Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeriksaan air secara mikrobiologis sangat penting mengingat bahwa
air merupakan sumber kehidupan yang utama bagi semua makhluk hidup.
Segala macam air seperti air sungai, air sumur, air kolam, air laut bahkan mata
air sekalipun perlu mendapat perhatian untuk diperiksa baik secara
mikrobiologis, fisik maupun kimiawi, untuk menghindarkan air tadi dari
pencemaran. Pencemaran biologis yang mungkin terdapat dalam air terutama
hadirnya mikroorganisme penyebab penyakit (patogen), penghasil racun.
Pemeriksaan air secara mikrobiologis baik secara kualitatif maupun kuantitatif
dapat dipakai sebagai pengukur derajat pencemaran. Selain kandungan
mikroba pencemar air, adanya senyawa organic pun perlu mendapat perhatian.
Senyawa organik yang berada dalam air selain dapat merupakan bahan
pencemar air bila kadarnya melebihi ambang batas, juga merupakan bahan
nutrisi bagi mikroorganisme sehingga pertumbuhan miroorganisme dapat
menjadi sangat subur.
Oleh karena itu, maka diperlukan pemeriksaan kualitas air yang sering
dilakukan misalnya secara kimia yaitu dengan pengukuran kadar oksigen yang
terlarut dalam air, yang dikenal dengan pengukuran BOD (Biological Oxygen
Demand).
Sementara
pemeriksaan
air
secara
mikrobiologis
meliputi
dimana
ada
fakultas
menjadi Fakultas
dua program
tersendiri
Teknik
studi yaitu
dengan
nama
Dengan demikian sejak tahun 2006 FTSL hanya membawahi 4 Program Studi,
yaitu Teknik Sipil, Teknik Geodesi dan Geomatika, Teknik Lingkungan, serta
Teknik Kelautan.
Berdasarkan SK Rektor ITB nomor 257/SK.K01/OT/2007
tanggal,
26
Bidang
Sumberdaya
dan
Sarana
(WD-SD).
teknologi
dan
konsep-konsep
pembangunan
dengan
wawasan
lingkungan yang kental. Bidang yang dipegang kuat oleh TL ITB adalah bidang
air bersih, air buangan, pencemaran dan kualitas udara, persampahan, sanitasi
lingkungan, drainase, kesehatan lingkungan.
memaksakan
fungsi
utama
dalam
tugastugas
akademis.
ini
berdiri
berfungsi sebagai
tugas
akhir
mahasiswa
maupun
staf
pengajar.
Dalam
seperti
praktikum
dan
penelitian,
laboratorium
ini
juga
merupakan
kompartemen
Laboratorium
di
akan keahlian dalam bidang identifikasi, evaluasi dan pengendalian faktorfaktor fisika, kimia, biologi dan ergonomi dalam lingkungan kerja beserta
aspek toksikologi.
G. Laboratorium Pemodelan Lingkungan
Laboratorium ini merupakan laboratorium termuda yang bersasaran
untuk mengembangkan model-model yang terkait permasalahan lingkungan
agar dapat diaplikasikan dengan lebih mudah.
1.3 Program Teknik Lingkungan ITB
Adapun program teknik lingkungan ITB meliputi :
A. Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan yaitu menghasilkan sarjana yang pada
dasarnya memiliki keahlian cukup dalam bidang
padat,
kesehatan
lingkungan
dan
teknologi
pengolahan
lingkungan.
B. Bidang Penelitian
Menyediakan fasilitas dan bimbingan bagi penelitian yang dilakukan
oleh mahasiswa Teknik Lingkungan ITB.
pelatihan
yang
menyangkut
teknik
analisis
atau
BAB II
KEGIATAN DI LINI INDUSTRI
Untuk menunjang proses belajar mengajar dan mendukung programprogramnya, Teknik Lingkungan ITB mempunyai beberapa laboratorium, yaitu :
dengan fasilitas sumber daya manusia yang merupakan suatu aset untuk
mencapai tujuan program Teknik Lingkungan ITB.
Dibawah ini merupkan urutan dari sebagian kecil analisis yang dilakukan di
Laboratorium Kuaslitas Air.
2.1 Analisis Air
Air
digunakan harus
6. Kesadahan
7. Zat organik
8. Besi
9. Mangan
10. Sulfat
Sampel
Penerimaan Sampel di Loket (Mengisi
Lembar Permohonan Pemeriksaan)
Penyimpanan
Pengawet
Analisa
Analisa di
Laboratoriu
Perhitungan, Pengecekan
Konsep
Di Tolak
Pengetikan Laporan
Di Terima
Koreksi oleh
Pengesahan Laporan Hasil Uji oleh
Loket
Pengambilan
Ars
BAB
III
Konsumen
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Landasan Teori
bagi
kesehatan.
Bahaya
atau
resiko
kesehatan
uang
kolera,
Shigella
dysenteriae
penyebab
disenteri
basiler,
10
11
air
secara
mikrobiologi
adalah
air
yang
mengandung
mikroorganisme
pathogen tidak terlalu banyak, jumlahnya kurang dari 100/ml. selain itu air yang
baik
12
adalah
ilmu
yang
mempelajari
bentuk,
sifat
dan
penyebaran
jasad
hidup
yang
termasuk
mikroorganisme
(jasad
renik
mikroba).
Mikroorganisme berasal dari kata micros yang berarti makhluk hidup. Jadi,
secara garis besar mikroorganisme adalah makhluk hidup yang mempunyai
ukuran dan bentuk sangat kecil yang tidak dapat diamati dengan mata
telanjang. Dunia mikroorganisme sudah lama dikenal peranannya dalam
kehidupan, namun terbuka secara luas setelah ditemukan mikroskop
sederhana oleh Anthony Van Leuwenhoek (1632-1723).
1. Virus (dipelajari khusus dalam Virologi)
2. Bakteri (dipelajari khusus dalam Bacterologi)
3. Jamur atau Fungi (dipelajari khusus dalam mikologi)
4. Alga atau Ganggang (dipelajari khusus dalam Algologi dan fikologi)
5. Protozoa (dipelajari khusus dalam Protozoalogi)
13
Sel yang lainnya tidak nyata atau tidak ada (misalnya pada bebrapa fungi
dan
ragi) dan filament benar jika hubungan satu sel dengan sel lainnya terlihat
jelas, baik secara fisiologi maupun secara morfologis (misalnya pada beberapa
fungi mikroalga). Struktur luar mikroorganisme secara umum adalah terdiri
dari :
1. Kapsul, yang merupakan lapisan (lendir) yang melindungi sel. Tersusun oleh
hasil
metabolisme sel yang disekresikan
2. Flagella atau trikha, sebagai alat pergerakan
3. Dinding sel yang berperan melindungi sel juga berpengaruh terhadap bentuk sel
4. Filli adalah benag-benang halus yang keluar atau menonjol dari dinding sel
biasanya
ditemukan dalam bakteri gram negative.
Sedangkan struktur dalam mikroorganisme terdiri dari unsure-unsur makro
seperti
C, H, O, N, P, S dan unsur-unsur mikro seperti Fe, K, Na, Mg dan senyawa
lainnya.
14
Berdasarkan
senyawa
yang
dikandungnya
sebagaimana
besar
Ketiadaan
atau
kekurangan
sumber-sumber
nutrisi
ini
dapat
mempengaruhi
pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Kondisi tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan
sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh
berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada
menciptakan lingkungan bersih
dan higinis adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi
mikroba
agar pertumbuhannya terkendali.
15
b. Suhu (Temperatur)
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan
pertumbuhan mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua
cara yang
berlawanan:
1. Apabila suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan
dipercepat. Sebaliknya apabila suhu turun, maka kecepatan metabolisme akan
menurun dan pertumbuhan diperlambat.
2. Apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan terhenti,
kompenen sel menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel menjadi mati.
Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan
mikroorganisme digolongkan menjadi tiga, yaitu :
Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka
pertumbuhan terhenti.
Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat
dan optimum. (Disebut juga suhu inkubasi)
Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka
pertumbuhan tidak terjadi.
Berdasarkan ketahanan panas, mikroba dikelompokkan menjadi tiga macam,
yaitu :
Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak apabila dipanaskan pada
suhu 60oC selama 10-20 menit.
Tahan terhadap panas, apabila dibutuhkan suhu 100 oC selama 10 menit
untuk mematikan sel.
Thermodurik, dimana dibutuhkan suhu lebih dari 60 oC selama 10-20 menit
tapi kurang dari 100oC selama 10 menit untuk mematikan sel.
16
memiliki
karakteristik
sendiri-sendiri
di
dalam
kebutuhannya
akan oksigen. Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan menjadi :
1) Aerobik : hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas.
2) Anaerob : hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas.
3) Anaerob fakultatif : dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas.
4) Mikroaerofilik : dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil.
Media
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
(nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan
bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian
sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba.
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka
medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat antara lain :
1. Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh
mikroba,
2. Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH yang
sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan,
17
Pembuatan Media
1. Kaldu Laktosa Ganda
o
o
o
o
Beef Extract
Pepton
Laktosa
Aquades
6 gram
10 gram
10 gram
1 liter
Cara kerja :
6 g beef extract, 10 g pepton dan 10 g laktosa dilarutkan dalam 1000 ml air, lalu
memanaskannya hingga mendidih. Setelah itu tambahkan 3 ml brom cresol purple
dalam
larutan tersebut dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi yang berisi tabung
durham
dalam posisi terbalik. Sterililkan dahulu menggunakan autoklaf sebelum
digunakan.
18
Beef Extract
Pepton
Laktosa
Aquades
3 gram
5 gram
5 gram
1 liter
Cara kerja :
3 g beef extract, 5 g pepton dan 5 g laktosa dilarutkan dalam 1000 ml air, lalu
memanaskannya hingga mendidih. Setelah itu tambahkan 3 ml brom cresol purple
dalam
larutan tersebut dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi yang berisi tabung
durham
dalam posisi terbalik. Sterililkan dahulu menggunakan autoklaf sebelum
digunakan.
3. Media EMBA (Eosin Methylen Blue Agar).
o EMBA powder
o Aquades
37,5 gram
1 Liter
Cara Kerja :
Larutkan 37,5 g EMBA ke dalam 1000 ml air, memanaskannya hingga mendidih,
kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi
dengan
menggunakan autoklaf sebelum digunakan.
4. EC. Broth
EC broth powder
Aquades
35 gram
1 Liter.
19
Cara Kerja :
Larutkan 35 g EC dalam 1000 ml air, memanaskannya hingga mendidih, kemudian
masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham dalam posisi
terbalik.Sterilkan dengan menggunakan autoklaf sebelum digunakan.
5. Nutrient Agar (NA)
NA powder
Aquades
28 gram
1 Liter.
Cara Kerja :
Larutkan 28 g NA powder ke
mendidih,
kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 10 ml. Sterilkan
dengan
menggunakan autoklaf sebelum digunakan.
6. Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA powder
Aquades
39 gram
1 Liter
Cara Kerja :
Larutkan 39 g PDA powder ke dalam 1000 ml air, memanaskannya hingga
mendidih,
kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 10 ml. Sterilkan
dengan
menggunakan autoklaf sebelum digunakan.
20
7. Kaldu Dextrosa
Beef Extract
Pepton
Dextrosa
Aquades
0,6 gram
1 gram
1 gram
200 ml
Cara Kerja :
0,6 g beef extract, 1 g pepton dan 1 g dextrosa dilarutkan dalam 200 ml air, lalu
memanaskannya hingga mendidih. Setelah itu memasukkannya ke dalam tabung
reaksi yang berisi tabung durham dalam posisi terbalik. Sterililkan dahulu
menggunakan autoklaf sebelum digunakan.
8.Kaldu Maltosa
Beef Extract
Pepton
Maltosa
Aquades
0,6 gram
1 gram
1 gram
200 ml
Cara Kerja :
0,6 g beef extract, 1 g pepton dan 1 g Maltosa dilarutkan dalam 200 ml air, lalu
memanaskannya hingga mendidih. Setelah itu memasukkannya ke dalam tabung
reaksi yang berisi tabung durham dalam posisi terbalik. Sterililkan dahulu
menggunakan autoklaf sebelum digunakan.
9.Kaldu Manitol
Beef Extract
Pepton
Manitol
Aquades
0,6 gram
1 gram
1 gram
200 ml
Cara Kerja :
21
0,6 g beef extract, 1 g pepton dan 1 g Manitol dilarutkan dalam 200 ml air, lalu
memanaskannya hingga mendidih. Setelah itu memasukkannya ke dalam tabung
reaksi yang berisi tabung durham dalam posisi terbalik. Sterililkan dahulu
menggunakan autoklaf sebelum digunakan.
Beef Extract
Pepton
Sacarosa
Aquades
0,6 gram
1 gram
1 gram
200 ml
Cara Kerja :
0,6 g beef extract, 1 g pepton dan 1 g Sacarosa dilarutkan dalam 200 ml air, lalu
memanaskannya hingga mendidih. Setelah itu memasukkannya ke dalam tabung
reaksi yang berisi tabung durham dalam posisi terbalik. Sterililkan dahulu
menggunakan autoklaf sebelum digunakan.
11.Nutrient Broth (NB)
NB Powder
Aquades
6,5 gram
500 ml
Cara Kerja :
Larutkan 6,5 g NB powder ke
mendidih,
kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 10 ml. Sterilkan
dengan
menggunakan autoklaf sebelum digunakan.
3.2 STERILISASI
22
23
bakteri tetapi tidak bebas dari virus. Cara kerja dari sterilisasi ini
penyaringan
dan
tidak
menghancurkan
mikroorganisme
tersebut.
24
dan
serbuk
padat,
sterilisasi
adalah
fenomena
permukaan
dan
adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari inti sel
sehingga mikroba mengalami mutasi.
3.3 INOKULASI DAN ISOLASI
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan
tingkat
25
26
plate
adalah
metode
isolasi
bakteri
dengan
cara
menginokulasikan
suspensi bahan yang mengandung bakteri ke atas medium agar lalu
diratakan dengan menggunakan trigalski. Setelah diinokulasikan akan
terlihat koloni-koloni bakteri yang tumbuh tersebar dipermukaan medium
agar sehingga dapat diisolasi lebih lanjut untuk mendapatkan biakan murni.
3.4 TEKNIK PEWARNAAN BAKTERI
27
28
setelah pembuatan preparat ulas dilakukan fiksasi diikuti oleh pewarnaan. Fiksasi
dapat
dilakukan dengan cara melewatkan preparat diatas api atau merendamnya
dengan metanol.
Fiksasi digunakan untuk :
Mengamati bakteri oleh karena sel bakteri lebih jelas terlihat setelah
diwarnai
Melekatkan bakteri pada glass objek
Mematikan bakteri23
3. Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni grampositif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel
mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan
Denmark Hans Christian Gram (18531938) yang mengembangkan teknik
ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri
Klebsiella pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan
reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri
tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya.
Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia.
Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat
lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding
sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum
sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa,
29
30
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada
komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan
membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida
dari dinding sel organism gram negatif dengan pencucian alkohol memungkinkan
hilang dari sel.
Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang
tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3
nm).
Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu
determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara
bakteri
Gram positif dan bakteri Gram negatif yaitu:
Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 15 mm, berlapis tiga atau
multilayer.
Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%),
lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit 10% dari berat kering,
tidak mengandung asam tekoat.
Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya
kristal violet.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
Peka terhadap streptomisin
Toksin yang dibentuk Endotoksin.
Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
31
Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau
monolayer.
Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan
ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari
50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.
Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu
kristal.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
Tidak peka terhadap streptomisin
Karakteristik
Gram positif
Gram negatif
Dinding sel
Pembelahan biner
kemoorganoheterotrof
Fototrof, kemolitoautotrof,
atau kemoorganoheterotrof
Bentuk sel
Metabolisme
Motilitas
32
Anggota
tubuh
(apendase)
Endospora
coli).
Shigella : penyebab disentri.
Pseudomonas : penyebab infeksi luka bakar.
Hellicobacter : penyebab tukak lambung.
Haemophilus : penyebab bronkhitis , pneumonia (Heumophilus influenzae).
Bordetella : penyebab batuk rejan (Bordetella pertusis).
Chlamydia : penyebab pneumonia, uretritis, trakoma
33
4. Pewarnaan Spora
1) Dibersihkan preparat glass dengan alkohol 70% kemudian difiksasi di atas
Bunsen,
2) Dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan diberi juga sedikit
aquades pada preparat glass menggunakan jarum ose,
3) Dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media lalu diratakkan di atas
4)
5)
6)
7)
8)
9)
preparat,
Ditutup dengan kertas saring,
Diteteskan malachite green kemudian difiksasi,
Didiamkan selama 5 menit dan dibuang kertas saring,
Dibilas dengan air mengalir dan kemudian dianginkan,
Diteteskan safranin dan dikeringkan tanpa fiksasi,
Diamati dibawah mikroskop,
34
35
36
air yang telah memberikan hasil positif pada tes kepastian. Uji ini merupakan
analisis
terakhir terhadap sampel air. Koloni yang akan diperiksa dan digunakan adalah
dari uji
kepastian. Koloni itu diinokulasikan secara aseptik pada media EC.Broth (media
khusus
E.coli). Tes ini memberikan positif apabila diinokulasikan pada suhu 45C selama
24 jam
penuh.
Cara Kerja :
1) Koloni warna tadi diinokulasi lagi ke dalam media EC Broth,
2) Inkubasi selama 24 jam pada suhu 44,5C (golongan colli fekal tumbuh baik
pada suhu 44,5C),
3) Amati hasilnya apabila terjadi pembentukan gas pada tabung durham maka
hasilnya positif,
4) Hitung jumlah tabung yang menunjukkan hasil positif.
37
BAB IV
DATA PENGAMATAN
38
Sampel/
Contoh
24 jam
10
ml
1 ml
0,1 ml
Air Sumur
No
1
2
Sampel/
Contoh
Tes Penetapan
(Confirmative Test)
10
24 jam
1
0,1
Jumlah
Total
Colifor
m per
100 ml
ml
ml
ml
75
120
Air Sumur
Air Bekas
Wudhu
c.
39
Sampel/
Contoh
No
Tes Kelengkapan
(Completed Test)
24 jam
1
0,1
ml
ml
240
23
10 ml
Air Tanah
1
2
Air Saluran
Jumlah
Total
Coliform
per 100 ml
Irigasi
Belitang
Rata Rata
o
1.
2.
3.
10-3
10-4
10-5
116
-
165
-
140,5
-
= 1,405 x10 6
1,0002
= 1,404x106 CFU/g
BAB V
40
PEMBAHASAN
5.1 Pembuatan Media
Pemilihan media yang baik akan menunjang pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba. Kesesuaian suhu, pH, kecukupan nutrien pada
media merupakan beberapa syarat untuk mikroba tersebut dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik di sebuah media. Pada pembuatan media untuk
berbagai macam organisme harus menggunakan bahan yang mengandung
banyak
protein
dangan
berbagai
konsentrasinya
sehingga
dapat
menumbuhkan bakteri
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
(nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan
bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian
sifat-sifat fisiologis, dan perhitungan sejumlah mikroba. Kegunaan media
(perbenihan) dalam laboratorium adalah:
1. Untuk pembiakan dengan maksud memperbanyak bakteri yang dicari.
2. Untuk tujuan isolasi bakteri agar didapat biakan murni.
3. Untuk menyimpan bakteri yang telah murni tersebut baik untuk keperluan
sehari-hari (determinasi) maupun untuk menyimpan dalam waku lama.
4. Untuk mempelajari sifat-sifat pertumbuhannya (culture characteristic).
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium
tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain:
a. Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba.
b. Harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang
sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan ditumbuhkan.
c. Tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
d. Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang
ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik.
5.2
Sterilisasi Media
41
42
43
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
tekniknya.
Pada metode Total Plate Count (TPC) analisa sampel air dari limbah agar
hasilnya lebih akurat dilakukan pengenceran secara duplo atau dua cawan
petri yang digunakan untuk analisa dan hasilnya dilihat menggunakan coloni
counter.
6.2 Saran
Kerja Industri.
Program PRAKERIN ini diharapkan meningkatkan hubungan kerja sama
antara pihak sekolah khususna SMK Negeri 7 Bandung dengan pihak
Instansi, yakni Laboratorium Kualitas Air Mikrobiologi FTSL-ITB. Serta dapat
44
meingkatkan
peranannya
dalam
mendidik
siswa/siswi
yang
sedang
DAFTAR PUSTAKA
Dra Hj. Ani Syafaatin Penentuan Proses Mikrobiologi. Bandung SMK NEGERI
7 Bandung
Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Organisme Jilid 1. Bandung :
online
45
LAMPIRAN
04
NILAI PRAKERIN
F.7.5.1.b-
A.
Kualifikasi
Baik Sekali
Baik
Cukup
Disiplin Waktu
Perilaku
Inisiatif dan Kreativitas
Kemampuan Pemahaman dan
Aplikasi dalam proses
B.
Nilai Kompetensi
N
o
1.
2.
3.
4.
Nilai
8
7.5
46
Bandung,
Pembimbing Institusi Pasangan,
LAMPIRAN
Peralatan Laboratorium Mikrobiologi
Ultrasonic
Untuk Membersihkan
Tabung Durham
Autoclave
Untuk Mensterilkan Alat /
Media
47
Colony Counter
Untuk Menghitung Jumlah
Koloni Bakteri
Neraca Analitik
Untuk Menimbang Bahan
Pembuatan Media
48
Korteks
Untuk Menghomogenkan
Larutan Yang Ada Dalam
Tabung Reaksi
Inkubator 37C
Untuk Menginkubasi
Sampel Tahap Uji
Pendugaan & Uji
Penetapan
Inkubator 44C
Untuk Menginkubasi
Sampel Tahap Uji
Kelengkapan
49
Mikroskop
Alat Optic Untuk Melihat
Sel Bakteri
Lemari Bahan
Tempat Untuk
Menyimpan Bahan
Laboratorium
50
Kulkas
Tempat Untuk Menyimpan
Sampel Yang Belum /
Sudah Di Inokuasi
Hasil Pengamatan
51
52