You are on page 1of 17

I.

PENDAHULUAN

Negara Indonesia adalah negara agraris, dimana sebagian besar


penduduknya mengandalkan sektor pertanian, namun rata-rata kepemilikan
penduduk atas lahan pertanian kurang dari 0,3 hektar, terutama di pulau
Jawa. Dari kondisi kepemilikan lahan yang sempit ditambah dengan sistem
pertanian yang masih mengandalkan input produksi tinggi menyebabkan
petani
berada dalam lingkaran kemiskinan yang tiada putus-putusnya. Petani
dengan pendapatan rendah tidak akan mampu menabung, meningkatkan
pendidikan

dan

keterampilan,

apalagi

meningkatkan

investasinya

guna meningkatkan produksi.


Dalam keterbatasan yang dilematis tersebut diperlukan jalan keluar
yang bijaksana dengan membangun paradigma baru, yaitu sistem pertanian
yang berwawasan ekologis, ekonomis dan berkesinambungan, ini sering juga
disebut sustainable mix farming atau mix farming. (Cahyan. 2008.
http://www.dispertanak.pandeglang.go.id).
Pembangunan pertanian pada hakekatnya adalah upaya untuk
meningkatkan

kualitas

sumber

daya

manusia/petani

agar

mampu

memanfaatkan sumber daya lingkungan dengan ilmu pengetahuan dan


teknologi yang dimiliki menuju pertanian yang tangguh, berpola agribisnis dan
berwawasan lingkungan.

Semakin bergemanya kata agribisnis ternyata belum diikuti dengan


pemahaman yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering
ditemukan bahwa agribisnis diartikan sempit, yaitu perdagangan atau
pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih
jauh dari konsep semula yang dimaksud.Konsep agribisnis sebenarnya
adalah suatu konsep yang utuh, mulai dari proses produksi, pengolahan
hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan
pertanian.
Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah
satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan
pemasaran yang ada hubunganya dengan pertanian dalam arti luas. Yang
dimaksud dengan pertanian dalam artian luas adalah kegiatan usaha yang
menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh
kegiatan pertanian.
Menurut Arsyad (2003), salah satu paradigma baru pembangunan
pertanian dengan pendekatan sistem agribisnis. Sistem agribisnis terdiri atas
subsistem usaha produksi primer di usahatani (on-farm), subsistem off-farm
hulu (up stream, berhubungan dengan input), subsisten off-farm hilir (down
stream, berhubungan dengan produk) dan subsistem penunjang/pelayanan
seperti

lembaga

dan penyuluhan.

keuangan,

penelitian

(penyedia

teknologi

baru)

Sistem agribisnis merupakan totalitas atau kesatuan kinerja agribisnis


yang terdiri dari subsistem agribisnis hulu yang berupa kegiatan ekonomi
input produksi, informasi dan teknologi. Subsistem usaha tani yaitu kegiatan
produksi pertanian primer tanaman dan hewan, subsistem agribisnis
pengolahan,

subsistem

pemasaran

dan

subsistem

penunjang,

yaitu

dukungan sarana dan prasarana serta dukungan lingkungan yang kondusif


bagi pengembangan agribisnis.
Saragih (2001), berdasarkan hasil kegiatan pra survei, ditetapkan
wilayah kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah,
sebagai lokasi kegiatan lapangan I. Data yang diperlukan dalam identifikasi
wilayah, tersedia dan adanya respon dari masyarakat yang baik
sebagai pelaku usaha untuk membantu proses kelancaran kegiatan
identifikasi agroekosistem.
Agroekosistem merupakan komoditas tumbuhan dan hewan serta
lingkungan kimia dan fisiknya yang telah dimodifikasi oleh manusia untuk
menghasilkan serat, bahan bakar dan produk lainnya bagi konsumsi dan
pengolahan umat manusia (Coen dkk, 1999). Identifikasi dan analisis wilayah
adalah proses pengumpulan dan analisis data sekunder, serta penggalian
dan analisis data lapangan (primer). Data tersebut akan menghasilkan
informasi dan gambaran keadaan wilayah secara menyeluruh baik agroklimat
(fisik), sosial dan ekonomi serta masalah yang dihadapi. Hanani (2003),
berdasarkan pada sistem dan pemikiran ekologis, analisis agroekosistem

telah mengkombinasikan analisis sistem kepemilikan (produktivitas, stabilitas,


keberlanjutan dan keadilan) dengan analisis pola keruangan (peta dan
transek), waktu (kalender musiman dan kecenderungan jangka panjang),
aliran dan hubungan (arus, kausal, diagram venn, dan diagram yang lain),
nilai-nilai relatif (diagram batang dan sumber-sumber pendapatan relatif dan
sebagainya, dan keputusan (bagan keputusan serta diagram keputusan yang
lain) (Chambers 1996).
Analisis agroekosistem adalah suatu metode pengambilan keputusan
dalam menetapkan pola usaha tani disuatu wilayah tertentu dengan
memperhatikan aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Padmowihardjo, (2001)
Hal-hal yang diperlukan untuk pengabilan keputusan tersebut adalah peta
transek, peta sketsa, diagram sejarah, diagram iklim, diagram pola tanam,
diagram alur, study kasus sosial budaya, diagram vent, study kasus keluarga
tentang lahan usaha tani, pendapatan dan ternak, pola pengambilan
keputusan dan komoditas yang ada.
Berdasarkan
mengidentifikasi

hal

wilayah

tersebut,
atau

maka

menganalisis

dibutuhkan

kemampuan

agroekosistem

dengan

memperhitungkan aspek-aspek teknis, ekonomi dan sosial, sehingga


pengembangan wilayah agroekosistem dapat dilaksanakan secara produktif,
efisien dan lestari. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menyusun karya
ilmiah di Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah.

A. Tujuan
Kegiatan lapangan I bertujuan untuk mendapatkan data agroekosistem
yang mencakup data teknis, ekonomi, dan sosial serta permasalahan yang
akan dikaji sehubungan dengan rencana pengembangan sistem usaha
agribisnis.
1.

Data-data

Keadaan

wilayah

a.
b.

tersebut
agroklimat

Iklim

meliputi

dapat

diperoleh

dan

Letak

dan

:
data

tanah

kondisi

geografi

c.

Sejarah

d.

Kawasan

e.
f.

Jenis
Pola

lahan
tanam

dan
dan

penggunaannya
Kalender

Musim

2. Gambaran wilayah sosial ekonomi dapat diperoleh dari data :


a. Sumberdaya manusia, meliputi data ; jumlah dan komposisinya (L/P),
anggota keluarga rata-rata, mata pencaharian, pendidikan, kemampuan
petani atas dasar kepemilikan lahan, aktivitas petani dan peranan gender
dalam

keluarga

serta

usaha

dan

profil

keluarga.

b. Analisis usaha dan keputusan rumah tangga, meliputi data; keputusan


rumah tangga, nilai usaha, pendapatan dan penggunaan komoditas.

c. Kelembagaan pertanian, meliputi data; kelompok tani dan kelompok usaha


serta perannya, lembaga ekonomi dan perannya, termasuk didalamnya
tengkulak,

pedagang,

pengumpul,

bank,

pelaku

usaha,

dan

KUD.

d. Data sistem usaha agribisnis, meliputi data ; sistem pertanian (jenis


usahatani komoditas unggulan, trend produksi komoditas unggulan 5 tahun
terakhir, pola tanam dan musim tanam), sistem pemasaran (saluran dan
pelaku

usaha),

sistem

usaha

agribisnis

(lima

subsistem).

B.

Manfaat

Kegiatan identifikasi wilayah akan menghasilkan data agroekosistem yang


meliputi
1.

Untuk

data

teknis,

sosial

mengidentifikasi

permasalahan

teknis,

dan

ekonomi

permasalahan

di

ekonomi

yang

lapangan,
dan

berguna
baik

berupa
sosial.

2. Sebagai bahan pedoman/pertimbangan dalam menentukan problem fokus,


prespektif sistem dan analisis potensial untuk melakukan kegiatan lapangan
II.
3. Menemukan dasar dalam menyusun konstruksi system pengembangan
wilayah dan mengkaji informasi potensi wilayah pendukung pemberdayaan
Sumber

Daya

Manusia.

4. Sebagai dasar dalam menyusun kerangka perencanaan pemasyarakatan

dan

pemberdayaannya.

II.

A.

METODE

Waktu

KEGIATAN

dan

Lokasi

1. Waktu pelaksanaan mulai tanggal 8 Desember 2008 s/d 15 Desember


2008.
2. Lokasi kegiatan di Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa
Tengah.
Untuk lebih jelasnya mengenai waktu pelaksanaan kegiatan, dapat dilihat
pada

jadwal

kegiatan,

B.
Data

pada

lampiran

(1).

Jenis
yang

akan

digali

dalam

Data

identifikasi

wilayah

ini

adalah

1. Data teknis, yaitu data keadaan wilayah pertanian baik berupa data
sekunder

maupun

data

a.
1)

4)

yang

meliputi

Data
Iklim

2)
3)

primer

dan

tanah.

Letak
Kondisi

agroklimat

(data

kualitatif

geografis.
geografis

Profil

(data

sejarah

dan

(data
kualitatif
desa

kuantitatif)
kualitatif)

dan
(data

kuantitatif)
kualitatif)

b. Data sumberdaya lahan dan penggunaannya (seluruh kawasan)


1)

Transek

(data

kualitatif)

2)

Jenis

lahan

dan

penggunaannya

3)

Pola

tanam

dan

kalender

c.

Data

teknologi

(data

kualitatif)

musim.(data

kualitatif)

dan

produksi

1)

Komoditas

2)

Teknologi.

3)

Produksi.

4)

Luas

(data

kualitatif)

(data

kualitatif)

(data

usaha

d.

kuantitatif)

(data

kuantitatif)

Data

1)

Jenis

komoditas

komoditas.

(data

kualitatif)

e. Data program pembangunan wilayah, yaitu data tentang program


pembangunan

baik

dilaksanakan,

berupa

1)

yang

sudah

data

Kebijaksanaan

dilaksanakan

sekunder

pembangunana

dan

maupun

data

primer

pertanian.

(data

yang

akan

meliputi

sekunder)

2) Program / proyek pendukung tujuan pembangunan pertanian. (data


sekunder)
3)

Hasil-hasil

pembangunan

dan

program

proyek.

(data

sekunder)

2. Data sosial ekonomi, yaitu data keadaan wilayah pertanian, baik berupa
data sekunder maupun data primer yang menyangkut sosial dan ekonomi,
yaitu

a.

Data

sumberdaya

1)

Profil

keluarga.

manusia.
(kuantitatif)

2) Jumlah penduduk dan komposisinya (L/P). (data kualitatif dan kuantitatif)


3)

Mata

4)
5)

pencaharian.

(data

Pendidikan.(
Jumlah

petani

atas

dasar

kualitatif

dan

data
kepemilikan

kuantitatif)
kuantitatif)

lahan.(data

kuantitatif)

6) Aktivitas petani dan peran gender dalam keluarga dan usaha. (data
kuantitatif)
b.

Analisis

1)

Biaya

2)

Nilai

usaha

tani

dan

usaha.
usaha.

3)

keputusan

tangga

meliputi

(data

kualitatif

dan

kuantitatif)

(data

kualitatif

dan

kuantitatif)

Pendapatan.

c.

rumah

(data

Kelembagaan

kuantitatif)

petani

meliputi

1) Kelompok tani dan kelompok usaha serta peranannya.(data kualitatif dan


kuantitatif)
2) Kelembagaan ekonomi dan peranannya.(data kualitatif dan kuantitatif)
3.

Data

sistem

usaha

agribisnis

meliputi

data

a. Sistem pertanian meliputi :jenis usahatani komoditas unggulan, trend


produksi komoditas unggulan 5 tahun terakhir, pola tanam dan musim tanam.
(data
b.

kualitatif
Sistem

dan

usaha

agribisnis

kuantitatif)
meliputi

1) Sub-sistem penyediaan sarana produksi. (data sekunder dan primer)


Benih/bibit
Pupuk
Obat-obatan
2)

Sub-sistem

budidaya

.(data

Teknologi

sekunder

dan

primer)
budidaya
Peralatan

3)

Sub-sistem

4)

pengolahan

dan

primer)
panen

Peralatan

pasca

panen

pemasaran

Permasalahan

(data

primer)

Jaringan

pemasaran

Pelaku

pemasaran

penunjang.(data

Lembaga-lembaga

C.

sekunder

pasca

Sub-sistem

c.

(data

Teknologi

Sub-sistem

5)

hasil.

penunjang
dalam

usaha

Metode

sekunder
kegiatan

dan
usaha

agribisnis

Pengumpulan

(data

primer)
agribisnis
primer)

Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam identifikasi wilayah ini


adalah
1.

:
Mengkaji

data

sekunder.

2. Wawancara semi terstruktur terhadap tokoh kunci dan responden.


3.
4.

D.

Pengamatan
Analisa

peta

Teknik

langsung
dan

Pengambilan

lain-lain

Data

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam identifikasi wilayah adalah :


1. Penggunaan tokoh kunci, terdiri dari tokoh masyarakat, petugas, aparat
desa

dan

lain-lain

2.

Penggunaan

petani

dan

pelaku

usaha

sebagai

responden

3. Penggunaan data sekunder berupa; data desa, hasil pertanian, dan lainlain
4.

Instrumen

instrumen

Jenis data dan instrument yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel 1
berikut
Tabel

ini
1.

Jenis

No
A.

Data

Jenis

Instrument

data

Subsistem

Jumlah

Yang

sarana

dan
dan

manusia

pengambilan
pria

dan

wanita

keputusan
dalam

sistem

Kalender
Kegiatan
Daftar

prasarana
distribusinya

sumberdaya

Proses

Digunakan

Instrumen

penduduk

Aktivitas

Peran

Dan

agribisnis
musim

harian

petani
tabulasi

Kuisener/angket
Kuisener/angket
Kuisener/angket
Daftar
Kuisener/angket

tabulasi

B.

Subsistem

1.

usaha

Tabel

tani

curah

2.

hujan

Peta

3.

agroekosistem

Peta

4.

wilayah/desa

Peta

transek

5. Sistem pengelolaan penggunaan lahan dan penerapan teknologi


Daftar

tabulasi

Dokumen
Dokumen
Bagan

transek

Daftar
C.

tabulasi
Subsistem

Diagram

pengolahan

alir

pengolahan

hasil
hasil

Kuesioner
D.

Subsistem

1.

Lembaga

2.
3.

pemasaran

ekonomi

yang

Alur/jaringan
Analisis

usahatani

dari

berbagai

ada
pemasaran

komoditi

Daftar

yang

ada
tabulasi

Kuesioner
Kuesioner
E.

Subsistem

jasa

penunjang

1. Keberadaan kelembagaan pemerintah, perbankan, penyuluhan dan


penelitian.
2.

Diagram

venn,

Daftar

hubungan

kelembagaan

tabulasi

Daftar

ekonomi

dan

tabulasi

dan

E.

sosial

kuesioner
kuesioner

Sumber

Data

Macam dan sumber data yang digunakan dalam identifikasi wilayah dapat
dilihat

pada

Tabel

No

2.

Tabel
Macam,

Macam

Data

2
Jenis

Jenis

dan

Data

Data

a.

Data

agroklimat

sebagai

berikut:

Sumber

Sumber

Data

Data

teknis:
Sekunder

Desa,

BPP,

BPTP

b. Data sumberdaya lahan dan penggunaannya. Sekunder Kecamatan,


Desa,

BPP

c. Data teknologi produksi Sekunder dan primer Kecamatan, Desa, BPP,


Petani
d. Data komoditas Sekunder dan primer Kecamatan, Desa, BPP, Petani
e. Data program pembangunan wilayah. Sekunder Kecamatan, Desa, BPP
2.
a.

Data
Data

sumber

sosial
daya

manusia

ekonomi
Sekunder

Kecamatan,

Desa

b.
c.

Kelembagaan
Analisis

usaha

petani
dan

Sekunder

keputusan

Kecamatan,

rumah

tangga

Desa

Primer

Petani

d. Sistem pertanian Sekunder dan Primer Kecamatan, Desa, Petani


e.

Sistem

f.

Sistem

Data

pemasaran
usaha

agribisnis

profil

A.

Primer
Primer

keluarga

Rancangan

Petani
Petani

Primer

Petani

Tampilan

Data

Rancangan data dan penampilan dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:
Tabel

3.

Rancangan

Penampilan

Data

Macam data Sumber data M e t o d e T e k n i k Olah data Output / Tampilan


Data agro ekosistem : Sekunder dan lapangan - Peninjauan data sekunder
- Wawancara semi struktural Check kros dengan bantuan pertanyaan dan
peta

Tabulasi

Teknologi

dan

Uraian,

Diagram,

Primer

Matriks,
-

Tabel,

Studi

dll.
peta

- awancara semi struktural Peta usaha Tabulasi Tabel Penerapan teknologi


on

dan

of

farm

dan

gambar

Sosial

Ekonomi

- Jumlah dan komposisi anggota Primer -W awancara petani Individual Check


list

Tabulasi

dan

Uraian

Tabel

komposisi

(L/P)

- Aktivitas dan peran gender Primer - Wawancara petani Individual Check list
Matriks

dan

uraian

Tabel,

matrik

peran

gender

- Mata pencaharian dan pendidikan Sekunder - Peninjauan data sekunder


Check cros dengan bantuan pertanyaan check list Tabulasi dan Uraian Tabel
mata

pencaharian

dan

pendidikan

- Analisa usaha dan keputusan rumah tangga Primer - Wawancara petani


Individual check list Tabulasi dan Uraian Tabel Output, Input, B/C ratio, NPV,
IRR,

Diagram

- Kelembagaan pertanian Sekunder - Peninjauan data sekunder Check cros


dengan bantuan pertanyaan individual check list Uraian Tabel diagram Venn
- Sistem usaha agribisnis Primer - Wawancara petani Individual check list
Diagram

dan

uraian

Diagram

alir

- Profil keluarga Primer - Wawancara petani Check cros dengan bantuan


pertanyaan Tabulasi dan Uraian Tabel petani khusus dengan campuran

DAFTAR

PUSTAKA

Hanani, AR, Nutfil, 2003. Strategi Pembangunan Pertanian. Lappera pustaka


Utama,

Yogyakarta

Padmowihardjo, S, 2000. Materi Pokok Masalah Khusus . Universitas


Terbuka,

Jakarta.

Reijntjes Coen, Bertus Haverkart dan Waters-Bayer. 1999. Pertanian Masa


Depan, Pengantar Untuk Pertanian Berkelanjutan Dengan Input Luar
Rendah.

Kanisius.

Yogyakarta

Saragih. B. 2001. Suara Dari Bogor Membangun Sistem Agribisnis. Pustaka


Wirausaha

Sofyadi

Muda.

C.

Bogor.

p.

2008.

66

You might also like