Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Ahmad Farid Wajdy
H1A011002
BAB I
PENDAHULUAN
Mata adalah salah satu indera yang penting bagi manusia, melalui mata manusia
menyerap informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan.
Namun gangguan terhadap penglihatan banyak terjadi, mulai dari gangguan ringan
hingga gangguan yang berat yang dapat mengakibatkan kebutaan. 1
Katarak atau kekeruhan lensa mata merupakan salah satu penyebab kebutaan
terbanyak Indonesia6 maupun di dunia1,2. Perkiraan insiden katarak adalah 0,1%/tahun
atau setiap tahun di antara 1.000 orang terdapat seorang penderita baru katarak. Penduduk
Indonesia juga memiliki kecenderungan menderita katarak 15 tahun lebih cepat
dibandingkan penduduk di daerah subtropis, sekitar 16-22% penderita katarak yang
dioperasi berusia di bawah 55 tahun1.
Katarak seringkali ditemukan pada pasien dengan usia lanjut, namun tidak
menutup kemungkinan terjadi pada kelompok usia lainnya. Pasien dengan katarak
biasanya mengeluhkan penurunan penglihatan secara progresif yang disertai
dengan adanya tampakan asap atau kabut pada penglihatannya.1,2,3
3
Insipien
- Ringan
- Normal
- Normal
Imatur
Sebagian
Matur
Seluruh
Hipermatur
Masif
Lebih besar
Normal
Kecil
Normal
Cairan lensa
Iris
Normal
Bilik mata depan
Normal
Sudut bilik mata
- (-)
Penyulit
- (+)
Visus
- (-)
Bayangan iris
Bertambah
Normal
Berkurang
Terdorong
Normal
Tramulans
Dangkal
Normal
Dalam
Sempit
Normal
Terbuka
Glaukoma
Uveitis, glaukoma
<
<<
<<<
++
+/-
Tidak ada satupun obat yang dapat diberikan pada katarak senil kecuali
tidakan bedah. Tindakan bedah dilakukan bila telah ada indikasi bedah pada
katarak senil, seperti : katarak telah mengganggu pekerjaan sehari-hari, katarak
matur, dan telah terdapat penyulit (glaukoma).3,4
Persiapan pasien dengan katarak yang akan dilakukan tindakan bedah
dilakukan sebagai berikut: uji anel positif (tidak ada obstruksi fungsi ekskresi
saluran lakrimal sehingga tidak ada dakriosistitis), tidak ada infeksi sekitar mata,
tekanan bola mata normal, tekanan darah sistolik 160 mmHg dan diastolik 100
mmHg atau dibawahnya, gula darah terkontrol dan tidak ada batuk terutama saat
pembedahan.4
Metode yang umum dilakukan dalam pembedahan pasien katarak senil
adalah dengan meninggalkan bagian posterior kapsul lensa yang dikenal sebagai
ekstraksi katarak ekstrakapsuler. Insisi dibuat pada limbus atau kornea perifer,
bagian superior atau temporal, kemudian dibuat saluran kapsul anterior dan
nukleus serta korteks lensanya diangkat. Kemudian lensa intraokuler ditempatkan
pada kantung kapsular yang sudah kosng yang disangga oleh kapsul posterior
yang utuh.2
Tehnik lain yang digunakan adalah fekoemulsifikasi dan ekstraksi lensa
intrakapsuler. Fekoemulsifikasi adalah teknik yang menggunakan vibrator
ultrasonik genggam untk menghancurkan nukleus yang keras hingga substansi
nukleus dan korteks dapat di inspirasi melalui insisi ukuruan 3 mm. jika
digunakan lensa intraokuler yang kaku, insisi dilebarkan sekitar 5 mm. Ekstraksi
katarak intrakapsuler adalah suatu tindakan mengangkat seluruh lensa berikut
kapsulnya.2
BAB II
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nama
: Tn. M
Usia
: 70 tahun
Jenis kelamin
: laki-laki
Alamat
: Mataram
Agama
: Islam
Pekerjaan
Tanggal pemeriksaan
: 20 Agustusi 2016
: 160527
2. Anamnesis
A. Keluhan Utama:
Penglihatan kedua mata kabur.
B. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poli mata RSUD Provinsi NTB dengan keluhan mata
kanan dan kiri kabur secara perlahan sejak satu tahun yang lalu, namun
pasien merasa keluhan mata kabur seperti melihat asap memberat sejak
tiga bulan terakhir, keluhan pandangan kabur anatara mata kanan dan kiri
sama berat. Keluhan mata kabur berlangsung secara terus menerus namun
dan mengganggu aktifitaas pasien, tidak ada rasa nyeri, keluhan mata
berair dan mata merah di sangkal, dan tidak didapatkan adanya riwayat
trauma pada mata.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku memiliki riwayat hipertensi, adanya riwayat kencing
manis di sangkal, tidak ada riwayat memakai kacamata sebelumnya,
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada di keluarga pasien yang mengalami penyakit serupa.Riwayat
hipertensi dan diabetes mellitus pada keluarga juga disangkal.
7
E. Riwayat Pengobatan
Pasien sebelumnya belum pernah berobat di RSUD Provinsi NTB terkait
keluhan pada mata.
F. Riwayat Alergi
Pasien menyangkal memiliki alergi terhadap makanan, dingin, debu, serta
riwayat alergi obat tertentu.
G. Riwayat Sosisal
Pasien adalah seorang pedagang kaki lima di Baratais Mataram, pekerjaan
sebelumnya adalah sebagai petugas PLN dan bekerja dalam pemasangan
instalasi listrik yang bekerja didalam ruangan.
.
3. Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran/GCS
: Compos mentis / E4V5M6
B. Pemeriksaan Tanda Vital
Nadi
: 88x/menit
Suhu
: 37,2o C
C. Status Lokalis
No
1. Visus
Pemeriksaan
2.
Pinhole
Posisi Bola Mata
3.
4.
Lapang Pandang
Mata Kanan
6/24 sc
Mata Kiri
6/20 sc
6/24
Ortoforia
6/20
Ortoforia
5.
Palpebra
Superior
6.
Palpebra
Inferior
7.
Konjungtiva
Palpebra
8.
Superior
Konjungtiva
Edema
Hiperemi
Pseudoptosis
Entropion
Ektropion
Edema
Hiperemi
Entropion
Ektropion
Hiperemi
Cobble stone
Sikatrik
Benda Asing
Hiperemi
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Injeksi
(-)
(-)
Konjungtiva
Injeksi Siliar
Jaringan
(-)
(+)
(-)
(+)
fibrovaskuler
Edema
Bentuk
Kejernihan
Permukaan
Sikatrik
Arcus senilis
Kedalaman
Hifema
(-)
Cembung
Jernih
Licin
(-)
(+)
Kesan Dalam
(-)
(-)
Cembung
Jernih
Licin
(-)
(+)
Kesan Dalam
(-)
Coklat
Bulat dan regular
Bulat
(+)
Coklat
Bulat dan regular
Bulat
(+)
(+)
(+)
Keruh
(+)
Normal/palpasi
(-)
keruh
(+)
Normal/palpasi
(-)
Palpebra
9.
Inferior
Konjungtiva
Bulbi
10. Kornea
Warna
Bentuk
Bentuk
Refleks
cahaya
langsung
Refleks
cahaya tidak
14. Lensa
15. TIO
16. Funduskopi
langsung
Kejernihan
Iris Shadow
Palpasi
Refleks
Fundus
4. Foto Mata Pasien
Gambaran mata kanan dan kiri pasien
10
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA KASUS
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data medis pasien diatas, ditemukan beberapa permasalahan.
Adapun permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah:
SUBJECTIVE
Mata kanan dan kiri kabur secara perlahan dan merasa seperti melihat asap.
OBJECTIVE
Pemeriksaan status lokalis pada mata kanan dan kiri didapatkan :
2. Analisa Kasus
A. Mata kabur perlahan seperti melihat asap
Pengelihatan kabur merupakan manifestasi yang paling sering dikeluhkan
oleh manula, hal ini berkaitan dengan usia seseorang. Pandangan kabur dapat
terjadi secara perlahan ataupun mendadak. Jaringan mata yang berkaitan dengan
pengelihatan turun dikaitkan dengan adanya kelainan pada media pengelihatan
yang terdiri dari kornea, lensa, dan badan saraf yang meneruskan pengelihatan.
Mata kabur perlahan tanpa mata merah dapat dapat disebabkan oleh beberapa
penyakit seperti kelainan refraksi, katarak, glaukoma, dan retinopati. Diagnosis
yang paling mendekati adalah katarak. Kelainan refraksi dapat disingkirkan,
karena pasien memiliki visus VOD 6/24 dan VOS 6/20, dimana penurunan visus
kedua mata ini tidak membaik dengan menggunakan pinhole sehingga keluhan
mata kabur akibat kelainan media refraksi dapat disingkirkan. Glaukoma dapat
disingkirkan karena tidak didapatkan penyempitan lapangan pandang maupun
peningkatan TIO pada pasien. Retinopati diabetik dapat disingkirkan karena
pasien tidak memiliki riwayat diabetes melitus namun dalam pemeriksaan
funduskopi sulit dilakukan karena terhalang oleh lensa yang keruh.
Gambaran seperti melihat asap adalah sebagai salah satu tanda akibat mata
kabur dan gejala ini umumnya sebagai salah satu tanda yang mengarahkan pada
11
diagnosis katarak. Pada pasien katarak terjadi kekeruhan lensa yang kemudian
mengakibatkan lensa tidak transparan, lensa yang normalnya bening sehingga
dapat dilalui berkas sinar dan dapat sampai ke retina, sedangkan pada penderita
katarak, terjadi kekeruhan lensa yang mengakibatkan terganggunya perjalanan
sinar menuju retina, sehingga sinar yang menuju ke retina tidak sepenuhnya
sampai, karena terhadang oleh kekeruhan lensa tersebut, dan hal inilah yang
menyebabkan keluhan penglihatan berkabut pada pasien dan pupil akan berwarna
putih atau abu-abu.
B. Lensa keruh dan iris shadow (+)
Biasanya lensa keruh disebabkan oleh penyakit katarak. Sedangkan untuk iris
shadow (+) merupakan tanda fisik yang dapat menerangkan tingkatan stadium
pada katarak senile. Iris shadow (+) dapat berarti pasien normal atau pasien
menderita katarak imatur.
.
C. Assessment
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang terdapat
pada pasien mengarahkan pada katarak senile imatur. Diagnosa ini dipilih karena
pada pasien ditemukan gejala umum pada katarak yaitu mata kiri dan kanan kabur
dan nampak berasap tanpa disertai mata merah. Terdapat kekeruhan lensa dengan
iris shadow postif.
Diagnosis Kerja:
- Kataraksenile imatur okuli dextra et sinistra
D. Planning
A. Diagnostik
- Pemeriksaan slit lamp
- Pemeriksaan funduskopi
B. Tatalaksana
- Ekstraksi katarak + IOL (intraocular lens)
E. KIE
- Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga bahwa yang dialami
-
12
13
BAB IV
RINGKASAN AKHIR
Pasien berusia 70 tahun, datang dengan keluhan kedua mata kabur.
Mata kabur dikeluhkan pasien sejak 1 tahun yang lalu. Penglihatan pasien
dirasakan semakin menurun secara perlahan dan merasa seperti melihat
asap. Pemeriksaan fisik didapatkan VOD 6/24 dan VOS 6/20. Terdapat
kekeruhan pada kedua lensa mata dan iris shadow (+).
Pasien didiagnosa dengan katarak senile imatur okuli dekstra et
sinistra. Pasien direncanakan untuk pemeriksaan slitlamp, dan untuk
tatalaksana pasien,diakukan pembedahan ekstraksi katarak dan memberi
lensa intraokular. Prognosis pada penyakit ini adalah dubia ad bonam.
14
DAFTAR PUSTAKA
15