You are on page 1of 9
Pros. Lok, Pngetoaan& Ip Terunb Karang adoesi Saket, 22-24 Nopember 1999: 1576S ‘SEBARAN DAN BEBERAPA ASPEK VEGETASI RUMPUT LAUT (ALGAE MAKRO) DI PERATRAN TERUMBU KARANG INDONESIA Wanda. Atmadja Paslitng Oseanolog -LPt ABSTRAK Rompot lit i Indonesia tela soja lame mena pefatian dan dimanfatan seca ‘konomissebngal bahanKonsune! dalam aegeri dan untuk ekspor. Jenene rumput iat seperti Eucherma ‘pps Geld 5p, Gracilaria spp, Sargassum spp. dn Caulerpa Sp. dicenal sebept rumput laut Yang beri ekonomis di Indonesia, Rumput lout ‘ect i lam umumny fumboh mencmpe! pda beogai substrata i empat yang ocak di der tnumbu karan yng terscar Ins di perian laut Indonesia, Seber. ‘amp iatbiasya trpengarah ols gerakan al teomasok pasang-sunt,Keseman fopografykompettt dan Kohan prefator, Paper ini menguarakan sebaran dan ‘pberap asp vegeta rumput laut berdasrtan daa dan informs yang dperolch drt ‘sl penelion yan telah lakukan di Indonesia PENDAHULUAN Surmber daya alam Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang potensal berupa flora dan fiuna dara dan laut, Flora di periran laut mislnya yang, berupa algae malo ddan miko Serta lama terfir ata ibuan jens. ‘Knusus mengenai vegeasi algae makzo di peraran laut, umamaya merupakan Komponen, asi ckosistom terumbu harang. Keberadaannya sebagai organisme produser memberikan sumbangan berart bagi kshidapan binatangakatikterutama herbivora di laut. Dar segickologis Algae makro ini berfungs: juga scbagai penyedia karbonat dan pengokoh substrat dasar yang, bermanfaet beg! stabilias dan kolajutan keberadsan terumbu karang tersebut. Selain itu Juea ‘bermanfaat bagi menunjang kebutuhanhidup manisia schagai bahan pangan dan indus. ‘Sebaran alge mekro di peairan laut secara ummm mengikti sebaranterumbu karan, sobagai habitatnya, Namun secara lokal di daecah terumbu karang, sebaran algae tersebut ‘ipengaruhi oleh fektor-fktoringkungan perairan dan karakteristikjenis algae terscbut "Aspek scbaran dan vegeasi algae makro ini mervpakan dua hal yang, menark untae dikemotakan dalam rangla pemberdayaan potensinya.secara optimal dan_beskelanjutan Penampilantulsan ini tiharapkan memberikan informasi bermakns bagi pengembangan ima ‘pengetahuan dan teknolog elautan seta kemajuan perekonomian di Indonesia, BAHAN DAN METODE, ‘Tulsan ini disgjkan berdasarkan babar-bakan yang. dikumpulkas dari tasl-hasil peneltian yang telah diskukan baik yang berupa data primer maupun sckunder. Aspek sebaran ‘diutaakan menurat data kepadatan algae di stip dacrah yang telah diteli, sedangkan aspek Yregetast dinaraskan das data kualtatif dan kunnttaif basil pengamatan di lapangan, Hasil terscbut umurinya dipewleh dari penerapan metode berupa Koleksi bebas dan pengambilan sampel melalui transek karat ‘Kegistan di hboratorium diakukan beropa pengamatan visual seeara makzoskopis rmaupun mikroskopis tahadap morfologi sampel untuk idemifkasi jenis. Anal data juga dilakukanterhedap hasilpengamatan di lapangan dan hail penelusuan pustaka. Kesemua baba dan metode yang. dipergunakan ini diteangkan dalam beotuk integritas kajian guna Woon, Arana memperlibatkan ganbaran aspek ssbaran dan vopetasi algae makso di daerahterumbu karang Indonesia, HASIL DAN PEMBAHASAN ‘Scbaran algae makro di perairan terumbu karang ‘Terumby karang merupakan sua ckosistom di laut yang keberadaznnya melibatkan| berbagai Komponen floristik dan faunistik yang erat Keterkatannya dengan fektor lingkungan ik habtamye. Flora yang betada di ckosstom terumbu karang ini tumbuh tersebarbordasarkan {Kecocokan macam habit atau substazya dan faktor-fektor lin yang mempengaruhinya seperti ‘Kompetitor, profil habitat dan karaktristkjenianya ‘Scbaran algae tersebut, dalam al ini yang, bersiftIokal di darah terumbu Karan. biasanya borupa scbaranvertial dai arahdaratanpantai ke laut dan membentuk:zonasi-zonas pertumbuhan yang dipengaruhi fkaor-faktor tert, ‘Di daeah perairanterumbu karang pada gars besaraya ade dua Keadaan yaitufokast yang selala tergenang air (Submerged) dan lokasilokast yang hanya. sewakmwvaktu saja ‘Eanenang air dokas! pasang-surut atau “intertidal” Lokastlokasi yang selalu tergenang air antaa Iain adalah: ‘> Lereng iar terumbu (ref slopes) sarapai ke dasarpeairan © Pari-pait oats) yng berada di bagian ssi dalam dinding terumbu (ref eds) 1 Perairan goba (lagoons) yang umurnya berada di daerah bagian dalam trambu, Saluransauran penghubung atau kanal tempat Keluar masuknya air pada saat pasang dan Lotasi~ lokasi yang mengalami kekeringan pada sat surat dan tergenang atau teens air pada seat pasangantara Ini ala PPaporan atau rataan tramba (ref flats) Panta bats rata terumbu dan darian Daerah pematangalgas (ref edges) ‘Gogus atau tumpukan karang batu mat i daerah pinggi har rataanterumbu (rampart) ‘Sbaran alge makso baik vertikal manpun borizontal umumays, mengika pola sharan loka lokas terscbut dan berdasarkan kesesuaian substrat dasa sebagai tempat melekat Lereng Terumbu (Reef slopes) ‘Di lerongteramu ini biasanya tumbuh berbagaijnis karang bata (koa). Topografi Jereng ini bervariasi menarut Jokasi dan model teumbu karangnya, ada yang landai sampai dengan jarak pulukan meter dari dinding trumbu misalnya seperti yang berada di Pulau-polaa Seria (Atmadja & Sulit, 1988), Ada juga lereng terumbu ini yang bersift texjal Banya ‘beborapa meter sja dari dnding erumbu dan langsung curam ke arah laut yang dalam, misainya ‘yang terdapat pada beberapa Palas di Selat Sunda (Atmadja & Sulisijo, 1985), Pamtai Samudera Indovesia, Bali (Sulisijo & Atmadja, 1980), Sulawesi, Malla dan Irian Jaya. “Jonis-jenis algae yang tumbub di sii rela sedikitantara ain: Amphiro sp., Halimede, spp, Dic spp, Gelidum spp, Halimeda spp Turbinaria spp Galaxcura epp., dan Seraassun spp. Tampelnya algae tersebut lebih ‘oleran tumbuh di tempat dalam dan Tearalteristik di dacra ini dan dapat tumbuh melckat pada karang bata mati 158 Sena & Besos Ash Veer Ror Laur Parie-part (fous) Dacra ini berad di bagian sisi dalam dinging terumbu atau di bagian ujung Ina rata terumbu. Situasinya selau tergenang air valan tidak begitu dalam (biasanya kedalamannya sekta lip betas sentimetersampai satu metr) dan lbih banyak tepengarch oleh gerakan ait yng biasanya keluar masuk kanal, Azau paling tidak daerah ii lebih cepat mendapat pergantian air pada saat pasang. Substatdasar yang terdapat di sini umumaya karang bat mati bereampur dengan pasir dan kaang bats hidup, Kebanyakan algae tumbuh di daerah ini: boleh dikatakan di sini adalah dacrah alge. “Mengapa demikian, karena di sini faktorfaktor ccologik yang ada dapat memenuhi persyaratan ‘umbuh algse misalnya, pencahayzan cukup karen tidak tala dalam, idle perah Kekeringan yang menimbulkan stress bagi pertumbuhan, lebih banyak mendapat sirulasi dan gerakan ait ‘yang merangsang atau memacu proses metabolik ertumbubannya, Algae penting yang tumbub di Siniantra lain: Acanchophora spp , Caulerpa spp. Eucheuma spp, Gracilaria spp, Galaruara sep. Hypnea spp., Hormophysa triquetra, Rhocmenta palmata, Sargassum spp. Tarbinarla spp, dan Uiba spp Goba (Lagoons) ‘Goba adalah suatu zona di dalam terumbu karang yang berbentak kolam dan tidak pernah ‘ekeringan walau pada surutterendah sekaipen. Goba ini umumaya memiliki has yang bevariasi molai dari yang berukuran kecil sanpai kepada yang berukuran besar mencapai pluhan hektar. Sebagai contoh yang jes adalah gobargoba yang ada di gugusan Pulau Pasi, Pulau-pulau Seribu Algae yang rumbuh di daerah gota ini wmomnya algae yang memiliki karakerstie morfolopis yang memungkiskan penyesuaian perturbuhan di pinggiran goba tcrscbut yang, ‘umumunya bersotrat dasar hunk stau pasi-lumpar. Algae terscbut antava lain Caulerpa spp. yang ‘memilikistolon dan sistem perakaran yang dapet mengikat pesir dan dapat menembus lumpur, ‘Yang lainnya adalah berbagaijenis Halimeda, Uaotea dan Avraimaliea yang mempunysi sistem Perakaran atau holdfast yang dapat menggumpal pasir dan lumpur sehingga memangkinkan Pertumbuhannya di daerah lampur dan pasir seperti di pinggit goba ini, Selain algae tersebut ferdapat juga algse lainnya seperti Amphirog, Ceramium Polisiphonia dan ania yang ‘tumbuhnya begitu mudsh monumpang atau cpift pada tumbuhan lainnya di pinggiran obs ‘seperti berbagai jenis lamun (Seagrasses) mislnya Enhalus, Thalassz, Cymodocea dan Holodsle Rataan terambu (ref fats) Ratan terumbu yang dimaksudkan di sini adalah yang beruparataan posit (sand fats) yang umumnya merupakan sebagian besar dari terumbu karang yang berupa intertidal atau Gaerah pasang surut. Darah ini umumnya bersubsat pasir dan terdapat pula di beberap tempat rang botu mati dan Karang hidup. Pada saat surut (air rondah) sebagian besar mengalami [Kekeringan dan pada waktu ar pacang terendam ai Algae yang tumbuh di dacrah ini umunnya memiliki ketahanan terhedap suasana Kckerimagan sampai beberapa jam, misalaya Acamhophora dendroides, Corllopsis (Gracilaria) salicomia, Gelidiell acerosa, Gehdtopss, Halimeda spp, Padina australis den ‘Uva lactic. Secara sik, algae tersebut dileaglani dengan kondisisubstansial morfologis yang, ‘khasschingga dapat tahantumbuh pada kondis kckeringan seperti substans shall yang kompak dan ada juga yang berupa lembaran pis, Dinding terumbu berupa pematang algae (algal ridges) dan gudus (rampart) Dacrah dining terumbu merupakan batas har ratan terumbu yang biasanya dapat berupa Pematang algae (algal ridges) atau gudus(rampar). Pematang algae bisanya tedapat di daerah 159 ‘terumbu Karang yang berada di laut yang berombak besar dengan penyanggs substratdasar yang ompak kuatsepert yang tedapat di dacrah paniai laut Samudera Indonesia. Sedanglan gudus biasany Timbanan pecakan koral mati yang terakumulasi oleh ombak yang tidak ‘ogi besa dan dak bepituserng Di tempal-empat terscut biasanya tumbuh algae yang bersifat keras (Coraline algae) terutama di daorah gudus,sedangkan di daerah pematang algae selanalgactersebut juga terdapat Diciyosphaeria spp. yang thallaseya bulat keras berongan dan Caulerpa yang dapat merambat ‘ual pada substat. Algae yang tumbah di sini than kekeringan dan tahan ombak baik pads sta ‘mba den pada saat kolonisasi ata penempcian spora pads saat awl pertunbubaa, “Tempat pertumbuhan Hucheuma serra di Tanjung Benoa, Bali menunjukkan keadaan kas ‘yang berbeda dengan di tempat-crmpat linaya (Subsijo & Atmadja, 1980). Kekhasantersbut [dala sera umumnya tumbuh di daerah pematang algne yang datar brparit-paritsehingga flgee ni masih terkena a dar ara laut yang masih dapat masuk ke daerah ratan teromiu pada Saat air surutrendah ‘Algae yang turbuh di ematang algae umumanys memilki daya Iekat lust pada subst ‘Dalam ha ini biasaya Kerang thallinya dilengkapi dengan alt pelekat (holds!) yang bukan aja kuat secara fii tetapi juga secara substan’ Dar sogi substan algae di sini memilikt ‘Kemampuan unfuk melekat kuat dan cepat pada substrat,ukuranspora biasanya lebih besar dan ‘adanya semacam lapisan perekaUlendir(sickinessjellyess), juga memiliki kelengkapan lain feperti misalnya srabut perakaran (hizoid) dan proscs cnzimatisasi pada awa pelekatan untuk rmembantu proses penysrapan makanan, Aspek vegtasi “Vezetsi algae makro di daerah tcrumbu Karang yang melipui kebadian dan portumbuhanaya tidak teropas dari pongaruh faktor-fakior lingkangsnnya. Dalam ‘emperiahankan kelangsungan vegetasi, cumbulan ini melakukan penyesuaian terhadap faktor Tingkangan melasi berbagai karakteistik morflogis dan fsilogisaya. Bagi tumbuhan yang. dibudidayakan, modifkasi penyesuaian yang dilakukan manusia akan lebih berperan. Dalam bal ini dilakukan penyesusian tempat dan sistem perlskuan pertumbuban yang diharapkan lebih ‘mengustungkan, Pengaruh faktor-faktor Hingkangan tersebut bak secaratesendiri maupun beckombinas terhadap vepeasi tumbuhan algae makro akan tercormin dari kondisi keaneksragaman dan elimplnan jens, produktivitas dan reproduktivzs pertumbukannya. Keaneharagaman dan kelimpakan jenis aktorfaldor pencahayaan, subu, substrat, gerakan ait, kadar garam dan gerakan ai rmerupakan lima faitor penting dalam penentan diverstas dan kualitas pertunbuban algae smakro, Pencahayaan yang ada hatannya dengan proses fotosntsis bergantung pads kecerahan dan kedalaman air yang mempengaruh intenslas cabay2, Kehadiran dan kelimpahan slgac Gdaerch terumbs Karang, tampakaya berkurang pada tempat-tempat yang lebih dalam “dibandingkan dengan daetah dangkal, Makin cerlang peraran di suatu tempat akan lebih banyak ‘cahaya menembus dan memperlancar proses fotosintesis yang mengakibatian akan bertambah brik dan berimpainys algae yang tumbuh di tempat tersebut Keanekaragaman dan kolimpahan algae ini dipengammhi pula oleh subu yang. ada Perubahan subymisal penurunan dan pesaikan suhu yang tinggi akan menurunkan ‘keanekaragaman jens algae malo, Namnun ada beberapa jenis algae yang than perubshan subu im, Misal Euchewma spp. hanya tahan terhadap perubahan stha yang kocil(senothermal), sedangkan Gracilaria spp. than terhadap perubshan subu yang tinggi (eurythermal). 160 Sea & Besos Aspe Vecer Riser Lact ‘Tabel 1, Sebaran algae makro di peraran Terumbu Karang Indonesia, Tenis Algae. FE F FA [LT [PG _| Kw SL | eaniophora dendroides A. specifera ‘Amansia giomeraia Corallopsissalicormia (Gracilaria) Truce spinon E-cottonis Eserra Galazaura pp. (Gelidum cartlageneam G-comeum G-crinale Gri Gracilaria Tichenoides .coronopifoia G-euchewmioides G folifera + bal [aloe elle oe [Hpnea sp. ‘Laurencia sp. Rhodymenta pala + feel iefyoptert sp. [ictyoua spp. Padina sp, DP. Turbinaria spp. Caulerpa sp. Codium spp. ‘Chaetomorpha crassa Dietsphoeri spp «| nel Halimedi sop Ua spp Reterangan RP- Rataan Pas PA Pematang Algae LT Lereng Terumba 2G -Pinggit Goba KN~Kenal SL ~ Substrat ain i Aumadja, WS. & Sulisijo, 1980 ‘Aumada, W'S. & Salisijo 1988 a ‘Avmaca, W'S. & Sulisijo 1988 b Aumaja, W'S. & Suisijo 1989 “Atmadja, WS. & S. Wiaya 1995 Sulistijo & WS, Atmadia 1980 161 eA Romane Ase Ue Tou Gear Cantar. Pornangelintan pep prin unbo kag ‘Yan mai pang le sg) an = (comp 162 eanelaragaman jens algae malo ditetlan ula oleh strubtur dan keanckaragaman abit (substan). Kestaban,kokrasan,tkurpermukaan, dan porsitas subst adalah penting aninya bagi pertumbuhan yang) mendukung limpahannya. Olzh Karena itu tedapetya eanchargaman jenis algae makro di dacth pasang surat (tril) ana nin dsebabhan pla olch eteropenitas subsramya. Di tmpettmpat yang dmilik subsrat pecan karan bats ‘rat, Karang matt mas dan pai yang ebih stabil mempurya keanskaragarin gas yang lbih tinge ibandingkan dengan ci tempat-tmpa! yang hanya bersubstat psi dan mpur. Msalaya 4 delat darah mangrove da anu yang unumaya besubsuat limpar hanya trdapat bebe, jens algo dar marga Caulerp,Hatneda, Coun dan Avra. Ringlasnya, serakin Kompleks dan heierogen linghungan sik satu peraian misalnya 4 dara crmbu karan, tampak malin baneaagaman daa konplcks perumbuhan ramput hung ‘Rumput laut (algae makro) di dserah torumba karang berdssar_pongamatan, lebih ‘banyak tumbuh pada daerah yang berombak dan berarus moderat (sedang). Ketelindungan dan ‘Koterbukaan terhadap ombak merupakan for penentu bagi kuanttas kehodiran algae tersebut Daorah poraran yang terkena ombak kat au besar, biasnya hanya ditumbubi oleh sejumish algae tertentu yang secara Fisk dan fisiologik tahan ombak seperti Gelidium, Rhoden, CCigartina dan Sargassum (Atmadja & Sulstjo, 1980, Sulstjo & Atmadja, 1980; Atmadja, 1994), Gerakan air yang ckstrim atau teralu kuat akan mempersult dan menghambat penempelan spora alga lainnya Keanckaragaman dan Kelimpahan algae dapat pula tcrhambat olch Karena Kcbodiran ‘organism lainnya yang bersifatkompettor seperti ikan herbivors, moluska pemangsa lgac, bul bbabi (Diadema) dan Kompetitor lainnya divi algae makro itu sent. Sebagai contoh ada Jeecenderumgan bahwa apabila tenggang walt invasi oleh algae lain yang mendominastsuatu era lambat, akan banyak jenis algae vangtumbub, Di darah yang ditumbuhi algae berukuran bosar, kelimpabian algas yang borukuran Kecil berkurang, Algae Laurencia obtusa di perairan Pulau Pari tampak tumbuh scbogai kompetitor teadap Eucheuma spinosum (Atmadja & Sulistijo, 1988) Di sisi Iain Ksbanyakan parumbuban algne berasosiash dengan berbaga jenis lainnya seperti tampak pada suatu komunitas yang terri dari algae Fucheuma, Acanthophora, Gracilaria, Amphiroa, Gelidiell, Sargassum, Turbnaria Dityota, Caulerpa dan Cod. Pertumbuhan ‘Pertubuhan dan reproduktvitasalgas makro merapakan proses kebedanjutan komunitas ‘algae sebagai Komponen florisik di daemh terumbu karang. Pertumbuhan terscht. dapat ‘mencapai maksimal pada su dan pencahayean yang optimal dengan kadar nursi yang ting Dalam hal ini kesuburan pertumbuban algae makro ini itentukan oleh empat fakorlingkungan ong sine meng spe pmburan taal ants pecnsyan, genta a, shu an tas ai, Pencahayaan sudah jelas peranannya dalam mendukung pertumbuhan algae sebagai ‘organisme fotsintak (Dring, 1982). Kualtas dan macem pencahayaan dapet menentukan Jualias pertumbuhan, Algae hijau tampaknva ibih efisien dalam memanfzatkanexhaya merah sehingga banyak tumbub di tempat danglal, algae coklat lebih cenderung tumbuh di kedalaman ‘yang sedang dan algac merah Icbih banyak tumbuh optimal pada intensitas eahaya sodangsampai rend di tempat yang agak dalam, ‘Gerakan air berfangsi elain membanty Kelancaran proses penyerapan zat hara juga ‘mcmelhara kebersihan dai partkel penompel yang menghambet proses ftosintesis. Kualta air ‘snga berpengaruh terhadap pertumbuhan. Kadar garam yang eksrima tinggi dan rendah tidak ‘merangsang pertumbuhan, walan ada beberapa di antaranya yang tahan perubahan yang ckstrim ini seperti Enterromorpha, Uba, Padina dan Gracillaia, Nursi yang tingai dan berkombinasi dengan fator lain yang mendukungaya pemiog bagi pertanbubas dan Kelimpaban algae wala 163 Woon s. Anucin Jeadangkala_menurunkan Keanckaragaman_sustu komunitasnya. Hal ini misalnya Karena bertimpalnya produktivtas beberapa jenis yang tolean tethadap kondisi seperti itu misal Jechadiran Eneromorpha dan Uv yang dapat mendominasi areal pertumbuban Reproduktivitas Kapasias reproduksi algae makro di daerah terumbu karang bergantung kepada ‘earakteristikjenis dan kesesuian terhadap fakir ingkungan yang merangsang atau mendukang reprodultivias tersebut. Berea dengan tambuhan yang ada di daat,tumbuban algae dalam reproduktivitasnya mengenal tiga fase reproduksiyaita ttrasprof, karposporoft dan gamctot Vogetasi ketiga fase tersebut di daorah terumby karang temasuk proporsi dan pola ‘ehadrannya memperibatkanvarasi menarat musim, kaaktciskjenis dan loka PPengamatan tehadap aspek reproduksi ini di Indonesia masih belum banyak dilakukan ‘mengingat Keterbatasan urgensi dan Kesinambungan penelitan. Dari hasil yang telah diperoteh baru terungkap_sebagian Kecil dar reprodultivieas beberapa jenis algae yang ekonomis seperti Gracilaria Hichenoides, ©. flifera dan Sargassum spp. di boberape lokasi seperti i poraran Pulau Bali dan BanteaSdat Sunda (Atmadia, 1994; Atmadja e¢ al. 1997) Proporsi jens ‘tumbuban jantan dan tumbuban betina dari G. edulis dan G. flifera tidak menunjukkan perbedaan yang nyata,sedangkan proporsi kehadiran sporofit dan teasporofit dari kedu algae ferscbut dapat memperihatkan jumish yang lebih banyak dari pada gametofitnya (Atma, 1994), Reproduktivitas algae makro selain berfingsi sebagai _peayambung kelestarian komunitasnya juga memilié kontrbusi samping yang bermanfsat bagi perkanan, Pada saat ‘musim persporaan algae, material generaif yang dikelvaskan secara becimpah ke perairan ‘bermangaat sebagai tambakan sumer makanan bagi organisms lainnya (Umezaki, 1984), Pesiode reproduksi Sargassum di peraran terumbu karang, secara keschruhan’masih belam jelas, tetapi seeara spasial untuk Sargassum poleystum di peraran Pulau Pari ‘menuajukkan musi reproduef pada bulan Juli ~ September yang ditandai dengan kehadiran thal reprodukif sekitar 60 porse, Pada bulan Oktober - Desember tidak reprodultif tetap lebih ‘memperihatkan masa pertnasan dan pertumbuhan genertf bara UCAPAN TERIMA KASIH ‘Kepada berbagsipihak yang telah berkenan memberikan bantuan atastorsclesaikannya, ‘emulisan ini, penulis menyamparkan banyak tema kash. Semoga apa yang telah Kita perbuat san kita hasan dapat bermanfat. DAFTAR PUSTAKA, ‘Atmadja, W.S. 1994. Seasonal variation on the occurence of Gracilaria edulis and G.folifra (Gigartinales, Rhodophyta) in Indonesia. I. Proceed . NRCT-ISPS Joint Seminar on Marine Science, Songkhla, Thailand, Snidvongs, W. Utomprukporm and M, ‘Hungpreugs (Eds 134-141 ‘Aumadja, WS. dan Satistjo 1980. Komuntas rurmpat faut di Pantsi Pananjung- Pangaadam, Pantai Selatan Jawa Barat. Dalam: Sumberdaya Hayati Bahar; Rangluman beberapa sil peneltan polite 1. (Bushanuddin, MLK. Moosa dan H, Razak Eis), LIPI, Jakarta 11-22, Sean & Brabus Aare Voce Ruut Laut [Aumaja, W'S. and Sulistjo 1985. The inventory of benthic marine algae inthe surrounding area of Krakatau, Proceed. Symp. 100 years Devel. Krakatau and the surroundings, Takara, 3-27 August. ‘Aumadja, W.S. dan Sulsjo 1988, Sebaran dan habitat Gelium di Indonesia. Dalam: Perairan Indonesia: Biologi, Budidaya, Kualitas peraran dan Oscanografi. (MK. Moosa, D P. Praseno dan Sukamo Eds) Pustbang Oscanograf-LIPI, Proyek Peneliian dan Pengembangan Sumberdaya Laut, Jakarta: 69-73 ‘Atmadja, WS., A. Kadi dan Sulsijo 1997. Kondisi pertumbuhan Sargassum (Alga cokla) di ‘erairan Pulad Par, Pulaw-pulau Seribu, Prosid. Seminar Biologi XIV & Kongres ‘Nasional Biologi XI 1:113-120. Dring, MJ. 1982, The biology of marine plants. A series of student text in contemporary biology. ‘Edward Amold (Publishers) Limited, London, 19 p. Sulistijo dan W.S, Atmadja 1980, Komunitas rumput lat di Tanjung Benca, Bali, Dalam: ‘Sumberdaya hayti Babari; Rangkurman ‘Umezaki, 1. 1984, How many eggs will be discharged from the plant of Sargassum horeri, “Hodrobiolog: W6!117- 398 - 402 - kee

You might also like