You are on page 1of 22

BAB I

STATUS MEDIS PASIEN


I.

IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap

: Nn. R

Jenis Kelamin

: Perempuan

Usia

: 16 tahun

Agama

: Kristen

Alamat

: Kp. Badak Putih RT 04/09, Palabuhan Ratu, Kab.


Sukabumi

Suku Bangsa

: Sunda

Pekerjaan

: Tidak bekerja

Pendidikan Terakhir : SD
Status Pernikahan

: Belum Menikah

No. RM

: A 39****

Masuk RS tanggal

: 16 Agustus 2016

Tanggal Pemeriksaan : 10 September 2016


II.

RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat psikiatrik didapatkan dari autoanamnesa dan alloanamnesis.
Autoanamensis dilakukan pada 10 September 2016
Alloanamnesis dilakukan pada 10 September 2016 dengan paman pasien.
a. Keluhan Utama
Mengamuk sejak 2 hari SMRS
b. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien di bawa ke Unit Gawat Darurat RSUD R.
Syamsudin, S.H. tanggal 16 Agustus 2016 pukul 10.30 WIB oleh
paman dan tante pasien karena mengamuk sejak 2 hari SMRS.
Pasien datang dalam keadaan diikat dan dipegangi oleh
1

keluarganya

karena

sebelumnya

pasien

mengamuk

sambil

berbicara lantang dan melempar barang-barang di sekitarnya dan


mengancam ingin membunuh orang. Saat diajak berkomunikasi
pasien tidak dapat menjawab sesuai pertanyaan (tidak nyambung).
Ketika nama pasien dipanggil, pasien dapat melihat ke arah orang
yang memanggil namanya dan menjawab, namun jawaban tidak
nyambung dan bicara tidak jelas serta langsung buang muka.
Pasien menunjukkan raut muka yang marah. Sesekali pasien
berontak dan berusaha kabur. Paman pasien juga mengatakan
bahwa pasien sering berbicara tidak nyambung, sulit memusatkan
perhatian dan tertawa cekikikan sendiri. Pasien juga sering
mengurung diri di kamar dan jarang keluar rumah untuk bergaul
dengan orang di sekitarnya. Pasien tidak pernah mencoba untuk
melukai dirinya sendiri, juga tidak pernah berusaha menyerang
orang lain.

Pasien berpakaian sesuai usianya, namun rambut

pasien tampak berantakan.


Menurut paman pasien 2 hari SMRS pasien ingin kembali
bekerja namun tidak diizinkan oleh paman dan tante pasien, saat
itulah pasien mulai mengamuk dan melempar semua barang
disekitarnya. Sebelumnya 2 bulan SMRS pasien pernah secara
tiba-tiba menghilang dan diketahui telah bekerja selama 1 minggu
di salah satu pabrik di Kota Bandung. Pasien tidak memiliki teman
ditempat

bekerjanya

karena

sifat

pasien

yang

cenderung

memerintah bahkan terhadap bosnya sekalipun. Karena ulah pasien


di tempat bekerjanya bos pasien sempat masuk Rumah Sakit
selama beberapa hari karena serangan jantung. Setelah 1 minggu
bekerja bos pasien mengeluarkan pasien dari pekerjaannya. Setelah
dikeluarkan dari pekerjaannya pasien sempat mengamuk sambil
berbicara lantang dan melempar barang-barang di sekitarnya.
Selain itu, saat diajak berkomunikasi pasien tidak dapat menjawab
sesuai pertanyaan (tidak nyambung)

2 bulan SMRS pasien pernah berobat ke Poli Jiwa


ditemani tantenya, namun pasien tidak rutin dalam mengonsumsi
obat. Sejak tidak rutin mengonsumsi obat, pasien mulai sering
terlihat berbicara dan tertawa sendiri. Beberapa hari kemudian
pasien sering mengamuk namun emosi pasien dapat reda dengan
sendirinya sehingga pasien oleh paman dan tantenya hanya dirawat
di rumah. Paman pasien mengatakan pasien selalau mengancam
ingin membunuh semua orang yang mengajaknya bicara.
Sebelumnya paman pasien tidak pernah mengetahui apakah pasien
pernah menjadi korban tindak kejahatan atau tidak.
Pasien hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar
hingga kelas 5, selama bersekolah pasien selalu kabur-kaburan dan
cenderung memerintah seluruh teman-temannya. Selain itu, pasien
juga terlihat lebih tua dari teman sebayanya karena badannya yang
tinggi besar. Hingga pasien tidak memiliki satupun teman di
sekolah, karena merasa tidak ada yang mau berteman dengannya
pasien lebih sering menyendiri di sekolah dan menarik diri dari
pergaulan bahkan pasien menyatakan ingin berhenti sekolah
kepada pamannya dan memutuskan untuk bekerja atas kemauan
sendiri untuk membantu perekonomian keluarga pamannya.
Pasien dilahirkan dari ayah dan ibu yang belum menikah
secara sah, bahkan saat ibu pasien hamil beliau ditinggalkan oleh
suaminya. Sejak lahir pasien hanya tinggal bersama ibu pasien
sampai usia 5 tahun. Menurut paman pasien, ibu pasien memiliki
gangguan jiwa dengan gejala yang sama seperti yang dialami
pasien saat ini. Paman dan tante pasien membiarkan pasien tinggal
bersama ibu pasien hingga usia 5 tahun.
Saat pasien berusia 5 tahun ibu pasien meninggal, Sejak
saat itu pasien tinggal bersama paman dan tante pasien, bahkan
terkadang pasien tinggal secara berpindah-pindah ke rumah
saudara-saudaranya. Tidak ada satupun saudara pasien yang tahan

menerima pasien di rumahnya karena sifat pasien yang cenderung


memerintah semua orang dan seluruh keinginannya harus elalu
dituruti. Awalnya pasien merupakan anak yang banyak bicara
namun lama kelamaan pasien merasa tidak ada yang menerimanya.
Sejak saat itu pasien lebih sering menghabiskan waktunya di kamar
dan menyendiri setelah selesai melakukan aktivitas di luar rumah.
Pasien tidak terlihat memiliki kedekatan khusus denganseluruh
saudaranya. Di lingkungan rumah, pasien tidak memiliki teman
sebaya yang dekat dengannya, dan jarang mengikuti kegiatan di
lingkungan rumahnya.
Menurut pengakuan paman pasien, selain sering berbicara
sendiri, pasien juga sering merasa dekat dengan tuhan sehinga
pasien sering seolah-olah berbincang-bincang dan pasien sering
merasa ada seseorang didekatnya padahal orang tersebut tidak ada.
Pasien belum pernah di bawa ke orang pintar ataupun ustadz di
daerahnya sebelum di bawa ke RSUD R. Syamsudin, S.H karena
keluarga pasien merasa masih bisa menangani pasien.
c. Riwayat Gangguan Dahulu
i. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien belum pernah di rawat di RSUD R. Syamsudin, S.H.
sebelumnya, namun pasien merupakan pasien rawat jalan di
poli kesehatan jiwa selama lebih kurang 2 bulan terakhir.
ii. Riwayat Gangguan Medis Non-Psikiatri
Pasien tidak memiliki gangguan bawaan sejak lahir, tidak
pernah menderita sakit hingga membutuhkan perawatan
Rumah Sakit.
iii. Riwayat Zat Psikoaktif
Pasien tidak pernah merokok, mengkonsumsi alkohol, atau
mengonsumsi obat-obatan terlarang.

iv. Riwayat Berobat Ke Orang Pintar


Pasien belum pernah di bawa ke orang pintar maupun
ustadz
III.

RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


a. Riwayat Prenatal dan perinatal
Pasien dikandung selama Sembilan bulan tanpa pemeriksaan
antenatal yang teratur. Pasien dilahirkan cukup bulan melalui
persalinan normal yang dibantu oleh paraji. Pasien dilahirkan dari ayah
dan ibu yang belum menikah secara sah, bahkan saat ibu pasien hamil
beliau ditinggalkan oleh suaminya. Pasien merupakan anak satusatunya.
b. Riwayat Masa Kanak-Kanak Awal (03 tahun)
Pasien

tidak

mengalami

gangguan

pertumbuhan

dan

perkembangan. Menurut paman pasien, saat usia ini kondisi pasien


sama seperti anak seusianya. Sejak lahir, pasien diasuh oleh ibu
kandungnya yang juga memiliki gangguan jiwa. Pasien mendapatkan
ASI selama 6 bulan. Tidak pernah ada riwayat cedera kepala, tidak
terdapat riwayat kejang, ataupun sakit hingga memerlukan perawatan
di RS. Pola makan baik dan sesuai dengan usianya.
c. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (311 tahun)
Perkembangan fisik pasien sama dengan anak-anak sebayanya.
Pasien tidak bersekolah di taman kanak-kanak. Pasien mulai masuk
sekolah dasar (SD) pada saat berusia enam tahun. Semasa SD pasien
selalu kabur-kaburan dan cenderung memerintah seluruh temantemannya. Selain itu, pasien juga terlihat lebih tua dari teman
sebayanya karena badannya yang tinggi besar. Hingga pasien tidak
memiliki satupun teman di sekolah, karena merasa tidak ada yang mau
berteman dengannya pasien lebih sering menyendiri di sekolah dan

menarik diri dari pergaulan bahkan pasien menyatakan ingin berhenti


sekolah kepada pamannya saat menginjak kelas 5 SD.
d. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja
i. Hubungan Sosial
Pasien tidak mendapat kasih sayang dari ayahnya, pasien
hanya diasuh oleh ibu kandungnya sejak lahir hingga berusia 5
tahun. Pasien cenderung jarang beraktivitas di luar rumah.
Pasien lebih sering berada di dalam rumah. Paman pasien
mengatakan bahwa pasien tidak memiliki teman sebaya baik di
lingkungan sekolah, di lingkungan rumah maupun di
lingkungan pekerjaannya. Pasien cenderung dijauhi oleh
teman-teman dan keluarga saudaranya karena sifat pasien yang
selalu memerintah dan seluruh keninginannya harus selalu
dipenuhi.
ii. Riwayat Pendidikan Formal
Pasien bersekolah di SD yang cukup dekat dengan rumah
pamannya, karena Semasa SD pasien selalu kabur-kaburan dan
cenderung memerintah seluruh teman-temannya. Selain itu,
pasien juga terlihat lebih tua dari teman sebayanya karena
badannya yang tinggi besar. Pasien tidak memiliki satupun
teman di sekolah, karena merasa tidak ada yang mau berteman
dengannya pasien lebih sering menyendiri di sekolah dan
menarik diri dari pergaulan bahkan pasien menyatakan ingin
berhenti sekolah kepada pamannya saat menginjak kelas 5 SD.
iii. Perkembangan Motorik
Pasien tidak mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan
sesuai dengan usianya. Dalam perkembangan kognitif tidak
tampak adanya gangguan dalam belajar dan tidak tampak
gangguan motorik. Namun, pasien cenderung lebih aktif dan
lebih banyak berbicara dibandingkan anak-anak seusianya.

iv. Masalah Emosi dan Fisik


Pasien termasuk orang yang aktif dan banyak berbicara.
Namun, karena sifat pasien yang selalu memerintah semua
orang pasien tidak memiliki teman pada baik di sekolah, di
rumah maupun di lingkungan sekitar rumahnya.
v. Riwayat Psikososial
Paman pasiem tidak mengetahui apakah pasien pernah
mengalami kekerasan seksual atau tidak selama ini. Pasien
memiliki pacar saat ini, dan pasien selalu membawa pacarnya ke
rumah. Pacar pasien sangat menyayangi pasien Namun, karena
sifat pasien yang mulai aneh lama kelamaan pacarnya mulai
menjauhi pasien. Keluarga tidak memberitahukan pengetahuan
tentang seks. Paman pasien tidak banyak mengetahui mengenai
kehidupan seksual pasien.
vi. Riwayat Agama
Pasien beragama kristen yang termasuk tidak taat dalam
beribadah mulai dari masa kanak-kanak hingga saat ini.
e. Riwayat Masa Dewasa
i. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai karyawan di sebuah
perusahaan di Kota Bandung dengan posisi dalam kerja yang
kurang diketahui oleh paman pasien sejak SD kelas 5. Namun,
baru 1 minggu bekerja pasien dikeluarkan oleh bosnya karena
sifatnya yang selalu memerintah siapapun.
ii. Riwayat Pernikahan
Pasien belum pernah menikah.
iii. Riwayat Aktivitas Sosial
Pasien cenderung jarang bergaul dengan lingkungan sekitar
ataupun mengikuti kegiatan yang ada di daerahnya.

iv. Riwayat Keluarga


Pasien adalah anak kesatu-satunya. Ayah dan Ibu kandung
pasien sudah meninggal dunia. Ibu pasien memiliki riwayat
gangguan jiwa dengan gejala yang serupa dengan pasien saat ini.
f. Genogram Keluarga

g. Situasi Kehidupan Sekarang


Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat, hubungan pasien
dengan tetangga termasuk kurang. Pasien tinggal bersama Keluarga
pamannya. Sehari-hari biaya hidup pasien ditanggung oleh keluarga
pamannya.

IV.

WAWANCARA PSIKIATRI
Alloanamnesis tanggal 10 September 2016 di bangsal Kemuning
dengan paman pasien
D: Dokter Muda ; K: Keluarga Pasien (Paman) ; R: Inisial pasien
D

: Selamat siang, Pak.

: Siang dok

: Perkenalkan saya dokter muda N dan teman saya dokter muda A

dari bagian psikiatri, apa benar bapak adalah paman kandung dari Nn. R?
K

: Ya benar dok

: Baik pak, boleh kami minta waktunya sebentar untuk bertanya-

tanya apa yang terjadi dengan Nn. R hingga saat ini?


K

: Boleh dok. Jadi begini ceritanya dok, si R asal ususlnya begini

jadinya dia sudah berpindah-pindah tangan. Sejak kecil R sudah ditinggal


oleh kedua orang tuanya, R diasuh oleh adik adik saya atau bibinya.
Orangtuanya R juga memang stres juga
D

: Siapanya pak? Ibunya atau bapaknya yang memiliki gangguan

jiwa?
K

: Ibunya yang juga stres, R sering dibawa-bawa dan tinggal dengan

ibunya. Sempat juga R hilang selama 4 bulan saat tinggal dengan ibunya.
D

: hilang kemana pak?

: Setelah hilang selama 4 bulan, tiba-tiba sudah di Rumah bibinya

tidak izin dengan ibunya. R tinggal dengan ibunya hingga usia 5 tahun
kemudian setelah R sudah besar R tinggal dengan saya, R sekolah dekat
rumah namun hanya hingga kelas 5 SD.
D

: Selama di SD R punya teman dekat atau tidak?

: tidak punya, dia selalu mengasingkan diri dan memang awalnya

diasingkan dan sering diejek-ejek oleh teman-temannya karena badannya


yang lebih besar dibandingkan teman-temannya dan lebih tua
D

: Mengapa bisa lebih tua bapak?

: karena R selalu pindah-pindah rumah, terkadang pergi tidak ada

yang tahu kemana. Sehingga sekolahnyapun terbengkalai


D

: Saat kelas 5 seharusnya R berusia berapa?

: Seharusnya sudah usia SMP saat R kelas 5

: Kemudian setelah kelas 5 R aktivitasnya apa?

: Setelah kelas 5 SD selama 2 tahun R sempat tinggal pindah sana

sini, terkadang membantu adik adik saya di Rumahnya. Namun, R


cenderung memerintah semua orang yang ada di rumah tersebut sehingga
setiap dia di rumah siapapun tidak ada yang kuat menerima R lama-lama
D

: Selain itu, apa yang menyebabkan R pindah-pindah dan sering

menghilang?
K

: Awalnya dia sering memerintah anak-anak yang punya rumah,

lama kelamaan R diasingkan oleh yang punya R. Hingga dengan


sendirinya R meminta pindah. Ya begitulah kira-kira kehidupan R
D

: maaf sebelumnya kapan bapaknya R meninggal? Apakah saat Ibu

R hamil?
K

: saat R masih di dalam kandungan R sudah ditinggal oleh ayahnya

: Mengapa ditinggal? Apakah pernikahan kedua orang tuanya sah?

: Ya bagaimana ya dok sah tidak sah sih dok. Jadi kurang lebih

hamil duluan sebelum nikah


D

: Saat hamil apakah ibu R sudah memiliki gangguan jiwa?

: sudah lama ibunya R jadi stres, awalnya dia seperti diguna-guna

oleh orang yang menyukainya


D

: Gejala yang dialami ibunya apakah sama dengan R?

: sama dok sama persis gejalanya

: Kalo untuk R sendiri awalnya gejalanya sudah berapa lama pak?

: kurang lebih sudah 2 bulan, R sempet berobat dengan istri saya

( tantenya ) ke poli jiwa


D

: Lalu obatnya habis atau tidak?

: Obatnya habis dok, namun setelah obatnya habis tidak pernah

kontrol lagi

10

: Pencetusnya apa pak sampai gejala R bisa kambuh ?

: Jadi begini dok, R sempat hilang selama beberapa bulan,

kemudian oleh istri sudah ditemukan berada di Bandung. R bekerja selama


1 minggu di bandung namun temanteman R dan Bos R tidak menyukai
dia karena R selalu memerintah orang di tempat kerjanya
D

: Berarti R sama sekali tidak memiliki teman di tempat kerjanya?

: Ya bagaiamana mau punya teman dok, karena sifatnya begitu

suka memerintah, terlalu banyak berbicara dan suka marahmarah


D

: Kemudian pak mengapa R dibawa ke RS?

: Jadi R sudah mengamuk selama 3 hari, semua barang yang

disekitarnya dilempar dan di banting, semua orang yang mengajak bicara


diancam akan dibunuh oleh dia. Di rumah juga dia selalu berbicara sendiri
seolah olah sedang berbicara dengan Tuhannya. Selain itu, dia juga
sering merasa ada seseorang didekatnya padahal orang tersebut tidak ada.
D

: Lantas selama dia di rumah R mengaku sebagai Tuhan atau

tidak ?
K

: Tidak dok, namun seolaholah Tuhan berada dekat dengan dia,

sehingga dia bisa berbicara dengan Tuhannya dan R juga teriakteriak


mencari Maria
D

: Bapak selama di rumah apakah R di bawa ke ustad atau orang

pintar sekitar rumah ?


K

: Tidak pernah dok sama sekali

: Sebelum sakit apakah R rajin beribadah seperti ke gereja?

: Tidak dok , malah tidak pernah sama sekali

: Oke pak, untuk sekarang ini sepertinya saya sudah cukup

berbincang-bincang dengan bapak ya, kalau ada apa-apa lagi nanti saya
tanya bapak lagi tidak apa-apa ya pak?
K

: Iya dok, makasih ya dok, doain cepet sembuh ya, tolong dijagain

juga semoga R bisa sembuh deh dok.


D

: Iya pak, saya doain cepet sembuh, dan keluarga juga yang sabar

dan tabah ya pak. Bantu doa juga ya pak dari keluarga. Jangan lupa nanti

11

dijengukin ya pak. Terima kasih atas waktunya ya pak, hati-hati di jalan


pak.
Autoanamnesis tanggal 10 September 2016 di bangsal Kemuning
(autoanamnesis sulit dilakukan karena pasien tidak dapat diajak
bicara)
D : dokter muda ; P : pasien
D1

: Hallo, Rosa

P1

: Hallo kakak Maria

D2

: Rosa, perkenalkan saya dokter muda Nida. Saya mau ngobrol

ngobrol sedikit sama Rosa. Boleh?


P2

: Mamah kemana kakak Maria?

D3

: Rosa siapa nama lengkap Rosa?

P3

: Rosalinda Aritonang Rajaguguk

D4

: Biasanya dipanggil apa kalau di rumah?

P4

: Gak tau (dengan nada bicara semakin meninggi)

D5

: Rosa sekarang dimana?

P5

: Gak tau disini, saya mau masuk neraka saja

D6

: Rosa lagi sakit gak?

P6

: Gak, Kubunuh kau. Nanti kulaporkan kau ke tuhan jesus

(berteriak sambil mengacungkan telunjuk), kakak maria ada orang berdiri


dekat saya.
D7

: Siapa Rosa? Siapa yang berdiri didekat kamu?

P7

: ....... (Diam tak menjawab)

D8

: Rosa kangen mamah gak? mau aku ajak ketemu mamah?

P8

: Buka pintunya keluarkan aku dari sini aku ingin bertemu mamah,

itu disitu kak orang sedang berdiri sambil tertawa (menunjuk ke arah sudut
dinding)
D9

: Rosa mau ini? (sambil mengeluarkan makanan)

12

P9

: Mau kakak, mana sini rosa mau kak, cepat berikan, buka pintunya

kakak rosa mau keluar (dengan nada tinggi)


D10

: Ini rosa makanannya (sambil memberikan)

P10

: Tidak mau saya, bukakan pintu nya, rosa mau keluar, keluarkan

saya (dengan nada marah dan mengamuk sambil memukulmukul


dinding)
D11

: Rosa jangan marahmarah, tenang rosa, pakai lagi bajunya biar

terlihat cantik
P11

: Apa kau? (dengan mata melotot) eh berani macammacam ya,

kubunuh kau

V.

D12

: Rosa, apa yang dirasakan rosa sekarang?

P12

: .......... (diam saja sambil melamun)

PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Internus
i. Keadaan Umum

: Tampak sakit sedang

ii. Kesadaran

: Compos mentis

iii. TTV

: TD: 120/80 mmhg


RR: 20 x/menit

iv. Mata dan THT

: dalam batas normal

v. Gigi dan Mulut

: dalam batas normal

vi. Thorax

: dalam batas normal

vii. Abdomen

: dalam batas normal

viii. Ekstremitas

: dalam batas normal

N: 89 x/menit
S: 36,5OC

b. Status Neurologis
i. Gangguan rangsang Meningeal : (-)
ii. Mata :
Gerakan

: Baik kesegala arah

Bentuk Pupi

: Bulat isokor

Reflek cahaya

: +/+ (langsung, tidak langsung)

13

iii. Motorik
Tonus

: baik

Turgor : baik
Kekuatan

: baik

Koordinasi

: baik

iv. Refleks
VI.

: tidak dilakukan

STATUS MENTAL
a. Roman Muka

: Marah dan gelisah

b. Pikiran
i. Bentuk Pikiran

: Autistik (P1, P2, P6)

ii. Jalan Pikiran

: Inkoheren (P2, P5, P6, P8)


Negativisme (P7, P12)
Verbigasi (P6, P11)

iii. Isi Pikiran

: Waham Kebesaran (P6)

c. Mood dan Afek


i. Mood

: Labil

ii. Afek

: Appropriate affect

d. Gangguan Persepsi

: Halusinasi Visual ( + )

e. Gangguan Perhatian

: Distraktibilitas

f. Tingkah Laku

: Hiperaktif

g. Decorum

VII.

i. Penampilan

: Tidak rapi

ii. Higienis

: Buruk

iii. Sopan Santun

: Buruk

h. Tilikan

: Derajat 1

i. Taraf dapat dipercaya

: Tidak dapat dipercaya

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Aksis I

: F20.1 Skizofrenia Hebefrenik

Aksis II

: F60.1 Gangguan kepribadian skizoid


14

Aksis III

: Tidak ditemukan kelainan organobiologik

Aksis IV

: Masalah interaksi berkaitan dengan keluarga, lingkungan

sosial, pekerjaan.

VIII.

Aksis V

: (GAF 60-51) gejala sedang (moderate), disabilitas sedang

RENCANA TERAPI

Indikasi rawat dalam bangsal

Farmakoterapi

Haloperidol 5 mg 3 x 1

Trihexyphenidyl 2 mg 3 x 1

Chlorpromazine 100 mg 1 x 1

Psikoterapi
- Psikoterapi suportif: minum obat teratur dan rajin kontrol ke
dokter setelah dinyatakan dapat rawat jalan.
- Psikoterapi sugestif: meyakinkan pasien dengan tegas bahwa
apa yang dilihatnya tidak benar.
- Psikoterapi bimbingan: memberi nasehat kepada pasien untuk
taat beribadah karena dapat menenangkan pikiran.
- Psikoterapi keluarga: mengajak keluarga untuk lebih peduli
terhadap penyakit pasien dan akhirnya dapat memotivasi pasien
untuk menjalankan pengobatan dengan baik

IX.

PROGNOSIS
1. Quo ad vitam

: Dubia ad bonam

Pasien dapat menjalani kehidupannya dengan sehat dan tanpa


gangguan dengan syarat tidak boleh mengalami tekanan berat dan
minum obat setiap hari.
2. Quo ad functionam : Bonam
Pasien dapat bekerja seperti orang normal pada umumnya asalkan
dilakukan usaha-usaha agar pasien tidak kambuh.

15

3. Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam


Skizofrenia merupakan penyakit yang tidak dapat sembuh total dan
pasien harus mengonsumsi obat setiap hari.

16

BAB II
ANALISA KASUS

Epidemiolog

Skizofrenia Hebefrenik
Gender Pria = Wanita

Etiologi

Pria 10-25 tahun

Wanita 25-25 tahun

90%

Kasus

Wanita 16 tahun

ketergantungan

dengan

nikotin
Genetik

Biokimia dopamine, serotonin,

Ketergantungan nikotin (-)

norepinefrin, GABA, dll


-

Neuropatologi
serebri,
otak,

pengurangan
system

prefrontal,

limbik,

thalamus,

ventrikel
volume Genetik (ibu pasien juga menderita
korteks gangguan jiwa dengan gejala sama
ganglia seperti yang pasien alami saat ini)

basalis, serebelum.

Gejala

Disfungsi imun

Komplikasi saat melahirkan

Virus
Kriteria Umum Skizofrenia berdasarkan Memenuhi 1 kriteria:
Terdapat waham kebesaran

PPDGJ III:

Harus ada sedikitnya satu gejala


berikut ini
1. Thought echo, Thought
insertion or withdrawal,
thought broadcasting
2. Delusion

of

Control,

delusion

of

influence,

delusion

of

passivity,

delusional perception
17

3. Halusinasi auditorik
4. Waham-waham
menetap jenis lainnya

Atau paling sedikit ada dua

Onset penyakit pasien dimulai

gejala dibawah ini yang harus

saat usia 16 tahun. Pada pasien

selalu ada secara jelas:

terdapat halusinasi visual, arus

1. Halusinasi
menetap

yang
dari

pikiran

panca

pikiran

sehingga

berakibat inkoherensia, gejala

indera apa saja


2. Arus

terputus

negatif
yang

(penarikan

diri

dari

pergaulan sosial dan penurunan

terputus

kinerja social)

3. Perilaku katatonik
4. Gejala-gejala negatif

Adanya

gejala-gejala

khas

tersebut diatas telah berlangsung

Gejala telah berlangsung selama


kurun waktu dua bulan

selama kurun waktu satu bulan


atau lebih

Harus

ada

perubahan

yang

Terdapat

perubahan

yang

konsisten dan bermakna dalam

konsisten dan bermakna dalam

mutu keseluruhan

mutu

keseluruhan

(penarikan

diri secara social, hidup tak


Pedoman Diagnosis

bertujuan, hilangnya minat)

Skizofrenia Hebefrenik

Memenuhi

kriteria

umum

diagnosis skizofrenia

Diagnosis

hebefrenia

Telah

memenuhi

kriteria

umum diagnosis skizofrenia


untuk

Diagnosis

ditegakkan

saat

pertama kali hanya ditegakkan

usia pasien 16 tahun (15-25

pada usia remaja atau dewasa

tahun)

muda (onset biasanya mulai 1525 tahun)

Pasien senang menyendiri


-

Pasien

baru

bulan

18

Kepribadian

mengalami

premorbid

gejala

menunjukkan ciri khas pemalu

(Perilaku

yang

dan senang menyendiri, namun

bertanggungjawab

tidak harus demikian untuk

tak

menentukan diagnosis

selalu menyendiri, dan

dapat

tidak
dan

diramalkan,

Untuk

diagnosis

hebefrenia

perilaku

menunjukkan

yang

meyakinkan

umumnya

hampa tujuan dan hampa

diperlukan pengamatan kontinu

perasaan,

sering

selama 2 atau 3 bulan lamanya,

cekikikan

sendiri,

untuk

senyum sendiri, Proses

memastikan

bahwa

gambaran yang khas berikut ini

pikir

memang benar bertahan:

disorganisasi

dan

pembicaraan

tak

Perilaku

yang

tidak

menentu serta inkoheren)

bertanggungjawab dan tak


dapat

diramalkan,

serta

Gangguan

afektif

dan

ada

dorongan

kehendak,

serta

kecendrungan untuk selalu

gangguan

proses

pikir

menyendiri, dan perilaku

menonjol. Halusinasi visual

menunjukkan hampa tujuan

dan waham kebesaran namun

dan hampa perasaan

tidak menonjol

mannerism,

mengalami

Afek pasien dangkal dan


tidak wajar, sering disertai
oleh

cekikikan

atau

perasaan puas diri, senyum


sendiri, atau oleh sikap
tinggi

hati,

menyeringai,

tertawa
mannerism,

mengibuli secara bersenda


gurau,

keluhan

hipokondrial, dan ungkapan


kata yang diulang-ulang
19

Proses

pikir

mengalami

disorganisasi

dan

pembicaraan tak menentu


serta inkoheren

Gangguan afektif dan dorongan


kehendak,
proses

serta

gangguan

pikir

menonjol.

umumnya

Halusinasi

dan

waham mungkin ada namun


Diagnosis

tidak menonjol
F20.1 Skizofrenia Paranoid

Banding

memiliki

riwayat

halusinasi visual

Terapi

Pasien

F 30.2 Mania dengan gejala Psikotik


1. Farmakoterapi
- Anti

Psikotik

Haloperdol,

Tipikal

Chlorpromazine,

Psikotik

waham

- Haloperidol

mg:

antipsikotik tipikal
- Trihexiphenidyl 3 x 2 mg: untuk

Atipikal

Risperidone,

Clozapine,

Olanzapine,

Aripiprazole,

Quetiapine
2. Non

memiliki

kebesaran, riwayat irritabilitas.


1. Farmakoterapi

Trifluoperazine
- Anti

Pasien

mencegah

munculnya

gejala

ekstrapiramidal
- Chlorpromazine 1 x 100 mg:
antipsikotik tipikal

Farmakoterapi 2. Non

(Psikoterapi)

Farmakoterapi

(Psikoterapi)

- Terapi perilaku
- Terapi berorientasi-keluarga
- Terapi kelompok
- Psikoterapi individual
- Perawatan di Rumah Sakit
Prognosis

(Hospitalization)
Pasien dengan skizofrenia biasanya Pasien memiliki tilikan yang buruk

20

akan

mengalami

relaps

walaupun terhadap

penyakitnya.

Namun,

mengikuti regimen pengobatan secara awitan gejala yang tidak mendadak,


teratur. Sebanyak 40% akan mengalami onset
relaps setelah masa pengoatan berakhir.

pada

mengakibatkan,

saat

usia

prognosis

dini
pasien

bersifat dubia ad bonam. Namun,


kemungkinan

mengalami

relaps

karena onsetnya pada usia dini.

DAFTAR PUSTAKA

21

1. Maslim R. Diagnosis klinis gangguan jiwa rujukan ringkas dari PPDGJ III.
Jakarta : PT Nuh Jaya;2003.p.46-51.
2. Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi ke 3.Jakarta;
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya. 2007.
3. Saddock, JB, Saddock AC. Kaplan and Saddocks Synopsis of Psychiatry :
Behavioral Sciences, Clinical Psychiatry. Edisi ke 11. 2015. Philadelphia :
Lippincott Williams & Wilkins.
4. Kay J, Tasman A. Essentials of Psychiatry. Edisi ke 1. 2006

22

You might also like