You are on page 1of 2

JUDUL KARYA TULIS

(Deri Iryawan, Humairoh, Mochammad Fadilah Nuris)


(Dra. Sri Anastasia Yudistirani)
Jurusan Teknik Kimia, Fakutas Teknik, Universitas Muhammdiyah Jakarta
Kota Jakarta
ABSTRAK:
Masih banyak orang yang menganggap bahwa sampah adalah barang yang tidak
dapat dipergunakan kembali baik secara ekonomis maupun manfaatnya. Namun
bahwasanya sampah bisa menjadi energi alternatif yang sangat berguna bagi
kelangsungan makhluk hidup di masa yang akan datang. Indonesia sangat
bergantung kepada minyak bumi dan batu bara, padahal di masa yang akan datang
sumber daya alam tersebut lambat laun akan habis. Maka dari itu, perlu adanya
pengembangan dalam bidang energi alternatif terbarukan. Di negara lain, seperti
Swedia, Jepang, Belanda, Jerman, dan lain-lain dapat mengelola dan
mengoptimalkan sampah menjadi sumber energi baru dan terbarukan yang
berawal dari hal-hal kecil seperti memilah sampah organik dan anorganik. Bahkan
di negara Jerman, pemerintah dapat memberikan pasokan energi listrik bagi 2000
3000 rumah dengan gas metana dari hasil pembakaran sampah organik sebesar
40.000 ton. Karena ketersediaan sampah di Indonesia menumpuk hingga 175.000
ton/hari dan jika dihitung per tahunnya menjadi 64 juta ton, maka untuk
mengoptimalkan pasokan sumber energi yang diperlukan salah satu alternatifnya
dapat menggunakan sampah. Untuk mengolah sampah menjadi energi terbarukan,
langkah awal yang harus dilakukan adalah memilah sampah berdasarkan jenisnya
yaitu organik dan anorganik. Hal ini telah dimuat dalam PP No. 81 Tahun 2012
Pasal 17 ayat (1) tentang penanganan sampah rumah tangga. Kurangnya
sosialisasi dari pemerintah tentang hal ini mengakibatkan sangat sedikit tingkat
efektifitas dan efisiensi dalam pengolahan sampah. Saat hanya ada dua variabel
yang diikut sertakan yaitu, pemerintah dan dinas kebersihan saja yang sebenarnya
masih ada variabel lainnya yang tidak kalah penting. Dua variabel tersebut adalah
penggiat daur ulang dan ibu-ibu rumah tamgga. Disini peran ibu-ibu rumah tangga
sangat penting, karena jika mereka telah memilah sampah dinas kebersihan tidak
kesulitan lagi dan menghemat hingga 30% sampah yang diangkut. Ketika sampah
organik di angkut oleh dinas kebersihan, sampah anorganiknya di ambil oleh
penggiat daur ulang. Dari hal kecil seperti itulah yang nantinya akan menjadi
kebiasaan masyarakat untuk memilah sampah sebelum mereka membuang ke
Tempat Pembuangan Sementara ( TPS ). Sehingga nantinya dinas kebersihan
tidak perlu lagi memilah jenis- jenis sampah. Sampah organik yang telah dipilah
dan di tumpuk akan menghasilkan gas metana yang dapat di manfaatkan untuk
keperluan rumah tangga. Hal tersebut dibuktikan di Bantar Gebang dengan adanya

pengembangan dari pengolahan sampah organik ini menjadi gas mentana yang
digunakan untuk keperluan memasak.
Kata Kunci : Energi alternatif, masyarakat, sampah

You might also like