You are on page 1of 10

Gangguan Tulang, Otot dan Sendi pada Tungkai bawah

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat
Email: lissa.marischa@gmail.com

Abstrak
Tulang dan otot merupakan jaringan yang paling banyak mengisi tubuh manusia. Tulang
merupakan jaringan tubuh yang berfungsi untuk menopang tubuh dan bagian-bagiannya. Otot
berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh. Tulang dan otot mempunyai struktur
yang saling berhubungan. Keduanya mempunyai serat kolagen yang merupakan serabut
sangat kuat. Tulang dibentuk jaringan utama yang terdiri dari kalsium yang kaku, sedangkan
pada otot diisi sel atau serabut otot yang dapat berkontraksi. Kontraksi otot terjadi akibat
impuls saraf, untuk bisa berkontraksi serabut otot memerlukan energy yang didapat dari
oksidasi makanan, terutama karbohidrat. Pada proses pencernaan karbohidrat akan dipecah
menjadi glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan dengan segera oleh tubuh akan dikonversi
menjadi glikogen dan disimpan di hati dan otot. Apabila otot harus berkonsentrasi, energy
ATP (adenosine trifosfat) akan dilepas seiring dengan perubahannya menjadi adenosine
difosfat. Bila terdapat banyak oksigen, seperti yang terjadi pada gerakan umum, asam piruvat
dipecah menjadi karbondioksida dan air. Pada proses ini juga dilepas energy yang akan
dipakai untuk membuat lebih banyak ATP. Apabila oksigen tidak mencukupi, asam piruvat
diubah menjadi asam laktat, yang bila menumpuk akan menyebabkan kelelahan otot. Namun
dalam kehidupan sehari-hari manusia melakukan aktivitas yang berlebihan sehingga dapat
menyebabkan gangguan fungsional pada tulang dan otot.
Kata kunci: Struktur Tulang dan Otot
Abstract
Bone and muscle is the tissue that fills most of the human body. Bone is a tissue
whose function is to support the body and its parts. Muscles function to move the body parts.
Bones and muscles have an interconnected structure. Both have the collagen fibers are very
strong fibers. Bone formed the major networks consisting of calcium rigid, whereas the filled
muscle cells or muscle fibers to contract. Muscle contraction caused by nerve impulses to the
muscle fibers can contract requires energy derived from the oxidation of food, especially
carbohydrates. In the process of digestion carbohydrates are broken down into glucose.
Glucose that is not immediately needed by the body is converted into glycogen and stored in
the liver and muscles. When the muscles have to concentrate, energy ATP (adenosine
triphosphate) will be released along with the conversion into adenosine diphosphate. If there
are a lot of oxygen, as occurs in the general movement, pyruvic acid is broken down into
carbon dioxide and water. In this process, energy is released which will also be used to make
more ATP. If insufficient oxygen, pyruvic acid is converted to lactic acid, which when
1

accumulate will cause muscle fatigue. But in everyday life excessive human activity that may
cause functional disorders of bone and muscle.
Keywords: Structure to the bones and muscles

Pendahuluan
Tulang adalah kerangka pada tubuh manusia yang berfungsi pemberi bentuk pada
tubuh, serta melindungi organ-organ vital manusia. Tulang sendiri merupakan tempat
melekatnya otot rangka sehingga tubuh dapat digerakan dan dapat merespon berbagai macam
rangasangan yang ada di sekitar. Dalam seluruh kegiatan manusia diperlukan peran penting
dari tulang dan otot. Apabila salah satu mengalami gangguan, maka aktivitas manusia itu
sendiri menjadi terganggu dan tidak maksimal karena satu sama lain saling berhubungan.

Makroskopik Ekstremitas Bawah


Ekstremitas bawah terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan
tulang-tulang phalangs.
1) Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih. Masingmasing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium
terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium
terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial.
Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari
pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian
pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan
tulang femur.1
2) Femur
Femur adalah yang terkuat dari tulang panjang dalam tubuh dan merupakan tulang hanya di
daerah paha. Bagian paling adalah berbentuk seperti kepala baik-bulat yang duduk di
acetabulum tulang pinggul untuk membentuk sendi panggul. Sebuah leher kurus
menghubungkan kepala dengan poros tulang dan sering situs fraktur pada orang tua.

Bagian bawah dari femur sedikit diratakan dan menyebar keluar dan merupakan bagian dari
sendi lutut. Poros tebal femur terletak pada inti dari paha, benar-benar dikelilingi oleh otototot yang kuat seperti paha depan dan paha belakang. 1
3) Patela Cap Lutut
Tutup lutut, bagian yang menonjol dari depan lutut, sebenarnya dibentuk oleh tulang terpisah
yang disebut patela. Ini adalah os sesamoid karena terletak di dalam tendon dari otot
quadriceps femoris, otot kuat di bagian depan paha.
Bila ekstremitas bawah ini diluruskan, patela bisa dirasakan dan bahkan digenggam dengan
jari dan pindah dari sisi ke sisi. 1
4) Tibia
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula.
Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya merupakan
2

facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan
kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di
daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.1
5) Fibula
Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia.
Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula
membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal.1
6) Tarsalia (Pangkal Kaki)
Os tarsalia dihubungkan dengan tungkai bawah oleh sendi pergelangan kaki, terdiri atas :
a) Talus: berhubungan dengan tibia dan fibula terdiri atas kaput talus, kolumna talus, dan korpus
tali.permukaan atas korpus tali mempunyai bongkol sendi yang sesuai dengan lekuk sendi,
terbentuk dari ujung sendi distal tibia dan fibula yang dinamakan trokhlea tali sebelah medial
permukaan berbentuk bulan sabit (fasies molaris medialis) yang berhubungan dengan
maleolus medialis.

b)

Kalkaneus: terletak di bawah talus, permukaan atas bagian medial terdapat tonjolan yang
dinamakan suntentakulum tali, di bawahnya terdapat sulkulus muskular flexor halusis longus.
Bagian belakang kalkaneus terdapat tonjolan besar tuberkalkanei yang mempunyai prosesus
tuberkalkanei.

c)

Navikulare: pada bagian medial terdapat tonjolan yang dinamakan tuberositas ossis
navikulare pedis, permukaan sendi belakang berhubungan dengan os kunaiformi I, II, dan III.

d)

Os kuboideum: permukaan proksimal mempunyai fasies artikularis untuk kalkaneus,


permukaan distal mempunyai 2 permukaan untuk metatarsal IV dan V. Pada permukaan
medial mempunyai 2 permukaan sendi untuk navikular dan kunaiformi medialis.1

e) Os kunaiformi, terdiri atas:


-

Kunaiformi lateralis,

Kunaiformi intermedialis,

Kunaiformi medialis,

semuanya berbentuk baji, sedangkan permukaan proksimal berbentuk segitiga. Puncak dari
kunaiformi lateralis menghadap ke atas dan puncak kunaiformi medialis menghadap ke
bawah.1

7) Metatarsalia
Os metatarsalia mempunyai 5 buah tulang metatarsal I, II, III, IV, dan V. Bentuk kelima
tulang ini hampir sama yaitu bulat panjang. Bagian proksimal dari masing-masing tulang
agak lebar disebut basis ossis matatarsale.
Bagian tengah ramping memanjang dan lurus sedangkan bagian distalnya mempunyai
bongkok kepala (kaput ossis matatarsale). Metatarsal I agak besar daripada yang lain,
3

sedangkan metatarsal V bagian lateral basisnya lebih menonjol ke proksimal disebut


tuberositas ossis metatarsal V.1
8) Falang Pedis
Os falang pedis merupakan tulang-tulang pendek. Falang I terdiri atas 2 ruas yang lebih besar
daripada yang lainnya. Fallang II, III, IV, dan V mempunyai 3 ruas lebih kecil dan lebih
pendek dibandingkan falang I. Pada ibu jari terdapat dua buah tulang kecil berbentuk bundar
yang disebut tulang baji (os sesamoid).1

Pada kaki terdapat 4 buah lengkungan.


1. Lengkungan medial: dari belakang ke depan kalkaneus.
2. Lengkuna lateralis: dibentuk oleh kalkaneus kuboidea dengan dua tulang metatarsalia.
3. Lengkungan longitudinal: lengkung melintang metatarsal dibentuk oleh tulang tarsal.
4. Lengkungan tranversal anterior: dibentuk oleh kepala tulang metatarsal pertama dan kelima.1

Gambar 1. Tulang extrimitas inferior

Struktur Makroskopis Otot.2


1.

m.tibialis anterior

o: dataran lateral corp tibiae bag prox membr interosseacondylus lat tibiae
i : os cuneiforme I basis ossis metatarsalis
f : fleks dorsal kaki, supinasi kaki
2. m. extensor digitorum longus
o: dataran ventral fibula, bag prox capt fibulae, membr interossea
i : 4 tendo ke phalanx media & distal jari II-V
f : fleks dorsal, pronasi kaki ekst phalanx jari II-V
3. m. extensor hallucis longus

o: facies ant fibulae, membr interossea


i : phalanx distalis jari I
f : fleks dorsal, supinasi kaki, extensio pgalanx jari kaki I
4. m. peroneus longus
5. m. peroneus brevis
4.m peroneus longus
o: capt fibulae, facies lat fib bag prox, septum
intermusculare ant & post
i : jalan dorsal maleolus lattelapak kakike os
cuneiforme I & basis ossis metatarsalis I
f : flex plantar, pronasi kaki
5. m. peroneus brevis
o: dataran lateral fibula
i : tuberositas ossis metatarsalis V
f : flex plantar, pronasi kaki
1. m. poroneus longgus
2. m. gastronemeus: (caput laterale)
o: condylus med femoris (capt mediale)
Condylus lat femoris (capt laterale)
i : + tendo m soleus membentuk tendo calcaneustuber
calcanei
f : flex plantar kaki, supinasi, flex tungkai bwh, exor tungkai
bwh (capt med), endorts tungkai bwh (capt lat)
3. m. extensor hallucis longus
4. m. soleus
o: cap fibulae & corp fibulae bag prox, l poplitea tibiae, arcus
tendineus antara origo di tibia & fibula
i : dgn tendo calcaneus ke tuber calcanei
f : fleks plantar kaki
5. m. extensor digitorum longus
6. m. peroneus brevis
1. Tendo achiles
2. m. gastronemeus caput laterale
3. m. gastronemeus caput mediale
5

4. m. plantaris
o: lanjutan distal lab lateralis l aspera, lig popliteum obliguum
i : bergabung disebelah medial tendo calcaneustuber calcanei
f : fleks tungkai bwh dan kaki.
kaki.3

Hubungan antara tibia dan fibula


Terdapat dalam 2 bentuk:
1. Diarthrosis artic. tibiofibularis
diperkuat oleh lig. Capituli fibulae anterius & posterius (serabut dari medial atas ke lateral
bawah)
2. Synarthrosis (2a) syndesmosis tibiofibularis & (2b) membrana interossea cruris
(2a): sendi di sebelah distal, diperkuat lig.
Tibiofibulare anterior & posterior (arah
serabut dari medial atas ke lateral bawah)
(2b): arah serabut dari medial atas ke lateral bawah
semua serabut dari medial atas ke lateral bawah
fungsi: mengimbangi gaya pada tulang fibula
krn sebagian besar otot yg melekat menimbulkan
gaya kearah distal fibula tdk tergeser ke distal.4

Struktur Mikroskopik dari Tulang dan otot


Tulang merupakan salah satu jenis jaringan ikat khusus, dan seperti jaringan ikat pada
umumnya, struktur nya pun hampir sama dengan struktur jaringan ikat umum yaitu terdiri dari seratserat
(terutama
kolagen),
subtansi
interstisial
(matriks),
dan
sel-sel
tulang
(osteoblas,osteosit,osteoklas, dan sel osteoprogenitor).
Jika sediaan tulang di gosok tipis dan di
amati dengan mikroskop, akan tampak bahwa struktur substansi tulang (matriks tulang) lebih banyak
di bandingan dengan sel-sel tulang. Pada substansi interstisial tulang terdapat rerongga yang tersebar
merata yang di sebut sebagai lakuna dan pada lakuna inilah terdapat atau tersimpan sel-sel tulang
(osteosit). Dari 1 lakuna terdapat suatu jalan berupa suatu saluran yang disebut sebagai kanalikuli dan
saluran ini akan bergabung atau beranastomosis dengan kanalikuli-kanalikuli dari lakuna lain yang
berdekatan, sehingga walaupun lakuna 1 dengan yang lainya terletak agak berjauhan mereka saling
berhubungan lewat saluran kanalikuli ini dan penting sekali untuk penyaluran nutrisisi untuk menjaga
kehidupan sel-sel tulang. Tulang sejati berdasarkan susunan matriksnya terbagi menjadi 2, tulang
6

compactum dan tulang spongiosa. Tulang kompak memiliki susunan matriks yang lebih tersusun
padat ketimbang tulang spons dan begitu juga sebaliknya. Tulang keras sendiri dapat menjadi keras
disebabkan oleh pengendapan garam mineral (salah satunya dan yang terbanyak kalsium) , garam
mineral yang menumpuk atau berkumpul dan mengelilingi pusat tulang disebut lamella atau lamel.
Pola lamel terbagi menjadi 3 pola antara lain:5
1. Lamel yang tersusun terkonsentrasi mengelilingi saluran pembuluh darah (vaskuler) yang
ada pada tulang secara memanjang, membentuk suatu unit silindris berupa saluran yang
mengelilingi pembuluh darah yang disebut sistem havers, diameternya bervariasi,
terbentuk oleh sekitar 4-20 lamel. Pada potongan melintang tulang sistem haverst tampak
seperti cincin-cincin mengitari lubang bulat yang adalah pembuluh darah pada tulang,
sedang pada potongan memanjang mereka berupa lapisan-lapisan rapat pararel terhadap
saluran pembuluh darah. Saluran havers saling berhubungan dengan permukaan bebas
dan rongga sumsum (pada tulang spongiosa) melalui saluran melintang yang disebut
sebagai saluran volkman, bisa di bedakan dari saluran haverst karena tidak di kelilingi
oleh lamel-lamel yang tadi disebutkan di atas.

2. Tipe pola kedua adalah, terdapat di antara sistem haverst, lamel tulang memiliki bentuk
dan ukuran yang tidak teratur inilah yang disebut sistem interstisial. Dan antara sistem
interstisial dan sistem haverst di batasi garis yang disebut dengan garis semen.
3. Pada permukaan luar tulang korteks, tepat di bawah periosteum(lapisan pembungkus
tulang) terdapat lamel yang mengitari bagian batang tulang, disebut sebgai lamel
sirkumferens dalam dan luar.5
Struktur pembungkus tulang (periosteum) terdiri dari sel-sel pelapis tulang yang tidak aktif yang
sebenarnya adalah sel-sel tulang muda (osteoblas) yang banyak terdapat pada masa embrional dan
pasca kelahiran. Dan setelah pertumbuhan tulang berhenti osteoblas berubah menjadi sel-sel tulang
yang tidak aktif , tetapi apabila tulang cedera, mereka akan diaktifkan kembali dan berubah lagi
jadi osteoblas dan membantu pembentukan tulang baru menutup kerusakan. 5

Sttruktur Mikroskopis Otot6


Berdasarkan struktur mikroskopisnya otot dibedakan menjadi otot polos, otot jantung dan
otot lurik. Otot polos, dibawah mikroskop tampak berinti satu dan tidak tampak serabut
dan garis-aris melintang serta berbentuk seperti kumparan. Otot polos berkerja di luar
kesadaran kita (involunter), lambat dan tidak mudah lelah sehingga otot ini berada pada
saluran pencernaan, pembuluh darah, saluran pernafasan, saluran genital, otot rambut dan
kulit.
Otot jantung terdapat serabut otot yang bercabangdan saling bertautan yang disebut
sinsitium. Otot jantung bekerja diluar kesadaran kita (involunter), dan reaksi terhadap
rangsangan lambat.
Otot lurik terdiri dari sel-sel serabut otot yang dilindungi oleh membran yang dapat
merangsang listrik disebut sarkolema.

Sel serabut otot terdiri dari miofibril terdapat dalam sarkoplasma, selain itu terdapat juga
glikogen yang merupakan bentuk tidak aktif dari glukosa yang disimpan di dalam otot,
ATP dan keratin-P serta enzim-enzim glikolisis.
Miofibril terdiri dari filamen tebal (pita A) yang terdiri dari miosin yang tersusun
heksagonal, filamen tipis (pita I) yang menjorok masuk ke dalam pita A, bagian yang
kurang gelap yang disebut daerah H, dan terdapat garis Z di tengah pita I yang disebut Zdisk.
1 Aktin: Aktin merupakan bagian filamen tipis. Terdapat 2 monomer aktin yaitu G-aktin
yang berbentuk globuler dan F-aktin yang berbentuk fibrous.
2 Tropomiosin: berbentuk serat, terdiri dari 2 rantai yaitu alfa dan beta yang akan
berikatan dengan aktin, dan bagian dari filamen tipis.
3 Troponin: terdiri dari 3 protein globuler yaitu Troponin I (inhibitor) yang akan
menghambat F-aktin berikatan dengan miosin, Troponin Cyang mengikat ion Ca, dan
troponin T yang akan berinteraksi dengan tropomiosin
4 Miosin: terdapat dalam filamen tebal, terdiri bagian fibrous dan globuler di kepala, dan
memiliki aktivitas ATP ase. Miosin ini dapat dicerna oleh tripsin menjadi LMM (light
meromyosin) yang tidak memiliki aktivitas ATP ase dan HMM (heavy meromyosin)
yang memiliki aktivitas ATP ase dan mengikat F-aktin.
5

Gambar 2. Mikroskopik otot

Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi


Berikut adalah mekanisme terjadinya kontraksi pada otot:6,7
1 Apabila ada rangsangan dari luar tubuh maka akan diterima oleh reseptor
2 Rangsangan tersebut di antar ke sistem saraf pusat menggunakan saraf afferent
3 Jika impuls dari saraf afferent sampai di ujung saraf pusat, maka asetilkolin yang di
bawa oleh saraf efferent akan dilepaskan dan akan ditangkap oleh myoneural
(pertemuan antara otot dan saraf)
4 Terjadi poensial aksi otot dan depolarisasi pada membran tubulus
5 Pelepasan ion Ca++ dari retikulum sarkoplasmik yang akan berikatan dengan troponin
C di F-aktin sehingga tropomiosin bergeser untuk membuka penutup tempat
pengikatan jempatan silang aktin
6 F-aktin dan akan berikatan pula dengan miosin sehingga ADP dilepas
7 Zona H memendek dengan cara filamen tipis masuk ke daerah filamen tebal
8 Kontraksi
Berikut adalah mekanisme relaksasi pada otot:7
1 Repolarisasi pada membran tubulus
2 Ca++ diserap kembali oleh retikulum sarkoplasma
8

3
4

ATP diserap
Tidak akan terjadi interaksi antara aktin dan miosin karena troponin I mengikat aktin

Gambar 3. Mekanisme Kontraksi Otot


Agar dapat berkontraksi otot memerlukan energi, yaitu dari penguraian ATP. Apabila
ATP sudah telah habis terpakai maka ATP akan dibentuk kembali dalam fase anaerob.
Glukosa yang masuk dalam tubuh akan dirubah oleh hormon insulin menjadi glikogen
yang akan disimpan sebagai cadangan makanan, apabila ATP sudah habis dipakai maka
glikogen diubah menjadi laktosinogen yang terdiri dari asam laktat dan glukosa.
Glukosa yang nanti akan dibakar menjadi energi untuk kontraksi melalui fase aerob.7

Kesimpulan
Secara normal Os femur os tibia dan os fibula dipersatukan dalam articulatio genus, melalui
ligamen-ligamen. Persendian tersebut digerakan oleh otot-otot fleksor dan ekstensor. Jika
tungkai bawah sakit akibat benturan maka ada kejadian patologis dibagian-bagian yang
disebutkan diatas, baik secara makroskopis maupun mikroskopis. Selain itu mekanisme
kontraksi dan relaksasi juga menjadi terpengaruh karena yang menggerakkab bagian-bagian
diatas adalah kontraksi dan relaksasi otot.

Daftar pustaka.
1. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Ed 10. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran
2. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Edisi 2. Jakarta : EGC; 2003.
3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Edisi 1. Jakarta : EGC ; 2004.

4. Betrinova. Makalah struktur dan fungsi otot. Padang: Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang .2012
5. Snell S R. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran edisi 6. Jakarta: EGC. 2006
9

6. Bloom, faweett. Bukui Ajar Histologi. Jakarta: EGC, 2002

7. Yesdelita N. Fisiologi manusia. Dari sel ke sistem. Diterjemahkan dari Sherwood L.


Human pshycology from sel to systems. 6 ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2011: h. 189-93

10

You might also like