You are on page 1of 4

Epidemiologi

Angka kejadian esofagitis korosif tertelan asam kuat, basa kuat, cairan pemutih
diperkirakan sekitar 3-5 % dari kasus kecelakaan dan bunuh diri atau sekitar 5.000-10.000 kasus
pertahun di Amerika Serikat. Anak di bawah 5 tahun dilaporkan sering tertelan zat yang bersifat
korosif akibat ketidaksengajaan dan kelalaian. Sedangkan pada remaja dan dewasa dilaporkan
kasus cukup sering pada remaja sebagai percobaan bunuh diri. Tidak ada perbedaan jenis
kelamin dan ras yang mempengaruhi terjadinya esofagitis korosif.
Berdasarkan penelitian, 95% kejadian tertelan korosif terjadi di rumah, biasanya di dapur
atau kamar mandi. Hampir 73% terjadi saat produk lagi digunakan dan 24% terjadi saat produk
dalam penyimpanan.
Etiologi
Sekitar 75% kasus esofagitis korosif disebabkan karena menelan suatu solusi kaustik kuat.
Solusi yang sifatnya asam menyebabkan cedera yang lebih supersifisal di esofagus, sedangkan di
lambung mereka menimbulkan kerusakan yang lebih serius karena solusi asam tidak dinetralkan
oleh asam lambung seperti solusi basa (Collin, 1969).
Esofagitis korosif paling sering ditimbulkan oleh tertelannya zat pembersih rumah tangga,
biasanya oleh anak-anak. Zat yang paling merusak adalah natrium hidroksida, atau lye, yang
menyebabkan lisisnya jaringan serta seringkali menembus dinding esofagus. Cairan pembersih
saluran dapat merusak esofagus atau menimbulkan lesi gastrik yang serupa. Zat tertentu tidak
hanya membakar terhadap esofagus tetapi mempunyai akibat sistemik berat, seperti gagal ginjal.
. Anak di bawah 5 tahun dilaporkan sering tertelan zat yang bersifat korosif akibat ketidaksengajaan dan
kelalaian. Sedangkan pada remaja dan dewasa dilaporkan kasus cukup sering pada remaja sebagai
percobaan bunuh diri.

Diperkirakan, 70% dari kasus esofagitis korosif adalah disebabkan oleh basa dengan
natrium hidroksida merupakan kasus yang paling sering ditemukan. Terdapat juga kasus
melibatkan kalium hidroksida dan ammonium hidroksida. Pembersih saluran, pembersih oven,
detergen baju dan detergen piring semuanya mengandung basa. Konsentrasi basa berbeda
berdasarkan agen; cairan (10-15%), industri (30-35% dan granuler (50-95%). Basa tidak
mempunyai rasa yang menyebabkan anak-anak mengkonsumsi dengan banyak.

Kira-kira 20% kasus esofagitis korosif lainnya adalah disebabkan oleh asam seperti
hidroklorida, sulfurik, oksalik dan nitrit. Pembersih toilet, pembersih selokan, dan penghapus
karatan merupakan beberapa produk yang mengandungi asam di antara 8-65%. Asam biasanya
mempunyai rasa pahit yang menyebabkan anak-anak tidak mengkonsumsi dengan banyak.
Selain disebabkan oleh asam dan basa, esofagitis korosif juga bisa disebabkan oleh bahan
lain seperti detergen, bateri, makanan panas dan susu (Siegel, 1997).
Zat yang sering menimbulkan terbakar pada esofagus
Pembersih saluran (NaOH)
Cairan Plumbum
Drano (cairan atau kristal)
Pembersih open
Easy off
Amonia
Tablet klinitest
Pemutih
Fosfat
Asam
Sulfat
Nitrat
Fenol
Iodine
Kalium permanganate
Patofisiologi
Basa kuat menyebabkan terjadinya nekrosis mencair (liquifactum necrosis). Secara
histologik dinding esofagus sampai lapisan otot seolah-olah mencair. Basa yang dalam bentuk
kristal biasanya menyebabkan luka bakar linear sedangkan basa dalam bentuk cairan
menyebabkan luka bakar sirkular.
Asam kuat yang tertelan akan menyebabkan nekrosis menggumpal (coagulation
necrosis). Secara histologik dinding esofagus sampai lapisan otot seolah-olah menggumpal.
Zat organik misalnya lisol dan karbol biasanya tidak menyebabkan kelainan yang hebat,
hanya terjadi edema di mukosa atau submukosa.
Asam kuat menyebabkan kerusakan pada lambung lebih berat dibandingkan dengan
kerusakan esofagus, sedangkan basa kuat menimbulkan kerusakan di esofagus lebih berat dari
pada lambung (Hadjat, 2012).

Manifestasi Klinis
Keluhan dan gejala yang timbul akibat tertelan zat korosif tergantung pada jenis zat
korosif, konsentrasi zat korosif, jumlah, lamanya kontak dengan dinding esofagus, sengaja
diminum atau tidak dan dimuntahkan atau tidak.
Gejala klinik esofagitis kronik dibagi menjadi 5 bentuk klinis berdasarkan beratnya luka
bakar yang ditemukan yaitu:
1. Esofagitis korosif tanpa ulserasi
Pasien mengalami gangguan menelan yang ringan. Pada esofagoskopi tampak mukosa
yang hiperemis tanpa disertai ulserasi.
2. Esofagitis korosif dengan ulserasi ringan
Pasien mengeluh disfagia ringan. Pada esofagoskopi tampak ulkus yang tidak dalam yang
mengenai mukosa esofagus saja.
3. Esofagitis korosif dengan ulserasi sedang
Ulkus sudah mengenai lapisan otot. Biasanya ditemukan satu ulkus atau lebih (multipel).
4. Esofagitis korosif dengan ulserasi berat tanpa komplikasi
Terdapat pengelupasan mukosa serta nekrosis yang letaknya dalam, dan telah mengenai
seluruh lapisan esofagus. Keadaan ini jika dibiarkan akan menimbulkan striktur esofagus.
5. Esofagitis korosif ulseratif berat dengan komplikasi
Terdapat perforasi esofagus yang dapat menimbulkan mediastinitis dan peritonitis.
Kadang-kadang ditemukan tanda-tanda obstruksi jalan nafas atas dan gangguan
keseimbangan asam dan basa.
Berdasarkan gejala klinis dan perjalanan penyakitnya esofagitis korosif dibagi dalam 3 fase,
yaitu fase akut, fase laten (intermediate), dan fase kronik (obstruktif).
Fase Akut
Keadaan ini berlansung 1-3 hari. Pada pemeriksaan fisik ditemukan luka bakar di daerah
mulut, bibir, faring dan kadang-kadang disertai perdarahan. Gejala yang ditemukan pada pasien
ialah disfagia hebat, odinofagia, serta suhu badan yang meningkat.
Gejala klinis akibat tertelan zat organik dapat berupa perasaan terbakar di saluran cerna
bagian atas, mual, muntah, erosi pada mukosa, kejang otot, kegagalan sirkulasi, dan pernafasan.
Fase Laten
Berlansung selama 2-6 minggu. Pada fase ini keluhan pasien berkurang, suhu badan
menurun. Pasien merasa ia telah sembuh, sudah dapat menelan dengan baik akan tetapi
prosesnya sebetulnya masih berjalan terus dengan pembentukan jaringan parut (sikatriks).

Fase Kronis
Setelah 1-3 tahun akan terjadi disfagia lagi oleh karena telah terbentuk jaringan parut,
sehingga terjadi striktur esofagus. Tempat tersering terbakar adalah tingkat krikofaringeus dan
kardia. Terbakarnya pada bagian bawah esofagus disertai refluks (Hadjat, 2012).

DAFTAR PUSTAKA
1. Hadjat F. Penyakit dan Kelainan Esofagus. Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung dan Tenggorokan Edisi 7. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. 2012; 261-63.
2. Siegel LG. Penyakit Jalan Nafas Bagian Bawah, Esofagus, dan Mediastinum. Dalam : Buku
Ajar Penyakit THT BOIES Edisi 6. Jakarta : EGC. 1997;455-73.
3. Collin S, Dafoe et al. Acute corrosive oesophagitis. 1969. Thorax (1969), 24, 291. Canada.

You might also like