You are on page 1of 7

Mata Kuliah

: Sistem Integumen

Dosen Pengajar

: Prof. dr. Winston F.Th. Warouw, SpKK(K)

ANATOMI & FISIOLOGI


KULIT

Oleh:
Nama

: Adrian Lorenzo Mare

NIM

: 14061093

Semester

: V (Lima)

Kelas

:C

T.A

: 2016/2017

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO
2016

A. ANATOMI KULIT

1. Lapisan kulit
Epidermis
Stratum korneum, selnya mati, tidak mempunyai inti sel (inti selnya sudah mati)
mengandung zat keratin.
Stratum lusidum, selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum ialah sel-sel
sudah banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan
tembus sinar. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Dalam
lapisan terlihat seperti suatu pita yang bening, batas-batas sel sudah tidak begitu
terlihat disebut stratum lusidum.
Stratum granulosum, stratum ini terdiri dari sel-sel pipih seperti kumparan. Sel-sel
tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan pemukaan kulit. Dalam
sitoplasma terdapat butir-butir yang disebut keratohialin yang merupakan fase dalam
pembentukan keratin oleh banyaknya butir-butir stratum granulosum.
Stratum spinosum/stratum akantosum, lapisan ini merupakan lapisan yang paling
tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-selnya disebut spinosum

karena jika kita lihat dibawah mikroskop sel-selya terdiri dari sel yang bentuknya
polygonal (banyak sudut) dan mempunyai tanduk (spina). Disebut akantosum karena
sel-selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk tersebut adalah hubungan antara sel
yang lain yang disebut intecelular bridges atau jembatan inteselular.
Stratum basal/germinativum disebut stratum basal karena sel-selnya terletak dibagian
basal.stratum germinativum menggantikan sel-sel yang diatasnya dan merupakan selsel induk. Bentuknnya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Didalamnya
terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin warna. Sel tersebut disusun
seperti pagar (palisade) dibagian bawah sel tersebut terdapat suatu membrane basalis.
Sel-sel basalis dengan membrane basalis merupakan batas terbawah dari epidermis
dengan dermis. Ternyata batas ini tidak datar tetapi bergelombang. Pada waktu
kerium menonjol pada epidermis benjolan ini disebut papila kori (papilla kulit), dan
epidermis menonjol kearah korium. Tonjolan ini disebut rete ridges atau rete pegg

(prosessus interpapilaris).
Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis dilapisi oleh
membrane basalis dan disebelah bawah berbatasan dengan dengan subkutis tetapi
batas ini tidak jelas hanya kita ambil sebagaii patokan ialah mulainya terdapat sel
lemak.
Dermis terdiri dari dua lapisan : bagian atas, pars papilaris (stratum papilar) dan
bagian bawah, retikulalris (stratum retikularis). Batas antara pars papilaris dan pars
retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke subkutis, baik pars papilaris maupun
pars retikularis terdiri dari jaringan ikat longgar yang tersusun dari serabut-serabut:
serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut retikulus.
Serabut ini saling beranyaman dan masing-masing mempunyai tugas yang
berbeda. Serabut kolagen, untuk memberikan kekuatan kepada kulit, serabut elastis
untuk memberikan kelenturan pada kulit, dan retikulus, terdapat terutama disekitar
kelenjar dan folikel rambut yang memberikan kekuatan pada alai tersebut.

Subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan antara gerombolan ini
berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat
dengan intinya terdesak di kepinggir, sehingga membentuk seperti cincin. Lapisan
lemak ini disebut penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama pada tiap-tiap tempat

dan juga pada pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak sama (berlainan).
Guna penikulus adiposus adalah sebagai shock breaker atau pegas bila tekanan
trauma mekanis yang menimpa pada kulit, isolator panas atau untuk mempertahankan
suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh. Dibawah subkutis
terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.
2. Pembuluh darah dan saraf
Pembuluh darah
Pembuluh darah kulit terdiri dari dua anyaman pembuluh darah

nadi yaitu: (a

anyaman pembuluh darah nadi atas atau luar, anyaman ini terdapat antara stratum
papilaris dan stratum retikularis, dari anyaman ini berjalan arteriole, pada tiap-tiap

papilla kori b)anyaman pembuluh darah nadi kulit bawah dan atau dalam,
Saraf
Kulit juga seperti organ-organ lain terdpat cabang-cabang saraf spinal dan permukaan

yang terdiri dari saraf-saraf motoric,dan saraf sensorik.


3. Bagian kulit
Rambut
Sel epidermis yang berubah, rambut tumbuh dari folikel rambut didalam epidermis.
Folikel rambut dibatasi oleh epidermis sebelah atas, dasarnya terdapat papil tempat
rambut tumbuh.
Rambut terdiri dari:
1) Rambut panjang dikepala, pubis dan janggut.
2) Rambut pendek di lubang hidung, liang telinga dan alis
3) Rambut bulu lanugo diseluruh tubuh
4) Rambut seksual di pubis dan aksila (ketiak)
Warna kulit dipengaruhi oleh pembuluh darah pada kulit, banyak sedikitnya
lemak dan pigmen kulit yang disebut melanin. Banyak sedikitnya melanin
dipengaruhi oleh rasa tau suku bangsa, hormone, dan pengaruh sinar ultraviolet

dan inframerah.
Kuku
Kuku adalah sel epidermis kulit-kulit yang telah berubah, tertanam dalam palung
kuku menurut garis lekukan pada kulit, palung kuku mendapat persarafan dan
pembuluh darah yang banyak. Bagian proksimal terletak dalam lipatan kulit
merupakan awal kuku tumbuh, badan kuku, bagian yang tidak ditutupi kulit dengan

kuat terikat dalam palung kulit dan bagian atas merupakan bagian yang bebas.
Kelenjar kulit

Kelenjar kulit mempunyai lobules yang bergulung-gulung dengan saluran keluar


lurus merupakan jalan untuk mengeluarkan berbagai zat dari badan (kelenjar
keringat). Kulit mempunyai daya regenerasi yang besar.
Kelenjar sebasea berasal dari rambut yang bermuara pada saluran folikel rambut
untuk melumasi rambut dan kulit yang berdekatan.
B. FISIOLOGI KULIT
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsifungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi,
pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D (Djuanda, 2007).
1. Fungsi proteksi.
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara
sebagai berikut:
1) Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia
2) Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan
dehidrasi,selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh dari kulit.
3) Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari
kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di
permukaan kulit dan rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang
berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit.
4) Pigmen melanin berfungsi melindungi kulit dari efek paparan sinar UV yang
berbahaya, pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke selsel disekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari
sehingga materi genetic dapat tersimpan dengan baik, apabila terjadi gangguan pada
proteksi oleh melanin, maka dapat menimbulkan keganasan.
5) Selain itu da sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang petama
adalah sel Langerhans , yang mempresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian
ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikoba yang masuk melewati keratin
dan sel Langerhans (Martini, 2006).
2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bias menyerap air tapi bias menyerap material larut-lipid seperti vitamin A, D,
E dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida (Djuanda, 2007).
Kemampuan absorbsi kulit ditentukan oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan,
metabolism dan jenis Vehiculum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antar sel

atau melalui muara saluran kelenjar,tetapi lebih banyak yang melalui saluran-saluran
epidermis daripada yang melalui muara kelenjar (Tortora.,Dkk.2006).
3. Fungsi ekskresi
Fungsi eksresi ini dibantu oleh perantaraan 2 kelenjar eksokrinnya , yaitu kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat:
1) Kelenjar sebasea
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan melepaska
lipid yang diebut dengan sebum menuju lumen (Harrien.,2010). Sebum dikeluarkan
ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum
dikelurkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan
campuran dari trigliserida, protein, kolesterol dan elektrolit. Sebum berfungsi
menghambat

pertumbuhan

bakteri,

melumasi

dan

meprtoteksi

keratin.

(Tortora.,dkk.2006)
2) Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan
cara menguap melalui kelenjar keringat setiap hari, (Djuanda.,2007).
Seorang yang bekerja didalam ruangan menghasilkan 200 mL keringat tambahan,
dan orang yang aktif menghasilkan lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan
panas,

keringat

juga

merupakan

sarana

untuk

mengekskresikan

garam,

kabondiaoksida dan dua molekul organik hasil pemecahan pemecahan protein yaitu
amoniak dan urea (Martini., 2006).
Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar
keringat merokrin.
Kelenjar Keringat Apokrin terdapat didaerah aksila, payudara dan pubis dan
aktif pada usia pubertas dan menghasilkan secret yang kental dan bau yang
khas (Djuanda.,2007). Kelenjar apokrin bekerja ketika ada sinyal dari system
saraf dan hormone sehingga sel-sel mioepittel yang ada di sekeliling kelenjar
berkontraksi dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar
keringat ini melepaskan sekretnya ke folikel rambut dan lalu ke permukaan

luar (Tortora.,ddkk.2006).
Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan kaki
sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrient organik, dan sampah organic
dan sampah metabolism (Harien.,2010) Kadar pH-nya berkisar 4,0-6,8 dan
fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur temperatur

permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen


asing dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan
dermicidin, sebuah peptide kecil dengan sifat antibiotic (Djuanda.,2007.
4. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis (Djuanda.,2007).
Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan ruffini di dermis dan subkutis.
Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan
taktil Meissner terletak di papilla dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan
Merkel Ravier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh
badan paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di
daerah yang erotic (Tortora. Dkk., 2006).

5. Fungsi termoregulasi
Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena
adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medulla
oblongata, suhu nolrmal dalam tubuh yaitu suhu visceral 36-37,5, derajat untuk suhu kulit
lebih rendah. Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara
yaitu Vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan
ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh) dan
Vasokonstriksi (Pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya
keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).
Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat, kontraksi otot dan
pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit
mendapat asupan nutrisi yang cukup baik.

SUMBER:
1. https://www.studyblue.com/notes/note/n/integumentary-system-skin/deck/7228937.
diakses pada tanggal 27 agustus 2016 pada jam 11.00 am
2. http://digilib.unila.ac.id/9936/14/12.%20BAB%20II%20ELIS%20SRI
%20ALAWIYAH.pdf. Diakses pada tanggal 27 agustus 2016 jam 11.59 am
3. Drs.Syaifuddin H. AMK.,ANATOMI FISIOLOGI UNTUK MAHASISWA
KEPERAWATAN.,penerbit buku kedokteran EGC.,2006.,Jakarta.

You might also like