

Kantong

Darah

15/12/2015

Donor

775-E3531760A

Donor

777-466UI573

Donor

779-53494267

Garis
Kontrol

Hasil

(Validasi)
Valid

Non

Valid

Reaktif
Non

Valid

Reaktif
Non

Reaktif

BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Jadi, sebelum seseorang mendonoorkan darahnya terlebih dahulu calon donor
dilakukan seleksi donor di ruang pendahuluan, jika seluruh syarat telah terpenuhi
maka pendonor menuju ke ruang AFTAP atau ruang penyadapan darah untuk
dilakukan pengambilan darah, setelah proses penyadapan darah selesai maka

16

darah donor tersebut akan dilakukan pemeriksaan IMLTD terhadap 4 penyakit


yaitu HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan Syphilis.
Dari hasil pemeriksaan IMLTD terhadap 4 penyakit tersebut di
dapatkan hasil non-reaktif maka darah donor dapat ditransfusikan ke resipien
yang membutuhkan. Sebelum ditransfusikan ke resipien yang membutuhkan
maka dilakukan uji cocok serasi antara donor darah dengan darah resipien. Donor
darah juga dapat diproses untuk mendapatkan komponen-komponen darah seperti
PRC, FFC, TC dan PRP atau dibiarkan dalam bentuk whole blood. Darah
kemudian disimpan di refrigerator sesuai dengan penyimpanan masing-masing
jenis darah.
Apabila ditemukan hasil yang reaktif maka donor darah tersebut tidak
boleh ditransfusikan dan harus dimusnahkan/dibakar sesuai dengan prosedur yang
ada.

DAFTAR PUSTAKA
DEPKES

RI.2014.Peyediaan

Darah

Aman.

Available

from:

http;//buk.depkes.go.id/indeks.php?
option=com=docman&task=doc_download&gid=731&1temid=142
(Accessed 17 Desember 2015)
Palang

Merah

Indonesia.2014.Donor

Darah.

Available

from:

http://id.wikipedia.org/wiki/Donor_darah (Accessed 17 Desember 2015)

17

Palang

Merah

Indonesia.2015.Tata

Cara

Donor

Darah.

Available

From:

http://www.pmibali.or.id/transfusi-darah-/tata-cara-donor-darah/)(Accssed
18 Desember 2015)
Palang

Merah

Indonesia.2015.Profil

PMI.

Available

From:http://www.wikipedia.org/wiki/Palang_Merah_Indonesia (Accessed
18 Desember 2015)

18

You might also like