You are on page 1of 20

Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan

Pengertian, Jenis-Jenis, Dan Dampak


Narkoba
Guru Mata Pelajaran:
Zainudin Sudin
Disusun Oleh:
Januar Africon
Kelas X Ipa1
Sman 1 Bukit Sundi
2016

1. PENGERTIAN NARKOBA
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya
lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara
oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati
atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba
dapat
menimbulkan
ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997).
Istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Adiktif.
Semua istilah ini, baik narkoba ataupun napza, mengacu pada kelompok
senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Pada saat
ini di tahun 2015 terdapat 35 jenis narkoba yang dikonsumsi pengguna narkoba di
Indonesia dari yang paling murah hingga yang mahal seperti LSD. Di dunia
terdapat 354 jenis narkoba.
Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian dari:
1.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan yaitu :
- Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya.
Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk
penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, heroin, kokain,
morfin, dan opium.
- Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya
adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian.
Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.
- Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya
adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan
penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.

2.

3.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis


bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku.
Psikotropika digolongkan menjadi empat golongan yaitu:
- Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat
kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang
diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.
- Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif
kuat serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh :
amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.
- Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya
adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian.
Contoh : lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.
- Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki
daya adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan
penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan
diazepam.
Bahan adiktif lainnya adalah zat atau bahan lain bukan narkotika
dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat
menimbulkan ketergantungan , seperti:
- Rokok
- Kelompok alkohol dan minuman lain yang mengandung ethyl
etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik
(karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang
dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik
jika aromanya dihisap akan memabukkan dan menimbulkan
ketagihan.
- Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan
aseton, cat, bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan
(Alifia, 2008).

Menurut UU No.22 Tahun 1997 dan UU No.5 Tahun 1997, narkotika


dan psikotropika yang termasuk dalam Golongan I merupakan jenis zat yang
dikategorikan illegal. Akibat dari status illegalnya tersebut siapapun yang
memiliki, memproduksi, menggunakan, mendistribusikan atau mengedarkan
narkotika dan psikotropika Golongan I dapat dikenakan pidana sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
Meskipun demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua jenis
narkotika dan psikotropika dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak
3

pula narkotika dan psikotropika yang memiliki manfaat besar di bidang


kedokteran dan untuk kepentingan pengembangan pengetahuan.
2. JENIS-JENIS NARKOBA

1) Opioid
Opioid terdiri dari suku kata, oh-pee-oyds. Yang sering disebut dengan
Opioid (opium), yaitu sejenis obat-obatan yang dapat digunakan untuk
4

mengontrol, mengendalikan atau menghilangkan rasa nyeri. opioid (opium)


dapat menimbulkan kecanduan dan termasuk dalam jenis narkotika.
Opioid atau opiat berasal dari kata opium, jus dari bunga opium,
Papaver somniverum, yang mengandung kira-kira 20 alkaloid opium. Nama
Opioid juga digunakan untuk opiat, yaitu suatu preparat atau derivat dari
opium dan termasuk dalam narkotika jenis sintetik yang kerjanya menyerupai
opiat tetapi tidak didapatkan dari opium.
Opiat alami lain atau opiat yang disintesis dari opiat alami adalah
heroin (diacethylmorphine), kodein (3-methoxymorphine), dan Dilaudid
(hydromorphone).
Inilah bahan-bahan Opioida yang sering disalahgunakan, antara lain;
Morfin, Heroin (Putaw), Codein, dan Candu
2) Ganja (Marijuana)
Ganja diperoleh dari daun kering dan pucuk tanaman ganja (Cannabis
sativa) yang sedang berbunga. Ganja dapat tumbuh dengan baik di daerahdaerah beriklim tropis dan sedang seperti di negara-negara di Asia Tenggara,
Asia Tengah, Amerika Latin, Cina, dan India.
Ganja dapat digunakan untuk bahan obat penenang dan penghilang rasa
sakit. Kandungan zat kimia delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) di dalam daun
ganja dalam dosis tertentu dipercaya dapat memengaruhi perasaan,
penglihatan, dan pendengaran.
Efek tersebut menyebabkan ganja banyak dimanfaatkan untuk
kemoterapi terhadap para penderita kanker. Dengan mengonsumsi pil tersebut
rasa sakit, keinginan muntah terus-menerus, dan rasa mual yang hebat dapat
ditanggulangi.
Ganja yang juga terkenal dengan sebutan rumput, cimeng, gelek,
kangkung, pot, reefer, atau Mary Jane tampaknya lebih banyak
diperdagangkan secara ilegal untuk disalahgunakan daripada dimanfaatkan
untuk keperluan medis.
Penjualan ganja biasanya dalam bentuk kering yang sering disebut
marijuana, atau dalam kemasan cair (minyak cannabis). Ganja biasanya
disalahgunakan dengan cara dihisap sebagai rokok atau dikunyah untuk
mendapatkan efeknya yang memabukkan (intoksikasi).

Gambar: Tumbuhan Ganja (Cannabis Sativa)


7

Efek Penggunaan Ganja


Setiap batang rokok ganja diperkirakan memiliki kandungan THC yang
berkisar antara 520 miligram. Orang yang mengisap ganja, pada saat
intoksikasi akan mengalami hal-hal berikut.
a. Tahap awal berupa rasa pusing dan euphoria (rasa gembira) diikuti
rasa damai dan tenang.
b. Perubahan suasana hati yang diikuti dengan perubahan persepsi
tentang ruang dan waktu.
c. Proses berpikir menjadi terganggu oleh terpecah-pecahnya ide dan
ingatan.
d. Beberapa pengguna menyatakan selera makan dan perasaan senang
serta bahagia mereka meningkat.
e. Efek negatif ganja bisa berupa perasaan bingung, reaksi panik yang
berlebihan, keinginan untuk menyerang, ketakutan, tak berdaya, dan
kehilangan kontrol diri.
f. Pengguna ganja yang kronis akan mengalami sindrom amotivasional,
yaitu menjadi sangat pasif dan tidak peduli pada apa pun.
g. Seperti intoksikasi pada alkohol, pandangan, pendengaran, cara
bicara, kemampuan menyelesaikan masalah, ingatan, waktu untuk merespon
sesuatu, dan kemampuan mengendarai kendaraan bermotor menjadi terganggu.
3) Morfin
Morfin berasal dari tanaman opium atau candu. Opium mentah
mengandung 421 % morfin. Morfin pertama kali diisolasi dan dianalisis
secara kimia oleh seorang apoteker Jerman bernama F. W. A. Setrner antara
tahun 1805 dan 1817.

Gambar: Tanaman Opium (Morfin)


Morfin mempunyai sifat penahan nyeri yang kuat, tidak berbau,
rasanya pahit, berupa kristal putih yang dapat berubah warna menjadi
kecokelatan.
Morfin banyak digunakan di dunia medis sebagai bahan sedatif (penenang)
dan pembunuh rasa sakit. Penyalahgunaan konsumsi morfin biasanya
dilakukan melalui berbagai cara, yaitu ditelan, disuntikkan, dihirup langsung
melalui hidung, dirokok, dibakar atau dipanaskan dan dihirup uapnya.
Untuk menambah aroma dan rasa, morfin yang sering disalahgunakan
biasanya dikonsumsi setelah dicampur dengan zat lain seperti gula, cokelat, atau
mint.
4) Heroin
Heroin atau diamorfin adalah jenis obat analgesik (penahan nyeri) yang
kuat dan merupakan turunan sintetis dari morfin. Heroin biasanya berbentuk
serbuk putih dan pahit rasanya.
Di pasar gelap, heroin dapat berbentuk aneka macam warna karena
dicampur dengan gula, susu bubuk, gula merah, tepung, kinin, atau kakao.
Heroin dapat menimbulkan rasa kantuk, halusinasi, dan euphoria. Heroin juga
dikenal dengan nama putau.

10

11

Gambar: Heroin
Heroin merupakan jenis narkotika yang paling banyak disalahgunakan.
Seperti halnya pada morfin, penyalahgunaan konsumsi heroin biasanya dilakukan
melalui berbagai cara, yaitu ditelan, disuntikkan, dihirup langsung melalui hidung,
dirokok, dibakar, atau dipanaskan dan dihirup uapnya.

5) Kokain
Tanaman coca (Erythroxylon coca) yang banyak tumbuh di
Pegunungan Andes, Amerika Selatan, menghasilkan daun yang mengandung
senyawa kimia alkaloid yang bernama kokain dan senyawa-senyawa turunan
yang sejenis.
Dengan mengunyah daun coca, seseorang akan terkena efek narkotik
dari kokain dan senyawa-senyawa lain yang ada di dalam daun coca.

12

13

Gambar: Tanaman Coca


Senyawa ini pertama kali digunakan untuk obat bius pada suatu bedah
kecil. Namun, kemudian diketahui bahwa kokain ternyata dapat menyebabkan
kecanduan sehingga digantikan oleh senyawa lain yang lebih aman.
Dewasa ini kokain digolongkan sebagai narkotika dan peredarannya adalah
ilegal. Kokain dapat menyebabkan kematian meskipun dikonsumsi dalam jumlah
kecil oleh pemakai pemula. Sementara itu, penggunaan yang terus-menerus
menyebabkan ketagihan.
3. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI NARKOBA
Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa
psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau
obat-obatan untuk penyakit tertentu.
A. Dampak Positif Penggunaan Narkoba
Ganja
Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan
sebagai bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji
ganja juga digunakan sebagai sumber minyak.
Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di
beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan
pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang ditanam harus
mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama
sekali.
Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh
daun ganja menjadi komponen sayur dan umum disajikan.
Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti
rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut
bong.
Tanaman ini ditemukan hampir disetiap negara tropis. Bahkan
beberapa negara beriklim dingin pun sudah mulai membudidayakannya
dalam rumah kaca.
Morfin
Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan
agen aktif utama yang ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung
pada sistem saraf pusat untuk menghilangkan sakit, mengurangi rasa lapar,
merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi. Morfin menimbulkan
ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya.
Kokain
Kokain adalah senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel
menjadi sangat cepat. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari
tanaman Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana
daun dari tanaman ini biasanya dikunyah oleh penduduk setempat untuk
mendapatkan efek stimulan.
Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal,
khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek
14

vasokonstriksif-nya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu


narkotika, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif.
B. Dampak Negatif Penggunaan Narkoba
a) Menurut Efeknya:
- Halusinogen
Efek dari narkoba bisa mengakibatkan seseorang menjadi berhalusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak
ada/tidak nyata bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu.
Contohnya kokain & LSD.
- Stimulan
Efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh
seperti jantung dan otak lebih cepat dari biasanya sehingga
mengakibatkan penggunaanya lebih bertenaga serta cenderung
membuatnya lebih senang dan gembira untuk sementara waktu.
- Depresan
Efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan
mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa
tenang bahkan tertidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw.
- Adiktif
Efek dari narkoba yang menimbulkan kecanduan. Seseorang
yang sudah mengonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin
lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang
cenderung bersifat pasif, karena secara tidak langsung narkoba
memutuskan syaraf-syaraf dalam otak. Contohnya: ganja, heroin,
dan putaw.
Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat
laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi
takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya
mengakibatkan kematian.
b) Menurut Jenisnya :
Adapun bahaya narkoba berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut:
- Opioid:
depresi berat
apatis
rasa lelah berlebihan
malas bergerak
banyak tidur
gugup
gelisah
selalu merasa curiga
denyut jantung bertambah cepat
rasa gembira berlebihan
banyak bicara namun cadel
rasa harga diri meningkat
kejang-kejang
15

pupil mata mengecil


tekanan darah meningkat
berkeringat dingin
mual hingga muntah
luka pada sekat rongga hidung
kehilangan nafsu makan
turunnya berat badan
Kokain:
denyut jantung bertambah cepat
gelisah
rasa gembira berlebihan
rasa harga diri meningkat
banyak bicara
kejang-kejang
pupil mata melebar
berkeringat dingin
mual hingga muntah
mudah berkelahi
pendarahan pada otak
penyumbatan pembuluh darah
pergerakan mata tidak terkendali
kekakuan otot leher
Ganja
mata sembab
kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair
sering melamun
pendengaran terganggu
selalu tertawa
terkadang cepat marah
tidak bergairah
gelisah
dehidrasi
tulang gigi keropos
liver
saraf otak dan saraf mata rusak
skizofrenia
morfin
Efek samping yang ringan atau efek awal yang terjadi yakni
rasa mengantuk yang sangat berat. Dengan menggunakan
obat morfin ini, pengguna akan merasakan rasa ngantuk yang
amat berat.
Rasa mual pada tubuh yang terus terusan dan tidak berhenti.
Setelah merasakan mual yang terus-terusan, pengguna akan
berkeringat secara berlebihan.
16

Merasakan sakit kepala yang sangat. Ini di sebabkan karena


morfin langsung menyerang saraf otak.
Mulut pengguna akan kering dan warna pada muka akan
berubah.
Perubahan suasana hati yang tidak nyaman.
Rasa euphoria (rasa gembira yang luar biasa). Inilah tujuan
yang biasa di cari para pengguna morfin sendiri.
Mudah tersinggung dan mudah pula merasakan marah
terhadap sekelilingnya sebab perbedaan suasana hati di dalam
pengguna morfin.
Timbulnya insomia dan mimpi buruk pada saat tidur.
Otot-otot akan melemah, sehingga menimbulkan rasa malas
bergerak terhadap pengguna morfin. Selain malas bergerak,
pengguna akan berbicara cadel.
Meningkatkan rasa nyeri yang meningkat oleh pengguna
yang mempunyai penyakit sebelumnya.
Dapat meningkatkan produksi antidiuretik hormon. Ini dapat
menyebabkan produk air seni berkurang pada pengguna
morfin.
Morfin sendiri dapat mengurangi motilitas usus yang
menghasilkan penyakit sembelit dan menghambat generasi
oksida nitrat yang dikenai oleh morfin. Itu di sebabkan
karena morfin mengurangi sekresi pada usus dan
meningkatkan penyerapan cairan pada usus, sehingga akan
menimbulkan rasa sembelit.
Pada hati, morfin akan menyebabkan hepatitis C atau biasa di
sebut dengan peradangan hati. Sebab, morfin sendiri akan
merumitkan hepatitis C dengan kekebalan yang menekan dan
meningkatkan replikasi virus pada hepatitis C. Hal ini akan
mengarah pada perkembangan penyakit yang terjadi.
Seperti yang disebutkan di atas, menggunakan morfin akan
menyebabkan rasa ketergantungan atau kecanduan terhadap
obat. Ini akan menyerang pada psikologis dan fisik si
pengguna. Terutama pada sistem otak.
Efek samping lainnya, yakni proses metabolisme tubuh yang
lambat. Kadar gula darah yang rendah sehingga
menyebabkan tekanan darah rendah pada pengguna.
Jika dilakukan terus dalam menggunakan morfin, akan
menyebabkan infeksi pada rasa sakit yang dirasakan
pengguna. Selain itu pula, morfin akan menyebabkan
lambatnya proses penyembuhan penyakit atau luka yang
dirasakan.
Morfin akan menyerang pada proses psikomotorik seseorang
yang menggunakannya. Psikomotorik pengguna akan
terserang dan mengakibatkan rasa depresi setelah pemakaian
morfin yang berlebih. Selain rasa depresi, kinerja si pengguna
17

akan menjadi buruk dan hilangnya konsentrasi sehingga


selalu membuat kesalahan dan kurangnya rasa perhatian
terhadap sekelilingnya.
Dalam jangka panjang, pengguna akan merasakan efek
meurotoksik pada obat morfin ini. Sulit untuk mencegah rasa
kecanduan dalam menggunakan obat morfin.
Heroin
Dampak langsung dari heroin
Menghilangkan rasa sakit (analgesik)
Kesulitan bernafas.
Sembelit.
Merasa nyaman (euforia).
Mual dan muntah-muntah.
Dalam dosis yang tinggi, akan memperlambat sistem saraf
pusat hingga menyebabkan koma dan kematian.
Dampak jangka panjang dari heroin
Pembuluh darah pecah.
Tetanus.
Masalah jantung, dada dan cabang tenggorokan.
Menstruasi yang tidak teratur dan ketidaksuburan (pada
wanita).
Impotensi (pada pria).
Sembelit kronis.
Tindak kekerasan dan kriminal.
Bahaya Heroin Ketergantungan
Heroin adalah zat yang mempunyai daya ketergantungan tinggi
dan pemakai biasa hampir dipastikan menjadi ketergantungan.
Toleransi pada heroin berarti seseorang perlu dosis narkoba yang
lebih tinggi untuk mencapai efek yang sama ketika mereka
menggunakan zat tersebut dalam skala kecil.
Heroin
Tidak
Murni
Seperti pembuatan obat-obatan terlarang lainnya, putau yang
dijual di masyarakat sering dicampur dengan bahan berbahaya
seperti bedak talek dan deterjen. Kadang-kadang beberapa obatobatan seperti amfetamin dan obat tidur dicampurkan juga. Zatzat aditif ini dapat mematikan, dan karena pengguna tidak
berhati-hati apakah ia menggunakan heroin murni dengan kadar
5% atau 50% akan mudah bagi orang itu untuk mengalami
overdosis
dadakan
dan
bahkan
mati.
Heroin
dan
Obat-obatan
Lain
Heroin dapat menjadi berbahaya ketika dikombinasikan dengan
berbagai obat-obatan lainnya, khususnya obat-obatan depresan
seperti alkohol atau obat-obat penenang lainnya. Depresan
memperlambat sirkulasi tubuh dan kombinasi obat-obatan
tersebut dapat meningkatkan efeknya. Jika sirkulasi tubuh terlalu
18

banyak yang melambat, resikonya bisa berupa keadaan koma


atau
bahkan
kematian.
Mengemudi
Heroin memengaruhi keterampilan motorik dan koordinasi
tubuh, penglihatan dan kemampuan untuk mengambil keputusan
tentang jarak dan kecepatan. Hal ini yang menyebabkan
mengemudi atau menumpang bersama seseorang yang dimabuk
heroin
sangat
berbahaya.
AIDS
dan
Hepatitis
Heroin biasanya disuntikkan, dan berbagi peralatan suntik alat
hisap, sendok, kain katun penyeka, turniket sangat
meningkatkan peluang komplikasi infeksi seperti keracunan
darah, hepatitis B dan C sekaligus HIV/AIDS Baik Hepatitis C
dan AIDS tidak dapat disembuhkan dan akhirnya menyebabkan
kematian.
Hukum
dan
Narkoba
Memiliki, menggunakan atau menjual amfetamin di Indonesia
adalah melanggar hukum dan akan terkena denda yang besar dan
atau hukuman berat. Siapa saja yang dituduh dengan tuduhan
narkoba akan mendapatkan catatan kriminal. Hal ini dapat
membawa masalah lain dalam kehidupan: dari mencari pekerjaan
atau membuat visa untuk perjalanan, sampai kesempatan
pendidikan baik dalam negeri maupun luar negeri.
4. TUMBUHAN NARKOBA

19

20

You might also like