Professional Documents
Culture Documents
OUTLINE PRESENTASI :
1
4
5
6
8
9
10
11
12
Dumping Limbah B3
Penetapan Limbah B3
Pengolahan Limbah B3
Penimbunan Limbah B3
Pemanfaatan Limbah B3
Pengangkutan Limbah B3
Penyimpanan Limbah B3
Pengumpulan Limbah B3
Pengurangan Limbah B3
Pengecualian Limbah B3
Keputusan
Peraturan
PENGURANGAN
PENGURANGAN
LIMBAH B3
LIMBAH B3
PENYIMPANAN LIMBAH B3
Diatur dalam Pasal 12 s.d. Pasal 30 PP Nomor 101 Tahun 2015
Penyimpanan Limbah B3 WAJIB dilakukan oleh setiap orang
yang menghasilkan limbah B3.
DILARANG melakukan pencampuran limbah B3 yang
disimpannya.
Penyimpanan Limbah B3 WAJIB dilengkapi dengan IZIN
pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan penyimpanan Limbah
B3.
Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan penyimpanan
Limbah B3 diterbitkan oleh bupati/walikota.
FASILITAS TEMPAT
PENYIMPANAN
LIMBAHB3
B3
FASILITAS
PENYIMPANAN
LIMBAH
LIMBAH B3 YANG DAPAT DISIMPAN
KATEGORI 2
NO
FASILITAS
KATEGORI 1
SUMBER
TIDAK
SPESIFIK
SPESIFIK
UMUM
SPESIFIK
KHUSUS
bangunan
silo
waste impoundment
PENGEMASAN LIMBAH B3
Pengemasan Limbah B3 dilakukan dengan menggunakan kemasan
yang:
terbuat dari bahan yang dapat mengemas Limbah B3 sesuai dengan
karakteristik Limbah B3 yang akan disimpan;
mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada dalam kemasan;
memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat
dilakukan penyimpanan, pemindahan atau pengangkutan; dan
berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak rusak.
SILO
CONTOH 1 :
GAMBAR FASILITAS PENIRISAN (DRIP PAD)
Papan penirisan
11
CONTOH 2 :
GAMBAR FASILITAS PENYIMPANAN TANGKI
CATATAN:
Volume dalam tanggul
minimum harus 110%
dari volume tangki
Penampung
kedua untuk
pemipaan
Pelapis Eksternal
PENAMPANG
MELINTANG
TANGGUL
Pompa &
motor
TANGGUL
TANGKI
Tanah dasar
12
CONTOH 3 :
GAMBAR FASILITAS PENYIMPANAN WASTE PILE
Sistem pengumpulan Liner ganda
dan pengambilan
lindi (leachate) ganda
Tanggul atau
penghalang
Penampang Melintang
Fasilitas Penumpukan Limbah
(waste pile)
13
CONTOH 4 :
GAMBAR FASILITAS PENYIMPANAN WASTE
IMPOUNDMENT
Sumur pantau
air tanah
Liner ganda
Sistem pengumpulan
dan pengambilan
lindi (leachate)
Tanggul atau
penghalang
Penampang Melintang
Impoundment di Permukaan
14
Ukuran simbol
(minimal):
ALAT ANGKUT
25 cm x 25 cm
WADAH/KEMASAN
10 cm X 10 cm
A
25 cm
Jingga
(R=255, G=153, B=83)
45o
Merah
(R=255, G=0, B=0)
Hitam
(R=0, G=0, B=0)
SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH 14/2013 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3
Catatan:
Jumlah 50 (lima puluh) kilogram per hari merupakan jumlah kumulatif dari 1 (satu) atau lebih nama limbah B3
Jika melebihi jangka waktu penyimpanan, lakukan pemanfaatan dan/atau pengolahan dan/atau penimbunan
dan/atau menyerahkan kepada pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah B3.
PENGUMPULAN LIMBAH B3
PEMANFAATAN LIMBAH B3
B3
B3
B3
B3
PENGANGKUTAN LIMBAH B3
PENGANGKUTAN LIMBAH B3
POLA 1 POLA 2
REKOMENDASI
MANIFES
POLA
3
POLA 4
POLA
5
31
Dokumen Limbah B3
Bagian Pertama: No. 1-12
diisi oleh
pengirim/penghasil LB3:
pengumpul, pemanfaat,
pengolah
33
KLH
Pengangkut
LB3
1
2
3
4
5
6
7
Putih
Gubernur
Penerima
LB3
Kuning
Hijau
Merah Muda
Biru
Krem
Ungu
Pengirim
Pengangkut
KLH
Penerima
Gubernur
7
1
5
4
6
Manifes Limbah B3
[MANUAL]
Kementerian
Lingkungan Hidup
DIMANA BARCODE
DITEMPATKAN ?
[saat ini]
Ditempelkan pada
bagian sebelah kiri
atas.
Ditempelkan pada
setiap lembar
manifes
PENGOLAHAN LIMBAH B3
38
NO.
LIMBAH B3
Polychlorinated Biphenyls
(PCBs)
berpotensi menghasilkan
Polychlorinated Dibenzofurans
> 99,9999%
berpotensi menghasilkan
Polychlorinated Dibenzo-pdioxins
> 99,9999%
2
3
> 99,9999%
39
INSINERATOR
(PENGATURAN
40
41
Water Scrubber
42
43
E-MANIFEST
SERVER KLHK
DISAHKAN
44
PENGHASIL
LIMBAH B3
ALAT ANGKUT
LIMBAH B3
PENGELOLA
LIMBAH B3
SATELIT
SISTEM PENGAWASAN
PENGANGKUTAN LIMBAH B3
MELALUI GPS TRACKING
ALAT ANGKUT
LIMBAH B3
SERVER JASA
TRACKING
END USER
PROVIDER
END USER
45
KLHK
Pengumpulan:
8
Pemanfaatan:
5
Pengangkutan:
10
DISTRUBISI JASA
PENGELOLAAN
LIMBAH B3 YANG
RELATIF SEMAKIN
MERATA
[KHUSUSNYA DI
INDONESIA BAGIAN
BARAT] TELAH
MENURUNKAN BIAYA
PENGELOLAAN
LIMBAH B3 ~50%.
PENURUNAN BIAYA
ANTARA LAIN DARI
BIAYA
TRANSPORTASI.
Pengumpulan:
2
Pengolahan: 1
Pengangkutan:
4
JAMBI
Pengumpulan:
1
SUMBAR
Pemanfaatan:
1
Pengangkutan:
1
SUMSEL
Pengumpulan:
3
Pemanfaatan:
1
Pengangkutan:
1
LAMPUNG
Pengumpulan:
2
Pemanfaatan:
2
Pengangkutan:
3
Pengumpulan:
15
Pemanfaatan:
14
Pengolahan: 4
Pengangkutan:
28
JATENG
Pengumpulan:
2
Pemanfaatan:
3
Pengangkutan:
6
KALBAR
Pengumpulan:
1
Pengangkutan:
1
Pengumpulan:
4
Pemanfaatan:
1
Pengangkutan:
4
JATIM
Pengumpulan:
16
Pemanfaatan:
40
Pengolahan: 1
Pengangkutan:
79
SULUT
Pengumpulan:
4
Pengangkutan:
1
Pengumpulan:
17
Pemanfaatan:
1
Pengolahan: 2
Pengangkutan:
SULSEL
24
Pengumpulan:
3
Pemanfaatan:
1
Pengangkutan:
6
SULTENG
Pengumpulan:
1
BALI
Pengumpulan:
2
Pengangkutan:
1
BANTEN
Pengumpulan:
14
Pemanfaatan:
25
Pengolahan: 4
Pengangkutan:
47
DKI JAKARTA
Pengumpulan: 14
Pemanfaatan: 6
Pengolahan: 6
Pengangkutan:
181
JABAR
Pengumpulan:
28
Pemanfaatan:
62
Pengolahan: 4
Penimbunan: 1
Pengangkutan:1
49
JOGJA
Pengumpulan:
1
Pemanfaatan:
2
NTB
Pengumpulan:
2
Pengangkutan:
1
46
2.
3.
4.
5.
PENIMBUNAN LIMBAH B3
1.
2.
3.
48
kelas I;
kelas II; dan
kelas III.
49
PERSYARATAN LOKASI
PENIMBUNAN LIMBAH B3
a.
b.
c.
d.
Bebas Banjir;
Permeabilitas tanah;
Merupakan daerah yang secara geologis
aman, stabil, tidak rawan bencana, dan di
luar kawasan lindung; dan
Tidak merupakan daerah resapan air
tanah, terutama yang digunakan untuk
air minum.
c.
Bahan
Pencemar
KOLOM A
KOLOM B
Ar
300
30
Cd
50
.. dst
Catatan:
1)Jika kadar bahan pencemar > kolom A landfill
kelas I
2)Jika kadar bahan pencemar < kolom A, > kolom B
landfill kelas II
3)Jika kadar bahan pencemar < kolom B landfill
kelas III
Lapisan
pelindung ganda
Sistem
Sistempengumpul
pengumpul
air
airlindi
lindiganda
ganda
Pengendali air
larian
52
Lapisan Penutup
Lapisan Penutup
Lapisan Penutup
LIMBAH
LIMBAH
LIMBAH
Lapisan Pelindung
Lapisan Pelindung
Lapisan Pelindung
30 cm
Lapisan Dasar
30 cm
Geomembran
1m
Geomembran
Lapisan Tanah
Penghalang
Lapisan Tanah
Penghalang
Sistem Deteksi
Kebocoran
Sistem Deteksi
Kebocoran
Lapisan Dasar
Lapisan Dasar
53
Tanah Setempat
Tanah Setempat
Tanah Setempat
54
55
Lokasi : PPLi-B3 Cibinong, Bogor
PENIMBUSAN
AKHIR YANG
SUDAH DITUTUP
[Closure]
56
56
DUMPING LIMBAH B3
1.
2.
3.
2.
Dumping
Limbah
B3
harus
memenuhi
di dasar laut pada laut yang memiliki lapisan termoklin permanen; dan
tidak berada di lokasi tertentu atau daerah sensitif berdasarkan Peraturan
Perundang-Undangan.
Dalam hal tidak terdapat laut yang memiliki lapisan termoklin permanen,
lokasi tempat dilakukan Dumping Limbah B3 berupa tailing dari kegiatan
pertambangan harus memenuhi persyaratan lokasi yang meliputi:
a.
b.
c.
di dasar laut dengan kedalaman lebih besar atau sama dengan 100 m (seratus
meter);
secara topografi dan batimetri menunjukkan adanya ngarai dan/atau saluran di
dasar laut yang mengarahkan tailing ke kedalaman lebih dari atau sama dengan
200 m (dua ratus meter); dan
tidak ada fenomena up-welling.
58
PERPIPAAN TAILING
PERMUKAAN LAUT
titik pembuangan
Limbah B3 (outfall)
mengarah ke 200 m
59
PENETAPAN LIMBAH B3
PENETAPAN LIMBAH B3 :
Limbah limbah yang belum terdapat didalam daftar
limbah Lampiran I PP 101/2014 yang terindikasi
memiliki karakteristik limbah B3 dan akan
ditetapkan sebagai limbah B3
YA
LIMBAH
Apakah limbah
eksplosif, mudah
menyala, reaktif,
infeksius, dan/atau
korosif?
TIDAK
LIMBAH B3
KATEGORI 1
Lamp III
> TCLP
kolom A
TCLP (toxicity
characteristic
leaching
procedure)
< TCLP
kolom B
dose-50)
LIMBAH B3
KATEGORI 2
Beracun subkronis?
YA
Limbah
nonB3
TIDAK
lampiran II PP
101/2014
62
10
PENGECUALIAN LIMBAH B3
PENGECUALIAN LIMBAH B3 :
Limbah limbah yang tercantum didalam daftar
limbah Lampiran I PP 101/2014 Tabel 3 dan 4,
tetapi akan dikecualikan sebagai limbah Non B3
YA
LIMBAH
B3
TIDAK
Apakah limbah
eksplosif, mudah
menyala, reaktif,
infeksius, dan/atau
korosif?
Lamp III
> TCLP kolom A
TCLP (toxicity
characteristic
leaching procedure)
< TCLP
kolom B
LIMBAH B3
KATEGORI 1
Nilai LD50 < 50 mg/kg
BB hewan uji
LD50 (lethal
dose-50)
LIMBAH B3
KATEGORI 2
Beracun subkronis?
YA
Limbah
nonB3
TIDAK
lampiran II PP
101/2014
66
KLARIFIKASI LIMBAH
a.
b.
c.
d.
e.
A : Tidak, Skrap Logam terkontaminasi oli adalah limbah B3 sebagaimana tercantum pada
Lampiran I, Tabel 1 PP 101/2014 dengan kode limbah A108d dan menunjukkan karakteristik
mudah meledak sebagaimana Lampiran II PP 101/2014
2. Q: Serpihan sisa sabun yang tercecer dari proses finishing apakah limbah non B3?
A : Ya, limbah tersebut adalah limbah Non B3, sumber limbah tidak tercantum dalam Lampiran I PP
101/2014 dan tidak menunjukan karakteristik sebagaimana Lampiran II PP 101/2014
3. Q: Limbah Pyrolle dari kegiatan polimerisasi komponen elektronik apakah limbah non B3
A: Tidak, limbah Pyrolle adalah limbah B3 sebagimana tercantum pada Lampiran I, Tabel I PP
101/2014 dengan kode limbah B106d dan menunjukkan karakteristik beracun sebagaimana
Lampiran II PP 101/2014
6)
7)
8)
Tetap dikelola dan dipantau jenis dan jumlah limbah yang dihasilkan
Limbah Non B3 yang dihasilkan tetap disimpan di Tempat Penyimpanan tersendiri
sehingga tidak mencemari lingkungan
Tetap tercatat didalam log book limbah bilamana akan dilakukan 3R oleh penghasil
sendiri dan/atau diserahkan kepada pihak ketiga
Limbah Non B3 dapat dikelola mengikuti teknologi pengelolaan limbah B3
Tidak memerlukan mekanisme perizinan, namun apabila dikemudian hari terdapat
penetapan menjadi limbah B3 maka tetap harus dikelola sebagaimana ketentuan
pengelolaan limbah B3
Limbah lainnya/limbah Non B3 tetap dilarang untuk diimpor masuk ke wilayah NKRI
bilamana belum diatur oleh peraturan PUU lainnya
Limbah Non B3 dilarang untuk dibuang ke media lingkungan hidup
Bilamana akan mengekspor limbah Non B3 dan memerlukan notifikasi ke negara tujuan
tetap dapat mengajukan notifikasi ekspor
11
Implementasi Konvensi
Basel di Indonesia
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Formulir Aplikasi (yang dikeluarkan oleh KLH) yang berisi tentang data eksportir, sumber penghasil limbah B3, negara tujuan,
data importir berikut rencana pengolahan limbah, negara transit bila dilalui, deskripsi limbah B3 yang akan diekspor, rencana
ekspor (jumlah limbah dan jadwal pengiriman), nama pelabuhan untuk pengiriman barang, nama kapal, dan nama transporter
Formulir Notifikasi (sesuai lampiran V Konvensi Basel) memuat detail sebagaimana formulir Aplikasi hanya dengan format
berbeda serta tandatangan otoritas dari negara ekportir (Indonesia)
Formulir Transboundary Movement (sesuai lampiran pada Konvensi Basel) selain penjelasan tentang limbah B3, keterangan
pelaku ekspor-impor juga memuat tandatangan dari otoritas negara eksportir dan otoritas negara importir sebagai bukti
limbah B3 yang dikirim sudah diterima di negara tujuan
Hasil analisa laboratorium untuk mengetahui kandungan bahan kimia dalam limbah B3 yang akan diekspor
Informasi data dan karakteristik limbah B3
Surat Asuransi untuk menjelaskan tanggung jawab terhadap kemungkinan potensi pencemaran yang terjadi dalam kegiatan
perpindahan limbah termasuk jika limbah B3 tersebut harus direekspor
Surat Persetujuan dari penghasil limbah yang memuat tentang (jenis limbah, jumlah limbah, nama pemilik, nama eksportir
yang ditunjuk, kesedian untuk menyerahkan limbah)
Surat keterangan kerjasama dengan importir negara tujuan ekspor (jenis limbah, jumlah limbah, nama pemilik, nama
eksportir yang ditunjuk, kesedian untuk menerima limbah)
Dokumen lainnya: SIUP, NPWP, Akta Pendirian Perusahaan, Kesesuaian Nomor HS
1. EXPORTER
Company Name
: _____ ________________ ______________________ ________________
Address
: _____________________
_________________ ________________
Telp.No
: _______________________________________________________________
Fax No.
: _______________________________________________ ________________
Contact Person (Full Name)
: _____________________
______________________________________
Reason (s) for Transboundary movement of waste :
{ } The state of export does not have the technical capacity and necessary facilities, capacity or suitable disposal sites in order to dispose
of the waste in question in an environmentally sound and efficient manner.
{ } The waste in question is required as a raw material for reuse or for a Reprocessing, recycling or recovery operation in the state of import
{ } The Transboundary movement in question is in accordance with other criteria
to be decided by the Parties, provided those criteria do not differ from Objectives of Basel convention.
{.} Others________________________________________________________________________ ______
Foto by RBS
12
2)
3)
20151023
Sample footer
UU No. 32/2009
PP No.18/1999
tentang Pengelolaan
Limbah B3
Pemendag
No. 39/2009
tentang
Impor Limbah
Non B3
UU No. 18/2008
tentang
Pengelolaan
Sampah
79
Pasal 2, ayat 1 : Limbah Non B3 yang dapat diimpor hanya berupa sisa,
skrap atau reja yang digunakan untuk bahan baku dan/atau bahan
penolong industri.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
DISAMPAIKAN OLEH :
RADEN BUDI SETIADI
KEPALA SEKSI PENETAPAN LIMBAH B3 DAN LIMBAH NON B3
Semoga Bermanfaat
TERIMA KASIH