Professional Documents
Culture Documents
CORPUS ALIENUM
PADA TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROK
Oleh:
Melisa Novita Sari
Zuryati Toiyiba Qurbany
Pembimbing:
dr. Nanang Suhana, Sp. THT-KL
benda asing endogen (dari dalam tubuh). Benda asing eksogen terdiri dari
benda padat, cair atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari zat organik
seperti kacang-kacangan (yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan), tulang (yang
berasal dari kerangka binatang) dan zat anorganik seperti paku, jarum, peniti,
batu, dan lain-lain. Benda asing eksogen cair dibagi dalam benda cair yang
bersifat iritatif, seperti zat kimia, dan benda cair non-iritatif, yaitu cairan
dengan pH 7,4. Benda asing endogen dapat berupa secret kental, darah atau
bekuan darah, nanah, krusta.1,2
Benda asing pada telinga, hidung, dan tenggorok (THT) merupakan masalah
kesehatan keluarga, yang sering terjadi pada anak-anak. Pada anak-anak
cenderung mengeksplorasi tubuhnya, terutama daerah yang berlubang,
termasuk telinga, hidung, dan mulut. Benda-benda asing yang sering
ditemukan pada anak-anak antaranya kacang hijau, manik, mainan, karet
penghapus dan terkadang baterai. Pada orang dewasa yang relatif sering
ditemukan adalah kapascattonbudyang tertinggal saat membersihkan telinga,
potongan korek api, patahan pensil, kadang-kadang ditemukan serangga kecil
seperti kecoa, semut, atau nyamuk.3
Diagnosis pada pasien sering terlambat karena penyebab biasanya tidak
terlihat, dan gejalanya tidak spesifik, dan sering terjadi kesalahan diagnosis
pada awalnya. Sebagian besar benda asing pada telinga dan hidung dapat
dikeluarkan oleh dokter yang sudah terlatih dengan komplikasi yang minimal.
Pengeluaran benda asing lazim dilakukan dengan forceps, irigasi dengan air,
dan kateter hisap. Benda asing pada faring atau trakea merupakan keadaan
yang darurat dan memerlukan konsultasi bedah. Hasil pemeriksaan radiografi
biasanya normal. Endoskopi lunak ataupun kaku sering digunakan untuk
memperkuat diagnosis dan untuk mengeluarkan benda asing.2
Pengeluaran benda asing harus dilakukan sedini mungkin untuk
menghindari komplikasi yang dapat ditimbulkan misalnya terjadi gangguan
pendengaran, perdarahan pada hidung, gangguan menelan dan lain-lain.Usaha
mengeluarkan benda asing seringkali malah mendorongnya lebih ke dalam
sehingga harus dilakukan secara tepat dan hati-hati. Bila kurang hati-hati atau
bila pasien tidak kooperatif, berisiko trauma yang dapat merusak struktur organ
yang lain. Pada anak-anak harus dipegang sedemikian rupa sehingga tubuh dan
kepala tidak dapat bergerak bebas.3
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 tahun 2014,corpus alienum
merupakan salah satu masalah kesehatan dengan kategori 4A. Hal tersebut
mewajibkan setiap dokter umum mampu menguasai dan dapat menangani
secara mandiri dan tuntas, baik diagnosis maupun tatalaksananya. Oleh karena
itu, perlu pembahasan lebih lanjut mengenai masalah penegakan diagnosis
cepat dan tepat yang berhubungan dengan corpus alienumuntuk mencegah
komplikasi yang berlanjut.
B. Tujuan
Mengetahui penegakan diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat terhadap
corpus alienum yang terdapat didalam telinga, hidung dan tenggorok sesuai
dengan standart yang harus dikuasai oleh dokter umum menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 5 tahun 2014
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. CORPUS ALIENUM
1. Definisi
Corpus alienum adalah benda asing yang berasal dari luar atau dalam
tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada pada tubuh1.
2. Jenis-jenis Corpus Alienum
3
Benda asing yang berasal dari luar tubuh disebut benda asing eksogen,
biasanya masuk melalui hidung atau mulut. Sedangkan yang berasal dari
dalam tubuh disebut benda asing endogen. Benda asing eksogen terdiri dari
benda padat, cair atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari zat
organic seperti kacang-kacangan (yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan),
tulang (yang berasal dari kerangka binatang) dan zat anorganik seperti paku,
jarum, peniti, batu, dan lain-lain. Benda asing eksogen cair dibagi dalam
benda cair yang bersifat iritatif, seperti zat kimia, dan benda cair non-iritatif,
yaitu cairan dengan pH 7,4. Benda asing endogen dapat berupa secret
kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta, perkijuan, membran difteri,
bronkolit. Cairan amnion, mekonium dapat masuk ke dalam saluran napas
bayi pada saat proses persalinan1,2.
B. CORPUS ALIENUM PADA TELINGA
1. Definisi corpus alienum pada telinga
Corpus alienum pada telinga adalah keadaan dimana terdapatnya suatu
benda asing yang terjepit atau tersangkut didalam liang telinga 2. Kadangkadang benda asing tersebut dapat masuk ke dalam liang telinga dengan
disengaja ataupun tidak, bila kemasukan benda asing di telinga bisa menjadi
suatu keluhan berupa penurunan pendengaran3.
Pada anak, anak biasanya seringkali tidak melaporkan keluhannya
sebelum timbul keluhan nyeri akibat infeksi di telinga tersebut, lama-lama
telinganya bisa mengeluarkan bau. Jika hal ini terjadi, orang tua patut
mencurigainya
sebagai
akibat
kemasukan
benda
asing.
Jangan
akan
menyebabkan
gangguan
pendengaran,
rasa
nyeri
2. Uji Rine
3. Uji Swabach
6. Penatalaksanaan
Jika terdapat benda yang sangat kecil di dalam liang telinga dapat dicoba
dengan mengoyangkannya secara hati-hati. Menarikdaun telinga kearah
posterior meluruskan liangtelinga dan benda asing dapat keluar dengan
goncangan lembut pada telinga. Jika benda asing masuk lebih dalam maka
perlu diangkat oleh dokter yang kompeten. Tidak dianjurkan untuk
mengorek telinga sendiri karena dapat mendorong lebih kedalam dan
menyebabkan ruptur membran timpani atau dapat melukai liang telinga6.
Beberapa tehnik di klinik pada pengeluaran benda asing di teinga6,7:
a. Forceps yang sudah dimodifikasi dapat digunakan untuk
mengambil benda dengan bantuan otoskop
b. Suction dapat digunakan untuk menghisap benda
c. Irigasi liang telinga dengan air hangat dengan pipa kecil dapat
membuat benda-benda keluar dari liang telinga serta membersihkan
debris.
d. Penggunaan alat seperti magnet dapat digunakan untuk benda dari
logam
e. Sedasi pada anak perlu dilakukan jika tidak dapat mentoleransi rasa
sakit dan takut.
f. Serangga dalam liang telinga biasanya diberikan lidocain atau
minyak, lalu diirigasi dengan air hangat.
Setelah benda asing keluar, diberikan antibiotik tetes selama lima hari
sampai seminggu untuk mencegah infeksi dari trauma liang telinga.
7. Pencegahan
a. Usaha pencegahan6,7:
Kebiasaan terlalu sering memakai cottonbud untuk membersihkan
telinga sebaiknya dijauhi karena dapat menimbulkan beberapa efek
samping: kulit teling kita yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang berguna
untuk membuat gerakan menyapu kotoran di telinga kita akan rusak,
sehingga mekanisme pembersihan alami ini akan hilang. Jika kulit kita
lecet dapat terjadi infeksi telinga luar yang sangat tidak nyaman dan
2. Epidemiologi
Kasus benda asing di hidung paling sering terjadi pada anak, terutama
usia 1-4 tahun. Pada usia 1-4 tahun, anak cenderung mengeksplorasi
tubuhnya, terutama daerah yang berlubang termasuk hidung. Mereka dapat
memasukkan benda asing sebagai upaya mengeluarkan sekret atau benda
asing yang sebelumnya ada di dalam hidung, atau untuk mengurangi gatal
atau perih akibat iritasi yang sebelumnya sudah terjadi. Benda asing paling
sering ditemukan adalah sisa makanan, permen, manik-manik, dan kertas9.
Faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing dalam hidung
antara lain faktor personal (umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial
dan tempat tinggal), kegagalan mekanisme proteksi normal (keadaan tidur,
penurunan kesadaran, alkoholisme, dan epilepsi), ukuran, bentuk, serta sifat
benda asing, serta faktor kecerobohan9.
Terjadi iritasi
Kerusakan dan
kematian sel
5. Manifestasi Klinis
Hidung tersumbat oleh secret mukopurulen yang banyak dan berbau di
salah satu rongga hidung tempat adanya benda asing. Kadang disertai nyeri,
demam, epistaksis dan bersin. Pada pemeriksaan tampak mukosa edema
dengan inflamasi mukosa hidung unilateral, serta dapat juga terjadi
ulserasi11,12.
Bila benda asing berupa lintah, terdapat epistaksis berulang yang sulit
berhenti meskipun sudah diberikan koagulan. Pada rinoskopi posterior
tampak benda asing berwarna coklat tua, lunak, dan melekat erat pada
mukosa hidung atau nasofaring11,12.
6. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang9.
Gejala yang timbul pada anak akibat adanya benda asing di hidung
adalah hidung tersumbat, rinore unilateral yang kental dan berbau. Dapat
disertai demam dan nyeri. Gejala lain bervariasi sesuai patogenesisnya.
Misalnya benda asing seperti karet busa, sangat cepat menimbulkan secret
11
12
13
merupakan
bagian
dari
jaringan
Didalamnya
mengandung
epitel
pseudostratified
15
16
Penyebab :
a. Benda asing di bronkus
b. Edema dinding bronkus pada bronkitis
3. Inspiratory Check-Valve Obstruction
4. Inspirasi terhambat
5. Ekspirasi masih dapat terlaksana
6. Benda asing mobile
Penyebab :
a. Benda asing dalam bronkus
b. Mucous plug (gumpalan ingus)
c. Tumor yang berttangkai
4. Stop Valve Obstruction
a. Inspirasi dan ekspirasi terhambat
b. Terjadi atelektasis tanpa pneumothorax (udara yang sisa
diresorbsi)
Penyebab :
a. Benda asing menyumbat lumen
b. Trauma dinding bronkus dan peradangan berat 19.
3. Diagnosa Corpus Alienum didalam Saluran napas
a. Anamnesis
Gejala dan tanda sumbatan yang tampak fase awal (gejala sesaat
sesudah teraspirasi):
1) Batuk tiba-tiba
2) Rasa tercekik (choking)
3) Rasa tersumbat di tenggorokan ( gasping)
4) Menahan nafas (gagging)
5) Bicara gagap (sputtering)
6) Obstruksi jalan nafas yang terjadi segera
b. Pemeriksaan fisik
1) Fase asimtomatis :
a) Tanda dan gejala aspirasi benda asing berkurang / menghilang,
b) Refleks-refleks melemah akibatbenda asing yang tersangkut.
2) Fase komplikasi
Tanda dan gejala sesuai lokasi tersangkutnyabenda asing
a) Laring
(1) Batuk paroksimal
(2) Parau
(3) Disfoni-Afoni
(4) Sesak nafas
(5) Stridor inspirasi dan ekspirasi
(6) Retraksi ototpernafasan
(7) Gelisah
(8) Sianosis
b) Trakea
18
dilanjutkan
pemeriksaan endoskopi
d. Pemeriksaan endoskopi(diagnosa pasti)
1) Laringoskopi
2) Bronkoskopi
(a) bronkoskop kaku
(b) bronkoskop fleksibel
4. Penatalaksanaan
Penanggulangan pada obstruksi saluran nafas
19
hidung.
Intubasi
endotrakea
merupakan
tindakan
20
e. Back blow
1) Pada pemeriksa yang sadar.
Penderita disuruh membatukkan keluar benda asingtersebut,
Lakukan tiga sampai empat kali pukulan punggungdiikuti tiga sampai
lima kali hentakan abdomen ataudada dan ulangi usaha-usaha
pembersihan.Tindakan terakhir yang masih dapat kita lakukanadalah,
krikotiroidotomi, dan ini hanya dapat dilakukanoleh tenaga terlatih18.
2) Pada bayi :
a) Pegang bayi dengan muka menghadap ke bawah
b) Topang dagu dan leher dengan lutut dan satu tangan.
c) Lakukan pemukulan ringan pada punggung secara lembut antara
kedua tulang belikat.
5. Komplikasi
a. Infeksi paru
b. Bronkiektasis
c. Asma.19
E. Corpus Alienumdi Esofagus
1. Anatomi Dan Fisiologi Esofagus
Esofagus merupakan bagian saluran cerna yang menghubungkan
hipofaring dengan lambung. Bagian proksimalnya disebut introitus
esophagus yang terletak setinggi batas bawah kartilago krikoid atau setinggi
vertebre servical VI. Di dalam perjalanannya dari daerah servikal,
esophagus masuk ke dalam rongga toraks. Di dalam rongga toraks,
esophagus berada di mediastinum superior antara trakea dan kolumna
vertebra terus ke mediastinum posterior di belakang atrium kiri dan
21
22
congenital
termasuk
stenosis
kongenital,
web,
fistel
23
mendasarinya.
Pada orang dewasa tertelan benda asing sering dialami oleh pemabuk
atau pemakai gigi palsu yang kehilangan sensasi rasa (taktil sensation)
dari palatum, pada pasien gangguan mental dan psikosis.
Faktor predisposisi lain ialah adanya penyakit-penyakit esophagus yang
24
Manifestasi Klinis22,23
Gejala sumbatan tergantung pada ukuran, bentuk, jenis benda asing,
lokasi tersangkutnya komplikasi yang timbul dan lama tertelan. Mula-mula
timbul nyeri didaerah leher, kemudian timbul rasa tidak enak didaerah
substernal atau nyeri di punggung. Terdapat rasa tercekik, gejala permulaan
benda asing esophagus adalah rasa nyeri di daerah leher bila benda asing
tersangkut di servikal.
Bila benda asing tersangkut di esophagus distal, timbul rasa tidak enak di
substernal atau nyeri di punggung. Gejala disfagia bervariasi tergantung,
pada ukuran benda asing, disfagia lebih berat bila telah terjadi edema
mukosa yang memperberat sumbatan sehingga timbul rasa sumbatan
esophagus yang persisten, gejala yang lain adalah odinofagia, hipersalivasi,
25
Pemeriksaan Fisik22,23
Terdapat kekakuan local pada leher bila benda asing terjepit akibat edema
yang timbul progresif . Bila benda asing ireguler menyebabkan perforasi
akut, didapatkan tanda-tanda pneumo-mediastinum, emfisema leher dan
pada auskultasi terdengar suara getaran di daerah pre cordial dan inter
scapula.
Bila terjadi mediastinitis, tanda efusi pleura unilateral atau bilateral dapat
dideteksi. Perforasi langsung ke rongga pleura dan pneumothoraks jarang
terjadi tetapi dapat timbul sebagai komplikas tindakan endoskopi.
Pada anak-anak terdapat gejala nyeri atau batuk, disebabkan oleh aspirasi
ludah atau minuman. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ronkhi,
wheezing,demam, abses leher atau tanda empisema subkutan. Tanda lanjut,
berat badan menurun dan gangguan pertumbuhan. Benda asing yang
terdapat di daerah servikal esophagus dan bagian distal krikofaring, dapat
menimbulkan obstruksi saluran napas dengan stridor karena menekan
dinding trakea bagian (posterior trachea esophageal party wall).
9. Komplikasi22,23
Laserasi mukosa perdarahan, perforasi local dengan abses leher atau
mediastinitis. Perforasi dapat menyebabkan selulitis local, dan fistel
esofagus. Benda asing bulat atau tumpul dapat menimbulkan perforasi
sebagai akibat sekunder dari inflamasi kronik dan erosi. Jaringan granulasi
disekitar benda asing timbul bila benda asing berada di seofagus dalam
waktu yang lama.
Gejala dan tanda perforasi esophagus servikal dan torakal oleh karena
benda asing atau alat, antara lain emfisema subkutis atau mediastinum,
26
krepitasi di daerah leher atau dada, pembengkakan leher, kaku leher, demam
dan menggigil, gelisah, nadi dan pernapasan cepat, nyeri yang menjalar ke
punggung, retrosternal dan epigastrium. Bila terjadi perforasi ke pleura
dapat menimbulkan pneumothoraks atau pyotoraks.
d
e
gambaran
penyangatan
esophagus.
11. Penatalaksaan22,23
Dilakukan esofagoskopi dengan memakai cunam yang sesuai agar benda
asing tersebut dapat dikeluarkan. Kemudian dilakukan esofagoskopi ulang
untuk menilai kelainan-kelainan esofagus yang telah ada sebelumnya. Untuk
benda asing tajam yang tidak bisa dilakukan dengan esofagoskopi harus
segera dilakukan pembedahan sesuai lokasi benda asing tersebut, yaitu
servikotomi, torakotomi atau esofagotomi.
Bila dicurigai perforasi kecil, segera dipasang pipa nasogaster agar
pasien tidak menelan dan diberikan antibiotic dan analgetik berspektrum
luar selama 7-10 hari agar tidak terjadi sepsis. Benda asing tajam yang telah
masuk ke dalam lambung dapat menyebabkan perforasi di pylorus. Oleh
karena itu perlu dilakukan evaluasi sebaik-baiknya untuk mendapatkan
tanda perforasi dini. Bila letak benda asing menetap selama 2x24 jam maka
benda asing tersebut harus dikeluarkan secara pembedahan (laparatomi).
27
28
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
Benda asing adalah masalah yang lazim pada bidang THT, khususnya pada
bidang THT anak, seringkali diikuti berbagai komplikasi, beberapa mengalami
keparahan. Pada tahun awal kehidupan anak mengalami penjelajahan dan
interaksi dengan lingkungan. Ketika anak mulai dapat merangkak dan berjalan,
anak mulai berinteraksi dengan banyak benda yang biasanya anak suka
memasukan benda-benda tersebut ke dalam lubang mulut, telinga, hidung, dan
sampai tenggorokan.
Pada pasien dewasa masalah benda asing biasanya terjadi akibat
kesengajaan atau tidak sengaja yang biasanya dapat diakibatkan oleh serangga,
ataupun benda asing lainnya. Karena benda asing bisa menjadi suatu keadaan
yang darurat maka perlu segera dilakukan tindakan untuk mengangkat benda
asing tersebut. Namun terkadang terjadi kesulitan dalam pengangkatan benda
asing dalam THT. Pengangkatan benda asing bergantung pada faktor-faktor dari
benda asing sendiri, dokter yang kompeten dengan alat-alat yang memadai, dan
kerjasama dari pasien.
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Medical
dictionary.
Corpus
Alienum.
http://medical-
dictionary.thefreedictionary.com/Corpus+alienum.
2. Junizaf MH. Benda Asing di Saluran Napas. In: Soepardi EA, Iskandar N.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher
edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2008. Hal. 259-65.
3. Boies. Penyakit Telinga Luar. Buku Ajar Penyakit Telinga, Hidung,
Tenggorokan, ed 6, Alih Bahasa Dr. Caroline Wijaya, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, Jakarta, 1994: 78 - 80. 28.
4. Maqbool M. Shambaugh GE. Surgery of the Ear, 4h ed, Tokyo ; WB
Saunders Company, 1990:5-7,210-1.
5. Wright A. Anatomy and Ultrastructure of the Human Ear, Basic Science,
Dalam : Scott- Brown's Otolaryngology, 6"' ed, Vol I, Oxford ; ButterworthHeinemann Ltd, International Editions : 1/1/1 - /11.
6. Heim SW, Maughan KL. Foreign Body in the Ear, Nose, and Throat.
University of Virginia School of Medicine, Charlottesville, Virginia. Am
Fam Physician. 2007, Oct 15; 76(8): 1185-89
7. Cunha
JP.
Objects
or
insects
in
Ear.
http://www.medicinenet.com/objects_or_insects_in_ear/article.htm.
8. Soepardi, E. A., dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala-Leher. Edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
9. Ballenger J. 2002. Penyakit Telinga Hidung Tenggorok dan Kepala Leher.
Edisi 13. Jilid II.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
30
10. Junizaf, M. H. 2008. Benda Asing di Saluran Napas. Dalam: Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 6.
11.
2013.
Nasal
Foreign
Bodies.
http:
http://emedicine.medscape.com/article/763767
15. Perkasa, M.F., 2009. Ekstraksi Benda Asing Laring (Rotan) dengan
Neuroleptic Anesthesia. Medicinus , 22(2): 58-60.
16. Junizaf, M.H., 2001. Benda asing di saluran napas. Dalam: Soepardi, E.A.,
danIskandar, N., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala Leher, edisi kelima, Balai penerbit FK UI, Jakarta, 218-23
17. Oswari J. Corpus Alienum di Hidung: Ludman H. Petunjuk Penting pada
Penyakit THT. Hipokrates. Jakata, : 13-19
18. Ballenger J. Penyakit THT dan kepala leher. Ed.13. jlid II. FKUI. Jakarta.
2007, H:305-325
19. Heim SW, Maughan KL. Foreign Body in the Ear, Aose, and
Throat. UniVersity of Virginia School of Medicine, Charlottesville,
virginia. Am Fam Phisician 2007, oct 15 . 76 (8)
20. Seely S, Tate. 2004.
Anatomy and Physiology,Sixth Edition,The
McGrawHill companies.
21. Munter DW. Gastrointestinal Foreign Bodies in Emergency medicine.
22. Yunizaf M. Benda Asing di Esofagus. In: Soepardi EA, Iskandar N. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher edisi
6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2008. Hal. 301.
23. Adams GL., Penyakit Jalan Nafas Bagian Bawah, Esofagus dan
Mediastinum : Buku Ajar Penyakit THT. Ed Keenam EGC
31