You are on page 1of 1

ABSTRAK UNTUK KONAS PDFI 2010 di MAKASAR

MANFAAT REKAM MEDIS UNTUK MENGHINDARI TUNTUTAN DAN GUGATAN


OLEH : ANNA HAROEN ATMODIRONO, SH
PDFI JATIM

Menurut Pasal 1 butir 1 Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis, Rekam
Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Sedangkan Pasal 5 ayat (1) berbunyi : Setiap dokter dan dokter gigi dalam menjalankan praktik
kedokteran wajib membuat rekam medis.
Pasal 79 butir b UU RI No 29 th.2004 Tentang Praktik Kedokteran berbunyi : Dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak lima puluh juta rupiah
setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak membuat rekam medis.
Kewajiban membuat rekam medis tersebut memang ada manfaatnya sebab bila ada pasien yang
menyangka dokter telah merugikan dirinya karena telah melakukan kelalaian, menurut pasal 66
ayat (3) UU Tentang Praktek Kedokteran, setiap pasien berhak untuk melaporkan hal tersebut
kepada pihak yang berwenang (polisi).
Polisi yang mendapat laporan dari pasien, akan melakukan penyidikan apakah tindakan dokter
tersebut sudah procedural atau tidak. Hal ini dibuktikan dengan isi rekam medis yang dibuat oleh
dokter tersebut. Apabila berdasarkan isi Rekam Medis yang telah dibuat oleh dokter tersebut
menunjukkan bahwa tindakannya sudah procedural, maka tidak ada alasan bagi penyidik untuk
menyerahkan berkasnya kepada jaksa penuntut umum dan dia wajib mengeluarkan SP3 (Surat
Perintah Penghentian Penyidikan). Dokter yang sudah mengantongi SP3 tidak dapat digugat oleh
pasien tersebut untuk mengganti kerugian.

You might also like