Professional Documents
Culture Documents
SARAF KRANIAL
Lokasi Saraf Kranial
Ada dua belas pasang saraf kranial yang diberi nomor sesuai dengan hubungannya dengan otak.
Sembilan pasangan yang pertama dan pasangan kedua belas memasok persarafan (menginervasi)
bangunan di kepala.
Fungsi Umum Saraf Kranial
Dari titik sudut pandang secara fungsional, kita bisa saja memikirkan bermacammacam pesad the
cranial nerves handle sebagaimana yang termasuk pada satu dari keempat kategori di bawah :
1. Dorongan sensoris spesial seperti untuk membau, visi, dan pendengaran.
2. Dorongan sensoris umum seperti rasa sakit, meraba, suhu, sensa si otot sebelah dalam,
tekanan, dan vibrasi.
3. Dorongan motor somatis yang hasilnya ada dalam kontrol otot skelet voluntary.
4. Dorongan motor visceral yang menghasilkan kontrol kelenjar involuntary dan otot
involuntary (kardiak dan lunak).Nama-nama dan
Fungsi Saraf Kranial
Kedua belas pasangan saraf kranial selalu dinomori dengan menggunakan angka Romawi.
Beberapa saraf kranial I,II,dan VIII hanya berisi serat sensoris; sedangkan hampir selu ruhnya
berisi serat motorik; sisanya V,VII,IX,X berisi kedua jenis serat sensoris dan motoris yang
dikenal sebagai mixed nerves.
Kedua belas saraf yang dimaksud adalah sebagai berikut
I. Saraf olfactory membawa dorongan membau dari reseptor di dalam mukosa hidung menuju
otak.
II. Saraf optik membawa dorongan visual dari mata menuju ke otak.
III. Saraf oculomotor berkaitan dengan sebagian besar kontraksi otot mata.
IV. Saraf trochlear memasok satu otot bola mata.
V. Saraf trigeminal merupakan saraf sensoris yang terbesar dari muka dan kepala, mempunyai
tiga cabang yang membawa dorongan mera sakan secara umum (misalnya rasa sakit, meraba,
suhu) dari muka menuju otak. Cabang ketiga disambungkan oleh serat motoris pada otot
mengunyah.
VI. Saraf abducens ialah saraf lainnya, yang mengirim dorongan yang mengontrol pada otot bola
mata.
Universitas Gadjah Mada 14
VII. Saraf facial sebagian besar merupakan motor. Otot ekspresi rnuka kesemuanya dipasok oleh
cabang-cabang dari saraf facial. Saraf ini juga meliputi serat sensoris khusus untuk merasakan
pada anterior dua pertiga lidah dan berisi serat pembuangan pada kelen jar Judah yang lebih kecil
(submaxillary dan sublingual) dan pada kelenjar lakrimal.
VIII. Saraf vestibulocholear berisi serat sensoris khusus untuk mendengar seperti halnya untuk
keseimbangan dari saluran semisirkular telinga bagian dalam.
IX. Saraf glossopharyngeal berisi serat sensoris umum dari belakang lidah dan pharynx
(tenggorokan). Saraf ini juga berisi serat sensoris untuk merasakan dari posterior ketiga lidah,
serat pembu angan yang memasok sebagian besar kelenjar ludah (parotid) dan serat saraf motor
untuk mengontrol otot menelan di dalam pharynx.
X. Saraf vagus merupakan saraf kranial yang terpanjang yang mema-sok sebagian besar organ di
dalam rongga perut dan dada. Saraf ini juga berisi serat motor bagi kelenjar yang menghasilkan
getah pencernaan dan pembuangan lainnya.
XI. Saraf accesory (formerly disebut spinal accesory nerve) terbu at dari serat saraf motor yang
mengontrol dua otot leher, yaitu trapezius dan sternocleidomastoid.
XII. Saraf hypoglossal saraf kranial terakhir membawa dorongan-dorongan yang mengontrol
lidah.
Tatalaksana
Pada sebagian besar penderita dapat sembuh sendir. Pengobatan secara umum bersifat simtomik.
Meskipun dikatakan bahwa penyakit ini dapat sembuh sendiri, perlu dipikirkan waktu perawatan
yang cukup lama dan angka kecacatan (gejala sisa) cukup tinggi sehingga pengobatan tetap harus
diberikan. Tujuan terapi khusus adalah mengurangi beratnya penyakit dan mempercepat
penyembuhan melalui sistem imunitas (imunoterapi).
Kortikosteroid
Kebanyakan penelitian mengatakan bahwa penggunaan preparat steroid tidak mempunyai
nilai/tidak bermanfaat untuk terapi SGB.
Plasmaparesis
Plasmaparesis atau plasma exchange bertujuan untuk mengeluarkan factor autoantibodi yang
beredar. Pemakain plasmaparesis pada SGB memperlihatkan hasil yang baik, berupa perbaikan
klinis yang lebih cepat, penggunaan alat bantu nafas yang lebih sedikit, dan lama perawatan yang
lebih pendek. Pengobatan dilakukan dengan mengganti 200-250 ml plasma/kg BB dalam 7-14
hari. Plasmaparesis lebih bermanfaat bila diberikan saat awal onset gejala (minggu pertama).
Pengobatan imunosupresan:
1. Imunoglobulin IV
Pengobatan dengan gamma globulin intervena lebih menguntungkan dibandingkan
plasmaparesis karena efek samping/komplikasi lebih ringan. Dosis maintenance 0.4 gr/kg
BB/hari selama 3 hari dilanjutkan dengan dosis maintenance 0.4 gr/kg BB/hari tiap 15 hari
sampai sembuh.
2. Obat sitotoksik
Pemberian obat sitoksik yang dianjurkan adalah:
6 merkaptopurin (6-MP)
Azathioprine
cyclophosphamid
Efek samping dari obat-obat ini adalah: alopecia, muntah, mual dan sakit kepala.
Sumber :
Chandra B. 1983. Pengobatan dengan cara baru dari sindroma gullain-barre.
Medika (11); 918-922