You are on page 1of 4

Bab III

Pembahasan

Identitas Pasien
Nama

: Bapak Arman

Jenis Kelamin : Laki-laki


Umur

: 61 tahun

Agama

:-

Pekerjaan

: Pengusaha

Alamat

: Jakarta

Analisia Kasus
Skenario 1

5 tahun yang lalu pak Arman adalah seorang perokok berat rokok merupakan faktor

resiko dari Ca paru yang diderita oleh Pak Arman.


1 tahun yang lalu Pak Arman kerap kali merasa pusing dan sakit di daerah leher serta
batuk-batuk kemungkinan besar ini merupakan gejala awal dari Ca paru yang diderita

Pak Arman.
Pak Arman sudah pernah memeriksakan dirinya ke dokter perusahaan tempat dia bekerja,
dari hasil pemeriksaan dokter tersebut tensi pak Arman dalam keadaan normal
130/80mmHg, jantung dan paru-parunya juga dalam keadaan baik dan sudah diberi obat
simptomatik biasa namun tidak ada perbaikan kemungkinan Ca paru yang diderita Pak
Arman tidak terdeteksi oleh dokter, sehingga Pak Arman hanya diberikan obat
simptomatik saja.

Pak Arman di diagnosis Ca paru yang bermetastasis ke tulang oleh dokter spesialis di
klinik yang cukup besar dan dokter menyarankan untuk melakukan terapi sinar dan
kemoterapi tetapi Pak Arman dan isrtrinya tidak 100% percaya pada hasil pemeriksaan
dokter tadi dan menginginkan second opinion di luar negeri sikap yang ditunjukkan
oleh Pak Arman dan Ny. Nani menurut Elizabeth Kubbler - Ross ada di tahap pertama
dimana mereka mengalami shock/ penyangkalan mengenai penyakit yang diderita Pak
Arman sehingga mereka masih ingin memastikannya dengan memilih untuk ke luar

negeri untuk mendapatkan second opinion.


Istri Pak Arman begitu terpukul mendengar keterangan dokter dan merasa heran dan tidak
mengerti mengapa Tuhan memberikan cobaan yang begitu berat kepadanya, sambil
menangis ia menyatakan bahwa ia belum siap bila ditinggal suaminya untuk selamanya
sikap istri pak Arman yang seperti ini menurut Elizabeth Kubbler Ross juga
menunjukkan tahap pertama dimana Ny. Nani belum dapat menerima sakit yang diderita
pak Arman. Untuk mengatasi keadaan ini mungkin dengan pendekatan keagamaan sesuai

yang dianut dapat memberi dukungan untuk menghadapi masalah yang dihadapi.
Pak Arman tampak lebih tegar dan merasa yakin bahwa ini adalah sapaan Tuhan dan
Tuhan pasti punya rencana sendiri dengan memberikan penyakit kepadanya pak
Arman menunjukkan sikap yang sabar dan tabah dalam mengahadapi cobaan yang
dihadapinya, ini mungkin karena Pak Arman merupakan orang yang taat terhadap agama.

Skenario 2

Second opinion yang didapat oleh Pak Arman di luar negeri, dokter menyatakan Pak
Arman menderita kanker paru stadium lanjut yang bermetastase ke tulang-tulang,
beberapa ruas tulang vertebra servikalnya sudah begitu rapuh dan harus segera diatasi
agar tidak menjepit saraf-sarafnya, operasi perbaikan vertebra servikalis berhasil baik,
untuk kankernya Pak Arman harus menjalani pengobatan penyinaran dan kemoterapia,
kondisi Pak Arman tampak ada kemajuan dan semangat hidupnya tetap tinggi, 1 bulan
kemudian pada saat Pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya dan
hasilnya kanker parunya sudah hampir menghilang, kemoterapi tetap diteruskan,
beberapa minggu kemudian kondisi Pak Arman justru mulai menurun, ia menjadi

kesulitan untuk berjalan, bicaranya sangat pelan dan cenderung banyak tidur, bila makan
dan minum selalu kesulitan menelan, Pak Arman drastis sangat lemah, saat kembali
periksa ke luar negeri, dokter menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak
kemungkinan besar Ca paru Pak Arman mengalami metastase dengan cepat sehingga

dalam waktu beberapa minggu sudah metastase ke otak.


Dokter menyarankan pengobatan paliatif untuk Pak Arman tindakan yang dilakukan
oleh dokter sudah tepat dengan menganjurkan pak Arman untuk menjalankan pengobatan
paliatif karena dengan pengobatan paliatif dapat menigkatkan kualitas hidup pak Arman,
mengurangi penderitaan pak Arman, membuat Pak Arman merasa nyaman (comfort)
dalam menjalankan end of life dalam hidupnya.

Pengobatan Paliatif pada Tn. Arman

Ny. Nani tidak setuju dengan saran dokter, ia tetap minta agar dokter mau mengobati
suaminya dengan segala cara agar dapt disembuhkan sikap dokter seharusnya dapat
menasehati dan memberikan informasi yang jelas mengenai keadaan pak Arman dan
mengenai tujuan dari pengobatan paliatif sehingga

Ny. Nani

dapat mengambil

keputusan dengan tepat. Tetapi dalam hal ini dokter juga harus tetap menghormati
keputusan yang nantinya akan diambil oleh Ny. Nani dan pak Arman (menghormati
otonomi pasien). Dokter juga dapat menyarankan untuk melakukan pendekatan
keagamaan.

Bab III
Tinjauan Pustaka

Sakit Penyakit
Agama

1. Islam
Keyakinan
Ketika seseorang sakit, ia harus sangat meyakini bahwa sakit yang dialaminya tersebut
berasal dari Allah SWT, dan Allah juga yang akan menyembuhkannya. Seperti dalam
firman Allah :
Dan apabila aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku (Asy-Syuaraa [36]:80)
Di samping itu ada juga hadist yang berbunyi Lii Kulli Daa In Dawaun yang artinya
Setia penyakit ada obatnya. Seseorang yang menderita suatu penyakit haruslah

mempunyai keyakinan yang sangat kuat bahwa semua penyakit pasti ada obatnya.
Menggunakan obat yang halal dan Thoyyib
Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obatnya, dan menjadikan setiap penyakit
pasti ada obatnya. Maka berobatlah kalian, tapi jangan dengan yang haram (Riwayat
Abu Dawud).
Konsep kedua dalam pengobatan islam adalah adalah menggunakan obat yang halal dan
thoyyib.
Tidak membawa mudharat dan mencacatkan tubuh
Dalam pengobatan islam, kita dianjurkan untuk tidak melakukan pengobatan yang
kiranya pengobatan tersebut membawa kemudharatan yang justru menimbulkan masalah
baru bagi seseorang.
Tidak berbau takhayul, bidah, dan kurafat
Ketiga hal diatas wajib dihindari karena dapat mengakibatkan pelakunya jatuh dalam

jurang kekafiran.
Mencari yang lebih baik
Seseorang dianjurkan untuk terus berikhtiar sampai penyakit itu sembuh atas izin Allah.
Ikhlas, sabar, dan bertawakal

You might also like