Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Siti Ramadania W. 10/299560/KG/8711
Nurlina Puspita 10/305024/KG/8777
Farisah Atsari 10/296898/KG/08605
Dosen Penguji :
drg. Rinaldi Budi Utomo, M.S., Sp. KGA (K)
Prof. Dr. drg. Al Supartinah, S.U., Sp. KGA (K)
4. Integratif
Integrated care atau perawatan terintegrasi merujuk pada perawatan kesehatan
inter-profesional, yaitu pendekatan kesehatan dengan melibatkan kolaborasi dan
komunikasi antar tenaga kesehatan inter-profesional (Contohnya: dokter, psikolog,
dan tenaga kesehatan lainnya), sesuai dengan kebutuhan perawatan pasien dan
dengan tujuan untuk memberikan perawatan yang menyeluruh serta meningkatkan
kesejahteraan pasien (American Psychological Association, 2016).
II. Definisi Standar Pelayanan
1. Standar Pelayanan Minimal
Standar pelayanan minimal menurut Kemenkes RI No. 828 tahun 2008 tentang
petunjuk teknis pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota, didefinisikan
sebagai ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan
wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga Negara secara minimal. Indikator
standar pelayanan minimal adalah tolak ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang
digunakan untuk menggambarkan besar sasaran yang hendak dipenuhi dalam
pencapaian suatu SPM tertentu. Merupakan variabel ukuran atau tolok ukur yang
dapat menunjukkan indikasi-indikasi terjadinya perubahan tertentu. Untuk mengukur
kinerja rumah sakit ada beberapa indikator, yaitu:
1) Input, yang dapat mengukur pada bahan alat sistem prosedur atau orang yang
memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur tetap
dan lain-lain.
2) Proses, yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan yang misalnya
kecepatan pelayanan, pelayanan dengan ramah dan lain-lain.
3) Output, yang dapat menjadi tolok ukur pada hasil yang dicapai, misalnya jumlah
yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan.
4) Outcome, yang menjadi tolok ukur dan merupakan dampak dari hasil pelayanan
sebagai misalnya keluhan pasien yang merasa tidak puas terhadap pelayanan dan
lain-lain.
5) Benefit, adalah tolok ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah sakit
maupun penerima pelayanan atau pasien yang misal biaya pelayanan yang lebih
murah, peningkatan pendapatan rumah sakit.
6) Impact, adalah tolok ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas
misalnya angka kematian ibu yang menurun, meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat, meningkatnya kesejahteraan karyawan.
Jenis pelayanan adalah pelayanan publik yang mutlak dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan dasar yang layak dalam kehidupan. Sedangkan pelayanan dasar adalah
jenis pelayanan punlik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam kehidupan social, ekonomi, dan pemerintahan (Kemenkes RI,
2008).
4
ICD X
Kriteria diagnosis, terutama klinis dan waktu
Diagnosis diferensial, maksimum 3 diagnosis
Pemeriksaan penunjang
Konsultasi, rujukan kepada spesialis terkait di luar bidangnya
Perawatan RS, perlu atau tidak
Terapi farmakologik, non-farmakologik, bedah, dan non-bedah
Standar RS, sesuai kelas RS yang menangani
Penyulit, komplikasi yang mungkin terjadi
Informed consent
Standar tenaga
Lama perawatan, khusus untuk penayakit tanpa komplikasi
Masa pemulihan
Output, keterangan sembuh/komplikasi/kematian pada saat pasien pulang
Patologi anatomi, khusus bedah
Autopsi/risalah rapat, bila terjadi kasus kematian.
Menurut Permenkes No. 1438 Tahun 2010, standar prosedur operasional adalah
suatu perangkat instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan
proses kerja rutin tertentu, atau langkah yang benar dan terbaik berdasarkan
konsensus bersama dalam melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang
dibuat oleh fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi.
III.
1. Definisi Kompetensi
-Departemen Pendidikan Nasional mendefinisikan kompetensi sebagai seperangkat
kemampuan untuk dapat bertindak cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki
seseorang untuk dapat dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugastugas di bidang tertentu (KKI, 2006).
-Chambers (1993) menyatakan bahwa kompetensi dalam kedokteran gigi adalah
perilaku yang diharapkan dari dokter gigi yang baru memulai praktik, yang meliputi
penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai sebagai respon terpadu
terhadap berbagai tuntutan yang dihadapi dalam praktik (KKI, 2006).
10. Diagnosis
Menegakkan diagnosis dan menetapkan prognosis penyakit/kelainan gigi dan mulut
melalui interpretasi, analisis, dan sintesis hasil pemeriksaan pasien.
Contoh : Dokter gigi harus dapat mengidentifikasi keluhan utama penyakit,
menganalisis kondisi fisik, psikologis, dan sosial. Pemeriksaan lengkap dilakukan
10
Melakukan perawatan konservasi dan ortodontik gigi sulung dan permanen yang
sederhana.
Contoh : Pada kasus premature loss gigi molar pertama desidui, dokter gigi harus
mampu melakukan analisis ruang dan memilih perawatan ortodontik sederhana yang
tepat (berupa pembuatan space maintainer atau regainer) sehingga tidak terjadi
gangguan oklusi pada gigi pengganti yang akan erupsi.
11
lebih baik. Pendekatan dapat dilakukan melalui edukasi berupa penjelasan cara
menyikat gigi yang benar dengan menggunakan model dan sikat gigi.
Daftar Pustaka
Adisasmito, W. 2008. Kebijakan Standar Pelayanan Medik dan Diagnosis Related
Group (DRG). Kelayakan Penerapannya di Indonesia. FKM UI. Jakarta
Crandell, CE. 1979. Comprehensive care in dentistry. PSG. New York.
Kepmenkes RI No. 828 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Pelayanan Minimal
bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
12
13