You are on page 1of 5

Pembuatan Pupuk ZA

Pupuk ZA dibuat dari gas amoniak dan gas belerang. Persenyawaan kedua zat
tersebut menghasilkan pupuk ZA yang mengandung N 20,5 sampai 21%, bersifat
tidak higroskopis. Menurut Hilman dkk, (1993, dalam Widyastuti, 1996), pupuk N
dalam bentuk ammonium sulfat (ZA) yang diberikan ke dalam tanah pertama-tama
akan diserap (adsorpsi) oleh kompleks koloid tanah dan bentuk N (NH 4+) cenderung
tidak hilang dan tercuci air, sedangkan urea dapat segera larut dalam air. Tahap
akhir dalam proses pembuatan pupuk ZA adalah pengeringan.
Pengeringan adalah proses untuk menghilangkan sejumlah cairan volatile yang
terdapat dalam padatan dengan cara evaporasi. Dalam industry pupuk seperti
ammonium sulfat (ZA), superfosfat (SP), dan natriium fosfat kalium (NPK), proses
pengeringan biasanya dilakukan dengan menggunakan rotary dryer. Untuk dapat
mendesain dan menganalisa kinerja suatu rotary dryer, perlu diketahui terlebih
dahulu karakteristik pengeringan bahan padat yang dikeringkan. Hal ini dapat
dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan alat tray dryer. Penelitian
untuk memperoleh data karakteristik telah dilakukan oleh sejumlah peneliti, antara
lain : pengeringan limbah padat dari ekstraksi minyak zaitun oleh Doymaz et al
(2003), pengeringan ampas wortel oleh Singh et al (2006), pengeringan biji anggur
oleh Roberts et al (2008), dan pengeringan limbah padat tapioca oleh Dedi dkk
(2009). Mereka melakukan penelitian penelitan pengeringan limbah padat dan
hasilnya dimodelkan dengan menggunakan model empiris untuk mendapatka
parameter karakteristik pengeringannya.
Selama proses pengeringan dalam tray dryer terjadi peristiwa peristiwa
fundamental secara bersamaan yang meliputi transfer panas dari media pengering
(biasanya udara) ke padatan yang dikeringkan dan transfer massa air dari padatan
yang dikeringkan ke media pengering (udara). Data-data yang diperoleh dari
penelitian secara eksperimental perlu digeneralisasi terlebih dahulu untuk dapat
menaksir parameter-parameter proses yang penting dengan menggunakan
pengembangan model matematis proses yang terjadi.
Reaksi yang terjadi selama proses pembuatan pupuk ZA di PT.PETROKIMIA GRESIK
adalah :
1. Pembentukan amoniak (di unit Pabrik Amoniak):
N2 + 3H2 2NH3
2. Pembentukan asam sulfat (di unit Pabrik Asam Sulfat):
S + O2 SO2
SO2 + O2 SO3
SO3 + H2O H2SO4
3. Pembentukan ZA (untuk Solid Base, di unit Pabrik ZA):
2NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4

Jenis Proses
Proses produksi amonium sulfat terdiri dari berbagai proses yaitu, proses netralisasi
langsung, proses karbonasi batubara, proses gypsum (merseburg process), dan
proses absorbsi sulfur.
1. Proses Netralisasi Langsung Proses produksi amonium sulfat dari reaksi amonia
dan asam sulfat disebut dengan proses netralisasi langsung. Panas dari reak si
mampu menguapkan seluruh air jika konsentrasi asam sulfat 70% atau lebih.
Amonium sulfat dibuat dalam suatu unit netralizer dengan mereaksikan gas
amonia dengan asam sulfat
dibawah tekanan vakum yaitu sekitar 5558 mmHg dengan suhu 105C dengan
reaksi sebagai berikut :
2 NH3 (g) + H2SO4 (aq) (NH4)2SO4 (s)
H = -274 kJ/mol (-65,5 kcal/mol)
(Hal. 726-728, Kirk-Othmer, 1994)

2. Proses Karbonasi Batubara


Pada tahun 1920-an, proses karbonasi batubara ini sangatlah populer di
kalangan industri. Namun pada perkembangannnya, proses ini semakin
berkurang seiring dengan meningkatnya instalasi oil-gas proccess dan
penggunaan minyak serta gas alam untuk pemanasan. Di lain pihak, batubara
yang dikarbonasi tetap digunakan untuk memproduksi amonium sulfat.
Amonium sulfat dapat diproduksi dari batubara dengan 3 cara yaitu proses
langsung, proses tak langsung, dan proses semi langsung.
a) Proses langsung dalam proses ini, semua gas yang terbentuk didinginkan
terlebih dahulu untuk menghilangkan sejumlah tar. Kemudian terjadi reaksi

phenosolvan untuk menghilangkan phenol. Amonia akan dipisahkan dari


kondensat dalam CLL (Chemie Linz-Lurgi). Selanjutnya melewati saturator
bubble (type spray), dimana reaksi amonia dengan asam sulfat terjadi.
Kristal amonium sulfat yang terbentuk dalam cairan akan turun, kemudian
dipisahkan dan dicuci dalam centrifuge lalu dikeringkan. Kristal kering yang
dihasilkan dikirim lewat conveyor untuk disimpan.
Berikut dapat dilihat blok diagram pembuatan amonium sulfat dengan
proses langsung :

b)

Proses tak langsung pada proses ini, gas panas dari oven didinginkan
dengan resirkulasi cairan pencuci dan air scrubbing. Campuran cairan
kemudian dipanaskan dengan steam dalam kolom stripper tipe bubble untuk
melepaskan amonia bebas dalam senyawa garam seperti amonium
karbonat dan amonium sulfit. Sebagian cairan dalam kolom stripper
kemudian ditambahkan dengan larutan kapur untuk menguraikankomponen
garam seperti amonium klorida. Steam lewat melalui kolom kedua distripping
dengan amonia dan cairan kemudian dicampur dengan uap dan diperoleh
amonia mentah yang selanjutnya diubah menjadi amonium sulfat
dalamsaturator kristaliser.

Berikut dapat dilihat blok diagram pembuatan amonium sulfat dengan


proses tak langsung:
3. Proses Merseburg Proses produksi amonium sulfat dengan proses Merseburg
pertama sekali dilakukan di Inggris pada tahun 1951 dan di India pada tahun
1967. Proses ini merupakan reaksi antara amonium karbonat dengan gypsum.
Proses ini masih digunakan di berbagai negara dimana suplay gypsum tersedia
dalam jumlah besar seperti Inggris, Prancis, Jerman dan India.
Reaksi yang terjadi ad alah sebagai berikut :
2NH3 + CO2 + H2O (NH4)2CO3
(NH4)2CO3 + CaSO4.2H2O (NH4)2SO4 + CaCO3 + 2H2O
Larutan amonium karbonat jenuh digunakan dalam proses yang dibuat dengan
cara melarutkan karbondioksida dalam larutan amonium hidroksida.
Karbondioksida tersedia sebagai hasil samping pembakaran hidrokarbon.
Konversi pada reaksi kira-kira 95% sesudah lima jam, jika gypsum bereaksi
sempurna dan suhu reaksi dijaga pada 70 oC. Campuran reaksi difilter untuk
memisahkan kalsium karbonat yang terbentuk dari larutan amonium sulfat
(Hal.726-728, Kirk-Othmer, 1994).
4. Proses Absorbsi Sulfur Amonium sulfat dapat dibuat dengan mengabsorbsi gas
sulfur pada pelarut organik dan menghasilkan sulfit atau kaya liquor dengan

udara untuk memproduksi sulfat. Kemudian ditambahkan amonia untuk


menghasilkan amonium sulfat. Setelah itu dipisahkan dari solventnya, di
centrifugasi dan dikeringkan kemudian di bagging. Solvent yang digunakan
biasanya adalah xylidine atau monomethyanilin.
Banyak cara diperkenalkan selama beberapa tahun untuk proses pembuangan
gas sulfur ke udara untuk dimanfaatkan dalam pembuatan amonium sulfat.
Proses ini akan menjadi lebih ekonomis di masa depan karena akan membantu
mengurangi tingkat emisi polusi. Pada proses ini ditemukan teknik pengurangan
kadar sulfur dengan biaya yang rendah untuk unit yang kecil. Proses ini meliputi
reaksi larutan amonia dengan sulfur dioxide dalam reaktor kristalizer untuk
membentuk kristal amonium sulfit. Gas yang tidak bereaksi dibuang keudara.
Tahapan reaksinya adalah sebagai berikut :
2NH3 + SO2 + H2O (NH4)2SO3
(NH4)2O3 + O 2(NH4)2SO4
Reaksi yang terjadi berada pada tekanan 0,15 atm dan suhu 200
450 oC menggunakan katalis V2O5. Amonium Sulfit kristal dicentrifuge dari
kristaliser dan dioksidasi menjadi amonium sulfat dalam rotary dryer (Hal. 726728, Kirk-Othmer, 1994).
2.3. Spesifikasi bahan baku, bahan penunjang dan pupuk ZA sebagai produk
1. Ammonia (Bahan Baku)
Wujud
: cair
Kenampakan
: tidak berwarna
Bau
: khas ammonia
Tekanan
: 3-4 kg/cm2
Temperatur
: 85 oC
Komposisi:
NH3 min
: 99,0-99,5 % berat
H2O max : 0,5-1 % berat
2. Asam Sulfat (Bahan Baku)
Wujud
: cair
Kenampakan
: tidak berwarna
Bau
: khas asam sulfat
Tekanan
: 5 kg/cm2
Komposisi:
H2SO4 min : 98,0-99,5 % berat
H2O max : 0,2-2,0 % berat
3. Uresoft 150 (Bahan Penunjang)
Uresoft 150 sebagai bahan anti caking.

You might also like