You are on page 1of 2

KEJUJURAN

Kejujuran adalah kemampuan seseorang yang dapat melakukan satu perbuatan yang sama
dengan perkataan yang ia ucapkan. Apa yang dikatakan orang tersebut haruslah sesuai
dengan apa yang orang itu perbuat. Perbuatannya tersebut harus dilakukan secara nyata dan
mencakup berbagai bidang kehidupan dalam masyarakat.
Kejujuran dilakukan bukan karena adanya aturan yang berlaku tetapi karena adanya
kesadaran dalam seseorang. Contohnya adalah guru yang berdoa di ruang guru karena ada
kepala sekolah di ruangan tersebut. Seharusnya mereka memiliki kesadaran bahwa berdoa itu
bukanlah karena takut akan sesama manusia tetapi berdoa itu sendiri ditujukan kepada Tuhan
dan kita harus meluangkan waktu untuk berdoa kepada-Nya.
Akibat kejujuran tidak diberlakukan di masyarakat, mengakibatnya banyaknya ketidak
jujuran yang ada di masyarakat luas, oleh akibat adanya ketidakjujuran mengakibatkan
timbulnya ketidakjujuran di dalam masyarakat seperti di bidang plitik, ekonomi, dan juga
dalam bidang sosial budaya.
Dalam bidang politik, ketidak jujuran diakibatkan oleh banyaknya orang yang ingin
mempertahankan kekuasaannya sehingga ia melakukan segala cara untuk
mempertahankannya tanpa mementingkan kepentingan orang banyak. Contoh dari
ketidakjujuran dalam bidang politik adalah adanya seseorang atau kelompok dalam struktur
kepemimpinan yang merubah atau mempergunakan undang undang demi kepentingannya
sendiri atau golongannya. Contoh yang lain dari bidang politik adalah adanya politik uang
yang dilakukan seseorang untuk memperkaya dirinya atau golongan dan UN yang bocor
sehingga banyak anak yang mencontek sehingga UN tidak lagi digunakan untuk standarisasi
kelulusan tetapi nilai sekolah lah yang dijadikan nilai kelulusan anak tersebut, karena yang
mengetahui anak tersebut bukanlah pemerintah tetapi guru guru yang ada di sekolahan
tersebut.
Ada pula dalam bidang ekonomi, dalam bidang ekonomi, ketidakjujuran dikarenakan oleh
seseorang yang rakus akan harta atau materi dan menganggap materi atau harta adalah
segalanya dalam hidup ini. Contoh dari ketidakjujuran dalam bidang ekonomi adalah orang
yang meninggikan harga jual sebuah barang atau yang biasa disebut dengan mark up. Mark
up adalah meninggikan budget untuk kepentingan pribadi. Orang tersebut menaikkan harga
awal dalam bon sehingga ia akan mendapatkan keuntungan dalam pembelian barang
tersebut. Contoh lain dari ketidakjujuran dalam bidang ekonomi adalah adanya korupsi,
proyek fiktif dan kredit macet.
Bentuk ketidakjujuran yang terakhir adalah di dalam bidang sosial budaya, ketidakjujuran
dibidang sosial budaya diakibatkan oleh seseorang yang ingin menciptakan keharmonisan
tetapi keharmonisan tersebut bersifat hanya sementara dan palsu. Contohnya adalah pada saat
jaman pemerintahan Soeharto, masyarakat Indonesia dipenggal hak haknya, sehingga setelah
masyarakat Indonesia terlepas dari masa pemerintahan Soeharto, masyarakat Indonesia
menjadi tidak karuan/ barbar

Dari macam macam ketidakjujuran diatas maka dapat dibuat penilaian kejujuran didalam
kehidupan bermasyarakat. Penilaian di dalam kehidupan bermasyarakat menurut saya
belomlah baik. Dalam masyarakat masih banyak orang yang melakukan tindakan yang tidak
jujur dibandingkan tindakan yang menjunjung kejujuran itu sendiri. Seperti pada bidang
politik diatas, tindak kejujuran di bidang politik yang merubah undang undang demi
kepentingan golongan atau partai seharusnya tidaklah dilakukan karena dapat merugikan
banyak orang, lalu adanya politik uang yang merugikan orang banyak juga kareena uang
tersebut didapat dari masyarakat banyak tetapi ia menipu banyak orang sehingga uang
tersebut dipakai untuk kepentingannya pribadi.
Dalam bidang ekonomi pun memiliki penilaian yang masih sama dengan bidang politik.
Masih banyak orang yang melakukan tindakaan ketidakjujuran dikarenakan mementingkan
dirinya sendiri dan mencari keuntungan untuk dirinya sendiri. Seperti mark up, seharusnya
harga yang ditulis sesuai dengan harga dari penjual, bukan ia sendiri yang menuliskan harga
tersebut sehingga membuat banyak orang rugi dan hanya orang tersebut yang mendapatkan
untung. Contoh lainnya adalah korupsi, orang yang korupsi adalah orang yang egois, karena
dengan melakukan korupsi, berarti oran tersebut merenggut uang rakyat yang diberikat
negara yang seharusnya dapat digunakan untuk memajukan negara tetapi uang tersebut
dipakai oleh orang tersebut dan menjadikan negara kita menjadi tidak berkembang menjadi
lebih baik. Kredit macet pun sama saja merugikan orang, karena jika kita ingin mencicil
sesuatu seharusnya kita sudah mempertimbangkan anggaran yang kita punya untuk
membayar cicilan perbulannya, namun jika kita tidak dapat membayarnya maka kita akan
membuat kredit tersebutt macet dan merugikan orang orang. Lalu proyek fiktif dapat
merugikan orang banyak juga, dikarenakan orang yang berbohong dan mengajukan proposal
untuk membuat sebuah proyek dengan anggaran yang tertulis tetapi hasil dari proyek itu
tidak ada tetapi uang yang diberikan saat penandatanganan proposal pun hilang dipakai orang
yang bersangkutan sehingga dapat merugikan orang yang memberikan dana.
Ada pula ketidakjujuran di jaman modern ini, yang paling terlihat dalam ketidakjujuran di
jaman modern adalah dalam bidang pendidikan. Banyak anak anak yang bertindak tidak jujur
saat mengerjakan tugas serta mengerjakan ulanngan dengan melihat handphone yang dimana
handphone tersebut dapat tersambung dengan internet yang menyediakan ribuan hingga
jutaan jawaban yang benar sehingga anak anak tidak harus lagi berpikir tetapi ia hanya
melihat dan mendapatkan jawaban bahkan mereka dapat mendapatkan nilai yang sangat
bagus yang mungkin dapat mengalahkan hasil pekerjaan anak anak lain yang bekerja jujur.
Slogan yang daya punya untuk membangun sikap jujur adalah Hati yang jujur
menghasilkan perilaku yang jujur pula Slogan tersebut berkata bahwa jika kita memiliki
hati yang bersih dan jujur, makan segala sesuatu yang dilakukan oleh kita akan menghasilkan
hasil yang baik pula. Karena segala sesuatu yang dilakukan berasal dari dalam tubuh kita.
Jika di dalam tubuh kita terbiasa untuk melakukan hal buruk, maka akan berperilaku buruk,
tetapi jika kita dibiasakan untuk melakukan hal baik, maka kita akan berlaku baik juga.
TIMOTIUS ANDHIEKA H.
XIA 5 - 27

You might also like