Professional Documents
Culture Documents
an
KAPASITOR
Dokumen nomor : PDM/PGI/04:2014
PT PLN (PERSERO
)
Jl Trunojoyo Blok M I/13
5
JAKARTA
NOMOR : PDM/PGI/04:2014
DOKUMEN
PT PLN (PERSERO)
PT PLN (PERSERO)
JALAN TRUNOJOYO BLOK M-I/135 KEBAYORAN BARU
JAKARTA SELATAN 12160
KAPASITOR
Pengarah
Ketua
: Tatang Rusdjaja
Sekretaris
: Christi Yani
Anggota
: Indra Tjahja
Delyuzar
Hesti Hartanti
Sumaryadi
James Munthe
Jhon H Tonapa
: Anggota
: Anggota
: Anggota
: Anggota
: Anggota
Koordinator Verifikasi dan Finalisasi Review KEPDIR 113 & 114 Tahun
2010 (Nota Dinas KDIVTRS JBS Nomor 0018/432/KDIVTRS JBS/2014)
Tanggal 27 Mei 2014
1. Jemjem Kurnaen
2. Sugiartho
3. Yulian Tamsir
4. Eko Yudo Pramono
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1-1 Ilustrasi Bagian-Bagian Kapasitor .................................................................. 1
Gambar 1-2 Unit Kapasitor ................................................................................................ 2
Gambar 1-3 Kapasitor Shunt ............................................................................................. 3
Gambar 1-4 Kapasitor sebagai Filter Harmonik ................................................................. 4
Gambar 1-5 Kapasitor Fuse Eksternal............................................................................... 4
Gambar 1-6 Kapasitor Fuse Internal.................................................................................. 5
Gambar 1-7 Kapasitor Tanpa Fuse ................................................................................... 6
Gambar 1-8 Koneksi wye Tunggal (Y) ............................................................................... 7
Gambar 1-9 Koneksi wye Dobel (YY) ................................................................................ 7
Gambar 1-10 Koneksi Bridge (H) ...................................................................................... 7
Gambar 2-1 Bagian yang dilakukan Pengukuran Suhu pada Kapasitor........................... 11
ii
KAPASITOR
DAFTAR TABEL
Tabel 2-1 Shutdown Treatment pada Kapasitor ...............................................................13
Tabel 3-1 In Service Inspection pada Kapasitor ..............................................................15
Tabel 3-2 Rekomendasi Hasil Thermovisi Klem dan Konduktor .......................................16
Tabel 3-3 Rekomendasi Hasil Thermovisi Body Unit Kapasitor........................................16
Tabel 3-4 Pengujian Tahanan Isolasi...............................................................................17
Tabel 3-5 Pengujian Nilai Kapasitansi..............................................................................17
Tabel 3-6 Pengujian Nilai Resistansi AC..........................................................................18
Tabel 3-7 Pengujian Nilai Tangen Delta...........................................................................18
Tabel 4-1 Uraian Kegiatan Pemeliharaan ........................................................................18
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 TABEL PERIODE PEMELIHARAAN KAPASITOR ....................................... 21
Lampiran 2 FMEA Kapasitor............................................................................................ 25
Lampiran 3 Formulir In Service Inspection....................................................................... 26
iv
PRAKATA
PLN sebagai perusahaan yang asset sensitive, dimana pengelolaan aset memberi
kontribusi yang besar dalam keberhasilan usahanya, perlu melaksanakan pengelolaan
aset dengan baik dan sesuai dengan standar pengelolaan aset. Parameter Biaya, Unjuk
kerja, dan Risiko harus dikelola dengan proporsional sehingga aset bisa memberikan
manfaat yang maksimum selama masa manfaatnya.
PLN melaksanakan pengelolaan aset secara menyeluruh, mencakup keseluruhan fase
dalam daur hidup aset (asset life cycle) yang meliputi fase Perencanaan, Pembangunan,
Pengoperasian, Pemeliharaan, dan Peremajaan atau penghapusan. Keseluruhan fase
tersebut memerlukan pengelolaan yang baik karena semuanya berkontribusi pada
keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Dalam pengelolaan aset diperlukan kebijakan, strategi, regulasi, pedoman, aturan, faktor
pendukung serta pelaksana yang kompeten dan berintegritas. PLN telah menetapkan
beberapa ketentuan terkait dengan pengelolaan aset yang salah satunya adalah buku
Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran tenaga listrik.
Pedoman pemeliharaan yang dimuat dalam buku ini merupakan bagian dari kumpulan
Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran yang secara keseluruhan terdiri atas 25
buku. Pedoman ini merupakan penyempurnaan dari pedoman terdahulu yang telah
ditetapkan dengan keputusan direksi nomor 113.K/DIR/2010 dan 114.K/DIR/2010.
Perubahan atau penyempurnaan pedoman senantiasa diperlukan mengingat perubahan
pengetahuan dan teknologi, perubahan lingkungan serta perubahan kebutuhan
perusahaan maupun stakeholder. Di masa yang akan datang, pedoman ini juga harus
disempurnakan kembali sesuai dengan tuntutan pada masanya.
Penerapan pedoman pemeliharaan ini merupakan hal yang wajib bagi seluruh pihak yang
terlibat dalam kegiatan pemeliharaan peralatan penyaluran di PLN, baik perencana,
pelaksana maupun evaluator. Pedoman pemeliharaan ini juga wajib dipatuhi oleh para
pihak diluar PLN yang bekerjasama dengan PLN untuk melaksanakan kegiatan
pemeliharaan di PLN.
Demikian, semoga kehadiran buku ini memberikan manfaat bagi perusahaan dan
stakeholder serta masyarakat Indonesia.
NUR PAMUDJI
KAPASITOR
1
PENDAHULUAN
1.1
Pengertian
Bank kapasitor (capacitor banks) adalah peralatan yang digunakan untuk memperbaiki
kualitas pasokan energi listrik antara lain memperbaiki mutu tegangan di sisi beban,
memperbaiki faktor daya (cos ) dan mengurangi rugi-rugi transmisi. Kekurangan dari
pemakaian bank kapasitor adalah menimbulkan harmonisa pada proses switching dan
memerlukan desain khusus PMT atau switching controller.
Penjelasan seputar istilah-istilah terkait bagian-bagian kapasitor dapat dijelaskan pada
gambar-1 sebagai berikut:
a.
Elemen kapasitor
belitan
Unit kapasitor
Sebuah unit kapasitor terdiri dari elemen-elemen kapasitor yang dihubungkan dalam
suatu matriks secara seri dan parallel (gambar-2). Unit kapasitor rata-rata terdiri dari 40
elemen-elemen. Elemen-elemen kapasitor dihubungkan secara seri untuk membangun
tegangan dan dihubungkan secara paralel untuk membangun daya (VAR) pada unit
kapasitor. Unit kapasitor dilengkapi dengan resistor yang berfungsi sebagai elemen
pelepasan muatan kapasitor (discharge device). Rating tegangan unit kapasitor bervariasi
dari 240 V sampai 25 kV dan rating kapasitas dari 2,5 kVAR sampai 1 MVAR.
Unit kapasitor harus mampu beroperasi terus menerus pada rating 110% Vrms
dan tegangan puncak tidak melebihi 1,2 2 Vrms serta harus mampu dilalui arus
sebesar 135% Inominal.
Pada rating tegangan dan frekuensi, daya reaktif harus berkisar antara 100%
sampai 115% rating daya reaktif.
c.
Bank kapasitor
Unit-unit kapasitor terpasang dalam rak baja galvanis untuk membentuk suatu bank
kapasitor dari unit-unit kapasitor fasa tunggal. Jumlah unit-unit kapasitor pada sebuah
bank ditentukan oleh tegangan dan daya yang dibutuhkan. Untuk daya dan tegangan
yang lebih tinggi, unit-unit kapasitor dihubungkan secara seri maupun paralel.
1.2
Fungsi
1.3
Jenis Kapasitor
1.3.1
a.
Kapasitor daya yang terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu kapasitor shunt, seri dan
penyadap.
b.
c.
d.
Kapasitor filter yaitu kapasitor yang digunakan untuk konverter, terutama pada
sistem transmisi arus searah. Selain itu juga dapat digunakan sebagai filter
harmonik (gambar-4) yang akan mengurangi kandungan harmonik jaringan,
memperbaiki faktor daya dan mengurangi rugi-rugi jaringan. Filter harmonik yang
dipasang untuk mengurangi distorsi harmonik pada suatu jaringan memiliki
kemampuan sebaik menyediakan daya reaktif yang dibutuhkan untuk
kompensasi jaringan.
e.
1.3.2
Unit kapasitor dikelompokkan berdasarkan letak fuse sebagai proteksi unit kapasitor.
Letak fuse ini mempengaruhi desain dari rangkaian kapasitor dan juga disain dari proteksi
yang diterapkan.
a.
Fuse eksternal
Konstruksi kapasitor dengan eksternal fuse dapat dilihat pada gambar 1-5 yaitu bahwa
setiap unit kapasitor diproteksi oleh fuse pasangan luar. Kerusakan pada elemen
kapasitor (hubung singkat) menyebabkan elemen-elemen pada group yang sama yang
terhubung paralel dengan elemen yang rusak tersebut terhubung singkat. Group kapasitor
lainnya yang terhubung seri akan memiliki tegangan yang lebih tinggi dan arus yang lebih
besar sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada grup kapasitor seri lainnya. Hal ini
berlangsung terus sampai fuse eksternal bekerja.
b.
Fuse internal
Setiap elemen kapasitor dilengkapi fuse seperti gambar 1-6, apabila terjadi kegagalan
elemen kapasitor maka fuse yang berfungsi sebagai pembatas arus akan memutuskan
secara efektif suatu elemen saat terjadi gangguan.Hanya sebagian kecil dari kapasitas
total kapasitor yang hilang dan sisanya masih dapat beroperasi sehingga elemen tersebut
terisolir dari elemen lainnya yang terhubung paralel dalam group. Umumnya bank
kapasitor dengan fuse internal memiliki lebih sedikit unit kapasitor yang terhubung paralel
dan lebih banyak group kapasitor yang terhubung seri dibandingkan dengan unit kapasitor
yang memiliki fuse eksternal. Unit kapasitor dengan fuse internal umumnya memiliki
ukuran yang besar karena diharapkan kerusakan seluruh elemen pada unit kapasitor bisa
lebih lama.
c.
Unit kapasitor tanpa fuse identik dengan unit kapasitor dengan fuse eksternal yang
dijelaskan sebelumnya. Bank kapasitor tanpa fuse dihubungkan secara seri diantara fasa
dan netral seperti pada gambar 1-7.
Proteksi berdasarkan elemen dari kapasitor, apabila terjadi kerusakan pada elemen maka
group elemen tersebut akan terhubung singkat sedangkan unit kapasitor tetap beroperasi
dengan distribusi tegangan pada group seri akan meningkat. Misal 6 unit kapasitor
dihubung seri dan setiap unit kapasitor memiliki 8 elemen group seri sehingga total
elemen group yang terhubung seri menjadi 48 elemen group. Apabila terjadi kerusakan
pada satu elemen kapasitor maka satu elemen group seri terhubung singkat , akhirnya
distribusi tegangan pada elemen group seri menjadi 48/47 atau terjadi kenaikan tegangan
sekitar 2%.
Kapasitor unit tanpa fuse biasanya tidak digunakan untuk tegangan sistem lebih kecil dari
35 kV atau minimal diperlukan 10 elemen seri agar bank kapasitor masih tetap dapat
dioperasikan. Hal ini karena tegangan pada bank kapasitor menjadi 10/9 atau terjadi
kenaikan tegangan sekitar 11%. Pada konfigurasi ini, discharge energi kecil karena unit
kapasitor tidak ada yang dihubungkan paralel, selain itu proteksi unbalance tidak perlu di
delay untuk koordinasi dengan fuse.
Kapasitor jenis ini digunakan untuk filter harmonik dengan daya yang relatif rendah pada
suatu level tegangan tinggi tertentu.
1.3.3
Jumlah minimum unit yang terhubung paralel diperhitungkan apabila satu unit kapasitor
terisolasi, tidak akan menyebabkan unbalance tegangan pada unit kapasitor lainnya
melebihi 110% rating tegangan. Jumlah minimum dari group kapasitor yang terhubung
seri apabila satu group tereliminasi (hubung singkat) tidak akan menyebabkan kapasitor
lain overvoltage lebih dari 110%.
Jumlah maksimum unit kapasitor pada setiap group paralel ditentukan oleh beberapa
pertimbangan. Jika unit kapasitor rusak, unit kapasitor lain pada group paralel yang sama
masih memiliki sejumlah muatan. Muatan sisa tersebut akan dibuang melalui kapasitor
yang rusak dan melalui masing-masing fuse. Kapasitor yang rusak dan fuse harus tahan
terhadap arus transient akibat pelepasan muatan tersebut.
Pelepasan muatan transient dari paralel kapasitor dalam jumlah besar dapat
memecahkan kapasitor yang rusak atau meledakkan fuse, yang dapat menyebabkan
kerusakan pada unit terdekat atau kerusakan pada bank kapasitor. Untuk meminimalkan
risiko diatas maka harus dibatasi energi maksimum yang tersimpan dalam group paralel
kapasitor. Hal ini dapat dicapai dengan mengatur lebih banyak jumlah kapasitor dengan
rating tegangan yang lebih kecil terhubung seri sehingga jumlah unit kapasitor dalam
paralel group akan lebih sedikit tetapi mengurangi sensitivitas deteksi unbalance.
3 (tiga) koneksi bank kapasitor yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
Wye tunggal (Y) sebagian besar digunakan unit kapasitor fuse eksternal atau
bank kapasitor dengan suatu rating daya yang rendah. Proteksi unbalance
diperoleh dengan membandingkan netral bank kapasitor dengan ground.
Wye dobel (YY) merupakan koneksi yang umum untuk kapasitor fuse
internal dan sistem transmisi dengan suatu netral yang terisolasi. Proteksi
unbalance dibentuk dengan membandingkan arus netral diantara dua
koneksi wye. Proteksi unbalance sehingga tidak dipengaruhi oleh variasi
tegangan pada feeding system.
Koneksi Bridge (H) merupakan suatu koneksi wye dengan sebuah netral
yang terhubung ke ground. Proteksi unbalance secara normal terpasang
dalam setiap fasa dengan membandingkan 2 (dua) titik pertengahan dalam
fasa. Koneksi ini biasa digunakan untuk sistem tegangan tinggi dengan
netral yang terhubung solid ke ground.
1.3.4
Switching kapasitor bank tegangan tinggi dapat menghasilkan arus transient yang
signifikan. Metode switching kapasitor yang dikenal saat ini adalah reaktor, pre-insertion
resistor, pre-insertion induktor dan pengaturan switching (controlled switching).
Pada saat pemasukan kapasitor dapat terjadi keadaan hubung singkat apabila kondisi
kapasitor kosong muatan yang akan menghasilkan arus yang sangat besar (arus inrush)
dan kedip tegangan yang cukup dalam di sistem. Persyaratan pemasukan PMT
kapasitor adalah pada saat pemasukan, tegangan sesaat pada kontak PMT sama
dengan nol. Dengan mengatur saat penutupan PMT maka akan mengurangi arus inrush
pada bank kapasitor. Pengaturan pemasukan PMT pada bank kapasitor tergantung pada
sistem pentanahan netral bank kapasitor.
a.
Jika kapasitor bank ditanahkan maka setiap fasa berdiri sendiri dan pemasukan setiap
fasa berbeda 1/6 cycle atau 30 derajat listrik (3,3 ms untuk sistem 50 Hz).
b.
Jika kapasitor bank tidak ditanahkan maka 2 (dua) fasa pertama harus masuk pada saat
perbedaan tegangan diantara kedua fasa tersebut sama dengan nol sedangkan fasa
ketiga dimasukkan cycle atau 45 derajat listrik (5ms untuk sistem 50Hz) setelah kedua
fasa lainnya masuk.
1.4
1.4.1
Bushing
Merupakan sub sistem yang berfungsi memisahkan antara bagian yang berbeda
tegangan serta menyalurkan arus kapasitansi.
1.4.2
Merupakan sub sistem yang berfungsi sebagai pengaman peralatan terhadap arus lebih.
1.4.3
Unit Kapasitor
1.4.4
Dielectric (Isolator)
Merupakan sub sistem yang berfungsi untuk mengisolasi bagian yang bertegangan
dengan bodi. atau antara bagian bertegangan dengan bagian bertegangan yang berlainan
fasanya. Dielectric (isolator) mempunyai nilai konstantan dielektrik mempengaruhi nilai
kapasitansi suatu kapasitor. Udara dan vacuum mempunyai nilai konstantan dielektrik 1,0
8
dan minyak mempunyai nilai konstanta dieketrik 2,2. Selain contoh tersebut, masih
banyak jenis material dieletrik (isolasi) yang dapat digunakan untuk suatu kapasitor.
1.4.5
Mechanical Structure
Merupakan sub sistem yang berfungsi sebagi penopang atau penyangga kapasitor.
1.4.6
Grounding
Merupakan sub sistem yang berfungsi untuk mengalirkan arus induksi serta arus lebih
akibat tegangan surja atau sambaran petir ketanah. Sistem pentanahan dihubungkan ke
bagian mechanical structure.
1.5
FMEA merupakan suatu metode untuk menganalisa penyebab kegagalan pada suatu
peralatan. Pada buku pedoman pemeliharaan ini, FMEA menjadi dasar untuk
menentukan komponen-komponen yang akan diperiksa dan dipelihara. FMEA atau
Failure Mode and Effect Analysis dibuat dengan cara:
1.5.1
1.5.2
Definisi: peralatan dan atau komponen yang bersama-sama membentuk satu fungsi. Dari
fungsinya subsistem berupa unit yang berdiri sendiri dalam suatu sistem.
1.5.3
Functional Failure adalah ketidakmampuan suatu aset untuk dapat bekerja sesuai
fungsinya berdasarkan standar unjuk kerja yang dapat diterima pemakai.
1.5.4
1.5.5
FMEA Kapasitor
FMECA (Failure Mode and Effect Critical Analysis) merupakan metoda untuk mengetahui
resiko kegagalan sebuah subsistem pada sebuah sistem peralatan. Dengan
mengkombinasikan data gangguan dengan FMEA maka akan diketahui peluang-peluang
kegagalan pada setiap sub sistem dalam FMEA. Hal ini dapat dijadikan acuan dalam
menerapkan metoda pemeliharaan yang optimal dengan tingkat kegagalan yang
bervariasi.
PEDOMAN PEMELIHARAAN
2.1
In Service Inspection
Bushing
Kondisi Bushing kapasitor
Kondisi clamp bushing
Kebocoran minyak bushing
b.
Body kapasitor
c.
d.
Sambungan/klem/jumper
Kondisi mur baut-mur baut sambungan kapasitor
Kondisi rel bar sambungan antar unit kapasitor
Kondisi jumper antar capasitor
Kondisi sambungan rangkaian kapasitor ke CT/CVT
10
Mechanical Structure
Kondisi isolator support
Kondisi serandang
2.2
In Service Measurement
In service measurement adalah kegiatan pengukuran yang dilakukan pada saat kapasitor
sedang dalam keadaan bertegangan/operasi. Pengukuran suhu pada kapasitor dapat
dilakukan dengan perangkat IR thermometer dan IR thermography.
Tujuan pengukuran suhu ialah untuk memantau kondisi kapasitor saat beroperasi. Pola
temperatur akan terlihat pada bagian-bagian kapasitor yang di monitor sehingga akan
dapat dilihat bagian mana pada sub sistem kapasitor tersebut yang mengalami overheat
atau penyimpangan lainnya. Dari hasil tersebut akan dievaluasi kembali apa
permasalahan yang terjadi pada bagian tersebut, sehingga kerusakan yang fatal dapat
dihindarkan. Bagian-bagian kapasitor yang perlu diukur suhunya adalah sebagai berikut:
Bodi unit kapasitor (1)
Bushing (2)
Klem konduktor bushing (3)
Klem-klem sambungan (4)
Fuse link (5)
Rel pengumpul arus (6)
11
2.3
Shutdown Testing/Measurement
2.3.1
Pengukuran tahanan isolasi pada kapasitor hanya khusus dilakukan untuk kapasitor yang
terisolasi terhadap ground/body. Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
pengujian ini adalah besarnya tegangan uji tidak boleh melebihi tegangan nominal
kapasitor seperti yang tertera pada name platenya. Peralatan uji yang digunakan sama
seperti peralatan uji tahanan isolasi standar. Penerapan pengujian dilakukan per
bank/rangkaian/phasa, sedangkan jika terindikasi adanya kelainan, maka identifikasi
selanjutnya harus dilakukan pengujian pada tiap unitnya. Durasi pengujian tahanan isolasi
kapasitor adalah 1 menit secara kontinyu tidak terputus.
2.3.2
Pengukuran resistansi AC kapasitor dilakukan baik pada kapasitor dengan jenis yang
terisolasi terhadap ground/body maupun pada kapasitor yang tersambung ke ground di
salah satu sisi terminalnya. Pelaksanaan pengukuran menggunakan RLC meter.
Penerapan pengujian dilakukan per bank/rangkaian/phasa, sedangkan jika terindikasi
adanya kelainan, maka identifikasi selanjutnya harus dilakukan pengukuran pada tiap
unitnya. Teknik pengukuran resistansi pada kapasitor dapat juga dilakukan dengan
memakai sumber tegangan 220 V 50 Hz, dengan mengukur nilai arus dan sudut phasa VI sehingga akan dapat dihitung besarnya nilai resistansi AC.
2.3.3
Pengukuran nilai kapasitansi pada kapasitor dilakukan baik pada kapasitor dengan jenis
yang terisolasi terhadap ground/body maupun pada kapasitor yang tersambung ke ground
di salah satu sisi terminalnya. Pelaksanaan pengukuran menggunakan RLC meter.
Pengukuran dilakukan per-unit kapasitor. Teknik pengukuran kapasitansi pada kapasitor
dapat juga dilakukan dengan memakai sumber tegangan 220 V 50 Hz, dengan mengukur
nilai arus dan sudut phasa V-I sehingga akan dapat dihitung besarnya nilai
kapasitansinya.
12
2.3.4
Pengukuran nilai kapasitansi pada kapasitor dilakukan baik pada kapasitor dengan jenis
yang terisolasi terhadap ground/body maupun pada kapasitor yang tersambung ke ground
di salah satu sisi terminalnya. Pelaksanaan pengukuran menggunakan tangen delta
meter. Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pengujian ini adalah besarnya
tegangan uji tidak boleh melebihi tegangan nominal kapasitor seperti yang tertera pada
name platenya.
2.4
Shutdown Treatment
No.
1.
Bagian
Peralatan
Yang
Diperiksa
Body
Kapasitor
Cara Pemeliharaan
Membersihkan
body
kapasitor
Standar Hasil
terhadap
ulang
body
kapasitor
jika
terindikasi berkarat.
2.
Bushing
Kapasitor
polutan.
Unit
Kapasitor
3.
Klem
Sambungan
Tidak karatan
3.
Bersih
Tidak cacat
Mengganti
unit
kapasitor
yang
nilai Nilai kapasitansi
kapasitansinya menyimpang dari nameplate sesuai
name
(sesuai rekomendasi pabrikan).
plate.
Membersihkan klem sambungan termasuk Bersih, dan tidak
baut pengikatnya terhadap polutan dan berkarat, antar
karat. Melaksanakan penggantian klem jika sambungan
13
No.
Bagian
Peralatan
Yang
Diperiksa
Cara Pemeliharaan
Standar Hasil
diperlukan
dilapisi dengan
electrical jointing
compund
(contact grease)
Terikat dengan
kencang
Memeriksa kekuatan ikatan klem
4.
5.
6.
Konduktor
sambungan
antar
unit
kapasitor
Memeriksa
Bank
Kapasitor
Rangka
bank
kapasitor
kondisi
stranded
rangka penyangga
ulang
body
penyangga
jika
terindikasi berkarat
Isolator
penyangga
rangka bank
kapasitor
Bersih
Terikat dengan
kencang
Membersihkan
Tidak berkarat
dan
terhadap Bersih
polutan dan rekondisi permukaan insulator permukaan
insulator
dengan insulating varnish/ceramic sealer.
rata/halus
body
isolator
Tidak berkarat
Mengecat ulang besi pemegang isolator jika
terindikasi berkarat
14
Tidak
berkarat/putus
dan kencang
No.
Bagian
Peralatan
Yang
Diperiksa
Cara Pemeliharaan
Standar Hasil
Tahanan
pentanahan < 1
3.1
In Service Inspection
Tabel 3-1 In Service Inspection pada Kapasitor
Subsistem
Bushing
Item Pekerjaan
Kondisi
Rekomendasi
kotor
Lakukan pembersihan
flek
Lakukan pembersihan
retak
Lakukan penggantian
pecah
Lakukan penggantian
3.2
In Service Measurement
3.2.1
Untuk melakukan evaluasi terhadap hasil thermovisi klem dan konduktor diperlukan data
arus beban saat pengukuran (I beban) dan arus beban tertinggi yang pernah dicapai (I
max). Pada kapasitor, Imax / Ibeban dianggap sama dengan 1. Selanjutnya dihitung selisih
(T akhir) antara suhu konduktor dan klem dengan mengunakan rumus berikut:
2
15
3.2.2
Takhir
o
Rekomendasi
1.
<10
2.
10 -25
3.
25 -40
4.
40 -70
5.
>70
Kondisi darurat
Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan hasil thermography antar unit kapasitor.
Berdasarkan InternationaI Electrical Testing Association (NETA) Maintenance Testing
Specifications (NETA MTS-1997) interpretasi hasil thermovisi dapat dikategorikan sebagai
berikut:
Tabel 3-3 Rekomendasi Hasil Thermovisi Body Unit Kapasitor
T
No
3.3
Rekomendasi
(perbedaan suhu
antar fasa/unit)
o
1.
1 C3 C
2.
4 C 15 C
3.
>16 C
defesiensi,
perlu
Shutdown Measurement
Analisa terhadap hasil pengukuran atau pengujian untuk seluruh unit-unit kapasitor
dilakukan dengan membandingkan hasil dengan pengukuran sebelumnya atau test
report/name plate.
16
3.3.1
Pengujian tahanan isolasi dilakukan pada bank kapasitor. Bila ditemukan penyimpangan
hasil pengujian terhadap referensi pabrikan atau standar (lihat tabel dibawah), pengujian
dilakukan per unit kapasitor pada bank kapasitor yang diduga mengalami kerusakan
tersebut.
Tabel 3-4 Pengujian Tahanan Isolasi
No.
1.
Rekomendasi
Normal
< 1 M / kV
atau sesuai referensi
pabrikan
Bersihkan
permukaan
bushing, lapisi permukaan
keramik yang cacat dengan
insulator varnish
3.3.2
No.
1.
Unit Kapasitor
Nilai Deviasi
Terhadap Data Name
Plate
Sesuai name plate
atau
Rekomendasi
Normal
Tidak sesuai
rekomendasi pabrikan
atau diluar standar
IEC diatas
17
3.3.3
Pengukuran Resistansi AC
Tabel 3-6 Pengujian Nilai Resistansi AC
No.
1.
Unit Kapasitor
Nilai Deviasi
Terhadap Data Name
Plate
Sesuai name plate
atau sister unit
Tidak sesuai
rekomendasi pabrikan
atau diluar standar
IEC diatas
3.3.4
Rekomendasi
Normal
No.
1.
Unit Kapasitor
Nilai Deviasi
Terhadap Data Name
Plate
Rekomendasi
Tidak
sesuai
rekomendasi pabrikan
atau lebih besar dari Ganti dengan unit baru
0,5%
Jenis Pemeliharaan
In service Inspection
Jenis Inspeksi/Pengujian
Periode
Alat Uji/Ukur
1.
Mingguan
Visual
2.
Mingguan
Visual
3.
Mingguan
Visual
18
Jenis Pemeliharaan
In service measurement
Shutdown
Testing/Measurement
Jenis Inspeksi/Pengujian
Periode
Alat Uji/Ukur
4.
Mingguan
Visual
5.
Mingguan
Visual
6.
Mingguan
Visual
7.
Kondisi serandang
Bulanan
Visual
8.
Visual
9.
Kondisi
pentanahan
sambungan Bulanan
Visual
10.
Visual
11.
Kondisi
kapasitor
antar Bulanan
Visual
12.
Kondisi
rangkaian
CT/CVT
sambungan Bulanan
kapasitor
ke
Visual
13.
1.
Kamera
Thermography
2.
Bulanan
Kamera
Thermography
1.
2 Tahunan
2.
Pengujian tahanan AC
2 Tahunan
RLC meter
3.
Pengujian kapasitansi
2 Tahunan
RLC meter
4.
Pengujian
jumper
Bulanan
Tahanan 2 Tahunan
19
Visual
Alat
uji
tahanan
Jenis Pemeliharaan
Jenis Inspeksi/Pengujian
Periode
Pentahanan
5.
Alat Uji/Ukur
pentanahan
20
Sesuai
kondisi
Tangen
meter
delta
KAPASITOR
4.1.1.1.1
Kapasitor
Inspeksi
Inspeksi Level 1 (in
service
inspection)
Unit Kapasitor
4.1.1.2.1
Bushing Kapasitor
4.1.1
4.1.1.2.2
4.1.1.2.3
4.1.1.3.1
4.1.1.3.2
4.1.1.4.1
4.1.1.4.2
4.1.1.4.3
Sambungan/Jumper/Kle
m
5 Tahunan
2 Tahunan
1 Tahunan
3 Bulanan
Bulanan
ITEM PEKERJAAN
Kondisional
4
4.1
SUBSISTEM
Mingguan
KODE
Harian
Keterangan
Pengamatan
visual
Pengamatan
visual
Pengamatan
visual
Pengamatan
visual
Pengamatan
visual
Pengamatan
visual
Pengamatan
visual
Pengamatan
visual
Pengamatan
visual
secara
secara
secara
secara
secara
secara
secara
secara
secara
4.1.1.5.1
Mechanical Structure
4.1.1.5.2
4.1.1.5.3
4.1.2.1.1
4.1.2.2.1
Bushing Kapasitor
4.1.2.3.1
Sambungan/Jumper/Kle
m
Fuse (Cut Out)
4.1.2
4.1.2.4.1
4.1.3
4.1.3.1.1
4.1.3.1.2
Pemeriksaan kondisi
Serandang
Pemeriksaan kondisi
sambungan
Pentanahan kondisi
Pemeriksaan
insulator
support
Thermovisi Body Kapasitor
Thermovisi Bushing Kapasitor
Thermovisi
Jumper/Sambungan/Klem
Thermovisi Fuse link
Inspeksi Level 3
(shutdown
measurement)
Unit Kapasitor
22
Kondisional
5 Tahunan
2 Tahunan
1 Tahunan
3 Bulanan
Bulanan
ITEM PEKERJAAN
Mingguan
SUBSISTEM
Harian
KODE
Keterangan
Pengamatan
secara visual
Pengamatan secara
visual
Pengamatan secara
visual
Menggunakan
kamera
Thermography
Menggunakan
kamera
Thermography
Menggunakan
kamera
Thermography
Menggunakan
kamera
Thermography
Khusus untuk
Kapasitor
yang terisolasi
thd ground/body.
Durasi
Menggunakan
RLC
meter
4.1.3.1.3
Pengujian kapasitansi
4.1.3.1.4
4.1.3.2.1
Grounding
4.2
Shutdown Treatment
4.2.1.1
Unit Kapasitor
4.2.1.2
4.2.1.3
4.2.2.1
Bushing Kapasitor
4.2.2.2
4.2.3.1
4.2.3.2
4.2.3.3
Sambungan/Jumper/Kle
m
Membersihkan body
kapasitor
Mengecat ulang body
kapasitor
Mengganti unit kapasitor
yang nilai kapasitansinya
tidak sesuai lagi
Membersihkan keramik
insulator
Merekondisi permukaan
keramik
insulator
Membersihkan
klem
termasuk
mengencangkan
baut
Mengganti stranded
konduktor jika ditemukan
rantas/putus
Pengencangan baut
Jumper/Sambungan/Klem
23
Kondisional
5 Tahunan
2 Tahunan
1 Tahunan
3 Bulanan
Bulanan
ITEM PEKERJAAN
Mingguan
SUBSISTEM
Harian
KODE
Keterangan
Menggunakan RLC
meter
Tegangan uji tidak
boleh
melebihi tegangan
pada nameplate
Menggunakan
alat
ukur
pentanahan
4.2.4.1
Mechanical Structure
4.2.4.2
4.2.4.3
4.2.5.1
4.2.5.1
Grounding
Mengganti konduktor
grouding jika
ditemukan rantas/putus
24
5 Tahunan
2 Tahunan
1 Tahunan
3 Bulanan
Kondisional
Membersihkan kualitas
sambungan ke rangka
penyangga
Membersihkan body
penyangga
Mengecat ulang body
penyangga
Pemeriksaan klem Fuse
Bulanan
ITEM PEKERJAAN
Mingguan
SUBSISTEM
Harian
KODE
Keterangan
KAPASITOR
25
KAPASITOR
26
KAPASITOR
27
KAPASITOR
28
KAPASITOR
DAFTAR ISTILAH
In service
Kondisi bertegangan
In service inspection
Pemeriksaan
dalam
kondisi
bertegangan
pemeriksaan/pengukuran
dalam
kondisi
Pengujian
bertegangan
29
fungsi
dalam
keadaan
tidak
KAPASITOR
DAFTAR PUSTAKA
30