Professional Documents
Culture Documents
BAGIAN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di
bagian Neurologi Rumah Sakit dr. Moh. Hoesin Palembang
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat
dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu syarat
mengikuti ujian Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di bagian Neurologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada dr. Syafruddin Yunus,Sp.S(k) selaku
pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penulisan dan penyusunan
makalah ini, serta semua pihak yang telah membantu hingga selesainya makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan di masa yang
akan datang. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi yang membacanya.
Penulis
BAB I
STATUS PASIEN
I
Identifikasi
Nama
: M. Said Idris
II
Umur
: 66 tahun
Agama
: Islam
Status
: Kawin
Alamat
MRS
: 7 Februari 2012
Anamnesis
Pasien dirawat di bagian saraf akibat kelemahan pada lengan dan tungkai
kanan secara tiba-tiba saat sedang istirahat.
9 hari SMRS, saat sedang istirahat, os mengalami kelemahan pada lengan
dan tungkai kanan secara tiba-tiba, kehilangan kesadaran (-), kelemahan
dirasakan semakin berat (?), saat serangan os tidak merasakan nyeri kepala,
muntah (-), kejang (-), mengot (+), pelo(+), gangguan sensibilitas (belum dapat
dinilai), os mampu memahami atau memprediksi isi pikiran suara lisan, dan
isyarat. Kemudian os dibawa RSUD. Muara Enim dan dirujuk ke RSMH.
Riwayat mulut mengot ke kiri dan mata kanan tidak bisa ditutup sejak 4
bulan yang lalu (os tidak berobat). Riwayat darah tinggi (+) sejak 4 tahun yang
lalu (tidak terkontrol), tekanan darah tertinggi 200/100 mmHg, riwayat DM (-),
riwayat penyakit jantung (-).
Penyakit ini dialami untuk pertama kalinya.
III
Pemeriksaan Fisik
Status Internus
Tanda vital
Sensorium
: 36,8 o C
BB / TB
: 70 kg/165 cm
Pemeriksaan sistem
Kepala & leher
Thoraks
Jantung
Paru
Abdomen
Genitalia
: Tidak diperiksa
Ekstremitas
Status Psikiatrikus
Sikap
: kurang kooperatif
Ekspresi Muka
: wajar
Perhatian
: ada
Kontak Psikis
: ada
Status Neurologikus
KEPALA
Bentuk
: brachiocephali
Deformitas
: tidak ada
Ukuran
: normocephali
Fraktur
: tidak ada
Simetris
: simetris
Nyeri fraktur
: tidak ada
Hematom
: tidak ada
Pembuluh darah
: pelebaran (-)
Tumor
: tidak ada
Pulsasi
: tidak ada
Sikap
: lurus
Deformitas
: tidak ada
Torticolis
: tidak ada
Tumor
: tidak ada
Kaku kuduk
: tidak ada
Pembuluh darah
: pelebaran (-)
LEHER
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Olfaktorius
Kanan
Kiri
Penciuman
Anosmia
Hyposmia
Parosmia
N.Opticus
Kanan
Visus
Campus visi
V.O.D
V.O.S
Anopsia
tidak ada
tidak ada
Hemianopsia
tidak ada
tidak ada
Kiri
belum bisa dinilai
Fundus Oculi
-
Papil edema
tidak ada
tidak ada
Papilatrofi
tidak ada
tidak ada
Perdarahan retina
tidak ada
tidak ada
Kiri
Diplopia
tidak ada
tidak ada
Celah mata
tidak ada
tidak ada
Ptosis
tidak ada
tidak ada
Strabismus
tidak ada
tidak ada
Exophtalmus
tidak ada
tidak ada
Enophtalmus
tidak ada
tidak ada
Deviation conjugae
tidak ada
tidak ada
Pupil
-
Bentuknya
bulat
bulat
Besarnya
3 mm
3 mm
Isokor/anisokor
Midriasis/miosis
Refleks cahaya
isokor
tidak ada
tidak ada
- Langsung
(+)
(+)
- Konsensuil
(+)
(+)
- Akomodasi
(-)
(-)
Argyl Robertson
tidak ada
tidak ada
Kanan
Kiri
N.Trigeminus
Motorik
-
Menggigit
Trismus
Refleks kornea
Sensorik
-
Dahi
Pipi
Dagu
N.Facialis
Kanan
Kiri
Motorik
Mengerutkan dahi
tidak berkerut
Menutup mata
lagofthalmus
Menunjukkan gigi
Lipatan nasolabialis
Bentuk Muka
-
Istirahat
Berbicara/bersiul
Sensorik
2/3 depan lidah
Otonom
Salivasi
Lakrimasi
Chvosteks sign
tidak ada
N. Statoacusticus
N. Cochlearis
Suara bisikan
Detik arloji
Tes Weber
Tes Rinne
N. Vestibularis
Nistagmus
Vertigo
N. Glossopharingeusdan N. Vagus
Arcuspharingeus
Uvula
Gangguan menelan
Suara serak/sengau
Denyut jantung
Refleks
-
Muntah
Batuk
Okulo kardiak
Sinus karotikus
Sensorik
-
N. Accessorius
Mengangkat bahu
simetris
Memutar kepala
tidak ada
N. Hypoglossus
Mengulur lidah
Fasikulasi
tidak ada
Atrofipapil
tidak ada
Disartria
tidak ada
MOTORIK LENGAN
Kanan
Kiri
Gerakan
Kurang
Kekuatan
Tonus
Meningkat
Normal
Cukup
Refleks fisiologis
-
Biceps
Meningkat
Normal
Triceps
Meningkat
Normal
Radius
Meningkat
Normal
Ulna
Meningkat
Normal
Refleks patologis
-
Hoffman Ttromner
tidak ada
tidak ada
Leri
tidak ada
tidak ada.
Meyer
tidak ada
tidak ada
Trofik
tidak ada
tidak ada
TUNGKAI
Kanan
Kiri
Gerakan
Kurang
Kekuatan
Tonus
Meningkat
Normal
Cukup
Klonus
-
Paha
ada
tidak ada
Kaki
ada
tidak ada
Refleks fisiologis
-
KPR
Meningkat
Normal
APR
Meningkat
Normal
Refleks patologis
-
Babinsky
ada
tidak ada
Chaddock
tidak ada
tidak ada
Oppenheim
tidak ada
tidak ada
Gordon
tidak ada
tidak ada
Schaeffer
tidak ada
tidak ada
Rossolimo
tidak ada
tidak ada
Mendel Bechterew
tidak ada
tidak ada
Atas
Tengah
Bawah
Reflekscremaster
Trofik
SENSORIK
Belum bisa dinilai
FUNGSI VEGETATIF
Miksi
Defekasi
Ereksi
KOLUMNA VERTEBRALIS
Kyphosis
: tidak ada
Lordosis
: tidak ada
Gibbus
: tidak ada
Deformitas
: tidak ada
Tumor
: tidak ada
Meningocele
: tidak ada
Hematoma
: tidak ada
Nyeri ketok
: tidak ada
tidak ada
Kerniq
tidak ada
Lasseque
tidak ada
Brudzinsky
-
Neck
tidak ada
Cheek
tidak ada
Symphisis
tidak ada
Leg I
tidak ada
Leg II
tidak ada
Ataxia
Romberg
Hemiplegic
Dysmetri
Scissor
- jari-jari
Propulsion
- jari hidung
Histeric
Limping
Steppage
Trunk Ataxia
Limb Ataxia
GERAKAN ABNORMAL
Tremor
: tidak ada
Chorea
: tidak ada
Athetosis
: tidak ada
Ballismus
: tidak ada
Dystoni
: tidak ada
Myocloni
: tidak ada
FUNGSI LUHUR
Afasia motorik
: ada
Afasia sensorik
: tidak ada
Apraksia
: tidak ada
Agrafia
: tidak ada
Alexia
: tidak ada
Afasia nominal
: tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Pemeriksaan Hematologi (Tanggal 7 Februari 2012)
Kimia Klinik
Darah Rutin
BSS
: 122 mg/dl
Hb
: 17,6 g/dl
Kolesterol total
: 182 mg/dl
Eritrosit
: 5.780.000 /mm3
Kolesterol HDL
: 32 mg/dl
Ht
: 50 vol%
Kolesterol LDL
: 114 mg/dl
Leukosit
: 11.200
Trigliserid
: 179 mg/dl
LED
: 47
Ureum
: 75 mg/dl
Diff count
: 0/2/1/82/9/6
Creatinin
: 1,4 mg/dl
Trombosit
: 349.000
Natrium
: 147 mmol/l
Kalium
: 4,0 mmol/l
RINGKASAN
ANAMNESA
Pasien dirawat di bagian saraf akibat kelemahan pada lengan dan tungkai
kanan secara tiba-tiba saat sedang istirahat.
9 hari SMRS, saat sedang istirahat, os mengalami kelemahan pada lengan
dan tungkai kanan secara tiba-tiba, kehilangan kesadaran (-), kelemahan
dirasakan semakin berat (?), saat serangan os tidak merasakan nyeri kepala,
muntah (-), kejang (-), mengot (+), pelo(+), gangguan sensibilitas (belum dapat
dinilai), os mampu memahami atau memprediksi isi pikiran suara lisan, dan
isyarat. Kemudian os dibawa RSUD. Muara Enim dan dirujuk ke RSMH.
Riwayat mulut mengot ke kiri dan mata kanan tidak bisa ditutup sejak 4
bulan yang lalu (os tidak berobat). Riwayat darah tinggi (+) sejak 4 tahun yang
lalu (tidak terkontrol), tekanan darah tertinggi 200/100 mmHg, riwayat DM (-),
riwayat penyakit jantung (-).
Penyakit ini dialami untuk pertama kalinya.
Pemeriksaan Fisik
Status Internus
Tanda vital
Status Generalis
Sensorium
: 36,8 o C
BB / TB
: 70 kg/165 cm
Pemeriksaan sistem
Kepala & leher
Thoraks
Jantung
Paru
Abdomen
Genitalia
: Tidak diperiksa
Ekstremitas
Status Neurologis :
Nn. Craniales :
N. III
N. VII
N.XII
Fungsi motorik
Lengan
Lengan Kiri
Kanan
Tungkai
Tungkai
Kanan
Kiri
Gerakan
Kurang
Cukup
Kurang
Cukup
Kekuatan
Tonus
Meningkat
Normal
Meningkat
Normal
Klonus
Refleks fisiologis
Meningkat
Normal
Meningkat
Normal
Refleks Patologis
+B
Fungsi sensorik
Fungsi vegetatif
Fungsi luhur
Gerakan abnormal
: tidak ada
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan Hematologi (Tanggal 7 Februari 2012)
Kimia Klinik
Darah Rutin
BSS
: 122 mg/dl
Hb
: 17,6 g/dl
Kolesterol total
: 182 mg/dl
Eritrosit
: 5.780.000 /mm3
Kolesterol HDL
: 32 mg/dl
Ht
: 50 vol%
Kolesterol LDL
: 114 mg/dl
Leukosit
: 11.200
Trigliserid
: 179 mg/dl
LED
: 47
Ureum
: 75 mg/dl
Diff count
: 0/2/1/82/9/6
Creatinin
: 1,4 mg/dl
Trombosit
: 349.000
Natrium
: 147 mmol/l
Kalium
: 4,0 mmol/l
motorik
(hemiparese
kontralateral lesi)
Gejala iritatif (kejang)
sama berat)
sama berat
lumpuh
Jadi kemungkinan lesi di cortex cerebri belum dapat disingkirkan.
motorik
kontralateral lesi)
Afasia motorik murni
(hemiparese
Pada
penderita
ditemukan
gejala:
Hemiparese dextra tipe sentral
afasia motorik
berat
berat
Jadi kemungkinan lesi di capsula interna dapat disingkirkan
Kesimpulan:
Diagnosis topik : korteks cerebri
B. Diagnosis banding Etiologi:
1
Hemmoragic cerebri
Emboli cerebri
Trombosis cerebri
1. Hemorrhagia cerebri,
Pada penderita ditemukan gejala:
2. Emboli cerebri, gejalanya:
Pada
penderita
ditemukan
gejalanya:
gejala: kesadaran
- Kehilangan kesadaran
- Tidak ada kehilangan
- Kehilangan kesadaran < 30 menit
- - Tidak ada kehilangan kesadaran
>
30
menit
- Ada arterial fibrilasi
- Tidak ada arterial fibrilasi
- Terjadi
aktivitas
- Terjadi saat istirahat
(duduk)
- Terjadi
saatsaat
aktifitas
- Terjadi
saat istirahat
Didahului
sakit
- Didahului sakit kepala,
kepala, mual dan
Muntah
- Riwayat hipertensi
- Ada riwayat hipertensi
Jadi kemungkinan etiologi emboli cerebri dapat disingkirkan
Diagnosis topik
: korteks cerebri
Diagnosis etiologi
: Trombosis cerebri
Pengobatan
Bedrest
Diet NBRG
Medikamentosa
IVFD NaCl 0,9% gtt XXX/m
Inj.Citicholine 2 x 250 mg (I.V)
Inj.Ranitidin 2 x 1 Amp (I.V)
Aspilet 1x80 mg
Captopril 3 x 50 mg tab
Vit B1,B6,B12 3x1
Fisioterapi
Prognosa
Quo ad vitam
: bonam
Quo ad functionam
: bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I.Definisi
Definisi WHO Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi cerebral,
baik fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24
jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain dari pada
gangguan vaskuler.2 Stroke Adalah gangguan fungsi otak akut yang disebabkan
terhentinya suplai darah ke otak dimana terjadi secara mendadak dan cepat dengan
gejala
sesuai
dengan
daerah
fokal
di
otak
yang
mengalami
gangguan.4
II.2. Epidemiologi
Setiap tahunnya, 200 dari tiap 100.000 orang di Eropa mendeita stroke, dan
menyebabkan kematian 275.000 300.000 orang Amerika. Di pusat-pusat pelayanan
neurologi di Indonesia, jumlah penderita gangguan peredaran darah otak (GPDO)
mencapai urutan tertinggi dari seluruh penderita rawat inap. 2Insidensi GPDO menurut
umur bisa mengenal semua umur, tetapi secara keseluruhan mulai meningkat pada usia
dekade kelima.Insidensi juga berbeda menurut jenis GPDO. Perdarahan subarachnoid
primer sudah mudah timbul pada usia dasawarsa ketiga sampai kelima dan setelah usia
60 tahun. Perdarahan intraserebral mulai didapati pada dekade kelima sampai kedelapan
usia orang Amerika. Sedangkan trombosis lebih sering pada usia lima puluhan hingga
tujuh puluhan. GPDO pada anak muda juga banyak didapati akibat infark karena
emboli, yaitu mulai dari usia dibawah 20 tahun
II.3.Faktor Risiko
Yang dimaksud dengan factor risiko disini adalah factor-faktor atau keadaan
yang memungkinkan terjadi stroke.Faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi:
A Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi :
Usia
Jenis kelamin
Herediter
Ras/etnik
Riwayat stroke
Hipertensi
Penyakit jantung
Diabetes mellitus
Hiperkolesterol
Obesitas
Merokok
II.4.KLASIFIKASI3,4
Pada dasarnya stroke itu mempunyai 2 tipe yaitu Stroke Perdarahan (Stroke
Trombosis Cerebral
Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan edema dan kongesti di
sekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun
tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan
darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral.Tanda dan gejala neurologis seringkali
memburuk pada 48 jam setelah trombosis.
Atherosklerosis
Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya
dari
endapan
lemak,
aterosklerosis
ini
juga
mungkin
karena
arteriosklerosis, yaitu penebalan dinding arteri (tunika intima) karena timbunan kalsium
yang kemudian mengakibatkan bertambahnya diameter pembuluh darah dengan atau
tanpa
mengecilnya
pembuluhdarah.4
Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi
perdarahan.
darah, lemak dan udara.Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang
terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral.Emboli tersebut berlangsung cepat dan
gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat
menimbulkan emboli :
Myokard infark
Gangguan persepsi
Uncommon Cause
Trombosis
Stroke Lakunar
Trombosis pembuluh besar
Dehidrasi
Emboli
Artery to artery
Bifurkasio Karotid
Aortic arch
Diseksi arteri
Kardioemboli
Atrial Fibrilasi
Mural Trombus
Myocardial Infark
Dilated Cardiomyopathy
Valvular Lession
Mitral Stenosis
Bakterial Endokarditis
Paradoxical Embolus
Atrial Septal Defect
Patent Forame Ovale
Atrial septal aneurisme
Spontaneus echo contrast
Gangguan Hiperkoagulan
Defisiensi protein C
Defisiensi protein S
Defisiensi antitrombin III
Sindrom antiphospolipid
Mutasi factor V leiden
Mutasi protrombin G20210
Sistemik malignant
Anemia sickle cell
Talasemia beta
Polisitemia Vera
SLE
Homocystemia
TTP
Sindrom Nefrotik
Fibromuskular dysplasia
Vaskulitis
Kardiogenik
Eklampsia
II. 7. PATOFISIOLOGI 2
Infark ischemic cerebri sangat erat hubungannya dengan aterosklerosis dan
arteriosklerosis. Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-macam manifestasi klinis
dengan cara :
Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi aliran darah.
Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya trombus dan perdarahan aterom
Dapat terbentuk trombus yang kemudian terlepas sebagai emboli
Menyebabkan aneurisma yaitu lemahnya dinding pembuluh darah atau menjadi lebih
tipis sehingga dapat dengan mudah robek.
Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak :
Keadaan pembuluh darah
Keadaan darah : viskositas darah meningkat, hematokrit meningkat oksigenasi otak
aliran darah ke otak jadi lebih lambat, anemia berat menurun.
Tekanan darah sistemik memegang peranan perfusi otak.Otoregulasi otak yaitu
kemampuan intrinsik pembuluh darah otak untuk mengatur agar pembuluh darah otak
tetap konstan walaupun ada perubahan tekanan perfusi otak. menyebabkan menurunnya
curah jantung dan karena lepasnya embolus sehingga menimbulkan ischemia otak.
Kelainan jantung
1
Trombosis
Trombosis (penyakit trombo oklusif) merupakan penyebab stroke yang paling
sering. Arteriosclerosis selebral dan perlambatan sirkulasi selebral adalah penyebab
utama trombosis selebral,yang adalah penyebab umum dari stroke. Tanda-tanda
trombosis selebral bervariasi. Sakit kepala adalah awitan yang tidak umum. Beberapa
pasien mengalami pusing, perubahan kognitif atau kejang dan beberapa awitan umum
lainnya. Secara umum trombosis serebral tidak terjadi secara tiba-tiba, dan kehilangan
bicara sementara, hemiplegia atau parestesia pada setengah tubuh dapat mendahului
awitan paralysis berat pada beberapa jam atau hari.Trombosis terjadi biasanya ada
kaitannya dengan kerusakan local dinding pembuluh darah akibat atrosklerosis.
Proses aterosklerosis ditandai oleh plak berlemak pada pada lapisan intima
arteria besar.Bagian intima arteria sereberi menjadi tipis dan berserabut, sedangkan sel
sel ototnya menghilang.Lamina elastika interna robek dan berjumbai, sehingga lumen
pembuluh sebagian terisi oleh materi sklerotik tersebut.Plak cenderung terbentuk pada
percabangan atau tempat tempat yang melengkung.Trombi juga dikaitkan dengan
tempat tempat khusus tersebut. Pembuluh pembuluh darah yang mempunyai resiko
dalam urutan yang makin jarang adalah sebagai berikut: arteria karotis interna,
vertebralis bagian atas dan basilaris bawah.Hilangnya intima akan membuat jaringan
ikat terpapar.Trombosit menempel pada permukaan yang terbuka sehingga permukaan
dinding pembuluh darah menjadi kasar.Trombosit akan melepasakan enzim, adenosin
difosfat yang mengawali mekanisme koagulasi.Sumbat fibrinotrombosit dapat terlepas
dan membentuk emboli, atau dapat tetap tinggal di tempat dan akhirnya seluruh arteria
itu akan tersumbat dengan sempurna.
Embolisme
Embolisme sereberi termasuk urutan kedua dari berbagai penyebab utama
stroke.Penderita embolisme biasanya lebih muda dibanding dengan penderita
trombosis.Kebanyakan emboli sereberi berasal dari suatu trombus dalam jantung,
sehingga masalah yang dihadapi sebenarnya adalah perwujudan dari penyakit
jantung.Meskipun lebih jarang terjadi, embolus juga mungkin berasal dari plak
ateromatosa sinus karotikus atau arteria karotis interna. Setiap bagian otak dapat
mengalami embolisme,tetapi embolus biasanya embolus akan menyumbat bagianbagian yang sempit.. tempat yang paling sering terserang embolus sereberi adalah
arteria sereberi media, terutama bagian atas.
Anamnesis
Pemeriksaaan Fisik
CT Scan
C. Pemeriksaan Lain-lain
Pemeriksaan yang menentukan faktor risiko: Hb, Ht, leukosit, eritrosit, LED,
hitung jenis, bila perlu gambaran darah
Komponen kimia darah, gas, elektrolit
Doppler, ECG.
II.10.PENATALAKSANAAN
1.Terapi Umum Fase Akut 2,4
Sasaran pengobatan adalah untuk menyelamatkan neuron yang menderita jangan
sampai mati dan agar proses patologik lainnya yang menyertai tidak
mengganggu/mengancam fungsi otak.
Terapi umum ini terfokus pada kecukupan perfusi darah ke otak, dengan
mengoptimalkan ABC (Airway, Breathing, Circulation), apabila stabil kemudian nilai
GCS/kesadaran pasien lalu nilai defisit neurologis. Yang harus dilakukan antara lain :
a. Monitoring tekanan Darah
Pada pasien stroke iskemik akut, tekanan darah diturunkan sekitar 15% (sistolik
maupun diastolik) dalam 24 jam pertama setelah awitan apabila tekanan darah sistolik
(TDS) > 220 mmHg atau tekanan darah diastolic (TDD) > 120 mmHg. Pada pasien
stroke iskemik akut yang akan diberi terapi trombolitik (rtPA), tekanan darah diturunkan
hingga TDS < 185 mmHg dan TDD< 110 mmHg. Selanjutnya, tekanan darah harus
dipantau hingga TDS < 180 mmHg dan TDD < 105 mmHg selama 24 jam setelah
pemberian rtPA. Obat antihipertensi yang digunakan adalah labetalol, nitropaste,
nitroprusid, nikardipin, atau diltiazem intravena.7
Penurunan tekanan darah pada stroke akut ddapat dipertimbangkan hingga lebih
rendah dari target diatas pada kondisi tertentu yang mengancam target organ lainnya,
misalnya diseksi aorta, infark miokard akut, edema paru, gagal ginjal akut, dan
ensefalopati hipertensif. Target penurunan tersebut adalah 15-25% pada jam pertama,
dan TDS 160/90 mmHg dalam 6 jam pertama.7
b. Monitoring Fungsi Jantung
Pemeriksaan terhadap fungsi jantung dipantau 24-48 jam pertama dan di evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
1
edisi II, Gajah Mada University Press, cetakan kelima, Agustus 2005, hal 81-102
Noeryanto, M, Masalah-masalah Dalam Stroke Akut, Temu Regional
5
6