Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
radang selaput
lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata. Konjungtivitis dapat
disebabkan oleh berbagai macam penyebab seperti, bakteri, virus, klamidia, alergi
toksik seperti konjungtivitis vernal, dan moluscum contangiosum.
Sedangkan konjungtivitis vernalis dikenal juga sebagai konjungtivitis musiman
atau konjungtivits musim kemarau, yang merupakan penyakit bilateral yang
jarang yang disebabkan oleh alergi, biasanya berlangsung dalam tahun-tahun
prapubertas dan berlangsung 5-10 tahun. Penyebaran konjungtivitis vernal merata
di dunia, terdapat sekitar 0,1% hingga 0,5% pasien dengan masalah tersebut.
Penyakit ini lebih sering terjadi pada iklim panas.2
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. D
Umur
: 9 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Bangsa
: Indonesia
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
: jakarta pusat
Tanggal anamnesa
No. RM
: 830878
: 38 kg
TB
: 143 cm
IMT
: 18, 58 (baik)
Ekonomi pasien tergolong dalam ekonomi yang cukup, dimana ibu dan ayah
pasien bekerja sebagai seorang pedagang.
Pasien bersekeolah di SD negeri dan tidak ada kesulitan dalam mengikuti
pelajaran, nilai dan prestasi belajar cukup baik.
2.3 PEMERIKSAAN FISIK
2.3.1 Status Generalis
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda Vital
TD
: 100/80 mmHg
Nadi
: 72 x/menit
RR
: 21 x/menit
Suhu
: Afebris
Kepala
Mata
THT
Mulut
Leher
Thoraks
Abdomen
Endokrin
Ekstremitas
: Normocephal
: Status Oftalmologi
: Tidak ada keluhan
: Tidak ada keluhan
: Tidak ada keluhan
: Tidak ada keluhan
: Tidak ada keluhan
: Tidak ada keluhan
: Tidak ada keluhan
OD
6/6
Visus
Posisi
OS
6/6
Ortoforia
- Duksi
Baik
Baik
- Versi
Baik
Baik
Inj. konjungtiva
Inj. konjungtiva
Jernih
Superior
jernih
Konjungtiva
superior
Konjungtiva
Silia
jernih
Inferior
Jernih,
Anemis
(-),
Papil
(-),
inferior
Papil
(-),
Konjungtiva bulbi
(+),
jar.
Anemis
(-),
Silier
Fibrovaskular
(-),
(-),
Kornea
+
Edema
Ulkus
Perforasi
Makula
Leukoria
Pigmen iris
Laserasi
Bekas jahitan
Jaringan fibrovaskuler
Penebalan berwarna putih
Limbus Kornea
+
kemerahan
Arcus sinilis
Bekas jahitan
Sklera
-
Warna
COA
Sedang
Iris
Cokelat
Cokelat
Kripta
Normal
Normal
Prolaps
Bentuk
Pupil
Bulat
Bulat
Isokoria
Isokor
Isokor
Ukuran
3 mm
3 mm
RCL
RCTL
Jaringan fibrovaskuler
Sklera biru
Ikterik
Hiperemis
Volume
Sedang
Kejernihan
PEMERIKSAAN
SLIT
Lensa
Jernih
Tampak penebalan di konjungtiva
Jernih
Tampak penebalan di
konjungtiva bulbi ke
LAMP
Palpasi
Tonometer Schiotz
VISUAL FIELD
FUNDUSKOPI
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
TIDAK DILAKUKAN
TIDAK DILAKUKAN
Darah rutin
Kultur
2.7 PENATALAKSANAAN
Normal
Medikamentosa
Anti hitamin topical ED (Cendo conver)
Kortikosteroid topikal ED (Cendo P-Pred)
Anti histamin sistemik: Cetirizin 2 x 1 tab
2.8 PROGNOSIS
Quo ad vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad fungtionam
: Dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
3. 1 ANATOMI DAN FISIOLOGI KONJUNGTIVA
Konjungtiva adalah mukosa yang melapisi bagian dalam palpebra dan
permukaan anterior mata. Konjungtiva melapisi permukaan sebelah dalam
kelopak mulai tepi kelopak (margo palpebralis), melekat pada sisi dalam
tarsus, menuju ke pangkal kelopak menjadi konjuntiva fornicis yang
melekat pada jaringan longgar dan melipat balik melapisi bola mata hingga
tepi kornea. 1
Konjungtiva dibagi menjadi 3 bagian :
1. Konjungtiva palpebra
2. Konjungtiva forniks
3. Konjungtiva bulbi
10
3. 2 PENDAHULUAN
Konjungtivitis merupakan radang pada konjungtiva atau radang
selaput
lendir yang
Konjungtivitis
dapat
menutupi
belakang
disebabkan
kelopak
dan
bola
mata.
11
vernalis
adalah
konjungtivitis
akibat
reaksi
kornea
ini tampak sebagai tonjolan bersegi banyak dengan permukaan yang rata
dan dengan kapiler ditengahnya.
12
degenarasi
epitel
13
kebiruan
sehingga
konjungtiva
tampak
buram
dan
tidak
berkaitan
dengan
konjungtivalisasi
pada
penderita
14
usia muda. Di samping itu, jugaterdapat kista-kista kecil yang dengan cepat
akan mengalami degenerasi. 1,2,4
3. 7
3. 8 GAMBARAN HISTOPATOLOGIK
Tahap awal konjungtivitis vernalis ditandai oleh fase prehipertrofi.
Dalam kaitan ini, akan tampak pembentukan neovaskularisasi dan
pembentukan papil yang ditutup oleh satu lapis sel epitel dengan degenerasi
mukoid dalam kripta diantara papil serta pseudomembran milky white.
Pembentukan papil ini berhubungan dengan infiltrasi stroma oleh sel-sel
PMN, eosinofil, basofil, dan sel mast. Hasil penelitian histopatologik
terhadap 675 pasien dengan konjungtivitis vernalis mata yang dilakukan
oleh Wang dan Yang menunjukkan infiltrasi limfosit dan sel plasma pada
konjungtiva. Proliferasi limfosit akan membentuk beberapa nodul limfoid.
Sementara itu, beberapa granula eosinofilik dilepaskan dari sel eosinofil,
menghasilkan bahan sitotoksik yang berperan dalam kekambuhan
konjungtivitis.
Dalam
penelitian
tersebut juga
ditemukan
adanya
reaksi
serta
reduksi
sel
substansi dasar
radang
secara
keseluruhan.
15
3. 9 GEJALA
16
banyak
papilla
halus
di
konjungtiva
tarsalis
inferior.
yaitu
pembengkakan
gelatinosa
(papillae).
parut
pada
konjungtiva
17
molor).
Kelainan pada palpebra
Terutama mengenai konjungtiva palpebra superior. Konjungtiva
tarsalis pucat, putih keabu-abuan disertai papil-papil yang besar (papil
raksasa). Inilah yang disebut cobble stone appearance. Susunan papil
ini rapat dari samping tampak menonjol. Seringkali dikacaukan dengan
trakoma. Di permukaannya kadang-kadang seperti ada lapisan susu,
terdiri dari sekret yang mukoid. Papil ini permukaannya rata dengan
kapiler di tengahnya. Kadang-kadang konjungtiva palpebra menjadi
putih
penumpukan
susu,
kemerah-merahan,
eosinofil
dan
seperti
merupakan
hal
lilin.
yang
aktif.
Kelainan di kornea
Dapat berupa pungtat epithelial keratopati. Keratitis epithelial
difus khas ini sering dijumpai. Kadang-kadang didapatkan ulkus kornea
yang berbentuk bulat lonjong vertikal pada superfisial sentral atau para
sentral, yang dapat diikuti dengan pembentukan jaringan sikatrik yang
18
Pemeriksaan
laboratorium
yang
dilakukan
berupa
kerokan
3. 11 PENGOBATAN
Karena konjungtivitis vernalis adalah penyakit yang sembuh
sendiri, perlu diingat bahwa medikasi yang dipakai terhadap gejala hanya
memberi hasil jangka pendek, berbahaya jika dipakai jangka panjang.1,2
Pilihan perwatan onjungtivitis vernalis berdasarkan luasnya gejala
yang muncul dan durasinya, yaitu:
1. Tindakan Umum
Dalam hal ini mencakup tindakan-tindakan
konsultatif
yang
dengan tangan
19
biasanya
juga
terbuka.
Pemakaian lensa
kontak
justru
dialami
pasien.
20
Apabila
dikombinasi
dengan
vasokonstriktor,
dapat
memberikan
konjungtiva
tarsal
BAB IV
21
ANALISA KASUS
Pada kasus ini, dilaporkan seorang anak laki-laki, usia 9 tahun, datang
dengan keluhan kedua mata terasa merah dan gatal sejak 4 hari terakhir.
Awalnya pasien bermain di lapangan pada siang hari, kemudian pasien mulai
merasakan keluhan-keluhan tersebut. Keluhan ini sudah sering dirasakan jika
pasien bermain di bawah terik matahari. Sebelumnya pasien sudah tiga kali
berobat ke puskesmas, diberi obat tetes mata dan obat minum namun ibu pasien
tidak tahu nama obat yang diberikan dari puskesmas. Namun, walaupun sudah
menggunakan obat-obat tersebut, keluhan tidak hilang. Gejala ini pun sudah
sering dirasa hilang timbul.
Penglihatan kabur disangkal. Adanya penglihatan ganda disangkal, keluhan
sakit kepala disertai rasa sakit pada daerah mata juga disangkal, terasa ada yang
mengganjal (-), kotoran mata yang kental (-), bengkak (-), mata berair terus
menerus (-), sulit membuka mata (-), demam (-), riwayat alergi (+).
Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa pada anamnesis
kasus konjungtivitis vernal didapatkan adanya keluhan seperti mata merah, gatal,
dan biasanya dipicu oleh kondisi kemarau, atau terik matahari, atau musiman. Dan
tidak terddapat gangguan penglihatan. Pada pemeriksaan visus pasien ini
didapatkan VOD 6/6 dan VOS 6/6.
Dari pemeriksaan status oftalmologis, didapatkan adanya penebalan di
konjungtiva bulbi ke daerah sekitar limbus berwarna putih susu kemerahan pada
kedua mata. Tidak tampak kekeruhan pada kornea dan lensa. Refleks cahaya pada
kedua pupil baik, pupil isokor.
Menurut literatur inspeksi pada konjungtivitis vernal terlihat sebagai
hipertrofi papil pada limbus superior yang dapat membentuk jaringan hiperplastik
gelatin, dengan Trantas dot. Kasus ini juga didukung dengan adanya faktor resiko
yaitu paparan sinar matahari pada mata pasien.
Adapun pemeriksaan tambahan yang perlu dilakukan pada kasus ini
adalah pemeriksaan laboratorium, seperti kultur untuk menilai penyebab dan
untuk menentukan pengobatan pasien.
22
BAB V
KESIMPULAN
23
pada
umumnya
tidak
mengancam
penglihatan,
namun
dapat menimbulkan rasa tidak enak. Penyakit ini biasanya sembuh sendiri tanpadi
obati. Namun tetap dibutuhkan perawatan agar tidak terjadi komplikasi dan
menurunkan tingkat ketidaknyamanan dari pasien. Perawatan yang dapat
diberikan menghindari menggosok-gosok mata, kompre dingin di daerah mata,
memakai pengganti air mata, memakai obat tetes seperti asetil sistein,
antihistamin,
NSAID,
steroid,
stabilisator
dll; obat oral (seperti antihistamin dan steroid), dan pembedahan. 1,2,6
24
sel mast,
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Jakarta: Widya Medika,
2000. Hal 268, 274-287.
2. Ilyas Sidharta, Ilmu Penyakit Mata, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Edisi ke tiga, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2006. Hal 179-188.
3. A.K. Khurana. Comprehenship Opthalmology 4th Edition dalam Chapter
12-New Age International 2007. P 288-96.
4. Wijana Nana S,D, Ilmu Penyakit Mata, Cetakan ke 6, Abdi Tegal.Jakarta
1993.Hal 332-342.
5. Dorland, W.A Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29.
Jakarta : EGC
6. Medicastore. Konjungtivitis Vernalis. Diunduh
dari
http://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis_Vernalis.
html. (Diakses 23 Februari 2015)
7. PubMed Central Journal list. Vernal Keratoconjunctivitis. Diunduh dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1705659/. (Diakses 23
Februari 2015)
25