You are on page 1of 52

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeriksaan air secara mikrobiologis sangat penting mengingat bahwa
air merupakan sumber kehidupan yang utama bagi semua makhluk hidup.
Segala macam air seperti air sungai, air sumur, air kolam, air laut bahkan mata
air sekalipun perlu mendapat perhatian untuk diperiksa baik secara
mikrobiologis, fisik maupun kimiawi, untuk menghindarkan air tadi dari
pencemaran. Pencemaran biologis yang mungkin terdapat dalam air terutama
hadirnya mikroorganisme penyebab penyakit (patogen), penghasil racun.
Pemeriksaan air secara mikrobiologis baik secara kualitatif maupun kuantitatif
dapat dipakai sebagai pengukur derajat pencemaran. Selain kandungan
mikroba pencemar air, adanya senyawa organic pun perlu mendapat perhatian.
Senyawa organik yang berada dalam air selain dapat merupakan bahan
pencemar air bila kadarnya melebihi ambang batas, juga merupakan bahan
nutrisi bagi mikroorganisme sehingga pertumbuhan miroorganisme dapat
menjadi sangat subur.
Oleh karena itu, maka diperlukan pemeriksaan kualitas air yang sering
dilakukan misalnya secara kimia yaitu dengan pengukuran kadar oksigen yang
terlarut dalam air, yang dikenal dengan pengukuran BOD (Biological Oxygen
Demand).

Sementara

pemeriksaan

air

secara

mikrobiologis

meliputi

pemeriksaan jumlah total mikroorganisme, pemeriksaan terhadap kehadiran


bakteri pencemar seperti golongan coli terutama E. coli, serta kehadiran bakteri
patogen Salmonella, Shigella dan lain-lain. Perhatian yang utama adalah

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

bakteri yang patogen, terutama yang berasal atau menunjukan kontaminasi


fekal.
1.2 Sejarah Perusahaan
De Technische Hoogesschool te Bandoeng yang merupakan cikal bakal
pendidikan tinggi teknik di Indonesia didirikan pada tahun 1920 di Bandung.
Pada tahun 1959, lembaga tersebut menjadi Fakultas Teknik di bawah
Universitas Indonesia.
Di dalam Fakultas Teknik, terdapat Departemen Teknik Sipil yang terdiri
atas Bagian Teknik Sipil dan Bagian Teknik Geodesi. Pada tahun 1962
berkembang dengan berdirinya Bagian Teknik Penyehatan (yang kini menjadi
Departemen Teknik Lingkungan). Dalam restrukturisasi ITB pada tahun 1973,
terbentuk Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) sebagai salah satu
fakultas di ITB yang terdiri atas Departemen Teknik Sipil dan Departemen
Perencanaan dan Senirupa. Saat itu FTSP mencakup Jurusan Teknik Sipil;
Jurusan Arsitektur; Jurusan Teknik Geodesi; Jurusan Teknik Lingkungan;
Jurusan Teknik Planologi, Jurusan Seni Murni dan Desain. Pada Tahun 1985
Jurusan Seni Murni dan Desain ditingkatkan statusnya menjadi Fakultas Seni
Rupa dan Desain. Seiring dengan perubahan status ITB, maka melalui SK
Rektor ITB No. 222/SK/ K01/OT/2005 tgl. 29 Agustus 2005 Pengelolaan
Satuan Akademik yang semula 6 (enam) Fakultas/Sekolah menjadi 11
(sebelas) Fakultas/Sekolah.

Dalam kaitan ini


Sipil

FTSP juga berubah

dan Lingkungan (FTSL),

dimana

Arsitektur dan Planologi membentuk

ada

fakultas

menjadi Fakultas
dua program
tersendiri

Teknik

studi yaitu

dengan

nama

Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK).

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

Dengan demikian sejak tahun 2006 FTSL hanya membawahi 4 Program Studi,
yaitu Teknik Sipil, Teknik Geodesi dan Geomatika, Teknik Lingkungan, serta
Teknik Kelautan.
Berdasarkan SK Rektor ITB nomor 257/SK.K01/OT/2007

tanggal,

26

September 2007 tentang Pemindahan Program Studi Geodesi dan Geomatika


dan Kelompok Keilmuan/Keahlian Geodesi, KK Inderaja dan Sains Informasi
Geografis, KK Sains dan Rekayasa Hidrografi, KK Surveying dan Kadaster dari
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ke Fakultas Ilmu dan Teknologi
Kebumian ITB. Dengan demikian sejak tahun 2008 FTSL hanya membawahi 3
(tiga) program studi, yaitu Program Studi Teknik Sipil, Program Studi Teknik
Lingkungan, dan Program Studi Teknik Kelautan. Fakultas Teknik Sipil dan
Lingkungan ITB (FTSL ITB) dipimpin oleh Dekan dan para Wakil Dekan yang
terdiri atas Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan (WDAM), Wakil
Dekan

Bidang

Sumberdaya

dan

Sarana

(WD-SD).

Pada tanggal 10 Oktober 1962, lahirlah Departemen Teknik Penyehatan


ITB dibawah naungan Fakultas Teknis Sipil dan Perencanaan. Tahun 1984,
namanya berubah menjadi Departemen Teknik Lingkungan. Semenjak 2006
seiring dengan perubahan susunan struktural akademik di ITB, Departemen
Teknik Lingkungan, berubah status menjadi Program Studi Teknik Lingkungan
dibawah naungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Banyak sumbangsih
yang telah diberikan oleh Prodi TL ITB. Terutama dalam bentuk pengembangan
ilmu,

teknologi

dan

konsep-konsep

pembangunan

dengan

wawasan

lingkungan yang kental. Bidang yang dipegang kuat oleh TL ITB adalah bidang
air bersih, air buangan, pencemaran dan kualitas udara, persampahan, sanitasi
lingkungan, drainase, kesehatan lingkungan.

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

A. Laboratorium Kualitas Air


Cikal bakal laboratorium air TL ITB berasal dari Laboratorium voor
technische Hygiene en Assainering yang dibentuk pada tanggal 19 maret
1935. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa laboratorium air tertua di
Indonesia yang berkecimpung dalam masalah air minum dan air buangan.
B. Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan
Laboratorium mikrobiologi lingkungan berperan sebagai laboratorium
pendukung bagi pendidikan dan penelitian, juga sebagai laboratorium
pendukung bagi laboratorium lainnya terutama laboratorium kualitas air.
Selain

memaksakan

fungsi

utama

dalam

tugastugas

akademis.

Laboratorium ini juga berperan dalam pengabdian kepada masyarakat.


C. Laboratorium Hidrolika dan Hidrologi Lingkungan
Laboratorium ini didirikan sejak tahun 1976, untuk memenuhi
kebutuhann akademis dalam bidang Hidrologi bagi sarjana teknik
lingkungan.
D. Laboratorium Kualitas Udara
Laboratorium

ini

berdiri

sejak tahun 1976

berfungsi sebagai

laboratorium pendukung pendidikan melalui praktikum analisa udara dan


penelitian

tugas

akhir

mahasiswa

maupun

staf

pengajar.

Dalam

perkembangannya selain melaksanakan fungsi utama untuk tugas-tugas


akademis

seperti

praktikum

dan

penelitian,

laboratorium

ini

juga

memberikan pelayanan kepada masyarakat.


E. Laboratorium Buangan Padat dan B3
Sesuai dengan perkembangan masalah buangan atau limbah di
Indonesia, maka laboratorium yang di TL ITB dikembangkan antara lain

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

untuk menangani masalah buangan padat/lumpur. Pada awal 1987,


laboratorium ini mengkhususkan dirinya dalam masalah persampahan,
namun kemudian berkembang untuk menangani segala jenis buangan
padat/lumpur seperti yang berasal dari industri.
F. Laboratorium Higine Industri dan Toksilogi
Laboratorium ini
Lingkungan TL

merupakan

kompartemen

Laboratorium

di

ITB untuk menjawab tantangan kebutuhan masyarakat

akan keahlian dalam bidang identifikasi, evaluasi dan pengendalian faktorfaktor fisika, kimia, biologi dan ergonomi dalam lingkungan kerja beserta
aspek toksikologi.
G. Laboratorium Pemodelan Lingkungan
Laboratorium ini merupakan laboratorium termuda yang bersasaran
untuk mengembangkan model-model yang terkait permasalahan lingkungan
agar dapat diaplikasikan dengan lebih mudah.
1.3 Program Teknik Lingkungan ITB
Adapun program teknik lingkungan ITB meliputi :
A. Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan yaitu menghasilkan sarjana yang pada
dasarnya memiliki keahlian cukup dalam bidang

teknik penyediaan air

minum, teknik pengolahan air buangan, pengolahan persampahan atau


buangan

padat,

kesehatan

lingkungan

dan

teknologi

pengolahan

lingkungan.
B. Bidang Penelitian
Menyediakan fasilitas dan bimbingan bagi penelitian yang dilakukan
oleh mahasiswa Teknik Lingkungan ITB.

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

C. Bidang Pengabdian Masyarakat


Memberikan pelayanan bagi masyarakat antara lain pemeriksaan
sampel-sampel,

pelatihan

yang

menyangkut

teknik

analisis

atau

pengolahan lingkungan dan mengadakan seminar pengulangan masalah


lingkungan.
1.4 Aturan Kerja
Hari kerja karyawan adalah 5 hari dalam seminggu, yaitu dari Hari
senin sampai jumat, dengan jam kerja 8 jam perhari yaitu mulai 08.00
sampai 16.00 WIB.
1.5 Waktu Pelaksanaan PRAKERIN
Waktu Praktek Kerja Industri ini dilaksanakan selama 3 bulan,
dimulai dari tanggal 1 Oktober sampai dengan 31 Desember 2015.

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

BAB II
KEGIATAN DI LINI INDUSTRI
Untuk menunjang proses belajar mengajar dan mendukung programprogramnya, Teknik Lingkungan ITB mempunyai beberapa laboratorium, yaitu :

Laboratorium Kualitas Air.


Laboratorium Teknik Pengolahan Air.
Laboratorium Kualitas Udara
Laboratorium Buangan Padat dan B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya).
Laboratorium Higeine Industri dan Toksikologi.
Setiap laboratorium melakukan analisis-analisis yang merupakan rutinitas

dengan fasilitas sumber daya manusia yang merupakan suatu aset untuk
mencapai tujuan program Teknik Lingkungan ITB.
Dibawah ini merupkan urutan dari sebagian kecil analisis yang dilakukan di
Laboratorium Kuaslitas Air.
2.1 Analisis Air
Air

yang akan digunakan maupun yang telah

digunakan harus

memenuhi persyaratan tertentu. Untuk mengetahui apakah suatu contoh air


yang memenuhi syarat atau tidak, maka air tersebut harus dianalisis.
Parameter dianalisis yang biasa digunakan diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Warna
2. Kekeruhan
3. Daya hantar listrik
4. Derajat keasaman (pH)
5. Asiditas Alkanitas

6. Kesadahan
7. Zat organik
8. Besi
9. Mangan
10. Sulfat

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

2.2 Analisa Mikrobiologi


Analisis mikrobiologi disini, dititik beratkan pada analisis mikrobiologi air,
langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengisolasi contoh air
tersebut. Teknik pengerjaan yang dilakukan agar koloni bisa dihitung adalah
dengan cara penyuburan untuk memperbesar kemungkinan terisolisasinya
organisme tersebut. Escherichia coli merupakan bakteri penghuni saluran
pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. Media yang digunakan adalah
EMBA, karena media EMBA bersifat selektif terhadap bakteri gram negative.
Terdapat 3 metode analisis air secara mikrobiologi, yaitu :
a. Metode Standard Plate Count (SPC)
b. Metode Most Probable Number (MPN)
c. Metode Penyaringan Membran
Metode yang digunakan di laboratorium Mikrobiologi Teknik lingkungan
adalah
metode MPN/JPT (Jumlah perkiraan Terdekat), yang terdiri dari :
a. Tes Pendugaan (Presumptive Test)
b. Tes Penetapan (Confirmative Test)
c. Tes Kelengkapan (Completed Test)

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

Diagram Alir di Lini Industri

Sampel
Penerimaan Sampel di Loket (Mengisi
Lembar Permohonan Pemeriksaan)
Penyimpanan

Pengawet

Analisa

Analisa di
Laboratoriu
Perhitungan, Pengecekan
Konsep

Di Tolak

Pengetikan Laporan

Di Terima

Koreksi oleh
Pengesahan Laporan Hasil Uji oleh
Loket
Pengambilan

Ars

BAB
III
Konsumen
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Landasan Teori

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

Air dapat merupakan medium pembawa mikroorganisme patogenik


yang
berbahaya

bagi

kesehatan.

Bahaya

atau

resiko

kesehatan

uang

berhubungan dengan pencemaran air secara umum dapat diklasifikasikan


menjadi dua yakni bahaya langsung dan bahaya tidak langsung. Bahaya
langsung terhadap kesehatan manusia dapat terjadi akibat mengonsumsi
air yang tercemar atau air yang berkualitas buruk, baik langsung diminum,
melalui makanan dan dapat juga akibat dari pemakaian air yang tercemar
untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci peralatan makan dan lain
sebagainya. Bahaya bagi kesehatan masyarakat dapat pula diakibakan
oleh berbagai dampak kegiatan industri dan pertanian. Sedangkan bahaya
tak langsung dapat terjadi misalnya akibat dari mengonsumsi ikan, yang
dimana ikan tersebut sudah tercemar atau
mengandung zat-zat polutan berbahaya.
Pencemaran air oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya atau
oleh zat kimia dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada
saat pengairan olahan dari pabrik ke konsumen. Di beberapa negara
berkembang, termasuk Indonesia, sungai, danau, kolam, laut sering
digunakan untuk beberapa keperluan sehari-hari, misalnya mandi, mencuci
pakaian, mencuci alat makan dan makanan, bahkan untuk tempat
pembuangan tinja, sehingga air tersebut menjadi
tercemar berat oleh virus, bakteri patogen dan mikroorganisme parasit
lainnya.
Patogen yang sering ditemukan di dalam air terutama adalah bakteri-bakteri
penyebab infeksi saluran pencernaan seperti Vibrio cholerae penyebab
penyakit

kolera,

Shigella

dysenteriae

penyebab

disenteri

basiler,

Salmonella typosa penyebab tifus dan S.paratyphi penyebab paratifus, virus


polio dan hepatitis, dan Entamoeba histolytica penyebab disentri amuba.

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

10

Untuk mencegah penyebaran penyakit melalui air perlu dilakukan control


terhadap polusi air.
Adapun mikroorganisme yang umum terdapat di dalam air, yaitu:
1. Virus
2. Bakteri
3. Fungi/jamur
4. Alga
5. Protozoa
Kehadiran mikroba di dalam air dapat menguntungkan tetapi juga dapat
merugikan. Beberapa keuntungan mikroba dalam air antara lain :
1.

Banyak plankton, baik fitoplankton ataupun zooplankton merupakan


makanan utama ikan, sehingga kehadirannya merupakan tanda kesuburan
perairan tersebut. Jenis-jenis mikroalgae misalnya: Chlorella, Hydrodyction,

Pinnularia, Scenedesmus, Tabellaria.


2. Banyak jenis bakteri atau fungi di dalam badan air berlaku sebagai jasad
dekomposer, artinya jasad tersebut mempunyai kemampuan untuk
mengurai atau merombak senyawa yang berada dalam badan air. Sehingga
kehadirannya dimanfaatkan dalam pengolahan buangan di dalam air secara
biologis.
3. Pada umumnya mikroalgae mempunyai klorofil, sehingga dapat melakukan
fotosintesis dengan menghasilkan oksigen. Di dalam air, kegiatan
fotosintesis akan menambah jumlah oksigen, sehingga nilai kelarutan
oksigen akan naik/ber-tambah, ini yang diperlukan oleh kehidupan di dalam
air.
4. Kehadiran senyawa hasil rombakan bakteri atau fungi dimanfaatkan oleh
jasad pemakai/konsumen. Tanpa adanya jasad pemakai kemungkinan
besar akumulasi hasil uraian tersebut dapat mengakibatkan keracunan
terhadap jasad lain, khususnya ikan.

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

11

Sedangkan kerugian adanya mikroba dalam air antara lain :


1. Yang paling dikuatirkan, bila di dalam badan air terdapat mikroba penyebab
penyakit, seperti: Salmonella penyebab penyakit tifus/paratifus, Shigella
penyebab penyakit disentri basiler, Vibrio penyebab penyakit kolera,
Entamoeba penyebab disentri amuba.
2. Di dalam air juga ditemukan mikroba penghasil toksin seperti : Clostridium
yang hidup anaerobik, yang hidup aerobik misalnya : Pseudomonas,
Salmonella, Staphyloccus, serta beberapa jenis mikroalgae seperti
3.

Anabaena dan Microcystis


Sering didapatkan warna air bila disimpan cepat berubah, padahal air
tersebut berasal dari air pompa, misal di daerah permukiman baru yang
tadinya persawahan. Ini disebabkan oleh adanya bakteri besi misal
Crenothrix yang mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi senyawa

ferro menjadi ferri.


4. Di pemukiman baru yang asalnya persawahan, kalau air pompa disimpan
menjadi berbau (bau busuk). Ini disebabkan oleh adanya bakteri belerang
misal Thiobacillus yang mempunyai kemampuan mereduksi senyawa sulfat
menjadi H2S.
5. Badan dan warna air dapat berubah menjadi berwarna hijau, biru-hijau atau
warna-warna lain yang sesuai dengan warna yang dimiliki oleh mikroalgae.
Bahkan suatu proses yang sering terjadi pada danau atau kolam yang
besar yang seluruh permukaan airnya ditumbuhi oleh algae yang sangat
banyak dinamakan blooming. Biasanya jenis mikroalgae yang berperan
didalamnya adalah Anabaena flosaquae dan Microcystis aerugynosa.
Kualitas

air

secara

mikrobiologi

adalah

air

yang

mengandung

mikroorganisme
pathogen tidak terlalu banyak, jumlahnya kurang dari 100/ml. selain itu air yang
baik

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

12

adalah air yang tidak mengandung mikroorganisme yang bersifat pathogen.

Untuk analisa air secara mikrobiologi dapat dilakukan dengan penentuan


Total
Plate Count (TPC) atau Most Probable Number (MPN) dan dengan identifikasi
mikroorganisme untuk mendeteksi adanya mikroorganisme patogen dalam air.
Pengertian dan Jenis Mikroorganisme
Mikroorganisme

adalah

ilmu

yang

mempelajari

bentuk,

sifat

dan

penyebaran
jasad

hidup

yang

termasuk

mikroorganisme

(jasad

renik

mikroba).

Mikroorganisme berasal dari kata micros yang berarti makhluk hidup. Jadi,
secara garis besar mikroorganisme adalah makhluk hidup yang mempunyai
ukuran dan bentuk sangat kecil yang tidak dapat diamati dengan mata
telanjang. Dunia mikroorganisme sudah lama dikenal peranannya dalam
kehidupan, namun terbuka secara luas setelah ditemukan mikroskop
sederhana oleh Anthony Van Leuwenhoek (1632-1723).
1. Virus (dipelajari khusus dalam Virologi)
2. Bakteri (dipelajari khusus dalam Bacterologi)
3. Jamur atau Fungi (dipelajari khusus dalam mikologi)
4. Alga atau Ganggang (dipelajari khusus dalam Algologi dan fikologi)
5. Protozoa (dipelajari khusus dalam Protozoalogi)

Bentuk, Struktur dan Ukuran Mikroorganisme

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

13

Secara umum mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang terdiri satu


sel
(Uni Seluler). Seperti pada bakteri, ragi dan mikroalga. Dapat pula berbentuk
serat atau filament yang merupakan rangkaian dua atau lebih sel membentuk
rantai, seperti pada fungi dan mikroalga.

Sel yang lainnya tidak nyata atau tidak ada (misalnya pada bebrapa fungi
dan
ragi) dan filament benar jika hubungan satu sel dengan sel lainnya terlihat
jelas, baik secara fisiologi maupun secara morfologis (misalnya pada beberapa
fungi mikroalga). Struktur luar mikroorganisme secara umum adalah terdiri
dari :
1. Kapsul, yang merupakan lapisan (lendir) yang melindungi sel. Tersusun oleh
hasil
metabolisme sel yang disekresikan
2. Flagella atau trikha, sebagai alat pergerakan
3. Dinding sel yang berperan melindungi sel juga berpengaruh terhadap bentuk sel
4. Filli adalah benag-benang halus yang keluar atau menonjol dari dinding sel
biasanya
ditemukan dalam bakteri gram negative.
Sedangkan struktur dalam mikroorganisme terdiri dari unsure-unsur makro
seperti
C, H, O, N, P, S dan unsur-unsur mikro seperti Fe, K, Na, Mg dan senyawa
lainnya.

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

14

Berdasarkan

senyawa

yang

dikandungnya

sebagaimana

besar

mikroorganisme tersusun oleh karbohidrat, lemak, protein, air dan garam


mineral.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba


Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan
suatu hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam mengendalikan mikroba. Berikut
ini faktorfaktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba :
a. Suplai Nutrisi
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi
sebagai
sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah :
karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil
logam
lainnya.

Ketiadaan

atau

kekurangan

sumber-sumber

nutrisi

ini

dapat

mempengaruhi
pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Kondisi tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan
sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh
berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada
menciptakan lingkungan bersih
dan higinis adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi
mikroba
agar pertumbuhannya terkendali.

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

15

b. Suhu (Temperatur)
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan
pertumbuhan mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua
cara yang
berlawanan:
1. Apabila suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan
dipercepat. Sebaliknya apabila suhu turun, maka kecepatan metabolisme akan
menurun dan pertumbuhan diperlambat.
2. Apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan terhenti,
kompenen sel menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel menjadi mati.
Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan
mikroorganisme digolongkan menjadi tiga, yaitu :
Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka
pertumbuhan terhenti.
Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat
dan optimum. (Disebut juga suhu inkubasi)
Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka
pertumbuhan tidak terjadi.
Berdasarkan ketahanan panas, mikroba dikelompokkan menjadi tiga macam,
yaitu :
Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak apabila dipanaskan pada
suhu 60oC selama 10-20 menit.
Tahan terhadap panas, apabila dibutuhkan suhu 100 oC selama 10 menit
untuk mematikan sel.
Thermodurik, dimana dibutuhkan suhu lebih dari 60 oC selama 10-20 menit
tapi kurang dari 100oC selama 10 menit untuk mematikan sel.

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

16

c. Keasaman atau Kebasaan (pH)


Setiap organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan memiliki pH
optimum
yang berbeda-beda. Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh pada
kisaran ph 7,0 8,0 dan nilai pH di luar kisaran 2,0 sampai 10,0 biasanya
bersifat merusak.
d. Ketersediaan Oksigen
Mikroorganisme

memiliki

karakteristik

sendiri-sendiri

di

dalam

kebutuhannya
akan oksigen. Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan menjadi :
1) Aerobik : hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas.
2) Anaerob : hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas.
3) Anaerob fakultatif : dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas.
4) Mikroaerofilik : dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil.

Media
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
(nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan
bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian
sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba.
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka
medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat antara lain :
1. Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh

mikroba,
2. Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH yang
sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan,

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

17

3. Tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan


mikroba,
4. Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba
yang diinginkan dapat tumbuh baik.
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak
jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba dan
menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media.
Beberapa media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi adalah
Media EMBA, NA, NB, MRSA, TSB, PCA, APDA, PGYA, VRBA.

Pembuatan Media
1. Kaldu Laktosa Ganda
o
o
o
o

Beef Extract
Pepton
Laktosa
Aquades

6 gram
10 gram
10 gram
1 liter

Cara kerja :
6 g beef extract, 10 g pepton dan 10 g laktosa dilarutkan dalam 1000 ml air, lalu
memanaskannya hingga mendidih. Setelah itu tambahkan 3 ml brom cresol purple
dalam
larutan tersebut dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi yang berisi tabung
durham
dalam posisi terbalik. Sterililkan dahulu menggunakan autoklaf sebelum
digunakan.

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

18

2. Kaldu Laktosa Tunggal

Beef Extract
Pepton
Laktosa
Aquades

3 gram
5 gram
5 gram
1 liter

Cara kerja :
3 g beef extract, 5 g pepton dan 5 g laktosa dilarutkan dalam 1000 ml air, lalu
memanaskannya hingga mendidih. Setelah itu tambahkan 3 ml brom cresol purple
dalam
larutan tersebut dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi yang berisi tabung
durham
dalam posisi terbalik. Sterililkan dahulu menggunakan autoklaf sebelum
digunakan.
3. Media EMBA (Eosin Methylen Blue Agar).
o EMBA powder
o Aquades

37,5 gram
1 Liter

Cara Kerja :
Larutkan 37,5 g EMBA ke dalam 1000 ml air, memanaskannya hingga mendidih,
kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi

masing-masing 10 ml. Sterilkan

dengan
menggunakan autoklaf sebelum digunakan.
4. EC. Broth

EC broth powder
Aquades

35 gram
1 Liter.

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

19

Cara Kerja :
Larutkan 35 g EC dalam 1000 ml air, memanaskannya hingga mendidih, kemudian
masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham dalam posisi
terbalik.Sterilkan dengan menggunakan autoklaf sebelum digunakan.
5. Nutrient Agar (NA)

NA powder
Aquades

28 gram
1 Liter.

Cara Kerja :
Larutkan 28 g NA powder ke

dalam 1000 ml air, memanaskannya hingga

mendidih,
kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 10 ml. Sterilkan
dengan
menggunakan autoklaf sebelum digunakan.
6. Potato Dextrose Agar (PDA)

PDA powder
Aquades

39 gram
1 Liter

Cara Kerja :
Larutkan 39 g PDA powder ke dalam 1000 ml air, memanaskannya hingga
mendidih,
kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 10 ml. Sterilkan
dengan
menggunakan autoklaf sebelum digunakan.

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

20

7. Kaldu Dextrosa

Beef Extract
Pepton
Dextrosa
Aquades

0,6 gram
1 gram
1 gram
200 ml

Cara Kerja :
0,6 g beef extract, 1 g pepton dan 1 g dextrosa dilarutkan dalam 200 ml air, lalu
memanaskannya hingga mendidih. Setelah itu memasukkannya ke dalam tabung
reaksi yang berisi tabung durham dalam posisi terbalik. Sterililkan dahulu
menggunakan autoklaf sebelum digunakan.
8.Kaldu Maltosa

Beef Extract
Pepton
Maltosa
Aquades

0,6 gram
1 gram
1 gram
200 ml

Cara Kerja :
0,6 g beef extract, 1 g pepton dan 1 g Maltosa dilarutkan dalam 200 ml air, lalu
memanaskannya hingga mendidih. Setelah itu memasukkannya ke dalam tabung
reaksi yang berisi tabung durham dalam posisi terbalik. Sterililkan dahulu
menggunakan autoklaf sebelum digunakan.
9.Kaldu Manitol

Beef Extract
Pepton
Manitol
Aquades

0,6 gram
1 gram
1 gram
200 ml

Cara Kerja :

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

21

0,6 g beef extract, 1 g pepton dan 1 g Manitol dilarutkan dalam 200 ml air, lalu
memanaskannya hingga mendidih. Setelah itu memasukkannya ke dalam tabung
reaksi yang berisi tabung durham dalam posisi terbalik. Sterililkan dahulu
menggunakan autoklaf sebelum digunakan.

10.Kaldu Sacarosa (Sukrosa)

Beef Extract
Pepton
Sacarosa
Aquades

0,6 gram
1 gram
1 gram
200 ml

Cara Kerja :
0,6 g beef extract, 1 g pepton dan 1 g Sacarosa dilarutkan dalam 200 ml air, lalu
memanaskannya hingga mendidih. Setelah itu memasukkannya ke dalam tabung
reaksi yang berisi tabung durham dalam posisi terbalik. Sterililkan dahulu
menggunakan autoklaf sebelum digunakan.
11.Nutrient Broth (NB)

NB Powder
Aquades

6,5 gram
500 ml

Cara Kerja :
Larutkan 6,5 g NB powder ke

dalam 500 ml air, memanaskannya hingga

mendidih,
kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 10 ml. Sterilkan
dengan
menggunakan autoklaf sebelum digunakan.
3.2 STERILISASI

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

22

Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran secara lengkap semua


mikroba hidup dan spora-sporanya. Ada 5 metode umum sterilisasi, yaitu :

1. Sterilisasi Uap (Panas Lembab)


2. Sterilisasi Panas Kering
3. Sterilisasi dengan Penyaringan (Filtrasi)
4. Sterilisasi Gas
5. Sterilisasi dengan Radiasi
Metode yang biasa digunakan untuk sterilisasi alat dan bahan pengujian
mikrobiologi adalah metode sterilisasi uap (panas lembab) dan metode sterilisasi
panas kering.
1. Sterilisasi Uap (Panas Lembab)
Sterilisasi Uap dilakukan menggunakan autoklaf dengan prinsipnya
memakai uap
air dalam tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur sterilisasi biasanya 121,
tekanan
yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi atau 1 atm. Lamanya sterilisasi
tergantung dari
volume dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara
20-40
menit tergantung dari volume bahan yang disterilkan.
2. Sterilisasi Panas Kering
Sterilisasi Panas Kering dilakukan menggunakan oven pensteril, karena
metode

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

23

sterilisasi panas kering kurang efektif untuk membunuh mikroba dibandingkan


dengan
sterilisasi uap. Metode ini memerlukan temperatur yang lebih tinggi dan waktu
yang lebih
panjang, sterilisasi panas kering biasanya ditetapkan pada temperatur 160-170
dengan waktu 1-2 jam. Umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak
efektif untuk disterilkan dengan uap air, seperti minyak lemak, minyak mineral,
gliserin (berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan serbuk yang tidak
stabil dengan uap air. Metode ini efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas dan
bedah. Karena tingginya suhu yang diterapkan dalam sterilisasi panas kering,
maka metode ini dapat digunakan untuk alat-alat gelas yang membutuhkan
keakuratan. Contohnya alat ukur dan penutup karet atau plastik.
3. Sterilisasi dengan Penyaringan (Filtrasi)
Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) digunakan untuk sterilisasi larutan
yang
termolabil, penyaringan ini menggunakan filter bakteri.
Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya akan tertahan oleh
pori-pori
filter dan terpisah dari filtratnya. Dibutuhkan penguasaan teknik aseptik yang baik
dalam melakukan metode ini. Filter biasanya terbuat dari asbes, porselen. Filtrat
bebas dari

bakteri tetapi tidak bebas dari virus. Cara kerja dari sterilisasi ini

berbeda dari metode lainnya karena sterilisasi ini menghilangkan mikroorganisme


melalui

penyaringan

dan

tidak

menghancurkan

mikroorganisme

tersebut.

Penghilangan mikroorganisme secara fisik melalui penyaring dengan matriks pori


ukuran kecil yang tidak membiarkan mikroorganisme untuk dapat melaluinya. Cara
sterilisasi ini untuk produk berupa cairan yang dapat disaring atau bahan yang
tidak tahan terhadap panas dan tidak dapat disterilkan dengan cara sterilisasi lain.

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

24

Teknologi tinggi membran filtrasi meningkatkan penggunaan sterilisasi filtrasi,


khususnya jika digunakan berpasangan dengan sistem proses aseptik.
4. Sterilisasi gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh
mikroorganisme dan sporanya. Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam
pori

dan

serbuk

padat,

sterilisasi

adalah

fenomena

permukaan

dan

mikroorganisme yang terkristal akan dibunuh. Sterilisasi gas biasanya digunakan


untuk bahan yang tidak bisa difiltrasi, tidak tahan panas dan tidak tahan radiasi
atau cahaya.
5. Sterilisasi dengan radiasi
Sterilisasi dengan radiasi digunakan untuk bahan/produk dan alat-alat
medis yang
peka terhadap panas (termolabil) dan jika residu etilen oksida tidak diharapkan.
Pengukuran presisi dari dosis radiasi, yang tidak berhubungan dengan suhu,
adalah
merupakan faktor kontrol dalam sterilisasi radiasi selama dengan waktu radiasi.
Monitoring dan kotrol proses sangat sederhana, tetapi kehati-hatian akan
keamanan harus

dilakukan oleh operator sterilisasi. Prinsip sterilisasi radiasi

adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari inti sel
sehingga mikroba mengalami mutasi.
3.3 INOKULASI DAN ISOLASI
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan
tingkat

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

25

ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi)


terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan
medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi.
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik
penanaman bakteri (inokulasi) yaitu :
1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril
agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam
labotarium pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan
dalam sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut
dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet.
2. Pemindahan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan
untuk
Diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni.
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi.
Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh
lurus juga boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan
penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai
cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi
dalam nyala.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam isolasi bakteri, yaitu :
1. Metode pour plate

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

26

Metode pour plate dilakukan dengan menginokulasikan suspensi


bahan yang mengandung bakteri dengan bantuan mikropipet untuk
disemprotkan ke dalam medium agar yang sedang mencair dan
menuangkannya pada petridish. Pada metode ini, volume suspensi yang
digunakan lebih dari 0,1 ml, biasanya 1 ml. Suspensi bakteri tersebut
diambil dengan mikropipet dan disemprotkan ke dalam petridish yang berisi
medium. Setelah diinkubasi akan terlihat koloni bakteri yang bermacammacam, kemudian satu koloni dipilih dan diambil dengan ose, kemudian
dilanjutkan dengan pengecatan gram.
2. Metode streak plate
Streak plate yaitu suatu cara pengisolasian bakteri yang cara
inokulasinya dengan menggoreskan suspensi bahan yang mengandung
bakteri pada permukaan medium dengan kawat ose dan digoreskan sesuai
dengan petridish. Kultur media untuk menumbuhkan atau mengisolasikan
bakteri dengan metode streak merupakan suatu teknik untuk memisahkan
sel bakteri secara individual. Setelah inkubasi, maka pada bekas goresan
akan tumbuh koloni-koloni terpisah yang mungkin berasal dari satu sel
bakteri.
3. Metode spread plate
Spread

plate

adalah

metode

isolasi

bakteri

dengan

cara

menginokulasikan
suspensi bahan yang mengandung bakteri ke atas medium agar lalu
diratakan dengan menggunakan trigalski. Setelah diinokulasikan akan
terlihat koloni-koloni bakteri yang tumbuh tersebar dipermukaan medium
agar sehingga dapat diisolasi lebih lanjut untuk mendapatkan biakan murni.
3.4 TEKNIK PEWARNAAN BAKTERI

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

27

Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak


mengadsorpsi ataupun membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat
warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme ataupun latar belakangnya. Zat
warna mengadsorpsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme
disekelilingya ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan
struktur sel seperti spora dan bahan infeksi yang mengandung zat pati dan granula
fosfat. Pewarnaan yang digunakan untuk melihat salah satu struktur sel disebut
pewarnaan khusus. Sedangkan pewarnaan yang digunakan untuk memilahkan
mikroorganisme disebut pewarnaan diferensial yang memilahkan bakteri menjadi
kelompok gram positif dan gram negatif. Pewarnaan diferensial lainnya ialah
pewarnaan ziehl neelsen yang memilihkan bakterinya menjadi kelompok-kelompok
tahan asam dan tidak tahan asam.
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk
sel bakteri, memperluas ukuran jazad, mengamati struktur dalam dan luar sel
bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat
fisik atau kimia jazad dapat diketahui.
Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas kaca objek.
Ulasan ini kemudian difiksasi. Jumlah bakteri yang terdapat pada ulasan haruslah
cukup banyak sehingga dapat terlihat bentuk dan penataanya sewaktu diamati.
Kesalahan yang sering kali dibuat adalah menggunakan suspensi bakteri yang
terlalu padat terutama bila suspense tersebut berasal dari bukan media padat.
Sebaliknya pada suatu suspensi bakteri bila terlalu encer, maka akan diperoleh
kesulitan sewaktu mencari bakteri pada preparatnya.
Untuk pewarnaan yang mengamati morfologi sel mikroorganisme maka
seringkali

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

28

setelah pembuatan preparat ulas dilakukan fiksasi diikuti oleh pewarnaan. Fiksasi
dapat
dilakukan dengan cara melewatkan preparat diatas api atau merendamnya
dengan metanol.
Fiksasi digunakan untuk :
Mengamati bakteri oleh karena sel bakteri lebih jelas terlihat setelah
diwarnai
Melekatkan bakteri pada glass objek
Mematikan bakteri23

3. Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni grampositif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel
mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan
Denmark Hans Christian Gram (18531938) yang mengembangkan teknik
ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri
Klebsiella pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan
reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri
tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya.
Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia.
Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat
lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding
sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum
sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa,

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

29

seperti pewarnaan sederhana atau Gram. Dalam pewarnaan gram


diperlukan empat reagen yaitu :
o Zat warna utama (kristal violet)
o Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk
mengintensifkan warna utama.
o Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven
organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
o Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk
mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama
setelah perlakuan denga alcohol.
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan
mempertahankan zat warna metal ungu gelap setelah dicuci dengan
alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram,
suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu,
yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau
merah muda.
Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka. Pengecatan gram
dilakukan dalam 4 tahap yaitu :
1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

30

Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada
komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan
membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida
dari dinding sel organism gram negatif dengan pencucian alkohol memungkinkan
hilang dari sel.
Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang
tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3
nm).
Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu
determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara
bakteri
Gram positif dan bakteri Gram negatif yaitu:
Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 15 mm, berlapis tiga atau
multilayer.
Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%),
lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit 10% dari berat kering,
tidak mengandung asam tekoat.
Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya

kristal violet.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
Peka terhadap streptomisin
Toksin yang dibentuk Endotoksin.
Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

31

Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau
monolayer.
Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan
ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari
50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.
Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu

kristal.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
Tidak peka terhadap streptomisin

Karakteristik

Gram positif

Gram negatif

Dinding sel

Homogen dan tebal (20-80


nm) serta sebagian besar
tersusun dari peptidoglikan.
Polisakarida lain dan asam
teikoat dapat ikut menyusun
dinding sel.

Peptidoglikan (2-7 nm) di


antara membran dam dan luar,
serta adanya membran luar (78 nm tebalnya) yang terdii dari
lipid, protein, dan
lipopolisakarida

Bulat, batang atau filamen

Bulat, oval, batang lurus atau


melingkar seprti tand koma,
heliks atau filamen; beberapa
mempunyai selubung atau
kapsul

Pembelahan biner

Pembelahan biner, kadangkadang pertunasan

kemoorganoheterotrof

Fototrof, kemolitoautotrof,
atau kemoorganoheterotrof

Kebanyakan nonmotil, bila

Motil atau nonmotil. Bentuk

Bentuk sel

Metabolisme
Motilitas

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

32

motil tipe flagelanya adalah


petritrikus (petritrichous)

flagela dapat bervariasipolar,lopotrikus


(lophtrichous), petritrikus
(petritrichous).

Anggota
tubuh
(apendase)

Biasanya tidak memiliki


apendase

Dapat memiliki pili, fimbriae,


tangkai

Endospora

Beberapa grup dapat


membentuk endspora

Tidak dapat membentuk


endospora

Bakteri Gram Positif dan Negatif pun Menimbulkan Beberapa Penyakit,


Yaitu :
Gram positif :

Staphylococcus : penyebab impetigo, keracunan makanan, bronkitis


Streptococus : penyebab pneumonia, meningitis, karies gigi
Enterococus : penyebab enteritisListeria : penyebab listeriosis
Basillus : penyebab anthrax ( Basillus anthrax)
Clostridium : penyebab tetanus ( Clostridium tetani), botulisme
Mycobacterium : penyebab tuberkulosa, difteri.
Mycoplasma : penyebab jerawat, peumonia.
Gram negatif :

Salmonella : penyebab thypus (Salmonella thyposa), salmonelosis.


Escherichia : penyebab gastroenteritis / radang saluran cerna ( Escherichia

coli).
Shigella : penyebab disentri.
Pseudomonas : penyebab infeksi luka bakar.
Hellicobacter : penyebab tukak lambung.
Haemophilus : penyebab bronkhitis , pneumonia (Heumophilus influenzae).
Bordetella : penyebab batuk rejan (Bordetella pertusis).
Chlamydia : penyebab pneumonia, uretritis, trakoma

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

33

4. Pewarnaan Spora
1) Dibersihkan preparat glass dengan alkohol 70% kemudian difiksasi di atas
Bunsen,
2) Dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan diberi juga sedikit
aquades pada preparat glass menggunakan jarum ose,
3) Dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media lalu diratakkan di atas
4)
5)
6)
7)
8)
9)

preparat,
Ditutup dengan kertas saring,
Diteteskan malachite green kemudian difiksasi,
Didiamkan selama 5 menit dan dibuang kertas saring,
Dibilas dengan air mengalir dan kemudian dianginkan,
Diteteskan safranin dan dikeringkan tanpa fiksasi,
Diamati dibawah mikroskop,

3.5 PEMERIKSAAN AIR SECARA MIKROBIOLOGI


Pemeriksaan kualitas air secara mikrobiologi meliputi :
1. Pemeriksaan jumlah total mikroorganisme.
2. Deteksi dan enumerasi terhadap bakteri pathogen Shigella dan Salmonella
terutama Escherichia coli.
3. Jumlah perkiraan terdekat bakteri coli : coli umum dan coli fekal.
Pada pemeriksaan air ini dikenal istilah sanitasi. Bakteri indicator sanitasi
adalah
bakteri yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa air atau makanan
tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia yang mengingat banyaknya
jumlah
mikroorganisme ini, maka perlu dilakukan suatu uji pemeriksaan terhadap bahan
pangan

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

34

tersebut agar aman dikonsumsi. Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya adalah


bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia sehingga dengan
adanya bakteri tersebut pada air atau makanan pernah mengalami kontak dengan
kotoran yang berasal dari usus manusia dan oleh sebab itu kemungkinan terdapat
bakteri pathogen lain yang berbahaya. Ada tiga jenis bakteri yang dapat digunakan
untuk menunjukkan adanya masalah sanitasi, yaitu Escherichia coli, kelompok
Streptococcus (Enterococcus) fekal, dan Clostridium perfringens.

3.5.1 Most Probable Number (MPN)


Uji kualitatif koliform secara lengkap terdiri dari 3 tahap, yaitu :
1. Uji pendugaan/Perkiraan (Presumtive test)
Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform
berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan karena fermentasi laktosa
oleh bakteri golongan coli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media
laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung durham berupa
gelembung udara.
Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang
terbentuk cair. Bila inkubasi 1x 24 jam hasilnya negatif, maka dilanjutkan dengan
inkubasi 2x 24 jam pada suhu 35C. jika dalam waktu 2x 24 jam tidak terbentuk
gas dalam tabung durham, dihitung sebagai hasil negatif. MPN penduga dapat
dihitung dengan melihat table MPN.
Cara Kerja :
1)
2)
3)
4)
5)

tabung laktosa ganda diinokulasi dengan 10 mL sampel air,


3 tabung laktosa tunggal diinokulasi dengan 1 mL sampel air,
3 tabung laktosa tunggal diinokulasi dengan 0,1 mL sampel air,
Inkubasi pada suhu 37C selama 24 jam,
Amati perubahan yang terjadi yang menunjukan adanya fermentasi laktosa
oleh bakteri colli terutama Escherichia colli. Amati terbentuknya gas pada

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

35

tabung durham dan terbentuknya asam dengan menggunakan indikator


universal,
6) Hitung jumlah tabung yang menunjukkan reaksi positif,
7) Cocokkan dengan tabel MPN dan tentukan MPNnya,
8) Bila selama inkubasi 24 jam menunjukkan negatif, inkubasi dilanjutkan menjadi
48 jam.
2. Uji Penetapan (Comfirmed test)
Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan. Dari tabung yang positif
terbentuk
asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1x24 jam, suspense ditanamkan
pada media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) secara aseptic dengan
menggunakan jarum inokulasi. Koloni bakteri E. coli tumbuh berwarna merah
kehijauan dengan kilat atau koloni berwarna biru kehitaman.
Cara Kerja :
1) Ambil salah satu tabung positif terutama inkubasi yang 24 jam,
2) Tanam pada media EMBA dengan teknik gores,
3) Inkubasi selama 1x24 jam,
4) Amati koloni yang tumbuh pada EMBA terutama koloni berwarna hijau dengan
kilat
metalik atau biru kehitaman dengan lendir banyak. Maka itu hasilnya positif dan
apabila
tidak terjadi perubahan warna pada goresan maka hasilnya negative,
5) Koloni warna tersebut periksa dengan pewarnaan gram.

3. Uji Kelengkapan (Completed test)


Tes ini memiliki tujuan untuk menkonfirmasi adanya bakteri golongan coli dalam
sampel

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

36

air yang telah memberikan hasil positif pada tes kepastian. Uji ini merupakan
analisis
terakhir terhadap sampel air. Koloni yang akan diperiksa dan digunakan adalah
dari uji
kepastian. Koloni itu diinokulasikan secara aseptik pada media EC.Broth (media
khusus
E.coli). Tes ini memberikan positif apabila diinokulasikan pada suhu 45C selama
24 jam
penuh.
Cara Kerja :
1) Koloni warna tadi diinokulasi lagi ke dalam media EC Broth,
2) Inkubasi selama 24 jam pada suhu 44,5C (golongan colli fekal tumbuh baik
pada suhu 44,5C),
3) Amati hasilnya apabila terjadi pembentukan gas pada tabung durham maka
hasilnya positif,
4) Hitung jumlah tabung yang menunjukkan hasil positif.

3.6 TPC (Total Plate Count)


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Menyemprot meja kerja dan tangan praktikan dengan alcohol 70%,
3. Membungkus cawan petri, tabung reaksi, pipet ukur dengan kertas buram,
(tabung reaksi masing masing diisi 9 mL aquadest steril dan lubang tabung
reaksi ditutup dengan kapas),
4. Membuat media Nutrient Agar ( NA ),
5. Mensterilisasi semua alat yang telah dibungkus kertas buram pada autoclave
selama 2 menit pada suhu 121C,
6. Mendinginkan alat dan bahan yang telah disterilisasi,

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

37

7. Melakukan pengenceran, sampel dimasukan ke dalam tabung reaksi yang


berisi 9 mL aquades yang telah steril (10 ) dilakukan secara aseptis, mengocok
1

25 kali dengan vortex,


8. Melakukan pengenceran berikutnya yaitu memipet 1 mL dari tabung reaksi 10 -1
dimasukan ke tabung reaksi pengenceran 10 , memvortex dan memipet 1 mL
-2

lagi di masukan kecawan petri dilakukan secra aseptis,


9. Melakukan pengenceran berikutnya hingga pengenceran 10 -5,
10. Cawan petri yang telah terisi digoyang-goyangkan,
11. Menuangkan media ke masing-masing cawan, tungu hingga media padat lalu
balikkan posisi cawan,
12. Memasukan cawan petri ke dalam incubator dengan posisi terbalik pada suhu
35C selama 24-48 jam,
13. Mencatat pertumbuhan koloni pada masing-masing cawan yang mengandung
30-300 koloni dan melihat bentuknya dengan colony counter.

BAB IV
DATA PENGAMATAN

1.1 Data Pengamatan


Pengamatan MPN/JPT pada mikrobiologi sampel air
a. Uji Pendugaan (Presumptive Test)

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

38

Tes Perkiraan (Presumptive Test)


No

Sampel/
Contoh

24 jam
10
ml

1 ml

0,1 ml

Air Sumur

Air Bekas Wudhu

b. Uji Penetapan (Confirmative Test)

No

1
2

Sampel/
Contoh

Tes Penetapan
(Confirmative Test)
10

24 jam
1

0,1

Jumlah
Total
Colifor
m per
100 ml

ml

ml

ml

75

120

Air Sumur
Air Bekas
Wudhu

c.

Uji Kelengkapan (Completed Test)

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

39

Sampel/
Contoh

No

Tes Kelengkapan
(Completed Test)
24 jam
1

0,1

ml

ml

240

23

10 ml
Air Tanah

1
2

Air Saluran

Jumlah
Total
Coliform
per 100 ml

Irigasi
Belitang

1.2 Data Pengamatan


Pengamatan sampel tanah dengan metode TPC

Rata Rata

o
1.
2.
3.

10-3
10-4
10-5

116
-

165
-

140,5
-

Berat Sampel Tanah : 1,0002 gram


Perhitungan CFU/gr = Rata-Rata X Faktor Pengenceran
Berat Tanah

= 1,405 x10 6
1,0002

= 1,404x106 CFU/g
BAB V

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

40

PEMBAHASAN
5.1 Pembuatan Media
Pemilihan media yang baik akan menunjang pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba. Kesesuaian suhu, pH, kecukupan nutrien pada
media merupakan beberapa syarat untuk mikroba tersebut dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik di sebuah media. Pada pembuatan media untuk
berbagai macam organisme harus menggunakan bahan yang mengandung
banyak

protein

dangan

berbagai

konsentrasinya

sehingga

dapat

menumbuhkan bakteri
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
(nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan
bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian
sifat-sifat fisiologis, dan perhitungan sejumlah mikroba. Kegunaan media
(perbenihan) dalam laboratorium adalah:
1. Untuk pembiakan dengan maksud memperbanyak bakteri yang dicari.
2. Untuk tujuan isolasi bakteri agar didapat biakan murni.
3. Untuk menyimpan bakteri yang telah murni tersebut baik untuk keperluan
sehari-hari (determinasi) maupun untuk menyimpan dalam waku lama.
4. Untuk mempelajari sifat-sifat pertumbuhannya (culture characteristic).
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium
tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain:
a. Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba.
b. Harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang
sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan ditumbuhkan.
c. Tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
d. Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang
ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik.

5.2

Sterilisasi Media

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

41

Pada proses pembuatan media harus langsung dilakukan sterilisasi


pada saat itu juga setelah media tersebut dibuat agar media dapat digunakan
dalam jangka lama dan tidak terkontaminasi mikroorganisme lain.
Sterilisasi pada media dilakukan karena agar media yang digunakan
benar benar bebas dari mikroorganisme. Pada proses sterilisasi digunakan
aquadest, hal ini dimaksudkan agar tidak terbentuk kerak kerak yang
menempel dalam autoclave yang dapat menyebabkan terjadinya ledakan.
Pada saat pertama kali sterilisasi dengan autoclave, klep pengaman
dibiarkan terbuka sampai ada tetesan air keluar dalam klep tersebut. Hal ini
penting sekali karena apabila klep ditutup sebelum ada tetesan air keluar dari
klep tersebut berarti dalam autoclave masih terdapat udara. Di dalam
autoclave tidak boleh ada udara sebab apabila ada udara maka suhu yang
diperlukan tidak tercapai.
5.3

Metode MPN (Most Probable Number)

Metode MPN didasarkan pada penentuan kualitas air dari jumlah


Escherichia Coli sebagai para parameternya, karena bakteri Escherichia coli
penghuni usus makhluk hidup yang berdarah panas juga berperan dalam
proses pencernaan, maka Escherichia coli ikut terbawa feses dan akan
menyebar sehingga bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang paling
banyak didalam tubuh. Oleh karena itu, jika Escherichia coli dianggap tidak
ada dipastikan bakteri pathogen lain juga ada.
Pada metode MPN dilakukan tes kesempurnaan (Completed Test) hal ini
dilakukan selain membuktikan ada atau tidak adanya coli pada tes penduga
juga menentukan jenis bakteri colinya (coli fekal atau non fekal) dalam
sample.
Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas air saat
praktikum menggunakan Coliform sebagai indikator. Kelompok Coliform
mencakup bakteri yang aerobic dan anaerobic fakultatif, berbentuk batang
atau
basil,
gram
negative
dan
tidak
membentuk
spora. Coliform memfermentasikan laktosa dengan membentuk asam dan
gas CO2 dalam waktu inkubasi selama 48 jam dan diletakkan pada suhu
37C.
5.4

Metode TPC (total plate count)

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

42

Dalam percobaan tentang perhitungan jumlah mikroba digunakan


metode total plate count (TPC).metode ini merupakan analisis untuk menguji
cemaran mikroba dengan menggunakan metode pengenceran dan metode
cawan tuang. Metode cawan tuang adalah metode per plate. Metode ini
dilakukan dengan mengencerkan sumber isolate yang telah diketahui
beratnya ke dalam 9 ml larutan garam fisiologis, larutan yang digunakan
sekitar 1 ml suspense ke dalam cawan petri steril, dilanjutkan dengan
menuangkan media penyubur (nutrient agar), NA / media penyubur
merupakan nutrisi untuk makanan mikroba
Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil dengan
perhitungan menggunakan digital coloni counter didapatkan hasil yang
berbeda-beda dari tiap-tiap cawan petri dengan pengenceran yang berbeda
namun dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pengenceran yang
dilakukan maka semakin sedikit mikroba yang tumbuh dalam media.

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

43

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan

Praktek Kerja Industri ITB Laboratorium Kualitas Air sangat memberikan


wawasan yang luas mengenai analisa terutama dalam penggunaan alat

maupun dalam prosedur analisa.


Menambah pemahaman analisa tentang proses mikrobiologi dengan teknik-

tekniknya.
Pada metode Total Plate Count (TPC) analisa sampel air dari limbah agar
hasilnya lebih akurat dilakukan pengenceran secara duplo atau dua cawan
petri yang digunakan untuk analisa dan hasilnya dilihat menggunakan coloni
counter.

6.2 Saran

Diharapkan adanya komunikasi dan kerjasama yang baik sehingga kendala

yang dihadapi bisa segera di atasi.


Stok bahan atau reagen yang tidak ada di laboratorium sebaikya selalu

ditinjau agar tidak terjadi kekurangan dan menghmbat proses analisa.


Diharapkan pembimbing dari pihak sekolah melaksaakan pemantauan
secara continue ke industri agar mengetahui hambatan siswa selama Praktek

Kerja Industri.
Program PRAKERIN ini diharapkan meningkatkan hubungan kerja sama
antara pihak sekolah khususna SMK Negeri 7 Bandung dengan pihak
Instansi, yakni Laboratorium Kualitas Air Mikrobiologi FTSL-ITB. Serta dapat

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

44

meingkatkan

peranannya

dalam

mendidik

siswa/siswi

yang

sedang

menjalankan Praktek Kerja Industri ini, agar para lulusannya mendapatkan


pembekalan dan wawasan yang luas diberbagai bidang industri.

DAFTAR PUSTAKA

Dra Hj. Ani Syafaatin Penentuan Proses Mikrobiologi. Bandung SMK NEGERI

7 Bandung
Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Organisme Jilid 1. Bandung :

CV. Yrama Widya.


Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press
Wilda.
2009.
Uji
Mikrobiologi
Air.
Tersedia

online

http://wildablog.blogspot.com/2009/12/uji-mikrobiologi-air.html [20 Juni 2015]

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

45

PEMERINTAH KOTA BANDUNG


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 7
( STM NEGERI KIMIA BANDUNG )
Kompetensi Keahlian : Kimia Industri, Tekn. Penyempurnaan Tekstil, Kimia Analisis, Farmasi
Jalan Soekarno-Hatta No. 596 Telp/Fax 7563077 Bandung
e-mail : info@smkn7bandung.sch.id
web : www.smkn7bandung.sch.id

LAMPIRAN
04

NILAI PRAKERIN

F.7.5.1.b-

LEMBAR PENILAIAN KOMPETENSI SISWA


DI INSTANSI / PERUSAHAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Nama Institusi Pasangan


Alamat
Bagian/Divisi/Seksi
Nama Pembimbing
Nama Peserta Diklat
Program Keahlian
NISN
Nama Sekolah
Alamat

A.

Aspek Non Teknis


N
o
1.
2.
3.
4.

: Teknik Lingkungan FTSL ITB


: Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40132
: Laboratorium Mikrobiologi
: Didit Trihartomo, S.Si
: Siti Nurjanah
: Kimia Industri
:
: SMK Negeri 7 Bandung
: Jl. Soekarno Hatta No. 596 Bandung

Aspek Non Teknis yang Dinilai

Kualifikasi
Baik Sekali

Baik

Cukup

Disiplin Waktu
Perilaku
Inisiatif dan Kreativitas
Kemampuan Pemahaman dan
Aplikasi dalam proses

B.

Nilai Kompetensi
N
o
1.
2.
3.
4.

Aspek Teknis yang Dinilai

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

Nilai
8

7.5

46

Bandung,
Pembimbing Institusi Pasangan,

Didit Trihartomo, S.Si


Nopeg. 107 000 016

LAMPIRAN
Peralatan Laboratorium Mikrobiologi

Ultrasonic
Untuk Membersihkan
Tabung Durham

Autoclave
Untuk Mensterilkan Alat /
Media

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

47

Colony Counter
Untuk Menghitung Jumlah
Koloni Bakteri

Neraca Analitik
Untuk Menimbang Bahan
Pembuatan Media

Hot Plate & Stirer


Untuk Memanaskan Media
& Menghomogenkan
Komponen / Bahan Dalam
Media

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

48

Korteks
Untuk Menghomogenkan
Larutan Yang Ada Dalam
Tabung Reaksi

Inkubator 37C
Untuk Menginkubasi
Sampel Tahap Uji
Pendugaan & Uji
Penetapan

Inkubator 44C
Untuk Menginkubasi
Sampel Tahap Uji
Kelengkapan

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

49

Laminar Air Flow


Ruang Untuk Isolasi
Sampel Secara Aseptik

Mikroskop
Alat Optic Untuk Melihat
Sel Bakteri

Lemari Bahan
Tempat Untuk
Menyimpan Bahan
Laboratorium

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

50

Kulkas
Tempat Untuk Menyimpan
Sampel Yang Belum /
Sudah Di Inokuasi

Hasil Pengamatan

Hasil Positif Pada Uji Pendugaan


Memfermentasi asam ditunjukan
dengan berubahnya warna media
dari ungu menjadi kuning dan
terdapat gelembung gas pada
tabung durham.

Hasil Postitif Pada Uji


Penetapan
Terdapat koloni berwarna hijau
metallic / gelap pada media
Eosin Methylen Blue

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

51

Hasil Positif Pada Uji


Kelengkapan
Terdapat gelembung gas pada
tabung durham dalam media
Escherichia Coli Broth

Pengamatan Koloni Bakteri


Yang Terdapat Pada Sampel
Tanah Metode TPC

Laporan Praktek Kerja Industri Lab Mikrobiologi

52

You might also like