Professional Documents
Culture Documents
2512100019
2512100088
DOSEN PEMBIMBING
Yudha Prasetyawan, ST., M.Eng
NIP. 197705232000031002
LOGO
Menerangkan bahwa mahasiswa dibawah ini:
Fandi Adi Nugraha
NRP. 2512100019
Yanuar Rizki Agusta
NRP. 2512100088
Telah menyelesaikan Kerja Praktek di PT. Indonesian
Aerospace Bandung
Pada periode 8 Juni 2015 13 Juli 2015
Telah disetujui dan disahkan oleh,
Pembimbing Kerja Praktek
Firdawaty
ii
Menyetujui,
Dosen Pemimbing Internal
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan baik.
Laporan kerja praktek ini dibuat untuk memenuhi
penyelesaian program kerja praktek dari Jurusan Tekni
Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya yang dilaksanakan pada
Perusahaan PT. Indonesian Aerospace Bandung
(Dirgantara Indonesia).
Selama melaksanakan kerja praktek, penulis
mendapatkan begitu banyak bantuan, motivasi, saran, dan
pertolongan dari berbagai pihak. Atas setiap bantuan,
saran, dan motivasi tersebut, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas setiap rahmat yang
diberikan-Nya
2. Orang tua yang telah mendukung setiap proses yang
dilaksanakan penulis
3. Bu Frida, selaku pembimbing yang membantu setiap
proses kerja praktek pada Program Spirit Aerosystem
Dirgantara Indonesia
4. - ,selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
arahan dan masukan yang bermanfaat
5. Dody Hartanto, ST, MT, selaku koordinator kerja
praktek Jurusan Teknik Industri, ITS
6. Seluruh pihak yang telah mendukung penyelesaian
laporan kerja praktek
v
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN EKSTERNAL ...................... i
LEMBAR PENGESAHAN INTERNAL .......................iii
KATA PENGANTAR ..................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................ 4
1.3 Manfaat .............................................................. 5
1.4 Batasan dan Asumsi ........................................... 5
1.4.1
Batasan ....................................................... 6
1.4.2
Asumsi ....................................................... 6
5.1.2
5.1.3
Tingginya Tingkat Overtime Pada Proses
Produksi ................................................................. 47
5.2 Rekomendasi Perbaikan ................................... 52
5.2.1
Pembuatan Scheduling Terintegrasi Pada
Setiap Departemen ................................................. 53
5.2.2
Memberikan Safety Stock Kepada ProsesProses yang Diperlukan ......................................... 57
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................... 61
6.1 Kesimpulan ...................................................... 61
6.2 Saran ................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA .................................................... 67
LAMPIRAN ................................................................... 69
ix
DAFTAR GAMBAR
xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Rumus Perhitungan OEE.................................34
Tabel 5.1 Rangkuman Hutang Pengiriman Produk.........39
Tabel 5.2 Rekap Part DR Reject Pada DPM....................43
Tabel 5.3 Rekap Part DR Reject Pada Assy.....................45
Tabel 5.4 Perhitungan Overtime pada Produksi.............47
Tabel 5.5 Overtime pada Assembly................................50
Tabel 5.6 Rekap Lead Time dan Safety Stock Setiap
Proses DPM....................................................................58
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan akan dipaparkan mengenai
latar belakang kegiatan Kerja Praktek yang dilaksanakan
di Departemen Program Spirit Aerosystem PP3000,
Perusahaan Dirgantara Indonesia, Bandung. Selain
penyampaian latar belakang, terdapat juga pemaparan
mengenai tujuan, manfaat, juga batasan dan asumsi yang
digunakan dalam kerja praktek ini.
1.1
Latar Belakang
Selain kebutuhan hardskill berupa ilmu-ilmu
pengetahuan tentang keteknikan (engineering), kebutuhan
yang juga sangat penting adalah pengalaman kerja secara
langsung pada perusahaan sebagai bekal bagi sarjana
Teknik Industri agar bisa siap dalam menghadapi dunia
kerja. Dengan pengalaman tersebut sarjana Teknik
Industri dapat mengetahui atmosfer secara langsung dalam
dunia kerja, dan jobdesc-jobdesc yang biasa dilakukan
oleh sarjana TI.
Sebuah gambaran yang dapat mewakilki proses
bisnis sebuah industri adalah CIMOSA (Computer
Intergrated Manufacturing Open System). Dalam
CIMOSA terdapat tiga bagian proses yang saling
berkaitan yaitu Manage Process, Core Business Process,
dan Support Process. Berikut ini adalah gambar
keterkaitan dari setiap elemen CIMOSA:
Pemenuhan Order DR
31.25%
68.75%
Conforming Part DR
Reject DR
Tujuan
Pada subbab tujuan akan dijelaskan tujuan dari
kerja praktek yang dilakukan penulis.
1. Mempelajari dan memahami indikator
performa proses Perencanaan Pengendalian
Produksi
2. Mempelajari dan memahami bagaimana setiap
aktivitas harian/ bulanan yang mempengaruhi
performa proses Perencanaan Pengendalian
Produksi
4
3.
4.
1.3
Membandingkan
proses
Perencanaan
Pengendalian Produksi pada perusahaan
dengan materi kuliah
Menggali potensi pengembangan perusahaan
berbasis kendala dan prestasi dalam lingkup
Perencanaan Pengendalian Produksi.
Manfaat
Manfaat yang didapat dari kerja praktek yaitu :
1. Bagi Perusahaan, sebagai bahan masukan,
saran, dan rekomendasi untuk evaluasi
kegiatan produksi.
2. Bagi Penulis:
a. Mendapatkan
kesempatan
untuk
mengaplikasikan bidang keilmuan Teknik
Industri
b. Mendapatkan pengalaman untuk bekerja
dilapangan secara langsung
c. Mengetahui keseluruhan proses produksi
yang dijalankan dalam perusahaan untuk
memenuhi setiap program yang ada
d. Mendapatkan
pengalaman
untuk
mengaplikasikan teori perkuliahan dalam
permasalah perusahaan
1.4
1.4.1
Batasan
Batasan yang digunakan selama menjalankan
Kerja Praktek adalah :
1. Objek yang dianalisis adalah terfokus pada
part Drive Rip 2 (salah satu part yang
dikerjakan dalam program A380)
1.4.2
Asumsi
Asumsi yang dipergunakan selama menjalankan
Kerja Praktek adalah :
1. Data perusahaan yang diolah adalah benar dan
tidak ada rekayasa
1.5
Sistematika Penulisan
Berikut ini adalah sistematika penulisan yang
digunakan dalam pembuatan laporan kerja praktek sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan berisi tentang latar
belakang perlunya diadakannya kerja praktek, tujuan kerja
praktek, manfaat kerja praktek, batasan dan asumsi yang
digunakan selama kerja praktek, juga sistematika
penulisan laporan.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab gambaran umum perusahaan berisi
tentang hal-hal yang berhubungan dengan Perusahaan
Dirgantara Indonesia, Bandung yang meliputi sejarah
perusahaan, profil perusahaan, visi dan misi perusahan,
6
BAB II
GAMBARAN PERUSAHAAN
Pada bab gambaran perusahaan akan dijelaskan
mengenai sejarah PT. Dirgantara Indonesia, visi, misi,
struktur organisasi PT. Dirgantara Indonesia, struktur
dalam Divisi Program Manajemen & perencanaan, serta
struktur dalam program Spirit Aerosystem.
2.1
Sejarah Perusahaan
PT. Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace,
IAe) merupakan perusahaan milik negara yang bergerak
dalam bidang industri pesawat terbang. PT. Dirgantara
Indonesia ini berdiri pada tahun 1976. Sebelumnya pada
tahun 1970 Bacharuddin Jusuf Habibie sebagai pendiri
PT. Dirgantara Indonesia, dahulu dikenal dengan PT.
Industri Pesawat Terbang Nurtanio, mulai menggagas
untuk mendirikan industri pesawat terbang. Tetapi melihat
kemampuan Sumber Daya Manusia di Indonesia yang
belum mumpuni, pada saat itu Habibie membuat tim dan
mengirimkan tim tersebut untuk mempelajari ilmu
penerbangan di HFB / MBB. Pada tahun 1976 berdasarkan
Akte Notaris No. 15, di Jakarta, PT. Industri Pesawat
Terbang Nurtanio secara resmi didirikan dengan Dr. BJ.
Habibie sebagai Presiden Direktur nya. Pada tahun 1985
PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio secara resmi
berubah nama menjadi PT. Industri Pesawat Terbang
Nusantara (IPTN). Diawal perkembangannya IPTN
memiliki filosofi yaitu "Begin at the End and End at the
9
Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan kelas dunia dalam industri
dirgantara berbasis pada penguasaan teknologi tinggi dan
mampu bersaing dalam pasar global dengan
mengandalkan keunggulan biaya.
2.2.2
Misi Perusahaan
Sebagai pusat keunggulan di bidang industri
dirgantara terutama dalam rekayasa, rancang
bangun, manufaktur, produksi & pemeliharaan
untuk kepentingan komersial & militer dan juga
aplikasi diluar Industri dirgantara.
Menjalankan usaha dengan selalu berorientasi
pada aspek bisnis dan komersil dan dapat
menghasilkan produk dan jasa yang memiliki
keunggulan biaya.
2.5
DIREKTUR UTAMA
ASISTEN DIREKTUR
UTAMA BIDANG HUB
PEMERINTAH
SEKRETARIS
PERUSAHAAN
SATUAN PENGAWASAN
INTERN
DIVISI PENGAMANAN
DIREKTORAT KEUANGAN
DIVISI DUKUNGAN
PELANGGAN
DIVISI KEUANGAN
PERUSAHAAN
DIVISI PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA
DIVISI HELOCOPTER
COMPLETION CENTER
DIVISI
PERBENDAHARAAN
DIVISI ADMINISTRASI
SUMBER DAYA MANUSIA
DIVISI AKUTANSI
DIVISI PENGADAAN
UMUM & JASA FASILTAS
DIVISI MANAJEMEN
LOGISTIK AIRCRAFT
SERVICES
DIVISI TEKNOLOGI
INFORMASI
DIVISI PENGEMBANGAN
BISNIS & PEMASARAN
DIVISI MANAJEMEN
PROGRAM
DIVISI PENJUALAN
DIVISI PUSAT
TEKNOLOGI
DIVISI REKAYASA
MANUFAKTUR
DIVISI RESTRUKTURISASI
DIVISI MANAJEMEN
PROGRAM &
PERENCANAAN
DIREKTORAT PRODUKSI
12
2.6
Planning
Budgeting
C 295 Airplane
CN 235 Airplane
C 212 Airplane
N 219 Airplane
SAS Component
13
Airbus
Helicopter
ADS Airbus
BHTI Bell
Helicopter
2.7
Realisasi A320
Realisasi A350
Logistic
Realisasi A380
General
Administrator
Quality
Assurance
14
BAB III
LAPORAN AKTIVITAS HARIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai aktivitas
harian penulis selama Kerja Praktek dilakukan di PT.
Dirgantara Indonesia.
3.1
3.2
3.3
3.5
3.6
3.7
3.8
3.10
3.11
3.13
3.14
3.16
3.17
3.19
21
3.20
3.21
3.22
3.23
3.24
3.25
3.26
24
BAB IV
LANDASAN TEORI
Pada bab landasan teori akan dijelaskan mengenai
referensi yang digunakan dalam pengerjaan laporan.
25
4.1
BY SEA
DISTRIBUSI
(DSV)
SPIRIT AEROSYSTEM
SUPPLY MATERIAL
(ALL METAL
SERVICE)
BY AIR
Diagram di atas merupakan proses bisnis secara keseluruhan pada program SAS. Mulai
dari order yang diberikan dari Airbus, material yang disupply, proses produksi, dan distribusi. Proses
yang berwarna abu-abu ada proses yang telah kontrak dengan perusahaan lain sehingga SAS tidak
terlalu mencampuri urusan yang telah terdapat pada kontrak tersebut. Order yang diberikan sudah
26
mendapat kontrak dari perusahaan Airbus, sehingga kewajiban SAS adalah untuk memenuhi
permintaan dari Airbus dan sudah terdapat detail kontrak setiap periodenya. Untuk supply material
juga sudah kontrak dengan perusahaan All Metal Service (AMS), sehingga SAS tidak perlu membeli
membeli material yang dibutuhkan untuk proses produksi, kecuali apabila terlalu banyak proses yang
reject sehingga SAS harus mengganti material tersebut. Untuk pengiriman kepada Airbus di UK juga
sudah kontrak dengan perusahaan DSV (lewat laut), tetapi apabila terdapat keterlambatan pada proses
produksinya yang menyebabkan pengiriman harus lewat udara agar lebih cepat maka SAS harus
menanggung biayanya sendiri.
27
LOGISTIK
SPIRIT AEROSYSTEM
DPM + QA
ASSEMBLY +
PACKAGING
28
4.2
Safety Stock
Safety stock atau biasa disebut juga dengan buffer
stock merupakan istilah dalam logistik yang berarti tingkat
stok tambahan yang harus ada untuk mengurangi resiko
stock out (kehabisan stok) karena faktor-faktor tertentu.
Dengan menggunakan safety stock ini dapat mengurangi
resiko apabila terjadi kekurangan material, sehingga tidak
perlu mengulangi proses yang panjang untuk mengadakan
material tersebut karena sudah tersedia stok tambahan
untuk material tersebut.
Terdapat tiga komponen yang bisa menjadi
pertimbangan untuk menentukan safety stock:
1. Variasi Permintaan
Permintaan pada suatu produk dalam
perusahaan pasti sangat bervariasi dan jarang
sekali terdapat kasus dimana jumlah dari
permintaan tersebut stabil. Semakin besar variasi
jumlah permintaan pada suatu produk maka
30
33
34
BAB V
ANALISIS DAN INTERPRETASI
Pada Bab analisa dan interpretasi ini akan
dijelaskan mengenai analisis permasalahan yang ada pada
program SAS dan rekomendasi yang diberikan untuk
menanggulangi permasalahan tersebut.
5.1
Identifikasi Permasalahan
5.1.1 Keterlambatan Pemenuhan Order
Berdasarkan proses bisnis Program Spirit
Aerosystem PT. Dirgantara Indonesia yang telah
dijelaskan pada subbab sebelumnya, PT. Dirgantara
Indonesia penerima order pembuatan produk komponen
pesawat salah satunya milik Airbus 380 dari perusahaan
Spirit Aerosystem dengan sistem kontrak dan pengiriman
terjadwal. Artinya, PT. Dirgantara Indonesia harus
mengirimkan produk dengan jadwal dan kuantitas yang
telah disepakati sebelumnya.
Karakteristik komponen produk pada Airbus 380
memiliki dimensi yang besar dan spesifikasi proses yang
rumit. Sebagai contoh salah satu produk yang diproduksi
yaitu Drive Rib 2 yang memiliki dimensi + 1m x 2m
dengan total proses produksi yang harus dilewati sebanyak
21 proses. Dengan karakteristik tersebut, untuk membuat
satu buah produk dibutuhkan waktu berminggu-minggu
bahkan berbulan-bulan.
Lamanya waktu proses yang dibutuhkan dalam
produksi membuat PT. Dirgantara Indonesia harus
35
melakukan
agar order
Dirgantara
Production
berikut.
36
37
38
Week
18
19
20
21
22
Description
Drive Rib 2
Assy
Quantity
1
Hinge Rib 2
Assy
Bracklet Elec
Assy
Fork Fitting
Assy
Drive Rib 1
Assy
Skin
Angle Fwd
Support
AGU Mounting
Bracklet Assy
Skin Filler Part
Bracklet Elec
Assy
Riblet
Bracklet Upper
AGU Mounting
Bracklet Assy
Bracklet Elec
Assy
Drive Rib 1
Assy
Skin
Riblet
1
1
2
1
1
2
39
Ship by
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Week
Description
Bolt Stop
Quantity
6
Gooseneck
Bracklet Assy
Retainer Seal
Angle Fwd
Support
Ship by
Air
Air
Air
Air
Bracklet Elec
4
Assy
Air
Tabel 5.1 diatas merupakan rangkuman
pengiriman produk yang dilakukan oleh PT. Dirgantara
Indonesia diluar Set yang seharusnya dikirimkan. Data
yang diambil dibatasi dalam kurun waktu lima minggu
terhitung sejak minggu ke-18 hingga minggu ke-22.
Kolom pertama pada Tabel 5.1 menunjukkan pada
minggu ke berapa produk dikirimkan. Kolom kedua pada
tabel menunjukkan deskripsi produk yang dikirimkan.
Produk tersebut merupakan kekurangan dari set-set
sebelumnya yang belum terpenuhi. Kolom ketiga
menunjukkan kuantitas produk yang dikirimkan.
Sementara kolom keempat menunjukkan moda
pengiriman yang digunakan.
Keterlambatan pengiriman produk ini menjadi
beban tambahan bagi PT. Dirgantara Indonesia. Sebagai
contoh pada minggu ke-18, dimana pada MPS set yang
seharusnya dikirimkan adalah 208 (FAJ Kits), 209(Major
Assy), dan 210 (Stage 1) namun PT. Dirgantara Indonesia
juga harus mengirimkan Drive Rib 2 dan Hinge Rib 2. Hal
ini mempengaruhi kapasistas pengriman yang sudah
40
Tidak adanya jadwal yang mendetail pada masingmasing stasiun kerja. Lantai produksi PT.
Dirgantara Indonesia yang menangani programprogram lain mengerjakan produk dengan
kuantitas cukup besar sehingga berpotensi
menimbulkan bentrokan jadwal yang berakibat
bottleneck pada salah satu program
Umur mesin yang sudah cukup tua menyebabkan
mesin tidak mampu lagi bekerja sesuai kapasitas
terpasangnya. Berkurangnya kemampuan mesin
juga memengaruhi akurasi nya sehingga
menyebabkan scrap pada material yang diproses.
Budaya kerja pada PT. Dirgantara Indonesia
kurang begitu mendukung pencapaian target yang
diinginkan perusahaan. Seringkali terdapat
pegawai yang memiliki etos kerja rendah.
Dari beberapa uraian diatas menunjukkan
pentingnya ketepatan waktu pengiriman produk bagi PT.
Dirgantara Indonesia. Jadwal yang telah disusun harus
diimbangi dengan perencanaan produksi yang matang
agar PT. Dirgantara Indonesia tidak mengalami kerugian.
5.1.2
Req. start
Notific. Status
Description
Material
100000515
5/27/2013
NOCO NOTI CL
Thickness of flange
L5745746920001
100000516
5/27/2013
NOCO NOTI CL
Flange thickness
L5745746920001
100000784
6/11/2013
THINNED
L5745747020001
100000786
6/11/2013
THINNED
L5745747020001
100000919
6/17/2013
Thinned
L5745747020001
100001129
6/26/2013
THINNED
L5745747020001
100001131
6/26/2013
THINNED
L5745747020001
100001132
6/26/2013
THINNED
L5745747020001
100001849
7/25/2013
Toolmark
L5745746920001
100002099
8/19/2013
Toolmark
L5745746920001
43
100003281
10/19/2013
Toolmark
L5745747020001
100004220
11/27/2013
Toolmark
L5745746920001
100010608
11/6/2014
Undersized
L5745747020001
100012180
1/28/2015
THINNED
L5745746920001
100012186
1/28/2015
incorrect
L5745747020001
100012339
2/3/2015
THINNED
L5745747020001
Part
Name
Discrepancies
L574-57444-001-01
DR4 Stbd
L574-57444-000-01
DR4 Port
L574-57444-000-01
DR4 Port
L574-57444-001-01
DR4 Stbd
L574-40134-000-01
DR2 Port
L574-40134-001-01
DR2 Stbd
L574-40138-001-01
L574-57444-000-01
DR3 Stbd
DR4 Port
45
Remarks
L574-40138-001-01
DR3 Stbd
L574-40138-001-01
DR3 Stbd
L574-40134-001-01
DR2 Stbd
L574-40134-001-01
DR2 Stbd
L574-57444-001-01
DR4 Stbd
L574-40138-001-01
DR3 Stbd
L574-40133-001-01
DR1 Stbd
Op.
Number
Description Standart
Time
Actual
Time
Overtime
111111
880001
Remark
ISSUER
INSPECTI
ON
0
0.086
0
0
0
0.79
47
110104
331503
331503
331501
380119
373201
883101
372102
883101
FITTER
PRE
CUTTING
CNC
PROFILIN
G
MACHINE
DGMP
CNC
PROFILIN
G
MACHINE
DGMP
CNC
PROFILIN
G
MACHINE
DGAL
FITTER
MACHINI
NG
DRILLING
MACHINE
HIGH
SPEED
INSPECTI
ON
CNC
VERTICAL
JIG
BORING
SIP 720
HIGH
SPEED
0.8
1.408
-0.608
6.047
13
-6.953
1.321
2.233
-0.912
38.426
29.583
1.178
15
-13.822
0.56
-0.44
2.53
0.75
1.64
-0.89
2.53
2.53
48
511103
885101
880005
510307
885101
537404
885301
536004
885301
INSPECTI
ON
CHEMICA
L
CLEANIN
G FOR
ALUMINU
M
ALUMINI
UM
TREATME
NT INSP.
PENETRA
N
INSPECTI
ON
CHROMIC
ACID
ANODIZIN
G
ALUMINI
UM
TREATME
NT INSP.
PRIMER
PAINTING
PAINTING
INSPECTI
ON
TOP COAT
PAINTING
PAINTING
INSPECTI
ON
0.661
0.048
1.54
0.018
1.54
0.018
1.215
0.008
1.54
0.012
3.828
0.106
0.54
0.54
0.602
0.702
-0.1
0.08
0.08
49
537901
885501
MARKING
0.09
0.14
-0.05
FINAL
2.13
2.13
0
INSPECTI
ON
Total
68.698 72.282
-3.584
Berdasarkan Tabel 5.5 diatas dapat dilihat
seberapa besar overtime yang terjadi pada proses produksi
PT. Dirgantara Indonesia. Overtime dihitung dari selisih
antara waktu aktual dan waktu standar yang telah
ditetapkan. Sebagai contoh penyumbang overtime terbesar
yaitu pada operasi fitter machining dengan waktu standar
1,178 jam dan waktu aktualnya sebesar 15 jam sehingga
overtime yang dihasilkan pada operasi fitter machining
adalah 13,822 jam.
Selain terjadi pada proses produksi PT. Dirgantara
Indonesia, overtime juga terjadi pada proses Assembly
seperti dijelaskan dalam Tabel 5.6 sebagai berikut.
Tabel 5.5 Overtime pada Assembly
Op.
Number
Description Standart
Time
Actual
Time
Overtime
111111
880001
Remark
ISSUER
INSPECTI
ON
MECHANI
C
ASSEMBL
ER A380
0
0.25
0
0.083
0
0
3.615
1.942
AEDW
G1
50
AEHQI
1
AEDW
G1
AEHQI
1
AEDW
G1
AEHQI
1
AEDW
G1
AEHQI
1
INSP. AND
FINAL
INSP. A380
MECHANI
C
ASSEMBL
ER A380
INSP. AND
FINAL
INSP. A380
MECHANI
C
ASSEMBL
ER A380
INSP. AND
FINAL
INSP. A380
MECHANI
C
ASSEMBL
ER A380
INSP. AND
FINAL
INSP. A380
0.25
0.28
-0.03
16.3
33.013
-16.713
0.25
0.303
-0.053
7.6
9.838
-2.238
0.25
0.307
-0.057
0.135
0.185
-0.05
0.25
0.25
Total
28.9
46.201 -17.301
Berdasarkan Tabel 5.5 diatas dapat dilihat tingkat
overtime yang terjadi pada bagian assembly. Dengan
penyumbang overtime terbesar yaitu pada operation
number AEDWG1 yang memiliki overtime hingga 16,713
jam.
Overtime menimbulkan dampak yang besar bagi
proses produksi PT. Dirgantara Indonesia. Bertambahnya
51
Rekomendasi Perbaikan
Sub-bab ini berisikan perbaikan-perbaikan yang
diperoleh untuk program SAS.
52
53
Kedatangan
raw material
DPM start
finish
MPS
Assembly
Proses Produksi
(DPM)
Assembly
Packaging
Packaging
Shipment
54
Finish
Pada diagram di atas box warna coklat adalah apaapa saja yang terdapat pada MPS dan dijadikan acuan
dalam pengerjaan proses produksi. Permasalahan yang
biasa terjadi padadepartemen (DPM, Assy, dan
Packaging) adalah setiap departemen hanya berpacu
terhadap kapan produk itu harus dikirim tanpa
memperhatikan lama waktu proses produksi sehingga
menyebabkan adanya keterlambatan proses. Begitu juga
dengan hutang, hampir setiap minggu SAS memiliki
hutang set yang harus dikirimkan ke Airbus, karena hanya
berpacu pada MPS maka jadwal pada tiap departemen
sering bentrok dengan program-program yang lain. Maka
dari itu perlu ditambahkan proses penjadwalan pada
masing-masing departemen yang saling terintegrasi
dengan MPS dan memperhatikan pula hutang-hutang yang
harus dibayarkan. Berikut ini adalah diagram perbaikan
dalam penarikan scheduling.
55
Kedatangan raw
material
MPS
Scheduling DPM
Assembly
Scheduling
Assembly
Packaging
Scheduling
Packaging
Proses Produksi
(DPM)
Assembly
Packaging
Shipment
56
Finish
Tabel 5.6 Rekap Lead Time dan Safety Stock Setiap Proses DPM
Op.
Number
Description Standart
Time
Actual
Time
Safety
Stock
111111
880001
Remark
ISSUER
INSPECTI
ON
FITTER
PRE
CUTTING
CNC
PROFILIN
G
MACHINE
DGMP
CNC
PROFILIN
G
MACHINE
DGMP
CNC
PROFILIN
G
MACHINE
DGAL
FITTER
MACHINI
NG
DRILLING
MACHINE
HIGH
SPEED
0
0.79
0
0.086
0
0
0.8
1.408
6.047
13
1.321
2.233
38.426
29.583
1.178
15
0.56
2.53
110104
331503
331503
331501
380119
373201
883101
58
372102
883101
511103
885101
880005
510307
885101
INSPECTI
ON
CNC
VERTICAL
JIG
BORING
SIP 720
HIGH
SPEED
INSPECTI
ON
CHEMICA
L
CLEANIN
G FOR
ALUMINU
M
ALUMINI
UM
TREATME
NT INSP.
PENETRA
N
INSPECTI
ON
CHROMIC
ACID
ANODIZIN
G
ALUMINI
UM
TREATME
NT INSP.
0.75
1.64
2.53
2.53
0.661
0.048
1.54
0.018
1.54
0.018
1.215
0.008
1.54
0.012
59
537404
PRIMER
3.828
0.106
0
PAINTING
885301 PAINTING
0.54
0.54
0
INSPECTI
ON
536004 TOP COAT
0.602
0.702
0
PAINTING
885301 PAINTING
0.08
0.08
0
INSPECTI
ON
537901 MARKING
0.09
0.14
0
885501
FINAL
2.13
2.13
0
INSPECTI
ON
Total
68.698 72.282
5
Safety stock dalam hal ini digunakan untuk
mengakomodir material yang mengalami reject pada
proses-proses yang vital pada proses produksi, sehingga
pada saat terjadi reject SAS tidak perlu mengulangi proses
dari awal, mulai dari mengambil material di gudang.
Rekomendasi ini dapat dilakukan karena material yang
didapatkan SAS sudah kontrak dengan AMS dan dari
AMS pun telah menyediakan stok lebih untuk
materialnya.
Konsekuensi yang didapatkan dalam
rekomendasi ini adalah SAS harus menyediakan tempat
dan treatment khusus terhadap material yang menjadi
safety stock pada beberapa proses vitalnya.
60
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi dengan kesimpulan yang didapat
dari pelaksanaan Kerja Praktek pada PT. Dirgantara
Indonesia dan saran yang diberikan untuk perusahaan
berdasarkan analisis yang telah dibuat.
6.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari pengerjaan laporan
Kerja Praktek pada PT. Dirgantara Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan,
indikator performa proses perencanaan
pengendalian produksi pada PT. Dirgantara
Indonesia antara lain:
Tercapainya on time delivery dengan
tingkat keterlambatan produk minimal
Mengurangi adanya produk reject dan
scrap
Mengurangi terjadinya overtime pada
bagian tertentu
2. Beberapa aktivitas harian yang mempengaruhi
pencapaian performa proses perencanaan
pengendalian produksi antara lain:
Tidak adanya jadwal yang terintegrasi
pada masing-masing stasiun kerja
sehingga memungkinkan terjadinya
bentrokan
61
62
Saran
Saran yang dapat diberikan dari pengerjaan
laporan Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan sebaiknya memberikan arahan dan
petunjuk yang sistematis terkait pelaksanaan
kerja praktek terutama pada awal agar
mahasiswa
tidak
kebingungan
dalam
pelaksanaan.
2. Memperbaiki sistem administrasi kerja praktek
yang terlalu banyak menyita waktu.
3. Merancang sistem kerja praktek yang memiliki
arahan serta pembelajaran yang jelas bagi
mahasiswa.
63
DAFTAR PUSTAKA
Fogarty, D. W., Jr, B., H, J., & Hoffman, T. R. (1991).
Production & Inventory Management 2nd
Edition. Ohio: South Western Publishing Co.
Ballou Ronald H. 2003. Business Logistics/ Supply Chain
Management. Prentice Hall
PT. Dirgantara Indonesia. (2014-2015). Dokumen PT.
Dirgantara Indonesia. Bandung: PT. Dirgantara
Indonesia.
Hirano, H. (2009). JIT Implementation Manual : The
Complete Guide to Just - In -Time Manufacturing
2nd Edition Volume 1 - 6. New York: CRC Press.
Hill James A., William L. Berry, David A. Schilling. 2003.
67
68
LAMPIRAN
69