You are on page 1of 12

Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah,

misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas
Keuangan (BPK) dan Instansi Pajak. Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang
bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap
pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah
atau pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam
pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.
Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya
yang disebut akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan
dan Pembagian (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BAPEKA), dan instansi pajak.
Tugas
a.

akuntan
pemeriksaan

dan

pemerintah
pengawasan

terhadap

antara
aliran

keuangan

lain:
negara

b. melakukan perancangan sistem akuntansi untuk pemerintah


Prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan itu meliputi delapan butir pernyataan
(IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007). Kedelapan butir pernyataan tersebut merupakan hal-hal
yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan, yaitu :
1. Tanggung jawab profesi : bahwa akuntan di dalam melaksanakan tanggungjawabnya
sebagai profesional harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional
dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan publik : akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa
bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
3. Integritas : akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan
kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut dengan
menjaga integritasnya setinggi mungkin.
4. Obyektifitas : dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota
IAI harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan.

5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional : akuntan dituntut harus melaksanakan jasa


profesionalnya dengan penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai
kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat
yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari
jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik
yang paling mutakhir.
6. Kerahasiaan : akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut
tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.
7. Perilaku profesional : akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku
konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesinya.
8. Standar teknis : akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan
mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya
dan dengan berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari
penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas.
Tujuan Akuntansi Pemerintahan
1. Pengendalian Manajemen (Manajemen Control)
Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien, dan ekonomis
atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi.
2. Akuntanbilitas (Accountability)
Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manager untuk melaporkan pelaksanaan
tanggungjawab mengelola secara tepat dan efektif. Program dan penggunaan sumber daya
yang menjadi wewenangnya, dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan
kepada public atas hasil oeprasi pemerintah dan penggunaan dana publik.

Aturan Etika
Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota
Himpunan yang bersangkutan.
Interpretasi Aturan Etika
Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk
oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan
untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
Akuntan Pemerintahan dilarang melakukan 3 (tiga) hal :

Dilarang memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan (general audit) untuk
klien yang sama berturut-turut untuk kurun waktu lebih dari 3 tahun. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kolusi antara Akuntan Publik dengan klien
yang merugikan pihak lain.

Apabila Akuntan Publik tidak dapat bertindak independen terhadap pemberi


penugasan (klien), maka dilarang untuk memberikan jasa.

Akuntan Publik atau pemerintahan juga dilarang merangkap jabatan yang tidak
diperbolehkan oleh ketentuan perundang-undangan / organisasi profesi seperti sebagai
pejabat negara, pimpinan atau pegawai pada instansi pemerintah, Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau swasta, atau badan
hukum lainnya, kecuali yang diperbolehkan seperti jabatan sebagai dosen perguruan
tinggi yang tidak menduduki jabatan struktural dan atau komisaris atau komite yang
bertanggung jawab kepada komisaris atau pimpinan usaha konsultansi manajemen.

DIMENSI AKUNTABILITAS PUBLIK


Akuntabilitas publik adalah kewajiban agen untuk mengelola sumber daya, melaporkan, dan
mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan sumber
daya publik kepada pihak pemberi mandat (prinsipal). Dalam konteks organisasi pemerintah,
akuntabilitas publik adalah pemberian informasi atas aktivitas dan kinerja pemerintah kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Penekanan utama akuntabilitas publik adalah pemberian
informasi kepada publik dan konstituen lainnya yang menjadi pemangku kepentingan

(stakeholder). Akuntabilitas publik juga terkait dengan kewajiban untuk menjelaskan dan
menjawab pertanyaan mengenai apa yang telah, sedang, dan direncanakan akan dilakukan
organisasi sektor publik. Akuntabilitas sektor publik yang harus dilakukan oleh organisasi
sektor publik terdiri dari beberapa aspek. Dimensi akuntabilitas publik yang harus dipenuhi
oleh lembaga-lembaga publik tersebut antara lain:
a) Akuntabilitas hukum dan kejujuran
Akuntabilitas hukum dan kejujuran adalah akuntabilitas lembaga-lembaga publik untuk
berperilaku jujur dalam bekerja dan mentaati ketentuan hukum yang berlaku. Penggunaan
dana publik harus dilakukan secara benar dan telah mendapat otorisasi.
b) Akuntabilitas manajerial
Akuntabilitas manajerial adalah pertanggungjawban lembaga publik untuk melakukan
pengelolaan organisasi secara efisien dan efektif. Akuntabilitas manajerial dapat juga
diartiakan sebagai akuntabilitas kinerja.
c) Akuntabilitas program
Akuntabilitas program berkaitan dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat
dicapai atau tidak, dan apakah organisasi telah mempertimbangkan alternatif program yang
memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal.
d) Akuntabilitas kebijakan
Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban lembaga publik atas kebijakankebijakan

yang

diambil.

Lembaga-lembaga

publik

hendaknya

dapat

mempertanggungjawabkan kebijakan yang telah diterapkan dengan mempertimbangkan


dampak di masa depan.
e) Akuntabilitas finansial
Akuntabilitas finansial adalah pertanggungjawaban lembaga-lembaga publik untuk
menggunakan uang publik secaea ekonomi, efisien, dan efektif, tidak ada pemborosan dan
kebocoran dana serta korupsi. Akuntabilitas finansial menekankan pada ukuran anggaran dan
finansial. Akuntabilitas finansial sangat penting karena pengelolaan keuangan publik akan
menjadi perhatian masyarakat.
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) No. 01 menyebutkan tujuan umum
laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi
anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para
pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.

Sementara tujuan khusus pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi
yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya dengan:
1. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan
ekuitas dana pemerintah;
2. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban,
dan ekuitas dana pemerintah;
3. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya
ekonomi;
4. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;
5. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan kasnya;
6. Menyediakan

informasi

mengenai

potensi

pemerintah

untuk

membiayai

penyelenggaraan kegiatan pemerintah;


7. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas
pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.

Komponen laporan keuangan pokok:


1. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber
daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode pelaporan.
Laporan Realisasi Anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusat/daerah
yang menunjukkan ketaatan terhadap APBN/APBD.
2. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan pemerintah mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
dana pada tanggal tertentu.
3. Laporan Arus Kas

Menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas pada
tanggal pelaporan.
4. Catatan Atas Laporan Keuangan
Menyajikan informasi mengenai penjelasan dari setiap akun yang terdapat pada laporan
keuangan perusahaan.
Komponen laporan keuangan tersebut disajikan oleh setiap entitas pelaporan, kecuali
Laporan Arus Kas yang hanya disajikan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan
(Bendahara Umum Negara/Daerah). Selain menyajikan laporan keuangan pokok, entitas
pelaporan diperkenankan menyajikan:
a. Laporan Kinerja Keuangan
Disajikan oleh entitas yang menerapkan basis akrual. Laporan Kinerja Keuangan sekurangkurangnya menyajikan pos-pos sebagai berikut:

Pendapatan dari kegiatan operasional;

Beban berdasarkan klasifikasi fungsional dan klasifikasi ekonomi;

Surplus atau defisit.

b. Laporan Perubahan Ekuitas


Dalam Laporan Perubahan Ekuitas sekurang-kurangnya hanya disajikan pos-pos:

Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran;

Setiap pos pendapatan dan belanja serta totalnya seperti diisyaratkan dalam standarstandar lainnya, yang diakui secara langsung dalam ekuitas;

Efek kumulatif atas perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang
mendasar diatur dalam suatu standar terpisah.

AUDIT KINERJA SEKTOR PUBLIK


Akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan pemerintah pusat maupun daerah
sebagai organisasi sektor publik merupakan tujuan penting dari reformasi akuntansi dan
administrasi sektor publik. Seiring dengan tuntutan masyarakat agar organisasi sektor publik

meningkatkan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik dalam menjalankan


aktivitasnya, diperlukan audit yang tidak hanya terbatas pada keuangan dan kepatuhan saja,
tetapi perlu diperluas dengan melakukan audit terhadap kinerja sektor publik.
Audit yang dilakukan pada sektor publik pemerintah berbeda dengan yang dilakukan pada
sektor swasta. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang
institusional dan hukum, dimana audit sektor publik pemerintah mempunyai prosedur dan
tanggung jawab yang berbeda serta peran yang lebih luas dibanding audit sektor swasta.
Secara umum, ada tiga jenis audit dalam audit sektor publik, yaitu audit keuangan (financial
audit), audit kepatuhan (compliance audit) dan audit kinerja (performance audit). Audit
keuangan adalah audit yang menjamin bahwa sistem akuntansi dan pengendalian keuangan
berjalan secara efisien dan tepat serta transaksi keuangan diotorisasi serta dicatat secara
benar. Audit kepatuhan adalah audit yang memverifikasi/memeriksa bahwa pengeluaranpengeluaran untuk pelayanan masyarakat telah disetujui dan telah sesuai dengan peraturan
undang-undang. Audit yang ketiga adalah audit kinerja yang merupakan perluasan dari audit
keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada
tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau
fungsi yang diaudit.
Audit sektor publik tidak hanya memeriksa serta menilai kewajaran laporan keuangan sektor
publik, tetapi juga menilai ketaatan aparatur pemerintahan terhadap undang-undang dan
peraturan yang berlaku. Disamping itu, auditor sektor publik juga memeriksa dan menilai
sifat-sifat hemat (ekonomis), efisien serta keefektifan dari semua pekerjaan, pelayanan atau
program yang dilakukan pemerintah. Dengan demikian, bila kualitas audit sektor publik
rendah, akan mengakibatkan risiko tuntutan hukum (legitimasi) terhadap pejabat pemerintah
dan akan muncul kecurangan, korupsi, kolusi serta berbagai ketidakberesan.
Kualitas audit sektor publik pemerintah ditentukan oleh kapabilitas teknikal auditor dan
independensi auditor. Kapabilitas teknikal auditor telah diatur dalam standar umum pertama,
yaitu bahwa staf yang ditugasi untuk melaksanakan audit harus secara kolektif memiliki
kecakapan profesional yang memadai untuk tugas yang disyaratkan, serta pada standar umum
yang ketiga, yaitu bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama. Independensi auditor
diperlukan karena auditor sering disebut sebagai pihak pertama dan memegang peran utama

dalam pelaksanaan audit kinerja, karena auditor dapat mengakses informasi keuangan dan
informasi manajemen dari organisasi yang diaudit, memiliki kemampuan profesional dan
bersifat independen. Untuk meningkatkan sikap independensi auditor sektor publik, maka
kedudukan auditor sektor publik harus terbebas dari pengaruh dan campur tangan serta
terpisah dari pemerintah, baik secara pribadi maupun kelembagaan.

Bentuk Bentuk Perusahaan


Teori hukum perusuhaan saat ini adalah mengenai bentuk-bentuk perusahaan yang terdiri dari
Perusahaan perorangan, CV, Firma, Perseroan terbatas, dan Koperasi. hal ini saya bahas
karena mengingat possisi perusahaan yang begitu penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu
negara.

1.

PERUSAHAAN PERORANGAN

Dimiliki, dikelola dan dipimpin oleh seseorang yang bertanggung jawab penuh terhadap
semua resiko dan aktivitas perus ahaan. Tidak ada pemisahan modal antara kekayaan pribadi
dan kekayaan perusahaan.
Kebaikan :

Pemilik bebas mengambil keputusan

Seluruh keuntungan perusahaan menjadi hak pemilik perusahaan

Rahasia perus ahaan terjamin

Pemilik lebih giat berusaha

Keburukan :

Tanggungjawab pemilik tidak terbatas

Sumber keuangan perus ahaan terbatas

Kelangsungan hidup perusahaan kurang terjamin

Seluruh aktivitas manajemen dilakukan sendiri, sehingga pengelolaan manajemen


menjadi kompleks

2.

FIRMA

Persekutuan antara dua orang atau lebih dengan bersama untuk melaksanak an usaha,
umumnya dibentuk oleh orang-orang yang memiliki Keahlian sama atau seprofesi dengan
tanggungjawab masing-masing anggota tidak terbatas, laba ataupun kerugian akan
ditanggung

bersama.

Kebaikan :

Kemampuan manajemen lebih besar, karena ada pembagian kerja diantara para
anggota

Pendiriannya relatif mudah, baik dengan Ak ta atau tidak memerlukan Akta Pendirian

Kebutuhan modal lebih mudah terpenuhi

Keburukan :

Tanggungjawab pemilik tidak terbatas

Kerugian yang disebabkan oleh seorang anggota, harus ditangung bersama anggota
lainnya

3.

Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu.


PERSEROAN

KOMANDITER

(CV)

Bentuk Badan Usaha CV adalah bentuk perusahaan kedua setelah PT yang paling banyak
digunakan para pelaku bisnis untuk menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia. Namun
tidak semua bidang usaha dapat dijalankan Perseroan Komanditer (CV), hal ini mengingat
adanya beberapa bidang usaha tertentu yang diatur secara khusus dan hanya dapat dilakukan

oleh

badan

usaha

Perseroan

Terbatas

(PT).

Perseroan Komanditer adalah bentuk perjanjian kerjasama berusaha bers ama antara 2 (dua)
orang atau dengan AKTA OTENTIK sebagai AKTA PENDIRIAN yang dibuat dihadapan
NOTARIS yang berwenang. Para pendiri perseroan komanditer terdiri dari PESERO AKTIF
dan PERSERO PASIF yang membedakan adalah tanggungjawabnya dalam perseroan.
Persero Aktif yaitu orang yang aktif menjalankan dan mengelola perusahaan termasuk
bertanggung jawab secara penuh atas kekayaan pribadinya. Persero Pasif yaitu orang yang
hanya bertanggung jawab sebatas uang yang disetor saja kedalam perusahaan tanpa
melibatkan

harta

dan

kekayaan

peribadinya.

Kebaikan :

Kemampuan manajemen lebih besar

Proses pendirianya relatif mudah

Modal yang dikumpulkan bisa lebih besar

Mudah memperoleh kredit

Keburukan :

4.

Sebagian sekutu yang menjadi Persero Aktif memiliki tanggung tidak terbatas

Sulit menarik kembali modal

Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu

PERSEROAN

TERBATAS

(PT)

Bentuk badan usaha PT adalah bentuk perusahaan yang paling populer dalam bisnis dan
paling banyak digunakan oleh para pelaku bisnis di Indonesia dalam menjalankan kegiatan
usaha diberbagai bidang. Selain memiliki landasan huk um yang jelas seperti yang diatur
dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang PERSEROAN TERBATAS bentuk PT

ini juga dirasakan lebih menjaga keamanan para pemegang saham/pemilik modal dalam
berusaha.

Berdasarkan Jenis Perseroan, maka Perseroan Terbatas (PT) dibagi menjadi :

PT-Non

Fasilitas

Umum

atau

PT.

Biasa

PT-Fasilitas PMA
PT-Fasilitas PMDN
PT-Persero

BUMN

PT-Perbankan
PT-Lembaga

Keuangan

Non

Perbankan

PT-Us aha Khusus

Berdasarkan penanaman modalnya jenis perseroan terbatas dibagi menjadi :

Perseroan

Terbatas

dalam

rangka

rangka

Penanaman

Modal

Asing

(PT-PMA)

Perseroan Terbatas dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PT-PMDN)


Perseroan Terbatas yang modalnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia/Badan Hukum
Indonesia (PT-SWASTA NASIONAL)
PT-Perseron BUMN,Perseroan Terbatas yang telah go public (PT-Go Public) yaitu perseroan
yang sebagian modalnya telah dimiliki Publik dengan jmembeli saham lewat pasar modal
(Capital

Market)

melalui

bursa-bursa

saham

Walaupun populer dalam kegiatan bisnis bentuk PT pun memiliki kebaikan dan keburukan
antara lain :
Kebaikan

-Pemegang saham bertanggung jawab terbatas terhadap hutang-hutang perusahaan


-Mudah mendapatkan tambahan dana/modal misalnya dengan mengeluarkan saham baru
-Kelangsungan

hidup

perusahaan

lebih

terjamin

-Terdapat efesiensi pengelolaan sumber dana dan efesiensi pimpinan, karena pimpinan dapat
diganti

sewak

tu-waktu

melalui

Rapat

Umum

Pemegang

Saham

-Kepengurusan perseroan memiliki tanggung jawab yang jelas kepada pemilik.

-Diatur dengan jelas oleh undang-undang perseroan terbatas serta peraturan lain yang
mengikat.
Keburukan

-Merupakan subjek pajak tersendiri dan deviden yang diterima pemegang saham.
-Kurang terjamin rahasia perusahaan, karena semua kegiatan harus dilaporkan.
-Proses pendiriannya membutuhkan wak tu lebih lama dan biaya yang lebih besar dari CV.
-Proses Pembubaran, Perubahan Anggaran Dasar, Penggabungan dan Pengambilalihan.

You might also like