Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era persaingan, suatu organisasi harus memiliki kemampuan untuk
mencapai tujuan baik secara internal maupun eksternal. Keberhasilan pencapain tujuan
organisasi akan sangat tergantung pada sumber daya manusia yang ada didalam
organisasi tersebut. Salah satu sumber daya yang penting dari suatu organisasi adalah
sember daya manusia. Sumber daya manusia yang baik dalam organisasi di perolah
melalui pengelolaan manajemen sumber daya manusia seperti analisis kebutuhan
tenaga, perencanaan tenaga, rekrutmen, seleksi, penempatan pegawai setelah pelatihan
baik pelatihan secara internal maupun eksternal, pengembangan karyawan melalui
promosi, jenjang karir, pendidikan dan pelatihan serta kompensasi.
Sebagai langkah awal dalam menghasilkan sumber daya manusia yang terampil
dan handal, suatu perencanaan dalam menentukan karyawan yang akan mengisi
pekerjaan haruslah tepat. Keberhasilan dalam pengadaan tenaga kerja terletak pada
ketepatan dalam penempatan karyawan, baik penempatan karyawan baru maupun
karyawan lama pada possisi jabatan baru.
Proses penempatan merupakan suatu proses yang sangat menentukan dalam
mendapatkan karyawan yang kompeten yang di butuhkan pada suatu organisasi, karena
penempatan yang tepat dalam posisi jabatan yang tepat akan dapat membantu organisasi
tersebut dalam mencapai tujuan yang di harapkan.
Wilson Bangun (2012), penempatan berkaitan dengan penyesuaian kemampuan
dan bakat seseorang dengan pekerjaan yang akan dikerjakannya. Suatu tugas manajer
yang penting untuk menempatkan orang sesuai dengan pekerjaan yang tepat. Seseorang
diberikan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Penempatan Pegawai
2.1.1 Pengertian
Pengertian penempatan pegawai menurut beberapa ahli sebagai berikut :
a. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2004:63) Penempatan adalah menempatkan calon
karyawan yang diterima (lulus seleksi) pada jabatan/pekerjaan yang membutuhkan
dan sekaligus mendelegasikan authority kepada orang tersebut.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Menyesuaikan prinsip tersebut tidak mudah bagi seorang karyawan yang baru
yang belum dikenal, karena alasan itulah maka penempatan pertama biasanya berstatus
percobaan. Penempatan karyawan baru ini harus dilakukan orientasi dan induksi.
Menurut Winardi (2000:102) tujuan orientasi adalah membantu seorang
karyawan baru (atau seorang karyawan yang baru saja dipindahkan atau yang baru saja
bergabung dengan sebuah team kerja) dengan apa yang harus dirasakannya tentang unit
baru dan hubungan-hubungan pekerjaan tersebut dengan sasaransasaran bagi organisasi
secara keseluruhan .Induksi adalah kegiatan untuk mempengaruhi tingkah laku
karyawan baru yang telah ditempatkan, agar ia menaati peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial yang berlaku
2.1.5
suami istri itu dalam satu kota atau dalam satu kantor. Hal ini dengan pertimbangan
agar para sumber daya manusia yang bersangkutan dapat tenang bekerja.
6. Sikap
Sikap merupakan bagian hakiki dari kepribadian seseorang. Dalam penempatan
karyawan faktor sikap hendaknya menjadi pertimbangan bagi manajer sumberdaya
manusia, karena hal tersebut akan berpengaruh secara langsung baik bagi individu
dan perusahaan maupun bagi masyarakat sebagai pengguna jasa dari 0rganisasi itu
sendiri
7. Usia
Faktor usia tenaga kerja yang lulus seleksi perlu dipertimbangkan dalam
penempatan tenaga kerja. Penempatan tenaga kerja berdasarkan usia perlu
dilakukan untuk menghindari rendahnya produktivitas yang dihasilkan oleh
karyawan yang bersangkutan
2.1.5
yang mutakhir menekankan bahwa penempatan tidak hanya berlaku bagi para pegawai
baru akan tetapi berlaku pula bagi para pegawai lama yang mengalami alih tugas dan
mutasi. Berarti konsep penempatan mencakup promosi, transfer dan bahkan demosi
maupun pemutusan hubungan kerja. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa bentukbentuk penempatan pegawai meliputi:
a.
maka hasil dari program orientasi ini akan dijadikan pertimbangan bagi seorang
pegawai baru untuk ditempatkan pada posisinya.
b. Penempatan Pegawai Lama
Penempatan pegawai lama mengandung arti bahwa penempatan tidak hanya
berlaku bagi para pegawai baru akan tetapi berlaku pula bagi para pegawai lama
yang mengalami alih tugas dan mutasi yang terdiri dari:
1) Promosi
Menurut Marihot (Marihot, 2002: 157) promosi adalah menaikkan jabatan
seseorang ke jabatan lain yang memiliki tanggung jawab lebih besar, gaji lebih
besar dan pada level organisasi yang lebih tinggi. Setiap pegawai mendambakan
promosi karena dipandang sebagai penghargaan atas keberhasilan seseorang
terhadap preestasi kerja yang tinggi. Organisasi pada umumnya menggunakan
dua criteria utama dalam mempertimbangkan seseorang untuk dipromosikan
yaitu prestasi kerja dan senioritas.
rasional
maupun
ilmiah.
Pertimbangan
rasional
adalah
pengambilan keputusan dalam penempatan kerja tersebut atas dasar hasil seleksi
yang telah dilakukan oleh manajer tenaga kerja, khususnya bagian
seleksi
atas
hasil
seleksi
karyawan
yang
pelaksanaannya
tanpa
jawabkan
segala kegiatannya kepada manajer tenaga kerja yang merupakan pihak yang
mendelegasikan kekuasaan/atasan langsung kepada bagian penempatan
tenaga kerja.
10
11
proses penting yang saling berhubungan untuk mendapatkan karyawan yang berkualitas
seperti yang diharapkan oleh perusahaan.
BAB 3
METODE
3.1 Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi adalah dengan
memperoleh dan menggunakan data sekunder di STIKES IST Buton
3.2 Waktu pengumpulan data
Untuk menjaga keabsahan data, maka data yang diperoleh adalah data tahun 2014
3.3 Tempat kajian masalah
Tempat kajian masalah yang diangkat dalam tugas makalah ini adalah di Kampus
STIKES IST Buton
12
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran Umum Pegawai di STIKES IST Buton
STIKES IST Buton adalah lembaga pendidikan yang berada di Kota baubau
Propinsi Sulawesi Tenggara. STIKES IST Buton didirikan dengan tujuan untuk
menfasilitasi putra-putra daerah Buton untuk melanjutkan pendidikan tinggi di
daerahnya sendiri. Hal ini karena dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat kabupaten
buton melanjutkan pendidikan di daerah lain seperti Kendari, Makassar, Yogyakarta,
Semarang dan Surabaya.
STIKES IST Buton berdiri pada tanggal 29 Oktober 2010 berdasarkan SK izin
pendirian penyelenggaraan pendidikan oleh DIKTI dengan mengelolah tiga program
studi yaitu D-III Kebidanan, S-1 Keperawatan dan S-1 Kesehatan masyarakat. Sebagai
lembaga pendidikan yang baru berdiri maka tentu penguatan internal organisasi sangat
di perlukan termasuk dalam penempatan pegawai yang akan menjalankan roda
organisasi. Pegawai STIKES IST Buton yang terdiri atas tenaga kependidikan, tenaga
pengajar dan dosen.
Penempatan pegawai pada STIKES IST Buton masih di anggap belum
maksimal. Hal ini dikarenakan masih ada pegawai yang bekerja tidak sesuai dengan
bidang atau keterampilanya sehingga mempengaruhi pencapai tujuan organisasi. Dalam
beberapa tahun terakhir beberapa pegawai keluar dari STIKES IST Buton, tingkat
kehadiran / absensi yang cenderung turu serta kecemburuan sosial pada lingkup
13
Jumlah
13
22
4
6
45
Persentase
28,88
48,89
8,89
13,33
100
Jumlah
Persentase
9
6
8
22
45
20
13,33
17,77
48,89
100
Jumlah
9
3
25
8
45
14
Persentase
20
6,67
55,56
17,77
100
Pernyataan
Penempatan
jabatan
anda
sesuai
bidangnya
Sumber data : Data sekunder, 2014
dengan
Ya
Tidak
12
57,14
42,86
Jumlah
(tahun)
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber data : data sekunder, 2014
1
2
1
3
2
4.2 Pembahasan
4.2.1 Proses Penempatan pegawai pada STIKES IST Buton
Sumber daya manusia memegang peranan penting dan menentukan diantara
sumber daya yang tersedia dalam organisasi, diakui bahwa aset non manusia termasuk
sumber daya alam, juga mempunyai peranan penting namun jika tidak didukung sumber
daya manusia yang berkualitas maka tujuan organisasi sulit untuk tercapai. Pencapaian
tujuan didalam organisasi pada aspek sumber daya manusia juga dipengaruhi oleh
manajemen pengelolaan sumber daya manusia termasuk dalam penempatan pegawai
pada bidang pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan keterampilan. Penempatan
pegawai yang dilakukan oleh manajer sangat berpengaruh pada individu pekerja dalam
menjalankan pekrjaanya. Kesesuaian yang ada pada individu terhadap bidang pekerjaan
15
yang menjadi tanggung jawabnya akan memudahkan individu dapat bekerja dengan
maksimal.
Penempatan pegawai adalah kegiatan mengalokasikan para pegawai pada posisi
kerja tertentu yang sesuai dengan kemampuan, kecakapan dan keahlianya yang
dimilikinya agar dapat melaksanakan pekerjaannya dalam suatu jabatan secara efektif dan
efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Penempatan pegawai pada STIKES IST Buton dilakukan sebagai berikut :
1. Untuk pegawai Baru
Penempatan pegawai baru pada STIKES IST Buton melalui proses sebagai berikut :
a. Setelah lulus pada tahapan rekrutmen, kepegawaian melaporkan hasil seleksi
tersebut kepada ketua STIKES IST Buton untuk ditempatkan pada bidang yang
ada.
b. setelah dilaporkan pegawai baru mendapat orientasi singkat tentang tata tertib
di dalam STIKES IST Buton dari kepegawaian
c. pegawai baru yang direkrut harus melewati tahapan percobaan selama enam
bulan untuk ditetapkan atau tidak sebagai pegawai tetap di STIKES IST Buton
d. indiktor yang digunakan penetapan pegawai yaitu kinerja, absensi, loyalitas,
serta sikap selama enam bulan
e. penempatan pegawai baru umunya di tempatkan pada bidang kerja yang
kosong walaupun tidak sesuai dengan bidang keilmuan
f. faktor latar belakang dan jenjang pendidikan tinggi juga bukan suatu ukuran
untuk langsung mendapat pekerjaan yang sesuai dengan kemauan pegawai
baru tersebut.
2. Untuk pegawai Lama
Penempatan pegawai lama pada jabatan baru di STIKES IST Buton melalui proses
sebagai berikut :
a. Untuk promosi Jabatan
Penempatan pegawai pada promosi jabatan dilakukan sebagai berikut :
1) kepegawaian mengusulkan kepada pimpinan untuk kenaikan jabatan
pegawai berdasarkan kinerja, loyalitas dan absensi
16
baik sehingga perlu diganti oleh pegawai yang dengan kinerja baik
umunya adalah pegawai dengan jenjang pendidikan yang tinggi atau
Buton
1.1.2.1 Kekuatan
17
Kekuatan pada proses penempatan pegawai di STIKES IST Buton adalah sebagai
berikut :
1. Pra penempatan pegawai
Pra penempatan pegawai adalah kegiatan yang dilakukan oleh kepagawaian
sebelum menempatkan pegawai pada tempatnya. Kegiatan ini adalah kegiatan
rekrutmen dan seleksi. Menurut Stoner, dkk (1995) mendefinisikan rekrutmen
sebagai suatu proses pengumpulan calon pemegang jabatan yang sesuai dengan
rencana sumber daya manusia untuk menduduki suatu jabatan tertentu. The
recruitment is the development of a pool of job candidates in accordance with a
human resource plan (Stoner, at all, 1995).
Sebelum proses penempatan pegawai STIKES IST Buton, maka kepegawaian
terlebih dahulu melakukan rekrutmen. Tujuannya adalah agar pegawai yang
dihasilkan sesuai kebutuhan.
2. Kegiatan Orientasi oleh kepegawaian berupa tata tertib serta visi misi STIKES IST
Buton. Menurut Menurut Winardi (2000:102) tujuan orientasi adalah membantu
seorang karyawan baru dengan apa yang harus dirasakannya tentang unit baru dan
hubungan-hubungan pekerjaan tersebut dengan sasaran-sasaran bagi organisasi
secara keseluruhan. Hal ini akan memudahkan pegawai dapat bekerja dengan baik
3. Kesehatan Fisik dan Mental
Berdasarkan faktor kesehatan fisik dan mental sebagai syarat dalam penempatan
pegawai, maka proses ini selalu mendapat perhatian. Pegawai STIKES IST Buton
yang ditempatkan pada masing-masing bidang/pekerjaanya secara fisik dan mental
sangat sesuai. Jabatan puket adalah jabatan yang strategis sehingga kehadiranya di
kampus sangat dibutuhkan serta mental pengalaman kerja dijadikan sebagai bekal
dalam menghadapi setiap persoalan yang ada.
4. Sikap
18
5. Usia
Penempatan tenaga kerja berdasarkan usia perlu dilakukan untuk menghindari
rendahnya produktivitas yang dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan.
Umunya penempatan pegawai STIKES IST Buton untuk bidang penggerak atau
operasional adalah usia mudah sehingga kemampuan untuk bekerja masih sangat
tinggi serta mau berkompetisi.
1.1.2.2 Kelamahan
Kelemahan pada proses penempatan pegawai di STKES IST Buton adalah
sebagai berikut :
1. Kesesuaian keterampilan :
Menurut mulyasa (2000:38) keterampilan adalah sesuatu yang dimiliki oleh
individu untuk melakukan tugas pekerjaan yang dibebankan kepadanya. dan dapat
diperoleh melalui diklat-diklat kepemimpinan , diklat teknisi, dan kursus-kursus .
Pada proses penempatan pegawai di STIKES IST Buton, aspek keterampilan tidak
dilakukan. Kepegawaian hanya melakukan wawancara dan tes keterampilan hanya
pada aspek umum. Pengalaman Diklat, kursus serta kemampuan konseptual yang
pernah diikuti oleh pegawai baru tidak mendapat perhatian dari kepegawaian.
Hal ini membuat pegawai tersebut tidak bekerja secara maksimal, selain itu tujuan
organisasi berjalan sangat lambat, biaya pelatihan dan pendidikan juga ikut
didalamnya.
2. Pengalaman kerja
Proses penempatan pegawai bila di lihat dari faktor pengalaman kerja, pegawai
STIKES IST Buton sangat minim, Hal ini diketahui rata-rata pengalaman kerja
yang ada hanya sekitar 2-3 tahun. Tentu hal ini akan menjadi sesuatu hambatan
19
pengetahuan,
keterampilan
dan
kemampuan
orang
dengan
teknisi terhadap
pekerjaan.
4. masa orientasi dalam proses penempatan pegawai yang cukup lama yaitu 6 bulan,
memungkinkan pegawai baru akan merasa jenuh karena tidak mendapatkan
pekerjaan yang sesuai.
5. bagi pegawai lama, evaluasi kinerja hanya dilakukan pada akhir tahun sehingga
mereka sulit mengetahui kinerja yang telah dicapai apakah baik atau kurang
sehingga berefek pada semangat kerja.
SK penempatan
sesuai dengan
hasil evaluasi
dan kinerja
Evaluasi untuk
posisi jabatan
yang sesuai
Lulus
wawancara, kesehatan,
keterampilan
Lulus percobaan
Orientasi selama 6
bulan
Tidak Lulus
Berkas diarsipkan
ket.
Alur pegawai
Baru
Alur pegawai Lama
5.3 Rekomendasi
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka dapat direkomdesikan sebagai berikut :
1) Dalam menempatkan pegawai maka aspek rekrutmen harus dilakukan dengan
maksimal.
2) Orientasi pada pegawai baru yang telah lulus seleksi sacara berkesinambungan
3) orientasi bagi pegawai lama pada jabatan baru juga harus dilakukan khususnya
pada aspek sikap
4) perlunya mengembangkan pendidikan dan keterampilan secara menyeluruh untuk
menambah pengalaman kerja bagi pegawai
5) perlunya pemenuhan standar kinerja pada setiap jabatan
6) perlunya evaluasi kinerja secara berkala untuk mengurangi kecemasan terhadap
jabatan yang di emban.
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Penempatan pegawai adalah kegiatan mengalokasikan para pegawai pada posisi
kerja tertentu yang sesuai dengan kemampuan, kecakapan dan keahlianya yang
21
dimilikinya agar dapat melaksanakan pekerjaannya dalam suatu jabatan secara efektif
dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
2) Proses penempatan pegawai di STIKES IST Buton dilakukan oleh kepegawaian
berdasarkan hasil dari tim seleksi dan kemudian dilakukan orientasi selam 6 bulan
percobaan dan kemudian dievaluasi untuk diposisikan pada jabatan yang sesuai
berdasarkan evaluasi tersebut.
3) Kekuatan pada proses penempatan pegawai di STIKES IST Buton terletak pada
pra-rekrutmen, masa orientasi, kesesuaian pengetahuan, sikap, dan usia
4) Kelemahan pada proses penempatan pegawai di STIKES IST Buton adalah
minimnya pengalaman kerja, masa orientasi yang terlalu lama, keterampilan yang
kurang karena rata-rata adalah pegawai yang baru lulus dari pendidikan.
5.2 Saran
1) Penguatan Sistem rekrutmen untuk menghasilkan pegawai yang berkualitas
sehingga memudahkan penempatan pegawai baru di bidang apapun
2) Pendidikan dan pelatihan untuk pegawai baru dan lama harus dilakukan secara
berkesimbungan untuk menambah pengalaman kerja
3) perbaikan dan peninjaun standar dan deskritif pekerjaan serta evaluasi kinerja
22