Professional Documents
Culture Documents
organizes and directs cellular responses in the face of a variety of stresses that
lead to genomic instability. One of the most important questions in the study of
p53 is how selective transactivation of certain p53 target genes is achieved.
Reactive oxygen species (ROS), generated by cells as products or byproducts,
can function either as signaling molecules or as cellular toxicants. Cellular
generation of ROS is central to redox signaling. Recent studies have revealed
that each cellular concentration and distribution of p53 has a distinct cellular
function, and that ROS act as both an up-stream signal that triggers p53
activation and as a downstream factor that mediates apoptosis. Here, we
examine the newly discovered role of p53 in regulating cellular ROS generation
and how ROS modulate selective transactivation of p53 target genes. The focus
is on interlinks between ROS and p53.
Though it is generally recognized that oxidative stress is associated with p53dependent cell cycle arrest, DNA repair, and apoptosis, a clear understanding of
the mechanisms of the interactions between ROS and p53 is still elusive.
Gen penekan tumor TP53 (dulu P53) adalah salah satu gen yang paling sering
mengalami mutasi pada kanker manusia. Gen ini memiliki banyak fungsi dan
tidak dapat di klasifikasikan dengan mudah ke dalam kelompok fungsional
tertentu yang serupa dengan gen lain. TP53 dapat menimbulkan efek anti
proliferasi, tetapi yang tidak kalah penting, gen ini juga mengendalikan
apoptosis. secara mendasar, TP53 dapat dipandang sebagai suatu monitor
sentral untuk stress, mengarahkan sel untuk memberikan tanggapan yang
sesuai, baik berupa penghentian siklus sel maupun apoptosis. Berbagai stress
dapat memicu jalur respons TP53, termasuk anoksia, ekspresi onkogen yang
tidak sesuai, dan kerusakan pada integritas DNA. Dengan mengendalikan
respons kerusakan DNA, TP53 berperan penting dalam mempertahankan
integritas genom.
TP53 normal di dalam sel yang tidak mengalami stress memiliki waktu paruh
yang pendek (20 menit). Waktu paruh yang pendek ini disebabkan oleh ikatan
dengan MDM2, suatu protein yang mencari TP53 untuk menghancurkannya.
TP53 mengalami modifikasi pascatranskripsi yang membebaskannya dari MDM2
dan meningkatkan waktu-paruhnya. Selama proses pembebasan dari MDM2,
TP53 juga menjadi aktif sebagai suatu faktor transkripsi. Sudah ditemukan
lusinan gen yang transkripsinya dipicu oleh TP53. Gen tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori umum-gen yang menyebabkan
penghentian siklus sel dan gen yang menyebabkan apoptosis.
Penghentian siklus sel yang diperantarai oleh TP53 dapat dianggap sebagai
respons primordial terhadap kerusakan DNA. Hal ini terjadi pada akhir fase G1
dan disebabkan terutama oleh transkripsi CDK1 dependen-TP53 CDKN1A(p21).
Gen CDKN1A, seperti telah dijelaskan, menghambat kompleks siklin/CDK dan
mencegah fosforilasi RB yang penting agar sel dapat masuk ke fase G1.
Penghentian siklus sel ini disambut baik karena member napas bagi sel untuk