You are on page 1of 3

BAB I

PENDAHULUAN

Karsinoma nasofaring (KNF) dewasa ini merupakan tumor ganas kepala


dan leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Angkanya diperkirakan
mencapai 60% tumor ganas kepala dan leher. Prevalensi KNF 6/100.0000
penduduk pertahun.1
KNF merupakan keganasan epitelial yang merupakan neoplasma dengan
insiden tersering pada traktus aerodigestif bagian atas dan merupakan penyakit
genetik multifaktor dengan karakter endemis. Ada sekitar 80.000 kasus baru setiap
tahunnya dengan insidens tertinggi di Cina Selatan 2500 kasus per tahun. Insidens
KNF tertinggi pada ras mongoloid dengan frekuensi yang cukup tinggi di Cina
Selatan, Hongkong, Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura dan Indonesia.2
KNF menduduki urutan ke-4 di Indonesia di antara semua penyakit kanker
setelah kanker rahim, payudara, dan kulit, dengan insidens sekitar 4,7 per 100.000
penduduk. Data DepKes tahun 1980 menunjukkan prevalensi 4,7 per 100.000
penduduk atau diperkirakan 7.000-8.000 kasus pertahun. Di RSU Dadi dan
RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo selama periode 10 tahun (1990-1999) ditemukan
274 (47,98%) kasus KNF dari tumor ganas kepala dan leher dengan perbandingan
antara laki-laki dan wanita adalah 2,6:1. Dari data profil karsinoma nasofaring di
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo-Makassar, propinsi Sulawesi Selatan periode
Januari 2004 sampai dengan Juni 2007 KNF merupakan 33% dari keganasan di
bagian telinga, hidung dan tenggorok, (2000-2009) ditemukan 362 kasus (57,28%)
dari tumor ganas kepala dan leher.2,3
1

Karsinoma nasofaring ditandai oleh adanya ekspresi protein onkogen di


antaranya latent membrane protein 1 (LMP1) dan adanya tumorinfiltrating
lymphocytes (TILs) termasuk diantaranya adalah cytotoxic T lymphocyte (CTL).
Banyaknya CTL yang aktif akan mengekspresikan gransim B dan merupakan
pertanda kuat prognosis buruk penderita KNF. Rasio cluster of differentiation 4+/
cluster of differentiation 8+ (CD4+/CD8+) akan menggambarkan potensi
eliminasi pathogen intrasel dan sel tumor.1
Penyebab pasti KNF sampai saat ini belum ditemukan, namun ada
beberapa faktor yang dicurigai sebagai faktor penyebab. Faktor tersebut adalah
faktor ekstrinsik seperti virus Ebstein-Barr, nitrosamine, pola makan dan
lingkungan. Sedangkan faktor intrinsik misalnya gen human leucocyte antigen
(HLA), protoonkogen dan gen supresor.3
Beberapa faktor resiko sebagai penyebab KNF, selain virus, juga etnik,
pola makan, merokok, genetik dan gender. Virus yang berperan dalam
meningkatkan resiko terjadinya KNF adalah Epstein Barr Virus (EBV). Virus ini
menyerang hampir 95% populasi seluruh dunia dan bisa menyebabkan berbagai
macam penyakit. Sel B yang terinfeksi EBV akan mengekspresikan beberapa
antigen laten seperti LMP1 dan LMP2 (LMP2A dan LMP2B) dan EBV ini akan
bersirkulasi terus di dalam darah dan menetap seumur hidup pada hostnya. Dalam
beberapa studi juga ditemukan adanya DNA EBV dari sampel darah tepi
penderita.2
Salah satu faktor genetik yang paling dicurigai adalah gen HLA. Gen ini
diturunkan secara heterozigot dan bersifat kodominan, penelitian pada populasi

Asia Tenggara dan Caucasia, banyak ditemukan HLA-A24 dan HLA-A2. Dari
hasil penelitian Wiqayah 1999 menyatakan orang Indonesia asli yang mempunyai
HLA-A24 memiliki kemungkinan resiko tinggi terkena KNF . Menurut Middleton
et al., 2003 alel gen HLA-A2402 merupakan alel dari gen HLA-A24 banyak
terdapat pada populasi Asia. Adanya hubungan antara HLA dengan KNF pada
HLAA24 , HLA-A2 dan HLA-A11 pada populasi Jawa di Indonesia dan
menyatakan bahwa HLA kelas 1 merupakan target utama sebagai marker genetic
sistem imun pada KNF. Penelitian di Malaysia yang termasuk satu rumpun dengan
Indonesia yang terbanyak diketemukan adalah antigen HLA-B17 dan B18.2,3
Penatalaksanaan KNF sementara ini dengan menggunakan kemoterapi
dan/atau radioterapi. Terapi radioterapi mempunyai sifat mematikan sel dengan
cara merusak deoxyribonucleic acid (DNA) yang akibatnya bisa mendestruksi sel
tumor, memiliki kemampuan untuk mempercepat proses apoptosis dari sel tumor
dan ionisasi yang ditimbulkan oleh radioterapi dapat mematikan sel tumor, akan
tetapi pemberian radioterapi bersifat lokal dan regional juga dapat mengakibatkan
defek imun secara general. Kemoterapi neoadjuvant dimaksudkan untuk
mengurangi besarnya tumor sebelum radioterapi.1

You might also like

  • Kunci Jawaban Kuesioner
    Kunci Jawaban Kuesioner
    Document1 page
    Kunci Jawaban Kuesioner
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document1 page
    Daftar Pustaka
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document3 pages
    Daftar Pustaka
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • Bab V
    Bab V
    Document1 page
    Bab V
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • 03 Bab II. Target, Luaran, Dan Tujuan
    03 Bab II. Target, Luaran, Dan Tujuan
    Document2 pages
    03 Bab II. Target, Luaran, Dan Tujuan
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • Lamprian IV Tata Tertib SKB
    Lamprian IV Tata Tertib SKB
    Document2 pages
    Lamprian IV Tata Tertib SKB
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • Lembar Rekapitulasi
    Lembar Rekapitulasi
    Document3 pages
    Lembar Rekapitulasi
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document3 pages
    Bab I
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • 1 Cover
    1 Cover
    Document1 page
    1 Cover
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • Tugas Ujian2
    Tugas Ujian2
    Document4 pages
    Tugas Ujian2
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • 5
    5
    Document3 pages
    5
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document2 pages
    Cover
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • Psi Kodi Namik A
    Psi Kodi Namik A
    Document3 pages
    Psi Kodi Namik A
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • 1162 2316 1 PB
    1162 2316 1 PB
    Document14 pages
    1162 2316 1 PB
    Nanang Hidayatulloh
    No ratings yet
  • Tugas DR Sani
    Tugas DR Sani
    Document2 pages
    Tugas DR Sani
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • Ujian Lapsus Ulinok
    Ujian Lapsus Ulinok
    Document26 pages
    Ujian Lapsus Ulinok
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • Cover Referat
    Cover Referat
    Document1 page
    Cover Referat
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • 1162 2316 1 PB
    1162 2316 1 PB
    Document14 pages
    1162 2316 1 PB
    Nanang Hidayatulloh
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document3 pages
    Bab I
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • DAFTAR PUSTAKAok
    DAFTAR PUSTAKAok
    Document1 page
    DAFTAR PUSTAKAok
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • FD
    FD
    Document11 pages
    FD
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • Lapsus Ulin
    Lapsus Ulin
    Document13 pages
    Lapsus Ulin
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • Dapus
    Dapus
    Document3 pages
    Dapus
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • FD
    FD
    Document11 pages
    FD
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • Lalalala 2
    Lalalala 2
    Document6 pages
    Lalalala 2
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • Tyasputaansal
    Tyasputaansal
    Document19 pages
    Tyasputaansal
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • Farmakoterapi Pada Kelompok Khusus-Dr. Annisa
    Farmakoterapi Pada Kelompok Khusus-Dr. Annisa
    Document10 pages
    Farmakoterapi Pada Kelompok Khusus-Dr. Annisa
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet
  • Daftar PDP
    Daftar PDP
    Document1 page
    Daftar PDP
    Firstyaprilly Wahyuningtyas
    No ratings yet