You are on page 1of 21

TEKNOLOGI BAHAN ALAM

UTS
MAKALAH FREZEE DRYING

Oleh:
1. Achmad Marsam D. (5415221074)

MAGISTER ILMU KEFARMASIAN


UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengeringan merupakan proses yang tak terpisahkan dalam pembuatan farmasi.
Pengeringan merupakan cara untuk menghilangkan sebagian besar air dari suatu bahan
dengan bantuan energi panas dari sumber alam (sinar matahari) atau buatan (alat
pengering). Biasanya kandungan air tersebut dikurangi sampai batas dimana mikroba
tidak dapat tumbuh lagi. Definisi pengeringan dan penguapan hanya dibedakan oleh
kuantitas zat cairnya, dimana pada proses penguapan kuantitas zat cair yang akan
dieliminasi jauh lebih banyak, misalnya pada proses penguapan untuk mendapatkan
garam. Pengeringan merupakan proses yang tidak terpisahkan dalam pembuatan farmasi,
selain untuk mendapatkan struktur granul yang stabil dan bebas kelembapan juga untuk
mengurangi bobot sehingga memperkecil biaya transportasi dan penyimpanan.
Pengeringan merupakan proses untuk mengeliminasi keadaan lembab yang dapat
merusak kestabilan sediaan dimana transfer panas dan massa terlibat pada proses ini.
Panas ditransfer mengenai sediaan untuk mengeliminasi zat cair dimana zat cair diubah
menjadi massa uap yang dibawa oleh udara keluar. Transfer massa dan panas merupakan
suatu proses yang tak terpisahkan. Kecepatan pengeringan ditentukan oleh faktor-faktor
yang mempengaruhi transfer massa dan panas.
Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air sampai batas perkembangan
mikroorganismedan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat
atau terhenti. Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan
yang lama. Kemampuan udara membawa uap air keluar dipengaruhi oleh kelembapan
relatif (RH). Kelembaban relatif didefinisikan sebagai perbandingan antara tekanan
persial uap air yang ada di dalam udara dengan tekanan jenuh uap air yang ada pada
temperatur yang sama. Kelembaban relatif dapat dikatakan sebagai kemampuan udara
untuk menerima kandungan uap air, jadi semakin besar RH semakin kecil kemampuan
udara tersebut untuk menyerap uap air. Pada kelembapan relatif 100%, jumlah uap air
yang mampu dibawa udara keluar sangatlah minim tetapi pada suhu yang tinggi
sebaliknya. Hal ini menjelaskan mengapa dalam pengeringan dibutuhkan suhu yang
tinggi. Agar hasil optimal dapat diperoleh, bahan yang dikeringkan harus memilki
permukaan yang luas, hal ini dimaksudkan agar panas dapat mengenai permukaan secara
merata sehingga proses pengeringan berjalan sempurna. Pada umumnya pengeringan
2

yang sempurna hampir tak mungkin dicapai karena akan selalu tercapai keadaan
seimbang antara zat yang dikeringkan dengan kelembapan dalam udara. Akan tetapi
dengan suplai panas yang terkendali dan sirkulasi udara yang terkontrol, tingkat
pengeringan yang tinggi dapat dicapai.
Industri kimia sering sekali bahan-bahan padat harus dipisahkan dari suspensi,
misalnya secara mekanis dengan penjernihan atau filtrasi. Dalam hal ini pemisahan yang
sempurna sering kali tidak dapat diperoleh, artinya bahan padat selalu masih
mengandung sedikit atau banyak cairan, yang seringkali hanya dapat dihilangkan dengan
pengeringan. Karena pertimbangan ekonomi (penghematan energi), maka sebelum
pengeringan dilakukan, sebaiknya sebanyak mungkin cairan sudah dipisahkan seara
mekanis. (Bernasconi, G., 1995)
Pengeringan merupakan cara untuk menghilangkan sebagian besar air dari suatu
bahan dengan bantuan energi panas dari sumber alam (sinar matahari) atau buatan (alat
pengering). Biasanya kandungan air tersebut dikurangi sampai batas dimana mikroba
tidak dapat tumbuh lagi. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air sampai
batas perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan
pembusukan terhambat atau terhenti. Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat
mempunyai waktu simpan yang lama. Kriteria Pemilihan Alat Pengering Disamping
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ekonomi, pemilihan alat pengering ditentukan
oleh faktor faktor berikut (Bernasconi, G., 1995):
1. Kondisi bahan yang dikeringkan (bahan padat, yang dapat mengalir, pasta,
suspensi)
2. Sifat sifat bahan yang akan dikeringkan (misalnya apakah menimbulkan bahaya
kebakaran, kemungkinan terbakar, ketahanan panas, kepekaan terhadap pukulan,
bahaya ledakan debu, sifat oksidasi).
3. Jenis cairan yang terkandung dalam bahan yang dikeringkan (air, pelarut organik,
dapat terbakar, beracun)
4. Kuantitas bahan yang dikeringkan
5. Operasi kontinu atau tidak kontinu.
3

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud Sistem pengeringan Freeze Drying?
2. Bagaimana Prinsip kerja dari mesin pengeringan Freeze Drying?
3. Apa saja Aplikasi mesin pengeringan Freeze Drying?
C. Tujuan penulisan
1. Mengerti terhadap Sistem pengeringan Freeze Drying?
2. Mengetahui Prinsip kerja dari mesin pengeringan Freeze Drying?
3. Mengetahui Aplikasi mesin pengeringan Freeze Drying?
D. Manfaat
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan kepada penulis,
dimana selain untuk memenuhi tugas yang diberikan makalah ini juga bertujuan
untuk menginformasikan kepada seluruh pembaca terhdap metode pengeringan beku
atau Freeze Drying. Penulis sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca setelah mengetahui metode pengeringan beku atau

Freeze

Drying yang termuat dalam makalah ini.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengeringan
Setiap proses dalam pembuatan sediaan farmasi baik dalam skala kecil maupun besar
industri hampir selalu melibatkan proses pengeringan. Tujuan akhir dari sistem
pengeringan bukan saja untuk mempercepat proses pengeringan, akan tetapi juga untuk
meningkatkan mutu bahan yang dikeringkan dan sistem dapat beroperasi dengan biaya
relatif rendah. Dengan kata lain, kita ingin mengoptimumkan operasi sistem pengeringan
tersebut. Metodologi dan teknik pengeringan dapat dikatakan baik apabila kita
memahami konsep pengeringan itu sendiri. Dengan mengetahui konsep tersebut maka
dapat membantu kita menghasilkan satu system pengeringan yang handal dan dapat
beroperasi secara optimum (Dhadhang dan Teuku, 2012). Pengeringan juga disebut
penghidratan, yang berarti menghilangkan air dari suatu bahan. Proses pengeringan atau
penghidratan berlaku apabila bahan yang dikeringkan kehilangan sebagian atau
keseluruhan air yang dikandungnya. Pengeringan juga dapat berlangsungya itu dengan
cara memecahkan ikatan molekul-molekul air yang terdapat di dalam bahan. Apabila
ikatan molekul-molekul air yang terdiri dari unsur dasar oksigen dan hidrogen
dipecahkan, maka molekul tersebut akan keluar dari bahan. Akibatnya bahan tersebut
akan kehilangan air yang dikandungnya (Voight, 1995).
Operasi pengeringan dalam pembuatan sediaan farmasi memainkan peran yang
penting, misalnya dalam pembuatan ekstrak kering, granul, tablet atau yang lainnya. Ada
banyak macam cara pengeringan. Cara pengeringan yang dipilih bergantung pada jenis,
jumlah dan sifat fisikokimia bahan. Produk farmasi yang akan dikeringkan pada
umumnya berupa ekstrak kental atau padatan.

Kriteria Pemilihan Pengeringan

Disamping berdasarkan pertimbanganpertimbangan ekonomi, pemilihan alat pengering


ditentukan oleh faktorfaktor berikut :

1. Kondisi bahan yang dikeringkan (bahan padat, yang dapat mengalir, pasta,
suspensi)
2. Sifatsifat bahan yang akan dikeringkan (misalnya apakah menimbulkan bahaya
kebakaran, kemungkinan terbakar, ketahanan panas, kepekaan terhadap pukulan,
bahaya ledakan, debu, sifat oksidasi).
3. Jenis cairan yang terkandung dalam bahan yang dikeringkan (air, pelarut organik,
dapat terbakar, beracun)
4. Kuantitas bahan yang dikeringkan
5. Operasi kontinu atau tidak kontinu (Voight, 1995).
Teknik tersebut banyak di aplikasikan dalam beberapa peralatan yang sering digunakan
dalam industri farmasi yang secara umum prinsipnya pemberian panas yang relatif
konstan terhadap bahan obat, sehingga proses pengeringan dapat berlangsung dengan
cepat dan mendapatkan hasil yang maksimal (seragam) (Voight, 1995).

Manfaat Pengeringan

Terdapat berbagai manfaat setelah bahan dikeringkan, diantaranya ialah


1. Melindungi obat dari pengaruh degradasi, karena kecepatan degradasi akan bertambah
bila dalam kondisi lembab atau berair
2. Melindungi obat dari pengaruh mikroorganisme
3. Memperbaiki sifat alir dan meningkatkan stabilitas granul
4. Memudahkan proses pengecilan

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan

Pada proses pengeringan selalu diinginkan kecepatan pengeringan yang maksimal. Oleh
karena itu perlu dilakukan usahausaha untuk mempercepat pindah panas dan pindah
massa (pindah massa dalam hal ini perpindahan air keluar dari bahan yang dikeringkan

dalam proses pengeringan tersebut). Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk
memperoleh keepatan pengeringan maksimum, yaitu :

1. Luas permukaan
Semakin luas permukaan bahan yang dikeringkan, maka akan semakin cepat bahan
menjadi kering. Biasanya bahan yang akan dikeringkan dipotong potong untuk
mempercepat pengeringan.
2. Suhu
Semakin besar perbedaan suhu (antara medium pemanas dengan bahan yang
dikeringkan), maka akan semakin cepat proses pindah panas berlangsung sehingga
mengakibatkan proses penguapan semakin cepat pula. Atau semakin tinggi suhu udara
pengering, maka akan semakin besar energi panas yang dibawa ke udara yang akan
menyebabkan proses pindah panas semakin cepat sehingga pindah massa akan
berlangsung juga dengan cepat.
3. Kecepatan udara
Umumnya udara yang bergerak akan lebih banyak mengambil uap air dari permukaan
bahan yang akan dikeringkan. Udara yang bergerak adalah udara yang mempunyai
kecepatan gerak yang tinggi yang berguna untuk mengambil uap air dan menghilangkan
uap air dari permukaan bahan yang dikeringkan.
4. Kelembaban udraa
Semakin lembab udara di dalam ruang pengering dan sekitarnya, maka akan semakin
lama proses pengeringan berlangsung kering, begitu juga sebaliknya. Karena udara
kering dapat mengabsorpsi dan menahan uap air. Setiap bahan khususnya bahan pangan
mempunyai keseimbangan kelembaban udara masingmasing, yaitu kelembaban pada
suhu tertentu dimana bahan tidak akan kehilangan air (pindah) ke atmosfir atau tidak
akan mengambil uap air dari atmosfir.
7

5. Tekanan atm dan vakum


Pada tekanan udara atmosfir 760 Hg (=1 atm), air akan mendidih pada suhu 100C. Pada
tekanan udara lebih rendah dari 1 atmosfir air akan mendidih pada suhu lebih rendah dari
100C.
6. Waktu
Semakin lama waktu (batas tertentu) pengeringan, maka semakin cepat proses
pengeringan selesai. Dalam pengeringan diterapkan konsep HTST (High Temperature
Short Time), Short time dapat menekan biaya pengeringan. (Rohanah, A.,2006).

B. Metode Pengeringan
Pengeringan merupakan proses mengurangi kadar air atau megeluarkan sebagian air
dari suatu bahan dengan cara menguapkan sebagian besar air yang dikandungnya dengan
menggunakan energi panas sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan
kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Semakin
banyak kadar air dalam suatu bahan, maka semakin cepat pembusukannya oleh
mikroorganisme. Biasanya kandungan air bahan dikurangi sampai batas dimana mikroba
tidak dapat tumbuh lagi di dalamnya.
Pengeringan dapat pula diartikan sebagai suatu penerapan panas dalam kondisi
terkendali, untuk mengeluarkan sebagian besar air dalam bahan pangan melalui evaporasi
(pada pengeringan umum) dan sublimasi (pada pengeringan beku), dengan demikian
bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama dan kandungan
nutrisinya masih ada. Pengeringan memberikan manfaat lain yang penting selain
melindungi pangan yang mudah rusak. Pengurangan air menurunkan bobot dan
memperkecil volume pangan sehingga biaya pengangkutan dan penyimpanan.
Pengeringan juga memudahkan penanganan, pengemasan, pengangkutan dan
konsumsi. Selama pengeringan terjadi perubahan fisik dan kimiawi yang semuanya tidak
diinginkan.
Terdapat beberapa Metode Pengeringan yang diantaranya adalah :

1. Pengeringan Alami
Pengeringan alami sering juga dikenal dengan pengeringan dengan menggunakan
sinar matahari, atau sering disebut dengan penjemuran, yakni pengeringan yang
dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan yang disediakan alam seperti angin, sinar
dan matahari. Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari memang bisa efektif ,
karena suhu yang dicapai sekitar 35oC sampai 40oC. Penggunaan sinar matahari kadangkadamg kurang menguntungkan, karena kondisi cuaca yang bisa berubah-ubah. Salah
satu keuntungan dari metode ini adalah tidak memerlukan keahlian dan peralatan khusus,
serta biayanya lebih murah, dan kelemahannya yakni membutuhkan lahan yang luas,
sangat tergantung pada cuaca, dan sanitasi hygiene sulit dikendalikan.
2. Pengeringan Buatan atau Mekanis
Pengeringan buatan atau mekanis dapat menggunakan udara yang dipanaskan. Udara
yang dipananskan tersebut dialirkan kebahan yang akan dikeringkan dengan
menggunakan alat penghembus fan. Pengeringan dengan cara ini memberikan beberapa
keuntungan, diantaranya suhu dan kecepatan proses pengeringan dapat diatur seuai
keinginan, tidak terpengaruh cuaca, tidak memerlukan tempat yang luas, kondisi
pemgeringan dapat dikontrol atau sanitisi dan higiene dapat dikendalikan.
Pengeringan dengan pemanas buatan ini mempunyai 3 golongan tipe, yakni alat
pengering langsung (direct dryer). Pada alat ini pemindahan udara panas langung pada
bahan yang akan dikeringkan. Pindah panas secara konveksi umumnya menggunakan
udara panas yang dialirkan sehingga energi panas merata ke semua bahan yang
dikeringkan. Tipe pengering buatan yang kedua yakni pengering tak langsung (indirect
dryer). Alat ini pemindahan panas berhubungan dengan medium padat, dimana uap yang
terjadi dikeluarkan secara terpisah dari medium pengering. Tipe ketiga yaitu alat
pengering inframerah (infra red dryer).
3. Pengeringan Beku (Freeze Drying)
Pengeringan Beku ini merupakan salah satu cara dalam pengeringan bahan
farmasi. Pada proses ini, air dihilangkan dengan mengubahnya dari bentuk beku (es) ke
bentuk gas (uap air) tanpa melalui fase cair,yang biasa disebut dengan sublimasi.
Pengeringan beku ini dapat meninggalkan kadar air sampai 1%, sehingga produk bahan
alam yang dikeringkan menjadi stabil dan sangat memenuhi syarat untuk pembuatan
sediaan farmasi dari bahan alam yang kadar airnya harus kurang dari 10%. Selain rasa,
9

bau dan kandungan gizinya yang umumnya tetap, hasil pengeringan bahan tersebut juga
dapat disimpan pada suhu kamar dalam wadah bersegel (Lachman, 1988). Pada
pengeringan ini semua bahan pada awalnya dibekukan, kemudian diperlakukan dengan
suatu proses pemanasan ringan dalam suatu lemari hampa udara. Kristal-kristal es ini
yang terbentuk Selama tahap pembekuan, menyublim jika dipanaskan pada tekanan
hampa yaitu berubah secara langsung dari es menjadi uap air tanpa melewati fase cair. Ini
akan menghasilkan produk yang bersifat porous dengan perubahan yang sangat kecil
terhadap ukuran dan bentuk bahan aslinya. Karena panas yang digunakan sedikit, maka
kerusakan karena panas juga kecil dibandingkan dengan cara-cara pengeringan lainnya.
Produk yang bersifat porous dapat direhidrasi dengan cepat didalam air dingin (Gaman
dan Sherrington, 1981).
Freeze Drying merupakan suatu alat pengeringan yang termasuk kedalam Conduction
Dryer/ Indirect Dryer karena proses perpindahan terjadi secara tidak langsung yaitu
antara bahan yang akan dikeringkan (bahan basah) dan media pemanas terdapat dinding
pembatas sehingga air dalam bahan basah / lembab yang menguap tidak terbawa bersama
media pemanas. Hal ini menunjukkan bahwa perpindahan panas terjadi secara hantaran
(konduksi), sehingga disebut juga Conduction Dryer/ Indirect Dryer.
Pengeringan beku (freeze drying) adalah salah satu metode pengeringan yang
mempunyai keunggulan dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan, khususnya
untuk produk-produk yang sensitif terhadap panas. Keunggulan pengeringan beku,
dibandingkan metoda lainnya, antara lain adalah :
a. Dapat mempertahankan stabilitas produk (menghindari perubahan aroma, warna, dan
unsur organoleptik lain)
b. Dapat mempertahankan stabilitas struktur bahan (pengkerutan dan perubahan bentuk
setelah pengeringan sangat kecil)
c. Dapat meningkatkan daya rehidrasi (hasil pengeringan sangat berongga dan
lyophile sehingga daya rehidrasi sangat tinggi dan dapat kembali ke sifat fisiologis
Keunggulan-keunggulan tersebut tentu saja dapat diperoleh jika prosedur dan proses
pengeringan beku yang diterapkan tepat dan sesuai dengan karakteristik bahan yang

10

dikeringkan. Kondisi operasional tertentu yang sesuai dengan suatu jenis produk tidak
menjamin akan sesuai dengan produk jenis lain.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Sistem Pendinginan Freeze Drying
Freeze drying merupakan sebuah metode pengeringan dan pendinginan suatu
produk,

Dalam pengeringan beku, perpindahan panas ke daerah pengeringan dapat

dilakukan oleh konduksi atau pemancaran oleh gabungan kedua cara ini. Pengawasan
laju pindah panas sangat penting, perlu untuk menghindari pencairan es dan dengan
demikian laju pindah panas harus cukup rendah untuk menjamin kualitas suatu produk
yang . Selain itu , untuk melakukan proses pengeringan dalam waktu yang masuk akal,
laju pindah panas haruslah setinggi mungkin. Unutk mencapai pengeringan yang aman,
perhatian yang utama ditujukan dalam perencanaan peralatan pengeringan beku dan
efisien. Faktor lain yang perlu diperhatian bahwa suhu permukan tidak boleh terlalu
tinggi karena akan menyebabkan kerusakan bahan pangan pada permukaannya (Earle,
1969).
Pengertian lainnya mengenai pengeringan beku, proses penghilangan kandungan air
dengan mengubahnya dari bentuk beku (es) ke bentuk gas (uap air) tanpa melalui fase
cair, fase ini disebut sublimasi. Pengeringan beku dilakukan dalam hampa udara dan suhu
sangat rendah. Pengeringan beku ini menghasilkan produk terbaik, terutama karena
pangan tidak kehilangan banyak aroma dan rasa atau nilai gizi.
Proses Freeze drying diawali dengan proses pembekuan suatu produk, kemuadian air
dikeluarkan dari bahan secara sublimasi atau penguapan es tanpa melewati fase cair
dengan keadaan tekanan dibawah tekanan atmosfer. Freeze dryer adalah sebuat alat yang
memerlukan sterilisasi antara membekukan dan berjalannya pengeringan. Bentuk yang
paling umum dari sterilisasi yaitu sterilisasi uap. Tidak hanya melakukan steam
sterilizable pengering beku harus mampu mempertahankan vakum penuh mereka juga
harus mampu mempertahankan suhu tinggi dan tekanan tinggi, yang membutuhkan
desain khusus pertimbangan dan konstruksi.
Proses ini dilakukan pada P<4 mmHg dan suhu 10F. Dengan demikian bahan
pangan akan terhibdar dari kerusakan kimiawi dan mikroniologi serta citarasa akan tetap
terjaga, daya dehidrasi akan baik. freeze drying adalah salah satu metode pengeringan
yang mempunyai keunggulan dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan,
11

khususnya untuk produk-produk yang sensitif terhadap panas. Pengawetan dengan suhu
rendah (pembekuan) dapat menghambat aktivitas mikroba mencegah terjadinya reaksireaksi kimia dan aktivitas enzim yang dapat merusak kandungan gizi bahan pangan.
Spesifikasi alat ini terdiri komponen asesorisnya terdiri dari: vaccum sensor, vaccum
hose, base plate, 3 unheated shelves, drying chamber, rubber valve, vaccum pump dan
exhaust filter. Sedangkan menu display antara lain dari beberapa setting program antara
lain: pengaturan suhu, waktu oprasional,dan lain-lain.

Gambar 1. Macam Macam Mesin Freeze Drying.


B. Prinsip kerja dari mesin pengeringan Freeze Dryer
Pada prinsipnya pengeringan beku terdiri dari dua urutan proses yaitu pembekuan
yang dilanjutkan dengan pengeringan. Dalam hal ini, proses pengeringan berlangsung
pada saat bahan dalam keadaan beku, sehingga proses perubahan fase yang terjadi adalah
sublimasi. Sublimasi dapat terjadi jika suhu dan tekanan ruang sangat rendah, yaitu
dibawah titik triple air.

12

Gambar 2. Mekanisme Fase Perubahan Bentuk.


Titik tripel terletak pada suhu 0,01 C dan tekanan 0,61 KPa, dengan demikian
proses pengeringan beku harus dilakukan pada kondisi dibawah suhu dan tekanan
tersebut. Tekanan kerja yang umum digunakan di dalam ruang pengeringan beku adalah
60 600 Pa atau 0,0087-0,087 psi. Pada saat pembekuan terbentuk kristal-kristal es di
dalam bahan, yang mana pada saat pengeringan kristal es tersebut akan tersublimasi dan
meninggalkan rongga (pori) didalam bahan. Keadaan bahan yang bersifat porous setelah
pengeringan, meyebabkan bentuk bahan tidak mengalami perubahan yang besar
dibandingkan sebelumnya, serta proses rehidrasi air (pembasahan kembali) lebih baik
dari pada proses pengeringan lainnya.
Freeze pengering (lyophilizer) adalah teknik yang menggunakan prinsip
pengeringan sublimasi pada bahan beku menjadi lebih cepat kering pada suhu rendah
untuk mendapatkan produk yang memilki volume yang relatif mengecil, maka kondisi
yang tepat untuk mendukung proses tersebut adalah saat tekanan sistem lebih rendah
dibanding tekanan atmosfer atau disebut dengan keadaan vakum, sehingga produk beku
bisa langsung disublimasikan ke dalam proses penguapan produk Freeze Drying,
bahannya disebut bahan beku-kering (lyophilizer), proses ini disebut proses beku-kering
(liofilisasi).
Prinsip mendasar dalam freeze dryer yakni sublimasi, pergeseran dari padat
langsung ke gas. Sama seperti penguapan, sublimasi terjadi ketika molekul mendapatkan
energi yang cukup untuk membebaskan diri dari molekul di sekitarny, sehingga Air akan
meyublin dari padat (es) menjadi gas (uap). Ada dua faktor utama yang menentukan fase
zat (padat, cair atau gas), yakni tekanan panas dan atmosfer. Untuk substansi
pengambilan setiap fase, suhu dan tekanan harus berada dalam kisaran tertentu. Tanpa

13

kondisi ini, fase zat tidak bisa eksis. Grafik di bawah ini menunjukkan tekanan yang
diperlukan dan nilai suhu fase yang berbeda dari air.

Gambar 3. Grafik Fase Tekanan dan Suhu.


Kita dapat melihat dari grafik, bahwa air berbentuk cair di permukaan laut (di mana
tekanan sama dengan 1 atm) jika suhu di antara titik permukaan laut beku (32 derajat
Fahrenheit atau 0 derajat Celcius) dan permukaan laut titik dididh (212 F atau 100 C).
Tetapi jika dilakukan peningkatan suhu di atas 32 F sekaligus mempertahankan tekanan
atmosfer bawah 0.06 atmosfer (ATM), air cukup hangat untuk mencair, namun tidak ada
tekanan yang cukup untuk membentuk cairan. Sehingga akibat dari fenomena ini proses
sumblimasipun akan terjadi, dimana air beku ( es ) akan menyublim menjadi fase gas
tanpa melewati fase cair terlebih dulu.
Sebuah mesin khas terdiri dari ruang pembekuan-pengeringan dengan beberapa
rak yang tersusun pada unit pemanas, koil beku terhubung ke kompresor kulkas, dan
pompa vakum.

14

Gambar 4. Penampang Rak Mesin Freeze Drying Skala Produksi.

Gambar 4. Penampang Mesin Kontrol Suhu Freeze Drying Skala Produksi.


Produk disimpan pada rak ketika masih beku. Ketika menutup ruang tersebut dan
memulai proses, mesin menjalankan kompresor untuk menurunkan suhu dalam ruangan
dan mempertahankan kondisi produk. Produk yang membeku, yang memisahkan air dari
segala celah di sekitarnya ketika sistem pengeringan-beku mulai bekerja. Ruangan akan
memanas rendah dan Selanjutnya sistem bekerja, dengan menggunakan pompa vakum
15

sistem akan memaksa udara keluar dari ruangan, menurunkan tekanan atmosfer sampai
bawah 0.06 ATM. Unit pemanas akan melepas kalor atau mentransfer panas ke rak,
menyebabkan produk yang mengalami fase padat ( es ) akan menguap kemudian
mengubah fase. Proses tersebut dipengaruhi oleh tekanan, akibat dari tekanan yang
sangat rendah, fase beku pada produk ( es ) akan berubah secara langsung menjadi uap
air. Tanpa melewati fase cair akibat pengaruh tekanan yang berada dibawah tekanan
atmosfer atau berada dalam kondisi vakum.
Secara kontinyu sistem akan bekerja untuk proses pengeringan-beku, sementara
materi secara bertahap mengering. Proses ini memakan waktu begitu lama karena
overheating produk secara signifikan dapat mengubah komposisi dan struktur. Setelah
bahan dikeringkan, bahan akan menyerap oksigen dan proses inipun selesai. Produk yang
tersimpan pada rak mampu bertahan dan awet selama bertahun-tahun tanpa terjadi
reduksi pada kualitas nutrisi dari produk tersebut, sampai kondisi produk dikembalikan
ke bentuk aslinya dengan menggunakan sedikit air, kemudian produk akan menyerap dan
mengembang.
C. Aplikasi Mesin Pengeringan Freeze Drying
Sesuai dengan namanya pula Freeze Dryer (pengering beku) dapat digunakan untuk
mengeringkan bahan-bahan cair seperti ekstrak baik cair maupun kental, lebih ditekankan
untuk pengeringan ekstrak dengan penyari/solvent dari air. Pengeringan ekstrak relatif
lama, sebagai ilustrasi kerja alat tersebut sebagai berikut: untuk mengeringkan ekstrak
cair sebanyak 500 ml bisa membutukan waktu lebih dari 20 jam. Untuk itu lebih
disarankan ekstrak yang dikeringkan dalam Freeze Dryer sudah dalam ekstrak kentalnya
sehingga waktu pengeringan akan lebih cepat sehingga biaya akan lebih murah.
Kapasitas alat tersebut mampu mengeringkan ekstrak sampai 6 liter sekaligus.
Proses pengeringan beku dengan alat freeze dryer ini berlangsung selama 18-24 jam,
karena proses yang panjang inilah membuat produk-produk bahan alam ini menjadi lebih
stabil dibandingkan dengan metode pengeringan yang lain seperti pengeringan semprot
atau yang dikenal dengan spray drying. Pengeringan beku ini dapat meninggalkan kadar
air sampai 1%, sehingga produk bahan alam yang dikeringkan menjadi stabil dan sangat
memenuhi syarat untuk pembuatan sediaan farmasi dari bahan alam yang kadar airnya
harus kurang dari 10%.

16

Pada prosesnya yang panjang ini sampel akan dibekukan terlebih dahulu, lalu setelah
itu dimasukkan kedalam alat freeze dryer yang akan diset suhu dan tekanannya dibawah
titik triple. dan akan terjadi proses sublimasi yaitu dari padat menjadi gas. Penggunaan
freeze drying ini sendiri juga telah banyak diaplikasikan dalam pengeringan produk
makanan, hasil dari pengeringan ini tidak merubah tekstur dari produk itu sendiri dan
cepat kembali kebentuk awalnya dengan penambahan air.
Untuk proses pengeringan beku (freeze dryer), menurut Muchtadi (1992), bahan yang
dikeringkan terlebih dahulu dibekukan kemudian dilanjutkan dengan pengeringan
menggunakan tekanan rendah sehingga kandungan air yang sudah menjadi es akan
langsung menjadi uap, dikenal dengan istilah sublimasi. Pengeringan menggunakan alat
freeze dryer lebih baik dibandingkan dengan oven karena kadar airnya lebih rendah.
Pengeringan menggunakan alat freeze dryer/pengering beku lebih aman terhadap resiko
terjadinya degradasi senyawa dalam ekstrak. Hal ini kemungkinan karena suhu yang
digunakan untuk mengeringkan ekstrak cukup rendah.
Seiring berkembang zaman, Sistem pengeringan beku atau sistem Freeze drying
lambat laun sistem ini mulai dikenal oleh masyarakat dan mulai menjadi hal yang
menarik untuk menjadi sebuah pilihan masyarakat dalam mencukupi kebutuhan
hidupnya. Berbagai aplikasi yang digunakan baik untuk kebutuhan rumah tangga ataupun
aplikasi dalam industri yang besar.
Seperti halnya aplikasi Freeze drying pada bahan farmasi, pda bahan makanan seperti
daging. Selama proses dehidrasi, terjadi perubahan suhu pada bahan pangan, tekanan
diatur di bawah 4,7 mmHg atau sampai pada 1 mmHg ( ukuran tekanan yang baik dalam
proses Freeze drying untuk daging ). Dehidrasi pada daging beku secara konvensional,
daging beku tersebut diletakkan pada wadah yang dipanaskan pada suhu 110F. Selama
proses pemanasan tersebut daging beku tersebut akan menyublim dan kandungan es pada
daging tersebut akan menguap.
Pada pengeringan beku secara batch maka produk pangan terlebih dahulu,
kemudian dimasukkan ke dalam ruang pengering beku dan suhu dijaga pada awal
pengeringan antara 100C-120C kemudian secara perlahan-lahan suhu diturunkan
selama 6-8 jam. Suhu pengering beku pada umumnya tidak lebih dari 60C. Suhu
pengeringan beku sangat tergantung jenis bahan. Pada sistem pengering kontinue maka

17

bahan diletakkan di tray, dimasukkan dan dikeluarkan dari ruang pengering melalui kunci
vakum.
Selain aplikasi dalam pangan dan farmasi, sisitem ini pun dapat diaplikasilkan dalam
dunia biologi seperti pada sebuah pengamatan molekul dalam sebuah Laboratorium.
Freeze-drying atau liofilisasi adalah proses yang sama. Istilah lyophilization
mempunyai arti untuk melarutkan deskripsi yang sederhana dari freeze-drying.
Freeze-drying adalah dengan pengeringan produk dengan pengeringan vakum (Day,
2007). Teknik kering beku atau teknik liofilisasi merupakan teknik penyimpanan yang
paling banyak digunakan untuk penyimpanan jangka panjang mikroba.
Teknik ini cocok untuk menyimpan berbagai jenis mikroorganisme termasuk
virus, bakteri, khamir, jamur, bahkan alga dan protozoa (Mahmud, 2001). Freeze-drying
adalah metode yang digunakan untuk pengeringan dalam pengawetan mikroorganisme
(Izquierdo, 2010). Proses kering beku merupakan kombinasi dua teknik penyimpanan
jangka panjang paling baik, yaitu pembekuan dan pengeringan. Garis besar tahapan
proses ini meliputi pembuangan uap air dengan cara sublimasi vakum dari status beku.
Sebelum pengeringan, teknik ini menggunakan salah satu dari dua cara pembekuan
suspensi sel. Pada tahap pembekuan (pre-freezing), suspensi sel mikroba dapat
dibekukan dengan menambahkan campuran pendingin seperti es kering (dry ice) dalam
etanol.
Selanjutnya suspensi beku mikroba di dalam ampul di keringkan dalam kondisi
vakum (Mahmud, 2001). Liofilisasi atau freeze drying adalah metode untuk stabilisasi
biologi. Proses tahapan terdiri dari sublimasi, dan selanjutnya pengeringan.

18

Gambar 4. Model Labu Alat Freeze Skala Laboratorium.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebuah sistem yang memanfaatkan suatu kondisi dimana pada proses Freeze drying
ini temperatur ekstrim 0oC atau temperatur beku air, dipanaskan dengan hanya menaikan
beberapa derajat sehingga akan mengubah es tersebut dan menguapkannya, namun akibat
dari tekanan Vakum atau tekanan dibawah tekanan atmosfir, proses penguapan es akan
langsung berubah menjadi uap tanpa melewati fase pencairan terlebih dahulu, fenomena
tersebut adalah proses penyubliman.
Berbagai aplikasi yang dapat diterapkan dalam pemanfaatannya, dari mulai untuk
kebutuhan rumah tangga, industri farmasi, sampai aplikasi dalam sebuah industri pangan.
Freeze drying merupakan sistem pengeringan-beku yang juga digunakan dalam dunia
Biologi, yang mana dimanfaatkan untuk proses penyimpanan mikroba dan virus dalam
sebuah Laboratorium.
Freeze Dryer termasuk kedalam alat pengeringan jenis indirect dryer/ conduction
dryer yaitu merupakan salah satu metode pengeringan yang mempunyai keunggulan
dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan. Sesuai dengan namanya pula Freeze
Dryer (pengering beku) dapat digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan cair seperti
ekstrak baik cair maupun kental, lebih ditekankan untuk pengeringan ekstrak dengan
penyari/solvent dari air. Pengeringan beku ini dapat meninggalkan kadar air sampai 1%,
sehingga produk bahan alam yang dikeringkan menjadi stabil dan sangat memenuhi
syarat untuk pembuatan sediaan farmasi dari bahan alam yang kadar airnya harus kurang
dari 10%. Namun, freeze dryer membutuhkan biaya yang lebih mahal.
19

Secara umum, Freeze drying adalah sebuah penguapan produk beku dengan
menggunakan kenaikan temperatur rendah yang memanfaatkan tekanan hampa, sehingga
mengakibatkan terjadinya proses penyubliman pada produk tersebut. Hasil produk kering
dari proses Freeze drying tidak akan menjadi produk tanpa nutrisi, proses pengeringan
produk ini dilakukan pada temperatur yang rendah sehingga kerugian nutrisi akibat dari
proses pengeringan tidak terlalu banyak dan tergolong akan tetap terjaga kandungan
nutrisi dari setiap produknya baik untuk bahan farmasi maupun bahan pangan.

DAFTAR PUSTAKA
Antonim, Freeze-Drying, Melalui< https://rill4quenza.wordpress.com/2011/03/26/freezedrying-new-gates-of-inovation/>: diakses pada 21 Juli 2016
Antonim,

Mengenal

Lebih

Dekat

Alat

Pengering

Freeze

Dryer,

Melalui<

https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/06/15/mengenal-lebihdekat-alat-pengering-freeze-dryer>: diakses pada 21 Juli 2016


Antonim,

Pengawetan,

Melalui<

http://buyungchem.wordpress.com/pengawetan-

makanan/ >: diakses pada 21 Juli 2016


Antonim,

Pengeringan,

Melalui<

http://www.gogreen.web.id/2008/04/pengawetan-

dengan-cara-pengeringan.html.>: diakses pada 21 Juli 2016


Antonim, pengeringan-beku-freeze-drying,
Melalui<http://candyman21.blogspot.com/2009/01/pengeringan-beku-freeze-drying.html
>: diakses pada 21 Juli 2016
Kurniawan, Dhadhang Wahyu dan Teuku Nanda Saifullah, 2012, Teknologi Sediaan
Farmasi, UNSOED Press, Purwokerto.
Bernasconi, G., H. Grester, H. Hauser, H. Satuble dan E. Schneiter. 1995. Teknologi
Kimia Bagian 2. Terjemahan L, Hadojo. Pradnya Paramita. Jakarta.
Lachman L, Lieberman HA., dan Kanig, 1988, Teori dan Praktek Farmasi Industri,
Universitas Indonesia Press, Jakarta.

20

Mujumdar, Arun S., 2006, Handbook of Industrial Drying, National University of


Singapore , CRC Press Online, diakses tanggal 11 Juni 2012.
Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim, F.,
Edisi keempat, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

21

You might also like