Professional Documents
Culture Documents
materi
1. Penyulit kehamilan trimester I dan II : Abortus,
Mola Hidatidosa, KET, Blighted Ova, Hiperemesis
Gravidarum.
2. Kehamilan dengan Hipertensi : Hipertensi
Essensial, PIH, Preeklampsia, Eklampsia
3. Perdarahan Antepartum : Solusio Plasenta,
Placenta Previa, Inversio Velamentosa, Rupture
Sinus Marginalis, Placenta Sirkumvalata
4. Kelanian Janin : Kehamilan Ganda
Tatalaksana Umum
1. Lakukan penilaian secara cepat mengenai jumlah
perdarahan dan keadaan umum pasien termasuk tandatanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, suhu)
2. Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi,
tekanan sistolik <90 mmHg). Jika terdapat syok, lakukan
tatalaksana awal syok.
3. Untuk perdarahan berat (darah membasahi seluruh kain
<5 menit), pasang jalur intravena dan beri cairan
secepatnya.
4. Untuk perdarahan ringan, lakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang cermat untuk menentukan
tindakan selanjutnya.
Tatalaksana Umum
4. Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus
dengan komplikasi, berikan kombinasi antibiotika
sampai ibu bebas demam untuk 48 jam:
Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam
Gentamicin 80 mg IV setiap 8 jam
Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan, yaitu bila usia kehamilan
kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang
dari 500 gram.
Sebagai batasan
Kehamilan kurang dari 20 minggu
Berat janin kurang dari 500 gram
Macam-Macam Abortus
ABORTUS KOMPLIT
Seluruh hasil konsepsi telah keluar
dari cavum uteri
ABORTUS INKOMPLIT
Sebagian hasil konsepsi telah keluar
dari cavum uteri
ABORTUS INSIPIENS
Abortus mengancam, dimana serviks
mendatar, ostium membuka, tapi
hasil konsepsi masih didalam kavum
uteri
ABORTUS IMMINENS
Abortus tingkat awal, dimana ostium uteri
tertutup dan hasil konsepsi masih dalam
kandungan
MISSED ABORTION
embrio/ fetus meninggal pada uk. kurang
dari 20 minggu tetapi seluruh hasil konsepsi
masih tertahan dalam kandungan sampai 6
minggu atau lebih
ABORTUS HABITUALIS
terjad abortus sampai 3 kali berturut-turut
atau lebih
ABORTUS INFEKSIOSA
Abortus yang disertai infeksi
ABORTUS SEPTIK
Abortus infeksiosa berat disertai penyebaran
kuman secara sistemik
Tatalaksana
Abortus Iminens
Tidak perlu pengobatan khusus,
namun pasien harus tirah baring total
Jangan melakukan aktivitas fisik
berlebihan atau hubungan seksual
Pertahankan kehamilan
Jika perdarahan berhenti, lakukan
asuhan antenatal seperti biasa
Jika perdarahan tidak berhenti, nilai
kondisi janin dengan USG. Lakukan
konfirmasi kemungkinan adanya
penyebab lain
Abortus Insipiens
Tatalaksana
Lakukan konseling untuk
menjelaskan kemungkinan risiko
dan rasa tidak nyaman selama
tindakan evakuasi, serta
memberikan informasi mengenai
kontrasepsi pascakeguguran
Jika usia kehamilan <12 minggu:
evakuasi dengan Aspirasi Vakum
Manual (AVM) atau sendok kuret
Abortus Inkomplit
Tatalaksana
Lakukan konseling
Evakuasi dengan AVM atau kuret
tajam bila AVM tidak tersedia.
Lakukan evaluasi tanda vital
pascatindakan setiap 30 menit selama
2 jam. Bila kondisi pasien baik,
pindahkan pasien ke ruang rawat
Lakukan pemeriksaan jaringan secara
makroskopik dan kirimkan untuk
pemeriksaan patologi ke laboratorium
Lakukan evaluasi tanda vital,
perdarahan pervaginam, tanda akut
abdomen, dan produksi urin setiap 6
jam selama 24 jam. Periksa kadar
hemoglobin setelah 24 jam. BIla hasil
pemantauan baik dan kadar Hb >8
g/dl, pasien dapat diperbolehkan
pulang
Abortus Komplit
Tidak diperlukan evakuasi lagi
Lakukan konseling untuk
memberikan dukungan
emosional dan menawarkan
kontrasepsi pasca keguguran
Observasi keadaan ibu
Apabila terdapat anemia
sedang, berikan tablet sulfas
ferrosus 600mg/hari selama 2
minggu, jika anemia berat
berikan transfusi darah
Missed Abortion
Tatalaksana
Lakukan konseling
Jika usia kehamilan <12 minggu:
evakuasi dengan Aspirasi Vakum
Manual (AVM) atau sendok
kuret.
Jika usia kehamilan >12 minggu
namun <16 minggu: pastikan
serviks terbuka, bila perlu
lakukan pematangan serviks
dengan misoprostol 400 mcg per
oral atau pervaginam dosis
tunggal yang diberikan 3 jam
sebelum dilakukan kuretase.
Lakukan evakuasi dengan tang
abortus dan sendok kuret.
Mola Hidatidosa
Perdarahan pervaginam pada
kehamilan <22 minggu,
kehamilan dengan besar
uterus lebih besar dari usia
kehamilan, dapat keluar
jaringan seperti anggur, tidak
ditemukan janin intrauteri.
Tatalaksana
Jika serviks tertutup, pasang batang laminaria selama 24
jam untuk mendilatasi serviks
Siapkan darah untuk transfusi, terutama pada mola
berukuran besar
Lakukan anestesi dengan blok paraservikal
Lakukan kuret hisap dengan menggunakan Aspirasi Vakum
Manual (AVM) dan kosongkan isi uterus secara cepat
Sementara proses evakuasi berlangsung, pasang infus
oksitosin 10 unit dalam 500 ml NaCl 0.9% atau RL 40-60
tetes/menit dan lanjutkan dengan kuret tajam secara
lembut.
Batasan
Kehamilan dimana ovum yang telah
dibuahi tidak berinplantasi pada kavum
uteri.
Etiologi
Kerusakan tuba yang
disebabkan oleh :
Inflamasi
Infeksi
Pembedahan
Lokasi
Kehamilan tuba (95 - 98 %)
Kehamilan ovarium
Kehamilan intraligamenter
Kehamilan abdominal
Kehamilan ektopik pada uterus
Tatalaksana
Restorasi cairan tubuh
dengan cairan kristaloid NaCl
atau RL (500 mL dalam 15
menit pertama) atau 2 L
dalam 2 jam pertama.
Jika fasilitas tidak
memungkinkan, segera rujuk
Penanganan di RS Rujukan
Segera uji silang darah dan
persiapan laparotomi.
Jangan menunggu darah
sebelum melakukan
pembedahan
JANGKA PENDEK
ASPIRASI PNEUMONI
GAGAL GINJAL
SHOCK
PERDARAHAN INTRA KRANIAL
SOLUSIO PLASENTA
KEMATIAN
IBU & ANAK
JANGKA PANJANG
PRE EKLAMPSIA
KELUARAN PERINATAL JELEK
HIPERTENSI KRONIS
1. HIPERTENSI KRONIK :
Hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu
atau
hipertensi yang pertama kali didiagnose setelah 20 minggu
dan tidak hilang setelah 12 minggu pasca persalinan
2. PREECLAMPSIA adalah
ECLAMPSIA adalah
Preeclampsia yang disertai dengan kejang2 dan atau koma
Penjelasan tambahan
Hipertensi
Edema
PREECLAMPSIA RINGAN
1. Diagnosis.
Timbulnya hipertensi disertai
Hipertensi :
C. PREECLAMPSIA BERAT
1. Diagnosis preeclampsia berat :
Berdasar kriteria Preeclampsia berat dibawah ini :
Preeclampsia digolongkan preeclampsia berat bila ditemukan satu atau lebih gejala
sebagai berikut :
1) Desakan darah sistolik 160 mmHg dan desakan darah diastolik 110
mmHg.
Desakan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di
rumah sakit dan sudah menjalani tirah baring.
2) Proteinuria lebih 5 gr/ 24 jam atau 4 + dalam pemeriksaan kualitatif.
Tambahan Gejala :
3) Oliguria, yaitu produksi urine < 500 cc/ 24 jam.
4) Kenaikan kadar kreatinin plasma.
5.
6.
7.
8.
Thrombocytopenia berat.
9.
Tekanan darah
Tanda lain
Hipertensi
Pre-eklampsia ringan
Pre-eklampsia berat
mmHg
Eklampsia
Hipertensi kronik
Hipertensi kronik
Superimposed
pre-eclampsia
INGAT
Hipertensi
Hipertensi
Hipertensi kronik
Proteinuria ( - )
Kehamilan > 20 minggu
Proteinuria 1+
Proteinuria 2+
Oliguria
Hiperrefleksia
Gangguan penglihatan
Nyeri epigastrium
Kejang
Kehamilan < 20 minggu
Proteinuria + tanda-tanda
lain dari pre-eklamsia
FAKTOR PREDISPOSISI
primiparitas
primipaternitas
riwayat keluarga
diabetes
penyakit vaskuler
kronis
penyakit ginjal
mola hidatidosa
PENAPISAN
periksa :
tekanan darah
kenaikan berat badan
k/p proteinuria
PENILAIAN Lanjutan : .
Beberapa hal yang harus dinilai :
TEKANAN DARAH
MENINGKAT
( 140/90 mmHg)
NYERI KEPALA
GANGGUAN
PENGLIHATAN
HIPERREFLEKSIA
PROTEINURIA KOMA
PENILAIAN
KLINIK
HAMIL <
20 MG
KEJANG +
HAMIL >
20 MG
HIPERTENSI
KRONIK
EKLAMPSIA
HIPERTENSI
KEJANG
PREEKLAMPSIA
RINGAN
PREEKLAMPSIA
BERAT
Tujuan utama
perawatan
PreEclampsia
1. Mencegah kejang
2. Mencegah Pendarahan
intra cranial
3. Mencegah gangguan
fungsi organ vital
4. Melahirkan bayi sehat
3.
4.
AMBULATOAR
HOSPITALISASI
Kriteria :
b. Diet
> 2 mgu :
c. Roboranse
- hipertensi tetap
e. Pemeriksaan laboratorium
- proteinuria tetap
b. BB : 1 kg / mgu
c. Timbul gejala PEB
d. IUGR
Hal.21
Norepinephrine
Aliran darah
Ginjal
GFR
Diuresis
Reaktivitas vaskuler
Vasospasme
PERBAIKAN JANIN
Hal.23
Pengeluaran
garam
b)
c)
2. Pemeriksaan laboratorik
Hal.21-22
PERAWATAN OBSTETRIK
(SIKAP TERHADAP KEHAMILANNYA)
Aterm 37 minggu
Konservative :
Active :
b. Induksi
Cara persalinan :
a. Pervagina : spontan
b. Memperpendek Kala II (Kp)
Hal. 22
1. Pencegahan kejang
2. Pengobatan hipertensi
3. pengelolaan cairan
4. Pelayanan suportiv terhadap penyulit
organ yang terlibat.
5. Tentukan saat yang tepat untuk
persalinan
Konservatif
Aktif
Sewaktu2
Hal. 25
Ad.a.
1.
2.
3.
Pengelolaan cairan
a. sangat penting, mempunyai risiko tinggi untuk
e.
Pemberian cairan :
Cairan intravena :
1) Cairan yang diberikan adalah 5 % Ringer-
4. Antasida
5. Diet
6. Obat anti kejang (MgSO4)
7. Diuretikum :
A. TIDAK DIBERIKAN, kecuali
a. Edema paru
b. Payah jantung
c. Anasarka
B. Kerugian
a. Memperberat :
- hipovolemia, hemokonsentrasi
NIFEDIPINE
Dosis awal : 10 -20 mg, ulangi 30 menit bila perlu.
Dosis maksimum 120 mg per 24 jam
Nifedipine tidak boleh diberikan sub lingual, karena efek
vasodilatasi sangat cepat, sehingga hanya boleh diberikan
per oral.
Konservatif
Aktif
Sewaktu2
Hal. 25
Terapi Medicinalis
Sikap Obstetrik
Konservatif
Kehamilan dipertahankan
Sewaktu2 dapat
berubah ke sikap
aktif
Aktif
Kehamilan diakhiri
1.
2.
3.
4.
Belum Impartu
1.Induksi
2.SC
Sudah Impartu
1.Grafik Friedman
2.kala II partus buatan
PENYULIT
PREECLAMPSIA
1. Kejang : Eklampsia
2. Perdarahan otak
6. Ruptur hepar
7. Solutio plasenta
NIFEDIPINE
METILDOPA
AWALAN 4g 20% IV
PEMELIHARAAN 1-2 g/JAM IV
ANTIDOTUM
Ca Gluconas 10% 10cc IV pelan
D. ECLAMPSIA
1. Gejala akut pada preeclampsia
2. Timbul kejang dan atau koma
3. Dapat timbul :
Postpartum
Ante, Intra,
resiko aspirasi
sekresi
muntahan
darah
Perawatan Eclampsia
Perawatan eclampsia sebagai suatu penyakit.
Sangat penting dalam perawatan eclampsi ialah
pengobatan medical dan perawatan suportif.
b.
hipertensi krisis
c.
d.
PENGOBATAN MEDICINAL
a. Obat anti kejang : MgSO4
c. Nursing care
Hal. 36
1)
2)
3)
Hal. 37
5)
6)
7)
d.
Perawatan koma
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
- lendir,
- sisa makanan
- harus segera dihisap secara intermitten.
Penderita ditidurkan dalam posisi stabil untuk drainage lendir.
9.
3. Pengobatan Obstetrik :
Sikap terhadap kehamilan.
Sikap dasar : semua kehamilan dengan eclampsia harus
diakhiri tanpa memandang umur kehamilan dan
keadaan janin.
Bilamana diakhiri :
Sikap dasar : kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilisasi
(pemulihan) hemodynamika dan metabolisme ibu.
Cara terminasi kehamilan
(lihat cara terminasi kehamilan pada preeclampsia berat)
4. Prognose :
Tabel III : Kriteria Eden untuk menentukan prognose
Eclampsia (tahun 1922)
1. Koma yang lama
2. Nadi di atas 120 per menit
RS
PUSKESMAS
BIDAN
HIPERTENSI
Dirujuk ke
puskesmas
untuk
konsultasi
PREEKLAMPSI
PREEKLAMPSI
PREEKLAMPSI
1.
MgSO4
RINGAN
BERAT
2.
Oksigen
3.
Dirujuk ke
RS
1.
Istirahat baring
1.
MgSO4
2.
Dirujuk ke
puskesmas
2.
Dirujuk ke RS
3.
Anti hipertensi
1.
Evaluasi
2.
Rawat
EKLAMPSI
Rawat
1. Rawat
2. Terminasi
Kehamilan
materi
1. Penyulit kehamilan trimester I dan II : Abortus,
Mola Hidatidosa, KET, Blighted Ova, Hiperemesis
Gravidarum.
2. Kehamilan dengan Hipertensi : Hipertensi
Essensial, PIH, Preeklampsia, Eklampsia
3. Perdarahan Antepartum : Solusio Plasenta,
Placenta Previa, Inversio Velamentosa, Rupture
Sinus Marginalis, Placenta Sirkumvalata
4. Kelanian Janin : Kehamilan Ganda