Professional Documents
Culture Documents
5. AINS dengan waktu paruh sangat panjang (lebih dari 60 jam), yaitu fenilbutazon dan
oksifenbutazon.
KLASIFIKASI KIMIAWI OBAT ANTI-INFLAMASI NONSTEROID
Nonselective Cyclooxygenase Inhibitors
Derivat asam salisilat: aspirin, natrium salisilat, salsalat, diflunisal, cholin magnesium
trisalisilat, sulfasalazine, olsalazine
Alkanon: nabumeton
Sulfonanilid: nimesulid
Sumber: Goodman & Gilmans The Pharmacological Basis of Therapeutics, 10th ed, 2001
II.2.2 Aspek Farmakodinamik Obat Anti-inflamasi Nonsteroid
Semua OAINS atau aspirin-like drugs bersifat antipiretik, analgesik, dan anti-inflamasi.
A. Efek Analgesik
Sebagai analgesik, OAINS hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai
sedang, misalnya sakit kepala, mialgia, artralgia, dismenorea dan juga efektif terhadap nyeri
yang berkaitan dengan inflamasi atau kerusakan jaringan. Efek analgesiknya jauh lebih lemah
daripada efek analgesik opioat, tetapi OAINS tidak menimbulkan ketagihan dan tidak
menimbulkan efek samping sentral yang merugikan. Untuk menimbulkan efek analgesik,
OAINS bekerja pada hipotalamus, menghambat pembentukan prostaglandin ditempat
terjadinya radang, dan mencegah sensitisasi reseptor rasa sakit terhadap rangsang mekanik
atau kimiawi.
B. Efek Antipiretik
Temperatur tubuh secara normal diregulasi oleh hipotalamus. Demam terjadi bila terdapat
gangguan pada sistem thermostat hipotalamus. Sebagai antipiretik, OAINS akan
menurunkan suhu badan hanya dalam keadaan demam. Penurunan suhu badan berhubungan
dengan peningkatan pengeluaran panas karena pelebaran pembuluh darah superfisial.
Antipiresis mungkin disertai dengan pembentukan banyak keringat. Demam yang menyertai
infeksi dianggap timbul akibat dua mekanisme kerja, yaitu pembentukan prostaglandin di
dalam susunan syaraf pusat sebagai respon terhadap bakteri pirogen dan adanya efek
interleukin-1 pada hipotalamus. Aspirin dan OAINS lainnya menghambat baik pirogen yang
diinduksi oleh pembentukan prostaglandin maupun respon susunan syaraf pusat terhadap
interleukin-1 sehingga dapat mengatur kembali thermostat di hipotalamus dan
memudahkan pelepasan panas dengan jalan vasodilatasi.
C. Efek Anti-inflamasi
Inflamasi adalah suatu respon jaringan terhadap rangsangan fisik atau kimiawi yang merusak.
Rangsangan ini menyebabkan lepasnya mediator inflamasi seperti histamin, serotonin,
bradikinin, prostaglandin dan lainnya yang menimbulkan reaksi radang berupa panas, nyeri,
merah, bengkak, dan disertai gangguan fungsi. Kebanyakan OAINS lebih dimanfaatkan pada
pengobatan muskuloskeletal seperti artritis rheumatoid, osteoartritis, dan spondilitis ankilosa.
Namun, OAINS hanya meringankan gejala nyeri dan inflamasi yang berkaitan dengan
penyakitnya secara simtomatik, tidak menghentikan, memperbaiki, atau mencegah kerusakan
jaringan pada kelainan muskuloskeletal.
Meskipun semua OAINS memiliki sifat analgesik, antipiretik dan anti-inflamasi, namun
terdapat perbedaan aktivitas di antara obat-obat tersebut. Salisilat khususnya aspirin adalah
analgesik, antipiretik dan anti-inflamasi yang sangat luas digunakan. Selain sebagai prototip
OAINS, obat ini merupakan standar dalam menilai OAINS lain. OAINS golongan para
aminofenol efek analgesik dan antipiretiknya sama dengan golongan salisilat, namun efek
anti-inflamasinya sangat lemah sehingga tidak digunakan untuk anti rematik seperti salisilat.
Golongan pirazolon memiliki sifat analgesik dan antipiretik yang lemah, namun efek antiinflamasinya sama dengan salisilat.
II.2.3 Efek Samping Obat Anti-inflamasi Nonsteroid
Selain menimbulkan efek terapi yang sama, OAINS juga memiliki efek samping yang serupa.
Efek samping yang paling sering terjadi adalah induksi tukak lambung atau tukak peptik yang
kadang-kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna.15 Mekanisme
kerusakan pada lambung oleh OAINS terjadi melalui berbagai mekanisme. OAINS
menimbulkan iritasi yang bersifat lokal yang mengakibatkan terjadinya difusi kembali asam
lambung ke dalam mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan. Selain itu OAINS juga
menghambat sintesa prostaglandin yang merupakan salah satu aspek pertahanan mukosa
lambung disamping mukus, bikarbonat, resistensi mukosa, dan aliran darah mukosa. Dengan
terhambatnya pembentukan prostaglandin, maka akan terjadi gangguan barier mukosa
lambung, berkurangnya sekresi mukus dan bikarbonat, berkurangnya aliran darah mukosa,
dan terhambatnya proses regenerasi epitel mukosa lambung sehingga tukak lambung akan
mudah terjadi.10 Indometasin, sulindak, dan natrium mefenamat mempunyai resirkulasi
enterohepatik yang luas, yang menambah pemaparan obat-obat ini dan meningkatkan
Pada sistem syaraf pusat, OAINS dapat menyebabkan gangguan seperti, depresi, konvulsi,
nyeri kepala, rasa lelah, halusinasi, reaksi depersonalisasi, kejang, dan sinkope. Pada
penderita usia lanjut yang menggunakan naproksen atau ibuprofen telah dilaporkan
mengalami disfungsi kognitif, kehilangan personalitas, pelupa, depresi, insomnia, iritasi, rasa
ringan kepala, hingga paranoid.20 Pada beberapa orang dapat terjadi reaksi hipersensitifitas
berupa rinitis vasomotor, oedem angioneurotik, urtikaria luas, asma bronkiale, hipotensi
hingga syok.