You are on page 1of 16

LAPORAN PRAKTIKUM

AKUSTIK KELAUTAN

PENGERTIAN DASAR DAN CARA KERJA METODE AKUSTIK

OLEH :
NAMA:
JUAINI ANGGRAINI AHSYUTANI
NIM :
08111005006
KELOMPOK :
III (TIGA) B

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akustik adalah teori tentang gelombang suara dan perambatannya dalam suatu
medium. Akustik kelautan yang dalam bahasa inggrisnya disebut marine acoustic
adalah teori tentang perambatan gelombang suara dan perambatannya dalam medium air
laut. Akustik merupakan teori yang membahas tentang gelombang suara dan
perambatannya dalam suatu medium. Sedangkan akustik kelautan adalah teori yang
membahas tentang gelombang suara dan perambantannya dalam suatu medium air laut.
Akustik kelautan merupakan satu bidang kelautan yang umendeteksi target di kolom
perairan dan dasar perairan dengan menggunakan suara sebagai mediannya
(FAO, 1984).
Akustik merupakan ilmu yang membahas tentang gelombang suara dan
perambatannya dalam suatu medium. Jadi, akustik kelautan adalah ilmu yang
mempelajari tentang gelombang suara dan penjalarannya (perambatannya) dalam
medium air laut (terjadi di kolom air). Akustik kelautan merupakan suatu bidang
kelautan untuk mendeteksi target di kolom perairan dan dasar peairan menggunakan
gelombang suara. Dengan pengaplikasian akustik kelautan akan mempermudah peneliti
untuk mengetahui objek yang ada di kolom perairan dan dasar perairan baik berupa
plankton,

ikan,

kandungan

substrat

dan

adanya

kapal

kandas

(McLennan dan Simmonds, 1992).


Studi kelautan dengan menggunakan akustik sangat membantu peneliti untuk
mengetahui objek yang berada di kolom dan dasar perairan. Teknologi dalam bidang
kelautan dapat digunakan untuk memudahkan manusia dalam mengeksplorasi sumber
daya kelautan selain itu dengan adanya teknologi dapat menentukan keselamatan dan
kewaspadaan terhadap kondisi perairan laut yang bisa ditentukan secara pasti.
Penggunaan teknologi juga membantu para peneliti untuk menentukan parameter, dan
objek dengan lebih tepat (Tim penyusun, 2013).
Hidroakustik merupakan suatu teknologi yang digunakanuntuk pendeteksian
bawah air dengan menggunakan perangkat akustik. Teknologi ini memanfaatkan
perambatan

suara

ataubunyi

untuk

melakukan

pendeteksian.

Keunggulan

komparatif metode akustik antara lain:berkecepatan tinggi (great speed ),sehingga


sering disebut quick assesment method ,memungkinkan memperoleh dan memproses
data secara realtime , akurasi dan ketepatan (accuracy and precision), dilakukandengan

jarak jauh ( remote sensing) tanpa perlu adanya kontaklangsung dengan objek.
Teknologi Hidroakustik dapatdimanfaatkan untuk mengetahui sebaran ikan yang ada
diperairan baik dekat permukaan ( surface), kolom perairan( pelagic ), maupun dekat
dasar (bottom ) (FAO, 1984).
Teknologi akustik merupakan salah satu metode yangsangat efektif dan berguna
untuk eksplorasi dasar laut.Pengambilan data dasar perairan seringkali memiliki
kendala,misalnya dengan metode grab , yang hanya dapat digunakanpada wilayah
kedalaman yang terbatas dengan waktu yang tidaksingkat. Dengan menggunakan
metode hidroakustik,pengambilan data atau informasi tentang dasar perairan
menjadilebih mudah. Dengan metode ini kita dapat mengetahui tipedasar dari suatu
perairan dengan menggunakan nilai Backscattering volume dasar perairan/substrat
(Burczynski,1982).
Hidroakustik dapat digunakan untuk mendeteksi kedalaman perairan (batimetri),
keberadaan, distribusi, ukuran ataupun tingkah laku dari hewan dan tumbuhan bawah
air. Hidroakustik meliputi akustik pasif ( mendengarkan gelombang suara yang datang)
dan aktif akustik yang dapat membuat dan menerima gelombang suara, sering juga
disebutechosounder.

Hidroakustik merupakan suatu cabang ilmu yang paling baik

dalam penelitian (studi) perikanan. Pada dasarnya pemantauan hidroakustik didasarkan


pada prinsip yang sederhana. Gelombang suara akustik dipancarkan melalui sebuah alat
yang

menghasilkan

energi

akustik

(suara)

pada

kolom

perairan

(McLennan dan Simmonds, 1992).


1.2 Tujuan
1. Mengetahui berbagai ruang lingkup dan keunggulan dan metode akustik.
2. Mengenal komponen-komponen utama echosounder.
3. Mengetahui bagaimana prinsip dasar kerja dari echosounder.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip kerja echosounder
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan echosounder
3. Mahasiswa mampu menerapkan penggunaan echosounder dalam kondisi lapangan.

II TINJAUAN PUSTAKA
Metode akustik adalah teori tentang gelombang suara danperambatannya di
suatu medium dalam hal ini mediumnyaadalah air. Akustik kelautan merupakan proses
pembentukangelombang (pulsa) suara dan sifat-sifat perambatannya sertaproses-proses

selanjutnya yang dibatasi oleh air. Prinsip kerja metode hidroakustik. Instrumen akustik
perikanan yang disebut echosounder merupakan instrumen yang memancarkan dan
membangkitkangelombang suara pada frekuensi tertentu ke kolom perairan.Gelombang
suara tersebut melintasi air hingga membenturobyek baik di kolom air maupun dasar
laut kemudian gelombang suara tersebut dipantulkan kembali untuk diterima oleh
echosounder (FAO, 1984).
Metode akustik yang digunakan untuk memperoleh datakelimpahan ikan dapat
menggunakan metode dasar berupa echocounting dan echo integration. Echo counting
dapat menghitungdensitas ikan pada saat volume yang disampling rendah, dimananilai
echo dari ikan tunggal dapat dengan mudah dipisahkan dandihitung satu persatu.
Metode echo counting jarang digunakandalam menduga kelimpahan ikan yang
bergerombol. Hal inidisebabkan karena densitas ikan tidak homogen dan padaumumnya
tinggi, sehingga akan menyebabkan terjadinya overlap dari echo ikan. Echo dari ikan
yang berada di dasarperairan memiliki sinyal yang lebih kuat dibandingkan denganikan
yang berada di seabed (MacLennan dan Simmonds, 1992).
Pendugaan survei akustik terhadap sekelompok ikan,biasanya didasarkan pada
asumsi mengenai intensitas nilai total echo dari sekelompok target sama ke perhitungan
aritmatik padakontribusi echo dari ikan tunggal. Dengan adanya instrument ini,
kegiatan penelitian ataupun bisnis perikanan dapat terdukung dengan sedemikian rupa.
Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan
gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari
dasar air. Adapun kegunaan dasar dari echosounder yaitu menentukan kedalaman suatu
perairan dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan
dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air. Data tampilan juga dapat
dikombinasikan dengan koordinat global berdasarkan sinyal dari satelit GPS yang ada
dengan

memasang

antena

GPS

(jika

fitur

GPS

pada

echosounder

ada)

(Johannesson dan Mitson,1983).


Prinsip kerjanya yaitu: pada transmiter terdapat tranduser yang berfungsi untuk
merubah energi listrik menjadi suara. Kemudian suara yang dihasilkan dipancarkan
dengan frekuensi tertentu. Suara ini dipancarkan melalui medium air yang mempunyai
kecepatan rambat sebesar, v=1500 m/s. Ketika suara ini mengenai objek, misalnya ikan
maka suara ini akan dipantulkan. Sesuai dengan sifat gelombang yaitu gelombang

ketika mengenai suatu penghalang dapat dipantulkan, diserap dan dibiaskan, maka hal
yang sama pun terjadi pada gelombang ini (McLennan dan Simmonds, 1992).
Echo-sounder atau fish finder sebagai alat bantu dalam operasi penangkapan
ikan merupakan alat pengindraan jarak jauh dengan prinsip kerja menggunakan metode
akustik yaitu sistem sinyal yang berupa gelombang suara. Sinyal yang dipancarkan
kedalam laut secara vertikal setelah mengenai obyek, pantulan sinyal diterima kembali
kemudian diolah sehingga menghasilkan keterangan tentang kedalaman laut, kotur dan
tekstur dasatr laut dan posisi dari gerombolan ikan. Echo-sounder menggunakan suara
yang tidak dapat didengar oleh ikan sehingga ikan tidak terkejut dan lari pada saat echosounder dioperasikan. Suara yang digunakan mempunyai frekuensi lebih besar dari
14KHz yang biasanya disebut gelombang ultrasonik (Burczynski dan Ben-yami, 1985).
Awalnya echosounder hanya digunakan untuk mendeteksi jarak antara sumber
suara dikapal dengan sumber pantulan yaitu dasar laut atau mengukur kedalaman dasar
laut, namun dengan perkembangan teknologi serta pesatnya penyebarannya hingga
dikenal di dunia perikanan tangkap.Echo-sounder dapat memberikan informasi
kedalaman dasar perairan dan gerombolan ikan yang diperlukan bagi nelayan, nelayan
dapat memperkirakan alat tangkapnnya sesuai atau tidak untuk dioperasikan pada
kedalaman yang terdeteksi, seperti misalnya alat tangkap rawai dasar dan pancing ulur
untuk ikan dasar, panjang tali yang mesti disediakan. Juga untuk bubu yang berangkai
atau tunggal terhadap pada panjang tali pelampungnya, pukat udang, Purse seine dan
gill net juga haurs disesuaikan dengan kedalaman dasar perairan, informasi kedalaman
gerombolan ikan sangat penting, karena keberhasilan penangkapan dengan alat tangkap
ini tergantung pada lebar jaring yang digunakan untuk menghadang gerombolan ikan
(FAO, 1984).
Pada metode echo integrator dapat diketahui jumlahkumpulan ikan dan volume
sampel yang relevan denganikan. Kelimpahan total dapat diperkirakan dari densitas rata
-rata dikalikan dengan volume air di daerah tertentu. Masing masing individu target
merupakan sumber dari reflected sound wave , jadi output dari integrasi
akanproporsional dengan kuantitas ikan dalam kelompok. Kelimpahan ikan yag
bergerombol dapat dihitung dengan menggunakan echo integrator, dimana total
biomassa dari ikan tunggal danganda dapat dipisahkan, sehingga kemungkinan
terjadinya overlap akan semakin rendah. Pada dasarnya echo integrator berguna untuk

mengubah energi total dari echo ikan menjadidensitas ikan dalam ikan/m3 atau kg/m3
(MacLennan danSimmonds, 1992).
Treshold

(ambang batas) merupakan limit sinyal level ataunilai yang

membatasi suatu sinyal input yang akan diproses,sehingga sinyal lain yang diluar
dari limit tersebut

akandihilangkan.

Salah

satu

fungsi

treshold

yaitu

dapat

mengurangi noise ketika pemrosesan data dan hanya memproses data yangberada
dalam limit. Pemilihan limit dari treshold disesuaikandengan tujuan pemrosesan data
sehingga output dari data yangdiproses sesuai yang diinginkan.Pada dasarnya ambang
sinyal diterapkan untuk menghapussuara atau sinyal yang tidak diinginkan dari sinyal
yangdihasilkan oleh echosounder, baik itu kebisingan yang berasaldari listrik di
peralatan, akustik gaung atau gema gabungan darinon target spescies plankton misalnya
dalam kasus survei ikan.Apapun sumber, mengaburkan suara gema yang lebih
kecildengan ukuran keinginan. Ketika sebuah sinyal threshold diterapkan, setiap gema
lebih kecil daripada ambang batas jugadiabaikan. Bias tergantung pada rasio amplitudo
sinyal dan noise (SNR) (Burczynski,1982).
Pendugaan survei akustik terhadap sekelompok ikan,biasanya didasarkan pada
asumsi mengenai intensitas nilai total echo dari sekelompok target sama ke perhitungan
aritmatik padakontribusi echo dari ikan tunggal . Metode akustik yang digunakan untuk
memperoleh datakelimpahan ikan dapat menggunakan metode dasar berupa
echocounting dan echo integration. Echo counting dapat menghitungdensitas ikan pada
saat volume yang disampling rendah, dimananilai echo dari ikan tunggal dapat dengan
mudah dipisahkan dandihitung satu persatu. Metode echo counting

jarang

digunakandalam menduga kelimpahan ikan yang bergerombol. Hal inidisebabkan


karena densitas ikan tidak homogen dan padaumumnya tinggi, sehingga akan
menyebabkan terjadinya overlap

dari echo ikan. Echo dari ikan yang berada di

dasarperairan memiliki sinyal yang lebih kuat dibandingkan denganikan yang berada di
seabed (MacLennan dan Simmonds, 1992)
Suatu sistem akustik adalah satu proses yang tidak bisa dipisah-pisahkan,
bekerjanya suatu komponen sistem akustik tergantung dari bekerjanya komponen lain.
Saat time base memicu transmitter untuk memancarkan sinyal listrik ke transducer,
maka segeralah transmitter bekerja. Kemudian transducer mengubah sinyal listrik
menjadi gelombang suara dan dipancarkan ke dalam air. Echo dari target segera

diterima bagian receiver transducer dan diubah kembali menjadi sinyal listrik. Kekuatan
echo dari target ini kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk echogram untuk dianalisa
lebih lanjut. Satu siklus tadi sudah merupakan satu sistem akustik. Jenis dari sistem
akustik dibedakan berdasarkan perbedan dari beam yang dipancarkan transducer. Sistem
akustik tersebut diantaranya adalah sistem single beam, dual beam, split beam, dan
quasi ideal beam (Tim Penyusun, 2013).
Perbedaan single beam, dual beam dan split beam akustik: Single beam system
(sistem bim tunggal) merupakan alat akustik yang sangat sederhana, di mana alat ini
belum dilengkapi program pengolahan data dan umumnya hanya digunakan sebagai fish
finder karena belum bersifat kuantitatif (belum dapat untuk mendapatkan informasi
mengenai stok ikan disuatu daerah). Target yang terdeteksi dengan alat ini juga belum
dapat diketahui letak/posisinya. Dual beam system (sistem bim ganda) merupakan
sistem beam ganda merupakan modifikasi alat akustik single beam. Alat ini memiliki
dua beam yaitu beam sempit dan beam lembar. Adanya dua beam ini maka alat ini
mampu mengeliminir beam pattern sehingga alat ini dapat digunakan untuk menghitung
kelimpahan ikan di suatu areal perairan tertentu. Alat ini juga sudah dilengkapi dengan
program

pengolahan

data

namun

masih

sangat

sederhana

(MacLennan danSimmonds, 1992).


Split beam system (sistem bim terbagi) merupakan alat akustik yang lebih
canggih, selain dapat menghitung stok ikan alat ini sudah dapat mengetahui posisi ikan
di bawah beam. Hal ini dapat dilakukan karena alat ini memiliki beam yang terbagi
menjadi empat kuadran. Quasi ideal beam (sistem bim ideal) merupakan sistem beam
ini dikatakan ideal karena 1) memiliki main lobe dengan puncak yang flat, sehingga
ikan-ikan dengan ukuran yang sama dimanapun posisinya di dalam beam akan
menghasilkan echo yang sama, jadi b (6,<I>) -1. b) side lobe-nya berada pada level
yang sangat kecil sekali, mendekati nol, sehingga tidak ada pengaruh terhadap intensitas
echo

yang

berasal

dari

target

di

dalam

beam

(I

luar

beam

0)

(MacLennan dan Simmonds, 1992).


Awalnya echosounder hanya digunakan untuk mendeteksi jarak antara sumber
suara dikapal dengan sumber pantulan yaitu dasar laut atau mengukur kedalaman dasar
laut, namun dengan perkembangan teknologi serta pesatnya penyebarannya hingga
dikenal di dunia perikanan tangkap.Echo-sounder dapat memberikan informasi

kedalaman dasar perairan dan gerombolan ikan yang diperlukan bagi nelayan, nelayan
dapat memperkirakan alat tangkapnnya sesuai atau tidak untuk dioperasikan pada
kedalaman yang terdeteksi, seperti misalnya alat tangkap rawai dasar dan pancing ulur
untuk ikan dasar, panjang tali yang mesti disediakan. Juga untuk bubu yang berangkai
atau tunggal terhadap pada panjang tali pelampungnya, pukat udang, Purse seine dan
gill net juga haurs disesuaikan dengan kedalaman dasar perairan, informasi kedalaman
gerombolan ikan sangat penting, karena keberhasilan penangkapan dengan alat tangkap
ini tergantung pada lebar jaring yang digunakan untuk menghadang gerombolan ikan
(Johannesson dan Mitson,1983).
Akustik dibagi menjadi dua macam, yang pertama yaitu akustik pasif
merupakan suatu aksi mendengarkan gelombang suara yang datang dari berbagai objek
pada kolom perairan, biasanya suara yang diterima pada frekuensi tertentu ataupun
frekuensi yang spesifik untuk berbagai analisis. Akustik dibagi menjadi dua macam,
yang pertama yaitu akustik pasif merupakan suatu aksi mendengarkan gelombang suara
yang datang dari berbagai objek pada kolom perairan, biasanya suara yang diterima
pada frekuensi tertentu ataupun frekuensi yang spesifik untuk berbagai analisis. Pasif
akustik dapat digunakan untuk mendengarkan ledakan bawah air (seismic), gempa
bumi, letusan gunung berapi, suara yang dihasilkan oleh ikan dan hewan lainnya,
aktivitas kapal-kapal ataupun sebagai peralatan untuk mendeteksi kondisi di bawah air
(hidroakustik untuk mendeteksi ikan). Sedangkan akustik aktif memiliki arti yaitu dapat
mengukur jarak dari objek yang dideteksi dan ukuran relatifnya dengan menghasilkan
pulsa suara dan mengukur waktu tempuh dari pulsa tersebut sejak dipancarkan sampai
diterima kembali oleh alat serta dihitung berapa amplitudo yang kembali. Akustik aktif
memakai prinsip dasar SONAR untuk pengukuran bawah air (FAO, 1984).

III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dengan judul Pengertian Dasar dan Cara Kerja Metode Akustik
dilaksanakan pada tanggal 16 September 2014 pukul 13.00 WIB di ruang belajar
Program Studi Ilmu Kelautan. Universitas Sriwijaya, Inderalaya.

3.2 Alat dan Bahan


1. Alat tulis
2. Laptop/komputer
3.3 Prosedur Kerja
Studi Pustaka

IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Akustik merupakan ilmu yang mempelajari tentang gelombang suara dan
perambatannya dalam suatu medium. Prinsip dari pengoperasian alat akustik adalah
dengan gelombang suara yang ditransmisikan ke kolom perairan dalam bentuk pulsa
yang nantinya akan mengenai target kemudian dilakukan analisa terhadap pantulan yang
diberikan oleh target. Prinsip dari pengoperasian metode hidroakustik (Gambar 2)
adalah dimulai dari timer yang berfungsi sebagai penanda pulsa listrik untuk
mengaktifkan pemancaran pulsa yang akan dipancarkan oleh transmitter melalui
transducer. Transducer berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi suara ketika
suara akan dipancarkan ke medium. Gelombang akustik yang merambat di kolom
perairan akan mengenai target seperti ikan atau dasar perairan dimana gelombang
akustik ini akan dipantulkan kembali dalam bentuk echo dan akan diterima oleh
transducer dan mengubahnya menjadi energi listrik dan diteruskan ke receiver amplifier
yang berfungsi untuk menguatkan sinyal listrik sebelum diteruskan ke unit peraga untuk
ditampilkan dalam bentuk echogram (MacLennan dan Simmonds, 2005).

Akustik kelautan merupakan


bagian dari instrumentasi kelautan
yang digunakan untuk mendeteksi
benda, biota laut, ataupun lapisan
sedimen yang berada di dasar
lautan yang secara umum terbagi
dalam

sistem

SONAR

dan

ECHOSOUNDER. Sistem Sonar


memancarkan

gelombang

suara

secara horizontal sehingga dapat


mendeteksi misalnya benda-benda
yang berada di depan kapal ataupun
di

belakang

kapal.

sedangkan

Echosounder memancarkan
gelombang suara secara vertikal
sehingga dalam aplikasinya sering
digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikan atau benda-benda yang berada di bawah
kapal (MacLennan dan Simmonds, 1992)
SONAR (Sound Navigation and Ranging) merupakan sistem instrumen yang
digunakan untuk mendapatkan informasi tentang obyek-obyek bawah air. Sistem
SONAR ini terdiri dari dua bagian yaitu sistem sonar aktif yang melakukan proses
pemancaran dan penerimaan sinyal suara dan sistem sonar pasif yang digunakan untuk
menerima sinyal-sinyal suara yang dihasilkan oleh obyek-obyek bawah air. Sistem
SONAR diklasifikasikan menjadi dua sistem pancar, yaitu echosounder dengan arah
pancaran gelombang suara secara vertikal dan sonar dengan arah pancaran gelombang
suara secara horizontal (Scalabrin dan Masse, 1993).
Secara prinsip sistem SONAR ini terdiri dari empat komponen utama, yaitu
transmitter berfungsi untuk mengirim pulsa ke dalam medium perairan, receiver
berfungsi untuk menerima pulsa dari obyek berupa echo, transducer berfungsi untuk
mengubah energi listrik menjadi gelombang suara dan sebaliknya dan display recoder
berfungsi untuk mencatat hasil echo. Selain komponen tersebut juga terdapat time base
yang digunakan untuk mengaktifkan pulsa (MacLennan dan Simmonds, 1992).

Sistem SONAR diklasifikasikan menjadi dua sistem pancar, yaitu echosounder


dengan arah pancaran gelombang suara secara vertikal dan sonar dengan arah pancaran
gelombang suara secara horizontal. Secara prinsip sistem SONAR ini terdiri dari empat
komponen utama, yaitu transmitter berfungsi untuk mengirim pulsa ke dalam medium
perairan, receiver berfungsi untuk menerima pulsa dari obyek berupa echo, transducer
berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi gelombang suara dan sebaliknya dan
display recoder berfungsi untuk mencatat hasil echo. Selain komponen tersebut juga
terdapat

time

base

yang

digunakan

untuk

mengaktifkan

pulsa

(MacLennan dan Simmonds, 1992).


Suatu pulsa listrik dengan frekuensi dan waktu tertentu dibangkitkan oleh time
base yang memicu transmitter untuk memancarkan sinyal listrik ke transducer. Pulsa
listrik yang masuk ke transducer diubah menjadi gelombang suara selanjutnya
dipantulkan di medium air. Gelombang tersebut merambat di dalam air yang apabila
mengenai suatu obyek akan dipantulkan sebagai gema (echo) dan diterima oleh
transducer. Selanjutnya echo akan diubah kembali menjadi energi listrik sebelum
akhirnya diterima oleh receiver dan diperkuat oleh amplifier. Besarnya penguatan echo
dapat diukur oleh sensitivitas yang selanjutnya dikirimkan ke bagian display/recoder.
Waktu yang diperlukan saat 1sinyal dipancarkan sampai diterima kembali oleh
transducer adalah sebanding dengan jarak antara target dengan transducer. Display yang
umum digunakan suatu echosounder adalah recording echosounder dengan kertas
pencatat baik moist paper atau dry paper dan colour echosounder dengan tampilan yang
lebih menarik. Sistem hidroakustik dibedakan beberapa jenis berdasarkan transducer
yang digunakan serta perbedaan beam yang dihasilkan, yaitu single beam acoustic
system, dual beam acoustic system, split beam acoustic system dan quasi ideal beam
acoustic system. (MacLennan dan Simmonds, 1992).
Split beam acoustic system merupakan metode baru yang dikembangkan untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan dari metode hidroakustik sebelumnya seperti single
beam acoustik system dan dual beam acoustic system. Metode ini ini menggunakan
receiving transducer yang dibagi menjadi empat kuadaran, yaitu fore (haluan kapal), aft
(buritan kapal), port (lambung kiri kapal) dan starboard (lambung kanan kapal). Arah
target pada split beam acoustic systemditentukan dengan cara membandingkan sinyal
yang diterima oleh setiap kuadran 11(MacLennan dan Simonds, 2005). Split beam

acoustik system terdiri dari tiga komponen utama, yaitu transducer yang berfungsi
untuk mengubah energi listrik menjadi energi suara dan sebaliknya, transceiver yang
terdiri dari unit transmitterdan receiver dilengkapi dengan sarana penghubung pararel
input-output yang terhubung dengan bagian luar echosounder, dan bagian display
mempunyai resolusi warna yang tinggi berfungsi untuk menampilkan echogram secara
real time dan sebagai pengontrol dalam pengoperasian echosounder.
Secara garis besar prinsip kerja dari sistem hidroakustik tersebut dapat
ditampilEchosounder dari split beam acoustic system ini sudah dilengkapi dengan Time
Varied Gain (TVG) di dalam sistem perolehan data hidroakustik. TVG ini berfungsi
secara otomatis untuk menghilangkan pengaruh attenuasi baik yang disebabkan oleh
geometrical spreading maupun penyerapan suara ketika merambat di dalam air. Time
Varied Gain (TVG) terdiri dari dua tipe yaitu TVG 40 log R yang bekerja untuk echo
ikan tunggal dan TVG 20 log R yang bekerja untuk echo kelompok ikan. Keempat
kuadran pada tranducer split beam acoustic system diberi label a sampai dengan d
seperti yang ditunjukan pada Gambar 3. Sudut target pada satu bidang dibedakan oleh
perbedaan fase (a-b) dan (c-d) atau lebih praktis jumlah sinyal (a+c) dibandingkan
dengan (b+d). Sudut di dalam bidang tegak lurus untuk yang pertama dibedahkan
oleh perbedaan fase antara (a+b) dan (c+d), dimana kedua sudut mendapatkan arah
target yang spesifik. Target strength (TS) diestimasi dari sentifitas transducer dalam arah
yang relevan (beam pattern) yang diperoleh dengan cara kalibrasi (Johannesson dan
Mitson,1983).
Fungsi Echosounder adalah mengukur kedalaman air dengan mengirimkan
tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo
kembali dari dasar air. Adapun kegunaan dasar dari echosounder yaitu menentukan
kedalaman suatu perairan dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke
dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air. Data tampilan juga
dapat dikombinasikan dengan koordinat global berdasarkan sinyal dari satelit GPS yang
ada dengan memasang antena GPS (jika fitur GPS pada echosounder ada) (FAO, 1984).
Menurut Johannesson dan Mitson (1983) mengungkapkan bahwa alat berbentuk
monitor yang digunakan untuk mencari lokasi ikan. Depth sounder ini terdiri dari
tranducer yang berfungsi sebagai sensor dan monitor yang berguna untuk menampilkan
hasil gambar. Transducer ini terletak dibawah kapal, baik ditengah-tengah maupun

dibelakang, dan berfungsi untuk mengirimkan signal-signal senensor ke bawah laut.


Signal-signal tersebut akan memantul kembali setelah mencapai dasar dan kemudian
signal tersebut akan kembali ditangkap oleh transducer utuk seterusnya di
interpretasikan di komputer. Berdasarkan jarak jelajah signal dari transducer, maka
komputer dapat mengetahui jarak kedalaman, jenis struktur dasar dan benda-benda yang
melayang ditengah-tengah (ikan, dsb). Beberapa buah depth sounder atau fish finder
yang cukup populer adalah JRC, Humminbird, Eagle, dsb.
Akustik dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu: akustik pasif dan akustik aktif.
Akustik pasif merupakan suatu aksi mendengarkan gelombang suara yang datang dari
berbagai objek pada kolom perairan, biasanya suara yang diterima pada frekuensi
tertentu ataupun frekuensi yang spesifik untuk berbagai analisis. Pasif akustik dapat
digunakan untuk mendengarkan ledakan bawah air (seismic), gempa bumi, letusan
gunung berapi, suara yang dihasilkan oleh ikan dan hewan lainnya, aktivitas kapal-kapal
ataupun sebagai peralatan untuk mendeteksi kondisi di bawah air (hidroakustik untuk
mendeteksi ikan). Akustik aktif memiliki arti yaitu dapat mengukur jarak dari objek
yang dideteksi dan ukuran relatifnya dengan menghasilkan pulsa suara dan mengukur
waktu tempuh dari pulsa tersebut sejak dipancarkan sampai diterima kembali oleh alat
serta dihitung berapa amplitudo yang kembali. Akustik aktif memakai prinsip dasar
SONAR untuk pengukuran bawah air (Johannesson dan Mitson,1983).
Metode akustik merupakan proses-proses pendeteksian target di laut dengan
mempertimbangkan proses-proses perambatan suara, karakter suara (frekuensi,
intensitas, pulsa), faktor lingkungan atau medium, kondisi target, dan lain-lain. Dengan
mempertimbangkan faktor-faktor di atas, maka hidroakustik didasarkan pada prinsip
yang sederhana, dimana transmitter yang menghasilkan listrik dengan frekuensi tertentu
disalurkan ke transducer yang akan mengubah energi listrik energi suara (gelombang
suara) dan kemudian akan dipancarkan ke kolom perairan. Gelombang suara yang
dipancarkan ke kolom perairan akan mengenai objek target, kemudian gelombang suara
akan dipantulkan kembali oleh objek dalam bentuk echo, echo akan diterima oleh
transducer. Echo tersebut akan diubah menjadi energi listrik lalu diteruskan ke receiver.
(Johannesson dan Mitson,1983).
Manfaat akustik meliputi aplikasi dalam survei kelautan, budidaya perairan,
penelitian tingkah laku ikan, aplikasi dalam studi penampilan dan selektivitas alat

tangkap, bioakustik. Aplikasi dalam survei kelautan untuk menduga spesies ikan,
dengan akustik kita dapat menduga spesies ikan yang ada di daerah tertentu dengan
menggunakan pantulan dari suara, semua spesies mempunyi target strengh yang
berbeda-beda. Aplikasi dalam dunia budidaya untuk pendugaan jumlah ekor, biomass
dari ikan dalam jaring/kurungan pembesaran untuk menduga ukuran dari individu ikan
dalam jaring kurungan, memantau tingkah laku ikan dengan acoustic tagging. Aplikasi
akustik dalam tingkah laku ikan meliputi pergerakkan migrasi ikan dengan acoustic
tagging, orientasi target (tilt angle), reaksi menghindar terhadap gerak kapal survei dan
alat tangkap, respon terhadap rangsangan/stimuli cahaya, suara, listrik, hidrodinamika,
komia, mekanik dan sebagainya. Aplikasi dalam studi penampilan dan selektivitas alat
tangkap ikan meliputi pembukaan mulut trawl dan kedalaman,selektivitas penagkapan
dengan melihat ukuran ikan target laut (Burczynski,1982).

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Salah satu keunggulan dari metode akustik adalah memungkinkan memperoleh dan
memproses data secara real time.
2. Komponen utama echosounder

adalah

Transmitter, Transducer, Receiver,

Display/recorder
3. Fungsi Echosounder adalah mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan
gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali
dari dasar air.
4. Akustik dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu: akustik pasif dan akustik aktif.
5. Kelemahan dari metode akustik adalah belum bisa mengidentifikasoi sampai
spesies.

DAFTAR PUSTAKA
Burczynski, JJ. 1982. Introduction to the Use of Sonar System for estimating Fish
Biomass. FAO. Fisheries Technical Paper No.191 Revision 1
FAO.Fisheries Technical Paper. Roma.Kloser, R. J., Bax, N. J., Ryan, T., Williams, A.
dan Baker, B. A.(2001). Remote sensing of seabed types in the AustralianSouth
East Fishery development and application of normalincident acoustic
techniques and associated ground truthing.
Johannesson dan Mitson,1983. Canstationary bottom split-beam hydroacoustics be
used tomeasure fish swimming speed in situ?. Fisheries Research(45): 31-41p.
MacLennan dan Simmonds, 1992. Gradistat: A Grain SizeDistribution and Statistics
Package for The Analysis of Unconsolidated Sediments. Royal Holloway
University of London.
Tim Penyusun. 2013. Modul Praktikum Akustik Kelautan : Pengertian Dasar dan Cara
Kerja Metode Akustik. Universitas Sriwijaya : Inderalaya.

You might also like