You are on page 1of 1

Eritropoietin

Struktur dan fungsi


Bila seseorang mengalami perdarahan atau hipoksia, sintesis hemoglobin akan
meningkat, dan pembentukan serta pelepasan sel darah dari sumsum tulang
(Eritropoiesis) meningkat sebaliknya, bila volume sel darah meningkat diatas
normal akibat tranfusi, aktifitas eritropoietin initerjadi akibat perubahan kadar
eritropoietin dalam darah. Eritropoietin adalah suatu glukoprotein yang
mengandung 165 residu asam amino dan 4 rantani oligosakarida yang penting
untuk aktifitasinya secara in vivo. Kadarnya dalam darah sangat meningkat pada
anemia.
Eritropoietin meningkat jumlah sel induk yang peka-eritropoietin disumsum tulang.
Sel-sel induk ini kemudian berubah menjadi perkursor sel darah merah dan akhirnya
menjadi eritrosit matang. Reseptor untuk eritropoietin adalah suatu protein linear
dengan sebuah ranah transmembrane yang merupakan anggota super family
reseptor sitokin. Reseptor ini memiliki aktifitas tirosin kinase, dan mengaktifkan
kaskade serin dan treonin kinase yang menghambat apoptosis sel darah merah
sehingga pertumbuhan dan perkembangan sel darah ini meningkat.
Tempat utama inaktivasi eritropoietin adalah di hati, dan hormone ini memiliki
waktu paru dalam sirkulasi sekitar 5 jam. Namun, peningkatan sel darah merah
dalam darah yang dicetuskan hormone ini terjadi setelah 2 sampai 3 hari karena
pematangan sel darah merah merupakan suatu proses yang relative lambat.
Hilangnya sebagian kecil residu asam sialat dalam gugus karbohidrat yang
merupakan bagian dari molekul eritopoietin akan mempersingkat waktu paruh
menjadi 5 menit sehingga hormone ini menjadi tidak aktif secara biologis

You might also like