You are on page 1of 27

Makalah Sejarah Peminatan

Konflik Yugoslavia dan Terorisme Dunia

Disusun oleh:
Aulia Azizah
Gusti Robbyanor Saputra
Hadi Subhani
Rizka Aulia Junisa Putri
Siti Sauva Asvia

SMA NEGERI 7 BANJARMASIN


XII IPS 2

Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt., karena atas limpahan rahmat
dan karunia Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Sejarah
Peminatan ini sesuai waktunya.
Kami mencoba berusaha menyusun makalah ini sedemikian rupa dengan
harapan dapat membantu pembaca dalam memahami pelajaran Sejarah yang
merupakan judul dari Makalah kami, yaitu konflik perang Yugoslavia dan
Terorisme dunia. Disamping

itu, kami

berharap

bahwa

Makalah Sejarah

Peminatan ini dapat dijadikan bekal pengetahuan untuk melangkah ke jenjang


pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan Makalah Sejarah Peminatan ini
masih ada kekurangan sehingga kami berharap saran dan kritik dari pembaca
sekalian khususnya dari guru mata pelajaran Sejarah Peminatan agar dapat
meningkatkan mutu dalam penyajian berikutnya.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Banjarmasin, 04 Agustus 15

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang(a)
Konflik yang terjadi antara etnis Bosnia dan etnis serbia berawal dari
keinginan masyarakat Bosnia untuk memerdekakan diri dari wilayah Serbia.
Akibat dari jatuhnya kekuatan negara Yugoslavia menjadi beberapa negara.
Sehingga Bosnia yang merupakan bagian wilayah dari Yugoslavia juga berusaha
untuk memerdekakan dirinya. Hal ini yang kemudian ditentang oleh masyarakat
Serbia yang tetap menginginkan Bosnia menjadi wilayah dari negara Serbia. Hal
ini disebabkan karena letak etnis Serbia menginginkan menguasai wilayah Bosnia
dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Hal ini menyingkirkan etnis asli
Bosnia yang tidak menginginkan Bosnia kembali menguasai mereka.
Konflik ini merupakan konflik lokal antara penduduk asli Bosnia yang
menginginkan kemerdekaan penuh bagi negara Bosnia sesuai dengan referendum
yang telah dilakukan masyarakat Bosnia. Namun hal ini kemudian di tentang keras
oleh etnis Serbia. Sehingga konflik ini kemudian menjadi konflik antar etnis. Yaitu
antara etnis Serbia dan etnis Bosnia yang memang memiliki banyak perbedaan
terutama soal keyakinan. Konflik ini kemudian semakin besar mengingat ada
upaya-upaya dari etnis Serbia yang didukung oleh tentara dan presidennya untuk
melakukan pembersihan etnis terhadap etnis Bosnia.

Konflik ini semakin meningkat ketika Serbia membombardir ibukota


Bosnia, Sarajevo dan kota lainnya dibombardir habishabisan, gerilyawan Bosnia
ditangkap dan disiksa dalam kampkamp konsentrasi dan puluhan ribu wanita
muda dan gadis kecil Bosnia diperkosa. Data menyebutkan bahwa korban etnis
Serbia sepanjang perang ini mencapai 200.000 orang yang terbunuh[1]. Dunia
pada saat itu dipenuhi oleh korban penyembelihan dan kuburan massal yang
menakutkan yang ditimpakan Serbia kepada etnis Bosnia. Sampai pada awal 1993,
konflik antara Serbia dan Bosnia masih belum reda walaupun pasukan penjaga
perdamaian PBB yang terdiri atas tentara Amerika Serikat, Inggris, Perancis telah
melakukan operasi pemeliharaan perdamaian.
Pembantaian ribuan etnis Serbia di Srebrenica pada Juli 1995 juga menjadi
konflik ini semakin berkepanjangan. Dan menyebabkan dinamika konflik Bosnia
semakin meningkat. Sekitar 8.000 etnis Bosnia, yang sebagian besar adalah pria
dan anak laki-laki, dibantai dalam aksi yang paling biadab dalam sejarah Eropa.
Pembantaian berlangsung saat pasukan Serbia menyerang wilayah aman dalam
perlindungan PBB, yakni Srebrenica. Pasukan Belanda yang berjaga di sana tidak
mampu berbuat apa pun. Dalang pembantaian itu Radovan Karadzic, yang saat itu
menjabat pemimpin perang Bosnia Serbia, dan Jenderal Ratko Mladic.
Pembantaian ini dimulai ketika para pengungsi yang berasal dari etnis
Serbia melakukan pelarian ke wilayah Srebrenica. Para pengungsi ini menyangka
bahwa wilayah Srebrenica merupakan wilayah aman karena dijaga oleh pasukan
NATO. Namun, ternyata itu hanyalah tipuan dari tentara serbia untuk melakukan
pembunuhan massal terhadap etnis Bosnia. Di wilayah ini kemudian ditemukan
kuburan massal etnis bosnia yang di kubur secara massal oleh tentara Serbia.
A. Latar Belakang (b)

Terorisme

adalah

serangan-serangan

terkoordinasi

yang

bertujuan

membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan


perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tata cara peperangan seperti waktu
[

pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali
merupakan warga sipil.
Menurut US Federal Bureau of Investigation (FBI), Terorisme adalah
penggunaan kekuasaan tidak sah atau kekerasan atas seseorang atau harta untuk
mengintimidasi sebuah pemerintahan, penduduk sipil dan elemen-elemennya
untuk mencapai tujuan-tujuan sosial atau politik.
Terorisme di dunia bukanlah merupakan hal baru, namun menjadi aktual
terutama

sejak

terjadinya

peristiwa World

Trade

Center (WTC)

di New

York, Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2001, dikenal sebagai


September Kelabu, yang memakan 3000 korban. Serangan dilakukan melalui
udara, tidak menggunakan pesawat tempur, melainkan menggunakan pesawat
komersil milik perusahaan Amerika sendiri, sehingga tidak tertangkap oleh radar
Amerika Serikat. Tiga pesawat komersil milik Amerika Serikat dibajak, dua di
antaranya ditabrakkan ke menara kembar Twin Towers World Trade Centre dan
gedung Pentagon.
Berita jurnalistik seolah menampilkan gedung World Trade Center dan
Pentagon sebagai korban utama penyerangan ini. Padahal, lebih dari itu, yang
menjadi korban utama dalam waktu dua jam itu mengorbankan kurang lebih 3.000
orang pria, wanita dan anak-anak yang terteror, terbunuh, terbakar, meninggal, dan
tertimbun berton-ton reruntuhan puing akibat sebuah pembunuhan massal yang
terencana. Akibat serangan teroris itu, menurut Dana Yatim-Piatu Twin Towers,
diperkirakan 1.500 anak kehilangan orang tua. Di Pentagon, Washington, 189
orang tewas, termasuk para penumpang pesawat, 45 orang tewas dalam pesawat
keempat yang jatuh di daerah pedalaman Pennsylvania. Para teroris mengira
bahwa penyerangan yang dilakukan ke World Trade Center merupakan
penyerangan terhadap "Simbol Amerika". Namun, gedung yang mereka serang tak
lain merupakan institusi internasional yang melambangkan kemakmuran ekonomi
dunia. Di sana terdapat perwakilan dari berbagai negara, yaitu terdapat 430
perusahaan dari 28 negara. Jadi, sebetulnya mereka tidak saja menyerang Amerika

Serikat tapi juga dunia. Amerika Serikat menduga Osama bin Laden sebagai
tersangka utama pelaku penyerangan tersebut.
Kejadian ini merupakan isu global yang memengaruhi kebijakan politik
seluruh negara-negara di dunia, sehingga menjadi titik tolak persepsi untuk
memerangi Terorisme sebagai musuh internasional. Pembunuhan massal tersebut
telah mempersatukan dunia melawan Terorisme Internasional. Terlebih lagi
dengan diikuti terjadinya Tragedi Bali, tanggal 12 Oktober 2002 yang merupakan
tindakan teror, menimbulkan korban sipil terbesar di dunia, yaitu menewaskan 184
orang dan melukai lebih dari 300 orang. Perang terhadap Terorisme yang dipimpin
oleh Amerika, mula-mula mendapat sambutan dari sekutunya di Eropa.
Pemerintahan Tony Blair termasuk yang pertama mengeluarkan Anti Terrorism,
Crime and Security Act, December 2001, diikuti tindakan-tindakan dari negaranegara lain yang pada intinya adalah melakukan perang atas tindak Terorisme di
dunia, seperti Filipina dengan mengeluarkan Anti Terrorisme.
B. Rumusan Masalah (a)
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa penyebab terjadinya perang Yugoslavia?


Siapa saja yang terlibat dalam perang Yugoslavia?
Kapan perang Yugoslavia terjadi?
Bagaimana proses terjadinya konflik perang Yugoslavia?
Bagaimana cara mengatasi agar konflik itu tidak terjadi lagi?
Dampak yang muncul setelah konflik Yugoslavia?

B. Rumusan Masalah (b)


1. Apakah yang dimaksud dengan terorisme atau teroris dan apa latar belakang
2.
3.
4.
5.
6.
7.

terjadinya aksi terorisme tersebut ?


Apa yang menjadi motif yang melatar-belakangi keberadaan teroris tersebut ?
Sudah sejauh mana tindakan terorisme yang telah dilakukan kelompok teroris?
salah satu kasus terorisme yang mendunia
Pandangan Dunia mengenai Peristiwa tersebut
Pandangan dari tim penyaji
Bagaimana cara-cara pencegahan paham terorisme ?

C. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan kita


tentang hal-hal yang dikaji dalam makalah ini. Di mana dalam makalah ini
telah dikaji tentang Konflik Yugoslavia dan Terorisme Dunia.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Yugoslavia
Yugoslavia adalah sebuah federasi antara tiga kerajaan, yaitu : Kerajaan
Serbia, Kerajaan Kroasia, dan Kerajaan Slovenia. Ketiga kerajaan ini mayoritas
adalah keturunan dari pemakai bahasa Slavik. Meskipun mereka dekat dalam
kekeluargaan dan bahasa, ketiga bangsa sebelum tahun 1918 belum menjadi
satu kesatuan.
Ketiga kerajaan ini bergabung menjadi sebuah kerajaan yang berpusat
di Hapsburg. Semangat propaganda nasionalis dari Serbia membawa ketiganya
menjadi sebuah negara bersatu, yang menyatukan masa depan mereka menuju
negara Yugoslavia. Berdasar perbedaan yang disatukan, Manifesto Corpu tahun
1917,

yang

disebut

juga

sertifikat

kelahiran

Yugoslavia

untuk

memproklamasikan ke dunia bahwa ketiganya telah membentuk suatu negara


dan masa depan mereka disebut dengan Kerajaan dari Serbia, Kroasia, dan
Slovania. Yang menjadi sebuah konstitusi, demokratis dan monarki
parlementer dibawah kekuasaan Serbia dimana negara baru mempunyai
bendera sendiri dan ketiga anggota konstitusional memiliki bendera masingmasing dan memiliki kedudukan yang sama.
Semangat persatuan dan kerjasama yang tertera di Manifesto Corfu gagal
diwujudkan, karena ketidakmampuannya untuk memuaskan penduduk/warga
dikarenakan kegelisan berkelanjutan dalam politik dan krisis yang kadang
terjadi di kerajaan tersebut.

Setelah kericuhan yang terjadi dipusat pemerintahan dan hilangnya


ancaman di Habsburg, Yugoslavia terbagi menjadi dua grup : yang mendukung
pemerintah pusat dimana adalah ekspansi dipegang oleh kerajaan Serbia dan
yang mendukung pemerintah pusat sesuai otonomi daerah.
Pemilihan konstituante pertama digelar pada 28 November 1920, Kaum
buruh Kroasia (Raditch) berhasil tepilih 50 orang dalam pemilihan sementara ,
namun mereka menolak untuk mengambil jatah kursi, sehingga Pashitch bisa
menguasai kekuasaan mayoritas dalam kerajaan.
Konstitusi Yugoslavia pada 28 Juni 1921, dengan syarat untuk
pemusatan pemerintahan diamana harus menjalankan persamaan untuk semua
anggota negara dalam perintah untuk melenyapkan perbedaan daerah. Garis
perbatasan yang lama dihapuskan dan dibentuk wilayah provinsi yang baru di
bawah parlemen nasional di Belgrade. Pemerintah lokal dipilih langsung oleh
masyarakat, akan tetapi pemimpin kantor menteri keuangan ditunjuk oleh
parlemen
Akibatnya konstitusi ditempatkan tidak semestinya pada kekuasaan
tangan yang tidak kompeten di Belgrade, dan mengasilkan kemunduran dalam
bidang administrasi khususnya pada pembentukan provinsi Astro-Hungaria.
Pada Tanggal 28 Juni 1921, Pangeran Regent mengambil jalan
pembentukan konstitusi baru, dan sejak hari Revisionis menjadi pimpinan
politik di kerajaan. Pemilihan pertama parlemen digelar pada Maret 1923, dan
hasilnya muncul dua pihak yaitu Pashitch dan Raditch. Raditch menolak untuk
mengijinkan perwakilan Kroasia mengambil kursi pemerintahan, dan Pashitch
memungkinkan

pembentukan

kementrian.

Beberapa

tahun

setelah

pemboikotan, Raditch muncul dan menyimpulkan bahwa hasil dari ketidak


hadiran partainya karena kalah kekuatan dari Pashitch. Sesuai dengan itu,
perwakilan partai Kroasia kembali ke parlemen dan menyebabkan mundurnya
Pashitch pada Maret 1924.
Pada akhirnya raja Alexander membubarkan parlemen. Raditch dipenjara
dalam tuduhan konspirasi selama kampanye pemilihan dengan metode tangan
kuat (tangan besi) digunakan untuk melenyapkan oposisi. Meskipun berada di

penjara, dia mengumumkan bahwa partai Buruh Kroasia telah memutuskan


pembentukan kerajaan, sebuah dinasti, dan konstitusi pada 1921. Pemimpin
buruh Kroasia itu kemudian dilepaskan dari penjara, anggota partainya
memberi porto folio dalam pemerintahan pada November 1925, Raditch
memasuki kabinet dan menjadi menteri pendidikan. Ketidakmampuannya
dalam menangkis serangan dari koleganya, membuat koalisi berakhir pada
April 1926.
Krisis munculpada 20 Juni 1926,ketika Raditch menyerang pemerintah
untuk proposal untuk meratifikasi Konvensi Netuno dengan Italia, Kroasia
menyatakan itu bertentangan dengan kepentingan mereka. Seorang pendukung
pemerintah menembaki para pemimpin dan anggota partai buruh Kroasia,
menewaskan dua orang dan melukai beberapa orang lainnya.Raditch sendiri
kemudian meninggal akibat efek lukanya pada tanggal 8 Agustus 1928.
Deputi Kroasia kemudian menarik diri dari parlemen dan mendirikan
badan saingan di Zagreb, di mana mereka melewati resolusi menolak untuk
mengakui hukum yang diberlakukan oleh Parlemen di Beograd.Pada tanggal 1
Oktober, delegasi yang mewakili Kroasiadan Dalmatia bertemu di Zagreb dan
memutuskan untuk berserikat dengan bekerja secara independen dari
pemerintah Beograd dan Serbia untuk memboikot.
Para pemimpin Kroasia menolak untuk berurusan dengan pemerintah,
dan menyatakan bahwa hanya jika tawaran yang dibuat oleh Raja sendiri akan
mereka membahas situasi tersebut. Pada tanggal 1 Desember 1928, Kroasia
menolak untuk berpartisipasi dalam perayaan nasional ulang tahun kesepuluh
dari negara Yugoslavia.
Raja Alexander memutuskan bahwa Parlemen teriarisme itu, bukan
mengembangkan

dan

memperkuat

rasa

persatuan

nasional

malah

memprovokasi kekacauan moral dan perpecahan nasional. Raja pada tanggal 5


Januari 1929, membubarkan parlemen, membatalkan Undang-Undang Dasar
1921, dan memanggil Zhivkovitch, komandan divisi penjaga yang ditempatkan
di Belgrade, untuk memimpin pemerintahan baru.

Yugoslavia berubah menjadi monarki absolut , asumsi kekuasaan


tunggal Raja menyeluruh atas setiap petugas negara. Pembatasan pada pers ,
hukuman yang ditetapkan untuk mengkritik atau menolak ukuran kediktatoran ,
senjata dilarang , dan semua pertemuan politik dilarang kecuali diizinkan oleh
polisi
Akhirnya , pada bulan Oktober 1929 nama negara diubah dengan
proklamasi kerajaan dari " Kerajaan Serbia, Kroasia , dan Slovenia " , ke "
Kerajaan Yugoslavia " . Raja Alexander berharap Serbia, Kroasia , Slovenia dan
akan mengorganisir diri non-rasial dalam kelompok Yugoslavia berdasarkan
sosial , ekonomi , dan lain kepentingan kelas .

A. KONFLIK YUGOSLAVIA
Berbagai konflik dan kekerasan yang terjadi di Yugoslavia selama tahun 1990an hingga 2001. Peperangan ini berciri konflik etnis antara warga Yugoslavia,
kebanyakan antara bangsa Serbia melawan Kroasia, Bosnia dan Albania; di Bosnia
dan

Herzegovina perang

terjadi

antara

Bosnia

dan

Kroasia,

sementara

di Makedonia antara bangsa Makedonia dan Albania. Perang ini berakhir dengan
kekacauan ekonomi Yugoslavia.
Konflik Yugoslavia merupakan konflik akibat diskriminasi antar etnis
(genocidal) di Yugoslavia yang terjadi antara tahun 1990 hingga 2001. Konflik
Yugoslavia sering disebut sebagai perang paling mematikan di Eropa setelah Perang
Dunia. Konflik antar etnis ini dimulai sejak meninggalnya Joseph Broz Tito,
pemimpin Yugoslavia terdahulu pada tanggal 8 Mei 1980.
Salah satu kebijakan Joseph Broz Tito tahun 1965 adalah Jalan Yugoslavia, yang
berisi bahwa Yugoslavia mengadakan hubungan dagang yang seimbang antara Blok
Barat maupun Blok Timur serta melakukan desentralisasi di bidang politik dan
ekonomi yang membuka jalan ke arah sosialisme. Pada saat itu, Yugoslavia berjalan
dengan tentram dengan tidak memihak pada kedua blok tersebut.

B. FAKTOR PENYEBAB KONFLIK YUGOSLAVIA


1. Faktor Ekonomi

Model pemerintahan Yugoslavia beserta jalan tengah di antara ekonomi


terpimpin dan liberal yang dianut merupakan sebuah keberhasilan dan negara
tersebut pun mengalami masa-masa pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta
politik yang kemudian Melemah karena sistem pemerintahan federal yang
melemah tidak lagi mampu menangani tantangan politik dan ekonomi yang
semakin sulit.
2. Faktor Politik
Konflik Yugoslavia disebabkan oleh serentetan gejolak dan konflik politik
pada awal tahun 1990-an dan Sejak Tito meninggal, perbedaan rasial di
Yugoslavia merebak, terutama di akhir tahun 80-an Mengikuti krisis politik
pada tahun 1980-an, republik anggota dari Republik Federal Sosialis
Yugoslavia terpecah belah, tetapi masalah-masalah yang tak tertangani
mengakibatkan perang antaretnis Yugoslavia yang sengit. Perang ini memberi
dampak terutama kepada Bosnia dan Kroasia.
3. Faktor Sosial
Tidak ada orang yang memiliki kharisma kepemimpinan seperti Joseph
Broz Tito. Akibatnya, meletus perang perang antar etnis. Konflik di
Yugoslavia sejatinya berawal dari gerakan Pan Slavia (oleh bangsa Serbia)
yang bertujuan untuk menyatukan semua etnis Slavia dan membentuk Negara
Serbia raya. Selama berlangsungnya konflik etnis ini, terjadi kejahatan perang
dan pembersihan etnis besar-besaran.
Pengganti Joseph Broz Tito, Slobodan Milosevic tidak berhasil
menyelesaikan konflik di Yugoslavia. Demikian memburuknya situasi, hingga
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pun membentuk International Criminal
Tribunal for the former Yugoslavia (ICTY) untuk mengusut kejahatan perang
yang terjadi selama konflik etnis berlangsung. Sementara itu, keenam negara
bagian tetap berusaha memisahkan diri dari Yugoslavia serta membentuk
negara baru yang merdeka dan berdaulat.

C. KRONOLOGI KONFLIK ETNIS YUGOSLAVIA


Konflik diawali sejak merdekanya Kroasia dan Slovenia pada tanggal 26 Juni
1991. Setelah keduanya merdeka, Serbia memegang kekuasaan di Yugoslavia dan
merasa bertanggungjawab atas nasib warga Serbia di Kroasia. Macedonia dan
Bosnia-Herzegovina, yang tidak mau berada di bawah kendali Serbia, kemudian
memerdekakan diri serta meminta pengakuan dari Komunitas Eropa atas
kemerdekaan mereka. Bosnia akhirnya tenggelam dalam perang saudara pada April
1992. Konflik antara Serbia, Kroasia, dan Bosnia ditandai dengan peristiwa
genosida (pembinasaan etnis secara sistematis) yang mengejutkan dunia.
Serbia dan Montenegro menyatakan diri sebagai Republik Federal Yugoslavia
pada tanggal 27 April 1992 dengan mengakui kemerdekaan empat negara bagian
lainnya. Namun, komunitas internasional menolak kedudukan Republik Federasi
Yugoslavia sebagai pengganti Yugoslavia.
Konflik nasional, ekonomi , dan politik mempercepat kehancuran negara
yugoslavia. Konflik internal di Yugoslavia merupakan penyebab utama disintegrasi.
Tumbangnya komunisme di Eropa Timur mempercepat disintegrasi ini. Keruntuhan
komunis di Uni Soviet membawa efek yang serupa pada Yugoslavia. Runtuhnya
sistem komunis menyebabkan Yugoslavia terpecah menjadi enam negara ,Yaitu
Serbia,Kroasia,Bosnia,Macedonia,Slovenia dan Montenegro.
Memburuknya situasi politik di yugoslavia secara riil dimulai dengan aksi
proklamasi ialah ketika beberapa negara memproklamirkan kemerdekaannya pada
tanggal 25 juni 1991 Slovenia dan Kroasi memproklamirkan kemerdekaan dan
kedaulatannya secara sepihak yang diikuti dengan pembentukan mata uang sendiri ,
termasuk pembentukan angkatan bersenjata dan penentuan tapal batas wilayah
negara

sendiri.

Dan

pada

akhirnya

mendapat

pengakuan

masyarakat

internasional,padahal pemerintah yugoslavia berkeras untuk mencegahnya sehingga


pecahlah konflik bersenjata yang bermula di Kroasia dan Slovenia.
Konflik yang terjadi antara etnis Bosnia dan etnis serbia berawal dari keinginan
masyarakat Bosnia untuk memerdekakan diri dari wilayah Serbia. Akibat dari

jatuhnya kekuatan negara Yugoslavia menjadi beberapa negara. Sehingga Bosnia


yang

merupakan

bagian

wilayah

dari Yugoslavia

juga

berusaha

untuk

memerdekakan dirinya. Hal ini yang kemudian ditentang oleh masyarakat Serbia
yang tetap menginginkan Bosnia menjadi wilayah dari negara Serbia. Hal ini
disebabkan karena letak etnis Serbia menginginkan menguasai wilayah Bosnia dan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Hal ini menyingkirkan etnis asli Bosnia
yang tidak menginginkan Bosnia kembali menguasai mereka.

D. BERAKHIRNYA KONFLIK YUGOSLAVIA


Pihak pihak yang terkait dalam Perang Bosnia akhirnya setuju untuk berdamai
pada 21 November 1995. Perundingan persetujuan perdamaian berlangsung di
Dayton, Ohio, Amerika Serikat, dan pada akhirnya disepakati oleh pemimpin ketiga
negara, yakni Bosnia, Serbia, dan Kroasia.
Penandatanganan perdamaian secara resmi dilakukan di Paris, Perancis tanggal
14 Desember 1995 yang dihadiri pimpinan dari beberapa negara sebagai saksi. Isi
perjanjian yang ditandatangani ialah :
a. Bosnia sebagai negara tunggal terdiri dari dua republik, yaitu Federasi MuslimKroasia dan Serbia-Bosnia.
b. Sarajevo menjadi bagian dari Federasi Muslim-Kroasia, sehingga tentara Serbia
c.
d.
e.
f.

harus meninggalkan Sarajevo.


Pemerintahan pusat Bosnia harus efektif dengan Presiden terpilih dan parlemen.
Pemulangan pengungsi ke tempat tinggalnya.
Kebebasan di seluruh negara.
Larangan terhadap penjahat perang untuk menduduki pemerintahan.

E. DAMPAK KONFLIK YOGOSLAVIA


Politik Yugoslavia Pecah
Sepeninggal Tito, kehidupan politik dan Negara seakan-akan kehilang
arah. Negara yang kemudian dipimpin
Presidensi berjumlah

secara kolektip oleh suatu badan

delapan orang dan partai juga dipimpin Presidium

beranggotakan 24 orang, ternyata praktek pengambilan keputusan sering


berbenturan satu sama lain, sesuai dengan kepentingan masing-masing dan
memperdalam perpecahan.
Perkembangan ini semakin membawa Yugoslavia kearah jurang
perpecahan nasional ketika tahun 1991 Slovenia dan Kroasia menarik anggota
nyadari badan kolektip tersebut dan kemudian diikuti oleh wakil-wakil dari
Republik Makedonia dan Bosnia Herzegovina. Puncak dari memburuknya situasi
politik di Yugoslavia ialah ketika pada tanggal 25 Juni 1991 Slovenia dan
Kroasia memproklamirkan kemerdekaan dan kedaulatannya secara sepihak yang
diikuti dengan pembentukan mata uang sendiri, termasuk pembentukan
Angkatan Bersenjata dan penentuan tapal batas wilayah Negara sendiri.
Adanya Korban mulai berjatuhan.
Proses disintegrasi Yugoslavia, secara riil dimulai dengan aksi proklamasi
pemisahan diri secara sepihak Republik Bagian Kroasia dan Republik Slovenia
menjadi negara yang berdaulat pada tanggal 15 Juni 1991. Pemisahan diri
tersebut sedikitnya didukung oleh negara-negara Masyarakat Eropa, dan pada
akhirnya mendapa tpengakuan masyarakat internasional padahal pemerintah
Yugoslavia berkeras untuk mencegahnya sehingga pecahlah konflik bersenjata
yang bermula di Kroasia dan Slovenia.
Rumitnya permasalahan yang terjadi di kawasan Yugoslavia khususnya di
Bosnia-Herzegovina telah membuat upaya-upaya penyelesaian krisis Bosnia
Herzegovina melalui perundingan-perundingan damai yang dilakukan oleh
faktor-faktor

internasional

menjadi

sangat

sulit.

Kegagalan-kegagalan

perundingan semakin memperburuk situasi dan semakin mengobarkan


pertempuran di antara pihak-pihak yang bertikai yang mengakibatkan timbulnya
banyak sekali korban.
Slovenia dan Kroasia merdeka.
Pada awal pembentukan hingga pertengahan tahun 1991 Slovenia dan
Kroasia menghendaki pembubaran Federasi Yugoslavia yang diikuti adanya

Republik-Republik Bagian yang merdeka. Dari Republik-Republik yang


merdeka tersebut kemudian dibentuk Negara berdaulat yang mendapat
pengakuan satus ama lain maupun dari masyarakat internasional dan selanjutnya
bergabung kembali dalam suatu Negara baru dengan bentuk Konfederasi. Pihak
Serbia (Republik Serbia dan Republik Montenegro) dan Propinsi Otonom
Vojvodina maupun Kosovo menentang ide Kroasiadan Slovenia tersebut di atas
dengan alasan bahwa Kroasia dituduh ingin melegalisasi perbatasan-perbatasan
yang memisahkan antar Republik-Republik satu sama lain menjadi perbatasan
negara yang diakui oleh masyarakat internasional.
Keadaan demikian yang tidak menentu ditambah dorongan-dorongan dari
pihak-pihak luar telah mengakibatkan Slovenia dan Kroasia secara bersamasama pada tanggal 25 Juni 1991 memproklamirkan kemerdekaan dan
kedaulatannya sehingga menimbulkan ketegangan-ketegangan di dalam Negara
antara yang mendukung dan tidak mendukung kemerdekaan.
Pengakuan Masyarakat Eropa dan Internasional.
Kelompok Masyarakat Eropa yang sejak semula turut terlibat dalam
proses disintegrasi Yugoslavia menghadapi gerakan Slovenia dan Kroasia yang
memproklamirkan kemerdekaannya tersebut. Di lain pihak Kroasia dan Slovenia
terus mendesak untuk mendapatkan pengakuan-pengakuan internasional
terutama dari kelompok Masyarakat Eropa.
Sementara itu Masyarakat Eropa membentuk suatu Komisi Arbitrasi
untuk

mengkaji

kelayakan

dari

keinginan-keinginan

Republik-Republik

Yugoslavia untuk mendapatkan pengakuan.


Pada tanggal 15 Januari 1992 hasil kerja Komisi Arbitrasi Masyarakat
Eropa mengatakan bahwa Slovenia dan Makedonia telah memenuhi syarat untuk
mendapat pengakuan, Kroasia belum memenuhi syarat sebelum mengubah
Undang-Undang-nya yang mengaturetnis-etnis minoritasnya sedangkan Bosnia
Herzegovina akan mendapat pengakuan setelah menyelenggarakan referendum
di wilayahnya.

Puncak pengakuan Negara luar terhadap Kroasia dan Slovenia adalah


pengakuan AS terhadap Slovenia dan Kroasia pada tanggal 6 April 1992 yang
turut pula mendorong negara-negara maupun lembaga internasional memberikan
pengakuannya terhadap Kroasia dan Slovenia.
Deklarasi Yugoslavia baru (Republik Federal Yugoslavia)
Keadaan

yang

semakintidakmenentu

di

wilayahRepublik-

RepublikBagian Yugoslavia baik di Slovenia, Kroasia maupun Bosnia


Herzegovina telah memaksa Parlemen Federal Yugoslavia untuk bersidang yang
selanjutnya mengesahkan Undang-Undang Dasar yang baru.
Undang-UndangDasar

yang

barutersebutmenetapkanpembentukan

Yugoslavia yang baru sehingga pada tanggal 27 April 1992 diproklamirkan


Republik Federal Yugoslavia yang anggotanya terdiri dari Republik Serbia dan
Republik Montenegro di dalam wilayah perbatasan yang ada sekarang. Dengan
deklarasi Yugoslavia baru tersebut secara de facto dan de jure telah menjadikan
Republik-Republik Kroasia, Slovenia, Bosnia Herzegovina dan Makedonia tidak
anggota Yugoslavia lagi.
Banjir darah di Bosnia.
Republik Bosnia Herzegovina terletak di bagian sentral Yugoslavia, dan
sering dianggap sebagai "miniatur Yugoslavia" karena penduduknya multi
nasional yaitu terdiri dari bangsa Muslim, Serbia dan Kroasia yang bercampur
menjadi satu. Itulah sebabnya Republik tersebut sebelum mendapat pengakuan
internasional masih dilanda pertikaian-pertikaian seperti masalah etnis.
Perbedaan-perbedaan yang mendalam di antarapenduduk Bosnia
Herzegovina

ditambahdengan

gesekan-gesekan

dari

pihak

luar

telah

memercikkan api pertikaian di antara mereka yang akhirnya berubah menjadi


perang saudara, agama dan etnis yang terus berlanjut di Bosnia

2. Terorisme Dunia
Pengertian terorisme dan perilaku yang dapat dikategorikan sebagai perilaku
teroris. Terorisme secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
penggunaan kekerasan terhadap penduduk sipil/non kombatan untuk mencapai
tujuan politik, dalam skala lebih kecil daripada perang
Penggunaan istilah teroris meluas dari warga yang tidak puas sampai paada
non komformis politik. Aksi terorisme dapat dilakukan oleh individu, sekelompok
orang atau negara sebagai alternatif dari pernyataan perang secara terbuka. Negara
yang mendukung kekerasan terhadap penduduk sipil menggunakn istilah positif
untuk kombatan mereka, misalnya antara lain paramiliter, pejuang kebebasan atau
patriot. Kekerasan yang dilakukan oleh kombatan negara, bagaimanapun lebih
diterima daripada yang dilakukan oleh teroris yang mana tidak mematuhi hukum
perang dan karenanya tidak dapat dibenarkan melakukan kekerasan. Negara yang
terlibat dalam peperangan juga sering melakukan kekerasan terhadap penduduk
sipil dan tidak diberi label sebagai teroris.

A. Potensi-Potensi Terorisme
Terorisme yang dilakukan oleh negara lain di daerah perbatasan
Indonesia. Beberapa kali negara lain melakukan pelanggaran masuk ke wilayah
Indonesia dengan menggunakan alat-alat perang sebenarnya adalah bentuk
terorisme. Lebih berbahaya lagi seandainya negara di tetangga sebelah
melakukan terorisme dengan memanfaatkan warga Indonesia yang tinggal di
perbatasan dan kurang diperhatikan oleh negera. Nasionalisme yang kurang dan
tuntutan kebutuhan ekonomi bisa dengan mudah orang diatur untuk melakukan
teror.
Terorisme yang dilakukan oleh warga negara yang tidak puas atas
kebijakan negara. Misalnya bentuk-bentuk teror di Papua yang dilakukan oleh
OPM. Tuntutan merdeka mereka ditarbelakangi keinginan untuk mengelola
wilayah sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Perhatian pemerintah yang

dianggap kurang menjadi alasan bahwa kemerdekaan harus mereka capai demi
kesejahteraan masyarakat. Terorisme jenis ini juga berbahaya, dan secara khusus
teror dilakukan kepada aparat keamanan.
Terorisme yang dilakukan oleh organisasi dengan dogma dan ideologi
tertentu. Pemikiran sempit dan pendek bahwa ideologi dan dogma yang berbeda
perlu ditumpas menjadi latar belakang terorisme. Bom bunuh diri, atau aksi
kekerasan yang terjadi di Jakarta sudah membuktikan bahwa ideologi dapat
dipertentangkan secara brutal. Pelaku terorisme ini biasanya menjadikan orang
asing dan pemeluk agama lain sebagai sasaran.
Terorisme yang dilakukan oleh kaum kapitalis ketika memaksakan
bentuk atau pola bisnis dan investasi kepada masyarakat. Contoh nyata adalah
pembebasan lahan masyarakat yang digunakan untuk perkebunan atau
pertambangan tidak jarang dilakukan dengan cara yang tidak elegan. Terorisme
bentuk ini tidak selamanya dengan kekerasan tetapi kadang dengan bentuk teror
sosial, misalnya dengan pembatasan akses masyarakat.
Teror yang dilakukan oleh masyarakat kepada dunia usaha, beberapa
demonstrasi oleh masyarakat yang ditunggangi oleh provokator terjadi secara
anarkis dan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan. Terlepas
dari siapa yang salah, tetapi budaya kekerasan yang dilakukan oleh masyarakat
adalah suatu bentuk teror yang mereka pelajari dari kejadian-kejadian yang
sudah terjadi.

B. Faktor-Faktor Yang Mendorong Terbentuknya Terorisme:


1. Faktor ekonomi
Kita dapat menarik kesimpulan bahwa faktor ekonomi merupakan
motif utama bagi para terorisme dalam menjalankan misi mereka. Keadaan
yang semakin tidak menentu dan kehidupan sehari-hari yang membuat
resah orang untuk melakukan apa saja. Dengan seperti ini pemerintah
harus bekerja keras untuk merumuskan rehabilitasi masyarakatnya.
Kemiskinan membuat orang gerah untuk berbuat yang tidak selayaknya

diperbuat seperti; membunuh, mengancam orang, bunuh diri, dan


sebagainya.
2. Faktor sosial
Orang-orang yang mempunyai pikiran keras di mana di situ terdapat
suatu kelompok garis keras yang bersatu mendirikan Tanzim al-Qaidah
Aceh. Dalam keseharian hidup yang kita jalani terdapat pranata social yang
membentuk pribadi kita menjadi sama. Situasi ini sangat menentukan
kepribadian seseorang dalam melakukan setiap kegiatan yang dilakukan.
Sistem social yang dibentuk oleh kelompok radikal atau garis keras
membuat semua orang yang mempunyai tujuan sama dengannya bisa
mudah berkomunikasi dan bergabung dalam garis keras atau radikal.
3. Faktor Ideologi
Faktor ini yang menjadikan seseorang yakin dengan apa yang
diperbuatnya. Perbuatan yang mereka lakukan berdasarkan dengan apa
yang sudah disepakati dari awal dalam perjanjiannya. Dalam setiap
kelompok mempunyai misi dan visi masing-masing yang tidak terlepas
dengan ideologinya. Dalam hal ini terorisme yang ada di Indonesia dengan
keyakinannya yang berdasarkan Jihad yang mereka miliki.
Di Indonesia munculnya tindakan terorisme menandakan adanya yang
salah dalam sistem sosial, politik dan ekonomi . Para pelaku teroris
menjadi sedemikian radikal disebabkan mereka merasa termarginalisasi
dan terasing dari kehidupan sosial, politik dan ekonomi masyarakat.
Keterasingan tersebut pada umumya bersifat struktural yang termanifestasi
dalam kebijakan pemerintah yang kurang akomodatif atau merugikan
dalam waktu panjang. Hal ini akan mengakibatkan perasaaan tidak puas
dan benci pada pemerintah dan kelompok masyarakat tertentu seperti
orang kaya, penguasa dan orang asing yang dianggap telah melangkahi
kepentingan mereka. Namun upaya untuk mengatasi rasa keterasingan
tersebut secara normal mengalami hambatan karena tidak ada ruang bagi
mereka untuk berpartisipasi dan menyalurkan harapan serta kepentingan
mereka sehingga timbullah aksi radikal seperti terorisme.

Amatlah penting untuk menerapkan cara-cara lain yang lebih persuasif


dan akomodatif terhadap kepentingan terhadap kelompok yang berpotensi
melakukan tindakan terorisme. Misalnya dengan menerapkan kebijakan
yang lebih sensitif terhadap kepentingan berbagai kelompok yang merasa
termarginalisasi atau dirugikan dengan berbagai kebijakan yang telah
diterapkan selama ini. Termasuk kemungkinan penerapan tindakan yang
bersifat dan mengandung unsur konsesi dan rekonsiliasi antara pemerintah
dan masyarakat serta unsur-unsur dalam masyarakat itu sendiri. Sehingga
memperkecil pilihan penggunaan kekerasan untuk mencapai tujuannya.

C. Ciri-ciri terorisme adalah :


1. Organisasi yang baik, berdisiplin tinggi & militant
2. Mempunyai tujuan politik, ideologi tetapi melakukan kejahatan kriminal untuk
mencapai tujuan.
3. Tidak mengindahkan norma-norma universal yang berlaku, seperti agama, hukum
dan HAM.
4. Memilih sasaran yang menimbulkan efek psikologis yang tinggi untu
menimbulkan rasa takut dan mendapatkan publikasi yang luas.
5. Menggunakan cara-cara antara lain seperti : pengeboman, penculikan,
penyanderaan,
pembajakan dan sebagainya yang dapat menarik perhatian massa/publik.

D. Contoh Terorisme Dunia


Serangan 11 September atau 9/11 adalah serangkaian empat serangan
bunuh diri yang telah diatur terhadap beberapa target di New York City dan
Washington, D.C. pada 11 September 2001. Pada pagi itu, 19 pembajak dari
kelompok militan Islam, al-Qaeda, membajak empat pesawat jet penumpang.
Para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara Kembar World

Trade Center di New York City; kedua menara runtuh dalam kurun waktu dua
jam.
Pembajak

juga

menabrakkan pesawat

ketiga ke Pentagon di Arlington,

Virginia. Ketika penumpang berusaha mengambil alih pesawat keempat, United


Airlines Penerbangan 93, pesawat ini jatuh di lapangan dekat Shanksville,
Pennsylvania dan gagal mencapai target aslinya di Washington, D.C. Menurut
laporan tim investigasi 911, sekitar 3.000 jiwa tewas dalam serangan ini.
Dugaan langsung jatuh kepada al-Qaeda, dan pada 2004, pemimpin
kelompok Osama

bin

Laden,

yang

awalnya

menolak

terlibat,

mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Al-Qaeda dan bin Laden juga
mengatakan dukungan AS terhadap Israel, keberadaan tentara AS di Arab Saudi,
dan sanksi terhadap Irak sebagai motif serangan ini. Amerika Serikat merespon
serangan

ini

dengan

meluncurkan Perang

Melawan

Teror dengan

menyerang Afghanistan untuk menggulingkan Taliban yang melindungi anggotaanggota al-Qaeda. Banyak negara yang memperkuat undang-undang antiterorisme mereka dan memperluas kekuatan penegak hukumnya. Pada Mei 2011,
setelah

diburu

bertahun-tahun,

Presiden Barack

Obama mengumumkan

bahwa bin Laden ditemukan dan ditembak mati oleh marinir AS, walaupun
belum ada bukti yang dipublikasikan yang menyatakan kematian tersebut dengan
gamblang.
Kehancuran ini mengakibatkan dampak serius terhadap ekonomi Lower
Manhattan. Pembersihan lahan World Trade Centerselesai dilaksanakan pada
Mei 2002.
Persis sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 2004, di
dalam sebuah pernyataan video terekam, Osama bin Laden mengakui
keterlibatan al-Qaeda pada penyerangan Amerika Serikat dan mengakui
hubungan dia secara langsung pada serangan tersebut. Dia berkata bahwa
serangan tersebut dilakukan karena "Kami bebas, dan untuk mendapatkan

kebebasan bagi negara kami. Seperti kalian meremehkan keamanan kita, kita
meremehkan keamanan kalian. Osama bin Laden berkata bahwa dia sendiri telah
memimpin 19 pembajak pesawat. Namun, 5 hari berselang dalam sebuah
pernyataan di stasiun televisi Aljazeera, Osama menegaskan ia tidak terlibat
dengan peristiwa 11 September dan menyatakan bahwa pemerintah Amerika
berbohong dengan menjadikan ia kambing hitam untuk tujuan tertentu.
Pemerintah AS hendaknya mengusut tragedi 911 secara tuntas dan fair
dengan tetap memperhatikan asas praduga tak bersalah serta menjunjung tinggi
prinsip-prinsip hak-hak asasi manusia. Bukan sekadar mengembangkan opini
dan kebohongan (sebagaimana dalam kasus invasi ke Irak). Sungguh suatu yang
ironis, jika di satu sisi AS terus menekan negara-negara lain (termasuk
Indonesia) untuk dengan serius membongkar dan menumpas habis jaringan
teroris, tapi di sisi lain mereka sendiri justru tampak kurang serius, seperti
terungkap dari kesaksian para saksi mata. Apalagi jika AS terus melegalkan
bentuk-bentuk terorisme negara.

BAB. III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perang Yugoslavia, yang berawalan pada tahun 1990an, telah memberikan
beberapa akibat seperti terpecahnya Yugoslavia menjadi beberapa Negara , seperti
Serbia dan Bosnia, serta terlaksananya beberapa pelanggaran HHI sesuai dengan
konvensi Jenewa oleh beberapa aktor penjahat Internasional yang pada umumnya
juga merupakan komandan seperti Zlatko Aleksovski (komandan penjara) dan
Jenderal Tihomir Blaskic (komandan dewan pertahanan kroasia). Pelanggaran HHI
terbesar yang dilakukan adalah ketika terjadinya konflik Serbia Bosnia, dimana
Bosnia ingin memerdekakan negaranya dari kedaulatan Serbia yang semenjak itu
berhasil merdeka dari Yugoslavia, yang tidak disetujui oleh pihak Serbia.
Akibatnya, sekitar dua ratus ribu korban terbunuh. Meskipun konflik
tersebut sudah dapat diselesaikan dan para pelanggar HHI sudah dapat diadili di
International Court of Justice, dampak yang diberikan akibat dari perang
Yugoslavia, khususnya dari konflik Serbia Bosnia, cukup besar terhadap stabilitas
keamanan global. Kasus ini juga merupakan bukti yang cukup nyata bahwa
keinginan untuk memiliki power, memperluas itu kekuasaan, serta menjajahi pihak
yang powerless atau yang lemah masih ada. Semoga hal seperti ini tidak akan
terulang lagi di masa yang akan datang.
Terorisme adalah kekerasan atau ancaman kekerasan yang diperhitungkan
sedemikian rupa untuk menciptkan suasana ketakutan dan bahaya dengan maksud
menarik perhatian nasional atau internasional terhadap suatu aksi maupun tuntutan.
Ciri-ciri terorisme adalah :
1. Organisasi yang baik, berdisiplin tinggi & militant
2. Mempunyai tujuan politik, ideologi tetapi melakukan kejahatan kriminal untuk
mencapai tujuan.

3. Tidak mengindahkan norma-norma universal yang berlaku, seperti agama,


hukum dan HAM.
4. Memilih sasaran yang menimbulkan efek psikologis yang tinggi untuk
menimbulkan rasa takut dan mendapatkan publikasi yang luas.
5. Menggunakan cara-cara antara lain seperti : pengeboman, penculikan,
penyanderaan, pembajakan dan sebagainya yang dapat menarik perhatian
massa/publik.
a. Bentuk-bentuk Terorisme:
A. Dilihat dari cara-cara yang digunakan :
1) Teror Fisik
2) Teror Mental
B. Dilihat dari Skala sasaran teror :
1) Teror Nasional
2) Teror Internasional

a) Dari Pihak yang kuat kepada pihak yang lemah. Dalam bentuk penjajahan,
invansi, intervensi, agresi dan perang terbuka.
b) Dari Pihak yang Lemah kepada Pihak yang kuat. Dalam bentuk pembajakan,
gangguan keamanan internasional, sabotase, tindakan nekat dan berani mati,
pasukan bunuh diri, dsb.
b. Dalam rangka memerangi aksi terorisme, secara umum diperlukan persyaratan
kesiapan yang meliputi :
(1) kesiapan dibidang politik
(2) kesiapan dibidang hokum
(3) kesiapan bidang operasional

Setiap tindakan kaum teroris adalah tindakan kriminal. Oleh karena itu, kita
sebagai masyarakat yang mempunyai moral, pendidikan, dan etika sudah
selayaknya tidak terjerumus hal-hal yang berhubungan dengan tindakan terorisme
ataupun tindakan kriminal lainnya. Selain itu, penyuluhan terhadap bahaya
terorisme di sekitar kita perlu diadakan untuk antisipasi terpengaruhnya masyarakat
awam terhadap terorime.

DAFTAR PUSTAKA
1.http://id.wikipedia.org/wiki/Terorisme
2.http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang
3.http://sepatanpaper.blogspot.sg/2009/04/terorisme-sebagai-prilaku-menyimpang.html
4 http://tugas-ana.blogspot.sg/2011/07/makalah-teroris.html
5.http://likha-ika.blogspot.sg/2012/01/makalah-terorisme-di-indonesia.html
6.http://mooza-alkaz.blogspot.sg/2012/03/makalah-terorisme-di-indonesia.html
7.http://www.bappenas.go.id/files/4313/5228/1878/bab-62009020220461617567.pdf
8.http://news.detik.com/read/2013/09/22/004632/2365644/1148/korban-tewas-penyeranganmall-di-kenya-jadi-25-orang-termasuk-anak-anak?9911012

Human Rights Watch. 2007. Genosida Kejahatan Perang dan Kejahatan Terhadap
Kemanusiaan : Saripati Kasus-kasus Pelanggaran HAM Berat dalam Pengadilan Pidana
Internasional untuk Bekas Negara Yugoslavia. Jakarta : ELSAM.
Statuta International Criminal Tribunal for the former Yugoslavia (ICTY)Article 2 Grave
breaches of theGeneva Conventions of 1949.
Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan. 2003. Terjemahan Konvensi Jenewa
1949. Jakarta : Departemen Kehakiman. hal,100
ICTY, The Prosecutor of the Tribunal Against Tihomir Blaskic, online,
http://un.org/icty/indictment.com, diakses tanggal 29 April 2012
Deutsche Welle, Keringanan Hukuman untuk Mantan Jenderal Bosnia-Kroasia, online,
http://www.dw-world.de, diakses tanggal 29 April 2012.
Tribunnews hubungan bilateral Serbia-Bosnia mencapai babak baru diakses tanggal 29 April
2012

[1]

Nurkhoolis Ridho,Konflik antar Bosnia dan Serbia Pada Tahun 1991, online,

http://sejarah.kompasiana.com, diakses tanggal 24 Desember 2010.


[2]

ICTY, The Prosecutor of the Tribunal Against Tihomir Blaskic, online,

http://un.org/icty/indictment.com, diakses tanggal 24 Desember 2010.


[3]

Statuta International Criminal Tribunal for the former Yugoslavia (ICTY) Article 2 Grave

breaches of theGeneva Conventions of 1949.


[4]

Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan. 2003. Terjemahan Konvensi Jenewa

1949. Jakarta : Departemen Kehakiman. hal,100.


[5]

Deutsche Welle, Keringanan Hukuman untuk Mantan Jenderal Bosnia-Kroasia, online,

http://www.dw-world.de, diakses tanggal 20 April 2012.


[6]

Human Rights Watch. 2007. Genosida Kejahatan Perang dan Kejahatan Terhadap Kemanusiaan :
Saripati Kasus-kasus Pelanggaran HAM Berat dalam Pengadilan Pidana Internasional untuk
Bekas Negara Yugoslavia. Jakarta : ELSAM.

[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]

You might also like