Professional Documents
Culture Documents
No
.
1.
2.
3.
4.
Pendidikan
SD
SMP/ Sederajat
SMA/ Sederajat
Akademi/ PT
Jumlah
Jumlah
16
12
5
33
48,5%
36.4%
15.2%
100%
Responden
Berdasarkan Umur Ibu.
No Umur
Jumlah
%
.
1. 18-21 Tahun
9
27,3%
2. 22-40 Tahun
20
60,6%
3. 41-60 Tahun
4
12,1%
4. >60 Tahun
Jumlah
33
100%
Berdasarkan tabel 4.1 di atas
menunjukkan bahwa sebagian besar umur
ibu adalah 22-40 tahun yaitu sebanyak 20
orang atau 60,6% dan sebagian kecil umur
ibu 41-60 tahun yaitu 4 orang atau 12.1%.
Tabel 4.2 Karakteristik
Responden
Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Ibu
27,3%
21,2%
%
51,5%
-
2.
Jumlah
Cukup
1133
100%
33,3%
3.
Kurang
22
66,7%
No Pengetahuan Frekuensi
1.
Baik
15
%
45,5%
Jumlah
33
100%
2.
54,5%
3.
No
Jenis Pekerjaan
Jumlah
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Petani
Buruh tani
Wiraswasta
Swasta
PNS
Ibu rumah tangga/
5
3
5
20
15,2%
9,1%
15,2%
tidak bekerja
Jumlah
33
100%
Cukup
18
Kurang
Jumlah
33
100%
Tabel 4.4 Karakteristik
Responden
Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Berdasarkan tabel 4.4 di atas
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
bekerja sebagai ibu rumah tangga atau tidak
bekerja sebanyak 20 orang atau 60,6% dan
sebagian kecil ibu bekerja sebagai buruh
sebanyak 3 orang atau 9,1%.
Tabel 4.5 Distribusi
Responden
berdasarkan tingkat pengetahuan
Pre-Test
pada
ibu
Desa
Pengangsalan tahun 2016
60,6%
Responden
berdasarkan tingkat pengetahuan
Post-Test pada ibu di Desa
Pengangsalan tahun 2016
4.1 Pengetahuan
Remaja
Sebelum
Diberikan
Pembelajaran
Dengan
Metode Think Pair Share
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan
bahwa pengetahuan remaja sebelum diberikan
pembelajaran dengan metode Think Pair Share
adalah sebagian besar mempunyai pengetahuan
kurang yaitu sebanyak 16 orang atau 53,3%,
dan sebagian kecil mempunyai pengetahuan
baik yaitu sebanyak 3 orang atau 10%.
Pengetahuan adalah hasil tahu, terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui panca indra manusia. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan
telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain
yang
sangat
penting
untuk
terbentuknya suatu tindakan seseorang (overt
behaviour) (Notoatmodjo, 2007).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah umur. Dari segi umur
remaja yang terlihat pada tabel 4.1
menunjukkan bahwa sebagian besar umur
remaja adalah 15-17 tahun yaitu sebanyak 19
orang atau 63,3%%, sedangkan sebagian kecil
umur remaja 18-21 tahun yaitu sebanyak 3
orang atau 10%. Makin tua umur seseorang
maka proses perkembangan mentalnya
bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu,
bertambahnya proses perkembangan mental ini
tidak secepat seperti ketika berumur belasan
tahun. Selain itu, daya ingat seseorang
dipengaruhi oleh umur (Notoatmodjo, 2007).
Hasil pada saat pretest pengetahuan remaja
yaitu menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
kurang sebagian besar didapatkan pada remaja
yang berumur 15-17 tahun. Hal ini dapat
disebabkan oleh faktor kurangnya pengalaman
karena umur yang masih belasan tahun
tersebut, pengalaman dapat diperoleh dari
individu atau orang lain. Pengalaman yang
sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan
seseorang.
Adapun faktor yang lainnya seperti
sumber informasi tentang kesehatan yang
masih sangat kurang ditandai dengan belum
adanya
penyuluhan-penyuluhan
tentang
kesehatan
(Health
Education)
tentang
pertolongan
pertama
pada
syncope.
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi
dapat membantu mempercepat seseorang untuk
memperoleh pengetahuan yang baru.
Cara memperoleh pengetahuan menurut
Soekidjo Notoatmodjo (2010) antara lain cara
tradisional (non ilmiah) dan cara modern
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Pemerintah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
membantu pemerintah dalam meningkatkan
pertolongan pertama pada syncope atau
pingsan,
dengan
cara
meningkatkan
pengetahuan melalui pembelajaran.
5.2.2 Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat di
Desa
Pengangsalan Kalitengah Lamongan dapat
mengetahui tentang pertolongan pertama pada
Syncope dengan benar dan menerapkannya
dan Kesehatan.
(2010).
Mendesain
model
pembelajaran
inovatif-progresif.
Surabaya: Kencana Prenada Media
Group.
Triyadi.