Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Tengah Semester Pada Mata
Kuliah Hukum Acara Pidana
Dosen Pengampu : M. Irsan Nasution, S.H.,M.H.
Disusun Oleh Kelompok 4 (Empat) :
Cahya Latifa ( 1143050021)
Dhieka Askar Nurfadillah (1143050027)
Dikyan Hirji ( 1143050028)
Kelas/Semester : Ilmu Hukum A/ IV (Empat)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul HUKUM DAN PENANGKAPAN DALAM KUHAP dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada
Bapak M. Irsan Nasution, S.H.,M.H. sebagai dosen mata kuliah hukum acara pidana
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai penangkapan yang di atur dalam KUHAP.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
II
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
A.
B.
C.
D.
1
2
2
2
BAB II PERMASALAHAN........................................................................
A.
B.
C.
D.
Pengertian Penangkapan....................................................................
Proses dan syarat penangkapan..........................................................
Mengapa penangkapan dilakukan......................................................
Siapa yang berhak melakukan penangkapan.....................................
4
5
11
11
BAB IV SIMPULAN....................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hukum yang
demokratis, berdasarkan pancasila dan UUD 1945, bukan berdasarkan atas kekuasaan
semata-mata. Maka dari itu, Indonesia membutuhkan yang namanya sebuah hukum
yang hidup atau yang berjalan, dengan hukum itu diharapkan akan terbentuk suasana
yang tentram dan teratur bagi kehidupan masyarakan Indonesia. Tak lepas dari itu,
hukum tersebut juga butuh ditegakkan, demi membela dan melindungi hak-hak setiap
warga Negara.
Hukum Acara Pidana merupakan keseluruhan aturan hukum yang mengatur
bagaimana
negara
dengan
menggunakan
alat-alatnya
dapat
mewujudkan
penulis
dan
pembaca
mengenai
hukum,
khususnya
dibidang
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penangkapan
Penangkapan menurut ketentuan pasal 1 butir 20 KUHAP dinyatakan bahwa
penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu
kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan
penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang di
atur dalam Undang-undang ini. Menurut pasal 17 KUHAP ditentukan bahwa perintah
penangkapan dilakukan terhadap seseorang yang diduga keras melakukan tindak
pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup.
Apabila perumusan pasal 1 butir 20 dan pasal 17 tersebut dibaca secara cermat
akan nampak adanya hal-hal yang membingungkan dan menimlkan kekaburan.
Karena dalam pasal 1 butir 20 dinyatakan bahwa penangkapan adalah tindakan
penyidik terhadap tersangka atau terdakwa guna kepentingan penyidikan atau
penuntutan dan atau peradilan berdasarkan buti yang cukup . sedangkan menurut
pasal 17 tindakan (perintah) penangkapan dilakukan terhadap seseorang (tidak
tersurat sebagai tersangka atau terdakwa) yang diduga keras melakukan tindak pidana
berdasarkan bukti permulaan yang cukup.
Jadi kalau menurut pasal 1 butir 20 tindakan penangkapan di dasarkan pada bukti
yang cukup sedangkan menurut pasal 17 tindakan penangkapan di dasarkan pada
butki permulaan yang cukup. Meskipun menggunakan istilah yang sama yaitu
penagkapan namun dalam penerapannya mengandung pengertian yang berbeda.
Penangkapan berdasarkan pasal 17 KUHAP hanya berlaku untuk penangkapan guna
kepentingan penyidikan sedangkan menurut pasal 1 butir 20 KUHAP selain untuk
kepentingan penyidikan juga untuk penuntutan dan peradilan. untuk mengetahui apa
yang dimaksud dengan pengertian bukti dan bukti permulaan, maka terlebih dahulu
maka perlu dipahami apa yang dimaksud dengan buikti dana barang bukti serta buikti
permulaan. Hal ini sangat penting karena dalan praktek hukum sering kali timbul
kerancuan dan kekaburan pengertian dikalangan aparat penegak hukum dan praktisi
7
hukum terlebih dikalangan masyarakat yang awam hukum mengenai apa sebenarnya
yang dimaksud dengan pengertian bukti, barang bukti dan bukti permulaan.1
B. Proses dan Syarat Penangkapan
Untuk mencegah terjadinya tindakan secara sewenang-wenang terhadap
tersangka atau terdakwa, maka pelaksanaan penangkapan harus dilakukan sesuai
dengan persyaratan/ ketentuan yang diatur KUHAP, yaitu sebagai berikut:
1. Tindakan
penangkapan
dilakukan
untuk
kepentingan
penyidikan
10
tersangka,
misalnya
disangka
melakukan
mereka
dapat
mengajukan
pemeriksaan
Praperadilan
tentang
11
lainnya.
12
BAB IV
SIMPULAN
A. Pengertian Penangkapan
Penangkapan menurut ketentuan pasal 1 butir 20 KUHAP dinyatakan bahwa
penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu
kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan
penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang di
atur dalam Undang-undang ini.
B. Proses dan Syarat Penangkapan
1. Tindakan penangkapan dilakukan
untuk
kepentingan
penyidikan
jelas)
Uraian singkat tentang tindak pidana yang dipersangkakan
Tempat atau kantor dimana tersangka akan diperiksa (pasal 18 ayat 1)
Jangka waktu berlakunya Surat Perintah penangkapan.
Setiap kali selesai melaksanakan SPRIN Penangkapan petugas pelaksana
membuat Berita Acara Penangkapan (model Serse
A.11.03/pasal 75
KUHAP)
13
DAFTAR PUSTAKA
HMA KUFFAL, SH, Penerapan KUHAP dalam Praktik Hukum
Rusli Muhammad, Hukum Acara Pidana Kontemporer, Bandung: PT Citra Aditya
Barkti, 2007
Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penarapan KUHAP: Penyidikan dan
Penuntutan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hal.158
14
15