You are on page 1of 6

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN


7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1.

Diketahui distribusi frekuensi dari ibu menyusui di Puskesmas Sukaresmi


Kabupaten Bogor, yang memiliki bayi yang dilahirkan antara bulan
Januari hingga bulan Desember tahun 2015, berdasarkan keputusan ibu
dalam pemberian ASI eksklusif sebagai berikut: 60% merupakan ibu
yang menyusui bayinya secara eksklusif, sedangkan 40% merupakan ibu
yang menyusui bayinya secara tidak eksklusif.

2.

Diketahui distribusi frekuensi dari ibu menyusui di Puskesmas Sukaresmi


Kabupaten Bogor, yang memiliki bayi yang dilahirkan antara bulan
Januari hingga bulan Desember tahun 2015, berdasarkan umur ibu
sebagai berikut: 68% adalah ibu menyusui yang berumur produktif ( 35
tahun), sedangkan 32% adalah ibu menyusui yang berumur kurang
produktif (> 35 tahun).

3.

Diketahui distribusi frekuensi dari ibu menyusui di Puskesmas Sukaresmi


Kabupaten Bogor, yang memiliki bayi yang dilahirkan antara bulan
Januari hingga bulan Desember tahun 2015, berdasarkan tingkat
pengetahuan sebagai berikut: 65% adalah ibu menyusui dengan tingkat
pengetahuan tentang ASI eksklusif yang baik, sedangkan 35% adalah ibu

82

menyusui dengan tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif yang kurang


baik.
4.

Diketahui distribusi frekuensi dari ibu menyusui di Puskesmas Sukaresmi


Kabupaten Bogor, yang memiliki bayi yang dilahirkan antara bulan
Januari hingga bulan Desember tahun 2015, berdasarkan tingkat
pendidikan ibu sebagai berikut: 18% adalah ibu menyusui dengan tingkat
pendidikan tinggi, sedangkan 82% adalah ibu menyusui dengan tingkat
pendidikan rendah.

5.

Diketahui distribusi frekuensi dari ibu menyusui di Puskesmas Sukaresmi


Kabupaten Bogor, yang memiliki bayi yang dilahirkan antara bulan
Januari hingga bulan Desember tahun 2015, berdasarkan status pekerjaan
ibu sebagai berikut: 15% adalah ibu yang bekerja, sedangkan 85% adalah
ibu yang tidak bekerja.

6.

Diketahui distribusi frekuensi dari ibu menyusui di Puskesmas Sukaresmi


Kabupaten Bogor, yang memiliki bayi yang dilahirkan antara bulan
Januari hingga bulan Desember tahun 2015, berdasarkan tingkat
dukungan keluarga sebagai berikut: 69% adalah ibu menyusui yang
mendapatkan dukungan keluarga yang tinggi untuk menyusui bayinya
secara eksklusif, sedangkan 31% adalah ibu menyusui yang mendapatkan
dukungan keluarga yang rendah untuk menyusui bayinya secara
eksklusif.

7.

Diketahui hubungan antara umur ibu menyusui dengan pengambilan


keputusan ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Sukaresmi

83

Kabupaten Bogor adalah signifikan pada =1% (p=0,000), dimana ibu


dari kategori umur produktif berpeluang 13 kali lipat lebih tinggi dalam
mengambil keputusan untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya,
dibandingkan dengan ibu dari kategori umur kurang produktif
(OR=12,619; 95% CI: 4,571-34,834).
8.

Diketahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu menyusui dengan


pengambilan keputusan ibu dalam pemberian ASI eksklusif di
Puskesmas Sukaresmi Kabupaten Bogor adalah signifikan pada =1%
(p=0,006), dimana ibu dengan tingkat pengetahuan yang baik tentang
ASI eksklusif berpeluang 4 kali lipat lebih tinggi dalam mengambil
keputusan

untuk

memberikan

ASI

eksklusif

kepada

bayinya,

dibandingkan dengan ibu dengan tingkat pengetahuan yang kurang


(OR=3,632; 95% CI: 1,534-8,599).
9.

Diketahui hubungan antara tingkat pendidikan ibu menyusui dengan


pengambilan keputusan ibu dalam pemberian ASI eksklusif di
Puskesmas Sukaresmi Kabupaten Bogor adalah signifikan pada =5%
(p=0,013), dimana ibu berpendidikan tinggi berpeluang 7 kali lipat lebih
tinggi dalam mengambil keputusan untuk memberikan ASI eksklusif
kepada bayinya, dibandingkan dengan ibu berpendidikan rendah
(OR=6,909; 95% CI: 1,492-31,994).

10. Diketahui hubungan antara status pekerjaan ibu menyusui dengan


pengambilan keputusan ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas
Sukaresmi Kabupaten Bogor adalah signifikan pada =5% (p=0,01),

84

dimana ibu yang bekerja berpeluang 12 kali lipat lebih tinggi dalam
mengambil keputusan untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya,
dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja (OR=11,870; 95% CI: 1,49394,359).
11. Diketahui hubungan antara tingkat dukungan keluarga dari ibu menyusui
dengan pengambilan keputusan ibu dalam pemberian ASI eksklusif di
Puskesmas Sukaresmi Kabupaten Bogor adalah signifikan pada =1%
(p=0,000), dimana ibu yang mendapatkan dukungan keluarga yang tinggi
berpeluang 20 kali lipat lebih tinggi dalam mengambil keputusan untuk
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, dibandingkan dengan ibu
yang yang mendapatkan dukungan keluarga yang rendah (OR=20,429;
95% CI: 6,648-62,775).
7.2. Saran
7.2.1. Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor melalui Dinas Tenaga Kerja,
Dinas Perindustrian dan Dinas Kesehatan disarankan untuk
memformulasikan kebijakan (Peraturan Daerah) yang melindungi
hak-hak maternal dari ibu menyusui yang tidak bekerja, namun
sebenarnya terlibat sebagai tenaga kerja di industri rumahan (home
industry) sama dengan hak-hak maternal yang diterima oleh wanita
karir dengan merujuk pada Peraturan Pemerintah Republik

85

Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu


Eksklusif.
2. Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor melalui Dinas Pendidikan
dan Dinas Kesehatan disarankan untuk membuat kebijakan yang
memasukkan pengetahuan tentang pentingnya ASI eksklusif sebagai
muatan lokal di kurikulum pendidikan jenjang Sekolah Dasar.
7.2.2. Puskesmas Sukaresmi Kabupaten Bogor
1. Puskesmas Sukaresmi disarankan untuk memanfaatkan media sosial
dan keagamaan dalam kegiatan-kegiatan penyuluhan serta kampanye
untuk

mensosialisasikan

pentingnya

ASI

eksklusif

kepada

masyarakat secara menyeluruh, misalnya dengan mengajak para


ulama untuk menekankan kembali pentingnya ASI eksklusif menurut
perspektif agama islam melalui khotbah jumat atau majlis talim.
2. Puskesmas Sukaresmi disarankan untuk mengoptimalkan Posyandu
serta program-program kesehatan masyarakat terkait (e.g. Kelas Ibu)
dalam penyuluhan-penyuluhan dan kampanye tentang ASI eksklusif.
7.2.3.Masyarakat Desa Sukaluyu dan Desa Sukaresmi Kabupaten Bogor
1. Tokoh-tokoh masyarakat di bidang keagamaan (terutama islam
sebagai agama mayoritas di wilayah ini) disarankan untuk
menghidupkan kembali dalil-dalil agama yang kuat yang secara

86

eksplisit memunculkan nilai penting ASI eksklusif serta


menyebarkannya melalui khotbah jumat atau majlis talim.
2. Tokoh-tokoh masyarakat di bidang pendidikan (guru) disarankan
untuk menyampaikan nilai penting ASI eksklusif di sekolah.
7.2.4.Peneliti Selanjutnya
1. Disarankan untuk melakukan penelitian tentang analisis kebijakan
terkait ASI eksklusif mengingat terdapat kebijakan yang pro ASI
eksklusif, seperti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, namun
belum menyentuh ibu dianggap tidak bekerja, tapi sebenarnya
bekerja di industri rumahan.
2. Disarankan untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat
pengetahuan tentang ASI eksklusif dari suami, ibu mertua atau ibu
kandung dalam memberikan dukungan terhadap ibu untuk
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

You might also like