Professional Documents
Culture Documents
1. Definisi:
Pelebaran vena didalam pleksus hemorodialis yang bukan merupakan
keadaan patologis, tetapi akan menjadi patologik apabila tidak mendapat
pengobatan yang baik. Hemoroid tidak hanya sekedar pelebaran vena saja, tetapi
diikuti dengan penambahan jaringan di sekitar vena.
2. Algoritma:
T M
p
m
F
m p
r
o
a
ss
k
H d
f
o
d k
e
e
i
b
a
e
l
er
i
e
a
a
o
i
k
g
m
o
3. Pengobatan:
a) Laktasif: bisacodil
1) Indikasi:
a)
Obstipasi
b)
Persiapan sigmoidoskopi, proktoskopi, radiologi, atau pembedahan.
2) Kontraindikasi:
a) Pasien dengan sakit perut akut, mual, muntah, dan gejala-gejala lain
apendisitis
b) Sakit perut yang tak terdiagnosa; pasien dengan obstruksi usus.
3) Efek samping:
Pada dosis oral terapetik, laksatif stimulan dapat memberikan beberapa
rasa tidak nyaman pada perut, mual, kram ringan, lemah.Pemberian
1
suppositoria bisakodil rektal dapat menyebabkan iritasi dan rasa terbakar pada
mukosa rektum serta proktitis ringan.
b) Anti hemoroid: Daflon
1) Indikasi:
hemoroid, varises tungkai
Obat ini akan bekerja sebagai vasokonstriktor, meningkatkan tonus dinding
vena, menurunkan distensi dan statis vena.
2) Efeksamping:
berbagai penelitian menyebutkan tidak ada efek samping yang bermakna
c) Anti pruritus: anusol supp
1) Indikasi:
Gatal akibat proses inflamasi di anus.
2) Kontraindikasi:
Infeksi jamur atau virus.
3) Efek samping:
Reaksi sensitivitas seperti rasa panas saat penggunaan.
d) Resep:
R/ Dulcolax tab No. IX
3 dd tab I ante coenam
R/ Daflon tab mg 500 No. IX
3 dd tab I
R/ Anusol supp No. X
prn supp I post defecatio
Pro: Tn. M (45thn)
FLUOR ALBUS
1. Definisi:
Fluor albus atau keputihan
2. Algoritma:
F
G
lo
u
n
o
o
rr
e
A
l
b
u
s
3. Pengobatan:
a. Gonore
Pilih salah satu dari pengobatan di bawah ini:
1) Siprofloksasin 500 mg per oral, dosis tunggal
2) Ofloksasin 400 mg per oral, dosis tunggal
3) Tiamfenicol 3,5 gr mg per oral, dosis tunggal
4) Seftriakson 250 mg, injeksi i.m, dosis tunggal
5) Kanamisin 2 gr, inj i.m, dosis tunggal
6) Spektinomisin 2 gr, inj i.m, dosis tunggal
R/ Siprofloksasin tab mg 500 No1
S haustus
Pro : Ny.A (35th)
b. Klamidia
S 2 dd tab 1
Pro : Ny.A (35th)
c. Trikomoniasis
3
S haustus
Pro : Ny.A (35th)
d. Vaginosis Bakterial
Pilih salah satu dari obat di bawah ini:
1) Metronidazol 2 gr per oral dosis tunggal
2) Metronidazol 500 mg per oral, 2 kali sehari selama 7 hari
3) Ampisilin 500 mg per oral, 4 kali sehari selama 7 hari
R/ Metronidazole tab mg 500 no XIV
S 2 dd tab I
Pro : Ny.A (35th)
e. Kandidiasis
Pilih salah satu dari obat di bawah ini:
1) Klotrimazol 500 mg tablet vagina dosis tunggal sebelum tidur
2) Mikonazol/klotrimazol 200 mg tablet vagina selama 3 hari
3) Nistatin 100.000 U tablet vagina sehari sekali selama 2 mggu
4) Ketokonazol 200 mg per oral 2 kali sehari selama 5 hari
5) Itrakonazol 200 mg per oral 2 kali sehari untuk 1 hari
6) Flukonazol 150 mg per oral dosis tunggal
R/ Nystatin tab vag No. XIV
1 dd tab I per vaginam hora somni
Pro : Ny.A (35th)
GLAUKOMA
1. Definisi:
Glaukoma adalah penyakit mata yang bercirikan peningkatan tekanan
intraocular (TIO) diatas 21 mmHg, yang bisa menjepit saraf mata. Saraf ini
berangsur-angsur dirusak secara progresif sehingga penglihatan memburuk dan
akhirnya dapat menimbulkan kebutaan.
2. Algoritma:
Glaukoma
Sudut Terbuka:
Sudut Tertutup:
3. Pengobatan:
a. Miotik:
1) Pilokarpin 2-4%, 3-6x 1 tetes sehari (membesarkan pengeluaran cairan mataoutflow).
2) Eserin -1%, 3-6x 1 tetes sehari (membesarkan pengeluaran cairan mataoutflow).
5
b. Simpatomimetik
1) Epinefrin 0,5-2%, 1-2 x 1 tetes sehari (menghambat produksi akuos humor).
c. Beta blocker
1) Timolol maleate 0,25-0,50%, 1-2x tetes sehari (menghambat produksi akuos
humor).
d. Carbonik anhidrase inhibitor
1) Asetazolamid 250 mg, 4 kali 1 tablet (menghambat produksi akuos humor).
e. Resep :
R/ Cendo carpin 4% gtt opht fl No I
S 4 dd gtt I OD et OS
R/ Cendo timolol 0,5% gtt opht fl No I
S 2 dd gtt I OD et OS
R/ Diamox tab mg 250 No XLV
S 3 dd tab I
R/ Aspar K tab mg 300 No XLV
S 3 dd tab I
Pro : Tn A (55 th)
TYPHUS ABDOMINALIS
1. Definisi:
Typhus abdominalis adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan
oleh infeksi kuman Salmonella typhi.Sedangkan, menurut Gerald T. Keush, typhus
abdominalis adalah suatu infeksi demam sistemik akut yang nyata pada fagosit
mononuklear dan membutuhkan tatanama yang terpisah.
2. Algoritma:
Tujuan Pengobatan Tipus
Abdominalis
Membasmi infeksi:
Pemberian antibiotik
Kloramfenikol
Mengurangi morbiditas:
Pemberian kortikosteroid, infus
3. Resep:
R/ Infus RL flab
No II
Infus D5 flab
No II
No II
Abocath no 20
No II
Simm
R/ Chloramphenicol tab mg 500
No XXX
S 4 dd tab I
Pro : Ny. K (38 th)
Mencegah komplikasi:
Menghindari obat yang
iritatif bagi saluran
cerna
Kelebihan
Kekurangan
b. Golongan Penicillin
Nama Obat
Amoxicillin
Mempengaruhi sintesis dinding sel
mucopeptidesselama multiplikasi
Indikasi
Interaksi Obat
Perhatian
Kelebihan
Kekurangan
c. Cotrimoxazol
Nama Obat
Dosis Dewasa
Dosis Anak
Kontraindikasi
Interaksi Obat
methotrexate pada
depresi
sumsum tulang.
6) Respon hipoglikemik terhadap sulfonylureas dapat meningkat
Perhatian
leucovorin 5-15
Kelebihan
Kekurangan
Ciprofloxacin
Fluoroquinolone dengan aktivitas terhadap pseudomonas, streptococci,
MRSA, Staphylococcus epidermidis, dan kebanyakan organisme gram
negatif tapi tidak efektif untuk kuman anaerobe. Menghambat sintesa
DNA bakteri dan juga pertumbuhannya. Terapi dilanjutkan setelah tanda
dan gejala hilang selama sekurantg- kurangnya 2 hari (biasanya 7-14
hari). Terbukti sangat efektif untuk demem typhoid dan para typhoid.
Panas turun pada hari ke 3- 5, dan angka kejadian relaps dan carrier
jarang. Quinolone lain (seperti Ofloxacin, norfloxacin, pefloxacin)
biasanya juga efekti. Jika pasien meneluh mual atau mengalami diare
dapat diberikan per IV. Fluoroquinolone sangat efektif terhadap strain
yang multiresistendan mempunyai aktivitas antibakteri intraselluler.
Tidak dianjurkan diberikan pada anak dan wanita hamil karena potensial
untuk menyebabkan kerusakan kartilago pada percobaan terhadap hewan.
Tetapi, arthropati tidak dilaporkan pada penggunaan asam nalidiksat
(quinolon awal yang dikenal menyebabkan kerusakan sendi yang sama
pada hewan muda) pada anak atau pada anak dengan fibrosis kistik yang
Dosis Dewasa
Dosis Anak
Kontraindikasi
Interaksi Obat
mempengaruhi
metabolisme
dari
Perhatian
pemberian bersama).
7) Dapat meningkatkan efek dari koagulan (monitor PT)
Pada terapi yang jangka panjang lakukan evaluasi periodik terhadap
fungsi sistem organ(seperti ginjal, hepar, dan hematopoetik); sesuaikan
dosis pada kerusakan fungsi renal; superinfeksi dapat terjadi pada terapi
Kelebihan
Kekurangan
Cefotaxime (Claforan)
Menghentikan
sintesis
dinding
bakteri,
yang
akan
menghambat
Kontraindikasi
Interaksi Obat
Perhatian
Nama Obat
gram negatif dan gram positif; aktivitas invitro sangat baik terhadap S.
Dosis Dewasa
Dosis Anak
Kontraindikasi
Interaksi Obat
Perhatian
Nama Obat
Dosis Dewasa
Dosis Anak
Kontraindikasi
Interaksi Obat
Perhatian
Kelebihan
Kekurangan
12
EKSEMA MEMBASAH
1. Definisi:
Eksim merupakan peradangan pada lapisan kulit, baik di lapisan epidermis
maupun dermis.Tanda-tanda eksim antara lain, kulit kemerah-merahan, kulit kering,
basah, atau tebal, dan bersisik. Biasanya eksim baru warnanya agaklebih merah,
agak basah, disertai bengkak.Sementara pada yang kronis atau sudah lama, lebih
tebal, bersisik, kering, dan warnanya agak kehitaman.
2. Algoritma:
DE
ak
ks
oe
a
u
r
l
l
i
n
b
g
a
t
u
i
y
u
a
i
k
n
a
a
,
l
m
M
e
m
b
aa
s
a
h
3. Pengobatan:
a. Kortikosteroid
1) Lemah : hidrokortison asetat, metilprednisolon asetat
2) Sedang : Desoximetason + salis, Dexametason, Hidrokortison butirat,
Flukortolon pivalat, Flumetason pivalat, Fluosinolon asetonida, Flupredniden
asetat, Klobetason butirat, Triamsinolon asetonida.
3) Kuat: Beklometason dipropionat, Betametason
valerat,
Betametason
S 2 dd ue
Pro : Ny. K (38 th)
g
14
GONORRHEA
1. Definisi:
Gonorrhea
adalah
infeksi
yang
disebabkan
oleh
Neisseria
Medikamentosa:
Pilih salah satu dari pengobatan di bawah ini:
1) Siprofloksasin 500 mg per oral, dosis
tunggal
2) Ofloksasin 400 mg per oral, dosis tunggal
3) Tiamfenicol 3,5 gr mg per oral, dosis
tunggal
4) Kanamisin 2 gr, inj i.m, dosis tunggal
5) Spektinomisin 2 gr, inj i.m, dosis tunggal
6) Seftriakson 250 mg, injeksi i.m, dosis
Non medikamentosa:
1. Menghentikan hubungan
seksual dengan pasangan
yang berganti-ganti
2. Kondom yang terbuat dari
latex, yang digunakan
secara
benar
dan
konsisten,
dapat
mengurangi
risiko
penularan gonore.
3. Pengobatan:
a. Injeksi IM Ceftriaxone 250 mg single dose
1) Indikasi:
a. Infeksi akut telinga
b. Infeksi tulang dan sendi
15
generasi
ketiga
3) Efek samping:
a) Beberapa pasien yang peka dapat mengalami fotosensitivitas,
alergi kulit jika terkena sinar matahari.
b) Gangguan pencernaan: mual muntah, diare.
c) Dapat terjadi anemia hemolitik, dan trombositopenia.
4) Mekanisme Kerja:
Merupakan antibiotik golongan tetrasiklinyang bersifat
bakteriostatik dan bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein
kuman.Untuk dapat hidup, sel mikroba perlu mensintesis berbagai
protein.Sintesis protein berlangsung di ribosomdengan bantuan
mRNA dan tRNA.Pada bakteri, ribosom terdiri atas atas dua subunit,
yaitu ribosom 30S dan 50S. Agar dapat berfungsi pada sintesis
protein, kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai
mRNA menjadi ribosom 70S.
Mekanisme kerja golongan
tetrasiklin
adalah
dengan
17
1. Definisi:
Seseorang, baik pria maupun wanita, dinyatakan menderita anemia apabila
kadar hemoglobin dalam darahnya kurang dari 12 g/100 ml yang dapat disebabkan
karena gangguan reabsorpsi, gangguan penggunaanatau karena terlampau banyaknya
besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.
2. Algoritma:
l10g/m
<
brep
H
atbP
.C G
v
l+
sio
itIT
r,k
ey
p
u
g
an
sl H
:b
6g/10m
b<
l:
3. Pengobatan:
a. Besi Oral
1)
Generic ferrous sulfate ( 325 mg ), besi elementalo : 65 mg
2)
Iron polysaccharide ( 150 mg ), besi elemental : tidak diketahui
3)
Ferrous gluconate ( 325 mg ), besi elemental : 35 mg
4)
Ferrous furamat ( 325 mg ), besi elemental : 108 mg
b. Besi parenteral
1)
Iron dextran
2)
Iron sucrose
3)
Iron gluconate
c. Kontra indikasi:
1) Hipersensitivitas terhadap besi
2) Gangguan fungsi hati berat
3) Kandungan besi tubuh berlebih ( iron overload )
d. Resep:
R/ FeSO4 tab mg 200 No XX
3 dd tab I
R/ Vit C tab mg 50 no XX
18
3 dd tab I
19
DIABETES MELITUS
Di bedakan menjadi 2 tipe, yaitu:
A. Diabetes Melitus Tipe 1
1. Definisi: kondisi dimana sel pankreas tidak menghasilkan insulin, predileksi usia
muda < 30 tahun.
2. Terapi : Injeksi Insulin
3. Resep :
R/ Insulin regular injeksi 100 IU
Cum spuit insulin injeksi
S imm
Pro.Nn. A (19 th)
4. Mekanisme kerja: mengatur kadar glukosa dengan target utama hepar, otot, dan
jaringan adipose.
B. Diabetes Melitus Tipe 2
1. Definisi :kondisi dimana terjadi resistensi insulin. GDS 200 mg/dl atau GDP
126 mg/dl.
2. Pilihan obat :
a. First choice : gol. sulfenilurea (glibenklamid, klorpropamid)
b. Gol. Biguanid (Metformin)
c. Tiazolidindion (pioglitazon, rasiglitazon)
d. Glinid (repoglinid, hateglinid); berfungsi meningkatkan sekresi insulin
e. Glukosidase dan inhibitor : acarbose berfungsi menghambat absorbsi glukosa
3. Resep :
R/Glibenklamid tab mg 5 No. XIV
S 3 dd tab I h.a.c.
Pro.Ny. A (55 th)
Dievaluasi 2 minggu setelah pemberian, bila tidak adaperbaikan ditambah
obat golongan biguanid.
R/ Metformin tab mg 500 No. XXI
S 3 dd tab I d.c.
Pro.Ny. A (55 th)
4. Perbedaan Antara Glibenklamid dengan Metformin
GLIBENKLAMID
Golongan Sulfonilurea (insulin sekretorik)
Sediaan : 5 mg
20
METFORMIN
Golongan Biguanid
Sediaan : 500 mg, 850 mg
3 dd tab I
R/ Metochlopramid tab mg 10 No. X
prn (1-3) dd tab I
R/ Oralit Sachet Granul No. X
ad libitum Solve in aqua cc 200
Pro: Tn. S (23 tahun)
Pembahasan:
a. Cotrimoxazol (antibiotik spektrum luas)
1) Kombinasi:Sulfamethoxazoledan trimetroprim.
2) Sediaan:
a) Sulfamethoxazole: 400 mg; 800 mg.
b) Trimetroprim: 80 mg; 160 mg.
3) Bentuk sediaan:
a) Tablet.
b) Suspensi: 200 mg (s), 40 mg (t)/ 5 ml.
c) Sirup.
4) Mekanisme:
a) Sulfametoxazolemenghambat PABA masuk ke molekul asam folat.
b) Trimetroprim menghambat reaksi reduksi dari dihidrofolat menjadi tetra
a)
b)
c)
d)
a)
b)
hidrofolat.
5) Indikasi:
ISK akibat E. Coli, klebsiella, enterobacter, proteus.
Infeksi GIT.
Infeksi pernafasan: pneumuniae.
Infeksi THT.
6) Kontra Indikasi
: Gangguan hati, ginjal.
7) Efek Samping
: mual, muntah, alergi obat
8) Dosis pemakaian
:
5-7hr2x2 tab, 10-14 hari
Shigelosis: 5 hari.
9) Nama Paten
: Bactrim, trizole, yekaprim.
23
Khasiat
(efek)
Antibiotik
Keamanan BSO
Kecocokan (Kontra
penisilin
encephalitis,
kejang
Kulit : Erythema
multifom,
rash,
urticaria.
GI : Lidah hitam
berambut,
diare,
enterochollitis,
glossitis,
mual,pseudomembr
anouscollitis, sakit
mulut dan lidah,
stomatitis, muntah.
Hematologi
:Agranulositosis,
anemia, hemolitik
anemia,
eosinophilia,
leukopenia,
trombocytopenia
purpura.
Hepatik
AST
meningkat.
Renal : Interstisisal
nephritin (jarang)
24
Respiratory
Laringuela stidor
Miscellaneous
Makrolid
Antibiotik
(Azitromisin)
Anaphilaxis
Mual,
rasa
nyaman
di
:
tidak
perut,
muntah,
kembung,
diare,
gangguan
Hipersensitif
terhadap
pendengaran, nefritis
interstisial, gangguan
ginjal akut, fungsi hati
abnormal,
pusing/vertigo,
kejang, sakit kepala,
Kuinolon
Antibiotik
(Siprofloksasin)
dan somnolen.
Biasanya bisa timbul
Hipersensitif
nausea,
ciprofloksasin
abdominal
discomfort, dispepsia,
anggota kelas
flatulens,
diare,
lainnya.
stomatitis,
kolitis
terhadap
dan
kuinolon
pseudomembran, sakit
kepala,
pusing,
malaise, drownsiness,
kelelahan,
agitasi,
insomnia.
Jarang
terjadi
seperti
efek
depresi,
halusinasi,
gangguan penglihatan,
psikosis dan konvulsi,
Asetaminofen
Analgesik,
(Parasetamol)
antipiretik
Pemakaian
menyebakan
hemolitik,
Garam elektrolit
Larutan
(Oralit)
elektrolit
anemia
gangguan
(generik,
kekuatan)
Obat Pilihan
Siprofloksasin
Obat Alternatif
Ampisilin
Generik : Ampisilin
Tablet: 125 mg, 250 mg,
Paten : Baquinor
1g/vial, 2 g/vial
Sirup 125 mg/5 ml, 250
mg/5 ml
Paten : omnipen
BSO yang diberikan dan Karena pasien berusia 27 Karena pasien berusia 27
alasannya
tahun,
keadaan
umum tahun,
keadaan
umum
sadar
sehingga
dapat sadar
sehingga
dapat
dalam
diberikan sediaan
hari
hari
Dosis kasus tersebut dan 500 mg sesuai dosis yang 500 mg sesuai dosis yang
alasannya
telah
bentuk
ditetapkan
dan telah
ditetapkan
dan
sediaan
yang bentuk
sediaan
yang
tersedia
tersedia
Frekwensi pemberian dan 2 x1 hari sesuai waktu 4 x1 hari sesuai waktu
26
alasannya
Cara
pemberian
alasannya
paruhnya
dan Oral,
karena
paruhnya
sediaan Oral,
karena
sediaan
yang
memungkinkan
masih pasien
yang
masih
untuk memungkinkan
untuk
pemberian
alasannya
oral
oral
dan Saat demam karena obat Saat demam karena obat
ini bersifat simptomatik ini bersifat simptomatik.
dan sebaiknya diberikan
sebelum
efek
Lama
pemberian
makan
parasetamol
karena
akan
alasannya
27
Selama 5 hari
KONJUNGTIVITIS
1. Definisi
Konjungtivitis merupakan suatu peradangan pada konjungtiva yang
ditandai dengan mata merah, bengkak, dan berair, sekret mata lengket (bakteri),
mata merah, sekret seperti air (virus), atau mata merah dan gatal (alergi).
2. Pengobatan:
R/ Gentamycin 0,3% guttae ophtalmic fl No. I
S 6 dd gtt I-II ODS
Pro : Tn. A (40 thn)
Gentamycin
a. Merupakan golongan aminoglikosida untuk bakteri basil gram (-) aerob.
b. Mekanisme kerja:
Aminoglikosid + ribosom : menghambat sintesis protein Mempercepat
transport aminoglikosid ke dalam sel kerusakan membran sitoplasma
kematian sel / terjadi misreading kode genetik hambat sintesis protein
1. Definisi
Migrain merupakan suatu kondisi yang kronis. Sebagian besar serangan
migrain juga disertai dengan sakit kepala yang lain. Sakit kepala migrain sering
digambarkan sebagai sebuah sakit kepala yang hebat, berdenyut dan menyerang
kepala pada satu sisi. Kadang kadang sakit dirasakan di dahi, sekitar mata dan
dibelakang kepala sehingga mengaburkan gejala dengan sakit kepala yang lain.
Walau sebagian besar migrain menyerang pada satu sisi kepala, namun sering
juga dijumpai gejala migrain pada kedua sisi kepala.
2. Algoritma
29
30
5.
6.
31
7.
8.
32
9. Terapi Spesifik
10.
11.
33
12.
13.
34
35
16.
36
17.
18. Resep
20.
19.
R/ cafergot tab No. X
S 1-2 tab I (waktu serangan)
21.
R/ bodrex migra tab No. X
22.
S 3dd tab I
23.
Pro: Tn F 34 th
24.
25. TUBERKULOSIS PARU
26.
27. Klasifikasi
berdasarkan
hasil
pemeriksaan
dahak
32.
Dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu:
a. TB ekstra paru ringan, misalnya: TB kelenjar limfe, pleuritis eksudativa
unilateral,tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal.
b. TB ekstra-paru berat, misalnya: meningitis, milier, perikarditis, peritonitis,
pleuritiseksudativa bilateral, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kemih dan
alatkelamin.
33.
34. Catatan:
1. Bila seorang pasien TB paru juga mempunyai TB ekstra paru, maka untuk
kepentinganpencatatan, pasien tersebut harus dicatat sebagai pasien TB paru.
2. Bila seorang pasien dengan TB ekstra paru pada beberapa organ, maka dicatat
sebagaiTB ekstra paru pada organ yang penyakitnya paling berat.
35.
36. Pengobatan:
1. Pengobatan TBC kategori 1(2 HRZE/4H3R3)
a. Pasien baru TB BTA +
b. Pasien TB Paru BTA Foto thorax +
c. Pasien TB ekstra Paru
37.
38.
2. Pasien TBC Kategori 2 (2 HRZES/HRZE/5H3R3E3)
a. Pasien kambuh
b. Pasien Gagal
c. Pasien putus obat
38
39.
3. OAT Sisipan
40.
41.
42.
43.
44.
39
Antihistamin
50. Merupakan terapi standar, tetapi belum tentu efektif untuk menghilangkan
rasa gatal karena rasa gatal pada DA bisa tak terkait dengan histamin.
4. Tars
51. Mempunyai efek anti-inflamasi dan sangat berguna untuk mengganti
kortikosteroid topikal pada manajemen penyakit kronik. Efek samping dari tar adalah
folikulitis, fotosensitisasi dan dermatitis kontak.
5. Antibiotik sistemik
52. Kadang-kadang diperlukan karena infeksi sekunder dapat menyebabkan
kekambuhan dan penyulit. Infeksi di curigai bila ada krusta yang luas, folikulits,
40
61.
41
62.SKIZOFRENIA
63.
1. Definisi
64.
berat,ditandai oleh penyimpangan dari pikiran, persepsi serta emosi, dan lazim yang
menimbulkan disorganisasi personalitas yang terbesar.Dalam kasus berat, pasien tidak
mempunyai kontak dengan realitas, sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal.
65.
2. Algoritma
66.
Episode
pertama/tidak ada
riwayat
pengobatan dengan
67.
APG II
68.
Respon parsial
atau tidak ada
69.
Respon parsial
atau tidak ada
72.
Respon parsial
atau tidak ada
75.
Respon parsial
atau tidak ada
78.
Lanjut ke stage V
bila menolak
dengan Clozapin
Stage III
79. Clozapine
Respon parsial
atau tidak ada
80.
81.IV Clozapine + APG I, APG II,
Stage
atau82.
ECT
83.
Stage V agen tunggal APG I/ APG II
84.
selain yang digunakan pada stage I,
85.IIa
II, dan
86.
42
Respon parsial
atau tidak ada
87.
Respon parsial
88.
atau tidak ada
Stage VI APG I+ APG II; APG II+ ECT;
89.
90.
APG I atau APG II + agen lain (mood
91.
stabilizer)
3. Pengobatan
a. Anti Psikotik Generasi I (APG I)
1) Haloperidol
a) Indikasi:
92.
Bermanfaat pada terapi psikosis akut maupun kronis, suatu gangguan
jiwa berat. Berefek antipsikotik, yaitu berguna untuk mengatasi agresivitas,
hiperaktivitas, dan labilitas. Skizofrenia akut dan kronis, konfusi akut, paranoid.
b) Kontraindikasi:
93.
Anak berumur <3 tahun, penderita parkinson, depresi endogen tanpa
agitasi, gangguan neurologi dengan piramidal maupun ekstrapiramidal, keadaan
koma, hipersensitivitas, wanita hamil atau menyusui.
c) Efek samping:
94.
Reaksi neurologik yang bersifat ekstrapiramidal seperti hipertonia
otot dan gemetar (parkinsonisme), akatisia, kejang otot, dan gerakan bola mata
tidak terkoordinir.
d) Mekanisme kerja:Blokade reseptor D2 (antagonis dopamin).
95.
2) Klorpromazin
a) Indikasi:
Pengobatan umum: neurosis, gangguan sistem saraf pusat yang memerlukan
penenang, pramedikasi anestesi, hipotensi terkontrol, induksi hipothermia
dan antimuntah.
Psikiatri : skizofrenia, psikosis akut, dan keadaan manik akut. Gangguan
skizoafektif dan sindroma paranoid, gangguan perilaku karena keterlambatan
alkohol.
c) Efek samping:
96. Lesu, mengantuk, pusing, sakit kepala, mulut kering, agitasi,
gangguan tidur, fotosensitif dan ruam kulit. Gangguan hati/ sakit kuning kronis.
43
dapat terjadi terutama pada minggu pertama terapi, mengantuk, lelah, sedasi,
pusing, dan sakit kepala.
d) Mekanisme kerja:
44
107.
45
118.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
46
138.
1. Definisi:
140.
bagian atau lebih dari sistema urinaria (ginjal,ureter, kandung kemih, dan uretra)
terinfeksi, yang menunjukkan gejala seperti disuria (nyeri saat berkemih),
peningkatan frekuensi dan urgensi berkemih, perasaan tidak nyaman pada suprapubik
dan sudut kostovertebral.
141.
2. Algoritma:
142.
ISK tanpa
komplikasi
143.
144.
145.
146. tanpa
Sistitis
147.
komplikasi
148.
Etiologi: 149.
E. Coli
150.
Pengobatan:Antibiotik
151.urinalisis/empiris
berdasarkan
(fluorokuinolon,
152. trimetoprim
sulfametoksazol selama 3 hari)
153.
Pielonefritis
akut
Khas: demam tinggi >38,3 C &
nyeri ketok kostovertebral
Pengobatan: berdasarkan
kultur&gram (trimetoprim
sulfametoksazol, fluorokuinolon
amoksisilin klavulanat)
Pengobatan:
a. Antibiotik
1) Fluorokuinolon (Siprofloksasin)
a)
Indikasi: ISK (prostatitis, uretritis, servisitis GO)
b) Kontraindikasi:
154.
Hipersensitif, hamil, menyusui, anak masa pertumbuhan, dan
remaja.
c) Efeksamping:
155. Mual,muntah, diare, nyeri perut, anoreksia, pusing, sakit
d)
47
156. Menghambat
replikasi
DNA
bakteri
dengan
cara
sulfametoksasol
dan
trimetoprim
dengan
asam
nukleat
dan
protein
yang
sangat
esensial
untuk
mikroorganisme bakteri.
3) Amoksisilin Klavulanat
a)
Indikasi:
161. Infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran nafas atas,
bronkopneumoni, otitis media, infeksi saluran genital, infeksi saluran
b)
kemih.
Kontraindikasi:
162. Hipersensitivitas terhadap penisilin, riwayan jaundice pada
penggunaan penisilin, disfungsi hati.
c) Efeksamping:
163. Hepatitis, kolestatik jaundice (hati- hati pada pasien dengan
1)
169.
170.
171.
172.
173.
R/
175.
176.
174.
177.
PNEUMONIA
178.
1. Definisi:
179.
Pneumonia
182.
183.
184.
Commun
Nosocomi
al
ity
49
185.
Pasien
yang
sebelumny
a sehat
186.
187.
188.
189.
1.Quinolon
190.
(levofloksasin)
2.Macrolide (eritromisin) 191.
3.Azalide (azitromisin)
192.
4.doksisiklin
Pasien
dengan
komorbi
d
DM,
COPD,
CHF,
Renal
193.
194.
(-)
195.
antibiotik
dalam
3
196.
197.
Azitromisi
n
198.
199.
(+)
antibiotik
dalam 3
Early
onset (-)
MDR
Late
onset (+)
MDR
1.Sefalospori
n
(ceftriakson)
2. kuinolon
(levofloksasi
n)
Levofloksasi
n
ciprofloksasi
5
hari
7-10 hari
bahkan 2
minggu
Kuinolon tunggal/
+ beta
laktam/makrolid
200.
201.
202.
3. Pengobatan:
a. Antibiotik
1)
Golongan Kuinolon (Levofloksasin)
a)
Indikasi:
203. Pneumonia, eksaserbasi akut pada bronkitis kronis, sinusitis
b)
c)
a)
Indikasi:
208. Infeksi streptokokus, stafilokokus, diplokokus, mioplasma,
Mikoplasma pneumoniae, bordetella pertusis, Treponema palidum,
Corynebacterium difteri.
b) Kontraindikasi: Gangguan fungsi hati.
c) Efeksamping:
209. Kejang perut, mual muntah, diare, urtikaria, dan ruam kulit
d)
a)
lainnya.
Mekanisme kerja: Menghambat sintesis protein sel mikroba.
210.
211. (Azitromisin)
Indikasi:
212. Pengobatan pada usia diatas 16 tahun dengan infeksi saluran
pernafasan atas, infeksi saluran nafas bawah, infeksi kulit dan jaringan
lunak, infeksi genital tanpa komplikasi, profilaksis karena demam
b)
c)
rematik.
Kontraindikasi: Hipersensitivitas.
Efeksamping:
213. Moniliasis, vaginitis, trombositopenia, agresif, gelisah,
Resep :
226.
227.
S 2 dd tab I
228.
R/ Ambroxol tab mg 30 No XV
229.
S 3 dd tab I
230.
231.
232.
52
233.
235.
Demam dengue (DD) adalah penyakit demam akut selama 2-7 hari disertai
dua atau lebih gejala klinis berupa nyeri kepala, nyeri retro-orbital, mialgia / artralgia, ruam
kulit, manifestasi perdarahan (tes tourniket positif dan petechiae) dan leukopenia. Demam
berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut dengan gejala seperti DD disertai
manifestasi perdarahan yang lebih nyata (tes tourniket positif, petechiae, echimosis atau
purpura, perdarahan mukosa), trombositopenia ( 100.000/L) dan kebocoran plasma
akibat meningkatnya permeabilitas kapiler yang ditandai oleh peningkatan hematokrit
20%.
236.
perdarahan, hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi. Dengue Shock Syndrome (DSS) adalah
penampilan klinis DBD yang disertai tanda-tanda kegagalan sirkulasi berupa penderita
gelisah sampai penurunan kesadaran, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (< 20
mmHg), hipotensi (tekanan sistolik < 80 mmHg), kulit dingin dan lembab, akral dingin
(cappilary refill time > 2 detik), diuresis menurun sampai anuria.
237.
238.
Resep:
239.
240.
241.
242.
243.
244.
245.
imm
Pro : Tn. JK (26 tahun)
246.
53
247.
248.
249.
TATA LAKSANA
54
(Bagan 1)
251.
PENATALAKSANAAN
Tersangka DBDKASUS DBD DERAJAD
I DAN
II TANPA
PENINGKATAN
HEMATOKRIT
Demam
tinggi,
mendadak,
terus-menerus,
< 7 hari tidak disertai ISPA, bad
252.
(Bagan 2)
253.
DBD Derajad I
Tidakadakedaruratan
Ada kedaruratan
Gejalaklinis
: demam 2-7 hari
254.
Uji tourniquet positif
Tanda syok : muntah
terus menerus, kesadaran menurun
Lab.
255.hematokrit tidak meningkat trombositopeni (ringan)
Kejang, muntahdarah, berakdarah, berakhitam
Periksauji tourniquet
256.
260.
261.
RawatInap
262.
Perbaikanklinisdanlaboratoris
263.
264.
Ht naikdanatautrombositopeni
Nilai
tanda klinis & jumlah trombosit, Ht bila masih demam
RawatJalan
3)
265.
Kriteriamemulangkanpasien :
Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
266.
Nafsumakanmembaik
Secaraklinistampakperbaikan
267.
Hematokritstabil
Tiga harisetelahsyokteratasi
268.
Jumlahtrombositlebihdari
50.000/ml
Tidakdijumpai distress pernafasan
269.
270.
55
271.
PENINGKATAN HEMATOKRIT
273.
(Bagan 3)
274.
DBD Derajat II
275.
276.
277.
278. Vital/Nilai Ht & trombosit tiap 6 jam
Monitor Tanda
279.
Perbaikan
280.
Tidakgelisah,
Nadikuat,
281.
Tekanan Darahstabil,
Diuresis cukup
(1 ml/kgBB/jam)
282. ,
HtTurun
(2x pemeriksaan)
283.
284.
Tetesandikurangi
Gelisah,
Distrespernafasan,
Frek.nadinaik,
Httetaptinggi/naik,
Tanda Vital memburuk Tek.Nadi< 20 mmHg,
Diuresis kurang/tidak ada
Htmeningkat
285.
5 ml/kgBB/jam
Perbaikan
Tetesan dinaikkan
10-15 ml/kgBB/jam
(bertahap)
286.
Perbaikan
Evaluasi 15 menit
287.
Sesuaikantetesan
288.
Htturun
3 ml/kgBB/jam
289.Distress pernafasan, Ht naik, tek. Nadi 20mmHg
290.
IVFD stop setelah 24-48 jam apabilatanda
vital/Htstabildan diuresis cukup
Transfusidarahsegar 10 ml/kgBB
Koloid
20-30 ml/kgBB
56
Perbaikan
291.
Eva
Syokteratasi
Kesadaran m
Nadi teraba
Tekanan nad
Tidak sesak
Ekstrimitas h
Diuresis cuk
57
Cairan 10 ml/kgBB/jam
Evaluasiket
Tandaperdar
Diuresis,
Hb, Ht, Trom
Stabildalam 24 jam
Tetesan 5 ml/kgBB/jam
292.
Yang
perlu
diperhatikan
dalam
terapi
cairan
khususnya
pada
Tetesan 3 ml/kgBB/jam
penatalaksanaan demam berdarah dengue: pertama adalah jenis cairan dan kedua adalah
jumlah serta kecepatan cairan yang akan diberikan. Karena tujuan terapi cairan adalah
InfusStoptidakmelebihi
untuk mengganti kehilangan cairan di ruang intravaskular, pada dasarnya baik kristaloid
(ringer laktat, ringer asetat, cairan salin) maupun koloid dapat diberikan. WHO
menganjurkan terapi kristaloid sebagai cairan standar pada terapi DBD karena
dibandingkan dengan koloid, kristaloid lebih mudah didapat dan lebih murah. Jenis cairan
yang ideal yang sebenarnya dibutuhkan dalam penatalaksanaan antara lain memiliki sifat
bertahan lama di intravaskular, aman dan relatif mudah diekskresi, tidak mengganggu
sistem koagulasi tubuh, dan memiliki efek alergi yang minimal. Secara umum, penggunaan
kristaloid dalam tatalaksana DBD aman dan efektif. Beberapa efek samping yang
dilaporkan terkait dengan penggunaan kristaloid adalah edema, asidosis laktat, instabilitas
hemodinamik dan hemokonsentrasi. Kristaloid memiliki waktu bertahan yang singkat di
dalam pembuluh darah.
293.
jumlah volume yang sama akan didapatkan ekspansi volume plasma (intravaskular) yang
lebih besar dan bertahan untuk waktu lebih lama di ruang intravaskular. Pada kondisi DBD
derajat 1 dan 2, cairan diberikan untuk kebutuhan rumatan (maintenance) dan untuk
mengganti cairan akibat kebocoran plasma. Pada DBD dengan kondisi hemodinamik tidak
stabil (derajat 3 dan 4) cairan diberikan secara bolus atau tetesan cepat antara 6-10 mg/kg
berat badan, dan setelah hemodinamik stabil secara bertahap kecepatan cairan dikurangi
hingga kondisi benar-benar. Pada kondisi di mana terapi cairan telah diberikan secara
adekuat, namun kondisi hemodinamik belum stabil, pemeriksaan kadar hemoglobin dan
hematokrit perlu dilakukan untuk menilai kemungkinan terjadinya perdarahan internal.
294.
58
295.
PHARYNGITIS
296.
1. Definisi
297.
Pharyngitisadalahsuatuperadanganpadatenggorokan
(faring)
yang
biasanyadisebabkanolehinfeksiakut. Biasanyadisebabkanolehbakteristreptokokusgrup
A atau infeksi virus oleh rhinovirus, adenovirus, parainfluenza virus dancoxsackie
virus. Gejalanyaberupasakit/nyeritelan, perubahansuara/suaraseraksertaterjadibelum
lama ataubaruterjadidandisertaidengandemam.
298.
2. Pengobatan
a. Amoxycillin
1) Indikasi:
299.
Infeksisalurankemih,
infeksisalurannapasatas,
bronkitis;
profilaksisendokarditis;
profilaksispaskasplenektomi;
Perhatian :
301.
Riwayatalergi;
gangguanginjal;
bercakkemerahanpadademamkelenjar
cytomegalovirus;
(glandular
leukimislimfositikkronik,
pertahankanhidrasi
yang
fever);
dankemungkinaninfeksi
cukuppadadosistinggi
infeksi
HIV;
(risikokristaluria);
kehamilandanmenyusui.
302.
b. Paracetamol
1) Indikasi:
a) Sebagaiantipiretik/analgesik, termasukbagipasien yang tidaktahanasetosal.
59
b) Sebagaianalgesik,
misalnyauntukmengurangi
rasa
nyeripadasakitkepala,
glokose-6-fosfat
dehidroganase.Tidakbolehdigunakanpadapenderitadengangangguanfungsihati.
3) Deskripsi:
304. Paracetamoladalahderivat
p-aminofenol
yang
mempunyaisifatantipiretik/analgesic.
Sifatantipiretikdisebabkanolehgugusaminobenzendanmekanismenyadidugaberdasar
kanefeksentral.Sifatanalgesicparasetamoldapatmenghilangkan
nyeriringansampaisedang.
Sifat antiinflamasinyasangatlemahsehinggatidakdigunakansebagaiantirematik.
305.
306.
Resep
307.
308.
309.
3 dd tab I
R/ Paracetamol tab mg 500 no.XII
310.
prn1-3 dd tab I
311.
60
rasa
312.
ASMA
313.
1. Definisi
314.
melibatkan
banyak
sel
dan
elemennya.
Dapat
menyebabkan
peningkatan
hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodic berulang berupa mengi,
sesak nafas, dada terasa berat, dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini hari.
315.
2. KlasifikasiDerajatAsma
316.
317.
318.
319.
322.
323.
326.
327.
ejala
320.
Gejala< 1x/mgg
Tanpagejaladiluarserangan
Serangansingkat
321.
Fungsiparuasimtomatikdan
normal diluarserangan
324.
Gejala 1x/mggu tapi < 1x/hari
Serangan
dpt
mengganggu
328.
329.
Gejalaharian
331.
Menggunakanobat tiaphari
Seranganmenggangguaktivitasda
ntidur
330.
Serangan 2x/mggu, bs berhari61
332.
hari
333.
Gejalaterus-menerus
335.
336.
Aktivitasfisikterbatas
Seringserangan
334.
337.
3. Tujuan terapi asma
a.
Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma
338.
339.
340.
bat
Ob
Pengontr
ol(Haria
n)
341.
342.
idak
perlu
perlu
Intensitas
pengobatan
tergantung
berat
exsaserbasi
343.
Inhalasi kortikosteroid200 500 g/
atau
pajanan
alergen
Inhalasi agonis beta 2 aksi
lepas lambat
Bila
perlu
ditingkatkan
sampai
Bronkodilator
untuk
aksi
mengontrol
lamaterutama
asma
malam
Bronkodilator
untuk
aksi
mengontrol
lamaterutama
asma
malam
346.
350.
Antikolinergik
351.
Antiinflamasi
352.
Kortikosteroid
353.
Natrium Kromolin
(sodium cromoglycate)
Contoh Resep:
356.
357.
359.
360.
S 1 dd tab 1
Pro: Nn.M ( 20 th)
361.
64
merupakan
362.
STATUS ASMATIKUS
363.
1.
Definisi
364.
Status asmatikus adalah suatu keadaan darurat medik yang bila tidak
diatasi dengan secara cepat dan tepat kemungkinan besar akan terjadi kegawatan
medik yakni kegagalan pernafasan. Pada status asmatikus selain spasme otot-otot
bronkus terdapat pula sumbatan oleh lendir yang kental dan peradangan.
365.
2.
Algoritma
366.
65
a.
367.
3.
Pengobatan
Pemberian terapi oksigen
66
b.
c.
e.
368.
jam, kemudian dapat diperjarang pemberiannya setiap 4 jam bila sudah ada
perbaikan yang jelas. Bila terjadi perburukan, diberikan drips salbutamol atau
terbutalin.
Aminofilin
370.
BB / jam. Pemberian per drip didahului dengan pemberian secara bolus apabila
belum diberikan. Dosis drip aminofilin direndahkan pada penderita dengan
penyakit hati, gagal jantung, atau bila penderita menggunakan simetidin,
siprofloksasin atau eritromisin. Dosis tinggi diberikan pada perokok.Gejala
toksik pemberian aminofilin perlu diperhatikan.
d. Kortikosteroid
371.
67
373.
Antibiotik
374.
Resep:
378.
379.
S imm
381.
382.
68
383.
TETANUS
384.
1. Definisi
385.
390.
391.
392.
Antikonvulsan
Bisa digunakan
fenobarbital,
klorpromazin atau
diazepam
Diazepam (iv bolus)
- 0,1-0,3
mg/kgBB/kali i.v.
tiap 2-4 jam,
tetanus
neonatorum dosis
awitan 0,1-0,2
mg/kgBB iv untuk
menghilangkan
spasme akut,
diikuti infus tetesan
tetap 15-40
mg/kgBB/hari
Dalam keadaan berat
diazepam drip 20
mg/kgBB/hari dirawat di
Imunisasi
Antibiotik
Isolasi aktif/pasif
- Penisilin
- Tetagam
prokain
5.000-10.000
50.000
IU/hari pada
IU/kgBB/k
hari I,
ali i.m tiap
selanjutnya
12 jam
3.000 IU i.m
- Metronida
- Human
zole
tetanus
loading
immune
globulin (TIG)
dose 15
3.000-6.000
mg/kgBB/j
IU /kg i.m
am,
- Antitetanus
selanjutny
serum (ATS)
a 7,5
20.000 IU
mg/kgBB/j 69
(terlebih
am tiap 6
dahulu
jam
dilakukan tes
kulit) (untuk
Terapi Suportif
- Bebaskan jalan
nafas
- Pemberian
oksigen
- Hindari aspirasi
dengan
menghisap lendir
perlahan-lahan
dan berkala
- Pemberian cairan
dan nutrisi
adekuat
- Bantuan nafas
pada tetanus
berat atau tetanus
neonatorum
- Perawatan dengan
stimulassi minimal
3. Pengobatan
a.
Antitoksin
1) Indikasi
a) Untuk pencegahan dan pengobatan tetanus.
b) Luka cukup besar (dalam lebih dari 1 cm)
c) Luka berbentuk bintang
d) Luka berasal dari benda yang kotor dan berkarat
e) Luka gigitan hewan dan manusia
f) Luka tembak dan luka bakar
g) Luka terkontaminasi
h) Penderita tidak memiliki riwayat imunisasi tetanus yang jelas atau
tidak mendapatbooster selama 5tahun atau lebih
2) Kontraindikasi
393.
Riwayat hipersensitivitas terhadap imunoglobulin
atau komponenhuman immunoglobuline sebelumnya; trombositopenia
berat atau keadaan yang merupakan kontraindikasi pemberian secara IM.
3) Komposisi
394. Untuk pencegahan tiap ml mengandung : Antitoksin tetanus
1.500
70
395.
Resep:
403.
398.
Gen
Tetagram
erik:
399.
Antitetanus
serum
404.
inj
syringe 5 cc
cum
No. I
disposable
405.
syringe 5 cc
imm
No. I
406.
401.
Sdr.Y
S imm
402.
cum
disposable
vial No. I
400.
R/
Pro:
(21
tahun)
Paten:
407.
408.
b. Antikonvulsan
1) Fenobarbital
a)
Mekanisme Kerja
409. Fenobarbital merupakan long acting barbiturate yang
memiliki khasiat hipnotik, sedatif, anti konvulsi sserta sebagai peleamas
otot rangka (muscle reclaxan). Dalam propilenglikol 90% obat ini dapat
larut sempurna dan stabil, sehingga tepat sebagai sediaan injeksi.
410.
411.
b) Indikasi
71
strihnin, tetanus.
c) Kontra indikasi
412. Hipersensitif terhadap barbiturat atau komponen sediaan,
gangguan hati yang jelas, dispnea, obstruksi saluran nafas, porfiria, hamil.
d) Efek samping
413.
Res
ep:
416.
Gen
421.
erik
417.
Luminal
R/
sodium tab
Fenobarbita
mg 100 No.
III
tab
mg
R/
422.
S 3 dd tab I
S 3 dd tab I
419.
Sdr.Y
Pro:
423.
(21
Sdr. Y (21
tahun)
420.
Pro:
tahun)
Pate
n
424.
2) Diazepam
a) Dosis dan aturan pakai:
Ansietas, 2 mg 3 kali sehari jika perlu dapat dinaikkan menjadi 15-30
mg sehari dalam dosis terbagi; Lansia (atau yang sudah tidak mampu
melakukan aktivitas) setengah dosis dewasa
72
Pemakaian
jangka
pendek
pada
ansietas
atau
mulut kering, salivasi, sekresi bronchial atau rasa pahit pada mulut.
e) Mekanisme
427.
Berikatan
dengan
reseptor
stereospesifik
428.
Resep:
429.
Gen
434.
erik:
430.
Pate
n:
R/
435.
R/
Diazepam
Cetalgin
inj No. I
inj No. I
431.
cum
436.
cum
disposable
disposable
syringe cc 3
syringe cc 3
No. I
No. I
432.
437.
S imm
433.
S imm
Pro:
438.
Pro:
Tn. G (35
Tn. G (35
tahun)
tahun)
74
439.
c. Antibiotik
1) Penisilin
a)
Mekanisme
440. Antibiotika
-laktam
bekerja
dengan
menghambat
Indikasi
441. Infeksi
tenggorokan, otitis
media, streptococcus
endo
d)
Efek samping
442. Reaksi alergi berupa urtikaria, nyeri sendi, syok anafilaktik, diare.
e)
Resep:
445.
Generik
446.
447.
448.
S imm
449.
450.
451.
Paten:
452.
453.
454.
S imm
455.
456.
457.
URTIKARIA
458.
1. Definisi
459.
pada kulit yang berbatas tegas dan menimbul (bentol), berwarna merah, memutih
bila ditekan, dan disertai rasa gatal.Urtikaria merupakan bagian reaksi
anafilaksis.Biasanya disebabkan oleh makanan atau obat-obatan tertentu, infeksi
dan stress emosional. Patogenesis: aktivasi sel mast yang dapat diperantarai IgE
(imunologik) maupun non-IgE(nonimunologik).
460.
2. Algoritma
461.
462.
463.
3. Pengobatan
a. Penghambat H1
1) Hidroksizin hidroklorida 10-50 mg setiap 4-8 jam. Bila serangan sering,
tujuannya adalah mencegah serangan melalui pemberian obat yang teratur,
bukan diberikan bilamana perlu.
3 dd tab I
471.
Resep:
R/ Astemizol tab mg 10 No. VI
2dd tab I a.c
R/ Simetidin tab mg 300 No.XII
4 dd tab I
R/ Prednison tab mg 5 No.IX
472.
473.
474.
HIPERTENSI
475.
1. Definisi
476.
hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal
tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma,
gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
477.
2.
Algoritma
478.
3. Pengobatan
479.
480.
a. Hidroklortiazid: Diuretik
1) Dosis:
481.
Hidroklorotiazid 12,5 25 mg perhari dosis tunggal pada pagi hari
(Pada
hipertensi
dalam
kehamilan,
hanya
digunakan
bila
disertai
farma) tab 10 mg; Vasdalat tab 5 mg, tab 10 mg, tab retard 20 mg.
Resep:
494.
R/ HCT tab mg 25 No.XXI
495.
S 1 dd tab 1 mane
496.
R/ Captopril tab mg 12,5 No.XXI
497.
S 2 dd tab 1 ac
498.
Pro: Tn. Kasdi (45 tahun)
499.
500.
DERMATITIS VENENATA
501.
1. Definisi
502.
Dermatitis
yang
disebabkan
oleh
gigitan,
liur,
atau
bulu
topikal:
Hidrokortison
1%,
2%
salep
atau
krim;
Mekanisme
kerja:
antiinflamasi,
hambat
pembentukan
Resep:
509.
510.
ue
511.
512.
3 dd tab I
513.
514.
515.
1. Definisi
516.
SINUSITIS
Suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi
virus, bakteri maupun jamur.Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat
sinus. Penyebab: Ostium sinus tersumbat, atau rambut-rambut pembersih (ciliary)
rusak sehingga sekresi mucus tertahan dalam rongga sinus yang selanjutnya
menyebabkan peradangan.
517.
2. Pengobatan
a.
Sinusitis akut
1) Dekongestan untuk mengurangi penyumbatan
2) Antibiotik untuk mengendalikan infeksi bakteri (terapi awal umumnya dengan
amoksisilin atau kotrimoksazol)
3) Obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa nyeri. Dekongestan dalam bentuk
tetes hidung atau obat semprot hidung hanya boleh dipakai selama waktu yang
terbatas (karena pemakaian jangka panjang bisa menyebabkan penyumbatan
dan pembengkakan pada saluran hidung). Untuk mengurangi Penyumbatan,
pembengkakan dan peradangan bisa diberikan obat semprot hidung yang
mengandung steroid.
518.
b. Sinusitis kronik
519.
Obat:
Resep:
525.
526.
527.
528.
3 dd tab I
529.
530.
531.
536.
EPILEPSI
537.
1. Definisi
538.
mengalami kejang berulang. Bentuk serangannya yang paling sering adalah kejang
yang dimulai dengan hilangnya kesadaran, hilangnya kendali terhadap gerak dan
terjadinya kejang tonik atau klonik pada anggota badan
539.
2. Pengobatan:
540.
Pilihan Antiepilepsi
541.
542.
543.
544.
Gener
Parti
Absen
Atonic
545.
548.
554.
557.
1st
1st
1st
1st
546.
549.
555.
558.
valpro
carba
valpro
valpro
547.
556.
559.
lamoti
ethosu
lamoti
550.
fenitoi
551.
lamoti
552.
oxcar
553.
valpro
560.
565.
569.
572.
altern
altern
alterna
alterna
570.
573.
lamoti
clonaz
561.
566.
fenitoi
fenob
562.
571.
carba
clonaz
563.
567.
oxcar
gabap
568.
564.
fenob
574.
575.
576.
577.
Keterangan Obat
578.
Keterangan
Sedi
579.
580.
30
587.
Kadar
terapetik
Efek
antikonvulsi
Dosis
581.
deserebasi.
100
letal->
Kadar
obat
589.
590.
Dimetabolisme
di
dan
592.
Kontraindikasi->
penyakit
jantung
diketahui->
yang
gangguan
konduksi
593.
594.
Mula
kerja
>
kerja
>
fenobarbital
595.
Lama
fenobarbital
583.
596.
597.
Interaksi
584.
banyak
2x1
naik
obat
banget:
jika
fenitoin
kloramfenikol,
simetidin,
disulfiram,
fenilbutazon,
valproat,
sulfisoksazol,
obat2 sulfonamid.
598.
599.
585.
kombinasi
dengan
4-8
karbamazepin, fenobarbital,
dan
valproat->
membingungkan.
600.
Fenitoin
terikat
Teratogenik-> bibir
sumbing,
586.
300-
peny.
Jantung
kongenital, def.mental
602.
603.
30
611.
Efek
sedasi,
samping
hipnosis.
sedasinya
Efek
tidak
berhubungan
dengan
100
10-40 ug/ml.
612.
613.
tidak
sehebat
Kombinasi
dengan
diazepam.
614.
615.
Fenobarbital
606.
b.i.d
607.
608.
loadi
609.
610.
main
616.
617.
200
622.
Absorpsi dihambat
makanan.
Toksik
pada
ruam kulit
dan
100
tambah.
623.
ug/ml.
624.
625.
turun
626.
Kadar
619.
3x1
620.
fenobarbital
621.
20-
627.
628.
250
634.
dan
parsial.
Di
Banyak
termasuk
eso
nya
sjs->ingatkan
629.
b.i.d
630.
kortikosteroid.
636.
631.
600-
637.
Eso
lain:pusing,
kabur,
diskrasia
mual
darah,
limfadenopati
dan
splenomegali,
eosinofilia,
stupor,
kejang,
iritabel,
depresi
napas.
Kadar
638.
639.
633.
15-
sama
dengan
amigdalatomi bilateral.
640.
Teratogenik
dan
641.
642.
644.
645.
646.
647.
648.
Resep:
650.
SYOK ANAFILAKTIK
651.
1. Definisi
652.
kimia dari sel mast dan basofil yang bersifat akut dan dapat berakibat fatal.Bentuk
klasik syok anafilaktik selalu diawali dengan sensitisasi alergen dan diiringi dengan
paparan berulang sehingga mengakibatkan gejala melalui mekanisme imunologis.
653.
2. Algoritma
654.
655.
656.
657.
3. Pengobatan:
658.
Resep
659.
660.
Cum spuit cc 3 no I
661.
S imm
662.
R/ RL infus fl no I
663.
664.
S imm
665.
666.
Cum spuit cc 3 no I
667.
S imm
668.
669.
Cum spuit cc 3 no I
670.
S imm
671.
672.
S imm
673.
1)
a.
Adrenalin
Adrenalin atau epinefrin merupakan prototipe obat kelompok adrenergik. Epinefrin bekerja
2)
676.
tekanan
sistolik
diastolik.Sedangkan
bersama
pada
dengan
sistem
sedikit
respirasi,
penurunan
epinefrin
tekanan
menimbulkan
bronkodilatasi kuat dengan bekerja langsung pada otot polos bronkus (kerja
2).Pada kasus syok anafilaksis, obat ini dapat menyelamatkan nyawa.
3) Farmakokinetik
677.
Epinefrin
mempunyai
awitan
cepat
tetapi
kerjanya
c. Aminofilin
683. Aminofilin merupakan jenis teofilin yang berikatan dengan
etilendiamin.Indikasi pemberiannya jika terjadi obstruksi saluran nafas
berat.Pada kasus syok anafilaktik pemberian aminofilin hanya untuk maintenance
apabila masih terdapat bronkospasme yang menetap setelah pemberian epinefrin
atau adrenalin.Dosis yang diberikan pada dewasa 5-6 mg/kgBB intravena.
684.
d. Difenhidramin
685. Difenhidramin merupakan obat antihistamin yang biasa digunakan
sebagai terapi adjuvan pada syok anailaktik karena efek antikolinergik dan
spasmolitiknya.Pemberian antihistamin ditujukan untuk mengobati manifestasi
klinis syok anafilaktik yaitu pruritus, urtikaria dan eritema pada kulit. Pemberian
antihistamin juga berguna untuk menghambat proses vasodilatasi dan
peningkatan peningkatan permeabilitas vaskular yang diakibatkan oleh pelepasan
mediator dengan cara menghambat pada tempat reseptor-mediator tetapi bukan
bukan merupakan obat pengganti adrenalin. Dosis pemberian antihistamin
difenhidramin secara intravena pada orang dewasa 10 - 50 mg perlahan (5-10
menit).
686.
e. Dexamethasone
687. Pemberian kortikosteroid pada syok anafilaktik dilakukan dengan
indikasi bronkospasme yang menetap setelah pemberian epinefrin dan hipotensi
yang lama.Dosis dexamethasone pada orang dewasa adalah 100 mg secara
intravena dalam waktu 8 jam.
688.
689.
690.
691.
692.
693.
694.
VERTIGO
695.
1. Definisi
696.
Resep
3 x 1
701.
R/ Mertigo
702.
2x1
703.
tab
R/ Unalium tab 5 mg
no V
no V
no V
706.
707.
Pembahasan Obat
712.
PREEKLAMSIA
713.
1. Definisi
714.
Resep
717.
R/ Infus RL No I
718.
719.
Iv catheter no 22 No I
720.
S imm
721.
722.
S imm
723.
724.
726.
727.
Pembahasan Obat
c. Nifedipin
1) Merupakan golongan Ca antagonis
2) Mekanisme kerja: menghambat masuknya Ca2+ ke dalam sel sehingga
terjadi relaksasi otot polos vaskuler sehingga menurunkan kontraksi jantung
dan menurunkan kecepatan konduksi AV dan nodus SA.
3) Dosis 10mg per oral.
4) Efek samping : pusing, sakit kepala, hipotensi, takikaria, mual, muntah,
edema perifer, batuk,
729.
730.
RHINITIS ALERGI
731.
1. Definisi
732.
Kelainan pada hidung dengan gejala bersin (> 5x), rinorea, gatal, dan
734.
735.
750.
751.
752.
753.
S 2 dd tab I
R/ Becerfort tab No. XV
S 3 dd tab 1
Pro : Sdr. S (23th)
754.
4. PembahasanObat
a. Rhinofed
1) Setiap tablet rhinofed mengandung Pseudoephedrine HCL 30 mg dan
Terfenadine 40 mg.
2) Terfenadine adalah suatu antihistamin baru yang bekerja secara spesifik dan
selektif pada reseptor histamin H1, tanpa menimbulkan aktivitas depresi
pada susunan saraf pusat. Pseudoephedrine (d-isoefedrin) adalah suatu
stereo isomer efedrin. Bekerja sebagai "sympathomimetic agent" secara
langsung merangsang reseptor adrenergik.
3) Dalam klinis, terfenadine menghilangkan gejala rinitis alergika seperti:
bersin, rinore, rasa gatal di sekitar hidung dan mata, sedangkan gejala
hidung tersumbat diatasi oleh pseudoephedrine.
4) Kontraindikasi:
755.
terhadap
pseudoephedrine
atau
759.
SKABIES
760.
1. Definisi
761.
penetrasi, infeksi dan sensitisasi dari kutu parasit manusia obligat yaitu Sarcoptes
scabiei var. hominis dan produknya ke dalam epidermis yang ditandai adanya
lubang superfisial dan keluhan gatal.
762.
2. Diagnosis
763. Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal
dari manifestasi klinis Skabies:
a. Pruritus nokturnal.
b. Menyerang manusia secara berkelompok.
c. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi.
d. Menemukan adanya tungau
764.
3. Penatalaksanaan
765.
Resep
766.
767.
768.
769.
770.
Pembahasan Obat
a. Scabimite
1) Bahan aktif: Permethrin 5%. Permetrhin merupakan antiparasit spektrum
luas terhadap tungau, kutu rambut, kutu badan serta anthropoda lainnya.
2) Permetrhin bekerja dengan cara mengganggu polarisasi dinding sel syaraf
parasit yaitu melalui ikatan dengan Natrium. Hal ini memperlambat
repolarisasi dinding sel dan akhirnya terjadi paralise parasit.
3) Permethrin dimetabolisir dengan cepat di kulit.
4) Penggunaan Permethrin pada wanita hamil dan menyusui belum diketahui
keamanannya. Aman digunakan pada bayi usia 2 bulan atau lebih,
sedangkan pemakaian pada bayi usia kurang dari 2 bulan belum diketahui.
5) Dapat timbul rasa panas seperti terbakar yang ringan, pedih, gatal, aritema,
hipestesi serta ruam kulit. Efek samping ini bersifat sementara dan akan
menghilang sendiri.
773.
b. Chlor-Trimeton
1) Merupakan AH-1 generasi pertama yang mempunyai efek sedatif.
2) Didalam kasus ini, obat ini digunakan sebagai anti-pruritus.Dengan efek
sedatifnya diharapkan rasa gatal oleh parasit skabies yang terutama timbul
pada malam hari bisa diatasi.
774.
775.
776.
1. Definisi
778.
STOMATITIS
777.
daerah mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan
yang
agak
cekung,
bercak
itu
dapat
berupa
bercak
tunggal
maupun
kelompok.Gejalanya berupa rasa panas atau terbakar yang terjadi satu atau dua hari
yang kemudian bisa menimbulkan luka (ulser) di rongga mulut.
779.
2. Pengobatan
780.
781.
782.
783.
Resep
S uc
R/ Becefort tab No.VII
784.
785.
S 1 dd tab I
Pro : Sdr. S (23th)
786.
787.
Pembahasan Obat
a. Albothyl Concentrate
1) ALBOTHYLConcentrate tergolong obat luar yang bekerja sebagai
antiseptik
(membunuh
kuman
&
mencegah
infeksi),
hemostatik
789.
795.
1. Definisi
797.
Suatu peradangan dan atau infeksi akut pada telinga tengah (cavum
807.
808.
S 3 dd tab I
809.
810.
3. Pembahasan Obat
a. Amoxicilin
811. Berdasarkan data empiris penyebab tersering dari OMA adalah
bakteri maka kita meresepkan antibiotik spektrum luas.Berdasarkan data empiris
antibiotik lini pertama yang dianjurkan adalah golongan penicilin atau
eritromicin.
b. Paracetamol
812. Jika pasien demam maka kita resepkan AINS yang memiliki efek
antipiretik seperti paracetamol.Namun jika keluhan demam tidak dominan atau
lebih dominan nyeri telinga (otalgia) maka dapat kita ganti dengan AINS
memiliki efek analgesik lebih kuat seperti antalgin atau asam mefenamat.
c. Afrin tetes hidung
813. Mengandung oksimetazolin hcl 0.5%. Oksimetazolin merupakan
dekongestan dengan durasi kerja lama (12 jam). Penggunaan dekongestan disini
untuk membuka tuba eustachii yang tersumbat sehingga drainage cairan dari
ruang telinga dapat lancar.
d. Ambroxol
814.
Disini digunakan ambroxol sebagai mukolitik.Sumbatan tuba
dapat disebabkan oleh sekret yang terlalu kental dan adanya udem pada mukosa
tuba.Diharapkan dengan obat ini sekret pada tuba dapat mencair dan lebih
mudah untuk drainage sehingga tuba dapat terbuka kembali.