Professional Documents
Culture Documents
2.3 Paparan
I. Klarifikasi istilah
1. Antenatal
: sebelum kelahiran
2. Gestasi
3. Pregnancy
5. Presentasi bokong
6. Malaise
7. Dizzy
A woman attends a routine appointment at 31 weeks gestation. She is 26 years old and this is
her fifth pregnancy.
2.
She has four childrens, all spontaneous vaginal deliveries at term. Her fourth child is 18
months old and the delivery was complicated by postpartum haemorrhage (PPH) requiring 4
unit blood transfusion.
3.
She is reffered by midwife to doctor (public health ccentre) with possibility of breech
presentation.
4.
The mother complains of malaise and dizzy, feel generally tired and atributes this to caring
for her four young children.
5.
Due to her economic condition, she admits that during her pregnancy she only eat some food
that she can afford to buy.
6.
7.
8.
Laboratorium findings
Periode Embrio
Dimulai minggu ke 3 setelah ovulasi
1.Hasil tes beta hCG urin sudah +
2.Cakram embrionik berkembang sempurna dan body stalkberdiferensiasi
3.Kantong korionik 1 cm yang dikelilingi villi korionik
4.Terdapat ruang intervillosa sejati yang berisi darah meternal dan inti villi
yang terdapat mesoderm angioblastik
Pembesaran payudara
Payudara akan membesar dan kencang, ini karena pada awal pembuahan terjadi
peningkatan hormone kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan
memberi nutrisi pada jaringan payudara.
Konstipasi
karena peningkatan hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi otot sehingga
usus kurang efisien
Mual muntah
Merasa lelah
Sakit kepala
Kram perut
Hal ini sering terjadi dan kemungkinan karena adanya pertumbuhan dan pembesaran
dari rahim dimana otot dan ligament merenggang untuk menyokong rahim
Emosional
Pada trimester awal kehamilan ini juga terjadi mempengaruhi emosional menjadi tak
stabil, hal ini karena adanya perubahan hormon dan juga rasa tanggung jawab baru
sebagai seorang calon ibu.
Beberapa perubahan yang terjadi pada kehamilan trimester kedua (13-28 minggu):
Setelah 12 minggu, rahim membesar dan melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan
bertumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu bagian teratas rahim
sejajar dengan puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi kebanyakan wanita
akan mulai tampak pembesaran perutnya pada kehamilan 16 minggu.
Pada kehamilan 18-24 minggu anda akan merasakan nyeri diperut bagian bawah yang
seperti ditusuk atau seperti tertarik disatu atau dua sisi, hal ini karena perenggangan
ligamentum dan otor unutk menahan rahim yang semakin membesar.
Mendengkur
Peningkatan aliran darah selama kehamilan akan menyebabkan sesak dan
pembengkakan membrane mukosa yang menimbulkan mendengkur saat tidur.
Perubahan kulit
Garis kecoklatan mulai dari puser (umbilicus) ke tulang pubis disebut linea nigra.
Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang
disebut colostrums. Putting dan sekitarnya akan semakin bewarna gelap dan besar dan
bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, itu adalah kelenjar kulit.
Sakit punggung
Sakit pada punggung, hal ini karena anda meningkatnya beban berat yang anda bawa
yaitu bayi dalam kandungan
Payudara
Keluarnya cairan dari payudara yaitu colustrum adalah makanan bayi pertama yang
kaya akan protein.
Konstipasi
Pada trimester ke tiga ini konstipasi juga karena tekanan rahim yang membesar
kedaerah usus selain peningkatan hormone progesterone.
Pernafasan
Pada kehamilan 33-36 banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas hal ini karena
tekanan
bayi
yang
berada
dibawa
diafragma
menekan
paru
ibu.
Tapi setelah kepala bayi sudah turun ke rongga panggul ini biasanya pada 2-3 minggu
sebelum persalinan pada ibu yang pertama kali hamil maka anda akan merasa lega
dan bernafas lebih mudah . Selain itu juga rasa terbakar didada(heart burn) biasanya
juga ikut hilang. Karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah tulang iga
ibu.
Sering kencing
Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin
menekan kandung kencing anda.
Masalah tidur
Setelah perut anda besar anda dan bayi anda menendang di malam hari anda akan
menemukan kesulitan untuk dapat tidur nyenyak.
Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah
panggul
dan
vena
di
kaki,
yang
menyebabkan
vena
menonjol.
Dan pada akhir kehamilan kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul.
Kontraksi perut
Braxton-Hicks kontraksi atau kontraksi palsu. Kontraksi berupa rasa sakit yang
ringan, tidak teratur, dan hilang bila anda duduk atau istirahat.
Bengkak
Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki
anda, kadang tangan bengkak juga. Ini disebut edema, disebabkan oleh perubahan
hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
Kram kaki
Ini sering terjadi pada kehamilan trimester ke 2 dan 3, dan biasanya berhubungan
dengan perubahan sirkulasi, tekanan pada saraf dikaki atau karena rendahnya kadar
kalsium.
Caairan vagina
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih,
pada awal kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan lebih cair.
Perubahan fisiologis
Uterus
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30 gram akan
mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir
kehamilan. Otot dalam rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih
besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin .
Ovarium
Dengan adanya kehamilan, indung telur yang mengan-dung korpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna
pada usia 16 minggu
warna kebiruan pada daerah vulva dan vagina yang disebabkan hiperemia, serta
adanya keputihan karena sekresi serviks yang meningkat akibat stimulasi estrogen
Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudara menjadi semakin lunak.
Seletah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena vena dibawah
kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak.
Areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar
dan cenderung menonjol keluar.
Sirlukasi Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi).
Sistem Respirasi
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi diafragma. Fungsi
respirasi juga mengalami peru-bahan. Respirasi rate 50% mengalami peningkatan,
40% pada tidal volume dan peningkatan konsumsi oksigen 1520% diatas kebutuhan
perempuan tidak hamil
Sistem pencernaan
Mual terjadi akibat penurunan asam hidrokloroid dan penurunan motilitas, serta
konstipasi akibat penurunan motilitas usus besar.
Sistem perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua,
terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih.
Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh
melanophore stimulating hor-mone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar
suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba,
areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma gravidarum).
Metabolisme
Hormon
Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan mencegah
ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta progesteron oleh ovarium untuk
mempertahankan kehamilan.
c. Bagaimana hubungan usia dengan riwayat kehamilan sebanyak 5 kali? (3)
2. She has four childrens, all spontaneous vaginal deliveries at term. Her fourth child is
18 months old and the delivery was complicated by postpartum haemorrhage (PPH)
requiring 4 unit blood transfusion.
a. Bagaimana anatomi jalan lahir normal? (4)
b. Bagaimana asuhan persalinan normal? (5)
Fase laten
1.Dimulai dari awal kontraksi sehingga pembukaan mendekati 4 cm
2.Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik
3.Tidak terlalu mules
Fase aktif
1.Kontraksi diantara 3 kali dalam 10 menit
2.Lamanya 40 detik atau lebih dan mules
3.Pembukaan 4 cm hingga lengkap
4.Penurunan bagian terbawah janin
b. Kala II (pengluaran)
proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan
kala pembukaan.
c.
Menggelar kain diatas perut ibu. Dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi.
b. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3. Pakai celemek plastik yang bersih.
4. Melepaskan dan menyimpan semua periasan yang dipakai, mencuci kedua tangan dengan
sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk pribadi yang
kering dan bersih.
5. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk pemeriksaan dalam.
6. Masukan oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung
tangan disinfeksi tinggkat tinggi atau steril.
Memastikan Pembukaan Lengkap Dan keadaan Janin Bayi.
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan kebelakang
dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah di basahi air disinfeksi tingkat tinggi.
a. Jika Introitus vagina, perineum, atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan kasa dari
arah depan ke belakang.
b. Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia.
c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam
larutan klorin 0,5 % langkah 9.
8. Lakukan Periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan
amniotomi.
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan kotor ke dalam larutan korin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam
keadaan terbalik serta merendamnya selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung
tangan dilepaskan.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ
dalam batas normal.
Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu proses pimpinan meneran.
11.Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, membantu ibu
dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.
( pada saat adanya his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan dia merasa
nyaman ).
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran.
14. Ajarkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu
belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm meletakan handuk bersih
diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
16. Meletakan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
17. Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi.
Lahirnya kepala.
19. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi kain tadi, letakan tangan yang lain di kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala, menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan
saat kepala lahir.
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika terjadi lilitan tali
pusat.
a.
Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat didua tempat dan potong diantara
kedua klem tersebut.
21. menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran peksi luar secara spontan.Lahirnya
Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tepatkan ke dua tangan di masing-masing
sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya, dengan lembut
menariknya kearah bawah dan kearah luar sehingga bahu anterior muncul di bawah arkus
pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan kearah luar untuk melahirkan
bahu posterior. Lahirnya badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu di lahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di
bagian bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ketangan
tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan
tangan bagian bawah saat menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.Menggunakan tangan
anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior saat bayi keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas
( anterior ) dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangga saat punggung dan kaki lahir
memegang kedua mata kaki bayi dan dengan hati hati membantu kelahiran kaki.
Penanganan Bayi Baru Lahir.
25. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakan bayi diatas perut ibu di posisi kepala
bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakan bayi di
tempat yang memungkinkan).
26. Segera mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali
tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering.
Biarkan bayi diatas perut ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil
tunggal).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik..
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntukan oksitosin 10 unit IM (Intara muskuler)
1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem dari arah bayi dan memasang klem ke
dua 2 cm dari klem pertama ke arah ibu.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan
penguntungan tali pusat diantara dua klem tersebut.
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan
kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
c. Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah disediakan.
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi tengkurap didada
ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahan kepala bayi
berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi.
Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III.
Oksitosin
34. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.
35. Meletakan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas tulang pubis, dan
menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus,
memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus ke arah belakang atas ( dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah
inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk
melakukan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan Plasenta
37. Lakukan penegangnan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah
atas, mengikuti poros jalan lahir, (tetap lakukan tekanan dorso-kranial)
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari
vulva dan lahirkan plasenta.
b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh.
3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
4. Ulangi penegangna tali pusat 15 menit berikutnya.
5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi perdarahan,
segera lakukan plasenta manual.
38. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan menggunakan ke dua
tangan, pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilih kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakia sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan
eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril
untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan Masase uterus, meletakan
telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi ( Fundus menjadi keras).
Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik
masase.
Menilai Perdarahan
40. Memeriksa kedua sisi placenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban
lengkap dan utuh. Masukan plesenta kedalam kantung plastik atau tempat khusus.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi
yang mengalami perdarahan aktif.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan penjahitan.
Melakukan Prosedur paska persalinan
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
a.
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60
menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit bayi cukup menyusu dari
satu payudara.
b. Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu.
44. Setelah 1 jam, lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, beri antibiotika salep mata
pencegahan, dan vit K 1 mg IM di paha kiri anterolateral.
45. Setelah 1 jam pemberian vit K berikan suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan
anterolateral. Letakan bayi didalam jangkawan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan.
Letakan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu 1 jam pertama dan
biarkan sampai bayi berhasil menyusu.
Evaluasi
46. Lakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
1) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
2) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama paska persalinan.
3) Setiap 20-30 menit pada jam kedua paska persalinan
4) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk
menatalaksanaan atonia uteri.
47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama paska persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua paska persalinan.
a.
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama paska
persalinan
b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
50. Periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk pastikan bahwa bayi bernapas
dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5 0C).
Jika bayi sulit bernapas, merintih atau retraksi, diresusitasi dan segera merujuk
kerumah sakit.
Ruptur Uteri
Trauma Perineum
Perdarahan post partum didefinisikan sebagai hilangnya 500 ml atau lebih darah
setelah anak lahir. Pritchard dkk mendapatkan bahwa sekitar 5% wanita yang
melahirkan pervaginam kehilangan lebih dari 1000 ml darah.
Klasifikasi
Klasifikasi perdarahan postpartum :
1. Perdarahan post partum primer / dini (early postpartum hemarrhage),
yaitu perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utamanya
adalah atonia uteri, retention plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.
Banyaknya terjadi pada 2 jam pertama
2. Perdarahan Post Partum Sekunder / lambat (late postpartum hemorrhage),
yaitu-perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama.
Etiologi
Etiologi dari perdarahan post partum berdasarkan klasifikasi di atas, adalah :1,9
a. Etiologi perdarahan postpartum dini :
1. Atonia uteri
Keadaan lemahnya tonus/konstraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu
menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan
plasenta lahir. (Merah) Pada atonia uteri uterus terus tidak mengadakan konstraksi
dengan baik, dan ini merupakan sebab utama dari perdarahan post partum.
Faktor predisposisi terjadinya atoni uteri adalah :
Uterus terlalu regang dan besar misal pada gemelli, hidromnion / janin
besar
Kelainan pada uterus seperti mioma uteri, uterus couveloair pada solusio
plasenta
2. Laserasi Jalan lahir : robekan perineum, vagina serviks, forniks dan rahim.
Dapat menimbulkan perdarahan yang banyak apabila tidak segera di reparasi.
3. Hematoma
Hematoma yang biasanya terdapat pada daerah-daerah yang mengalami laserasi
atau pada daerah jahitan perineum.
4. Lain-lain
Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi uterus, sehingga
masih ada pembuluh darah yang tetap terbuka, Ruptura uteri, Inversio uteri
b. Etiologi perdarahan postpartum lambat :
1. Tertinggalnya sebagian plasenta
2. Subinvolusi di daerah insersi plasenta
3. Dari luka bekas seksio sesaria
Faktor Resiko
Penggunaan obat-obatan (anestesi umum, magnesium sulfat)
Partus presipitatus
Solutio plasenta
Persalinan traumatis
Uterus yang terlalu teregang (gemelli, hidramnion)
Adanya cacat parut, tumor, anomali uterus
Partus lama
Grandemultipara
Plasenta previa
Persalinan dengan pacuan
Riwayat perdarahan pasca persalinan
Patofisiologi
Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus masih
terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum
spongiosum sehingga sinus-sinus maternalis ditempat insersinya plasenta terbuka.
Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut akan
menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga
perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot uterus, akan
menghambat penutupan pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan yang
banyak. Keadaan demikian menjadi faktor utama penyebab perdarahan paska
persalinan. Perlukaan yang luas akan menambah perdarahan seperti robekan servix,
vagina dan perinium.
3. She is reffered by midwife to doctor (public health ccentre) with possibility of breech
presentation.
a. Bagaimana gambaran kehamilan dengan presentasi bokong? (9)
Pengaruh presentasi bokong pada persalinan adalah dapat terjadinya kematian atau
morbiditas ,trauma persalinan,prematuritas,kelainan kngenital
4. The mother complains of malaise and dizzy, feel generally tired and atributes this to
caring for her four young children.
a. Bagaimana etiologi dan mekanisme malaise, lemah dan pusing pada kasus? (13)
Malaise ,lemah,dan pusing pada kasus adalah kompensasi dari kehilangan darah
dan anemia
5. Due to her economic condition, she admits that during her pregnancy she only eat
some food that she can afford to buy.
a. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada ibu hamil? (14)
Berikut beberapa sumber gizi untuk ibu hamil :
Kalori
Kebutuhan kalori harian wanita biasanya berkisar antara 1500 2000 Kkal, tetapi
pada masa kehamilan, kebutuhan kalori akan naik sekitar 300 500 Kkal. Jadi,
pada masa kehamilan anda harus menambahkan asupan kalori untuk memenuhi
kebutuhan harian anda dan janin. Kalori bisa didapatkan dari nasi, umbi-umbian,
lemak nabati/hewani, protein dan sayuran.
Asam folat
Asam folat dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang janin anda.
Kekurangan asam folat pada masa kehamilan bisa berakibat fatal pada
perkembangan janin anda, salah satu yang ditimbulkan oleh kekurangan asam folat
adalah bibir sumbing. Asam folat bisa didapatkan dari sayuran hijau, beras merah
dan sebagainya.
Protein
Protein berfungsi baik untuk memperbaiki sel-sel dan jaringan-jaringan tubuh yang
rusak. Protein yang dibutuhkan oleh ibu hamil tentu lebih banyak (10 gram lebih
banyak) dari pada wanita yang tidak dalam keadaan hamil. Protein bisa didapatkan
dari makanan sehari-hari seperti tempe, tahu, telur dan daging.
Kalsium
Kalsium sangat penting untuk ibu hamil karena kalsium berfungsi untuk
pembentukan organ-organ tubuh padat pada janin seperti tulang dan gigi. Sumber
kalsium yang baik adalah sayuran hijau dan kacang-kacangan.
Zat besi
Ibu hamil memerlukan zat besi yang lebih banyak dari kebutuhan harian biasanya.
Dengan zat besi yang cukup, memungkinkan sang ibu terhindar dari anemia. Selain
itu, zat besi berfungsi untuk pembentukan sel-sel darah merah pada janin. Salah
satu sumber zat besi yang sangat baik adalah sayuran hijau seperti bayam.
Vitamin
Berbagai vitamin tentunya dibutuhkan sebagai nutrisi untuk kesehatan sang ibu.
Selain diperlukan oleh sang ibu, beberapa vitamin juga diperlukan untuk tumbuh
kembang janin di dalam kandungan. Sumber vitamin bisa didapatkan dari buahbuahan dan sayuran.
memukul.
yang
terpenting
adalah
cara
Pada kasus pergerakan janin lebih 10x/hari menunjukkan bahwa janin itu
berkembang normal karena pada usia 31 minggu pergerakan lahir normal 10x/hari
7. Phsysical examination findings
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme temuan abnormal pada pemeriksaan fisik?
(18)
b. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil? (19)
8. Laboratorium findings
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme temuan abnormal pada pemeriksaan
laboratorium? (20)
Pemeriksaan
Pada kasus
Normal
Interpretasi
Haemoglobin
MCV
7,8 g/dl
68 fl
12,0-14,0 g/dl
80-96 fl
Meknaisme
Menurun ,anemia
Menurun
anemia
32-36 g/dl
50-150
mikrositik
Menurun
Menurun
MCHC
Serum iron level
28 g/dl
32 g/dl
dan
,karena
perdarahan
asupan
TIBC
WBC
Platelet
510 mg/dl
11.200 /L
237.000/L
250-400
6000-17000/L
150.000-400.000/L
dan
makanan
Anamnesa
Pergerakan anak teraba oleh ibu di bagian perut bawah, ibu sering merasa ada
benda keras yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada tulang iga karena
kepala janin.
b. Palpasi
Teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus. Punggung dapat
teraba pada salah satu sisi perut, bagian kecil pada sisi yang berlawanan, di
atas symphisis teraba bagian yang kurang bundar dan lunak.
c.
Auskultasi
Denyut Jantung Janin (DJJ) sepusat atau ditemukan paling jelas pada tempat
yang lebih tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat).
d. Vagina Toucher
Terbagi 3 tonjolan tulang yaitu tubera os ischii dan ujung os sacrum, anus,
genitalia anak jika edema tidak terlalu besar dan dapat diraba.
e.
f.
11. Bagaimana tata laksana (farmakologis dan non farmakologis) pada kasus? (anemia,
malpresentasi) (23)
1.Pasien dengan perdarahan post partum harus ditangani dalam 2 komponen, yaitu:
(1) resusitasi dan penanganan perdarahan obstetri serta kemungkinan syok
hipovolemik dan (2) identifikasi dan penanganan penyebab terjadinya perdarahan
post partum3.
Resusitasi cairan
Pengangkatan kaki dapat meningkatkan aliran darah balik vena sehingga dapat
memberi waktu untuk menegakkan diagnosis dan menangani penyebab perdarahan.
Perlu dilakukan pemberian oksigen dan akses intravena. Selama persalinan perlu
dipasang peling tidak 1 jalur intravena pada wanita dengan resiko perdarahan post
partum, dan dipertimbangkan jalur kedua pada pasien dengan resiko sangat tinggi3.
Berikan resusitasi dengan cairan kristaloid dalam volume yang besar, baik normal
salin (NS/NaCl) atau cairan Ringer Laktat melalui akses intravena perifer. Cairan
yang mengandung dekstrosa, seperti D 5% tidak memiliki peran pada penanganan
perdarahan post partum. Perlu diingat bahwa kehilangan I L darah perlu penggantian
4-5 L kristaloid, karena sebagian besar cairan infus tidak tertahan di ruang
intravasluler, tetapi terjadi pergeseran ke ruang interstisial.
Transfusi Darah
Transfusi darah perlu diberikan bila perdarahan masih terus berlanjut dan
diperkirakan akan melebihi 2.000 mL atau keadaan klinis pasien menunjukkan
tanda-tanda syok walaupun telah dilakukan resusitasi cepat3.
PRC digunakan dengan komponen darah lain dan diberikan jika terdapat indikasi.
Para klinisi harus memperhatikan darah transfusi, berkaitan dengan waktu, tipe dan
jumlah produk darah yang tersedia dalam keadaan gawat.
2.Atasi anemia ( Mengatasi penyebab perdarahan kronik,Pemberian preparat Fe : Fero
sulfat 3 x 325 mg secara oral dalam keadaan perut kosong,beri sayuran, produk bijibijian, produk susu, dan telur.)
3.Penatalaksanaan Selama Hamil untuk presentasi bokong
Bila pada masa antenatal ditemui presentasi bokong terutama pada
primigravida, hendaknya dilakukan versi luar menjadi presentasi kepala. Versi
luar biasanya dilakukan pada pada kehamilan antara 34-38 minggu. Pada
umumnya versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan, karena janin
masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke 38, versi luar sulit
berhasil karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relatif sudah berkurang.
Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak janin harus pasti
sedangkan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Apabila bokong
sudan turun, bokong harus dikeluarkan dulu dari rongga panggul, tindakan ini
dilakukan dengan meletakkan jari-jari kedua tangan penolong pada perut ibu
bagian bawah untuk mengangkat bokong janin. Tetapi apabila bokong sudah
tidak dapat dikeluarkan maka versi luar tidak dapat dilakukan lagi. (20)
Menurut Manuaba (2008), versi luar boleh dilakukan dengan syarat :
1.
2.
Saat Inpartu: pembukaan kurang dari 4 cm, ketuban masih utuh dan bagian
terendah belum masuk PAP. Keduanya dilakukan di rumah sakit dan bila perlu
segera dilakukan secsio sesaria.
Tehnik versi luar meliputi ekstensi yaitu mengeluarkan bagian terendah
dari PAP, mobilisasi yaitu mengarahkan bokong ke arah perut janin, rotasi yaitu
memutar bokong atau kepala dengan putaran 90 (observasi DJJ), fiksasi yaitu
memasukkan kepala ke PAP sehingga terfiksasi.
Posisi knee-chest tindakan ini dapat dilakukan pada kehamilan sekitar 77,5 bulan, masih dapat dicoba melakukan posisi ini 3-4 kali sehari selam 15
menit. Situasi ruangan yang masih longgar diharapkan dapat memberi peluang
bagi kepala untuk turun menuju PAP. Dasar pertimbangan kepala lebih berat dari
bokong sehingga dengan hukum alam akan mengarah ke PAP.
berada dilantai. Dengan demikian, panggul akan berada sekitar 9-11 inci lebih tinggi
dari kepala. Dalam posisi seperti itu, diamlah selama 10 sampai 15 menit
3.Versi eksternal/pemutaran tubuh janin
Versi eksternal yaitu menekan perut dan melakukan pemutaran pada janin dengan
kedua tangan sehingga posisi janin berubah. Prosedur medis ini dilakukan oleh
dokter dengan memutar tubuh janin dari posisi bokong menjadi verteks/kepala
melalui penekanan perut. Sebelum dilakukan pemutaran/versi, dilakukan dulu
pemeriksaan USG untuk memastikan posisi janin, disisi mana letak punggung janin
dan mengetahui apakah jumlah cairan ketuban cukup banyak. Kemudian Anda diberi
suntikan/anestesi untuk melemaskan otot rahim dan perut, lalu dokter melakukan
tindakan versi eksternal.
b. Perdarahan intrakranial.
c.
Asfiksia.
Meningitis.
f.
Dislokasi persendian.
g. Fraktur ekstremitas.
PEMBUAHAN
Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur
dibuahi oleh satu sperma.
Ovulasi (pelepasan sel telur) adalah merupakan bagian dari siklus menstruasi normal,
yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak ke
ujung tuba falopii (saluran telur) yang berbentuk corong , yang merupakan tempat
terjadinya pembuahan.
Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan
dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan,
maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami serangkaian
pembelahan dan tumbuh menjadi embrio (bakal janin).
Jika pada ovulasi dilepaskan lebih dari 1 sel telur dan kemudian diikuti dengan
pembuahan, maka akan terjadi kehamilan ganda, biasanya kembar 2. Kasus seperti ini
merupakan kembar fraternal.
Kembar identik terjadi jika pada awal pembelahan, sel telur yang telah dibuahi
membelah menjadi 2 sel yang terpisah atau dengan kata lain, kembar identik berasal
dari 1 sel telur.
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair,
sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina
sampai ke ujung tuba falopii yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit.
Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan
pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi).
IMPLANTASI & PERKEMBANGAN PLASENTA
Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya
tertanam.
Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun
dinding belakang.
Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri
dari 3-4 sel.
Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang menjadi
embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim dan membentuk
plasenta (ari-ari).
Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan
memungkin perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin.
Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari ke
9-10.
Dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus embrio
(korion). Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk
kantung amnion.
Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk
membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di dalamnya.
Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding
rahim dan membentuk percabangan seperti susunan pohon.
Susunan ini menyebabkan penambahan luas daerah kontak antara ibu dan plasenta,
sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke janin dan limbah lebih banyak
dibuang dari janin ke ibu.
Pembentukan plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi
plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan pada saat persalinan beratnya
mencapai 500 gram.
PERKEMBANGAN EMBRIO
Embrio pertama kali dapat dikenali di dalam blastosis sekitar 10 hari setelah
pembuahan. Kemudian mulai terjadi pembentukan daerah yang akan menjadi otak
dan medulla spinalis, sedangkan jantung dan pembuluh darah mulai dibentuk pada
hari ke 16-17.
Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke 20 dan hari
berikutnya muncul sel darah merah yang pertama.
Selanjutnya, pembuluh darah terus berkembang di seluruh embrio dan plasenta.
Organ-organ terbentuk sempurna pada usia kehamilan 12 minggu (10 minggu setelah
permbuahan), kecuali otak dan medulla spinalis, yang terus mengalami pematangan
selama kehamilan.
Kelainan pembentukan organ (malformasi) paling banyak terjadi pada trimester
pertama (12 minggu pertama) kehamilan, yang merupakan masa-masa pembentukan
organ dimana embrio sangat rentan terhadap efek obat-obatan atau virus. Karena itu
seorang wanita hamil sebaiknya tidak menjalani immunisasi atau mengkonsumsi obatobatan pada trimester pertama kecuali sangat penting untuk melindungi kesehatannya.
Pemberian obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan malformasi harus
dihindari.
Pada awalnya, perkembangan embrio terjadi dibawah lapisan rahim pada salah satu
sisi rongga rahim, tetapi pada minggu ke 12, janin (istilah yang digunakan setelah usia
3. Antenatal care
1. Felicia
2. Ghea
3. Imam
4. Frandi
5. Pierre
6. Keidya
7. Charisma
8. Garina
9. David
10. Dhilah
11. Deswan
12. Ikbal
: 1 , 13 , 25 , 10 , 22 (LI 1)
: 2 , 14, 26 , 11, 23 (LI 2)
: 3, 15 , 27 , 12 , 24 (LI 3)
: 4 , 16 , 1 , 3 , 25 (LI 1 )
: 5 , 17 , 2 , 14 , 26 (LI 2 )
: 6, 18 , 3 , 15 , 27 ( LI 3 )
: 7, 19 , 4 , 16 , 1 (LI 1)
: 8 , 20 , 5 , 17 , 2 (LI 2)
: 9 , 21 ,6 , 18 , 3 (LI 3)
:10 , 22 , 7 , 19 , 4 (LI 1)
:11, 23 , 8 , 20 , 5 (LI2)
:12 , 24 ,8 , 20 ,5 (LI 3)
SEMANGAT MENGERJAKAN
Ditunggu di email duandiza.ghea@yahoo.com paling lambat selasa malem
Font new times roman 12 spasi 1,5 yang rapi ya :D