Professional Documents
Culture Documents
REFERAT RADIOLOGI
TUMOR GINJAL DAN TUMOR ADRENAL PADA ANAK
Oleh:
Haifa Taufik, S.Ked
Muhammad Farid Fachrudin, S.Ked
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tumor ginjal merupakan tumor urogenitalia nomor tiga terbanyak setelah
tumor prostat dan tumor kandung kemih. 13 Di Amerika Serikat tumor ginjal meliputi
3% dari semua tumor termasuk karena keganasan, dengan rata-rata kematian 12.000
pertahun. Tumor ginjal sedikit lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding wanita
(2:1) dan umumnya terdiagnosa pada usia antara 50 70 tahun, tetapi dapat terjadi
pada usia berapapun.21
Tumor ginjal pada anak seringkali dikategorikan secara umum sebagai tumor
Wilms.
Namun
sebenarnya
tumor
ginjal
pada
anak
dibedakan
menjadi
kontras oral dan intravena dapat membantu untuk menentukan batas massa tumor dan
menentukan diagnosis.10,11
BAB 2
ISI
2.1
Anatomi Ginjal
Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi
untuk homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur
keseimbangan cairan dan asam basa dalam tubuh. Ginjal memiliki bentuk seperti
kacang, terdapat sepasang (masing-masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra)
dan posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih
1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hepar yang mendesak ginjal
sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12), sedangkan
kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub bawah
ginjal kiri adalah processus transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka)
sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batasbatas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan
ginjal. 1, 19
Pada orang dewasa, kedua ginjal memiliki panjang 10-12 cm di hitung dari
ujung kutub satu ke kutub yang lain. Panjang ginjal kurang dari 5,5 cm pada
neonatus, dan bertambah besar
Gambar 2.1
Anatomi Ginjal
Suplai darah dalam ginjal:
1. Arteri renalis adalah percabangan aorta abdomen yang mensuplai masingmasing ginjal dan masuk ke hilus melalui cabang posterior dan anterior.
2. Cabang arterior dan posterior arteri renalis membentuk arteri-arteri
interlobaris yang mengali diantara piramda-piramida ginjal.
3. Arteri arkuata berasal dari arteri interlobaris pada area pertemuan antara
korteks dan medulla.
4.
tubulus proksimal dan distal untuk memberi nutrient pada tubulus tersebut
dan mengeluarkan zat-zat yang direabsorbsi.
a. Arteriol aferen dari glomerulus nefron korteks memasuki jarringjaring kapiler peritubular yang mengelilingi tubulus proksimal dan
distal pada nefron tersebut.
b. Arteriol aferen dari glomerulus pada nefron jukstaglomerular
memiliki perpanjangan pembuluh kapiler panjang yang lurus disebut
vasa recta yang berdesenden ke dalam piramida medulla. Lekukan
vasa recta membentuk lengkungan jepit yang melewati ansa henle.
Lengkungan ini memungkinkan terjadinya pertukaran zat antara ansa
henle dan kapiler serta memegang peranan dalam konsentrasi urin.
7. Kapiler peritubular mengalir ke dalam vena korteks yang kemudian menyatu
dan membentuk vena interlobularis.
8.
Vena arkuata menerima darah dari vena interlobularis. Vena arkuata bermuara
ke dalam vena interlobaris yang bergabung untuk bermuara ke dalam vena
renalis. Vena ini meninggalkan ginjal untuk bersatu dengan vena cava
inferior.19
2.2
Fisiologi Ginjal
Fungsi utama ginjal adalah sebagai organ pengatur dalam mengekskresi
bahan-bahan kimia asing tertentu (misalnya obat-obatan) hormon dan metabolit lain,
tetapi fungsi yang paling utama adalah mempertahankan volume dan komposisi ECF
dalam batas normal. Tentu saja ini dapat terlaksana dengan mengubah ekskresi air
dan zat terlarut, kecepatan filtrasi yang tinggi memungkinkan pelaksanaan fungsi ini
dengan ketepatan tinggi. Pembentukan renin dan eritropoietin serta metabolisme
vitamin D merupakan fungsi nonekskretor yang penting. Sekresi renin berlebihan
yang mungkin penting pada etiologi beberapa bentuk hipertensi. Defisiensi
eritropoietin dan pengaktifan vitamin D yang dianggap penting sebagai penyebab
anemia dan penyakit tulang pada uremia.19
Ginjal juga berperan penting dalam degradasi insulin dan pembentukan
sekelompok senyawa yang mempunyai makna endokrin yang berarti, yaitu
prostaglandin. Sekitar 20% insulin yang dibentuk oleh pankreas didegradasi oleh selsel tubulus ginjal. Akibatnya penderita diabetes yang menderita payah ginjal
membutuhkan insulin yang jumlahnya lebih sedikit. Prostaglandin merupakan
hormon asam lemak tidak jenuh yang terdapat dalam banyak jaringan tubuh. Medula
ginjal membentuk PGI dan PGE2 yang merupakan vasodilator potensial.
Prostaglandin mungkin berperan penting dalam pengaturan aliran darah ke ginjal,
pegeluaran renin dan reabsorpsi Na+. Kekurangan prostagladin mungkin juga turut
berperan dalam beberapa bentuk hipertensi ginjal sekunder, meskipun bukti-bukti
yang ada sekarang ini masih kurang memadai.19
2.3
Embriologi Ginjal
Fase dimana tiap-tiap tahap ditandai dengan perkembangan yang cepat dari
vaskular mulai mengambil alih posisi pada ujung tubulus renalis. Sel ini akan
berdifferensiasi sampai definitif menjadi glomerulus.9
Gambar 2.2
Embriologi Ginjal
2.4
Epidemiologi
Insidens tumor ginjal menempati urutan ke tiga dari tumor saluran kemih
setelah tumor kandung kemih dan prostat. Tumor ginjal padat jinak lebih jarang
ditemukan dibanding tumor ganas.21 Karsinoma ginjal terjadi di tubuli proksimal
ginjal. Hipotesis Grawitz bahwa tumor terjadi dari sisa adrenal di dalam ginjal
ternyata tidak benar dan nama hipernefroma yang didasarkan atas ini tidak berlaku
lagi. Tumor ini tiap tahun dijumpai pada 5 dari tiap 100.000 laki-laki dan 3 tiap
100.000 wanita. Kelainan ini dapat terjadi pada umur 17 70 tahun. Dengan
frekuensi puncak antara 60 dan 70 tahun. Karsinoma ginjal merupakan 2 3% semua
malignitas.21
2.5
Etiologi
10
Wilms. Namun sebenarnya tumor ginjal pada anak dapat dibedakan menjadi
nefroblastomatosis, tumor Wilms, nefroma mesoblastik, rhabdoid tumor, clear cell
sarcoma (sarkoma sel jernih), dan karsinoma sel ginjal (renal cell carcinoma).10
2.6.1 Nefroblastomatosis
Perkembangan blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi pada
umur kehamilan 8-34 minggu. Kelainan dari perkembangan pembentukan ini
menyebabkan nefroblastomosis, yang disebabkan tidak adanya stimulasi yang normal
dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi
baik sehingga terjadi proliferasi patologik blastema metanefron. Nefroblastomatosis
memiliki potensi untuk menjadi suatu keganansan atau bertansformasi menjadi suatu
tumor Wilms (30-40%).8
Nefroblastomatosis dapat diklasifikasikan menjadi diffuse atau multifocal.
Untuk tipe diffuse akan memberikan gambaran hypoechoic dengan tepi yang tebal
(gambar 2.3). Jaringan abnormal yang ada disekeliling perirenal ini memberikan
gambaran non-enhancing pada CT- Scan (gambar 2.4).10
11
Gambar 2.3
USG Nefroblastomatosis diffuse
Sedangkan pada tipe multifocal, memberikan ambaran hypodens pada CTScan atau hypointens pada MRI. Ini dikarenakan rendahnya perfusi sehingga
mengakibatkan peningkatan tekanan vaskular di korteks renal.8
Gambar 2.4
CT-Scan Nefroblastomatosis
2.6.2
Tumor Wilms
a. Definisi
Tumor Wilms adalah tumor ganas embrional ginjal yang berasal dari
metanefros. Nama lain tumor ini adalah nefroblastoma atau embrioma renal,
yang banyak terjadi pada bayi dan anak. Sekitar 80 % tumor ini terjadi pada
anak di bawah 6 tahun, dengan puncak insidens pada umur 2-4 tahun. Tumor
Wilms dapat juga dijumpai pada neonatus. Tumor Wilms terhitung 10 % dari
12
seluruh penyakit keganasan pada anak. Insiden penyakit ini hampir sama
dengan neuroblasmtoma, terjadi hampir di setiap negara, karena tidak ada
perbedaan ras, iklim dan lingkungan, yaitu diperkirakan 8 per 1 juta anak di
bawah umur 15 tahun. Sekitar 5-10% terjadi pada tipe yang bilateral, dapat
terjadi metastasis secara hematoen ke paru dan hepar.5, 14
b. Etiologi
Penyebab pasti tumor Wilms tidak diketahui, tetapi tampaknya
penyakit ini merupakan akibat dari perubahan-perubahan pada satu atau
beberapa gen. Pada sel-sel dari sekitar 30% kasus tumor Wilms didapatkan
delesi yang melibatkan setidaknya dua loci pada kromosom 11. Delesi-delesi
konstitusional hemizigous pada satu dari loci ini, yaitu 11P13, juga
berhubungan dengan dua sindroma yang jarang terjadi yang mencakup tumor
Wilms, yaitu sindroma WAGR (tumor Wilms, aniridia, malformasi
genitourinarius, dan retardasi mental) dan sindroma Denys-Drash (tumor
Wilms, nefropati, dan abnormalitas genital). 5 Keberadaan lokus kedua, 11p15
mungkin menjelaskan hubungan antara tumor Wilms dengan sindroma
Beckwith-Wiedemann, suatu sindroma kongenital yang ditandai dengan
beberapa tipe neoplasma-neoplasma embrional, hemihipertrofi, makroglosia,
dan visceromegali.16 Mungkin terdapat keterlibatan lokus ketiga pada tumor
Wilms familial. Lebih dari 85% tumor Wilms dengan anaplasia mempunyai
mutasi pada gen supresor p53, yang merupakan kejadian langka pada tumor
Wilms tanpa anaplasia (dengan gambaran histologi yang lebih baik). 8, 20
13
Sindroma BeckwithWiedemann
Uraian
Iris gagal terbentuk, kondisi ini jarang
terjadi.
Salah satu sisi tubuh berukuran lebih besar
dari pada sisi lainnya
Salah satu atau kedua testis gagal turun ke
skrotum (undescensus testiculorum
unilateral/bilateral)
Saluran keluar uretra tidak berada dalam
posisi yang normal (pada puncak penis),
tetapi pada sisi bawah penis.
Sindroma yang terdiri dari tumor Wilms,
aniridia, malformasi genitourinarius, dan
retardasi mental
Sindroma yang terdiri dari tumor Wilms,
nefropati, dan abnormalitas genital
(pseudohermafrodit atau undescensus
testiculorum)
Sindroma kongenital yang ditandai dengan
beberapa tipe neoplasma-neoplasma
embrional (misalnya omphalocele),
hemihipertrofi, makroglosia, dan
visceromegali (pembesaran organ-organ
internal).
c. Stadium
The National Wilms Tumor Study (NWTS) membagi 5 stadium tumor
Wilms, yaitu :
14
derajat stadiumnya.10, 14
d. Diagnosis
Diagnosis tumor Wilms berdasarkan atas 1) gejala klinik, 2)
pemeriksaan radiologik (IVP dan USG), 3) laboratorium LDH 4) dipastikan
dengan pemeriksaan histopatologik jaringan tumor.
Dari gejala klinis didapatkan benjolan pada abdomen (75-90%).
Hematuri (makroskopis) terdapat pada sekitar 25% kasus, akibat infiltrasi
tumor ke dalam sistem calyx. Hipertensi ditemukan pada sekitar 60% kasus,
diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-pembuluh
15
darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang
akan merangsang pelepasan renin, atau tumor sendiri mengeluarkan renin.
Gejala lain berupa anemia, penurunan berat badan, infeksi saluran kencing,
demam, malaise dan anoreksia. Pada beberapa penderita dapat ditemukan
nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam saluran
kencing. Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital
lainnya, seperti aniridia, hemihipertrofi, anomali saluran kemih atau genitalia
dan retardasi mental.1
Tumor Wilms atau nefroblastoma dapat menembus kapsula renalis dan
menyebar ke kelenjar retroperitoneal dan jarinan sekitarnya. Diagnosis
ditegakkan dengan pielograf intravena, USG, dan CT.17 Dengan pemeriksaan
IVP tampak distorsi sistem pielokalises
17
Hasil pemeriksaan
laboratorium yang penting yang menunjang untuk tumor Wilms adalah kadar
lactic dehydrogenase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic acid (VMA) dalam
batas normal.1
CT-Scan memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor
Wilms, ini meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal, yang biasanya
16
17
Gambar 2.5
Kalsifikasi diffuse Tumor Wilms3
Gambar 2.6
Pada USG terlihat massa kistik Tumor Wilms
Metastasis paru jelas pada radiografi toraks pada 10-15% penderita
saat diagnosis. CT Scan toraks bermanfaat, terutama untuk memperlihatkan
bagian-bagian paru di bawah kubah diafragma. Jika metastasis hati dicurigai,
Gambar 2.7
Tumor Wilms anak laki-laki usia 4 tahun, pada CT-Scan
menunjukkan adanya massa di ginjal bagian kiri
CT Scan abdomen mungkin menolong. Evaluasi tulang dan sumsum
tulang perlu dipertimbangkan hanya apabila penderita mempunyai tumor
dengan subtipe histologik kurang baik atau menderita nyeri tulang.11
18
Gambar 2.8
Tumor Wilms pada anak laki-laki usia 4 tahun dengan massa di abdomen,
terlihat massa di ginjal kiri dan terjadi metastasis di hepar (panah tipis).
Untuk
MRI,
pada
umumnya
hasil
pencitraan
menggunakan
Gambar 2.9
Tumor Wilms pada anak laki-laki usia 3 tahun dengan massa di abdomen,
menggunakan kontras gadolinium
e. Komplikasi
Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi pada pasien-pasien
dengan tumor Wilms baik sebagai akibat dari tumor itu sendiri maupun akibat
efek samping terapi antara lain:
Fungsi ginjal
19
Kejadian gagal ginjal kronis adalah 1% dari seluruh kasus. Dari kasuskasus gagal ginjal kronis ini, 70%-nya terjadi pada anak-anak dengan tumor
Wilms bilateral. Pada tumor Wilms unilateral, kejadiannya 0,25%. Nefrektomi
bilateral merupakan penyebab utama gagal ginjal kronis, diikuti oleh
penyebab-penyebab yang berhubungan dengan terapi, seperti radiasi atau
komplikasi-komplikasi operasi.
Fungsi jantung
Anthracyclines seperti doxorubicin dapat menyebabkan gangguan
jantung pada 5% pasien yang menerima dosis kumulatif 400 mg/m 2. Rata-rata
kerusakan jantung adalah is 25% pada mereka yang diterapi dengan
anthracycline. Insidens gagal jantung secara keseluruhan adalah 1,7%. Jika
ditambah dengan iradiasi paru-paru, insidens gagal jantung adalah 5,4%.
Fungsi paru-paru
Pneumonitis radiasi terjadi pada 20% kasus yang mendapatkan radiasi
paru-paru total.
Fungsi hepar
Actinomycin D dan radiasi dapat merusak hepar, dengan insidens
Fungsi gonad
20
Fungsi muskuloskeletal
Gangguan-gangguan skeletal, yang mencakup scoliosis atau kyphosis,
dan kemoterapi. Oleh karena itu radioterapi dan kemoterapi harus dibatasi
untuk kasus-kasus stadium lanjut dan kasus-kasus dengan histologi anaplastik
saja.8
2.6.3
Nefroma Mesoblastik
Nefroma mesoblastik kongenital adalah tumor jinak berupa massa ginjal yang
21
Gejala klinis yang timbul adalah massa di abdomen yang dapat teraba, jarang
terjadi hematuria, beberapa kasus yang terdeteksi dengan USG saat ibu mengandung
(prenatal) didapatkan pada ibu dengan polihidramnion, atau kelahiran bayi
prematur.10
Dengan pencitraan didapatkan massa solid intrarenal yang biasanya
melibatkan sinus ginjal. Massa ini menggantikan sebagian besar parenkim ginjal dan
mungkin berisi fibrosis, hemoragik, dan daerah nekrotik. Seringkali infiltrasi dari
jaringan perinefritik bersifat lokal.10
Gambar 2.10
Gambaran CT Scan nefroma mesoblastik dengan moderate enhacement
(ditunjukkan dengan panah)
2.6.4
Tumor Rhabdoid
Tumor rhabdoid, adalah tumor yang secara agresif menyerang pada usia anak-
22
Gambar 2.11
Tumor rhabdoid pada anak laki-laki 8 bulan dengan hematuria,
CT Scan menunjukkan massa di ginjal kiri
Gambar 2.12
MRI Axial T1W enhancement menunjukkan massa heterogen di
ginjal kiri dengan metastasis di lobus kanan hepar
2.6.5
varian dari tumor Wilms, sekitar 4-5% dari tumor ginjal primer pada anak-anak.
23
Insiden puncaknya adalah pada usia 1-4 tahun, dan didominasi anak laki-laki. Tumor
jenis ini tidak memiliki gejala yang spesifik, tersering adalah gejala berupa benjolan
di perut, yang teraba lunak dan berbatas tegas. Secara histologis, sel ini berupa sel-sel
kecil dengan nukleolus dan sel membrane yang tidak jelas sel, jaringan yang kapiler
menonjol umumnya menjadi ciri tumor ini. Pencitraan radiologis kurang bisa
membedakan jenis tumor ini dengan tumor Wilms. Massa intrarenal berbatas tegas,
solid, dan tanpa ekstensi intravascular seringkali menunjukkan jenis tumor ini. Tumor
ini bersifat agresif, dan memiliki angka kekambuhan dan mortalitas lebih tinggi dari
tumor Wilms. Seringkali bermetastasis ke tulang, kelenjar getah bening, otak, hati,
dan paru-paru. Pengobatan terdiri dari nefrektomi dan kemoterapi. Dengan angka
kelangsungan hidup jangka panjang sekitar 60-70%.8
Gambar 2.13
Karsinoma sel jernih pada anak perempuan usia 13 bulan dengan massa di abdomen,
CT Scan menunjukkan nekrosis di dalam massa ginjal kanan.
2.6.6
adenocarsinoma ginjal. Tumor ini terutama didapat saat dewasa, jarang terjadi pada
anak-anak.17 Kasusnya hanya sekitar + 1%. Gejala yang sering muncul adalah adanya
massa dengan rasa nyeri pada flank area. Kasus ini terjadi pada rentang usia + 9
24
tahun. Tipe massa intrarenal yang solid sulit dibedakan dengan tumor Wilms,
kemungkinan untuk membedakannya adalah dari usia pasien. Di mana untuk tumor
Wilms terjadi pada anak dengan usia yang lebih tua. Penyakit ini dapat bermetastasis
ke paru, liver, tulang dan otak, dengan prosentase sebesar + 20%. 3
Gambar 2.14
Gambaran USG dari karsinoma sel ginjal
Gambar 2.15
Coronal MRI T1 menunjukkan adanya massa di ginjal kanan
25
Gambar 2.16
Ekstensi karsinoma sel ginjal ke pelvis renalis 4
Nefroblastoma biasanya tidak dapat dibedakan dengan karsinoma sel ginjal pada
orang dewasa hanya semata-mata berdasarkan atas gambaran CT. Gambaran CT-Scan
merupakan suatu massa ginjal padat kelihatan seperti lebih kistik. Dapat mengandung
banyak lemak.17 Menurut Robsen, stadium untuk renal cell carcinoma adalah:
Stadium 1:
Tumor dengan kapsul fibrous.
Stadium 2:
Perforasi pada kapsul fibrous.
Infiltrasi dari kelenjar adrenal ipsilateral.
Stadium 3:
Infiltrasi ke vena renalis
Metastasis ke kelenjar limfe regional
Stadium 4:
26
27
Gambar 2.17
Tumor neuroblastoma, gambaran CT Scan terlihat
hyperdens (perdarahan) tumor
Gambar 2.18
Gambaran Kalsifikasi Ringlike 7
2.7.2
Phaeochromocytoma
Adalah tipe dari paraganglioma yang terdapat di adrenal medulla. Sekitar 1/3
28
lebih sering pada dewasa muda. Pada sebagian kecil kasus, penyakit ini terjadi
dengan multiple endocrine neoplasia syndrome (terutama tipe II), von-Hipple-Lindau
syndrome atau neurofibromatosis. Sekitar 10 % dari phaeochromocytoma merupakan
bentuk keganasan. 8,11
Nyeri kepala, berkeringat, mual dan muntah adalah gejala umum yang sering
terjadi. Diagnosis ditegakkan dari adanya peningkatan plasma catecholamine dan
peningkatan urinary catecholamine serta metabolismenya (epinefrin urin, metanefrin
urin, HVA, VMA).8
USG abdomen harus diutamakan sebaai pencitraan awal. MIBG (metaiodobenzylguanidine) kemungkinan positif, walaupun pada USG temuannya negatif.
MIBG harus selalu diprioritaskan bila ada rencana operasi untuk mendeteksi adanya
lokasi multipel dari phaeochromocytoma.8
CT-Scan dan MRI berfungsi untuk rencana operasi setelah dilakukan MIBG.
Pada pencitraan phaeochromocytoma menunjukkan hyperintens pada MRI.8
Gambar 2.19
MRI pada phaeochromocytoma didapatkan gambaran hyperintens
2.7.3
Tumor Adrenocortical
Tumor adrenocortical, kasusnya sangat jarang, sekitar 0,3 : 1.000.000/ tahun
pada usia < 15 tahun. Sering pada wanita, dengan rasio 2:1. Pubertas dini (early
29
sekitar
43%,
dikarenakan
peningkatan
Gambar 2.20
Pada CT-Scan post contras dapat ditemukan gambaran soft tissue mass pada tumor
adrenocortical
30
Pada urografi, adanya dilatasi, obstruksi dari upper ureter akan menyebabkan
penurunan dan lateralisasi dari fungsi collecting system, yang pada radiologi dikenal
dengan sebutan droping lily sign.22
Gambar 2.21
Gambaran Drooping Lily Sign pada IVP
31
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Tumor ginjal merupakan tumor urogenitalia nomor tiga terbanyak setelah
tumor prostat dan tumor kandung kemih. Tumor ginjal pada anak memiliki berbagai
macam jenis diantaranya adalah nefroblastomosis, tumor Wilms, nefroma
mesoblastik, tumor rhabdoid, clear cell sarcoma (sarkoma sel jernih), dan karsinoma
sel ginjal (renal cell carcinoma). Dimana keenam jenis tumor tersebut memiliki
gejala yang mirip, yaitu massa di abdomen dan hematuria, namun ditunjang dengan
beberapa gejala khas lainnya.
Sedangkan diagnosis banding dari tumor ginjal adala tumor adrenal, di mana
tumor adrenal dapat diklasifikasikan menjadi neuroblastoma, phaeochromocytoma
dan tumor adrenocortical.
Diagnosis tumor ginjal dan tumor adrenal dapat ditegakkan berdasarkan: 1)
gejala klinis, berupa massa di abdomen, ataupun kelainan fisik lain yang dijumpai, 2)
hasil pemeriksaan penunjang ((laboratorium dan radiologi (USG, CT-Scan, atau
MRI)), 3) dan dipastikan dengan pemeriksaan histopatologik jaringan tumor.
3.2
Saran
Apabila seorang pasien dicurigai mengalami tumor ginjal atau tumor adrenal,
maka pemeriksaan penunjang yang dirasa tepat adalah pemeriksaan radiologis dengan
USG atau CT Scan. USG dapat dijadikan sebagai pencitraan awal, karena selain non
invasif dan tidak ada bahaya radiasi, juga dapat membedakan tumor solid dengan
tumor yang mengandung cairan. Sedangkan CT Scan dapat dilakukan sebagai
32
DAFTAR PUSTAKA
33
1.
2.
3.
David Sutton, 1987, Textbook of Radiology and Medical Imaging Volume 2 4th
Edition, Churchill Livingstone, New York.
4.
Dr. H. Sidarta, Altas Ultrasonografi Abdomen dan Beberapa Organ Penting Edisi
2, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
5.
Hassan Rusepno, 1998, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI, Jakarta.
6.
7.
8.
Kieran McHugh, 2007, Renal and Adrenal Tumours in Children, diakses tanggal
7 April 2012,
<http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1828369/pdf/ci070007.pdf>.
9.
10. Lisa H. Lowe, 2000, Pediatric Renal Masses: Wilms Tumor and Beyond, diakses
tanggal 7 April 2012,
<http://radiographics.rsna.org/content/20/6/1585.full>
11. Nelson, 2000, Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 vol 3, EGC, Jakarta.
34
12. Netter FH, 2006, Atlas of Human Anatomy 4th edition, US, Saunders.
13. Purnomo Basuki, 2003, Dasar-Dasar Urologi Edisi 2, Sagung Seto, Jakarta.
14. O.H Wegener Schering, 1983, Whole Body Computerized Tomography, West
Germany.
15. Peter Corr, 2011, Mengenali Pola-Pola Radiologi Diagnostik, EGC, Jakarta.
16. Price, Sylvia A. 2003, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Volume 2 Edisi 6, EGC, Jakarta.
17. Rasad Sjahriar, 2006, Radiologi Diagnostik Edisi Kedua, Gaya Baru, Jakarta.
18. Sabiston David, 2004, Buku Ajar Bedah Bagian 2, EGC, Jakarta.
19. Scanlon VC, Sanders T, 2007, Essential of Anatomy and Physiology 5th Edition,
FA Davis Company, USA.
20. Underwood, JCE, 2000, Patologi Umum dan Sistemik Volume 2 Edisi 2, EGC,
Jakarta.
21. Wim de Jong, 2005, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2, EGC, Jakarta.
22. Zagoria, Ronald, M.D, Classic Sign in Uroradiology, diakses tanggal 16 April
2012
<http://radiographics.rsna.org/abstract/s247.full>.