You are on page 1of 140

PENGELOLAAN MEDIA PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR

Studi Situs : SD Negeri 12 Sragen

TESIS
Diajukan Kepada
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Manajemen Pendidikan

Disusun Oleh :

SRI SAWARTI
NIM. Q. 100 090 048

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2010
PENGELOLAAN MEDIA PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
Studi Situs : SD Negeri 12 Sragen

Dipersiapkan dan disusun oleh


SRI SAWARTI
NIM. Q. 100 090 048

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada tanggal .2010
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
Susunan Dewan Penguji
Pembimbing I

Anggota Dewan Penguji

Dr. Bambang Sumardjoko


Pembimbing II

..

Dr. Nurhadiantomo

...
Surakarta,

Universitas Muhammadiyah Surakarta


Program Pascasarjana
Direktur

Prof. Dr. H. Khudzaifah Dimyati, S.H, M. Hum

ii

NOTA PEMBIMBING
Dr. Bambang Sumardjoko
Dosen Program Magister Manajemen Pendidikan
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Nota Dinas
Hal : Tesis Saudara Sri Sawarti
Kepada Yth.
Direktur Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Assalamualaikum wr. wb.
Setelah membaca, meneliti, mengoreksi, dan mengadakan perbaikan seperlunya
terhadap tesis saudara :
Nama
: Sri Sawarti
NIM
: Q 100 090 048
Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan
Konsentrasi : Manajemen Pendidikan
Judul
: Pengelolaan Media Pembelajaran SD Studi Situs: SD Negeri 12
Sragen
Dengan ini kami menilai tesis tersebut dapat disetujui untuk diajukan dalam sidang
ujian tesis pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Wassalamualaikum wr. wb.
Surakarta, 25 April 2011
Pembimbing I

Dr. Bambang Sumardjoko

iii

NOTA PEMBIMBING
Dr. Nurhadiantomo
Dosen Program Magister Manajemen Pendidikan
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Nota Dinas
Hal : Tesis Saudara Sri Sawarti
Kepada Yth.
Direktur Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Assalamualaikum wr. wb.
Setelah membaca, meneliti, mengoreksi dan mengadakan perbaikan seperlunya
terhadap tesis saudara :
Nama
: Sri Sawarti
NIM
: Q 100 090 048
Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan
Konsentrasi : Manajemen Pendidikan
Judul
: Pengelolaan Media Pembelajaran SD Studi Situs: SD Negeri 12
Sragen
Dengan ini kami menilai Tesis tersebut dapat disetujui untuk diajukan dalam
sidang ujian tesis pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Wassalamualaikum wr. wb.
Surakarta, 25 April 2011
Pembimbing II

Dr. Nurhadiantomo

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama

: Sri Sawarti

NIM

: Q 100 090 048

Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan


Konsentrasi

: Manajemen Pendidikan

Judul

: Pengelolaan Media Pembelajaran SD Studi Situs: SD Negeri 12


Sragen

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya serahkan ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasanringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila dikemudian hari
terbukti atau dapat dibuktikan tesis ini hasil jiplakan, maka gelar dan ijazah yang
diberikan oleh Universitas batal saya terima.

Surakarta, 25 April 2010


Yang membuat pernyataan,

SRI SAWARTI

ABSTRACT
Sri Sawarti, The Management of Study Instruments SD Study Site: SD Negeri 12
Sragen. Thesis. Manajemen Pendidikan. Muhammadiyah University Surakarta.
2010.
The research aims are to describe about: 1. characteristic of the instruments
of study in SD Negeri 12 Sragen. characteristic of using instruments of study in
SD Negeri 12 Sragen. characteristic of the instruments maintenance of study in
SD Negeri 12 Sragen.
In line with the purpose, this study used descriptive qualitative method by
ethnography design. Data were collected by observation, documentation, and
indepth interview. The data were analyzed by using qualitative analysis method
interactive model.
The results of this study demonstrate that: 1. The study instruments of SD
can be divided into three parts, there are electronics instruments, non-electronics
instruments and instruments of SD teachers works. 2. The process of supply and
maintenance instruments of study of SD is from three sources, there are: 1. helping
of center and region government by DAK fund allocation, 2. buying by BOS fund
and, 3. buying from parents help by Komite Sekolah. At the beginning of study
years, school arranged Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS)
program, one of them is about the instruments of study. After the budget arranged,
it discussed by the member of school committee and school to do anything that
needed in order to increase quality of study in school. After get agreement, the
school committee invites the parents to discuss about Rencana Anggaran
Pendapatan Belanja Sekolah, because without supports from parents, the school
budget are not sufficed. 3. The using of study instruments of SD are scheduled in
using computer instruments, whereas in using non-computer instruments are
compatible with the class needed. The teacher or everyone that using the
instruments should filled the book in order to prevent the destruction. The
instruments of study are important in the teaching and learning process and the
using of that are helping. Because when use the instruments of study, the students
will be more interest and ardent to do the experiment so it can stimulate the
students spirit to study and it can raising the result of study. For the teacher that
cannot using the instruments are needed the training and upgrading so that all
teacher free using the instruments.
Keywords: management, instruments of study, study site, elementary school.

vi

ABSTRAK
Sri Sawarti, Pengelolaan Media Pembelajaran SD Studi Situs: SD Negeri 12
Sragen.Tesis Manajemen Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang: 1. ciri-ciri
media pembelajaran yang dimiliki SD Negeri 12 Sragen. Untuk mendiskripsikan
ciri-ciri perawatan media pembelajaran di SD Negeri 12 Sragen. Untuk
mendiskripsikan ciri-ciri penggunaan media pembelajaran di SD Negeri 12
Sragen.
Sejalan dengan tujuannya, penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan rancangan etnografi. Data dikumpulkan melalui instrumen
berbentuk observasi, dokumentasi; wawancara mendalam. Data dianalisis dengan
menggunakan metode analisis kualitatif model interaktif.
Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: 1. Media
pembelajaran yang dimiliki oleh Sekolah Dasar dapat digolongan menjadi 3
kelompok yakni media elektronika, media bukan elektronika serta media hasil
karya Bapakibu guru SD. 2. Proses pengadaan dan perawatan media
pembelajaran yang dimiliki oleh Sekolah Dasar pada dasarnya berasal dari 3 asal
yakni 1. dari Bantuan pemerintah baik pusat dan daerah melalui alokasi dana
DAK, 2. dari pembelian dengan menggunakan uang BOS serta 3. Pembelian dari
bantuan orang tua siswa melalui Komite Sekolah. Pada awal tahun pelajaran
sekolah menyusun program Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah
(RAPBS) salah satunya tentang media pembelajaran setelah disusun anggaran
belanja di musyawarahkan anggota komite dengan sekolah melakukan apa saja
yang perlu di butuhkan sekolah demi peningkatan mutu pembelajaran di sekolah
setelah mendapat persetujuan dengan komite sekolah mengundang wali murid
untuk diajak musyawarah tentang rencana Anggaran Belanja Sekolah karena tanpa
di dukung dari wali murid Anggaran pendapatan sekolah kurang mencukupi. 3.
Penggunaan media pembelajaran yang dimiliki oleh Sekolah Dasar terjadwal
untuk penggunaan media komputer, sedangkan untuk media non komputer
penggunaannya sesuai dengan keperluan di kelas. Guru atau siapa saja yang
menggunakan media wajib mengisi buku pinjam dengan tujuan jika terjadi
kerusakan bisa. Media pembelajaran sangat penting dalam proses belajar mengajar
dan penggunaannya sangat membantu, karena jika pada waktu menggunakan
media pembelajaran anak akan lebih tertarik dan asyik untuk melakukan
percobaan sehingga akan merangsang semangat belajar anak dan terukirnya hasil
yang di capai akan meningkat. Bagi guru yang belum dapat menggunakan dan
memanfaatkan media pembelajaran perlu adanya pelatihan dan penataran kepada
semua guru agar dapat menggunakan dan memanfaatkan media pembelajaran
secara gratis.
Kata kunci : Pengelolaan, Media Pembelajaran, Studi Situs, Sekolah Dasar

vii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke Hadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Berkat petunjuk dan pertolongan-Nya
serta bimbingan dari Bapak Pembimbing,

maka penulisan tesis ini dapat

terselesaikan dengan baik. Semoga Tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
akan menjadikan bahan pemikiran dalam rangka perbaikan mutu pendidikan di
sekolah.
Menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini telah banyak pihak-pihak
yang turut memberikan bantuan, arahan, dan bimbingan sehingga tak lupa
diucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Bambang Setiaji Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta yang
telah memberikan kesempatan dalam menyelesaikan Program Pascasarjana.
2. Prof. Dr. Khudzaifah Dimyati, SH, M.Hum. direktur Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan kesempatan
dalam menyelesaikan Program Pascasarjana.
3. Dr. Bambang Sumardjoko, selaku Dosen Pembimbing I yang dengan
kesungguhan dan penuh keikhlasan serta dengan kesabarannya membimbing,
mengarahkan dan memberikan petunjuk dalam menyusun tesis ini.
4. Dr. Nurhadiantomo sebagai dosen pembimbing II yang dengan kesungguhan
dan penuh keikhlasan serta dengan kesabarannya membimbing, mengarahkan
dan memberikan petunjuk dalam menyusun tesis ini.
5. Kepala SD Negeri 12 Sragen yang telah mengijinkan sekolahnya untuk
digunakan sebagai tempat penelitian.

viii

Menyadari

bahwa

masih

banyak

sekali

kekurangan

dikarenakan

keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat diharapkan. Semoga penulisan tesis ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya

Surakarta, 25 April 2010


Penulis

ix

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................

ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING.................................................................

iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS............................................

ABSTRACT.......................................................................................................

vi

ABSTRAK ........................................................................................................ vii


KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI.....................................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
...........................................................................................................................
xii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian.........................................................
13
B. Fokus Penelitian........................................................................
21
C. Tujuan Penelitian..................................................................... .
22
D. Manfaat Penelitian....................................................................
...................................................................................................
23
E. Definisi Istilah ...........................................................................
...................................................................................................
24

BAB II

KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran di Sekolah Dasar ...............................................
...................................................................................................
25
B. Media Pembelajaran ...............................................................
...................................................................................................
29
C. Pengelolaan Media Pembelajaran ............................................
...................................................................................................
36
D. Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................
...................................................................................................
41

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Rancangan Peneliti.....................................................
.........................................................................................................
43
B. Lokasi Penelitian .......................................................................
.........................................................................................................
46
C. Kehadiran Peneliti ....................................................................
...................................................................................................
47
D. Data, Sumber Data , dan Subjek Penelitian .............................
...................................................................................................
48
E. Metode Pengumpulan Data.......................................................
...................................................................................................
50

xi

F. Analisis Data...............................................................................
.........................................................................................................
52.....................................................................................................
G. Keabsahan Data ........................................................................
.........................................................................................................
54

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Dale............................................................
17
Gambar 3.1.Components of Data Analysis : Interactive Model....................

xiii

54

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Untuk mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa, pendidikan
merupakan urutan pertama dan utama dibanding dengan sektor-sektor yang
lain. Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting untuk membekali
siswa menghadapi masa depan. Dengan pendidikan yang tepat diharapkan
tercipta iklim yang kondusif bagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan
pengembangan aspek-aspek kepribadian peserta didik secara optimal sesuai
dengan kebutuhan, kebutuhan masyarakat dan lingkungan baik lingkungan
lokal maupun global (Mulyasa, 2005: 13).
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berpengaruh terhadap
penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga
pendidikan lainnya. Sekolah-sekolah yang sudah maju dan mampu, telah
menggunakan alat-alat tersebut sebagai alat bantu mengajar, sehingga
pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien (Sanaky, 2009: 1).
Dengan kemajuan teknologi, perkembangan pendidikan di sekolah
semakin lama semakin mengalami perubahan dan mendorong berbagai usaha
perubahan.

Pendidikan

di

sekolah-sekolah

kita

telah

menunjukkan

perkembangan pesat pada bidang kurikulum, metodologi, peralatan dan


penilaian. Begitu juga, telah terjadi perubahan pada bidang administrasi,
organisasi, personil (SDM), dan supervisi pendidikan. Maka secara

xiv

keseluruhan dapat dikatakan bahwa perubhhan yang terjadi merupakan


pembaharuan dalam sistem pendidikan yang menyangkut semua aspek atau
komponen yang ada (Hamalik, Oemar, 2008: 2).
Sekolah adalah salah satu dari Tri pusat pendidikan yang dituntut untuk
mampu menjadikan output yang unggul. Mengutip pendapat Gorton dalam
Dacholfany (2008: 2) tentang sekolah ia mengemukakan, bahwa sekolah
adalah suatu sistem organisasi, di mana terdapat sejumlah orang yang bekerja
sama dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang dikenal sebagai tujuan
instruksional. Desain organisasi sekolah adalah di dalamnya terdapat tim
administrasi sekolah yang terdiri dari sekelompok orang yang bekerja sama
dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Pendidikan yang berlangsung di
sekolah merupakan proses interksi antara guru, siswa, kurikulum sarana belajar
menagajar termasuk media pembelajaran, serta komponen lain yang
berpengaruh pada proses pembelajaran yang diharapkan.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan
anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan
belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. (Harsono, 2009: 2). Pembelajaran
hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan
belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki
keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu
pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak
tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merobah kondisi anak dari
yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari
yang berperilaku kurang baik menjadi baik. Hal ini perlu diperhatikan karena
xv

proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu


lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa
berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses
pembelajaran yang biasanya disebut komponen-komponen pembelajaran, di
antaranya adalah media pembelajaran (Mustikasari, 2009: 1)
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang mempunyai
peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media
seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru/fasilitator
dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru/fasilitator perlu
mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar
mengajar (Ardiani, 2009: 1). Penggunaan media secara tepat dapat menjadi
medium bagi siswa dalam memahami konsep-konsep yang diterimanya karena
dapat menarik perhatian siswa, menumbuhkan motivasi belajar, bahan
pembelajaran akan lebih jelas dan bermakna, penggunaan media lebih
bervariasi, dan siswa akan lebih interaktif. Pembelajaran yang interatif tersebut
dapat menghemat waktu sehingga sebagain waktu yang lain bisa digunakan
untuk berdiskusi atau membahas bagian-bagian penting yang sulit dipelajarai
siswa sendiri. Sedang sebagian waktu yang lain dapat dimanfaatkan untuk
belajar sendiri. Dengan media bukan saja memberikan pengalamanpengalaman konkret yang diperlukan, melainkan juga menjadi perantara bagi
para siswa untuk mengintegrasikan pengalaman-pengalamanya yang terdahulu
(Sudono, 2004: 2)
xvi

Edgar Dale mengemukakan bahwa pengalaman belajar seseorang 90%


diperoleh melalui indera pandang, dan hanya 5 % melalui indera dengar,
dan 5 % melalui indera lainnya (Arsyad, 2009: 10). Pendapat Edgar Dale
ini digambarkan dengan kerucut yang dikenal dengan kerucut pengalaman
atau cone of experience. Dalam kerucut pengalaman ini digambarkan
bahwa makin menuju kekerucut, pengalaman makin bersifat abstrak,
sebaliknya makin menuju kedasar, pengalaman itu semakin konkret
(Sadiman, 2009: 8). Adapun kerucut pengalaman tersebut adalah sebagai
berikut :

10.

10

10. Lambang kata

9. Lambang visual

8. Radio, rekaman, gambar mati

1. Pameran
7. Gambar hidup, televisi

6. Pameran

5. Darmawisata

4. Demontrasi

3. Dramatisasi

2. Penggunaan model

1. Berbuat sendiri
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Dale

xvii

Hasil belajar seseorang diperoleh melalui dari pengalaman langsung


(konkret), kemudian keikutsertaan dalam kegiatan dalam kegiatan nyata dan
kegiatan yang ada di lingkungankehidupan seseorang, kemudian melalui benda
tiruan, sampai

kepada lambanga abstrak (verbal) dengan kata lain dapat

dijelaskan bahwa pengalaman megajar yang diterima hanya melalui indra


dengar saja hanya sedikit, akan lebih baik jika siswa tersebut selain mendengar
juga melihat. Pengalaman mengajar akan semakin baik jika siswa memperoleh
pengalaman langsung dengan media atau benda sesungguhnya. Belajar dengan
mengukir pengalaman sendiri pada kejadian atau keadaan yang sebenarnya
akan menjadikan siswa aktif melakukan kegiatan sesuai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan, maka siswa akan memperoleh pengalaman uang lebih
konkret. Kerucut pengalaman dan uraian diatas memperkuat keyakinan bahwa
media pembelajaran sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar guna
meningkatkan hasil pembelajaran yang diharapkan. Mengingat pentingnya
media dalam pembelajaran, maka media pembelajaran harus dikelola dengan
baik agar dapat memberi kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran.
Kenyataan yang sering dijumpai dalam praktek di lapangan adalah
semakin dirasakan akan disadari adanya kekurangan-kekurangan yang
mendasar dalam inti proses pembelajaran, yaitu rendahnya kesadaran guru
dalam

memprediksikan

diri

terhadap

pentingnya

penggunaan

media

pembelajaran. Akibat dari persepsi guru yang demikian, ada satu pihak yang
menganggap penggunaan media itu penting, sehingga pengelolaan media
pembelajaran sangat dibutuhkan. Namun demikian ada pula yang berpendapat
xviii

bahwa penggunaan media dalam pembelajaran hanya akan menyebabkan


pemborosan waktu, tenaga dan biaya serta sulit mengendalikan peserta didik.
Akibatnya sering dijumpai program media tidak dibuat, kurangnya kepedulian
pihak sekolah terhadap peranan media da;lam pembelajaran sehingga sekolah
tidak mengalokasikan dana untuk pengelolaan media (Waldopo, 2008: 1)
Berdasarkan data sementara yang diperoleh ternyata belum adanya
kepengurusan media sehingga pengadministrasian media belum dilaksanakan
secara rutin, pemilihan dan penyiapan media belum diprogramkan,
penggunaan media pembelajaran belum optimal sehingga ditemukan media
yang rusak justru karena tidak pernah dimanfaatkan dalam pembelajaran.
Sementara itu kegiatan evaluasi terhadap pengelolaan dan penggunaan
media dalam pembelajaran jarang sekali dilakukan. Kenyataan ini bertentangan
dengan tuntutan jaman yang menghendaki kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan multimedia dan mengurangi cara penyampaian materi
pembelajaran dengan metode ceramah. Dengan demikian sangat diperlukan
para pengembang sistem pembelajaran, para guru maupun para dosen yang
memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang berkenaan dengan pengelolaan
dan pemanfaatan media pembelajaran. Dengan tersedianya guru dan tenaga
kependidikan lain yang cakap dalam mengelola dan memanfaatkan media
pembelajaran dapat mencegah terjadinya aktivitas belajar mengajar yang
bersifat verbal karena siswa hanya menerima materi dari infarmasi yang
dilambangkan dengan kata-kata oleh ceramah guru sebagai sumber belajar
tunggal. Akibatnya akan terjadi verbalisme artinya siswa dapat menyebutkan
kata-kata, tetapi tidak mengerti arti/maksud kata
xix

tersebut. Hal ini sering terbukti setelah guru memberikan penjelasan


melalui ceramah kemudian mengajukan pertanyaan, ternyata segaian besar
siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru dengan memuaskan. Hambatan
komunikasi tersebut akan berpengaruh pada pencapaian kopetensi yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Di

samping peningkatan kinerja para guru, juga perlu dilakukan

peningkatan kualitas dan penyesuaian kopetensi tenaga kependidikan.


Berkaitan dengan upaya peningkatan kualiatas tenaga pendidikan khususnya
guru sekolah dasar (SD) Pemerintah menerbitkan Undang-undang Guru dan
Dosen, dengan menempatkan prasyarat untuk menjadi guru Sekolah Dasar
sekurang-kurangnya memiliki ijazah strata satu (S1)/Diploma empat (D4).
Dengan peningkatan kualifikasi pendidikan guru Sekolah Dasar menjadi
S1/D4 ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam
melaksanakan tugasnya. Peningkatan kualifikasi pendidikan guru ini bertujuan
agar para guru memiuliki kemanpuan lebih baik dalam memberdayakan
seluruh komponen pembelajaran secara holistic, termasuk kemampuan
mengelola,

penggunaan

media

pembelajaran,

bila

dibanding

dengan

kemampuan sebelumnya.
Peningkatan standar minimal sebagai persyaratan bagi calon guru
Sekolah Menengah Pertama mewaajibkan pada semua calon guru untuk
menempuh pendidikan guru S1/D4. Pendidikan guru (preserves training
education) adalah studi yang diwajibkan untuk menjadi guru, yang secara
historis terbentuk dari sejumlah mata pelajaran yang diambil di college atau
universitas, dan yang memberikan pengalaman lapangan disupervisi untuk
xx

mempersiapakan para tamatan sekolah untuk memasuki profesi mengajar,


pengalaman yang diperolehselama mengikuti pendidikan ini diharapkan dapat
memberi kontribusi positif dan kemmpuan guru dalam melaksaaanakan tugas
pembelajaran dan mengelola seluruh komponen pembelajaran secara efektif
(Agustinah, 2009: 3)
Peningkatan kinerja profesionalisme guru juga dilakukan dengan
berbagai upaya, seperti mengadakan pendidikan dan pelatihan, penataran,
symposium seminar dan sejenisnya. Sebagai fasilitator sekaligus moderator
bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Oleh karena itu pendidikan
/pelatihan, serta keaktifan dan kearifan guru dalam mengikuti berbagai
pendidikan /pelatihan, baik yang berkenaan langsung dengan pengelolaan dan
penggunaan media pembelajaran

maupun penataran bagi guru., dapt

meningkatkan kemampuan guru dalam

melaksanakan tugas, termasuk

didalamnya mengoftimalkan pengelolaan dan

pemanfaatan media.dengan

dukungan ketersediaan media pembelajaran, ketrampilan dan sikap guru untuk


meningkatkan kualitas professionalnya (Soetjipto, 2007: 55).
Dengan kemampuan mempengaruhi, mendorong, membimbing,
mengarahkan dan menggerakan guru, staf dan siswa untuk bekerja atau
berperan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama, diharapkan
dapat menciptakan budaya sekolah yang kondusif agar mampu memotifasi
para guru untuk senantiasa meningkatkan profesionalisme kerjanya, dengan
mengembangkan seluruh komponen pembelajaran secara maksimal, termasuk
didalamnya pengelolaan dan penggunaan media dalam pembelajaran
(Depdikbud, 2007: 13). Dengan demikian kinerja guru dalam menjalankan
tugasnya tidak hanya akan terpancang pada target pencapaian materi seperti
xxi

yang

telah

ditetapkan

dalam

kurikulum,

akan

tetapi

guru

dapat

mengoptimalkan fungsinya sebagi fasilitator dan mediator, bukan sebagai


penatar, instruktur, komendan, birokrat, atau bahkan pawang.
Penulis tertarik pada hasil pembelajaran yang terjadi di SD Negeri 12
Sragen karena SD ini mempunyai kelebihan yaitu media pembelajarannya
lengkap dan dapat dimanfaatkan dengan baik karena terkadang di sekolahsekolah lain terdapat media pembelajaran yang lengkap tetapi kurang dapat
menggunakannya. Selain itu SD tersebut juga cukup berprestasi dengan alasan
tersebut maka penelitian ini dilaksanakan
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang masalah maka fokus penelitian ini
adalah bagaimana pengelolaan media pembelajaran di SD Negeri 12 Sragen,
dengan sub fokus sebagai berikut :
1. Bagaimana ciri-ciri media pembelajaran yang dimiliki SD Negeri 12
Sragen ?
2. Bagaimana ciri-ciri penggunaan media pembelajaran di SD Negeri 12
Sragen?
3. Bagaimana ciri-ciri perawatan media pembelajaran di SD Negeri 12
Sragen?

C. Tujuan Penelitian
Adapun yang

ingin dicapai melalui penelitian ini ialah : untuk

mediskripsikan ciri-ciri pengelolaan media pembelajaran di dalam SD Negeri


12 Sragen. Selanjutnya dapat dijabarkan dalam sub tujuan sebagai berikut :

xxii

1. Untuk mendeskripsikan ciri-ciri media pembelajaran yang dimiliki SD


Negeri 12 Sragen.
2. Untuk mendeskripsikan ciri-ciri penggunaan media pembelajaran di SD
Negeri 12 Sragen.
3. Untuk mendeskripsikan ciri-ciri perawatan media pembelajaran di SD
Negeri 12 Sragen.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi

manfaat baik yang

bersifat teoristis maupun praktis sebagai berikut :


1. Manfaat teoristis
Memberi kontribusi positif kepada para peneliti dan tenaga kependidikan
lainnya, sebagai wahana untuk memerdalam kajian tentang pengelolaan
media pembelajaran bagi peningkatan kualitas pembelajaran di lingkungan
Sekolah Dasar pada masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Dinas Pendidikan
Memberi informasi penentu kebijakan
rencana pendidikan pada level Pendidikan

dalam menyusun
Sekolah Dasar yang

berhubungan dengan media pembelajaran, seperti menyediakan sarana


dan prasaran KBM dan pengelolaan media pembelajaran dalam rangka
meningkatkan kualitas Pendidikan.
b. Bagi Sekolah
Dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam menyusun
kebijakan

dan

pembelajaran

strategi
yang

sebagai

konduksif
xxiii

upaya

menciptakan

kondisi

melalui

pemanfaatan

media

pembelajaran, menyediakan sarana pembelajaran yang memadai, serta


pengelolaan media pembelajaran secara oftimal.
c. Bagi guru
Dapat membantu guru

untuk meningkatkan aktifitas dan

kreatifitasnya dalam mengelola dan pemanfaatan media pembelajaran


sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil
belajar siwa melalui penggunaan media pembelajaran.

E. Definisi Istilah
Agar tidak terjadi pemahaman yang keliru terhadap permasalahan penelitian
ini maka perlu adanya penegasan istilah dala tulisan ini. Adapun penegasan
istilah tersebut sebagai berikut
1. Pembelajaran
Pembelajaran diartikan setiap upaya yang sistematik dan disengaja oleh
pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan
kegiatan belajar (Sujana, 2002: 8).
2. Media Pembelajaran
Kata media berasar dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium" yang secara harafiah mempunyai arti perantara atau
pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Djamarah (2008 : 120) memberi batasan media dengan
sangat luas sehingga mencakup semua alat komunikasi. Media adalah
semua saluran pesan yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dari
seseorang ke orang lain yang tidak ada di hadapannya. Sedangkan menurut
Munadi (2008 : 8) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
xxiv

sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya


dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien Dari kedua
pengertian di atas pengertian media pembelajaran adalah alat bantu yang
dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya
dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien.
3. Pengelolaan media pembelajaran
Pengelolaan media pembelajaraan dapat diartikan ketatalaksanaan
alat bantu pembelajaran sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif
dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan
efisien.
4. Sekolah Dasar
Sekolah dasar adalah suatu lembaga pendidikan dasar yang dibiayai oleh
negara

serta

mendapatkan

pengawasan

pemerintah yakni Dinas Pendidikan.

xxv

maupun

pengarahan

dari

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran di Sekolah Dasar
1. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan
guna membelajarkan peserta didik sehingga terjadi interaksi edukatif
dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya (Syaiful, 2009: 37)
Sedangkan menurut Dimyati (2006: 39) pembelajaran adalah tindakan
interaktif antara pebelajar dan pembelajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang bersifat internal dengan meningkatkan hieraki ranahranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Adapun menurut Sagala
(2005: 61) merupakan proses komunikasi dua arah yang sengaja dikelola
untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
2. Karakteristik Kepribadian Guru dalam Pembelajaran
Menurut Syah (2004: 226) Karakteristik kepribadian yang berkaitan
dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya adalah meliputi: 1)
fleksibilitas kognitif; 2) keterbukaan psikologis.
a. Fleksibilitas Kognitif Guru
Fleksibilitas kognitif (keluwesan ranah cipta) merupakan
kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan
memadai dalam situasi tertentu. Kebalikannya adalah frigiditas kognitif
atau kekakuan ranah cipta yang ditandai dengan kekurang-mampuan
xxvi
25

berpikir dan bertindak yang sesuai dengan situasi yang sedang


dihadapi.
Guru

yang

fleksibel

pada

umumnya

ditandai

dengan

keterbukaan berpikir dan beradaptasi, memiliki resistensi (daya tahan)


terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur (terlampau dini)
dalam pengamatan dan pengenalan. Ketika mengamati dan mengenali
suatu obyek atau situasi tertentu, seorang guru yang fleksibel selalu
berpikir kritis.
b. Keterbukaan psikologis pribadi Guru
Hal lain yang juga menjadi faktor yang turut menentukan
keberhasilan tugas seorang guru adalah keterbukaan psikologis guru itu
sendiri. Keterbukaan ini merupakan dasar kompetensi profesional
keguruan yang harus dimiliki oleh setiap guru.
Guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan
kesediaannya yung relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya
dengan faktor-faktor ekstern antara lain siswa, teman sejawat, dan
lingkugan pendidikan tempatnya bekerja. Ia mau menerima kritik
dengan ikhlas, memiliki empati (empathy), yakni respon, afektif
terhadap pengalaman emosional dan perasaan tertentu orang lain. Jika
salah seorang muridnya diketahui sedang mengalami kemalangan,
maka ia turut bersedih dan menunjukkan simpati serta berusaha
memberi jalan keluar.
Sedangkan menurut Sukmadinata (2005: 192) keterbukaan
psikologis akan membuat seorang guru memiliki kemampuan
xxvii

menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja dan lingkungan sekitar,


sehingga penampilan guru akan mengupayakan dirinya sebagai anutan
dan teladan bagi para siswanya.
3. Fungsi Guru dalam Proses Belajar Mengajar
Pada asasnya, fungsi atau peranan penting guru dalam PBM ialah
sebagai "director of learning" (direktur belajar). Artinya, setiap guru
diharapkan untuk pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa agar
mencapai keberhasilan belajar (kinerja akademik) sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam sasaran kegiatan PBM. Dengan demikian, semakin
jelaslah bahwa peranan guru dalam dunia pendidikan modern seperti
sekarang ini semakin meningkat dari sekadar pengajar menjadi direktur
belajar.
Konseksuensinya, tugas dan tanggung jawab guru pun menjadi
lebih kompleks dan berat pula. Perluasan tugas dan tanggung jawab guru
tersebut membawa konsekuensi timbulnya fungsi-fungsi khusus yang
menjadi bagian integral (menyatu) dalam kompetensi profesionalisme
keguruan yang disandang oleh para guru. Menurut Gagne, (1965) dalam
Slameto (2005: 90) menyatakan bahawa setiap guru berfungsi sebagai: a.
designer of intruction (perancang pengajaran), b. manager of instruction
(pengelola pengajaran), c. eaaluator of student learning (penilai prestasi
belajar siswa).
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar-mengajar
Baik buruknya situasi proses belajar mengajar dan tingkat
pencapaian hasil proses instruksional itu pada umumnya bergantung pada
xxviii

faktor-faktor yang meliputi: 1) karakteristik siswa; 2) karakteristik guru; 3)


interaksi dan metode: 4) karakteristik kelompok; 5) fasilitas fisik; 6) mata
pelajaran; dan 7) lingkungan alam sekitar (Syah, 2004: 247) .
Dengan memperhatikan hal tersebut maka dalam proses belajarmengajar, karakteristik (ciri khas) para siswa sangat perlu diperhitungkan
lantaran dapat mempengaruhi jalannya proses dan hasil pembelajaran siswa
yang bersangkutan. Selain itu

peranan guru sebagai mediator

(penghubung/perantara) antara pengetahuan dan keterampilan dengan


siswa yang membutuhkannya, sangat berpengaruh terhadap hasil PBM.
Adapun faktor lain yang perlu diperhatikan adalah faktor interaksi
karena melalui interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antara
sesama siswa (komunikasi dua arah dan multiarah) dalam PBM akan
menimbulkan perubahan perilaku siswa baik yang berdimensi ranah cipta
ranah rasa, maupun yang berdimensi ranah karsa. Selanjutnya karakteristik
kelompok siswa dalam belajar juga perlu diperhatikan karena hal ini akan
mempengaruhi hasil pembelajaran setiap siswa dalam kelas itu.
Adapun pendapat lain yang menyatakan bahwa proses belajar
mengajar akan efektif jika dalam proses belajar mengajar menurut Slameto
(2005: 92) memiliki syaratsyarat yaitu 1) terjadi proses belajar secara
aktif; 2) guru mampu menggunakan banyak metode pada waktu mengajar;
3) terdapat motivasi dalam proses belajar; 4) ada kurikulum yang baik serta
5) adanya perhatian guru terhadap perbedaan individu yang dimiliki
seorang siswa.

xxix

B. Media Pembelajaran
1. Definisi Media Pembelajaran
Kata media berasar dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium" yang secara harafiah mempunyai arti perantara atau
pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Djamarah (2008 : 120) memberi batasan media dengan
sangat luas sehingga mencakup semua alat komunikasi. Media adalah
semua saluran pesan yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dari
seseorang ke orang lain yang tidak ada di hadapannya. Selanjutnya
Djamarah (2008: 121) menjelaskan media pembelajaran adalah alat bantu
apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai
tujuan pengajaran.
Sedangkan menurut Munadi (2008 : 8) media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari
sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang
kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara
efektif dan efisien. Sedangkan menurut Anitah (2007: 2) mengemukakan
bahwa media pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang
mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima
pesan

tersebut.

Sedangkan

menurut

Association

for

Educational

Communications and Technology (AECT) dalam Sanaky (2009: 3)


mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk
menyalurkan saran atau informasi. Definisi media dalam arti yang luas
adalah setiap orang, bahan, alat atau peristiwa yang dapat menciptakan
kondisi yang memungkinkan siswa menerima pengetahuan, ketrampilan

xxx

dan sikap. Dengan demikian guru atau dosen, bahan ajar, lingkungan
adalah media (Anitah, 2007: 3).
Konsep media pembelajaran mempunyai dua segi yang satu sama
lain tak dapat dipisahkan atau saling menunjang yaitu perangkat keras atau
peralatan (hardware) dan materi atau bahan yang dapat disebut perangkat
lunak (software). Sebagai contoh bila guru membuat gambar / tulisan pada
transparansi kemudian diproyeksikan melalui OHP, maka bahan / materi
pada transparan tersebut dinamakan perangkat lunak (software) sedangkan
OHP itu sendiri merupakan perangkat keras (hardware) yang digunakan
untuk menampilkan materi pembelajaran pada layar.
Arsyad (2009: 6-7) mengemukakan bahwa media pendidikan
sebagi alat komunikasi guna mengefektifkan proses belajar mengajar,
mempunyai ciri-ciri umum sebgai berikut :
a. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini
dikenal sebagai hardware (perangkat keras) yaitu suatu benda yang
dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera.
b. Media pendidikan mempunyai pengertian non-fisik yang dikenal
sebagai perangakat software (perangkat lunak) yaitu kandungan
pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi
yang disampaikan kepada siswa
c. Penekana media pendidikan terdapat pada visual dan audio
d. Media pendidikan memiliki pengertian alat Bantu pada proses
belajar baik didalam maupun di luar kelas.
e. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan
interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
f. Media pendidikan dapat digunakan secara masa (misalnya ; radio,
televise), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide,
video, OHP), atau perorangan (misalnya), modul, computer, radio
tape/kaset, video recorder).
g. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang
berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.

xxxi

Dari kutipan beberapa pendapat tersebut, penulis menyimpulkan


bahwa media pembelajaran adalah alat penyalur pesan pembelajaran yang
dapat merangsang pikiran , perasaan, perbuatan, dan motivasi siswa dalam
proses pembelajaran untuk membantu pencapain kopetensi.
2. Klasifikasi Media
Sadiman, (2009: 19) mengambil pendapat dari AECT (1977)
mengemukakan bahwa pengertian media sering dikacaukan dengan
peralatan. Media atau bahan adalah peralatan lunak

(software) berisis

pesan atau informasi pendidikan yang biasanya

disajikan dengan

mempergunakan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh kedalam


kasanah pendidikan seperti ilmu cetak-mencetak, tingkah-laku (behavior)
komunikasi dan laju perkembangan teknologi elektronik

media dalam

perkembangannya tampil dalam berbagai jenis dan format (modul cetak,


film, televisi, film bingkai, film rangkai, program radio, komputer dst).
Anderson dalam Rahardi, (2003 : 21) menegelompokan media
menjadi 10 golongan
a. Media audio, missal : kaset audio, saran radio, telepon, dan CD
pembelajaran.
b. Media Cetak missal : buku pelajaran, modul, brosur, diktat,
leaflet dan sebagainya.
c. Audio cetak missal kaset audio byang dilengkapi dengan bahan
tulis.
d. Proyeksi visual diam, missal: Overhead, Projector, (OHP) dengan
menggunakan tranparansi, film bingkai/slinder,
e. Proyeksi audio visual diam yaitu, film bingkai (slide) bersuara.
f. Visual diam yaitu : film bisu atau tanpa suara.
g. Audio visual gerak -, Yaitu : film gerak bersuara, video/VCD, dan
televise.
h. Objek fisik, Yaitu : berupa benda nyata, model, spicemen.
i. Manusia dan lingkungan, misalnya : guru, pustakawan, petani,
pedagang, laboran, dan sebaginya.
xxxii

j. Komputer yaitu pembelajaran berbasis computer.


Sell dan Richey (1994) (Aryad, 2009: 29) membagi media
pengajaran menjadi empat kelompok, Yaitu ; (1) media hasil teknologi
cetak. (2) media hasil teknologi audio visual: (3) media hasil teknologi
yang berdasarkan computer dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak
dan komputer.
3. Karakteristik Media
Usaha pengklasifikasian media diatas mengungkapkan bahwa
kateristik atau ciri khas suatu media berbeda menurut tujuan atau
pengelompokannya. Ada beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam
kegiatan belajar mengajar hususnya di Indonesia, diantaranya adalah media
grafis, media audio, dan media audio visual.
a. Media grafis.
Media grafis termasuk media visual sehingga saluran yang
dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan
dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol
tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan
dapat berhasil dengan efisien (Sadiman, 2009: 28). Media grafis
dapat

berfungsi

untuk

menarik

perhatian,

memperjelas

ide,

mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mugkin akan dapat


dilupakan atau dibatalkan bila tidak digrafiskan. Selain sederhana dan
mudah pembuatannya, media grafis termasuk mediayang relatif murah
ditinjau dari segi biayanya. Media grafis ada banyak jenisnya, antara
lain : gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik (graphs),
xxxiii

kartun, poster, peta, dan globe, papan flanel (flannel board), dan papan
buletin (boletin board).
b. Media Audio.
Media audio adalah bahan suara (audio) yang direkam dalam
format fisik tertentu (Pribadi, 2004 : 2) karakter media audio berbeda
dengan media grafis, karena media audio berkaitan dengan indera
pendengaran. Menurut Sadiman (2009: 52) dalam media audio pesan
yang akan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal
(kedalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa
jenis media yang dapat dikelompokam dalam media audio, antara
lain: radio, alat perekam, pita magnetik, piringan hitam dan
laboratorium bahasa.
4. Manfaat Media Pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Sudjana & Rivai (2002: 2) terhadap
penggunaan media pembelajaran dalam PBM menunjukan bahwa proses
dan hasil belajar pada siswa terdapat perbedaan yang berarti antara
pengajaran tanpa menggunakan media dengan pengajaran menggunakan
media.
Ada beberapa alasan mengapa alasan mengapa media pembelajaran
dapat mempertinggi proses pembelajaran. Alasan pertama berkenaan
dengan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah:
(1). Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar. (2). Bahan pembelajaran akan lebih jelas

xxxiv

maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan


memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik. (3).
Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kat oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap
jam pelajaran dan (4). Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar,
sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain
seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan, dan lain-lain.
Alasan kedua berkenaan dengan taraf berpikir siswa, taraf berpikir
siswa, mengikuti tatap perkembangan

dimulai dari berpikir konkret

menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana menuju


keberpikir konpleks (Sudjana & Rivai, 2002: 2 - 3).
Arsyad (2009: 19) mengutip pendapat Kemp & Dayton berpendapat
bahwa media dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu
digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelopok pendegar yang besar
jumlahnya, yaitu (1) motivasi minat atau tindakan. (2) menyajikan
informasi dan (3) memberi Instruksi.
Sebuah artikel yang berjudul Instructional Media : Chalkboards
to video menyebutkan bahwa media con be usad ton support one of
more of the following instructional activities : (1). Gain attention, (2).
Recall prerequite. (3). Present objectives to the leamers . (4). Present new
content (5). Support learning through examples and visual elaborati. (6).
Elicit student response.(7). Provide feedback. (8). Enhance retention and
transfer dan (9) assess performance : 2001 :3)

xxxv

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media dapat di


gunakan untuk kegiatan pembelajaran sebagai berikut :
a. Menarik perhatian sebuah gambar dilayar, pertannyaan dipapan tulis,
atau musik yang mengalun ketika siswa masuk keruang kelas dapat
digunakan untuk menarik perhatian siswa.
b.

Mengingat kembali, gunakan meida untuk membantu siswa mengingat


apa yang telah mereka pelajari, sehingga materi baru dapat dikaitkan
dan ditambahkan pada materi lama.

c.

Menyampaikan tujuan kepada siswa.

d.

Menyampaikan isi/materi pelajaran baru, media tidak hanya membantu


membuat materi baru mudah diingat, tetapi juga membantu
menyampaikan materi baru (teks film atau vidio)

e. Mendukung pelajaran melalui contoh dan perluasan pandangan salah


satu keuntungan dari media adalah membawa dunia kedalam kelas, jika
memungkinkan membawa siswa kedalam dunia itu.
f. Mendapatkan respon siswa, menyampaikan informasi dan memberi
pertanyaan mendapatkan keterlibatan dalam memjawab pertanyaan.
g. Memberikan umpan balik/feedback.
h. Meningkatkan
ingatan.media

ingatan

dan

membantu

transfer,

gambar

memvisualisasikan

meningkatkan
pelajaran

dan

memtransfer konsep-konsep abstrak menjadi konkret sehingga lebih


mudah mengingat objek . dan
i. Menilai kinerja media adalah cara yang luar biasa untuk mengadakan
penilaian.
xxxvi

C. Pengelolaan Media Pembelajaran.


1. Konsep Pengelolaan
Pengelolaan bisa diambil dari bahasa Inggris manajement yang
mengandung arti ketatalaksanaan/pengelolaan, manajemen sering diartikan
sebagai ilmu, kiat, profesi. Dikatakan sebagai ilmu karena manajement
dipandang dari suatu bidang pengetauan yang secara sistimatis berusaha
memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama dikatakan sebagai
kiat karena manajement mencapai sasaran melalui cara-cara dengan
mengatur arang lain menjalankan dalamtugas. Dipandang sebagai profesi
karena manajement dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu
prestasi untuk manajer, dan profesional dituntun oleh suatu kode etik
(Fattah , 2001 : 1).
Terry and Rue (1982: 5) mengemukakan bahwa the manager, in
doing his or her work, must perform certain activities called the
functions of management these are :
1) Planning deciding what objectives to pursue during a future time
period and what to do in order to achieve those objectives.
2) Organizing grouping activities, assigning, activities, and providing,
the authority to carry out the activities.
3) Staffing determining human resource needs recruiting, selecting,
training, and developing human resources.
4) Motivating directing or channeling human behavior toward goals
and
5) Controlling measuring performance against goals, determining
causes of deviations, and taking corrective action where
necessary.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat diartikan secara bebas
bahwa manejer dalam melaksanakan tugasnya harus melaksanakan lima
fungsi utama manajemen

xxxvii

1) Perencanaan, yaitu memutuskan tujuan yang apa hendak dicapai


selama periode dimasa yang akan datang dan apa yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
2) Pengorganisasian, yaitu mengelompokan kegiatan, menetapkan
kegiatan dan memberi wewenang untuk melaksanakan kegiatan.
3) Pemilihan staf yaitu, menentukan kebutuhan sumber daya manusia,
merekrut, memilih, melatih, dan mengaembangkan sumber daya
manusia.
4) Memotivasi, yaitu mengarahkan dan mengaturkan perilaku manusia
kearah tujuan.
5) Pengawasan, yaitu mengukur hasil terhadap tujuan menentukan
penyebab penyimpangan, dan mengambil tindakan korektif
bilamana diperlukan
2. Proses Pengelolaan Media Pembelajaran Sekolah Dasar
Perkembangan taraf berpikir siswa Sekolah Dasar pada dasarnya
masih sangat sederhana, berawal dari tahap operasi konkret, baru demikian
sedikit demi sedikit menuju ketahap operasional abstrak. Penggunaan
media

dalam

pembelajaran

sangat

membantu

guru

dalam

menstranformasikan dan menyemayamkan materi pembelajaran, karena


media

pembelajaran

dapat

menjadi

medium

bagi

siswa

untuk

menyederhanakan konsep-konsep yang komplek dan mengkonkretkan


konsep yang abstrak. Penggunaan media atau contoh-contoh yang paling
dekat dengan lingkungan siswa juga dapat membantu siswa dengan
menghubungkan konsep-konsep yang dipelajari dari yang berstadium
xxxviii

operasi konkret ke konsep-konsep yang berstadium operasi abstrak di


samping itu, penggunaan media secara tepat dapat mengefektifkan
pembelajaran karena, memungkinkan pembelajaran lebih disesuaikan
dengan potensi siswa secara individu, dengan materi banyak kemungkinan
dan sumber-sumber yang relevan sehingga dapat membantu siswa untuk
segara dapat beradap tasi dengan kondisi diluar kelas. Pengunaan media
pembelajaran juga memungkinkan pembelajaran berlangsung sistematis,
teratur dan dipersiapkan secara lebih baik oleh guru. Oleh karena itu
pengelolaan media pembelajaran mutlak di perlukan.
Proses pengelolaan media pembelajaran tersebut secara garis besar
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengelolaan, dan
evalusasi terhadap pengelolaan media pembelajaran pembahasan lebih
lanjut dapat diungkapkan seperti di bawah ini.
a. Perencanaan Media Pembelajaran
Dalam menejemen, perencanaan merupakan salah satu kegiatan
yang sangat penting. Perencanaan yang matang lebih memungkinkan
tercapainya tujuan yang diharapakan. Menurut Suharsimi (200: 9)
Perencanaan adalah proses mempersiapkan serangkaian keputusan
untuk mengambil tindakan di masa yang akan datang yang diarahkan
kepada tercapainya tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal.
Perencanaan juga merupakan kumpulan kebijakan yang sistematis
disusun dan dirumuskan berdasarkan data yang dapat dipertanggung
jawabkan serta dapat dipergunakan sebagai pedoman kerja.

xxxix

b. Pengorganisasian Media Pembelajaran


Mulyono (2008: 27) mengambil pendapat Ernest Dale
mengemukakan bahwa pengorganisasian sebagai sebuah proses yang
berlangkah jamak, meliputi pemerincian pekerjaan, pembagian kerja,
penyatuan pekerjaan, koordinasi pekerjaan, serta monitoring dan
reorganisasi. Dalam buku, Pengelolaan Sekolah di Sekolah Dasar
(Depdikbud, 2007: 12) dikemukakan bahwa pengorganisasian adalah
suatu proses yang menyangkut perumusan dan rincian pekerjaan dan
tugas dan kegiatan tersebut berdasarkan struktur organisasi formal
kepada orang-orang yang memiliki kesanggupan dan kemampuan
melaksanakannya, sebagai persyaratan bagi terciptanya kerjasama yang
harmonis dan optimal ke arah tercapainya tujuan secara efektif dan
efisien.
c. Pelaksanaan Pengelolaan Media Pembelajaran
Mulyasa (2003: 49 50) berpendapat bahwa manajemen sarana
dan prasarana pendidikan adalah kegiatan mengatur dan menjaga
sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberi kontribusi secara
optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan
manajemen tersebut meliputi perencanaan, pengadaan, pengawasan,
penyimpanan, inventarisasi, dan penghapusan, serta penataan. Bila
fungsi manajemen tersebut telah dilakukan dengan baik, sekolah mudah
melakukan pengecekan, penggunaan, pemeliharaan, pengadaan dan
terutama pertanggungjawaban semua kegiatan pengelolaan media.

xl

Salah satu kegiatan yang penting adalah pengadministrasian kegiatan


media, termasuk penginventarisasian.
Berikut ini disajikan beberapa tips atau pertimbanganpertimbangan yang dapat digunakan guru dalam melakukan seleksi
terhadap media pembelajaran yang akan digunakan menurut Sadiman
(2009: 102) mengemukakan bahwa dalam rencana pengembangan
media terdapat langkahlangkah sebagai berikut.
1) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa.
2) Merumuskan tujuantujuan instruksional (Instructional objective)
dengan operasional dank has
3) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mndukung
tercapainya tujuan.
4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
5) Menulis naskah media
6) Mengadakan tes dan revisi
d. Evaluasi Pengelolaan Media Pembelajaran
Pada dasarnya rencana dan pelaksanaan merupakan suatu
kesatuan tindakan, walaupun hal ini jarang terjadi. Pengawasan
diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil tercapai.
Menurut Koontz, ODonnell, & Weihrich (1986 : 447)
controlling is the mean surement and correction of performance in
order to make sure that enterprise objectives and the plans devises
to attain them are accomplished. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa pengawasan adalah penilaian dan koreksi atas
pelaksanaan kerja yang dilakukan dengan maksud untuk
mendapatkan keyakinan bahwa tujuan dan rencana yang digunakan
mencapainya dilaksanakan karena dalam pengawasan itu dilakukan
kegiatan: menetapkan standar pelaksanaan pekerjaan, pengukuran
pelaksanaan dibandingkan dengan standar dan mengoreksi
ksenjangan-kesenjangan. Oleh karena itu, sistem pengawasan harus
dipandang sebagai suatu sistem informasi, karena kecepatan dan
ketepatan tindakan korektif sebagai hasil akhir proses pengawasan
bergantung pada macam informasi yang diterima.

xli

Setelah kegiatan pengawasan dilakukan, tindakan selanjutnya


adalah melakukan evaluasi untuk mengetahui pelaksanaan dari rencana
kerja yang telah dilakukan. Fattah (2001: 107) berpendapat bahwa
evaluasi adalah pembuatan pertimbangan menurut suatu perangkat
kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan. Evaluasi
terhadap pengelola media pembelajaran bermanfaat antara lain untuk
membandingkan ketercapaian pelaksanaan program dengan yang
direncanakan, membantu guru dalam menentukan sasaran pekerjaannya
karena

dapat

mengetahui

apakah

proses

pembelajaran

dapat

dikerjakan/diselesaikan dengan baik atau tidak, serta mendapat umpan


balik berupa koreksi terhadap kesenjangankesenjangan antara standar
pengelolaan media pembelajaran dengan pelaksanaannya.

D. Hasil Penelitian Terdahulu


Astleitner dkk (2004) dalam penelitian yang berjudul An Integrated
Model of Multimedia Learning and Motivation, dengan masalah penelitian
factor apasajakah yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan pelajaran
berbasis media?. Hasil kesimpulan dalam penelitian bahwa faktor utama yang
harus dipertimbangkan saat mengembangkan pelajaran berbasis multimedia
adalah adanya rancangan penggunaaan media dan adanya catatan kinerja yang
harus disiapkan oleh pengajar.
Mbarika dkk (2003) dalam penelitian yang berjudul Using a
multimedia case study approach to communicate information technology
concepts at the graduate level--the impact of learning driven constructs.
xlii

Adapun permasalahan dalam penelitian guna menyelidiki pengaruh buku


panduan pembelajaran multi media pada keberhasilan studi. Hasil kesimpulan
dalam penelitian bahwa semua material panduan yang digunakan untuk
pembelajaran multimedia menjadi sangat menolong dalam pemahaman isu
teknis pembelajaran berbasis multimedia.
Van Gervenl (2003) dalam penelitian yang berjudul The efficiency of
multimedia

learning

into

old

age.

Permasalahan

membandingkan

pembelajaran dengan media dan tanpa media dengan beban teori yang sama
pada lansia. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa pelatihan dengan
menggunakan multimedia menjadi lebih efisien dibanding format pelatihan
model yang lain dengan beban teori dan suatu tingkatan capaian yang sama
pada kelompok umur yang sama.
MC. Kenzie (2007) dalam penelitian yang berjudul The Use of
Learning Media Assessments with Students Who Are Deaf, digunakan untuk
menyelediki pengambilan proses keputusan yang digunakan para siswa yang
lemah

penglihatannya

dengan

media

deaf-blind. Hasil

penelitiannya

menyatakan bahwa penggunaan penilaian media pelajaran yang sangat


mengembirakan terhadap prestasi yang dihasilkan oleh siswa.
Gibson (2004) dalam artikel yang berjudul implications for research in
distributed learning media menyatakan bahwa riset dan pengembangan itu
dalam bidang ini akan bermanfaat bagi dari studi yang terperinci pemanfaat
model alternatif yang berkaitan dengan media pembelajaran.

xliii

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Rancangan Penelitian


1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat
pencandraan (Deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian
(Suryabrata, 2003: 7). Penelitian Deskriptif tidak dimaksudkan untuk
menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya
tentang suatu variabel, gejala atau keadaan senyatanya (Suharsimi, 2003:
235).
Menurut William dalam Moleong (2007: 5) penelitian kualitatif
adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan
metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara
alamiah.Masih dalam Moleong (2007: 5) Denzin dan Lincoln menyatakan
bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar
alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan
dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
Bogdan dan Taylor dalam (Moleong 2007: 4) mendefinisikan
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif. Ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dan orangorang (subyek) itu sendiri. Data tersebut berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini
xliv
43

diarahkan pada latar individu secara holistik (utuh). Moleong ( 2007: 6),
kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai
merupakan sumber data utama. Nasution (2003: 5) penelitian naturalistik
kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam hidupnya,
berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran
mereka tentang dunia sekitarnya.
Penelitian kualitatif, data bersifat kualitas dan bentuk verbal yakni
berwujud kata-kata serta merupakan suatu penelitian yang menekankan
pada proses serta makna sehingga bentuk penelitian kualitatif yang baik
adalah kualitatif deskriptif. Berdasarkan masalah yang digunakan dalam
penelitian yang menekankan pada masalah proses dan makna (perspektif
dan partisipasi) maka bentuk penelitian dengan strategi terbaik adalah
penelitian kualitatif deskriptif yang penuh nuansa berharga daripada
sekedar pernyataan jumlah ataupun frekuensi dalam bentuk angka (Sutopo,
2002: 30).
Dalam upaya menemukan fakta dan data secara ilmiah, maka
peneliti menetapkan penelitian ini dengan menggunakan pendekatan
metode kualitatif melalui studi kasus dengan pertimbangan bahwa tujuan
studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang
latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus,
ataupun status dari individu. Studi kasus digunakan untuk keperluan
penelitian, mencari kesimpulan dan diharapkan dapat ditemukan pola,
kecenderungan, arah, dan lainnya yang dapat digunakan untuk membuat
perkiraan-perkiraan perkembangan masa depan.
xlv

Bentuk studi kasus dalam penelitian ini adalah Observational


Case Studies dengan melakukan observasi terhadap pengelolaan media
pembelajaran di Sekolah Dasar. Studi kasus observasi memusatkan
perhatian pada aspek tertentu atau berbagai aspek dari suatu organisasi,
dengan menggunakan teknik observasi partisipasi.
Moleong (2007: 10) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif
didasarkan beberapa pertimbangan:
a. Metode kualitatif lebih mudah menyesuaikan apabila berhadapan
secara langsung
b. Menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dengan
responden
c. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan
banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang
dihadapi.

2. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah pendekatan etnografi,
yang artinya bahwa sebagai tulisan atau laporan tentang suatu fenomena
atas hasil penelitian hasil budaya manusia selama sekian waktu. Beberapa
ahli komunikasi menganggap metode etnografi penting dalam kajian
khalayak untuk mengatasi keterbatasan metode lain yang menghilangkan
konteks sosial tempat proses komunikasi terjadi. Ciri khas kajian etnografi
adalah pada budaya seorang atau kelompok orang yang secara intens dan

xlvi

menuntut perhatian total dari peneliti terhadap budaya dan kehidupan


sehari-hari kelompok masyarakat atau individu yang menjadi subjek
penelitian. Karena menuntut hasil yang mendalam dan deskriptif, maka
biasanya jumlah informan yang diambil sedikit, kurang lebih 4-5 orang.
Perlu digarisbawahi bahwa penelitian etnografi bukanlah bermaksud untuk
mencapai generalisasi terhadap fenomena yang diamati, tetapi bagaimana
menemukan kebenaran suatu peristiwa dengan tetap mengaitkannya pada
konteks yang ada.
Ketentuan dalam jenis penelitian yang akan digunakan pada saat
penelitian berlangsung, lebih memudahkan peneliti dalam memfokuskan
segala kegiatan penelitian dan mengembangkan penelitian dengan acuan
yang telah ditetapkan sebelum penelitian di mulai.

B. Lokasi Penelitian
Sejalan dengan pendekatan penelitian yang diterapkan, masalah
terpenting selanjutnya adalah memilih sumber informasi penelitian yang
meliputi : latar (setting), pelaku, peristiwa dan proses yang dapat memberikan
informasi yang mantap dan terpercaya mengenai keragaman dan bagian-bagian
dari fenomena dalam Pengelolaan media Pembelajaran di SD Negeri 12 Sragen
merupakan suatu kajian yang sangat perlu untuk diteliti agar pengelolaan
media pembelajaran yang baik akan membantu tercapainya tujuan pendidikan.
Berdasar pada hal tersebut, maka dalam proses pengumpulan informasi tentang
pengelolaan media pembelajaran dilakukan dengan mempertimbangkan
kejenuhan informasi. Oleh karena itu, bila dalam pengumpulan informasi tidak
xlvii

muncul lagi variasi informasi atau tidak ditemukan lagi variasi, maka
pencarian informasi baru tidak dilanjutkan lagi. Adapun sumber data yang
diperlukan di sini adalah para pejabat yang menentukan kebijakan tentang
pengelolaan media pembelajaran di SD Negeri 12 Sragen yang tergolong SD
SSN yang terletak di kabupaten Sragen.
C. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini kehadiran peneliti dilapangan bertindak sebagai:
1. Instrumen utama, karena dalam penelitian ini peneliti harus siap memasuki
seting sosial objek, serta harus mampu menguasai wawasan terhadap bidang
kajian yang diteliti. Tugas peneliti sebagai instrumen utama dalam suatu
penelitian adalah harus mampu menetapkan fokus penelitian, memilih
informan yang tepat yang mampu memberikan informasi tentang masalah
yang diteliti, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,
menyajikan (display) data, melakukan verifikasi dan membuat kesimpulan
atas temuan di lapangan sebagai jawaban dari masalah yang diteliti.
(Moleong, 2008: 168)
2. Pengamat pemeran serta yang berarti peneliti akan menulis dan
menerangkan data apa yang diperoleh di lapangan tanpa direkayasa menurut
alam pikiran dari peneliti (Moleong, 2008: 177).

D. Data, Sumber Data, dan Nara Sumber

xlviii

1. Data
Data atau informasi merupakan bahan yang dikumpulkan guna
diolah untuk mendapatkan kesimpulan hasil penelitian (Marzuki, 2004:
55). Adapun jenis data dalam penelitian ini ada 2 macam yaitu: data primer
dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung
dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Marzuki, 2004:
56). Menurut Azwar (2009: 91) data primer diperoleh langsung dari subyek
penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan
data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. Dalam
penelitian ini yang termasuk data primer adalah upaya pengelolaan media
pembelajaran yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, Guru kelas, Guru
Pengampu Mata Pelajaran Tertentu.
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh bukan karena
usaha sendiri dari peneliti pengumpulan data melalui dokumentasi (analisis
dokumen)

berupa

penelaahan

terhadap

dokumen

pribadi,

resmi

kelembagaan, referensi-referensi dan keterangan lain yang memiliki


relevansi dengan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi data
sekunder adalah data tentang sejarah perkembangan sekolah, arsip arsip
keuangan sekolah guna peningkatan mutu sekolah.

2. Sumber Data
Sejalan dengan pendekatan penelitian yang diterapkan, masalah
terpenting selanjutnya adalah memilih sumber informasi penelitian yang
meliputi: latar (setting), pelaku (orang), peristiwa terdahulu yang tercatat
xlix

dalam arsip (dokumentasi) dan proses yang dapat memberikan informasi


yang mantap dan terpercaya mengenai keragaman dan bagian-bagian dari
fenomena dalam keuangan sekolah dan mutu sekolah. Berdasar pada hal
tersebut, maka dalam proses pengumpulan informasi tentang keuangan
sekolah dan mutu sekolah dilakukan dengan mempertimbangkan kejenuhan
informasi. Oleh karena itu, bila dalam pengumpulan informasi tidak
muncul lagi variasi informasi atau tidak ditemukan lagi variasi, maka
pencarian informasi baru tidak dilanjutkan lagi.
3. Nara Sumber
Yang menjadi Nara sumber atau subjek penelitian dalam penelitian ini
adalah
a. Informan
Sumber data informan merupakan sumber data yang berwujud
manusia dan untuk memperoleh data dari manusia dapat melalui proses
wawancara secara langsung. Adapun yang dapat dikelompok dalam
sumber data manusia ini antara lain: 1. Kepala SD Negeri 12 Sragen
yang bertanggung jawab akan segala kegiatan yang terjadi di sekolah;
2. Para guru yang senantiasa memanfaatkan media untuk belajar guna
memperjelas materi pelajaran yang disampaikan pada siswa; dan 3.
komite sekolah sebagai mitra sekolah dalam pengelolaan media
pembelajaran

di

sekolah

serta

membantu

pembelajaran jika dirasakan perlu untuk diadakan.


b. Peristiwa

pengadaan

media

Data dalam penelitian yang berupa peristiwa adalah gejala atau


peristiwa yang terjadi pada SD Negeri 12 Sragen.
c. Tempat
Yang menjadi sumber data berupa tempat adalah SD Negeri 12
Sragen. Dari sumber data yang berupa tempat digunakan berupa
berkas-berkas (dokumen) yang tersimpan selama tahun pelajaran
2009/2010. Dokumen ini dapat berupa catatan - catatan yang berkaitan
dengan kegiatan Sekolah. selama tahun pelajaran 2009/2010. Dokumen
ini dapat berupa catatan catatan yang berkaitan dengan kegiatan
Sekolah, termasuk profil sekolah dan sejarah perkembangan sekolah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data, pneliti menggali informasi tentang
pengelolaan media pembelajaran dengan terjun ke lapangan menggunakan
metode pengamatan berpartisipasi, wawancara mendalam (interview) dan
dokumentasi.
1. Pengamatan berpartisipasi (participation observation)
Pengamatan berpartisipasi digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian karena : (a) teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman
langsung, jika data yang diperoleh kurang meyakinkan maka dapat
ditempuh dengan mengamati secara langsung peristiwa yang ada; (b)
teknik pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri;
kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada
keadaan sebenarnya; (c) pengamatan memungkinkan peneliti mencatat

li

peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional


maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data; (d) sering terjadi
keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data yang dijaringnya ada yang
bisa, maka dengan pengamatan peneliti dapat mengecek kepercayaan data
yang diragukan; (e) pengamatan memungkinkan peneliti mampu
memahami situasi-situasi yang rumit; dan (f) dalam kasus-kasus tertentu
dimana teknik komunikasi yang lain tidak dimungkinkan, maka
pengamatan

dapat

menjadi

alat

yang

sangat

bermanfaat

dalam

pengumpulan data.
Pengamatan berpartisipasi ini dilakukan sejak awal penelitian
sampai berakhirnya pengambilan data penelitian tentang Implementasi
fungsi-fungsi pengelolaan media pembelajaran, meliputi perencanaan
media, pengorganisasian media, pengadministrasian media, pemilihan dan
penyiapan media pembelajaran, penggunaan media dalam pembelajaran,
pengaturan media, hambatan-hambatan dalam pengelolaan media, dan
harapan tentang keberadaan media, pengelola media, serta pengelolaan
media pembelajaran.
2. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara semi structured. Mula-mula wawancara dilakukan dengan
menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu
per satu diperdalam dalam mengungkapkan keterangan lebih lanjut.
Wawancara dengan kepala sekolah di SD Negeri 12 Sragen dilakukan

lii

untuk memperoleh gambaran tentang pandangan dan pendapat kepala


sekolah terhadap konsep dasar media pembelajaran serta mekanisme
pengelolaan media pembelajaran yang dilakukan oleh penanggung
jawab/pengelola media yang ditunjuk. Sedang wawancara kepada
guru/pengelola media pembelajaran dilakukan untuk menggali informasi
tentang pelaksanaan pengelolaan media pembelajaran.
3. Dokumentasi
Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh
data yang terdapat di Sekolah Dasar

sebagai sumber informasi yang

berhubungan dengan pengelolaan media pembelajaran, antara lain :


penyusunan program kegiatan media, pengalokasian dana perawatan /
perbaikan, dan pengadaan media, struktur organisasi / kepengurusan media,
administrasi media pembelajaran, evaluasi program kerja media, serta
berbagai informasi yang berhubungan dengan pengelolaan media
pembelajaran. Hasil tersebut dipadukan dengan informasi yang diperoleh
melalui kegiatan pengamatan berpartisipasi (participation observation) dan
wawancara (interview).
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif pada dasarnya dilakukan sejak
awal kegiatan sampai akhir kegitan penelitian. Miles & Huberman (2007: 22)
berpendapat bahwa .these three steams data reduction, data display, and
conclusion drawing / verification-as interwoven before, during, and after data
collectioning parallel form, to make up the general domain called analysis.
liii

Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa tiga hal utama, yaitu: reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai sesuatu yang jalinmenjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam
bentuk sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis.
Sedangkan analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis di
dalam situs dalam bentuk teks naratif yang diambil dari catatan langsung
tertulis langsung yang disaring oleh pengganalisis dengan mengutip
penggalan-penggalan berkode dan menarik kesimpulan ( Miles & Huberman,
2007: 137). Berpedoman pada pendapat tersebut, peneliti dalam menganalisis
data menggunakan tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersama-sama pada
saat, sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data, yaitu : reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan / verifikasi. Adapun alur kegiatan itu
disajikan dalam gambar sebagai berikut :
Data
collection

Data
display

Data
reduction

Conclusions :
drawing /
verifying

Gambar 3.1 : Components of Data Analysis : Interactive Model


(Miles, & Huberman, 2007: 23)
G. Keabsahan Data

liv

Sebelum melakukan analisis dan penafsiran data, pemeriksaan


keabsahan data terlebih dahulu harus dilakukan. Peneliti dalam menentukan
keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut.
1. Objektivitas (Confirmability)
Menrancang penelitian dengan suatu proses kerja yang dilakukan
untuk mencapai kondisi yang obyektif, dengan langkah desain penelitian
dibuat secara baik dan benar, serta fokus penelitian dibuat setepat mungkin.
2. Keterandalan (Despendenbility)
Langkah yang dilakukan untuk keterandalan data yang didapatkan
saat penelitian dengan memeriksa apakah semua yang terdokumentasi
dalam material data atau laporan hasil penelitian benar-benar terjadi dalam
proses penelitian berlangsung dengan cara mengaudit proses jalannya
penelitian secara keseluruhan.
3. Triangulasi
Triangulasi

merupakan

teknik

pemeriksaan

data

yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan


pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi
berupaya mencari data yang mendukung atau tidak bertentangan dengan
tujuan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Dengan triangulasi
diharapkan dapat mengetahui sejauh mana temuan-temuan di lapangan
benar-benar representatif.

4. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi (peer debriefing)


lv

Data yang terkumpul melalui catatan lapangan dibahas bersamasama dalam betuk diskusi analitik dengan rekan sejawat (peer debriefing)
dengan maksud peneliti ingin tetap mempertahankan kejujuran dan
keterbukaan dalam penafsiran data sehingga dapat memberi informasi atau
pandangan secara objektif dan netral tentang pengelolaan media
pembelajaran yang terjadi di lapangan.

BAB IV
lvi

PAPARAN DAN TEMUAN PENELITIAN


A. Paparan Data
Penelitian

ini

dilaksanakan

untuk

mendiskripsikan

nilai-nilai

pengelolaan media pembelajaran yang ada di SD Negeri 12 Sragen di tahun


2009/2010.

Adapun langkah-langkah penyajian data dimulai dengan

mendiskripsikan lokasi penelitian.


1. Deskripsi Lokasi Penelitian SD Negeri 12 Sragen
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 12 Sragen dengan
pertimbangan sebagai berikut :
a. Terdapatnya permasalahan sebagaimana permasalahan penelitian yang
diperlukan.
b. Diperolehnya ijin serta sarana dan prasarana yang mendukung untuk
mengadakan penelitian di SD Negeri 12 Sragen.
c. Tersedianya data yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian
tentang faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar matematika
siswa kelas V SD Negeri 12 Sragen dan usaha yang harus dilakukan
untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Lokasi SD Negeri Masaran 1 termasuk dalam wilayah dukuh
Masaran, Kelurahan Masaran, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen,
Jawa Tengah.. Adapun keterangan letak yang lebih jelas SD Negeri
Masaran 1 adalah sebagai berikut : 1) Sebelah Utara berbatasan dengan
SD Negeri Masaran 2 yang berada di dukuh Tegalrejo masih termasuk
wilayah kelurahan Masaran. 2) Sebelah selatan berbatasan dengan dukuh
Ngijo Kelurahan Masaran. 3) Di sebelah timur SD Negeri Masaran 1
lvii

berbatasan dengan Sekolah Dasar Negeri Masaran 3 di dukuh Bonan


Kelurahan Masaran, 4) Sedangkan sebelah barat berbatasan dengan SMP
Negeri 1 Masaran yang berada di Dukuh Manggis Kelurahan Jati,
Kecamatan Masaran.
Jumlah SD di kelurahan Masaran seluruhnya adalah 5 SD yang
masing-masing memiliki siswa-siswi yang rata-rata adalah warga sekitar
SD tersebut dan dari luar Desa Masaran bahkan ada yang dari luar
Kecamatan Masaran Bahkan ada yang dari luar Kabupaten Sragen. Dalam
usaha peningkatan pembelajaran maka guru-guru SD antar sekolah
tersebut sering saling tukar menukar informasi mengenai usaha kegiatan
peningkatan prestasi siswa-siswinya.
Jumlah tenaga pengajar pada tahun ini berjumlah 16 orang guru
dengan guru yang telah berpendidikan Sarjana 16 orang, serta seorang
penjaga yang berpendidikan SLTA. Jumlah siswa kelas 1 adalah 72 siswa,
kelas 2 : 65 siswa, kelas 3 : 68 siswa, kelas 4 : 58 siswa, kelas 5 : 62
siswa, dan kelas 6 sebanyak 54 siswa serta masing-masing kelas terdiri
atas 2 kelas yakni kelas A dan B. Untuk tenaga administrasi sekolah
dikerjakan oleh pihak guru sehingga tidak ada petugas administrasi
khusus. Untuk penjaga sekolah ada 1 orang, yang berstatus wiyata bakti.
SD Negeri Masaran 1 berdiri pada tahun 1912, dengan Kepala
Sekolah sekarang bernama Bp. Daryono, S.Pd yang mulai menjadi kepala
sekolah sejak Desember 2009 hingga saat ini.
Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan oleh sekolah
adalah kegiatan pramuka yang dilaksanakan setiap hari Rabu dan Sabtu
lviii

mulai pukul 15.00 WIB dan selesai pukul 17.00 WIB. Kegiatan lain yang
rutin dilaksanakan adalah upacara bendera setiap hari senin, mengadakan
senam setiap pagi sebelum masuk kelas, kegiatan kerja bakti kebersihan
lingkungan setiap Jumat pagi.
Kondisi sekolah banyak ditumbuhi pepohonan yang tidak begitu
tinggi sehingga menyebabkan suasana menjadi sejuk dan indah jika
dipandang mata. Suasana tersebut mengakibatkan suasana terasa nyaman
terutama pada musim kemarau. Untuk halaman sekolah semua telah dijor
dengan semen dan berpaving. Secara umum kondisi sirkulasi udara tiap
kelas cukup karena terdapat ventilasi yang telah memenuhi syarat
kesehatan, akan tetapi untuk pencahayaan dipandang kurang karena
cahaya matahari yang datang terhalang oleh gedung tingkat yang ada di
sekitar SD Negeri Masaran 1 yang berakibat pada terhalangnya cahaya
matahari memasuki ruang kelas.
Sistem pengajaran yang digunakan oleh sekolah mempergunakan
sistem guru kelas dimana setiap kelas tiap harinya diajar oleh guru yang
sama untuk semua mata pelajaran kecuali pelajaran Agama dan Olah raga.
Sehingga peranan guru kelas tersebut sangat dominan. Setiap guru kelas
dituntut untuk dapat mengajar semua mata pelajaran, walaupun latar
belakang pendidikan guru tersebut tidak sesuai dengan mata pelajaran
yang diajarkan karena biasanya setiap guru hanya memiliki satu keahlian
khusus sesuai program studi yang diambilnya ketika kuliah atau sekolah.
Sehingga terdapat kecenderungan pengajaran yang diberikan oleh seorang
guru akan lebih banyak ditekankan pada pelajaran yang ia kuasai. Adapun
lix

mata pelajaran yang kurang ia kuasai, guru cenderung untuk meminta


anak belajar sendiri dari buku diktat yang dimiliki siswa atau mungkin
dijelaskan tetapi tidak begitu mendetail. Sistem pengajaran yang
digunakan sekolah ini menyebabkan tidak semua bakat yang dimiliki
anak dapat tergali dengan baik.
Untuk sarana dan prasarana pelajaran dalam kelas sebagaimana
sekolah-sekolah lainnya, disediakan satu papan tulis hitam serta kapur
tulis untuk menulis Bapak guru. Meja dan kursi guru tertata dengan rapi
dan dalam kondisi cukup baik, sedangkan untuk meja siswa sebanyak 20
dan kursi siswa sebanyak 40 sehingga tidak ada anak yang tidak
mendapatkan jatah kursi untuk duduk. Hal ini berakibat pada nyamannya
anak dalam menerima pelajaran dari guru.
2. Deskripsi Lokasi Penelitian SD Negeri Pringanom 1
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pringanom 1 Kecamatan
Masaran Kabupaten Sragen dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Terdapatnya permasalahan sebagaimana permasalahan penelitian yang
diperlukan.
d. Diperolehnya ijin serta sarana dan prasarana yang mendukung untuk
mengadakan penelitian di SD Negeri Pringanom 1 Kecamatan Masaran
Kabupaten Sragen.
e. Tersedianya data yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian
tentang faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak terisolir pada siswa
kelas 1 SD Negeri Pringanom 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen.

lx

Lokasi SD Negeri Pringanom 1 termasuk dalam wilayah Kelurahan


Pringanom, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Adapun
keterangan letak yang lebih jelas SD Negeri Pringanom 1 adalah sebagai
berikut SD Negeri Pringanom 1 berada pada Dusun Sadakan, Desa
Pringanom.
Jumlah SD di kelurahan Pringanom

Kecamatan Masaran

seluruhnya adalah 3 SD serta 1 SD IT yang masing-masing memiliki


siswa-siswi yang rata-rata adalah warga sekitar SD tersebut. Dalam usaha
peningkatan pembelajaran maka guru-guru SD antar sekolah tersebut
sering saling tukar menukar informasi mengenai usaha kegiatan
peningkatan kemampuan dalam bermain ketangkasan para siswa-siswinya.
Jumlah tenaga pengajar pada tahun ini berjumlah 11 orang guru
dengan Pendidikan Sarjana ada 6 guru, Diploma 2 ada 3 guru serta SPG
ada 2 orang guru. Dari kesebelas guru tersebut satu bertindak sebagai
kepala sekolah dan yang lain bertindak sebagai guru kelas. Kesebelas guru
tersebut yang berstatus PNS ada 9 orang guru dan guru GTT ada 2 orang.
Jumlah siswa kelas 1 SD Negeri Pringanom 1 ada 34 siswa. Untuk tenaga
administrasi sekolah dikerjakan oleh guru sehingga tidak ada petugas
administrasi khusus. Untuk penjaga sekolah SD Negeri Pringanom 1ada 1
orang, telah berstatus pegawai honorer kabupaten.
SD Negeri Pringanom 1 berdiri pada tahun 1950 dengan kepala
sekolah pertama yaitu Bapak Sastro Sudarmo dan sekarang ini yang
menjadi kepala Sekolah adalah Bapak Sudarto, S.Pd yang mulai menjadi
kepala sekolah sejak tahun 2008 hingga saat ini.
lxi

Pada SD Negeri Pringanom 1 ada berbagai kegiatan ekstrakurikuler


yang dilaksanakan oleh sekolah. Sedang Kegiatan lain yang rutin
dilaksanakan adalah upacara bendera setiap hari senin, kegiatan bakti
kebersihan lingkungan setiap Jumat pagi setelah mengadakan senam pagi
dan setiap hari Sabtu selalu diadakan pengenalan lingkungan sekitar SD
dengan kegiatan pesta kebun dan jalan-jalan di kampung sekitar SD untuk
kelas 1.
Kondisi
menyebabkan

sekolah
suasana

banyak
menjadi

ditumbuhi
sejuk

dan

pepohonan
pada

sehingga

musim

hujan

berkecenderungan menjadi dingin. Suasana tersebut mengakibatkan


suasana terasa nyaman terutama pada musim kemarau akan tetapi
terkadang juga menyebabkan timbulnya rasa kantuk pada siswa yang
mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Untuk halaman sekolah telah
dipasangi paving sehingga pada musim kemarau jarang menimbulkan
debu, selain itu halaman tersebut difungsikan sebagai tempat bermain
anak-anak SD saat istirahat dan sarana oleh raga serta upacara saat hari
Senin hari-hari khusus yang diwajbkan untuk berupacara. Secara umum
kondisi sirkulasi udara di kelas cukup karena terdapat ventilasi yang telah
memenuhi syarat kesehatan. Untuk pencahayaan dipandang kurang karena
cahaya matahari yang datang terhalang oleh bangunan yang ada di sekitar
SD Negeri Pringanom 1, selain itu juga karena merupakan bangunan model
lama sehingga teras terlalu luas yang berakibat pada terhalangnya cahaya
matahari memasukRr Aj ang kelas, selain itu bangunan SD Negeri
Pringanom 1 menghadap ke arah selatan.
lxii

Untuk menjaga keamanan sekolah pagar dari SD Negeri Pringanom


1 telah dibuat kokoh yang tinggi kurang lebih 1 m serta pintu masuk telah
dibuat gapuro yang kokoh yang tingginya lebih dari 2,5 meter. Selain itu
penjaga SD menghuni bangunan perumahan yang ada di kompleks SD
Negeri Pringanom 1. Agar lebih asri kondisi komplek SD Negeri
Pringanom 1 telah dibuat gapuro yang cukup bagus.
Adapun kondisi kelas SD Negeri Pringanom 1 yang menjadi subjek
penelitian terletak di bagian paling utara menghadap ke selatan dari deretan
bangunan kantor guru, perumahan guru dan gedung kelas VI dan V yang
menghadap ke barat.
Di dalam ruangan kelas kondisi plafon/enternit dalam kondisi baik
dan nyaman untuk kegiatan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Pada bagian tembok diberi berbagai gambar, hal ini dilakukan penggola
agar anak merasa nyaman di sekolah.
Untuk sarana dan prasarana pelajaran dalam kelas sebagaimana
sekolah-sekolah lainnya, disediakan satu papan tulis hitam serta kapur tulis
untuk menulis Bapak guru. Meja dan kursi guru tertata dengan rapi dan
dalam kondisi cukup baik. Disamping itu agar anak terjaga kesehatannya di
dalam ruang kelas SD Negeri Pringanom 1 terdapat ruang UKS yang
dilengkapi dengan tempat tidur, kotak obat, dan tidak lupa gambar-gambar
tentang kesehatan.

3. Media pembelajaran yang dimiliki oleh SD Negeri 12 Sragen


Media pembelajaran SD Negeri 12 Sragen
lxiii

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh


pengelola media pembelajaran di SD Negeri 12 Sragen dapat diketahui
bahwa jenis media pembelajaran dapat digolongan menjadi 3 kelompok
yakni media elektronika, media bukan elektronika serta media hasil karya
Bapakibu guru . Hal ini sesuai dengan paparan dari Pengelola media
pembelajaran SD Negeri Masaran 1 Bapak Teguh, sebagai berikut :
Media pembelajaran yang dimiliki SD Negeri Masaran 1 yang berupa
media eloktronik antara lain :
Komputer sejumlah 18 buah terdiri dari 12 buah pentium 3 bermerek
bermacam-macam ,dibeli tidak baru, 2 buah Komputer pentium 4
bermerek Ben - Q pemberian dari alumni,dan 4 buah Komputer
bermerek HP dibeli dari uang BOS
Kemudiant televisi Pndidikan 20 inc sejumlah 3 buah bermerek
Panasonic diperoleh dari bantuan pemerintah pada tahun 1994
,ditempatkan diatas depan ruang kelas, diprogram untuk penayangan
siaran pendidikan dari propinsi Jawa Tengah dan 1 Televisi 20 Inc
bermerk Panasonic ditempatkan di ruang guru
Kemudiam VCD Player 2 buah yang 1 bermerk Mithosiba dan yang
satu bermerk Nasional dibeli pada tahun 1994 dan 2005
Kemudian Tape Recorder berbentuk Horn dirangkai dengan Radio
yang bermerk Nasional dan yang satunya Tape dirangkai dengan
Radio dan DVD.Droping dari pemerintah pada tahun 1998 senilai
Rp.10.000.000
Kemudian OHP 1 buah tanpa merk bantuan pemeintah propinsi
Jawa Tengah tahun 1996 dalam keadaan baik tetapi kuang terawat.
Kemudian Laptop 2 buah yang bermerk Qompec 15,4 inc dibeli
tahun 2008 dan tahun 2009 yang satu dari uang BOS dan yang satu
dari bantuan wali murid
Dan LCD Bermerk Ben Q dibeli tahun 2009 diperoleh dari uang
BOS dengan cara mengangsur 4 kali lewat koperasi.
Sedangkan media bukan eloktronik antara lain :
Terdiri dari pianika sejumah 5 buah bermerk Honda,berwarna biru
langit diperoleh tahun 1989, masih dalam keadaan baik.
Kemudian KIT IPA terdiri dari 4 buah ,dikemas dalam paket kothak
plastik berwarna kuning , dua set masih dalam keadaan tersusun rapi
dan yang 2 set kurang lengkap.
Kemudian KIT Matematika satu paket droping pemerintah yang
terditi dari paket berupa bangun ruang, Bangun datar, macam-macam
permainan hitungan .

lxiv

Kemudian Globe besar sejumlah 3 bermerk dari PT. Ganecha


,bantuan pemerintah tahun 2007 dalam keadaan baik, dan globe yang
terbuat dari plastik sejumlah 3 buah dalam keadan kurang baik.
Kemudian atlas Propinsi ,atlas Indonesia, altas 5 Benua dibuat dari
kain dan kertas yang sudah dipigura.,Peta Desa Masaran,Peta
Kecamatan Masaran dan Peta Kabupaten Sragen dari kertas yang
sudah dipigurani.
Kemudian
gambar-gambar
pahlawan
Nasional,pahlawan
Kemerdekaan, pahlawan Revolosi,gambar tokoh wayang gambar
rumah adat,gambar pakaian adat dan gambar kesenian daerah
KemudianCD Pembelajaran Matematika 2 Set berisi kuis dan yang
satu set berisi paket pembelajaran diperoleh dari PT Ganesha Sragen
tahun 2007
Kemudian CD Pembelajaran IPA 2 Set berisi kuis dan paket
pembelajaran diperoleh dari PT Ganesha Sragen tahun 2007
Kemudian CD Pembelajaran IPS 1 set yang berisi 33 CD terdiri dari
33 Propinsi diperoleh dari PT Ganesha Sragen tahun 2007
Kemudian CD Pembelajaran Bahasa Indonesia 1set dari PT
Ganesha Sragen tahun 2007
Kemudian CD Pembelajaran Bahasa Inggris 1Set dari PT Ganesha
Sragen
Kemudian media buatan dari Guru SD Masaran 1 terdiri dari alat
pembelajaran IPA,alat pembelajaran Basa Jawa,alat kesenian musik
Dan buku-buku yang disimpan di perpustakaan yang sudah dicap
perpustakaan diberi kode rahasia.
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Menik, S.Pd sebagai guru kelas V
SD Negeri Masaran 1 sebagai berikut :
Pada dasarnya media yang dimiliki SD Masaran I terdiri dari media
elektronik dan media bukan elektronika media elektronika yang di
miliki SD Masaran I terdiri dari komputer LCD, Laptop, TV
Pendidikan, Tip, Radio dan Pianika. Sedangkan yang bukan
elektronika antara lain berupa KIT IPA, KIT Matematika, CD IPA,
CD Matematika, CD IPS, CD Bahasa Indonesia, CD Bahasa Inggris
dan alat peraga lainnya yang di simpan di perpustakaan.
Untuk lebih rincinya masalah merek,masalah jumlah masalah harga
dan lain lain saya kurang tahu yang secara detil, tanya saja sama
bapak Teguh,S.Pd selaku pengelola media pembelajaran
Penyataan diatas agak bertentangan dengan pendapat Bapak
Suyono (salah satu guru di SD Negeri Masaran 1 yang tinggal 3 tahun

lxv

menjelang pensiun dan bertugas sebagai pengajar kelas II) sebagai berikut
:
Menurut saya, pak Nardi media pembelajaran yang ada di SD ini
kebanyakan berasal dari Pemerintah dan juga pembelian oleh Kepala
Sekolah dengan menggunakan uang sekolah, jenis dan macamnya
hanya disesuaikan dengan selera kepala sekolah dan orangorang
yang ada di dekatnya, sehingga saya merasa media pembelajaran
yang dibeli oleh sekolah hanyalah untuk kepentingan anak-anak kelas
atas. Akibatnya pak Nardi kami yang ada di kelas bawah kurang
dapat menggunakan alat itu. Sehingga saya kurang tahu apa saja
media yang dipunyai oleh SD ini, selain kurangnya informasi yang
kami terima juga mungkin karena saya yang akan pensiun ini
sehingga saya jarang diajak rembukan oleh kepala sekolah dalam
menentukan jenis media pelajaran apa saja akan dibeli oleh sekolah.
b. Media pembelajaran SD Negeri Pringanom 1
Media yang dimiliki oleh SD Negeri Pringanom 1 juga hampir
mirip dengan yang dimiliki oleh SD Negeri Masaran 1, hal ini sesuai hasil
paparan yang disampaikan oleh Bapak Sunaryo, S.Pd selaku pengelola
media pembelajaran di SD Negeri Pringanom 1 sebagai berikut :
Pada dasarnya media yang dimiliki SD N Pringanom I ada 2 macam
yaitu media yang berupa elektronik dan media yang bukan
elektronik.
Yang termasuk media elektronik antara lain :
Komputer yang dimiliki sejumlah 13 komputeer yaitu 7 komputer
pentium 3 dengan merk bermacam-macam ,6 buah komputer baru
non pentiun dengan monetornya layar datar 2 droping dari
pemerintah lewat DAK dan yang 4 beli dari sekolah lewat dana BOS
dan Kumpulan jimpitan anak-anak.
Selanjutnya televisi 20 Inc 1 buah dengan merk Panasonic dibeli
tahun 2007 dipasang dikantor guru diperoleh dari dana BOS.
Selanjutnya VCD I buah merek Tosibha keadaan baik dibeli tahun
2004 dari uang sekolah
Kemudian Radio gabungan dengan Tape dalam bentuk horn dengan
merek Nasional dibeli tahun 2006 dengan uang sekolah digunakan
untuk senam dan upacara Bendera hari senin.
Sedangkan media bukan elektronik antara lain :
Terdiri dari KIT IPA 3 set yaitu 1 set paket lama dikemas dalam
kotak kayu dalam keadaan kurang lengkap diperoleh pada tahun

lxvi

1997dan yang 2 set dikemas dalam kotak plastik warna kuning dalam
keadaan baik dan lengkap diperoleh tahun 2005
Kemudian KIT Matematika 1paket yang terdiri dari paket berupa
bangun ruang,bangun datar, kartu permainan dan macam-macam
permainan matematika.
Kemudian Globe besar sejumlah 3 buah yang terbuat dari bahan yang
keras diperoleh dari droping tahun 2006 dan 1buah globe plastik
yang juga masih baik diperoleh beli ditoko buku tahun 1999
Kemudian Atlas Propinsi, atlas Indonesia,Atlas 5 macam Benua yang
semuanya terbuat dari kain dan kertas yang diberi plangkan dibeli
tahun 2005 dengan uang sekolah dan Peta Desa Pringamon,peta
Kecamatan Masaran, Peta Kabupaten Sragen yang dibuat dari kertas
masih dalam keadaan baik gambar-gambar pahlawan
Nasional,pahlawan Kemerdekaan,pahlawan revolosi,gambar rumah
adat,gambar pakaian daerah,gambar kesenian daerah dan gambar
tokoh wayang
Alat kesenian tradisional gamelan saron, kulintang yang semuanya
terbuat dari bambu diperoleh demgan membeli dengan pesanan
tukang.
Kemudian CD Pembelajaran Matematika yang berisi kuis dan materi
pembelajaran dari PT Ganesha Sragen tahun 2007 masing masing
diperoleh dari membeli dengan uang BOS
Kemudian CD pembelajaran IPA yang berisi permainan robot berupa
cedas cermat dan kuis dan satu set berupa pembelajaran IPA
Kemudian alat pembelajaran dabuatan guru SD Pringamon 1 yang
berupa alat Pembelajaran IPA dan gambar-gambar pembelajaran dan,
Buku-buku yang disediakan diperpustakaan SDN Pringanom 1 yang
sudah diberi no rahasia dari sekolah. .
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu R. Samiyem, S.Pd.SD
sebagai guru pengguna media pembelajaran yang ada di SD Negeri
Pringanom 1 sebagai berikut :
Media yang dimiliki SD Pringanom I ada dua macam yaitu media
elektronik dan media bukan elektronik media yang elektronik antara
lain komputer, VCD, radio, TV, dan tip. Sedangkan yang bukan
elektronik antara lain: KIT IPA, KIT Matematika, CD Pembelajaran
gambar-gambar alat peraga yang dibuat oleh bapak dan ibu guru SD
Pringanom I serta buku buku dan surat kabar dan majalah yang ada di
perpustakaan.Tetapi masalah merk,masalah jumlah,masalah harga
saya kurang tahu kalausaya jawab kurang pas .Lebih jelasnya Tanya
saja langsung kepada Bapak Sunaryo,S.Pd selaku pengelola media
pembelajaran di SD Negeri Pringanom 1.

lxvii

Namun ada yang berbeda dari penyataan yang disampaikan oleh


Bapak Karsono (Pengajar mata pelajaran Bahasa Jawa dan kurang 1,5
tahun mau pensiun) menyatakan:
Ngeten mas Nardi media pembelajaran yang ada di SD Negeri
Pringanom 1 ini sebenarnya banyak macamnya, dari yang pakai
listrik maupun yang tidak menggunakan listrik, namun media
pelajaran untuk saya yang ngampu Bahasa Jawa ini kok ndak ada ya.
Saya sebenarnya sudah mencoba untuk minta pada sekolah agar
dibelikan alat untuk karawitan yaitu saron dan wayang, namun selalu
dikalahkan dengan kepentingan untuk membeli peralatan modern
seperti komputer dan laptop. Akibatnya saya jarang menggunakan
media pembelajaran, sebagai wong tua mas Nardi saya prekewuh
kalau disuruh minta terus
selain itu saya kan tinggal 1,5 tahun akan pensiun. Buat apa sih harus
menyulitkan diri dengan mengajar pakai media pembelajaran
komputer. Terus terang saja saya belum bisa menggunakan komputer
dan saya lebih enak mengajar seperti dahulu saja saya kira sudah baik
kok.
Selain yang disebutkan di atas media pembelajaran yang dimiliki
oleh SD tersebut masih ada lagi yang lain yakni yang dimiliki atau dibuat
oleh guru mata pelajaran Agama Islam yang terbuat dari kertas karton
manila yang digunakan oleh guru agama untuk memahami murid dalam
mempelajari huruf-huruf Arab, selain itu juga charta tentang tata cara
wudhu yang benar, cara sholat yang benar baik bacaannya maupun tata
caranya. Penyataan tersebut disampaikan oleh bapak Drs. H. Narso (Guru
PAI di SD Negeri Masaran 1) serta diperkuat oleh Bapak Kusiran, BA
(Guru PAI di SD Negeri Pringanom 1)
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di
kedua SD dapat diketahui bahwa SD Negeri Masaran 1 lebih banyak
memiliki

media

pembelajaran

dibandingkan

dengan SD

Negeri

Pringanom karena SD Negeri Masaran 1 tergolong SD SN. Jenis media


lxviii

pembelajaran di kedua SD dapat digolongkan menjadi 3 kelompok yakni


1. kelompok media pembelajaran elektronik, 2. kelompok media non
elektronik dan media hasil karya Bapak Ibu Guru SD. Dalam setiap
kebijakan senantiasa ada pihak yang tidaki suka pada kebijakan itu, tidak
terkecuali di kedua SD, hal ini terjadi karena kurangnya informasi dari
sekolah ke guru dan karywan maupun dari sekolah ke warga sekolah
dalam hal ini para siswa dan orang tua siswa.
3. Perawatan media pembelajaran yang dimiliki SD Negeri 12 Sragen
a. Perawatan Media pembelajaran SD Negeri Masaran 1
Perawatan media pembelajaran di SD Negeri Masaran 1 dikelola oleh
petugas pengelola media pembelajaran. Petugas pengelola media
pembelajaran adalah Bapak Teguh,S.Pd. Berikut hasil wawancara dengan
pengelola media pembelajaran Bapak Teguh,S.Pd

guru SD Negeri

Masaran 1
Kutipan wawancara kami dengan Bapak Teguh ,S.Pd sebagai berikut :
Saya yang ditunjuk Bapak kepala sekolah untuk mengelola
media Pembelajaran SD Negeri Masaran 1 akan kami jalankan sesuai
dengan kemampuan saya.,maaf kalau kami melaporkan masalah
keperawatan media pembelajaran ini kurang pas mohon dimaklumi.
Begini, semua barang milik SD Negeri Masaran 1 dicatat dalam
buku iventaris sekolah dan sekolah sudah menunjuk petugas Iventaris
barang yaitu Bapak Parna,S,Pd termasuk media pembelajaran.
Khusus untuk media pembelajaran diserahkan saya, selanjutnya
untuk perawatan media pembelajaran disekolah kami bagi menjadi
dua tempat yaitu ;1).Untuk perawatan media elektronik seperti
LCD,Laptop,DVD,CD pembelajaran ,Tape dan Radio kami simpan
ditempat almari yang nyaman 2) Untuk media non elektronik kami
simpan didalam ruangan perpustakaan mengingat sekolah kami
belum punya laboratorium .
Sedangkan masalah penggunaan, Siapa saja yang akan
menggunakan alat media pembelajaran saya suruh mengisi buku
pinjam dengan tujuan apabila ada guru yang akan pinjam untuk
lxix

menggunakan alat tersebut tidak bersamaan. Sedangkan kepada


pengguna media komputer terutama siswa agar karena setiap ada
pelajaran computer selalu menggunakan ,maka untuk perawatan
computer tiap-tiap siswa tiap bulan dimimtai sumbangan sebesar Rp.
3000,00 untuk njagani kalau terjadi kerusakan,
Memang saya sangat sibuk untuk mengurusi peawatan media
pembelajaran ini, kebetulan saya dalam merawat media pembelajaran
dibantu oleh Bapak Edih Juandi yang masih WB,sehingga kalau saya
tidak longgar sedang mengajar saya sudah punya wakil untuk
mengurusinya
Masalah penempatan media pembelajaran, untuk TV
pendidikan dipasang diatas depan kelas VA , kelas VBdan kelas VI
yang dipasang secara paralel jika satu di tayang kan siaran
pendidikan tiga kelas dapat menyaksikan semua. Untuk VCD yang
droping dari pemerintah kita pasang didepan atas kelas VI yang
satunya disimpan dialmari khusus, untuk Tape dan Radio disimpan di
ruang khusus ,untuk media LCD,OHP Laptop dan CD pembelajaran
kami simpan bersama sama dialmari khusus disimpan di alamari
khusus.untuk media yang lainya kita simpan diruangan perpustakaan
mengingat ruangannya belum punya.
Kami selaku pengelola media pembelajaran tidak ada gaji
khusus maklum SD tidak punya anggaran untuk petugas-petugas
karena hanya njagakke dana BOS ,namun untuk petugas yang masih
WB diberi sangu tukon bensin Rp.100 000,00
Memang sering terjadi kerusakan terutama komputer karena
langsung digunakan oleh anak-anak sekolah untuk memelihara atau
perbaikan menggunakan dana khusus dari iurang perawatan
komputer yang besarnya per anak Rp 3000,00
Dana perawatan komputer yang masih tersisa pada akhir tahun
pelajaran dapat digunakan untik mendanai media yang lainya bila
terjadi kerusakan
Sedangkan untuk proses perawatan media pembelajaran yang
dilakukan oleh pengelola Media pembelajaran SD Negeri Masaran 1
a. Menurut Bapak Parna, S.Pd

sebagai guru dan sebagai pengguna

menuturkan sebagai berikut :


Setahu saya Semua barang yang dimiliki sekolah di masukkan
dalam buku inventaris termasuk media pembelajaran, selanjutnya
untuk perawatan media pembelajaran yang ada di sekolah ini
ditempatkan menjadi dua tempat yakni :
1) Untuk perawatan media pembelajaran seperti LCD, TIP VD
pembelajaran, kit IPA, kit Matematika dan lain-lain di simpan
dalam almari khusus di ruang perpustakaan
lxx

2) Untuk TV pendidikan di pasang di 3 ruang kelas yaitu di kelas


5A kelas 5B dan kelas 6
Jika suatu saat media pembelajaran rusak karena dipakai atau
karena sebab yang lain maka sekolah sudah membuat anggaran
jika terjadi kerusakan yaitu tiap siswa 1 bulan memberikan
sumbangan sebesar Rp 30.000,- uang tersebut di tangani oleh
salah satu petugas bendahara khusus dari sumbangan perawatan
media pembelajaran.
Berkaitan dengan perawatan media pembelajaran di SD
Negeri Masaran 1 maka guru pengelola alat media senantiasa
mencatat penggunaan dan pengembalian dengan administrasi
yang tertib dan penataan kembali pada tempatnya semula sehingga
alat lebih tahan lama dan pengelola senantiasa memberikan
pengarahan pada guru peminjaman alat maupun siswa untuk
senantiasa mematuhi aturan penggunaan alat yang benar
Pernyataan yang bernada berlawanan disampaikan oleh Bapak
Suyono sebagai berikut :
Dalam pengelolaan media pembelajaran di sekolah ini Paka
Nardi, hanyalah ditunjuk oleh Kapala Sekolah yang lama, dan
sekarang kepala sekolah yang baru tinggal ngikut saja. Menurut
hemat saya pengelola media pembelajaran kurang serius dalam
bekerjanya, saya makhlum pak Nardi lha wong pengelolanya tidak
mendapatkan tambahan honor, sehingga pekerjaan ini hanya
sambilan dan yang pokok adalah sebagai guru.
Selain itu saya tidak biasa menggunakan media
pembelajaran karena selama ini tidak ada pelatihan untuk kami,
sehingga kami takut kalau saya gunakan dengan tanpa ilmunya
ada pada saya nanti alatnya bisa jadi rusak, kan alat alat yang ada
di sekolah ini han mahal-mahal. Hal ini perlu dimakhlumi pak
Nardi saya sebentar lagi kan pensiun, selain itu saya hanya
mengajar kelas rendah, tidak perlu susah susahkan untuk
menggunakan media pembelajaran seperti laptop, selain saya tidak
bisa mengoperasikannya untuk kelas rendah jika kita gunakan
laptop malah anak-anak ribu ingin main game saja, sehingga
menjadi gaduh dan mengganggu kelas lain.
Sedangkan menurut bapak Sumanto
Saya tidak setuju Mas Nardi diadakan pengelola media
pembelajaran di Sekolah ini, karena tugas utama yang inti bagi
guru adalah mengajar saja masih kurang berhasil apalagi
ditambahi tugas lain. Kami sudah capai mengajar dari jam 07.00
sampai jam 12.30. Kalau memang diperlukan mestinya ada
tenaga khusus yang mengelola tentang ketata usahaan dan
lxxi

inventaris barang sehingga guru dapat fokus dalam menjalankan


tugasnya, dan juga mestinya tempat penyimpanan media
pembelajaran tidak disatukan dengan perpustkaan sekolah, udah
tempatnya sempit banyak alat dan buku di sana belum ditambah
kalau istirahat anak pada datang ke situ membuat saya pusing
melihatnya apalagi yang jaga perpustakaan.
b.Perawatan media pembelajaran SD Negeri Pringanom 1
Perawatan media pembelajaran SD Negeri Pringanom 1 dikelola
oleh Bapak Sunaryo,S.Pd yang bertugas menjadi guru Olah raga dan dia
ditunjuk sebagai pengelola Media pembelajaran . Dalam wawancara kami
dengan Bapak Sunaryo,SPd menuturkan Sebagai bebagai berikut :
Saya yang diserahi mengelola media pembelajaran tapi apabila
saya melporkan nanti kurang pas mohon dimaklumi tetus terang
ini hanya tugas sampiran saja. Untuk kejelasan akan barang yang
ada di sekolah SD Pringanom 1 maka kami mencatat semua
barang yang dimiliki sekolahan kemudian di masukkan dalam
buku inventaris baik barang termasuk media pembelajaran baik
yang dari pemerintah,pembelian sekolah maupun bantuan dari
siapa saja, dan petugas yang kami serahi untuk mengelola dan
menginventaris barang adalah Ibu Suharni, S.Pd.SD yang
sekarang menjadi guru kelas IV. Sedangkan untuk media
pembelajaran saya yang mengurusunya Untuk perawatan
komputer kami telah
punya ruang khusus ruangan yang
sepenuhnya kami gunakan untuk pembelajaran anak-anak dan
dikelola oleh guru komputer di sekolah yakni pak Arif yang masih
WB,. Untuk media pembelajaran yang lain yang dimiliki di SD N
Pringanom I dirawat dimasukkan dalam satu ruang perpustakaan
sekolah. Untuk mengantisipasi apabila terjadi kerusakan terutama
Komputer maka tiap anak dimintai batuan untuk perawatan
computer sebesar Rp.3000,00 persiswa per bulan Berkaitan untuk
mengantisipasi apabila terjadi kerusakan pada media pembelajaran
sekolah maka kami tunjuk untuk mengawasinya adalah Bapak
Arif, S.Pd. yang masih WB
Memang sering terjadi kerusakan terutama computer ,untuk dana
perbaikan menggunakan dana perawatan komputer
Siapa saja yang mengunakan media pembelajaran harus mengisi
buku pinjam agar guru yang akan menggunakan bisa dilihat dari
laporan ijin pinjam
Masalah honor untuk pengelola tidak ada honornya hanya saja
yang masih WB diberi uang saku dari sekolah sebesar Rp.
100.000,00 maklum sekolah tidak ada dana lain kecuali dari BOS.

lxxii

Pendapat yang senada yang disampaikan dalam wawancara kami dengan


Ibu Suharni, dalam paparannya menyatakan sebagai berikut :
Pengelola media pembelajaran SD Negeri Pringanom 1 dikelola
oleh pak Naryo,S.Pd setahu saya didalam perawatan media di
inventasis dalam buku Inventaris. Siapa saja yang akan meminjam
media pembelajaran disuruh mengisi buku pinjam. Masalah
tempat semua media dimasukkan dalam almari diruang
perpustakaan kecuali Komputer yang digunakan anak-anak
ditaruh dalam satu ruangan kelas .Selama ini tidak ada honor bagi
guru siapa saja yang diserahi sampiran untuk mengurus
administrasi di sekolah kecuali guru WB yang Cuma diberi uang
jajan Rp.100.000. perbulan
Dana perawatan komputer memang ada, yaitu tiap-tiap siswa
dimintai sumbangan untuk perawatan komputer sebesar Rp 3000
per siswa per bulan
Memang sering rusak terutama media computer karena dipakai
oleh anak-anak kecil dan lagi pula kompiuternya kan tidak baru
lagi. ,masalah dana perawatan yang dianggarkan kadang-kandang
torah kadang-kadang kurang pertahunnya. Apabila ada kelebihan
dana perawatan dapat digunakan untuk merawat media yang
lainnya.
Penyataan bapak Sunaryo tidak semua didukung oleh bapak Karsono
sebagi guru Bahasa Jawa di SD Negeri Pringanom 1 sebagai berikut :
Pengelola media pembelajaran itu memang perlu, tapi jika saya
ditunjuk maka saya agak keberatan karena sejak pukul 07.00
sampai pukul 12.00 sudah mengajar penuh, dan sekolah memilih
bapak Sunaryo saya kira tepat biar bisa memenuh kuata 24 jam
sebagai syarat sertifikasi karena Pak Naryo sebagi guru Olah raga
kan tugasnya hanya sampai jam 10 selebihnya bisa digunakan
untuk mengelola media pembelajaran.
Dalam pengelolaan media pembelajaran di SD Negeri Masaran
1 berbeda dengan di SD Negeri Pringanom 1 karena pengelolaan
media pembelajaran di SD Negeri Masaran diberikan kepada Bapak
Teguh yang mengajar di kelas VI yang sering menggunakan media
pembelajaran

khususnya

yang

elektronik,

sehingga

dinilai

pengelolaannya kurang mendapatkan perhatian yang serius. Sedangkan


untuk di SD Negeri Pringanom 1 dikelola oleh Bapak Sunaryo sebagai
lxxiii

guru Olahraga yang memiliki waktu lebih luang dibandingkan dengan


guru yang lain, serta juga dapat digunakan sebagai penambah kuata
jam mengajar agar menjadi 24 jam perminggu, akibatnya pengelolaan
media pembelajaran di SD Negeri Pringanom 1 lebih baik dan efektif.
4. Penggunaan media pembelajaran yang dimiliki oleh SD Negeri 12
Sragen
Berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran di sekoleh dasar
maka hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan para nara sumber
(responden) terangkum dalam narasi sebagai berikut :
a. Penggunaan Media Pembelajaran di SD Negeri Pringanom 1
1) Menurut Pengelola Media Pembelajaran
Pelayanan penggunaan media pembelajaran sudah ada yang
terjadwal ada yang belum. Salah satunya penggunaan pembelajaran
komputer sedangkan penggunaan media pembelajaran yang belum
terjadwal agar mengisi buku pinjam penggunaan media yang sudah di
sediakan di sekolah
Siapa saja yang menggunakan media wajib mengisi buku
pinjam dengan tujuan jika terjadi kerusakan bisa. Kami sudah
percaya kalu guru akan menggunakan sebaik-baiknya. Namun secara
administrasi setelah selesai penggunaannya kami kontrol apakah
terjadi kerusakan apa tidak dan kami tanyakan ada kerusakan apa
tidak.
Selanjutnya kami sebagai pengelola senantiasa menyarankan
kepada semua guru untuk selalu berlatih mengoperasikan media
pembelajaran elektronik sehingga guru-guru kami tidak menjadi
gaptek di era yang global ini. Perihal penggunaan media
pembelajaran maka
semua guru kami telah biasa dan mau
menggunakan utama media pembelajaran non elektronik; sedangkan
untuk media elektronik Kalau media pembelajaran yang elektronik
hanya guru tertentu yang sering menggunakan karena pembelajaran
komputer sudah ada guru komputernya. Dan ada guru yang
menginginkan menggunakan CD Pembelajaran guru kelasnya sudah
di bantu guru komputer dalam mengoperasikan
Kami juga perlu menambahkan keterangan kami perihal
penggunaan media pembelajaran yang utamanya berkaitan dengan
media elektronik sebetulnya guru kami sudah berlatih kalau memang
lxxiv

ada yang belum bisa mengoperasikan komputer guru kami panggil


keruang Kepala Sekolah untuk diberi saran agar mau berlatih
Sedikit lagi perlu kami tambahkan pak, keberhasilan sekolah
kami pada UASBN tahun kemarin mungkin salah satu faktornya
adalah motivasi yang kami sampaikan kepada guru kelas 6 khususnya
memperoleh hasil yang maksimal kami sebagai Kepala Sekolah
memberikan motivasi kepada guru kelas 6 agar mau menambah jam
pelajaran dan mau memperbanyak memanfaatkan CD Pembelajaran
yang di miliki di sekolah itu saja. Akhirnya kami menyarankan
bahwa Media pembelajaran sangat penting kami sarankan kepada
guru SD N Pringanom I agar mau mengikut sertakan pembelajaran
terutama mengenal media yang ada di sekolah, kami optimis jika
gurunya betul-betul mau memanfaatkan media pembelajaran tertulis
akan menghasilkan pembelajaran yang optimal
b.

Menurut Guru
Menurut ibu Suharni Semua media yang ada pernah
digunakan oleh guru di SD Pringanom I setiap seminggu sekali ada
jadwal untuk pelajaran komputer sehingga guru harus mengikuti dan
mengawasi kemudian pada saat pelajaran IPA yang perlu
menggunakan alat peraga KIT IPA guru selaku menggunkan,
kemudian pelajaran Matematika yang perlu menggunakan KIT
Matematika. Adapun prosedur yang kami gunakan untuk penggunaan
media pembelajaran Guru yang akan menggunakan media
pembelajaran harus mengisi buku pinjam alat peraga / media apakah
sudah selesai laporan kepada petugas yang mengurusi alat peraga
karena alat peraga masuk di jadikan satu ruangan dnegan
perpustakaan maka siapa yang pinjam lapor pada petugas
perpustakaan.
Perlu saya sampaikan bahwa penggunaan media pembelajaran
Ya sangat membantu pak, karena jika pada waktu menggunakan
media pembelajaran contohnya pelajaran IPA menggunakan KIT IPA
anak akan lebih tertarik dan asyik untuk melakukan percobaan
sehingga akan merangsang semangat belajar anak dan terukirnya
hasil yang di capai akan meningkat. Ya tidak tho pak, semua
pembelajaran yang perlu menggunakan media pembelajaran karena
ada tidak menggunakan walaupun kelas 1 kelas 2 dan kelas 3 itu
perlu pembelajaran secara nyata tidak dengan cerita saja.
Diakhir pertemuan dengan bapak ini kami perlu
mneyampaikan saran yang mungkin berguna demi kemajuan sekolah
nantinya yakni Saran saya karena komputer adalah hal yang baru
muncul, untuk mengajar ketinggalan dalam bidang komputer, internet
dan LCD maka agar pemerintah mengadakan pelatihan atau
penataran kepada semua guru dengan biaya gratis dari pemerintah
karena selain ada pelatihan nama pembayaran sendiri

lxxv

Sedangkan menurut Ibu R. Samiyem Agar pembelajaran SD


Pringanom I selalu meningkat semua guru dan Kepala Sekolah harus
selalu meningkat mengajarnya agar tidak kalah dengan SD lainnya.
Kepada guru yang belum bisa komputer agar latihan atau kursus
Sekolah membeli laptop dan LCDnya untuk membeli di sekolah.
Adapun menurut Bapak Karsono : dalam pemanfaatan media
pembelajaran saya tidak bisa sepenuhnya, paling saya cuma
menggunakan yang non elektronik misalnya dari gambar, kertas yang
tidak tersedia di sekolah dan saya buat sendiri. Saya menyadari mas
Nardi saya sudah tua dan merasa ketinggalan jaman dan sebentar
lagi pensiun biar yang muda-muda sajalah yang akan meneruskan
dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ini.
c. Penggunaan Media Pembelajaran di SD Negeri Masaran 1
1) Menurut Pengelola Media Pembelajaran di SD Negeri Masaran 1
Pelayanan penggunaan media pembelajaran ada yang sudah
terjadwal ada yang belum belum terjadwal. Sementara yang sudah
terjadwal misalnya seperti pembelajaran komputer tinggal masuk
yang di pandu oleh guru komputer, sedangkan yang belum
terjadwal misalnya pembelajaran pakai LCD, OHP, CD, TV
Pendidikan dll. Untuk melaporkan pada petugas untuk
menggunakan dengan cara mengisi buku pinjam alat peraga yang
digunakan
Semua guru yang menggunakan media pembelajaran
mengisi buku pinjam yang disediakan di sekolah namun demikian
ada guru kadang lupa untuk mngisi buku pinjam alat peraga yang
digunakan. Dan selama media pembelajaran yang digunakan guru
selalu diawasi oleh Kepala Sekolah
Sebagian besar guru SD N Masaran I sudah dapat
menggunakannya karena SD N Masaran I tergolong sekolah standar
nasional mau tidak mau harus di paksa untuk mampu
menggunakannya, dan apabila ada guru yang tidak mampu
menggunakan media pembelajaran maka tindakan kami memanggil
guru keruang KS untuk diberi saran agar dalam pembelajaran tidak
melakukan kerusakan kesalahan lagi. Karena keterbatasan yang
ada pada kami maka tidak semua guru mampu menggunakan
pembelajaran menggunakan LCD dengan Laptop maka yang sering
menggunakan pembelajaran laptop dan LCD mulai dari kelas 4
kelas 5 dan kelas 6 yaitu 3 orang guru yang ada di kelas tersebut.
Berkaitan dengan SD N Masaran I termasuk SDSN sampai
saat ini belum memasang alat internet, namun sudah ada rencana
tahun ajaran 2010/2011 untuk memasang alat internet, karena itu
sangat penting bagi kemajuan pendidikan. Dan di akhir pertemuan
dengan bapak perlu saya sampikan media pembelajaran sangat
lxxvi

perlu dibutuhkan untuk meningkatkan hasil belajar anak terbukti


dengan
menggunakan
media
pembelajaran
proses
pembelajaranmenjadi menariksehingga hasil yang di capai murid
dalam pembelajaran menjadi meningkat dibandingkan dengan
sebelumnya.
2) Menurut guru
Menurut Ibu Menik, S.Pd semua media yang ada di SD
Masaran I pernah digunakan oleh guru namun selama ini yang
pernah saya lakukan untuk pembelajaran yang sering dipakai adalah
komputer, laptop LCD, dan KIT IPA dan KIT matematika yang
lainnya saya kurang tahu. Dan kebetulan saya mengajar di kelas 6
maka media yang sering saya gunakan dalam pembelajaran adalah
pakai laptop dengan LCDnya, kemudian CD pembelajaran yang
berkaiatan dengan pelajaran di kelas 6 saya sajikan lewat LCD,
selain itu KIT IPA, KIT Matematika, TV Pendidikan saya sajikan
dalam pembelajaran di kelas
Dalam sstem penggunaan sistem penggunaan Media
Pembelajaran yang akan digunakan guru maka guru yang akan
menggunakan alat peraga dalam pembelajaran mengisi buku
pinjaman alat peraga kemudian diserahkan pada petugas pengurus
barang, kalau di SD Masaran I Bp. Edi Juandi dan setelah selesai
menggunakan mengisi buku pengembalian dan memberi keterangan
dalam keadaan baik seperti semul. Dalam penggunaan media
pembelajaran elektronik pada awalnya banyak yang belum bisa
menggunakan media pembelajaran terutama laptop dengan LCD
lama kelamaan dengan belajar sampai sekarang sudah bisa untuk
guru kelas 4 kelas 5 dan kelas 6 bagi guru yang masih kesulitan
menggunakan laptop dengan LCD menggunakan alat OHP
khususnya guru kelas 1 kelas 2 dan kelas 3
Menurut hemat saya media pembelajaran sangat penting
karena dalam proses pembelajaran bisa menarik anak menjadi
senang sangat memperhatikan dan tengah harinya juga lumayan ada
peningkatan yang lebih baik. Karena itu Semua guru harusnya bisa
memanfaatkan media pembelajaran termasuk penggunaan laptop
dengan LCD karena kelas bawah juga sangat perlu untuk melihat
proses pembelajaran sehingga tidak jenuh dan diakhir pertemuan
kami ini dengan bapak perlu kami sampaikan saran kalau ada guru
yang belum dapat menggunakan dan memanfaatkan media
pembelajaran perlu adanya pelatihan dan penataran kepada semua
guru agar dapat menggunakan dan memanfaatkan media
pembelajaran secara gratis
Sedangkan menurut Ibu Menik, S.Pd semua media yang ada
di SD Masaran I pernah digunakan oleh guru namun selama ini
yang pernah saya lakukan untuk pembelajaran yang sering dipakai
adalah komputer, laptop LCD, dan KIT IPA dan KIT matematika
lxxvii

yang lainnya saya kurang tahu. Dan kebetulan saya mengajar di


kelas 5 maka media yang sering saya gunakan dalam pembelajaran
adalah pakai laptop dengan LCDnya, kemudian CD pembelajaran
yang berkaiatan dengan pelajaran di kelas 6 saya sajikan lewat
LCD, selain itu KIT IPA, KIT Matematika, TV Pendidikan saya
sajikan dalam pembelajaran di kelas
Dalam sstem penggunaan sistem penggunaan Media
Pembelajaran yang akan digunakan guru maka guru yang akan
menggunakan alat peraga dalam pembelajaran mengisi buku
pinjaman alat peraga kemudian diserahkan pada petugas pengurus
barang, kalau di SD Masaran I Bp. Edi Juandi dan setelah selesai
menggunakan mengisi buku pengembalian dan memberi keterangan
dalam keadaan baik seperti semul. Dalam penggunaan media
pembelajaran elektronik pada awalnya banyak yang belum bisa
menggunakan media pembelajaran terutama laptop dengan LCD
lama kelamaan dengan belajar sampai sekarang sudah bisa untuk
guru kelas 4 kelas 5 dan kelas 6 bagi guru yang masih kesulitan
menggunakan laptop dengan LCD menggunakan alat OHP
khususnya guru kelas 1 kelas 2 dan kelas 3
Menurut hemat saya media pembelajaran sangat penting
karena dalam proses pembelajaran bisa menarik anak menjadi
senang sangat memperhatikan dan tengah harinya juga lumayan ada
peningkatan yang lebih baik. Karena itu Semua guru harusnya bisa
memanfaatkan media pembelajaran termasuk penggunaan laptop
dengan LCD karena kelas bawah juga sangat perlu untuk melihat
proses pembelajaran sehingga tidak jenuh dan diakhir pertemuan
kami ini dengan bapak perlu kami sampaikan saran kalau ada guru
yang belum dapat menggunakan dan memanfaatkan media
pembelajaran perlu adanya pelatihan dan penataran kepada semua
guru agar dapat menggunakan dan memanfaatkan media
pembelajaran secara gratis
Sealain pendapat di atas masih ada pendapat adri Bapak
Sumanto perihal pemanfaatan media pembelajaran sebagai berikut :
Sebagai guru saya suka juga senang menggunakan media
pembelajaran, tapi sya belum bisa mengoperasikannya, mestinya
jika sekolah ini mendapatkan kiriman media pembelajaran perlu
adanya pelatihan akan penggunaan media tersebut, apalagi saya ini
kan kurang pinter dalam teknologi maka perlulah sekolah
mengadakan semacam pelatihan un tuk guru tentang pemanfaatan
media pembelajaran yang elektronik.
Media pembelajaran sangat penting karena dalam proses
pembelajaran

bisa

menarik
lxxviii

anak

menjadi

senang

sangat

memperhatikan dan tengah harinya juga lumayan ada peningkatan


yang lebih baik. Karena itu Semua guru harusnya bisa memanfaatkan
media pembelajaran termasuk penggunaan laptop dengan LCD
karena kelas bawah juga sangat perlu untuk melihat proses
pembelajaran sehingga tidak jenuh dan diakhir pertemuan kami ini
dengan bapak perlu kami sampaikan saran kalau ada guru yang
belum dapat menggunakan dan memanfaatkan media pembelajaran
perlu adanya pelatihan dan penataran kepada semua guru agar dapat
menggunakan dan memanfaatkan media pembelajaran secara gratis.
B. Temuan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian baik melalui observasi, dokumentasi dan
wawancara mendalam dapat diketahui bahwa didalam pengelolaan media
pembelajaran SD Negeri 12 Sragen memiliki perbedaan ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Media pembelajaran yang dimiliki SD Negeri Masaran 1 dan SD
Negeri
1)

Pringanom 1.
Ciri-ciri media pembelajaran yang dimiliki oleh SD Negeri

Masaran 1 antara lain :


a.

Media komputer yang dimiliki sejumlah 18 buah terdiri dari 12


komputer pentium 2 yang dimodivikasi menjadi mejadi Pentium 3
yang bermerek bermacam-macam dibeli tahun 1995. Sedangkan yang
2 komputer pentiun 4 bermerk Ben Q pemberian dari alumni SD
diperoleh tahun 1996 dan yang 4 komputer non pentiun bermerk HP
dibeli dari uang BOS dibeli tahun 2005
lxxix

b.

Televisi pendidikan 20 inc bermerk Panasonic sejumlah 3 buah


diperoleh dari bantuan pemerintah provinsi Jawa Tengah tahun
1994,ditempatkan diatas depan ruang kelas deprogram untuk
penayangan siaran pendidikan dari propinsi Jawa Tengah ,dan 1 buah
televisi 20 inc bermerk panasonik dibeli tahun 2002

ditempatkan

dengan uang BOS kemudian dipasang diruang guru.


c.

VCD player bermerk Mithosiba diperoleh dari bantuan


pemerintah

propinsi

Jawa

tengah

bersamaan

dengan

televisi

pen2.didikan dipasang diatas depan kelas dipasang paralel dengan 3 tv


pendidikan. Dan satu VCD bermerk Sony disimpan di almari dibeli
tahun 2005 digunakan untuk pembelajaran yang menggunakan CD
Pembelajaran.
d.

Tape recorder berbentuk horn dirangkai dengan radio yang


bermerk Nasional digunakan untuk upacara dan senam pagi dibeli
tahun 1994 dan 1 DVD bermerk Nasional droping dari pemerintah
propinsi Jawa Tengah tahun 2005 senilai Rp. 10.000.000 dalam
keadaan rusak.

e.

OHP proyektor lengkap dengan layar kain putih bantuan dari


pemerintah

tahun 1996 disimpan dialmari dalam keadaan kurang

terawatt tetapi masih dapat digunakan.


f.

Laptop 15,4 inc bermerk Qompec dibeli tahun 20098


digunakan untuk pembelajaran dan Laptop dalam bentuk noot book 14
inc dibeli tahun 2009 dimanfaatkan guru dalam pembelajaran.

lxxx

g.

LCD bermerk Ben Q dibeli tahun 2009 di simpan dialmari


kantor digunakan oleh guru yang akan menggunakannya, diperoleh
dari uang BOS dengan cara mengangsur lewat koperasi

Media bukan elektronik antara lain :


a.

Pianika sejumlah 5 buah bermerk Honda, berwarna biru langit


diperoleh tahun 1989 disimpan dialmari dalam keadaan baik

b.

KIT IPA sejumlah 4 kotak plastik berwarna kuning droping


dari dinas pendidikan tahun 2004 2 kotak dalam keadaan kurang
lengkap dan 2 kotak dalam keadaan tertata rapi.

c.

KIT Matematika satu paket droping dari pemerintah propinsi


Jawa Tengah tahun 2004 yang didalamnya berisi paket bangun
ruang .bangun datar, tekgram, dan bermacam-macan permainan
matematika.

d.

Globe besar terbuat dari bahan keras dari PT Ganesha bantuan


dari tahun 2007 sejumlah 3 buag dan 3 buah globe terbuat dari plastik
yang bisa dikempeskan dibeli dari toko tahun 1994 dalam keadaan
kurang baik.

e.

Atlas Propinsi,atlas Indonesia, atlas 5 benua yang semuanya


terbuat dari kain yang dilapisi kertas diberi pigura dibeli dari PT
Ganesha tahun 2007 dan peta Desa Masaran,peta kecamatan Masaran
dan peta kabupaten Sragen yang dibuat dari kertas tepinya diberi
pigura dibeli dari toko tahun 2002

f.

Gambar-gambar

pahlawan

Nasional.

Pahlawan

Kemerdekaan,Pahlawan Revolosi,gambar tokoh wayang ,gambar


lxxxi

rumah adat,gambar pakaian daerah gambar kesenian daerah dibeli dari


toko tahun 2001 disimpan di almari perpustakaan.
g.

CD pembelajaran Matematika dari PT Ganesha dibeli tahun


2007 sejumlah 2 set yang berisi pembelajaran kelas 1 samapi dengan
kelas 6 dan satu set berisi kuis dan cerdas cermat antara robot dengan
siswa.

h.

CD pembelajaran IPA dari PT Ganesha dibeli tahun 2007


sejumlah 2 set yang berisi pembelajaran kelas 1 sampai dengan kelas 6
dan satu set berisi kuis dan cerdas cermat antara robot dengan siswa.

i.

CD pembelajaran IPS dari PT Ganesha dibeli tahun 2007 satu


set yang berisi 33 CD terdiri dari 33 propinsi di Indonesia.lengkap
dengan penjelasannya.

j.

CD pembelajaran Bahasa Indonesia dari PT Ganesha tahun


2007 berisi pembelajaran kelas 1 sampai dengan kelas 6.

k.

CD pembelajaran bahasa Inggris dari PT Ganesha tahun 2007


berisi penjelasan gambar dengan bahasa Inggris .

l.

Media pembelajaran buatan guru SD Negeri Masaran 1 yang


berupa media pembelajaran IPA, pembelajaran bahasa jawa dan alat
kesenian musik tradisional.

m.

Buku-buku yang disimpan di perpustakaan yang sudah di cap


perpustakaan dengan diberi kode rahasia.

2)

Ciri-ciri Media pembelajaran yang dimiliki SD Negeri


Pringanom 1

Media pembelajaran elektronika antara lain :


lxxxii

a. Media komputer yang dimiliki sejumlah 13 komputer yang terdiri dari


7 kompiuter pentiun 2 yang dimodivikasi menjadi pentium 3 dengan
merk bermacam-macam dibeli dari penjual komputer sekenan tahun
1999, kemudian 4 komputer non pentiun bermerk HP dengan monetor
layar datar

dibeli ditoko dengan uang sekolah tahun 2006 dan 2

koputer non pentium dengan monetor layar datar droping bantuan


DAK tahun 2007 semuanya dalam keadaan baik.
b. Televisi 20 inc dengan merk Panasonik dibeli dari toko tahun 2007
dipasang di koantor guru
c. VCD Player merk Thosiba dibeli dari toko tahun 2007 dengan
menggunakan uang sekolah.
d. Radio yang dirangkai dengan Tape dalam bentuk horn merk Nasional
dibeli dari toko tahun 2006 dengan uang sekolah dan digunakan untuk
senam pagi dan upacara Bendera.
Media bukan elektronik antara lain :
a.

KIT IPA sejumlah tiga set yang terdiri dari 1 set paket lama yang
dikemas dalam kotak kayu droping dari pemerintah tahun 1997 dan 2
set dikemas dalam kotak plastik warna kuning yang berisi rangkaina
listrik, termometer dan lainlain dalam keadaan baik dan lengkap
diperoleh dari bantuan pemerintah tahun 2005

b.

KIT Matematika dua set dari PT. Ganesha tahun 2007 yang berisi
tentang bangun ruang, bangun datar dan permainan matematika.

lxxxiii

c.

Globe besar sejumlah tiga buah terbuat dari bahan keras diperoleh
dari bantuan pemerintah tahun 2006 dan dua buah globe yang terbuat
dari plastik diperoleh dari toko tahun 1999

d.

Atlas propinsi, atlas Indonesia, dan atlas lima macam benua terbuat
dari kain dilapisi kertas yang dipigura tepinya dan peta kalurahan
Pringamon, peta kecamatan Masran, dan peta kabupaten Sragen.yang
terbuat dari kain yang dilapisi kertas diperoleh dari droping dari
pemerintah kabupaten sragen.

e.

CD pembelajaran IPA dari PT Ganesha yang berisi pembelajaran


IPA kelas 1 sampai dengan kelas 6 dan satu set berisi tentang kuis dan
tanya jawab antara robot dengan siswa.

f.

CD pembelajaran Matematika dari PT Ganesha yang berisi


pembelajaran matematikan kelas 1 sampai dengan kelas 6 dan satu set
CD pembelajaran yang berisi kuis dan tanya jawab antara robot dengan
siswa.

g.

Alat pembelajaran buatan guru-guru SD Negeri Pringanom 1 yang


berisi alat bantu pembelajarah IPA ,alat bantu pembelajaran bahasa
jawa, gambar-gambar dan tulisan-tulisan buatan guru.

h.

Buku-buku yang sudah disediakan diperpustakaan SDN Pringanom


1 yang sudah diberi nomor rahasia dari sekolah.

2. Perawatan media pembelajaran yang dimiliki SD Negeri 12 Sragen


Ciri-ciri perawatan media pembelajaran yang dimiliki SD Negeri 12
Sragen.

lxxxiv

a. Media pembelajaran yang dimiliki SD Negeri Masaran 1 sudah dicatat


dalamm buku Inventaris sekolah
b. Dalam perawatan media pembelajaran dikelompokkan menjadi dua
tempat yaitu media yang elektronik seperti :LCD, Laptop, VCD, DVD,
OHP dan CD Pembelajaran dimasukkan dalam almari khusus di kantor
guru,sedangkan media pembelajaran yang bukan elektronik seperti
KIT IPA,KIT matematika, gambar-gambar,globe,atlas,peta dan media
pembelajaran buatan guru dirawat di ruang perpustakaan.
c. Khusus untuk komputer ditempatkan diruang kelas ditempatkan satu
ruangan,sedangkan Televisi pendidikan ditempatkan dalam atas depan
ruang kelas .
d. Siapa saja yang akan menggunakan media pembelajaran agar mengisi
buku pinjam dan apabila sudah selesai penggunaannya agar
mengembalikan dan mengisi buku pengembalian.
e. Perawatan media pembelajaran komputer di dimintakan bantuan tiaptiap siswa Rp.3000,00 per bulan.
f. Didalam pengelolaan media pembelajaran petugas pengelola dibantu
satu karyawan untuk merawat media pembelajaran elektronik.
g. Petugas pengelola media pembelajaran tidak mendapatkan honor dari
sekolah, kecuali petugas yang masih Wiyata Bakti diberi honor
Rp.100.000,00 per bulan.
h. Perawatan media pembelajaran dikelola oleh Bapak Teguh,S.Pd guru
kelas

lxxxv

1) Ciri-ciri perawatan media pembelajaran yang dimiliki SD Negeri


Pringanom 1.
a.

Semua barang milik sekolah termasuk media pembelajaran


dimasukkan dalam buku Inventaris sekolah

b.

Perawatan media pembelajaran dikelompokkan menjadi dua tempat


yaitu media

seperti, Tape recoder,VCD player, CD pembelajaran

dimasukkan dalan almari di ruang kantor kepala sekolah dan


guru.,sedangkan media pembelajaran yang lainya, seperti globe,
gambar-gambar, KIT IPA,KIT matematika dan media buatan guru-guru
SD Negeri Pringanom 1 disimpan dialmari ruang perpustakaan.
c.

Media pembelajaran komputer ditempatkan di ruang kelas untuk


pembelajaran anak-anak

sejumlah 12 dan yang 1 komputer

ditempatkan diruang guru untuk operasional guru


d.

komputer dirawat oleh guru komputer diawasi oleh pengelola


media pembelajaran.

e.

Televisi disimpan diruang guru jika diperlukan untuk pembelajaran


dibawa keruang kelas.

f.

Siapa saja yang akan menggunakan media pembelajaran wajib


mengisi buku pinjam dan selesai menggunakan wajib mengisi buku
pengembalian.

g.

Dalam mengantisipasi kerusakan, perawatan komputer dimintakan


bantuan siswa tiap-tiap siswa Rp. 3000 tiap bulan

h.

Perawatan media pembelajaran dikelala oleh guru olah raga dan


dibantu guru komputer yang masih Wiyata Bakti.
lxxxvi

i.

Pengelola media pembelajaran tidak mendapat honor kecuali


petugas yang membantu perawatan media medapat honor Rp.
100.000,00 perbulan

j.

Perawatan media pembelajaran dikelola oleh Bapak Sunaryo,S.Pd


sebagai guru olah raga.

3. Penggunaan media pembelajaran yang dimiliki oleh SD Negeri 12


Sragen
Ciri-ciri penggunaan media pembelajaran yang dimiliki SD
Negeri Masaran 1
a. Pelayanan penggunaan media pembelajaran

sudah diatur oleh

pengelola dengan tujuan agar pengguna tidak bersamaan.


b. Semua guru yang akan menggunakan media pembelajaran harus
mematuhi tata tertib salah satunya mengisi buku pinjam dan buku
pengembalian.
c. Media pembelajaran Laptop sering digunakan oleh guru-guru tertentu
yang mengajar dikelas atas yaitu kelas 4, kelas 5 dan kelas 6
d. Media komputer digunakan untuk pembelajaran anak-anak dikelas
khusus dimulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang diampu oleh
guru komputer sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
e. Media televisi pendidikan digunakan oleh siswa kelas 4 kelas 5 dan
kelas 6 karena televisi pemdidikan dipasang diruang kelas tersebut dan
anak-anak yang telah mendengarkan siaran pendidikan dari Jawa
Tengah agar menulis dan melaporkan hasil penayangannya., bagi kelas

lxxxvii

lain yang membutuhkan siaran pendidikan

agar melapor kepada

pengelola media pembelajaran .


f. Media Radio dan Tape digunakan untuk kegiatan senam pagi dan
upacara bendera,selain itu digunakan untuk pembelajaran didalam
kelas yang materinya menggunakan kaset.
g. VCD digunakan untuk pembelajaran yang menggunakan CD
pembelajaran dipakai diruang kelas pada proses kegiatan belajar
mengajar.
h. KIT IPA digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Praktik IPA
pembelajaran.
i. KIT matematika digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
matematika sebagai alat peraga untuk memperjelas materi
j. Globe,Altas,dan Peta digunakan guru-guru

dalam kegiatan belajar

mengajar IPS sebagai alat bantu pembelajaran.


k. Pianika digunakan guru kesenian untuk alat praktik melantunkan
suarara.
l. Media pemebelajaran buatan guru digunakan oleh guru tertentu yang
akan menggunakannya.
1) Ciri-ciri penggunaan media pembelajaran yang dimiliki SD Negeri
Pringanom 1
a. Pelayanan penggunaan media pembelajaran SD Negeri pringanom 1
diatur oleh pengelola media dengan menyodorkan buku pinjam dan
buku pengembalian kepada guru-guru yang akan menggunakannya.

lxxxviii

b. Ada kewajiban

bagi semua guru yang akan menggunakan media

pembelajaran untuk mengisi buku pijam serta buku pengembalian


dengan tujuan jika terjadi kerusakan bisa diklarifikasi atas kerusakan
media tersebut.
c. Media pembelajaran komputer digunakan untuk siswa kelas 1 sampai
dengan kelas 6 diruang kelas dalam kegiatan belajar mengajar yang
diampu oleh guru komputer. Karena komputer adalah hal yang baru
saja muncul ada sebagian guru yang belum bisa mengoperasikan
komputer, maka hanya guru-guru yang sudah dapat mengoperasiakn
yang menggunakannya.Masih ada upaya dari pihak sekolah agar para
guru untuk mengadakan pelatihan untuk mengoperasikan komputer
dengan diampu oleh guru .komputer
d. Media Radio Tape digunakan pada sat senam pagi, upacara bendera
dan pada saat kegiatan belajar mengajar

di ruang kelas yang

mengunakan kaset
e. Media Televisi dan VCD digunakan guru yang akan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan CD pembelajar.
Adanya pemanfaatan CD pembelajaran untuk utamanya kelas VI agar
keberhasilan sekolah dalam menempuh UAS-BN dapat meningkat
dibandingkan dengan katun kemarin.
f.

Globe, Atlas dan Peta digunakan guru dalan kegiatan belajar mengajar
IPS segagai alat bantu pembelajaran.

g. KIT IPA digunakan guru dalam pembelajaran praktik IPA dengan


menggunakan alat pembelajaran KIT IPA anak akan lebih tetarik dan
lxxxix

asyik untuk melakukan percobaan sehingga akan merangsang


semangat belajar akrinya anak terukirnya hasil belajar yang dicapai
dapat meningkat.
h. KIT Matematika digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar
Matematika sebagai alat peraga,dengan menggunakan KIT matematika
anak akan lebih cepat menyerap hasil pembelajaran .
i. Globe, Atlas dan Peta

digunakan guru sebagai alat bantu dalam

memperjelas mateti pembelajara.dengan tujuan agar anak akan lebih


cepat menerima gambaran tentang keadaan yang sebenanya.
j. Media

buatan

guru

digunakan

menggunakannya

xc

guru

tertentu

yang

akan

BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Karakteristik Media Pembelajaran di Sekolah Dasar
Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan
menyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian materi pelajaran
memang merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah
satu-satunya. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk
membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah
mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan
berbagai sumber balajar yang ada.

Media adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima


sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi.
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam
penyampaian informasi dan pesanpesan pembelajaran. Setiap jenis atau
bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat
sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku
dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan
atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka
memandang dan menilai media tersebut.
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam
pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana
xci
77

pembawa pesan dari media belajar ke penerima pesan belajar (siswa).


Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu
bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar kepada siswa. Jika
program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu
akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
Peranan media yang semakin meningkat sering menimbulkan
kekhawatiran pada guru. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi,
masih banyak tugas guru yang lain seperti: memberikan perhatian dan
bimbingan secara individual kepada siswa yang selama ini kurang
mendapat perhatian. Kondisi ini akan teus terjadi selama guru menganggap
dirinya merupakan media belajar satu-satunya bagi siswa. Jika guru
memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik, guru dapat
berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih mengarah sebagai
manajer pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan kondisi
sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Untuk itu guru lebih berfubgsi
sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan fasilitator dalam Kegiatan
Belajar mengajar.
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan
pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri
keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk
memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesanpesan atau materi
pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media,
maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa,
terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek. Setiap materi
xcii

pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi


ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran,
tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media
pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran
tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang
menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang
dikutip oleh Rohani (2007:16) yaitu :a. Gambar diam, baik dalam bentuk
teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau overhead proyektor. b.
Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun
yang tidak bersuara. c. Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun
piringan hitam. d. Televisi; e. Bendabenda hidup, simulasi maupun model.
6. Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).
Sedangkan penggolongan lain tentang media yang dapat digunakan
di Sekolah Dasar, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai
berikut: a. Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media
Audio, media Visual dan media Audio Visual. b. Dilihat dari daya liputnya
media dapat digolongkan menjadi media dengan daya liput luas dan
serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat
dan media pengajaran individual. c. Dilihat dari bahan pembuatannya
media dapat digolongkan menjadi media sederhana (murah dan mudah
memperolehnya) dan media komplek. Dan d. Dilihat dari bentuknya media
dapat digolongkan menjadi media grafis (dua dimensi), media tiga dimensi,
dan media elektronik.
xciii

Padasa dasarnya kelompok media pembelajaran yang dapat


digunakan pada Sekolah Dasar dapat dikelompokkan menjadi 3 yakni :
a. Media Visual

1) Media yang tidak diproyeksikan


a) Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus
dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung
ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat
memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk
mempelajari

keanekaragaman

makhluk

hidup,

klasifikasi

makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.


b) Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang
merupakan representasi atau pengganti dari benda yang
sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala
tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari
sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem
ekskresi, dan syaraf pada hewan.
c) Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan
melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah
menarik

perhatian,

memperjelas

sajian

pelajaran,

dan

mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah


terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal.
Jenis-jenis media grafis adalah: (1) gambar / foto: paling umum
digunakan; (2)

sketsa: gambar sederhana atau draft kasar

yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa


xciv

dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan


memperjelas pesan. (3) diagram / skema:gambar sederhana yang
menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur
dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari
organisasi

kehidupan

dari

sel

samapai

organisme.

(4) bagan/chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit


sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu
memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam
bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar,
diagram, kartun, atau lambang verbal. (5)

grafik: gambar

sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau


bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal
untuk mempelajari pertumbuhan.
2) Media proyeksi
a) Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka
sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru
dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi
siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak
(Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead
projector/OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:
(1) Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu dan (2)
Membuat sendiri secara manual
b) Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya
berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu
xcv

paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain.
Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP,
hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan
kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal
serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor
slide.
b. Media Audio

1) Radio Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat


digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat
mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan
baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat
digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.
2) Kaset-audio Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering
digunakan di sekolah. Keuntungannya adalah merupakan media
yang ekonomis karena biaya pengadaan dan perawatan murah.
c. Media Audio-Visual

1) Media video merupakan salah satu jenis media audio visual, selain
film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran,
biasa dikemas dalam bentuk VCD.
2) Media komputer : Media ini memiliki semua kelebihan yang
dimiliki oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak,
suara dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif,
bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan
internet dapat memberikan keleluasaan belajar menembus ruang
xcvi

dan waktu serta menyediakan media belajar yang hampir tanpa


batas.
2. Karakteristik Perawatan Media Pembelajaran di Sekolah Dasar
Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing masing,
maka dari itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan
kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan
media

akan

mempercepat

dan

mempermudah

pencapaian

tujuan

pembelajaran. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam


pemilihan media pembelajaran, yaitu :
a. Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media
pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk
informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi
waktu kosong. Lebih khusus lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok
atau individu, apakah sasarannya siswa TK, SD, SLTP, SMU, atau siswa
pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan ataukah
masyarakat perkotaan. Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut
perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses kimia (farmasi),
atau pembelajaran pembedahan (kedokteran).
b. Karakteristik

Media

Pembelajaran.

Setiap

media

pembelajaran

mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara


pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik
media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki
guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran. Disamping itu

xcvii

memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai


media pembelajaran secara bervariasi
c. Alternatif

Pilihan,

yaitu

adanya

sejumlah

media

yang

dapat

dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa


menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih, jika
terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.
d. Selain yang telah penulis sampaikan di atas, prinsip pemilihan media
pembelajaran menurut Harjanto (2007: 238) yaitu: Tujuan, Keterpaduan
(validitas),Keadaan peserta didik, Ketersediaan, Mutu teknis, Biaya
Selanjutnya yang perlu kita ingat bersama bahwa tidak ada satu
mediapun yang sifatnya bisa menjelaskan semua permasalahan atau
materi pembelajaran secara tuntas.
Media pembelajaran

yang tergolong pada sarana dan prasarana

pendidkan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: a.


Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar
mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik
keterampilan, dan ruang laboratorium. b. Prasarana sekolah yang
keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi
secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar,
misalnya ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah,
kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala
sekolah, dan tempat parkir kendaraan.
Proses administrasi sarana prasarna meliputi 5 hal, yaitu: (1)
penentuan kebutuhan, (2) pengadaan, (3) pemakaian, (4) pengurusan dan
xcviii

pencatatan, (5) pertanggungjawaban. Adapun keterangan singkat dari


proses administrasi tersebut sebagai berikut :
a. Penentuan Kebutuhan
Melaksanakan analisis kebutuhan, analisis anggaran, dan
penyeleksian sarana prasarana sebelum mengadakan alat-alat tertentu.
Berikut adalah prosedur analisis kebutuhan berdasarkan kepentingan
pendidikan di sekolah.
1) Perencanaan Pengadaan Barang Bergerak
a) Barang yang habis dipakai, direncanakan dengan urutan sebagai
berikut:
(1) Menyusun daftar perlengkapan yang disesuaikan dengan
kebutuhan dari rencana kegiatan sekolah.
(2) Memperkirakan biaya untuk pengadaan barang tersebut tiap
bulan.
(3) Menyusun rencana pengadaan barang menjadi rencana
triwulan dan kemudian menjadi rencana tahunan.
b) Barang tak habis dipakai, direncanakan dengan urutan sebagai
berikut.
(1) Menganalisis dan menyusun keperluan sesuai dengan rencana
kegiatan sekolah serta memperhatikan perlengkapan yang
masih ada dan masih dapat dipakai.
(2) Memperkirakan biaya perlengkapan yang direncanakan
dengan memperhatikan standar yang telah ditentukan.

xcix

(3) Menetapkan skala prioritas menurut dana yang tersedia,


urgensi kebutuhan dan menyusun rencana pengadaan tahunan.
2) Penentuan Kebutuhan Barang Tidak Bergerak
Pengadaan barang tidak bergerak meliputi pengadaan tanah
dan bangunan, direncanakan dengan urutan sebagai berikut.
a) Mengadakan survei tentang keperluan bangunan yang akan
direnovasi dengan maksud untuk memperoleh data mengenai:
fungsi bangunan, struktur organisasi, jumlah pemakai dan jumlah
alat-alat/ perabot yang akan ditempatkan.
b) Mengadakan perhitungan luas bangunan yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan disusun atas dasar data survei.
c) Menyusun rencana anggaran biaya yang disesuaikan dengan harga
standar yang berlaku di daerah yang bersangkutan.
d) Menyusun pentahapan rencana anggaran biaya yang disesuaikan
dengan rencana pentahapan pelaksanaan secara teknis, serta
memperkirakan anggaran yang disediakan setiap tahun, dengan
memperhatikan skala prioritas yang telah ditetapkan, sesuai
dengan kebijaksanaan departemen.
3) Perhitungan Kebutuhan Ruang Belajar
Menghitung kebutuhan ruang belajar harus memperhatikan
tambahan jumlah siswa yang diperkirakan akan ditampung pada
tahun yang akan datang. Perkiraan tambahan jumlah siswa
didasarkan pada anak usia sekolah yang akan ditampung dan arus

lulusan yang akan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi di


tingkat propinsi/ kabupaten. Selain itu, juga perlu memperhatikan
jumlah murid yang keluar dari sekolah baik lulusan, pindahan,
maupun putus sekolah.
Perhitungan kebutuhan ruang belajar/guru tergantung dari
jumlah tambahan siswa, jumlah rata-rata murid untuk setiap
rombongan belajar/kelas, dan efisiensi penggunaan ruang belajar
a. Pengadaan Sarana Prasarana
Pengadaan sarana prasarana pendidikan merupakan upaya
merealisasikan rencana kebutuhan pengadaan perlengkapan yang telah
disusun sebelumnya, antara lain sebagai berikut.
1) Pengadaan buku, alat, dan perabot dilakukan dengan cara membeli,
menerbitkan sendiri, dan menerima bantuan/ hadiah/ hibah.
2) Pengadaan

bangunan,

dapat

dilaksanakan

dengan

cara:

a)

membangun bangunan baru; b) membeli bangunan; c) menyewa


bangunan; d) menerima hibah bangunan; e) menukar bangunan;
3) Pengadaan tanah, dapat dilakukan dengan cara membeli, menerima
bahan, menerima hak pakai, dan menukar.
b. Penggunaan dan Pemeliharaan
Ada dua prinsip yang harus diperhatikan dalam pemakaian
perlengkapan pendidikan, yaitu prinsip efektivitas dan prinsip efisiensi.
Prinsip efektivitas berarti semua pemakaian perlengkapan pendidikan di
sekolah harus ditujukan semata-mata dalam memperlancar pencapaian
tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung.
ci

Adapun, prinsip efisiensi berti, pemakaian semua perlengkapan


pendidikan secara hemat dan hati-hati sehingga semua perlengjkapan
yang ada tidak mudah habis, rusak, atau hilang. Pemeliharaan
merupakan kegiatan yang terus menerus untuk mengusahakan agar
barang tetap dalam keadaan baik atau siap untuk dipakai. Menurut kurun
waktunya, pemeliharaan dibedakan dalam:
1) pemeliharaan sehari-hari, misalnya: mobil, mesin disel, mesin ketik,
komputer, dsb.
2) pemeliharaan berkala, yaitu: dua bulan sekali, tiga bulan sekali, dsb.
c. Pengurusan dan Pencatatan
Semua sarana prasarana harus diinventarisasi secara periodik,
artinya secara teratur dan tertib berdasarkan ketentuan atau pedoman
yang berlaku. Melalui inventarisasi perlengkapan pendidikan diharapkan
dapat tercipta administrasi barang, penghematan keuangan, dan
mempermudah

pemeliharaan

dan

pengawasan.

Apabila

dalam

inventarisasi terdapat sejumlah perlengkapan yang sudah tidak layak


pakai maka perlu dilakukan penghapusan.
d. Pertanggungjawaban (Pelaporan)
Penggunaan

sarana

prasarana

inventaris

sekolah

harus

dipertanggungjawabkan dengan jalan membuat laporan penggunaan


barang-barang tersebut yang ditujuakn kepada instansi terkait. Laporan
tersebut sering disebut dengan mutasi barang. Pelaporan dilakukan
sekali dalam setiap triwulan, terkecuali bila di sekolah itu ada barang
rutin dan barang proyek maka pelaporan pun seharusnya dibedakan.
cii

e. Laboratorium
Laboratorium adalah tempat praktik dan menguji suatu hal yang
berkenaan dengan teori yang sedang dipelajari dan atau telah didapat
atau dikuasainya. Di laboratorium orang-orang dapat melakukan
pengujian yang didukung dengan alat-alat uji dan bahan uji. Beberapa
macam laboratorium, seperti : laboratorium bahasa, IPA, IPS, Komputer
(IT), dsb.
f. Perpustakaan
Perpustakaan merupakan jantungnya sebuah sekolah. Suatu
sekolah bisa berkualitas apabila sekolah tersebut dapat menyediakan,
mengelola dan memanfaatkan perpustakaan secara efektif. Perpustakaan
adalah tempat menyediakan buku-buku bacaan, penunjang, dan referensi
lain baik berbentuk cetak maupun elektronik (books or nonbooks
materials) yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Selain itu,
perpustakaan juga merupakan tempat kegiatan siswa belajar (membaca
buku atau referensi lain dan atau memperhati tayangan melalui media
pembelajaran lainnya yang disediakan sehingga membantu keefektifan
kegiatan belajar mengajar. Untuk itu, di sekolah wajib diselenggarakan
perpustakaan.
3. Penggunaan Media Pembelajaran di Sekolah Dasar
Model pembelajaran yang tertua adalah model pembelajaran yang
dilaksanakan secara tatap muka oleh seseorang dengan pengetahuan
tertentu kepada orang lain atau sekelompok orang. Model pembelajaran

ciii

yang demikian ini masih tetap berlangsung dan dapat dijumpai hingga kini.
Misalnya: di dunia persilatan atau juga di lingkungan pendidikan agama di
mana seorang guru mendidik para peserta didiknya secara langsung
bertatap muka. Dalam hal ini, seorang guru dapat saja membelajarkan para
peserta didiknya dengan cara menyampaikan pengetahuan secara verbal
terlebih dahulu dan kemudian membimbing para peserta didik melakukan
praktek. Atau, seorang guru membelajarkan para peserta didiknya secara
langsung dalam bentuk praktek. Pengetahuan teoritis dalam bentuk
penjelasan diberikan selama atau setelah praktek. Dalam model
pembelajaran yang demikian ini, guru merupakan media belajar utama dan
satu-satunya bagi para peserta didik. Keberadaan guru sangat menentukan
bagi kelangsungan kegiatan pembelajaran.
Seiring dengan perkembangan teknologi, maka berbagai model
pembelajaran

yang

diterapkan

di

dalam

kelas

juga

mengalami

perkembangan. Seorang guru memang masih tetap merupakan salah satu


media belajar tetapi tidak lagi sebagai satu-satunya media belajar bagi para
peserta didiknya. Guru menggunakan media belajar lain yang disebut
sebagai media untuk membelajarkan peserta didiknya. Dalam kaitan ini,
ada beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan.
Salah satu model pembelajaran adalah guru tetap berperan sebagai
media belajar utama tetapi masih ada peran lain yang dapat didelegasikan
guru pada media pembelajaran. Hal ini berarti, ada pembagian peran antara
guru dan media pembelajaran. Sejauh mana pembagian peran antara guru
dan media pembelajaran dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran
civ

di kelas sangatlah ditentukan oleh guru. Dimungkinkan saja terjadi bahwa


peran media pembelajaran itu sangat kecil, yaitu hanya sebagai pelengkap
atau bahkan hanya sebagai tempelan di mana media baru digunakan pada
saat guru membutuhkannya atau berhalangan hadir mengajar di kelas.
Dalam kaitan ini, tidak ada perencanaan tentang pemanfaatan media
pembelajaran. Di sisi lain, media pembelajaran justru sangat berperan atau
memainkan peranan yang dominan dalam kegiatan pembelajaran.
Sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator saja dalam kegiatan
pembelajaran. Alternatif lainnya adalah adanya pembagian peran yang
seimbang antara guru dan media pembelajaran. Dalam keadaan yang
demikian ini, pemanfaatan media pembelajaran benar-benar dilakukan
secara terencana.
Sebelum memutuskan untuk memanfaatkan media dalam kegiatan
pembelajaran di dalam kelas, hendaknya guru melakukan seleksi terhadap
media pembelajaran mana yang akan digunakan untuk mendampingi
dirinya dalam membelajarkan peserta didiknya. Berikut ini disajikan
beberapa tips atau pertimbangan-pertimbangan yang dapat digunakan guru
dalam melakukan seleksi terhadap media pembelajaran yang akan
digunakan.
a. Menyesuaikan Jenis Media dengan Materi Kurikulum
Sewaktu akan memilih jenis media yang akan dikembangkan
atau diadakan, maka yang perlu diperhatikan adalah jenis materi
pelajaran yang mana yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai
perlu ditunjang oleh media pembelajaran. Kemudian, dilakukan telaah
cv

tentang jenis media apa yang dinilai tepat untuk menyajikan materi
pelajaran yang dikehendaki tersebut. Karena salah satu prinsip umum
pemilihan/pemanfaatan media adalah bahwa tidak ada satu jenis media
yang cocok atau tepat untuk menyajikan semua materi pelajaran.
Sebagai contoh misalnya, pelajaran bahasa Inggris. Untuk
kemampuan berbahasa mendengarkan atau menyimak (listening skill),
media yang lebih tepat digunakan adalah media kaset audio. Sedangkan
untuk kemampuan berbahasa menulis atau tata bahasa, maka media
yang lebih tepat digunakan adalah media cetak. Sedangkan untuk
mengajarkan kepada peserta didik tentang cara-cara menggunakan
organs of speech untuk menuturkan kata atau kalimat (pronunciation),
maka media video akan lebih tepat digunakan.
Contoh lain untuk pelajaran IPA. Untuk mengajarkan bagaimana
terjadinya proses peredaran darah atau pencernaan makanan di dalam
tubuh manusia, maka media video dinilai lebih tepat untuk
menyajikannya. Dengan menggunakan teknik animasi, maka media
video dapat memperlihatkan atau memvisualisasikan proses yang tidak
dapat dilihat dengan mata materi pelajaran yang berkaitan dengan
proses. Melalui visualisasi yang disajikan media video, maka peserta
didik akan lebih mudah memahami materi pelajaran tentang proses
peredaran darah atau pencernaan makanan di dalam tubuh manusia.
Demikian juga halnya dalam menjelaskan profil kehidupan binatang
buas, maka media video merupakan jenis media yang lebih tepat untuk
menyajikannya.
cvi

b. Keterjangkauan dalam Pembiayaan


Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran
hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang ada.
Kalau seandainya guru harus membuat sendiri media pembelajaran,
maka hendaknya dipikirkan apakah ada di antara sesama guru yang
mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan
media pembelajaran yang dibutuhkan. Kalau tidak ada, maka perlu
dijajagi berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan medianya
jika

harus

dikontrakkan

kepada

orang

lain.

Namun

sebelum

dikontrakkan kepada orang lain, satu hal yang perlu dipertimbangkan


adalah apakah media pembelajaran yang dibutuhkan tersebut tidak
tersedia di pasaran. Seandaianya tersedia di pasaran, apakah tidak lebih
cepat, mudah dan juga murah kalau langsung membelinya daripada
mengkontrakkan pembuatannya?
Pilihan lain adalah apabila kebutuhan media pembelajaran itu
masih berjangka panjang sehingga masih memungkinkan untuk
mengirimkan guru mengikuti pelatihan pembuatan media yang
dikehendaki. Dalam kaitan ini, perlu dipertimbangkan mengenai
besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengirimkan guru mengikuti
pelatihan pengembangan media pembelajaran yang dikehendaki. Selain
itu, perlu juga dipikirkan apakah guru yang akan dikirimkan mengikuti
pelatihan

tersebut

masih

mempunyai

waktu

memadai

untuk

mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan sekolah. Apakah

cvii

fasilitas pemanfaatannya sudah tersedia di sekolah? Kalau belum,


berapa biaya pengadaan peralatannya dalam jumlah minimal misalnya.
c. Ketersediaan Perangkat Keras untuk Pemanfaatan Media Pembelajaran
Tidak ada gunanya merancang dan mengembangkan media
secanggih apapun kalau tidak didukung oleh ketersediaan peralatan
pemanfaatannya di kelas. Apa artinya tersedia media pembelajaran
online apabila di sekolah tidak tersedia perangkat komputer dan fasilitas
koneksi ke internet yang juga didukung oleh Local Area Network
(LAN). Sebaliknya, pemilihan media pembelajaran sederhana (seperti
misalnya: media kaset audio) untuk dirancang dan dikembangkan akan
sangat bermanfaat karena peralatan/fasilitas pemanfaatannya tersedia di
sekolah atau mudah diperoleh di masyarakat. Selain itu, sumber energi
yang diperlukan untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan media
sederhana juga cukup mudah yaitu hanya dengan menggunakan baterai
kering. Dari segi ekspertis atau keahlian/keterampilan yang dibutuhkan
untuk mengembangkan media sederhana seperti media kaset audio atau
transparansi misalnya tidaklah terlalu sulit untuk mendapatkannya.
Tidaklah juga terlalu sulit untuk mempelajari cara-cara perancangan dan
pengembangan media sederhana.
d. Ketersediaan Media Pembelajaran di Pasaran
Karena

promosi

mengagumkan/mempesona

dan
atau

peragaan
menjanjikan

yang
misalnya,

sangat
sekolah

langsung tertarik untuk membeli media pembelajaran yang ditawarkan.


Namun sebelum membeli media pembelajarannya (program), sekolah
cviii

harus terlebih dahulu membeli perangkat keras untuk pemanfaatannya.


Setelah peralatan pemanfaatan media pembelajarannya dibeli ternyata di
antara guru tidak ada atau belum tahu bagaimana cara-cara
mengoperasikan peralatan pemanfaatan media pembelajaran yang akan
diadakan tersebut. Di samping itu, media pembelajarannya (program)
sendiri ternyata sulit didapatkan di pasaran sebab harus dipesan terlebih
dahulu untuk jangka waktu tertentu.
Kemudian, dapat saja terjadi bahwa media pembelajaran yang
telah dipesan dan dipelajari, kandungan materi pelajarannya sedikit
sekali yang relevan dengan kebutuhan peserta didik (sangat dangkal).
Sebaliknya, dapat juga terjadi bahwa materi yang dikemas di dalam
media pembelajaran sangat cocok danmembantu mempermudah siswa
memahami materi pelajaran. Namun, yang menjadi masalah adalah
bahwa media pembelajaran tersebut sulit didapatkan di pasaran.
e. Kemudahan Memanfaatkan Media Pembelajaran
Aspek

lain

dipertimbangkan
pembelajaran

yang

dalam

adalah

juga

tidak

kalah

pentingnya

untuk

atau

pengadaan

media

pengembangan
kemudahan

guru

atau

peserta

didik

memanfaatkannya. Tidak akan terlalu bermanfaat apabila media


pembelajaran yang dikembangkan sendiri atau yang dikontrakkan
pembuatannya ternyata tidak mudah dimanfaatkan, baik oleh guru
maupun oleh peserta didik. Media yang dikembangkan atau dibeli
tersebut hanya akan berfungsi sebagai pajangan saja di sekolah. Atau,

cix

dibutuhkan waktu yang memadai untuk melatih guru tertentu sehingga


terampil untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan medianya.
Agar dapat berfungsi secara optimal dalam kegiatan belajar dan
pembelajaran, media belajar tersebut perlu dikembangkan dan dikelola
dengan sebaik-baiknya, yang meliputi berbagai kegiatan seperti
pengadaan, produksi, penyimpanan, distribusi dan pemanfaatan, agar
media belajar tersebut benar-benar dapat digunakan secara optimal
untuk kepentingan kegiatan belajar dan pembelajaran. Lembaga yang
mempunyai tugas untuk mengembangkan dan mengelola berbagai
media belajar yang secara mutlak diperlukan untuk penyelenggaraan
kegiatan belajar dan pembelajaran tersebut adalah Pusat Sumber
Belajar.

Sebagai

mengembangkan

suatu
dan

lembaga

mengelola

atau
media

unit
belajar

yang
dalam

tugasnya
rangka

memberikan kemudahan bagi penyelenggaraan kegiatan pembelajaran,


maka dari enam macam media belajar yang sudah dijelaskan di atas
hanya ada dua jenis media belajar yang perlu dikembangkan dan
dikelola oleh Pusat Media belajar yaitu bahan (material) dan alat
(device). Yang termasuk media belajar bahan adalah printed
materials seperti buku, atlas, ensiklopedia, kamus, modul, bahan
pembelajaran terprogram (programmed instruction), dan sebagainya,
program proyeksi (projected materials), baik bergerak maupun tidak
bergerak seperti program slide suara, program film, program
transparansi, dan sebagainya, dan bahan belajar elektronik seperti
misalnya seperti program video, VCD, program audio, program
cx

pembelajaran berbasis computer (computer assisted instruction). Yang


termasuk media belajar alat (device) adalah alat-alat yang digunakan
untuk menyajikan bahan seperti misalnya proyektor slide, proyektor
film, proyektor transparansi (OHP), video recorder, tape recorder. dan
sebagainya.
Pemanfaatan bahan-bahan (materials) belajar untuk kegiatan
belajar dan pembelajaran ada yang tidak memerlukan alat penyaji
seperti misalnya bahan-bahan cetakan (printed materials) meliputi buku,
peta, modul, dan sebagainya. Sedangkan bahan belajar yang
pemanfaatannya memerlukan alat penyaji adalah misalnya program
VCD memerlukan VCD player, program CAI (Computer Assisted
Instruction) memerlukan computer, program slide suara memerlukan
slide projector dan cassette recorder, program film (motion pictures)
memerlukan projector film, dan sebagainya.
Bahan-bahan (sumber belajar) yang akan dikembangkan dan
dikelola oleh Pusat Media belajar untuk memberikan kemudahan untuk
proses belajar dan pembelajaran dapat dibedakan dalam dua macam
yaitu (1) media belajar yang dirancang (Learning Resource by design)
dan (2) media belajar yang dimanfaatkan (Learning Resource by
utilization).
Media belajar yang dirancang (by design) adalah media belajar
yang dirancang dengan secara sengaja dan sistematis untuk digunakan
dalam kegiatan pembelajaran. Pengembangan bahan atau media belajar
tersebut diawali dengan suatu kegiatan menganalisis kebutuhan (need
cxi

analysis atau disebut juga need assessment), kemudian dilanjutkan


dengan perumusan tujuan yang ingin dicapai, menganalisis karakteristik
peserta belajarnya, materi yang ingin diberikan, menentukan media yang
cocok dengan tujuan dan karakteristik learner, pengembangan program
prototipa, uji coba, serta diakhiri dengan revisi. Idealnya, dalam suatu
Pusat Sumner Belajar seyogyanya mempunyai koleksi yang memadai
bahan-bahan belajar yang dirancang dengan sengaja dan sistematis
seperti ini yang dianalisis berdasarkan kebutuhan sehingga dapat
membantu dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk
itu dalam Pusat Media belajar diperlukan tidak saja peralatan produksi
media yang memadai tetapi juga sumber daya manusia yang mempunyai
pengetahuan dan keterampilan dalam produksi dan pengembangan
media pembelajaran.
Media belajar yang dimanfaatkan (learning resources by
utilization) adalah media belajar yang pengadaannya tidak dirancang
oleh Pusat Media belajar sendiri untuk kepentingan kegiatan belajar dan
pembelajaran para peserta belajar/ siswa di sekolah, tetapi diperoleh dari
luar karena dibeli, hibah, dimanfaatkan dan sebagainya untuk kegiatan
pendidikan dan pembelajaran. Media belajar yang dimanfaatkan ini
awalnya tidak dirancang secara sengaja untuk keperluan pembelajaran di
sekolah/madrasah

tetapi

kemudian

dapat

dimanfaatkan

untuk

kepentingan belajar dan pembelajaran. Contoh yang sederhana misalnya


buku-buku pelajaran, gambar di majalah, berbagai model (tiruan) seperti

cxii

hati, jantung, dan sebgainya adalah merupakan media belajar yang dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan belajar dan pembelajaran.
Semua bahan belajar yang telah dimiliki dan dikoleksi oleh
bagian atau unit yang dinamakan Perpustakaan, yang sebenarnya
merupakan awal Pusat Sumber Belajar, baik yang dirancang sendiri
maupun yang dimanfaatkan, hendaknya dipelihara dan disimpan dengan
baik agar tidak mudah rusak atau hilang dan dapat didistribusikan atau
disirkulasikan penggunaannya secara optimal dalam lingkungan
sekolah/madrasah, agar dapat menunjang dan memberikan kemudahan
bagi

pelaksanaan

kegiatan

belajar

dan

pembelajaran

yang

diselenggarakan di lembaga pendidikan tersebut.


Dilihat dari segi fungsi dan peran setiap bahan (sumber) belajar,
terutama kemampuannya dalam melakukan interaksi dan komunikasi
dengan para peserta belajar, dapat dibedakan dua macam bahan belajar
yaitu:alat peraga (teaching aids) atau alat audio visual (audio-visual
aids) dan media pembelajaran.
Alat peraga atau alat audio visual berfungsi untuk membantu
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga pelajaran
yang diberikan kepada siswa tidak bersifat verbalistis yang bersifat
abstrak melainkan sebaliknya bersifat konkrit, sehingga pesan yang
disampaikan dalam proses pembelajaran dapat lebih mudah dipahami
oleh learners. Michael Molenda dkk menyebut bahan belajar yang
demikian dengan istilah Instructors dependent instruction yang
berarti bahwa instruktur memegang peranan yang dominan dalam
cxiii

kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Ini berarti bahwa instruktur


berperan sebagai media belajar utama, jika bukan satu-satunya.
Pelajaran yang disampaikan menjadi sangat bersifat abstrak dan sulit
dicernakan oleh siswa, karena lambang verbal yang diceramahkan
bersifat abstrak. Begitu dominannya guru melaksanakan proses
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah tersebut sehingga
menyebabkan guru kurang mempunyai waktu untuk memberikan
bimbingan,

bantuan

dan

kemudahan

bagi

murid-murid

yang

membutuhkannya.
Sedangkan bahan belajar yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran dimaksudkan untuk membantu menjelaskan apa yang
diuraikan atau disampaikan oleh guru, sehingga penjelasan guru makin
konkrit dan tidak bersifat verbalistis dan dengan demikian pesan
pembelajaran dapat diterima dan dimengerti dengan baik oleh muridmurid.
Bahan belajar yang berfungsi sebagai media pembelajaran adalah
bahan yang berfungsi sebagai saluran (channel) komunikasi yang dapat
menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa/peserta belajar.
Molenda menyebut bahan yang berfungsi sebagai saluran komunikasi
ini dengan istilah instructors independent instruction yang berarti
bahwa media pembelajaran memegang peranan dominan dan berfungsi
sebagai media belajar utama dalam pembelajaran karena mampu
berkumunikasi

secara

interaktif

dalam

pembelajaran kepada peserta belajar (siswa).


cxiv

menyampaikan

pesan

Syarat terpenting untuk mengembangkan bahan belajar yang


bersifat instructors independent instruction yang berfungsi sebagai
saluran komunikasi dengan peserta didik adalah bagaimana dapat
diusahakan agar bahan belajar tersebut dapat digunakan secara interaktif
dengan murid-murid dalam kegiatan pembelajaran. Agar murid dapat
menggunakan secara aktif dan interaktif bahan belajar tersebut, maka
dalam mengembangkan dan memproduksi bahan (media) tersebut
hendaknya diperhatikan tiga hal berikut:
a. mencantumkan beberapa pertanyaan tentang materi atau bahan
pelajaran yang disampaikan;
b. mencantumkan kunci jawaban untuk semua pertanyaan yang telah
diberikan sebagai feedback bagi jawaban siswa yang telah diberikan,
sehingga siswa mengetahui apakah jawabannya benar atau salah; Ini
mendorong terjadinya penguatan (reinforcement) terhadap jawaban
murid, yaitu mereka akan cenderung mengingat jawabannya yang benar
dan melupakan jawabannya yang salah.
c.

memberikan penjelasan ulang sebagai bahan remedial terhadap


jawaban siswa yang salah, sebagai yang dilaksanakan dalam bahan
belajar

terprogram

jenis

bercabang

(branching

programmed

instruction).
Sudah jelas bahwa media belajar dalam hal ini media
pembelajaran yang dapat berfungsi sebagai saluran komunikasi atau
mampu berinteraksi dengan peserta belajar dalam suatu kegiatan
pendidikan dan pembelajaran harus dikembangkan dan dirancang secara
cxv

sistematis berdasarkan kebutuhan kegiatan pembelajaran yang harus


dilaksanakan dan tentu saja juga berdasarkan karakteristik para peserta
belajar yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Percival
mengatakan a whole range of instructional media can be resources,
examples including books, videocassettes, tape-slides programmes,
computers, etc. Instructional media in all their various formats, are
probably the most common type of learning resources, and these are
often housed centrally in resoures centre Selanjutnya dikatakan oleh
Percival: Basically, the instructional media which comprise the actual
learning resources in a resource centre can come from two sources:
those that are bought in from commercial organizations or from other
educational institutions, and those that are produced within an
institution in order to caater for requirements of a given set of students
within a specific subject area
Salah satu media belajar yang sudah lama diperlukan hingga
sampai sekarang masih tetap demikian dalam setiap lembaga
pendidikan atau pelatihan adalah perpustakaan (library). Dalam
penyelenggaraan suatu perguruan tinggi, pernah dikatakan bahwa
perpustakaan adalah jantung suatu universitas. Dikatakan demikian
karena perpustakaan yang mengkoleksi berbagai macam buku dan
journal dari pelbagai disiplin ilmu pengetahuan sungguh sangat
diperlukan oleh suatu universitas. Salah satu ukuran yang menentukan
mutu suatu universitas adalah seberapa banyak koleksi buku-buku di
dalam perpustakaannya. Universitas-universitas yang ternama di dunia
cxvi

selalu mempunyai perpustakaan pusat (main library) yang besar dengan


koleksi buku-buku yang sangat banyak jumlahnya hingga ratusan ribu
sampai jutaan buku dalam berbagai jenis disiplin ilmu pengetahuan
dalam terbitan yang relatif baru ditambah dengan koleksi berbagai jenis
jurnal ilmiah. Di samping itu di universitas tersebut terdapat juga adanya
perpustakaan fakultas (school library) di setiap fakultasnya untuk
mendukung kegiatan belajar para mahasiswanya di masing-masing
fakultas.
Perpustakaan adalah merupakan perkembangan awal dari Pusat
Sumber Belajar. Semua bahan belajar berupa rinted materials yang
telah dimiliki dan dikoleksi oleh bagian atau unit yang dinamakan
Perpustakaan dipelihara dan disimpan dengan menggunakan system
klasifikasi tertentu untuk memudahkan pemanfaatannya.

Sistim

pengklasifikasian bahan-bahan yang paling banyak digunakan adalah


system Dewey Decimal Classification (DDC). Di Amerika Serikat,
system pengklasifikasian bahan di perpustakaan yang umumnya
digunakan adalah system Library Conggres (LC) karena volume buku
dan bahan-bahan pustaka lainnya yang dikoleksi sangat banyak sampai
meliputi ratusan ribu hingga jutaan buku jumlahnya. Dengan
mengklasifikasi buku-buku dan bahan-bahan pustaka menggunakan
system

klasifikasi

tertentu,

maka

bahan-bahan

pustaka

dapat

didistribusikan atau disirkulasikan penggunaannya secara optimal dalam


lingkungan olah/universitas sehingga dapat menunjang dan memberikan

cxvii

kemudahan bagi pelaksanaan kegiatan belajar dan pembelajaran yang


diselenggarakan.
Perpustakaan, baik perpustakaan umum, perpustakaan sekolah
maupun perpustakaan universitas. dan perpustakaan lainnya, merupakan
tempat penyimpanan informasi dan pengetahuan sehingga dapat
berfungsi sebagai media belajar bagi semua peserta belajar, para
profesional, para peneliti dan bagi siapapun yang memerlukan
informasi dan pengetahuan. Sebenarnya perpustakaan melayani banyak
fungsi yaitu untuk keperluan arsip, pendidikan dan pembelajaran,
rujukan atau referensi, penelitian, dan rekreasi bagi masyarakat pada
umumnya.
Oleh karena perpustakaan berfungsi untuk kegiatan pendidikan,
pembelajaran dan penelitian, maka istilah media belajar di ditambahkan
pada koleksi perpustakaan, dan distribusi informasi mulai diarahkan
pada kebutuhan belajar peserta belajar. Tingkatan belajar bergerak dari
tingkat pendidikan dasar sampai dengan tingkat belajar lanjut. Media
yang digunakan meliputi berbagai jenis format seperti buku, majalah,
microfilm, video, film, rekaman suara, dan computer. Mereka yang tidak
dapat menyelesaikan pendidikan formal dapat meneruskan studinya
melalui kegiatan belajar secara informal secara belajar mandiri dengan
menggunakan bahan-bahan yang terdapat di perpustakaan. Dengan
demikian perpustakaan memerankan fungsi demokratisasi dalam
pendidikan karena memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk memperoleh pendidikan dan pembelajaran.
cxviii

Satu syarat penting agar fungsi perpustakaan yang sudah


dijelaskan di atas dapat secara optimal diwujudkan, anggota masyarakat
yang akan menggunakan perpustakaan dituntut memiliki dua syarat
penting yaitu kemampuan membaca dengan baik (reading ability) dan
mempunyai kebiasaan membaca yang baik (reading habit), dua hal yang
pada umumnya belum dimiliki oleh masyarakat dan bangsa Indonesia.
Perpustakaan tidak saja mendorong berkembangnya literacy
(kemampuan membaca dan menulis), tetapi lebih jauh dapat
mengembangkan functional literacy (kemampuan membaca dan
menulis secara fungsional) di rumah, pekerjaan dan masyarakt. Dan
perpustakaan lebih lanjut dapat mengembangkan dan memenuhi apa
yang disebut information literacy yaitu kemampuan untuk
memperoleh atau mencari informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan.
Sesuai dengan perkembangan di bidang teknologi informasi maka
information literacy dengan cepat berkembang ke suatu kebutuhan
electronic information technologies yaitu informasi yang diperoleh
melalui teknologi informasi. Hal ini mendorong suatu kebutuhan akan
adanya perubahan fungsi perpustakaan sebagai sumber belajar
Pada awal 1960-an, khususnya di Amerika Serikat, beberapa
perpustakaan universitas diubah namanya menjadi Pusat Media belajar
(Learning Resource Centre). Pusat Media belajar ini memberikan
layanan yang diperluas meliputi penelitian, pembelajaran, evaluasi
belajar, pengembangan perkuliahan, layanan pelatihan, produksi bahan
belajar di samping melaksanakan layanan bahan cetakan dan audio
cxix

visual yang biasa dilaksanakan oleh perpustakaan, seperti seleksi


(pemilihan), distribusi, dan penggunaan semua bahan belajar dan
fasilitas. Tujuan yang utama adalah memperbaiki proses belajar peserta
belajar dengan membantu mereview hasil penelitian, dan memilih
metode pembelajaran terbaik dan bahan yang paling efektif yang akan
diajarkan.
Konsep Pusat Media belajar mengubah organisasi informasi dan
pengelolalaan perpustakaan dari lingkungan hanya bahan cetak
menjadi lingkungan bahan cetak dengan bahan non cetak termasuk
pada akhirnya semua teknologi yang lebih baru seperti bahan rekaman
yang dibaca dengan mesin, CD-ROM, video disc. Melalui sumber dan
layanan yang baru, pustakawan dapat membantu para pengajar
mereview metode pembelajaran mereka dan menyarankan praktek yang
lebih kreatif. Penyiapan bahan belajar yang baru, penyediaan bahanbahan dan peralatan audio visual untuk menunjang perkuliahan menjadi
suatu program bersama dengan layanan koleksi dan referensi
perpustakaan yang sudah ada.
Pengelolaan perpustakaan berubah karena dibutuhkan jenisjenis personalia yang baru di samping staf perpustakaan yang sudah
ada. Personalia yang dibutuhkan adalah yang mempunyai keterampilan
dan pengetahuan dalam desain pembelajaran, pengetahuan dan
keterampilan dalam pengembangan bahan (media) pembelajaran,
penyiapan bahan belajar, keterampilan dalam mengakses data atau
informasi melalui internet. Tentu saja dibutuhkan juga staf teknis yang
cxx

akan merawat agar semua peralatan dapat tetap berfungsi setiap saat
digunakan.
Pusat

Media

belajar

berfungsi

melakukan

pengadaan,

pengembangan, produksi, pelatihan dan pelayanan dalam pemanfaatan


media belajar (terutama bahan dan alat) untuk kegiatan pendidikan dan
pembelajaran dibandingkan dengan perpustakaan yang hanya berfungsi
melakukan pengadaan dan pelayanan pemanfaatan media belajar
dalam rangka kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Dengan demikian
perpustakaan mempunyai fungsi yang lebih sempit jika dibandingkan
dengan fungsi Pusat Sumber Belajar, karena hanya melaksanakan
sebagian saja fungsi yang dilaksanakan oleh Pusat Sumber Belajar.
A Resources Centre is a place (anything from a part of a room to
an entire complex of buildings) that is set up specifically for the purpose
of housing and using a collection of resources, usually in terms of
instructional media. Resource centres may serve the needs of an
individual department within a school or college, an entire institution,
or even a collection of institutions, as for example, when several schools
are served by a single central resources centre Pengelolaan Pusat
Media belajar adalah kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan,
pengembangan/produksi, pemanfaatan media belajar (terutama bahan
dan alat) untuk kegiatan pendidikan dan pembeljaran. Kegiatan
pengelolaan media belajar tersebut dilaksanakan oleh suatu bagian
dalam lembaga pendidikan / sekolah yang disebut Pusat Sumber Belajar.

cxxi

Kegiatan Pusat Media belajar yang perlu dikelola dalam


menunjang kegiatan pembelajaran adalah:
a. Kegiatan pengadaan bahan belajar, mis. buku, film, slide, dan
sebagainya..
b. Kegiatan produksi / pengembangan bahan belajar
c. Kegiatan pelayanan bahan belajar
d. Kegiatan pelatihan pengembangan media pembelajaran
Kegiatan pengadaan adalah upaya untuk memperoleh bahan
belajar, berupa bahan cetakan (buku, modul). bahan audio (kaset audio,
CD, tape, dan lain-lain), bahan video (kaset video, VCD) yang dapat
digunakan untuk pembelajaran. Bahan-bahan tersebut dapat dibeli di
toko buku atau lembaga produksi media yang bersifat swasta yang
memproduksi media dan menjual ke umum untuk memperoleh profit
atau keuntungan. Daapat juga bahan belajar diperoleh dari hibah
(pemberian/sumbangan) dari individu atau lembaga-lembaga yang
berminat membantu lembaga pendidikan dengan menyerahkan secara
uma-Cuma bahan belajar yang bermanfaat untuk penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan tersebut.
Terdapat satu unit kerja di Departemen Pendidikan Nasional
yang bernama Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan
Nasional Departemen Pendidikan Nasional (dulu bernama Pustekkom
Depdikbud singkatan Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan
Kebudayaan

Departemen

Pendidikan

dan

Kebudayaan)

yang

mempunyai fungsi untuk memproduksi dan mengembangkan berbagai


media pembelajaran. Media yang diproduksi dan dikembangkan

cxxii

Pustekkom sebenarnya merupakan media belajar yang dirancang (by


design), karena dikembangkan berdasarkan kurikulum sekolah yang
berlaku saat itu, namun saat ini tercantum dalam Standar Isi sebagai
dasar untuk mengembangkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan).
Dengan demikian Pustekkom mempunyai peranan untuk
membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui
penggunaan media pembelajaran oleh para guru dalam proses belajar
dan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena media pembelajaran
merupakan media belajar yang memang dirancang untuk kegiatan
pembelajaran. Materi pembelajaran yang terdapat dalam media
pembelajaran dapat memberikan kejelasan kepada murid atas materi
pelajaran. Guru dengan demikian tidak lagi sibuk hanya bertindak
sebagai media belajar utama untuk menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa, yang sering sulit dipahami oleh siswa karena sangat
bersifat abstrak, dan akibatnya guru kurang mempunyai waktu untuk
memberikan

bimbingan

secara

individual

kepada

murid

yang

memerlukan.
Karena itu media pembelajaran yang dikembangkan dan
diproduksi Pestekkom dapat dijadikan salah satu alternatif atau pilihan
untuk dikoleksi Pusat Media belajar dengan cara membeli atau lebih
tepat mengganti ongkos produksi dengan mengkopi media yang
diinginkan/diperlukan. Media pembelajaran produksi Pestekkom yang
diinginkan untuk dikoleksi Pusat Media belajar Sekolah dapat dipelajari
cxxiii

pada daftar media yang terdapat dalam buku direktori media


pembelajaran produksi Pustekkom yang dikeluarkan oleh Pustekkom
Kegiatan produksi amat penting dan sangat diperlukan dilakukan
oleh Pusat Media belajar karena seperti telah dijelaskan di atas Pusat
Media belajar harus mempunyai koleksi bahan/media pembelajaran
yang memadai untuk menunjang kegiatan diklat yang dilaksanakan, baik
berupa bahan cetak maupun non cetak seperti bahan video, bahan audio,
bahan belajar berbantuan computer, dan sebagainya.
Selama ini bahan belajar cetakan (printed materials) seperti
buku, ensiklopedia, jurnal, hand-outs, diktat, dan sebagainya merupakan
media belajar bahan yang paling dominan peranannya dalam kegiatan
pembelajaran. Perpustakaan selama ini telah menunjukkan peran yang
cukup efektif dalam melaksanakan fungsi ini. Namun bahan cetakan
yang lain seperti modul, pengajaran terprogram yang mampu
berkomunikasi dengan peserta belajar, dan bahan bahan belajar lainnya
yang bersifat non-cetak seperti kaset rekaman audio, kaset rekaman
video, VCD, slide suara, filmstrip, film, bahan berbasis komputer, dan
sebagainya perlu dikembangkan atau diproduksi sendiri oleh Pusat
Sumber Belajar, sehingga bahan-bahan belajar yang ada di diklat (PSB)
dapat

digunakan

untuk

menunjang

kegiatan

pendidikan

dan

pembelajaran.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan
kegiatan produksi dan pengembangan bahan atau media pembelajaran
ini adalah walaupun kita sudah dapat menggunakan komputer pribadi
cxxiv

(PC) untuk membuat transparansi maupun gambar-gambar grafis yang


menarik, namun masih tetap diperlukan keterampilan dalam membuat
bahan-bahan belajar yang murah (inexpensive materials) melalui
penggunaan letter guide untuk menulis caption, membuat program
animasi yang menarik, menempelkan gambar visual (mounting),
memotret

(still

pictures),

dan

sebagainya.

Kegiatan

produksi

(pengembangan) media amat penting untuk dilakukan oleh Pusat Media


belajar karena seperti telah dijelaskan di atas Pusat Media belajar harus
mempunyai koleksi bahan/media pembelajaran yang memadai untuk
menunjang

kegiatan

pembelajaran

yang

dilaksanakan

di

sekolah/madrasah. Di atas telah dijelaskan bahwa untuk mempunyai


koleksi sejumlah bahan (sumber) belajar untuk membantu pelaksanaan
proses pembelajaran Pusat Media belajar memperolehnya dengan jalan
membeli bahan belajar di took bukua, lembaga produksi media swasta,
ndan sebagainya. Selama ini Perpustakaan berperan cukup efektif dalam
melaksanakan fungsi penyediaan bahan belajar cetakan (printed
materials) seperti buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedia, handouts, diktat, dan sebagainya sebagai sumber (bahan) belajar yang paling
dominan peranannya dalam kegiatan pembelajaran.. Namun bahan
cetakan yang lain seperti modul, pengajaran terprogram sebagai media
pembelajaran yang mampu berkomunikasi (berinteraksi) dengan peserta
belajar, dan bahan bahan belajar lainnya yang bersifat non-cetak seperti
kaset (rekaman) audio, kaset (rekaman) video, VCD, slide suara,
filmstrip, film, bahan berbasis komputer, dan sebagainya perlu
cxxv

dikembangkan atau diproduksi sendiri oleh Pusat Sumber Belajar,


sehingga bahan-bahan belajar yang ada di PSB dapat digunakan untuk
menunjang kegiatan pembelajaran secara optimal.
Agar mampu memproduksi bahan belajar yang diperlukan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah/madrasah, baik yang
bersifat

instructor

dependent

instruction

maupun

instructor

independent instruction sudah pasti diperlukan SDM yang mempunyai


kemampuan di dalam merancang, memproduksi dan mengembangkan
media pembelajaran. Selain itu juga diperlukan seperangkat sarana dan
peralatan produksi yang memadai untuk memproduksi berbagai jenis
media pembelajaran yang diperlukan. Dan sudah barang tentu juga
diperlukan dana atau anggaran yang tidak kecil untuk melaksanakan
kegiatan produksi media pembelajaran yang diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran.
Untuk itu PSB memerlukan sarana produksi seperti alat-alat
grafis (misalnya berbagai jenis alat menulis/lettering guide, alat
laminating, heat mounting press, dll, alat fotografi, audiorecording,
videorecording, dsb). Tentu saja sarana produksi yang akan di-install di
PSB tergantung pada banyak factor, termasuk jenis media pembelajaran
yang akan dikembangkan (diproduksi) dan jumlah dana yang tersedia.
Kegiatan pelayanan adalah fungsi yang langsung berhubungan
dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh Pusat Media belajar
karena keberadaan PSB dengan semua personel dan sarana serta
peralatannya adalah dimaksudkan untuk memberikan pelayanan berupa
pemanfaatan berbagai jenis bahan dan media belajar untuk menunjang
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Pelayanan yang diberikan dalam
kaitan ini sesungguhnya sama dengan pelayanan yang diberikan oleh
cxxvi

perpustakaan di dalam membantu guru dan peserta belajar/siswa berupa


peminjaman bahan-bahan cetakan untuk memudahkan kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan. Bahan-bahan yang dikoleksi Pusat Media
belajar yang dimanfaatkan baik oleh guru maupun peserta belajar dapat
dibeli di tempat-tempat yang menjual bahan atau media yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran di sekolah/madrasah misalnya toko buku, toko
VCD dan atau kaset rekaman audio/video, atau dapat diperoleh melalui
hibah dari lembaga-lembaga yang ada hubungannya dengan
pendidikan/sekolah/madrasah seperti departemen, kedutaan luar negeri, dan
sebagainya. Dalam jangka panjang tentunya PSB sendiri harus makin
bertumbuh sehingga mempunyai kemampuan sendiri untuk memproduksi
berbagai jenis media dan bahan belajar yang benar-benar dibutuhkan sesuai
dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Untuk memudahkan pelaksanaan sirkulasi pelayanan bahan dan
media belajar yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran tertentu,
perlu mengklasifikasi bahan-bahan yang sudah berhasil diproduksi dan
kemudian memberikan entry number untuk setiap bahan yang
disimpan. Kita dapat menggunakan klasifikasi Desimal Dewey (DDC
atau Dewey Decimal Classification) sebagai yang digunakan untuk
mengklasifikasi buku-buku yang ada di perpustakaan. Bila Pusat Media
belajar sudah berkembang dengan pesat, di mana koleksi media sudah
cukup banyak jumlah dan jenisnya, pelayanan pemanfaatan media ini
dapat diberikan juga kepada pihak-pihak lain di luar kepentingan
sekolah sendiri, misalnya sekolah/madrasah lain.

Fungsi pelatihan adalah fungsi keempat Pusat Media belajar


yang ditujukan untuk membantu pihak lain di luar sekolah/madrasah
sendiri yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan dalam
memproduksi dan mengembangkan bahan belajar./ media pembelajaran.
Fungsi ini tentu saja baru dapat dikerjakan bila PSB sudah bertumbuh

cxxvii

dan berkembang sedemikian rupa sehingga memiliki SDM yang


memadai dalam produksi dan pengembangan media pembelajaran serta
peralatan dan sarana yang memadai untuk mendukung kegiatan produksi
dan pengembangan berbagai media pembelajaran.
B. Teori Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan teori yang dapat dihasilkan dari
penelitian ini antara lain :
1.

Media pembelajaran yang dimiliki oleh Sekolah Dasar


Media pembelajaran di Sekolah Dasar mutlak diperlukan dalam
upaya meningkatkan hasil proses belajar mengajar. Dengan menggunakan
media pembelajaran anak-anak akan lebih cepat mengerti dari pada hanya
disajikan dalam cerita atau penjelasan tanpa menggunakan media
pembelajaran. Media Pembelajaran yang tepat dalam penggunaannya
akan mengakibatkan hasil pembelajaran yang diperoleh juga tepat.
Dari hasil temuan dalam penelitian dapat disimpulkan yaitu
semakin lengkap media pembelajaran yang dimiliki oleh sekolah prestasi
pembelajaran di sekolah semakin meningkat. Semakin banyak guru yang
ada di sekolah mau dan mampu memanfaatkan media pembelajaran
semakin baik hasil proses pembelajaran yang dicapai oleh peserta didik.
Semakin canggih media pembelajaran yang digunakan maka semakin
canggih dan menarik proses penerimaan dan daya serap yang diperoleh
anak dalam pembelajaran yang disampaikan oleh guru..

2.

Perawatan media pembelajaran yang dimiliki oleh Sekolah Dasar

cxxviii

Perawatan media pembelajaran dikelola dengan baik agar peran


pengguna atau pemakai akan lebih senang dan media yang akan
digunakan mudah dioperasikan dan mudah didapatkannya. Perawatan
media pembelajaran tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang,
pengelola media pembelajaran harus dicarikan orang yang memahami arti
dari pada kegunaan media pembelajaran. Perawatan media pembelajaran
tidak boleh ditaruh disembarangan tempat, pengelola harus dapat
menyeleksi mana yang harus dirawat ditempat khusus. Di dalam
perawatan media pembelajaran tidak seharusnya ditempatkan di ruangan
laboratorium agar awet dan terawat.
Dari hasil temuan melakukan perawatan media pembelajaran
tersebut dapat dibuat teori bahwa media pembelajaran yang dikelola dan
dirawat dengan baik media yang disimpan tidak akan cepat rusak dan
awet, dan semakin seringnya digunakan media pembelajaran oleh guru
dalam

pembelajaran

media

itu

akan

mudah

terkontrol.

Media

pembelajaran yang tidak digunakan, lebih baik rusak digunakan dari pada
ruska karena tidak terpakai.
3.

Penggunaan media pembelajaran yang dimiliki oleh Sekolah Dasar


Media pembelajaran sangat penting bagi sekolah karena dapat
membantu media pembelajaran hasil yang dicapai dalam proses
pembelajaran yang diperolehnya kurang maksimal tidak semua orang bisa
memanfaatkan media pembelajaran, pengguna media pembelajaran harus
mengetahui akan kegunaan dan manfaat dari media pembelajaran itu

cxxix

sendiri, karena media pembelajaran sangat membantu guru dan murid


dalam melakukan kegiatan pembelajaran diibaratkan memasak sayur
tanpa bumbu sehingga hasil tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Media pembelajaran sangat penting dalam proses belajar mengajar
dan penggunaannya sangat membantu, karena jika pada waktu
menggunakan media pembelajaran tepat dan menarik anak akan lebih
tertarik, asyik untuk melakukan percobaan, sehingga akan merangsang
semangat belajar anak dan terukirnya hasil belajar yang dicapai akan
meningkat. Media pembelajaran digunakan untuk membantu rangsangan
anak dalam menyerap pembelajaran dan dimanfaatkan agar perolehan
hasil belajar mengajar akan dapat memperoleh hasil yang maksimal.
Dilihat dari seringnya menggunakan media pembelajaran dalam
kegiatan belajar mengajar dapat dibuat teori bahwa semakin sering
menggunakan

media

pembelajaran

semakin

optimal

hasil

yang

diperolehnya dalam pembelajaran, semakin sering digunakan media


pembelajaran media-media itu akan awet dan tidak cepat rusak. Pengguna
media yang profesional akan menjamin media pembelajaran terjamin
perawatnnya sebaliknya pengguna media yang tidak profesional akan
mudah terjadinya kerusakan pada media pembelajaran yang dipakai.

cxxx

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bagian terdepan maka
penelitian ini dapat menghasilkan suatu kesimpulan:
1. Media pembelajaran yang dimiliki oleh Sekolah Dasar
Jenis media pembelajaran yang ada di kedua SD dapat digolongan
menjadi 3 kelompok yakni media elektronika, media bukan elektronika
serta media hasil karya Bapakibu guru kedua SD. Selain itu terdapat
media pembelajaran yang dimiliki atau dibuat oleh guru mata pelajaran
Agama Islam yang terbuat dari kertas karton manila yang digunakan oleh
guru agama untuk memahami murid dalam mempelajari huruf-huruf
Arab, selain itu juga charta tentang tata cara wudhu yang benar, cara
sholat yang benar baik bacaannya maupun tata caranya.
2. Perawatan Media Pembelajaran yang Dimiliki oleh Sekolah Dasar
Perawatan media pembelajaran yang dimiliki oleh Sekolah Dasar
pada dasarnya sudah dikelola oleh petugas yang ditunjuk oleh kepala
sekolah, yang dalam pelaksanaan operasionalnya ditangani oleh satu
pembantu perawatan media yang dilaksanakan oleh guru wiyata bhakti
yang bertugas mengajar mata pelajaran komputer.
Penggunaan media pembelajaran dikelola oleh pengelola dengan
cara siapa saja yang akan menggunakannya wajib mengisi buku pinjam
alat dan setelah selesai menggunakannya mengisi buku pengembalian

cxxxi
114

barang. Pengelola media pembelajaran tidak mendapatkan honor dari


sekolah karena hanya tugas sampiran.
Perawatan yang diserahkan oleh salah satu guru yang hanya
melaksanakan tugas sampiran, maka hasil kerja dalam perawatan media
pembelajaran kurang maksimal dan sering menjadi kerusakan. Dalam
mengantisipasi kerusakan maka setiap siswa setiap bulannya dikenakan
bantuan sebesar Rp. 3.000,00
3. Penggunaan media pembelajaran yang dimiliki oleh Sekolah Dasar
Pelayanan penggunaan media pembelajaran sudah ada yang
terjadwal ada yang belum. Salah satunya penggunaan pembelajaran
komputer sedangkan penggunaan media pembeli yang belum terjadi agar
mengisi buku pinjam penggunaan media yang sudah di sediakan di
sekolah.
Guru atau siapa saja yang menggunakan media wajib mengisi buku
pinjam dengan tujuan jika terjadi kerusakan bisa. Media pembelajaran
sangat penting dalam proses belajar mengajar dan penggunaannya sangat
membantu, karena jika pada waktu menggunakan media pembelajaran anak
akan lebih tertarik dan asyik untuk melakukan percobaan sehingga akan
merangsang semangat belajar anak dan terukirnya hasil yang di capai akan
meningkat.
Bagi guru yang belum dapat menggunakan dan memanfaatkan
media pembelajaran perlu adanya pelatihan dan penataran kepada semua

cxxxii

guru agar dapat menggunakan dan memanfaatkan media pembelajaran


secara gratis.

cxxxiii

B. Impliklasi Penelitian
1. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, diperlukan mekanisme
penggunaan media pembelajaran yang lebih intensif. Antara lain saat guru
menyampaikan

materi

pelajaran

senantiasa

memanfaatkan

media

pembelajaran yang ada di sekolah. Kualitas pembelajaran di kelas akan


lebih baik hasilnya bila anak diperjelas dengan menggunakan media
pembelajaran..
2. Penggunaan media pembelajaran untuk membantu pemahaman anak akan
materi pelajaran perlu ditingkatkan. Sebaiknya setiap guru mau dan mampu
menggunakan media pembelajaran. Sekolah perlu memfasilitasi dan
mengatur penggunaan media pembelajaran. Kedepan perlu diadakan
perubahan dan pengaturan yang lebih baik akan pemanfaatan media
pembelajaran.
3. Bahan atau media pembelajaran adalah salah satu dari enam jenis sumber
belajar: pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar/lingkungan yang sangat
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan pembelajaran. Pusat
Sumber Belajar yang merupakan perkembangan dari perpustakaan perlu
mengkoleksi

bahan-bahan

belajar

melalui

pembelian,

hibah,

dan

memproduksi sendiri bahan-bahan belajar dalam berbagai jenis format


(bahan cetak, bahan proyeksi, bahan rekaman video, bahan rekaman suara,
dan bahan computer) yang diperlukan dalam kegiatan pendidikan dan
pelatihan yang dilaksanakan.
4. Agar pembelajaran dapat dilakukan secara cermat dan menghasilkan nilai
kompensi lebih baik, maka penggunakan media pembelajaran dapat
cxxxiv

dimanfaatkan dengan prosedur penjelasan. Akan tetapi, karena materi


pelajaran selalu mengalami perkembangan, diharapkan guru melakukan
pemutakhiran isi pada setiap sajian dengan tetap mempertimbangkan
cuplikan-cuplikan gambar yang akan disajian.
C. Saransaran
1. Secara umum sarana prasarana sudah cukup memadai, namun yang perlu
ditingkatkan

dan

dirubah

adalah

managemen

perawatan

sarana

prasarananya. Perawatan lingkungan sekolah belum maksimal. Pembagian


tugas dan kontrol perlu ditingkatkan sehingga fasilitas sarana prasarana
dapat terpelihara dengan baik. Misalnya, kebersihan lingkungan sekolah,
perawatan fasilitas MCK dan lain lain.
2. Sebaiknya penggunaan media belajar lebih ditekankan/ditingkatkan, dan
sebaiknya

jangan hanya

digunakan untuk pembelajaran prosedur

pengelasan saja akan tetapi bisa juga diterapkan pada pembejalaran yang
lain
3. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu agar siswa memiliki
pengetahuan yang lebih baik perlu menggunakan media yang sesuai
4. Sebaiknya diusahakan agar kompetensi yang diajarkan menarik perhatian
siswa, baik gambar-gambar yang relevan dengan alat-alat yang akan
digunakan maupun cuplikan cara kerja alat.
5. Untuk peneitian lebih lanjut dikemukakan disarankan

(1) untuk

medapatkan gambaran yang utuh tentang pengaruh penggunaan media


pembelajaran

terhadap perolehan hasil belajar, maka dipandang perlu

cxxxv

untuk dilakukan penelitian lanjutan dengan subjek yang lebih besar


(2) supaya dikembangkan metode pembelajaran baru dengan media
program Power Point untuk pelajaran-pelajaran yang lainnya. Juga
disarankan untuk menggunakan media program yang lain yang lebih
interaktif
(3) pada penelitian lanjutan disarankan untuk menambah variabel lain
misalnya seperti sikap, kebiasaan belajar oleh karena hal ini juga erat
hubungannya dengan akal pikir yang mempengaruhi prestasi belajar.

cxxxvi

DAFTAR PUSTAKA
Agustinah, 2009. Penmerapan Manajemen Perubahan. http://www.rosyid.info/
2009/02/penerapan-manajemen-perubahan.html
Anitah, Sri, 2007. Media Pembelajaran. Surakarta: UNS Press.
Ardiani, 2009. Mengenal Media Pembelajaran. http://edu-articles.com/berbagaijenis-media-pembelajaran/
Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta
________________, 2009. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.
Aristo Rahardi .2003 Media pembelajaran .Jakarta : Direktorat Tenaga
Kependidikan
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. . Jakarta; Raja Grafindo Persada.
Azwar, Saifuddin, 2009. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bogdan, Robert dan Tylor, Steve J. 1992.Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif:
Suatu Pendekatan Fenomenologis terhadap Ilmu-Ilmu Sosial, terjemahan
Arief Furchan. Surabaya : Usaha Nasional.
Dacholfany, 2008. Konsep Pembelajaran Elektronik Learning.
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/29/konseppembelajaran-elektronik-learning/#more-439
Depdiknas, 2006. Teknologi Komunikasi dan Informatika untuk Pendidikan.
Jakarta: Depdiknas
________, 2001. Penggunaan Sarana Pendidikan Sekolah Menengah Pertama.
Jakarta: Depdiknas.
________, 2004. Pengelolaan Laboratorium IPA SMU. Jakarta: Depdiknas
________, 2004. Petunjuk Administrasi Perlengkapan/ Barang. Jakarta:
Depdiknas

cxxxvii

Depdikbud, 2001. Pengelolaan Laboratorium IPA SMU secara umum. Jakarta:


Depdikbud
Djamarah, Syaiful Bahri 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Erica Boling, Sharman Siebenthal Adams.2008. English Education. Urbana.
Fattah Nanang, 2001. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Yayasan Amal
Keluarga
______, 2003. Konsep . Manajemen Berbasis Sekolah( MBS) dan Dewan Sekolah.
Bandung : Pustaka Bani Quraisy
Greg C Lee, Cheng-Chih Wu, 2006. Innovations in Education and Teaching
International. London: Enhancing the teaching experience of pre-service
teachers through the use of videos in web-based computer-mediated
communication (CMC)
Hamalik, Oemar, 2006. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: sinar Baru
Algensindo.
Hartono,
2009.
Strategi
Pembelajaran
Active
Learning
(Suatu Strategi Pembelajaran Berbasis Student Centred). http://eduarticles.com/strategi-pembelajaran-active-learning/#more-14

Marzuki, 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta. BPFE UII.


Miles, Matthew B. dan A Michael Humberman. 2009. Analisis Data Kualitatif:
Buku Sumber tentang Metode-metode Baru. Terjemahan Jtetjep Roehadi
Rohidi.Pendamping, Mulyarto. Jakarta : UI Press
Moleong, LJ. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya
Mulyono. 2008. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Mulyasa, Echo. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosda
Karya.

cxxxviii

____________, 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja


Rosda Karya.
___________, 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja
Rosda Karya.
Munadi, Yudi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta :
Gaung Persada Press.
Mustikasari, 2009. Efektivitas VCD Sebagai Media Pembelajaran Ips Kelas IV Di
Mi Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak 2005/200.
Semarang: FKIP UNNES.
Nana Syaodih Sukmadinata, 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosda Karya
Nasution, 2003. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta. Bumi Aksara.
Robert K. Yin, 2002. Studi Kasus Desain & Metode. Jakarta : Rajagrafindo
Persada.
Sadiman Arif dkk, 2009. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta; Raja Grafindo Persada.
Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sanaky, Hujair. AH., 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania
Press.
Slameto, 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Soetjipto dan Raflis Kosasi, 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudono Andini, 2004. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta : Grasindo.
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Sujana, 2002. Pendidikan Non Formal, Wawasan, Sejarah Perkembangan,
Filsafat Teori Pendukung Asas. Bandung : Falah Production.
Suryabrata, Sumadi.
Persada.

2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo

Sutopo, HB. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.


Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung :
Remaja Rosda Karya.
cxxxix

Waldopo, 2008. Tips bagi Guru dalam Pemilihan Media Pembelajaran


http://www.e-dukasi.net/artikel/index.php?id=83

cxl

You might also like