You are on page 1of 33

2.

1 Skenario A blok 23 2014


A woman attends a routine appointment at 31 weeks gestation. She is 26 years old and this is
her fifth pregnancy.She has four childrens, all spontaneous vaginal deliveries at term. Her
fourth child is 18 months old and the delivery was complicated by postpartum haemorrhage
(PPH) requiring 4 unit blood transfusion. She is reffered by midwife to doctor (public health
ccentre) with possibility of breech presentation. The mother complains of malaise and dizzy.
Due to her economic condition, she admits that during her pregnancy she only eat some food
that she can afford to buy. She feel generally tired and atributes this to caring for her four
young children. She reports good fetal movements (more than 10 per day).
In the examination findings :
Height = 150 cm, weight 45 kg,blood pressure 126/73, pulse = 92 x/m, RR 22 x/m
Palpebral conjungtiva looked pale
Outer examination : hard parts are palpable in the right side of mothers abdomen
Haemoglobin= 7,8 g/dl; MCV 68 fL; MCHC 28 g/dl; Serum iron level 32 g/dl; TIBC 510
mg/dl; WBC 11.200 /l, Platelet 237.000/l; urinalysis negative, blood group : A negative, no
atypical antibodies detected.

2.3 Paparan
I. Klarifikasi istilah
1. Antenatal

: sebelum kelahiran

2. Gestasi

: periode perkembangan anak dari saat pembuahan


ovum sampai lahir

3. Pregnancy

: keadaan mengandung embrio atau fetus yang


bertumbuh didalam tubuh setelah penyatuan sel telur
dengan spermatozoa.

4. Post partum haemorrhagic

: pendarahan paska persalinan, adalah pendarahan yang


masif lebih dari 500 ml setelah bayi lahir yang berasal
dari tempat implantasi plasenta, robekan pada jalan
lahir dan jaringan sekitarnya

5. Presentasi bokong

: kaki janin pada persalinan, kaki mungkin berada disisi


bokong; tungkai dalam posisi ekstensi di depan badan
dan kaki berada di depan wajah, atau satu atau kedua
kaki atau lutut dapat keluar ke vagina ibu

6. Malaise

: perasaan tidak nyaman yang samar

7. Dizzy

: sensasi terombang ambing dan perasaan adanya


pergerakan di dalam kepala atau pusing

8. Spontaneous vaginal deliveries

: pengeluaran bayi dan membran plasenta pada saat


melahirkan melalui vagina tanpa pengaruh eksternal

II. Identifikasi masalah


1.

A woman attends a routine appointment at 31 weeks gestation. She is 26 years old and this is
her fifth pregnancy.

2.

She has four childrens, all spontaneous vaginal deliveries at term. Her fourth child is 18
months old and the delivery was complicated by postpartum haemorrhage (PPH) requiring 4
unit blood transfusion.

3.

She is reffered by midwife to doctor (public health ccentre) with possibility of breech
presentation.

4.

The mother complains of malaise and dizzy, feel generally tired and atributes this to caring
for her four young children.

5.

Due to her economic condition, she admits that during her pregnancy she only eat some food
that she can afford to buy.

6.

She reports good fetal movements (more than 10 per day).

7.

Phsysical examination findings

8.

Laboratorium findings

III. Analisis Masalah


1. A woman attends a routine appointment at 31 weeks gestation. She is 26 years old and
this is her fifth pregnancy.
a. Bagaimana perkembangan janin pada kehamilan normal? (1)

Periode Embrio
Dimulai minggu ke 3 setelah ovulasi
1.Hasil tes beta hCG urin sudah +
2.Cakram embrionik berkembang sempurna dan body stalkberdiferensiasi
3.Kantong korionik 1 cm yang dikelilingi villi korionik

4.Terdapat ruang intervillosa sejati yang berisi darah meternal dan inti villi
yang terdapat mesoderm angioblastik

Akhir minggu ke 4 setelah fertilisasi


1.Kantong korion berdiameter 2-3 cm
2.Panjang embrio 4-5 mm
3.Jantung dan perikardium prominen akibat dilatasi ruang jantung
4.Tunas lengan dan kaki mulai tumbuh
5.Amnion sudah meliputi body stalk menjadi tali pusat
Pada akhir minggu ke 6 setelah fertilisasi
1.Panjang embrio 22-24 mm
2.Kepala besar
3.Jari tangan dan kaki mulai ada
4.Telinga luar membentuk tonjolan
Periode Janin
Pada minggu ke 8 setelah fertilisasi
1.Panjang embrio 40 mm
2.Terjadi pertumbuhan dan perkembangan (maturasi) struktur yang
terbentuk selama periode embrional
Usia kehamilan 12 minggu (10 minggu setelah fertilisasi)
1.tampak sisa-sisa rambut tersebar
2.genitalia eksterna sudah berdiferensiasi
Usia kehamilan 16 minggu
1.panjang CRL janian 12 cm
2.berat janin 110 g
3.kelamin sudah dapat dipastikan
Usia kehamilan 20 minggu
1.pertengahan masa kehamilan
2.berta janin 300 g
3.kulit sudah tidak terlalu transparan
4.lanugo halus meliput seluruh bandan
5.rambut kepala mulai tampak
Usia kehamilan 24 minggu
1.berta janin 6.30 g
2.kulit khas berkerut-kerut
3.perbandingan kepala masih besar
4.alis dan bulu mata sudah dapat dikenali
5.jika lahir sudah berusaha bernafas
Usia kehamilan 28 minggu
1.CRL 25 cm
2.berat janin 1100 g
3.kulit tipis berwarna merah di vernik kaseosa
Usia kehamilan 28 minggu
1.membran pupil sudah tidak kelihatan dari mata
2.jika lahir menggerakan badan cukup kuat,menangis lemah
Usia kehamilan 32 minggu
1.CRL 28 cm
2.berat janin 1800 g

3.permukaan kulit berkerut kerut berwarna merah


Usia kehamilan 36 minggu
1.CRL 32 cm
2.berat janin 2500 g
3.badan tampak lebih bulat ,kerutan wajah hilang.
Usia kehamilan 40 minggu
1.janin telah berkembang sempurna
2.CRL 36 cm
3.berat janin rata-rata 3400 g dengan variasi
b. Bagaimana perubahan fisik dan fisiologis yang terjadi pada ibu hamil? (2)
Perubahan fisik
Beberapa perubahan pada tubuh ibu hamil di trimester pertama ( 0 12 minggu) kehamilan :

Pembesaran payudara
Payudara akan membesar dan kencang, ini karena pada awal pembuahan terjadi
peningkatan hormone kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan
memberi nutrisi pada jaringan payudara.

Sering buang air kecil


Sering ingin buang air kecil, ini karena adanya pertumbuhan rahim yang menekan
kandung kencing anda dan perubahan hormonal. Ingat jangan mengurangi pemasukan
cairan / minum anda untuk mengatasi problem ini karena anda butuh cairan lebih pada
saat hamil ini. Dan tetap jaga kebersihan anda.

Konstipasi
karena peningkatan hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi otot sehingga
usus kurang efisien

Mual muntah

Merasa lelah

Sakit kepala

Kram perut
Hal ini sering terjadi dan kemungkinan karena adanya pertumbuhan dan pembesaran
dari rahim dimana otot dan ligament merenggang untuk menyokong rahim

Emosional
Pada trimester awal kehamilan ini juga terjadi mempengaruhi emosional menjadi tak
stabil, hal ini karena adanya perubahan hormon dan juga rasa tanggung jawab baru
sebagai seorang calon ibu.

Peningkatan berat badan

Beberapa perubahan yang terjadi pada kehamilan trimester kedua (13-28 minggu):

Perut semakin membesar

Setelah 12 minggu, rahim membesar dan melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan
bertumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu bagian teratas rahim
sejajar dengan puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi kebanyakan wanita
akan mulai tampak pembesaran perutnya pada kehamilan 16 minggu.

Sendawa dan buang angin


Hal ini karena usus merengang dan anda akan merasa kembung.

Rasa nyeri ulu hati


Hal ini karena asam lambung naik ke kerongkongan. Perasaan ini timbul pada wanita
hamil pada trimester kedua ini, hal ini karena hormone progesterone meningkat yang
menyebabkan relaksasi dari otot saluran cerna dan juga karena rahim yang semakin
membesar yang mendorong bagian atas perut, sehingga mendorong asam lambung
naik ke kerongkongan.

Perubahan rambut dan kuku

Sakit diperut bagian bawah

Pada kehamilan 18-24 minggu anda akan merasakan nyeri diperut bagian bawah yang
seperti ditusuk atau seperti tertarik disatu atau dua sisi, hal ini karena perenggangan
ligamentum dan otor unutk menahan rahim yang semakin membesar.

Mendengkur
Peningkatan aliran darah selama kehamilan akan menyebabkan sesak dan
pembengkakan membrane mukosa yang menimbulkan mendengkur saat tidur.

Perubahan kulit
Garis kecoklatan mulai dari puser (umbilicus) ke tulang pubis disebut linea nigra.

Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang
disebut colostrums. Putting dan sekitarnya akan semakin bewarna gelap dan besar dan
bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, itu adalah kelenjar kulit.

Kram pada kaki


Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah yang lebih lambat saat kehamilan. Atasi
dengan menaikkan kaki keatas, minum cukup kalsium.

Beberapa perubahan yang terjadi pada kehamilan trimester ke tiga:

Sakit punggung
Sakit pada punggung, hal ini karena anda meningkatnya beban berat yang anda bawa
yaitu bayi dalam kandungan

Payudara
Keluarnya cairan dari payudara yaitu colustrum adalah makanan bayi pertama yang
kaya akan protein.

Konstipasi

Pada trimester ke tiga ini konstipasi juga karena tekanan rahim yang membesar
kedaerah usus selain peningkatan hormone progesterone.

Pernafasan
Pada kehamilan 33-36 banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas hal ini karena
tekanan

bayi

yang

berada

dibawa

diafragma

menekan

paru

ibu.

Tapi setelah kepala bayi sudah turun ke rongga panggul ini biasanya pada 2-3 minggu
sebelum persalinan pada ibu yang pertama kali hamil maka anda akan merasa lega
dan bernafas lebih mudah . Selain itu juga rasa terbakar didada(heart burn) biasanya
juga ikut hilang. Karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah tulang iga
ibu.

Sering kencing
Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin
menekan kandung kencing anda.

Masalah tidur
Setelah perut anda besar anda dan bayi anda menendang di malam hari anda akan
menemukan kesulitan untuk dapat tidur nyenyak.

Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah
panggul

dan

vena

di

kaki,

yang

menyebabkan

vena

menonjol.

Dan pada akhir kehamilan kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul.

Kontraksi perut
Braxton-Hicks kontraksi atau kontraksi palsu. Kontraksi berupa rasa sakit yang
ringan, tidak teratur, dan hilang bila anda duduk atau istirahat.

Bengkak

Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki
anda, kadang tangan bengkak juga. Ini disebut edema, disebabkan oleh perubahan
hormonal yang menyebabkan retensi cairan.

Kram kaki
Ini sering terjadi pada kehamilan trimester ke 2 dan 3, dan biasanya berhubungan
dengan perubahan sirkulasi, tekanan pada saraf dikaki atau karena rendahnya kadar
kalsium.

Caairan vagina
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih,
pada awal kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan lebih cair.

Perubahan fisiologis

Uterus
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30 gram akan
mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir
kehamilan. Otot dalam rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih
besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin .

Ovarium
Dengan adanya kehamilan, indung telur yang mengan-dung korpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna
pada usia 16 minggu

Vagina dan Perineum


Perubahan yang terjadi pada vagina selama kehamilan antara lain terjadinya
peningkatan vaskularitas dan hiperemia (tekanan darah meningkat) pada kulit dan otot
perineum, vulva, pelunakan pasa jaringan ikat, munculnya tanda chadwick yaitu

warna kebiruan pada daerah vulva dan vagina yang disebabkan hiperemia, serta
adanya keputihan karena sekresi serviks yang meningkat akibat stimulasi estrogen

Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudara menjadi semakin lunak.
Seletah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena vena dibawah
kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak.
Areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar
dan cenderung menonjol keluar.

Sirlukasi Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi).

Sistem Respirasi
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi diafragma. Fungsi
respirasi juga mengalami peru-bahan. Respirasi rate 50% mengalami peningkatan,
40% pada tidal volume dan peningkatan konsumsi oksigen 1520% diatas kebutuhan
perempuan tidak hamil

Sistem pencernaan
Mual terjadi akibat penurunan asam hidrokloroid dan penurunan motilitas, serta
konstipasi akibat penurunan motilitas usus besar.

Sistem perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua,
terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih.

Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh
melanophore stimulating hor-mone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar

suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba,
areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma gravidarum).

Metabolisme
Hormon
Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan mencegah
ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta progesteron oleh ovarium untuk
mempertahankan kehamilan.
c. Bagaimana hubungan usia dengan riwayat kehamilan sebanyak 5 kali? (3)

2. She has four childrens, all spontaneous vaginal deliveries at term. Her fourth child is
18 months old and the delivery was complicated by postpartum haemorrhage (PPH)
requiring 4 unit blood transfusion.
a. Bagaimana anatomi jalan lahir normal? (4)
b. Bagaimana asuhan persalinan normal? (5)

Pembagian Tahap Persalinan


a. Persalinan kala I
persalinan kala I adalah dimulaiya proses persalinan yang ditandai dengan adanya
kontraksi yang teratur ,adekuat,dan menyebabkan perubahna pada serviks sehingga
mencapai pembukaan lengkap.
kala pembukaan di bagi atas 2 fase yaitu :

Fase laten
1.Dimulai dari awal kontraksi sehingga pembukaan mendekati 4 cm
2.Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik
3.Tidak terlalu mules
Fase aktif
1.Kontraksi diantara 3 kali dalam 10 menit
2.Lamanya 40 detik atau lebih dan mules
3.Pembukaan 4 cm hingga lengkap
4.Penurunan bagian terbawah janin

b. Kala II (pengluaran)

proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan
kala pembukaan.
c.

Kala III (pelepasan uri)


Masa setelah lahirny bayi dan berlangsungnya proses pengeluaran plasenta
d. Kala IV ( obsevasi )
Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasena sampai 2 jam pertama post partum.
Observasi yang di lkukan pada kala IV adalah :
1) Tingkatk kesadaran
2)
Pemeriksaan tanda tanda vital, tekanan darah, nadi dan pernafasan
3)
Kontraksi uterus
4)
Perdarahan : dikatakan normal jika tidak melebihi 500 cc.
58 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Mengenali Gejala dan Tanda Kala II
1.Mengenali dan Melihat adanya tanda persalinan kala II Yang dilakukan adalah: tingkat
kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda :
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vaginanya.
c. Perineum menonjol .
d. Vulva vagina dan sfingter ani membuka.
Menyiapkan Pertolongan Persalinan .
2. Memastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong
persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk resusitasi tempat
datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk atau kain bersih dan kering, alat penghisap
lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm diatas tubuh bayi.
a.

Menggelar kain diatas perut ibu. Dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi.

b. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3. Pakai celemek plastik yang bersih.
4. Melepaskan dan menyimpan semua periasan yang dipakai, mencuci kedua tangan dengan
sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk pribadi yang
kering dan bersih.
5. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk pemeriksaan dalam.
6. Masukan oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung
tangan disinfeksi tinggkat tinggi atau steril.
Memastikan Pembukaan Lengkap Dan keadaan Janin Bayi.
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan kebelakang
dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah di basahi air disinfeksi tingkat tinggi.

a. Jika Introitus vagina, perineum, atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan kasa dari
arah depan ke belakang.
b. Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia.
c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam
larutan klorin 0,5 % langkah 9.
8. Lakukan Periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap

Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan
amniotomi.

9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan kotor ke dalam larutan korin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam
keadaan terbalik serta merendamnya selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung
tangan dilepaskan.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ
dalam batas normal.
Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu proses pimpinan meneran.
11.Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, membantu ibu
dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.
( pada saat adanya his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan dia merasa
nyaman ).
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk

meneran.

14. Ajarkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu
belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm meletakan handuk bersih
diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
16. Meletakan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
17. Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi.
Lahirnya kepala.

19. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi kain tadi, letakan tangan yang lain di kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala, menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan
saat kepala lahir.
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika terjadi lilitan tali
pusat.
a.

Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.

b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat didua tempat dan potong diantara
kedua klem tersebut.
21. menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran peksi luar secara spontan.Lahirnya
Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tepatkan ke dua tangan di masing-masing
sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya, dengan lembut
menariknya kearah bawah dan kearah luar sehingga bahu anterior muncul di bawah arkus
pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan kearah luar untuk melahirkan
bahu posterior. Lahirnya badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu di lahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di
bagian bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ketangan
tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan
tangan bagian bawah saat menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.Menggunakan tangan
anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior saat bayi keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas
( anterior ) dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangga saat punggung dan kaki lahir
memegang kedua mata kaki bayi dan dengan hati hati membantu kelahiran kaki.
Penanganan Bayi Baru Lahir.
25. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakan bayi diatas perut ibu di posisi kepala
bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakan bayi di
tempat yang memungkinkan).
26. Segera mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali
tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering.
Biarkan bayi diatas perut ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil
tunggal).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik..

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntukan oksitosin 10 unit IM (Intara muskuler)
1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem dari arah bayi dan memasang klem ke
dua 2 cm dari klem pertama ke arah ibu.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan
penguntungan tali pusat diantara dua klem tersebut.
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan
kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
c. Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah disediakan.
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi tengkurap didada
ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahan kepala bayi
berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi.
Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III.
Oksitosin
34. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.
35. Meletakan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas tulang pubis, dan
menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus,
memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus ke arah belakang atas ( dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah
inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas.

Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk
melakukan stimulasi puting susu.

Mengeluarkan Plasenta
37. Lakukan penegangnan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah
atas, mengikuti poros jalan lahir, (tetap lakukan tekanan dorso-kranial)

a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari
vulva dan lahirkan plasenta.
b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh.
3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
4. Ulangi penegangna tali pusat 15 menit berikutnya.
5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi perdarahan,
segera lakukan plasenta manual.
38. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan menggunakan ke dua
tangan, pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilih kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.

Jika selaput ketuban robek, pakia sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan
eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril
untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.

Rangsangan Taktil (Masase) Uterus.

39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan Masase uterus, meletakan
telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi ( Fundus menjadi keras).

Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik
masase.

Menilai Perdarahan
40. Memeriksa kedua sisi placenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban
lengkap dan utuh. Masukan plesenta kedalam kantung plastik atau tempat khusus.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi
yang mengalami perdarahan aktif.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan penjahitan.
Melakukan Prosedur paska persalinan
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.

a.

Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60

menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit bayi cukup menyusu dari
satu payudara.
b. Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu.
44. Setelah 1 jam, lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, beri antibiotika salep mata
pencegahan, dan vit K 1 mg IM di paha kiri anterolateral.
45. Setelah 1 jam pemberian vit K berikan suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan
anterolateral. Letakan bayi didalam jangkawan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan.
Letakan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu 1 jam pertama dan
biarkan sampai bayi berhasil menyusu.
Evaluasi
46. Lakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
1) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
2) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama paska persalinan.
3) Setiap 20-30 menit pada jam kedua paska persalinan
4) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk
menatalaksanaan atonia uteri.
47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama paska persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua paska persalinan.
a.

Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama paska

persalinan
b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
50. Periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk pastikan bahwa bayi bernapas
dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5 0C).

Jika bayi sulit bernapas, merintih atau retraksi, diresusitasi dan segera merujuk
kerumah sakit.

Jika bayi napas terlalu cepat, segera dirujuk.


o Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Kembalikan bayi kulit
kekulit dengan ibunya dan selimuti ibu dan bayi dengan satu selimut.

Kebersihan Dan keamanan


51. Tempatkan semua peralatan dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi
( 10 menit ), mencuci dan membilas peralatan setelah didekontaminasi.
52. Buang bahan bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu untuk memakai pakaian yang bersih dan kering.
54. Pastikan bahwa ibu nyaman, membantu ibu memberikan ASI, menganjurkan keluarga
untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan klorin 0,5% .
56. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% membalikan bagian
sarung tangan dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
57. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
Pendokumentasian
58. Lengkapi patograf (Halaman depan dan belakang, periksa tanda vital dan asuhan kala IV).
c. Apa saja komplikasi persalinan normal? (6)

Perdarahan Masa Nifas

Infeksi Pasca Persalinan (Postpartum)

Ruptur Uteri

Trauma Perineum

d. Bagaimana pengaruh jarak antara persalinan keempat dengan kehamilan yang


sekarang dan riwayat PPH terhadap persalinan yang akan datang? (7)
e. Bagaimana etiologi, faktor resiko dan patofisiologi PPH? (8)
PERDARAHAN POST PARTUM
Definisi

Perdarahan post partum didefinisikan sebagai hilangnya 500 ml atau lebih darah
setelah anak lahir. Pritchard dkk mendapatkan bahwa sekitar 5% wanita yang
melahirkan pervaginam kehilangan lebih dari 1000 ml darah.
Klasifikasi
Klasifikasi perdarahan postpartum :
1. Perdarahan post partum primer / dini (early postpartum hemarrhage),
yaitu perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utamanya
adalah atonia uteri, retention plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.
Banyaknya terjadi pada 2 jam pertama
2. Perdarahan Post Partum Sekunder / lambat (late postpartum hemorrhage),
yaitu-perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama.
Etiologi
Etiologi dari perdarahan post partum berdasarkan klasifikasi di atas, adalah :1,9
a. Etiologi perdarahan postpartum dini :
1. Atonia uteri
Keadaan lemahnya tonus/konstraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu
menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan
plasenta lahir. (Merah) Pada atonia uteri uterus terus tidak mengadakan konstraksi
dengan baik, dan ini merupakan sebab utama dari perdarahan post partum.
Faktor predisposisi terjadinya atoni uteri adalah :

Umur yang terlalu muda / tua

Prioritas sering di jumpai pada multipara dan grande mutipara

Partus lama dan partus terlantar

Uterus terlalu regang dan besar misal pada gemelli, hidromnion / janin
besar

Kelainan pada uterus seperti mioma uteri, uterus couveloair pada solusio
plasenta

Faktor sosial ekonomi yaitu malnutrisi

2. Laserasi Jalan lahir : robekan perineum, vagina serviks, forniks dan rahim.
Dapat menimbulkan perdarahan yang banyak apabila tidak segera di reparasi.
3. Hematoma
Hematoma yang biasanya terdapat pada daerah-daerah yang mengalami laserasi
atau pada daerah jahitan perineum.
4. Lain-lain
Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi uterus, sehingga
masih ada pembuluh darah yang tetap terbuka, Ruptura uteri, Inversio uteri
b. Etiologi perdarahan postpartum lambat :
1. Tertinggalnya sebagian plasenta
2. Subinvolusi di daerah insersi plasenta
3. Dari luka bekas seksio sesaria

Faktor Resiko
Penggunaan obat-obatan (anestesi umum, magnesium sulfat)
Partus presipitatus
Solutio plasenta
Persalinan traumatis
Uterus yang terlalu teregang (gemelli, hidramnion)
Adanya cacat parut, tumor, anomali uterus
Partus lama
Grandemultipara

Plasenta previa
Persalinan dengan pacuan
Riwayat perdarahan pasca persalinan
Patofisiologi
Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus masih
terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum
spongiosum sehingga sinus-sinus maternalis ditempat insersinya plasenta terbuka.
Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut akan
menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga
perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot uterus, akan
menghambat penutupan pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan yang
banyak. Keadaan demikian menjadi faktor utama penyebab perdarahan paska
persalinan. Perlukaan yang luas akan menambah perdarahan seperti robekan servix,
vagina dan perinium.

3. She is reffered by midwife to doctor (public health ccentre) with possibility of breech
presentation.
a. Bagaimana gambaran kehamilan dengan presentasi bokong? (9)

b. Bagaimana etiologi dan faktor resiko terjadinya malpresentasi dalam suatu


kehamilan? (10)
Faktor-faktor kebetulan
Malpresentasi dikatakan terjadi secara kebetulan hanya jika faktor-faktor penyebab
lain tidak diketemukan.
Faktor maternal dan faktor uterus

1. Panggul sempit. Ini merupakan faktor terpenting.


2. Perut ibu yang pendulans. Oleh karena memungkinkan uterus dan janin jatuh ke
depan maka dapat terjadi kesukaran dalam penurunan bagian terendah.
3. Neoplasma. Fibromyoma uteri dan cystoma ovarii dapat menghalangi jalan
masuk ke panggul.
4. Kelainan uterus. Pada uterus bicornis, cornu yang tidak hamil dapat
menghamhat persalinan cornu yang hamil.
5. Kelainan letak dan besarnya placenta. Keadaan-keadaan seperti plasenta previa
disertai dengan kedudukan janin yang tidak baik.
Faktor janin
1. Bayi yang besar.
2. Kesalahan dalam polaritas janin, misalnya pada presentasi bokong atau letak
lintang.
3. Putaran paksi dalam yang abnormal. UUK berputar ke belakang atau tidak
berputar sama sekali.
4. Sikap janin: tidak flexi tetapi extensi.
5. Kehamilan ganda.
6. Kelainan janin. a.l. hydrocephalus dan anencephalus.
7. Hidramnion. Banyaknya air ketuban yang berlebihan memungkinkan janin
leluasa bergerak sehingga dapat menempati kedudukan yang abnormal.
c. Bagaimana proses terjadinya malpresentasi pada kehamilan? (11)
Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain presentasi belakang kepala
.Dalam keadaan normal presentasi janin adalah belakang kepala dengan penunjuk
ubunkecil dalam posisi transversal (saat masuk pintu panggul) dan posisi anterior
(setelah melewati pintu tengah panggul) .Dengan presentasi tersebut ,kepala janin
akan masuk panggul dalam ukuran terkecil.Hal tersebut dicapai bila sikap kepala
janin fleksi.Sikap yang tidak normal akan menimbulakan malpresentasi pada
janin,dan kesulitan persalinan terjadi oleh karena diameter kepala yang harus
melalui panggul menjadi lebih besar .
d. Bagaimana pengaruh presentasi bokong terhadap proses persalinan? (12)

Pengaruh presentasi bokong pada persalinan adalah dapat terjadinya kematian atau
morbiditas ,trauma persalinan,prematuritas,kelainan kngenital
4. The mother complains of malaise and dizzy, feel generally tired and atributes this to
caring for her four young children.
a. Bagaimana etiologi dan mekanisme malaise, lemah dan pusing pada kasus? (13)
Malaise ,lemah,dan pusing pada kasus adalah kompensasi dari kehilangan darah
dan anemia
5. Due to her economic condition, she admits that during her pregnancy she only eat
some food that she can afford to buy.
a. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada ibu hamil? (14)
Berikut beberapa sumber gizi untuk ibu hamil :

Kalori
Kebutuhan kalori harian wanita biasanya berkisar antara 1500 2000 Kkal, tetapi
pada masa kehamilan, kebutuhan kalori akan naik sekitar 300 500 Kkal. Jadi,
pada masa kehamilan anda harus menambahkan asupan kalori untuk memenuhi
kebutuhan harian anda dan janin. Kalori bisa didapatkan dari nasi, umbi-umbian,
lemak nabati/hewani, protein dan sayuran.

Asam folat
Asam folat dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang janin anda.
Kekurangan asam folat pada masa kehamilan bisa berakibat fatal pada
perkembangan janin anda, salah satu yang ditimbulkan oleh kekurangan asam folat
adalah bibir sumbing. Asam folat bisa didapatkan dari sayuran hijau, beras merah
dan sebagainya.

Protein
Protein berfungsi baik untuk memperbaiki sel-sel dan jaringan-jaringan tubuh yang
rusak. Protein yang dibutuhkan oleh ibu hamil tentu lebih banyak (10 gram lebih
banyak) dari pada wanita yang tidak dalam keadaan hamil. Protein bisa didapatkan
dari makanan sehari-hari seperti tempe, tahu, telur dan daging.

Kalsium
Kalsium sangat penting untuk ibu hamil karena kalsium berfungsi untuk
pembentukan organ-organ tubuh padat pada janin seperti tulang dan gigi. Sumber
kalsium yang baik adalah sayuran hijau dan kacang-kacangan.

Zat besi
Ibu hamil memerlukan zat besi yang lebih banyak dari kebutuhan harian biasanya.
Dengan zat besi yang cukup, memungkinkan sang ibu terhindar dari anemia. Selain
itu, zat besi berfungsi untuk pembentukan sel-sel darah merah pada janin. Salah
satu sumber zat besi yang sangat baik adalah sayuran hijau seperti bayam.

Vitamin
Berbagai vitamin tentunya dibutuhkan sebagai nutrisi untuk kesehatan sang ibu.
Selain diperlukan oleh sang ibu, beberapa vitamin juga diperlukan untuk tumbuh
kembang janin di dalam kandungan. Sumber vitamin bisa didapatkan dari buahbuahan dan sayuran.

b. Bagaimana pengaruh asupan nutrisi ibu pada kehamilan? (15)


Nutrisi sangan dibutuhakan ibu saat hamil karena saat hamil kebutuhan nutrisi ibu
bertambah untuk perkembangan janin.apabila nutrisi tidak terpenuhi dengan baik
saat hamil dapat menyebabkan gangguan pada kehamilan (keguguran, bayi lahir
mati, cacat bawaan, anemia pada bayi, berat badan lahir rendah, serta bayi baru
lahir dengan status kesehatan rendah) dan persalinan (prematur, pendarahan setelah
persalinan, dan persalinan dengan operasi)
6. She reports good fetal movements (more than 10 per day).
a. Bagaimana cara menilai pergerakan janin pada kehamilan? (16)
Gerakan-gerakan janin yang bisa dipantau boleh gerakan apa saja ,seperti
menendang,meliuk,memutar,dan

memukul.

yang

terpenting

adalah

cara

menghitung gerakannnya,Yang dimaksud dengan 10 x gerakan dalam 24 jam diluar


tidur bukanlah jumlah gerakan secara berturut-turut sampai 10 kali.
Misal jam 5 janin melakukan gerakan menendang .Sekalipun terasa tendangan
mencapai 10 kali,retetan gerakan itu tetap dihitung 1 kali.Bila setelah itu tidak ada
gerakan lagi dan baru terasa gerakan memutar pada jam 7 ,ya gerakan inilah yang
diperhitungkan sebagai gerakan kedua.Begitu seterusnya selama 24 jam penuh
diluar tidur.Jadi,bukan akumulasi satu gerakan yang dihitung,tetapi gerakan setelah
jeda dengan gerakan sebelumnya.
b. Apa makna klinis pergerakan janin normal pada kasus? (17)

Pada kasus pergerakan janin lebih 10x/hari menunjukkan bahwa janin itu
berkembang normal karena pada usia 31 minggu pergerakan lahir normal 10x/hari
7. Phsysical examination findings
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme temuan abnormal pada pemeriksaan fisik?
(18)
b. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil? (19)
8. Laboratorium findings
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme temuan abnormal pada pemeriksaan
laboratorium? (20)

Pemeriksaan

Pada kasus

Normal

Interpretasi

Haemoglobin
MCV

7,8 g/dl
68 fl

12,0-14,0 g/dl
80-96 fl

Meknaisme
Menurun ,anemia
Menurun
anemia

32-36 g/dl
50-150

mikrositik
Menurun
Menurun

MCHC
Serum iron level

28 g/dl
32 g/dl

dan

,karena

perdarahan
asupan
TIBC
WBC
Platelet

510 mg/dl
11.200 /L
237.000/L

250-400
6000-17000/L
150.000-400.000/L

dan
makanan

yang kurang baik


Meningkat
Normal
Normal

9. Apa working diagnosis pada kasus? (21)


10. Bagaimana cara menegakkan diagnosis dan pemeriksaan penunjang lain yang
diperlukan pada kasus? (leopold I-IV) (22)
a.

Anamnesa

Pergerakan anak teraba oleh ibu di bagian perut bawah, ibu sering merasa ada
benda keras yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada tulang iga karena
kepala janin.
b. Palpasi
Teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus. Punggung dapat
teraba pada salah satu sisi perut, bagian kecil pada sisi yang berlawanan, di
atas symphisis teraba bagian yang kurang bundar dan lunak.
c.

Auskultasi
Denyut Jantung Janin (DJJ) sepusat atau ditemukan paling jelas pada tempat
yang lebih tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat).

d. Vagina Toucher
Terbagi 3 tonjolan tulang yaitu tubera os ischii dan ujung os sacrum, anus,
genitalia anak jika edema tidak terlalu besar dan dapat diraba.

e.

Perbedaan antar letak sungsang dan kepala pada pemeriksaan.


Jika anus posisi terendah maka akan teraba lubang kecil, tidak ada tulang, tidak
menghisap, keluar mekonium. Jika presentasi kaki maka akan teraba tumit
dengan sudut 90 terasa jari-jari. Pada presentasi lutut akan terasa patella dan
popliteal. Pada presentasi mulut maka akan terasa ada hisapan di jari, teraba
rahang dan lidah. Presentasi tangan dan siku: terasa jari panjang, tidak rata,
patella (-).

f.

Untuk menentukan perbedaan tangan dan kaki:


Pada kaki ada kalkaneus, sehingga terdapat tonjolan tulang yaitu mata kaki dan
kalkaneus. Pada tangan ada mata di pergelangan tangan. Kaki tidak dapat
diluruskan tehadap tungkai, jari kaki jauh lebih pendek dari telapak kaki.

11. Bagaimana tata laksana (farmakologis dan non farmakologis) pada kasus? (anemia,
malpresentasi) (23)
1.Pasien dengan perdarahan post partum harus ditangani dalam 2 komponen, yaitu:
(1) resusitasi dan penanganan perdarahan obstetri serta kemungkinan syok
hipovolemik dan (2) identifikasi dan penanganan penyebab terjadinya perdarahan
post partum3.
Resusitasi cairan
Pengangkatan kaki dapat meningkatkan aliran darah balik vena sehingga dapat
memberi waktu untuk menegakkan diagnosis dan menangani penyebab perdarahan.
Perlu dilakukan pemberian oksigen dan akses intravena. Selama persalinan perlu
dipasang peling tidak 1 jalur intravena pada wanita dengan resiko perdarahan post
partum, dan dipertimbangkan jalur kedua pada pasien dengan resiko sangat tinggi3.
Berikan resusitasi dengan cairan kristaloid dalam volume yang besar, baik normal
salin (NS/NaCl) atau cairan Ringer Laktat melalui akses intravena perifer. Cairan
yang mengandung dekstrosa, seperti D 5% tidak memiliki peran pada penanganan
perdarahan post partum. Perlu diingat bahwa kehilangan I L darah perlu penggantian
4-5 L kristaloid, karena sebagian besar cairan infus tidak tertahan di ruang
intravasluler, tetapi terjadi pergeseran ke ruang interstisial.
Transfusi Darah
Transfusi darah perlu diberikan bila perdarahan masih terus berlanjut dan
diperkirakan akan melebihi 2.000 mL atau keadaan klinis pasien menunjukkan
tanda-tanda syok walaupun telah dilakukan resusitasi cepat3.
PRC digunakan dengan komponen darah lain dan diberikan jika terdapat indikasi.
Para klinisi harus memperhatikan darah transfusi, berkaitan dengan waktu, tipe dan
jumlah produk darah yang tersedia dalam keadaan gawat.
2.Atasi anemia ( Mengatasi penyebab perdarahan kronik,Pemberian preparat Fe : Fero
sulfat 3 x 325 mg secara oral dalam keadaan perut kosong,beri sayuran, produk bijibijian, produk susu, dan telur.)
3.Penatalaksanaan Selama Hamil untuk presentasi bokong
Bila pada masa antenatal ditemui presentasi bokong terutama pada
primigravida, hendaknya dilakukan versi luar menjadi presentasi kepala. Versi
luar biasanya dilakukan pada pada kehamilan antara 34-38 minggu. Pada
umumnya versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan, karena janin
masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke 38, versi luar sulit
berhasil karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relatif sudah berkurang.
Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak janin harus pasti
sedangkan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Apabila bokong

sudan turun, bokong harus dikeluarkan dulu dari rongga panggul, tindakan ini
dilakukan dengan meletakkan jari-jari kedua tangan penolong pada perut ibu
bagian bawah untuk mengangkat bokong janin. Tetapi apabila bokong sudah
tidak dapat dikeluarkan maka versi luar tidak dapat dilakukan lagi. (20)
Menurut Manuaba (2008), versi luar boleh dilakukan dengan syarat :
1.

Saat kehamilan usia kehamilan sekitar diatas 34 minggu dan dibawah 38


minggu, dan belum masuk PAP.

2.

Saat Inpartu: pembukaan kurang dari 4 cm, ketuban masih utuh dan bagian
terendah belum masuk PAP. Keduanya dilakukan di rumah sakit dan bila perlu
segera dilakukan secsio sesaria.
Tehnik versi luar meliputi ekstensi yaitu mengeluarkan bagian terendah
dari PAP, mobilisasi yaitu mengarahkan bokong ke arah perut janin, rotasi yaitu
memutar bokong atau kepala dengan putaran 90 (observasi DJJ), fiksasi yaitu
memasukkan kepala ke PAP sehingga terfiksasi.
Posisi knee-chest tindakan ini dapat dilakukan pada kehamilan sekitar 77,5 bulan, masih dapat dicoba melakukan posisi ini 3-4 kali sehari selam 15
menit. Situasi ruangan yang masih longgar diharapkan dapat memberi peluang
bagi kepala untuk turun menuju PAP. Dasar pertimbangan kepala lebih berat dari
bokong sehingga dengan hukum alam akan mengarah ke PAP.

12. Bagaimana cara pencegahan pada kasus? (24)


1.Pemeriksaan teratur ke dokter
2.Olahraga
Olahraga untuk mengubah posisi presentasi bayi bisa dimulai pada minggu ke-30
dan dilanjutkan selama 4-6 minggu (sampai janin berputar). Caranya dengan
meletakan bantal dilantai, baringkan tubuh secara terlentang. Posisi bokong ditepi
bantal, dan bagian tengah punggung ditepi yang lain, sedangkan kepala dan bahu

berada dilantai. Dengan demikian, panggul akan berada sekitar 9-11 inci lebih tinggi
dari kepala. Dalam posisi seperti itu, diamlah selama 10 sampai 15 menit
3.Versi eksternal/pemutaran tubuh janin
Versi eksternal yaitu menekan perut dan melakukan pemutaran pada janin dengan
kedua tangan sehingga posisi janin berubah. Prosedur medis ini dilakukan oleh
dokter dengan memutar tubuh janin dari posisi bokong menjadi verteks/kepala
melalui penekanan perut. Sebelum dilakukan pemutaran/versi, dilakukan dulu
pemeriksaan USG untuk memastikan posisi janin, disisi mana letak punggung janin
dan mengetahui apakah jumlah cairan ketuban cukup banyak. Kemudian Anda diberi
suntikan/anestesi untuk melemaskan otot rahim dan perut, lalu dokter melakukan
tindakan versi eksternal.

13. Apa komplikasi pada kasus?(25)


Komplikasi Presentasi Bokong
1. Bagi Ibu
a.

Robekan perineum lebih besar.

b. Jika ketuban pecah dini dapat terjadi partus lama.


b. Infeksi.
2. Bagi janin
Adanya gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong dan perut lahir
karena tali pusat terjepit.
komplikasi presentasi bokong pada bayi adalah sebagai berikut:
a.

Dapat menurunkan IQ bayi.

b. Perdarahan intrakranial.
c.

Asfiksia.

d. Aspirasi air ketuban.


e.

Meningitis.

f.

Dislokasi persendian.

g. Fraktur ekstremitas.

14. Bagaimana prognosis pada kasus? (26)


15. SKDI (27)

Hipotesis : Seorang perempuan mengalami kehamilan kelima dengan presentasi bokong


(G5 P4 A0) dengan komplikasi anemia dan riwayat PPH
IV. Learning Issue
1. Anatomi organ reproduksi perempuan
2. Proses kehamilan normal
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita,
yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri
dengan proses persalinan.

PEMBUAHAN
Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur
dibuahi oleh satu sperma.
Ovulasi (pelepasan sel telur) adalah merupakan bagian dari siklus menstruasi normal,
yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak ke
ujung tuba falopii (saluran telur) yang berbentuk corong , yang merupakan tempat
terjadinya pembuahan.
Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan
dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan,
maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami serangkaian
pembelahan dan tumbuh menjadi embrio (bakal janin).

Jika pada ovulasi dilepaskan lebih dari 1 sel telur dan kemudian diikuti dengan
pembuahan, maka akan terjadi kehamilan ganda, biasanya kembar 2. Kasus seperti ini
merupakan kembar fraternal.
Kembar identik terjadi jika pada awal pembelahan, sel telur yang telah dibuahi
membelah menjadi 2 sel yang terpisah atau dengan kata lain, kembar identik berasal
dari 1 sel telur.
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair,
sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina
sampai ke ujung tuba falopii yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit.
Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan
pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi).
IMPLANTASI & PERKEMBANGAN PLASENTA
Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya
tertanam.
Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun
dinding belakang.
Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri
dari 3-4 sel.
Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang menjadi
embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim dan membentuk
plasenta (ari-ari).
Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan
memungkin perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin.
Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari ke
9-10.
Dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus embrio
(korion). Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk
kantung amnion.

Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk
membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di dalamnya.
Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding
rahim dan membentuk percabangan seperti susunan pohon.
Susunan ini menyebabkan penambahan luas daerah kontak antara ibu dan plasenta,
sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke janin dan limbah lebih banyak
dibuang dari janin ke ibu.
Pembentukan plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi
plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan pada saat persalinan beratnya
mencapai 500 gram.
PERKEMBANGAN EMBRIO
Embrio pertama kali dapat dikenali di dalam blastosis sekitar 10 hari setelah
pembuahan. Kemudian mulai terjadi pembentukan daerah yang akan menjadi otak
dan medulla spinalis, sedangkan jantung dan pembuluh darah mulai dibentuk pada
hari ke 16-17.
Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke 20 dan hari
berikutnya muncul sel darah merah yang pertama.
Selanjutnya, pembuluh darah terus berkembang di seluruh embrio dan plasenta.
Organ-organ terbentuk sempurna pada usia kehamilan 12 minggu (10 minggu setelah
permbuahan), kecuali otak dan medulla spinalis, yang terus mengalami pematangan
selama kehamilan.
Kelainan pembentukan organ (malformasi) paling banyak terjadi pada trimester
pertama (12 minggu pertama) kehamilan, yang merupakan masa-masa pembentukan
organ dimana embrio sangat rentan terhadap efek obat-obatan atau virus. Karena itu
seorang wanita hamil sebaiknya tidak menjalani immunisasi atau mengkonsumsi obatobatan pada trimester pertama kecuali sangat penting untuk melindungi kesehatannya.
Pemberian obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan malformasi harus
dihindari.
Pada awalnya, perkembangan embrio terjadi dibawah lapisan rahim pada salah satu
sisi rongga rahim, tetapi pada minggu ke 12, janin (istilah yang digunakan setelah usia

kehamilan mencapai 8 minggu) telah mengalami pertumbuhan yang pesat sehingga


lapisan pada kedua sisi rahim bertemu (karena janin telah memenuhi seluruh rahim)

3. Antenatal care

1. Felicia
2. Ghea
3. Imam
4. Frandi
5. Pierre
6. Keidya
7. Charisma
8. Garina
9. David
10. Dhilah
11. Deswan
12. Ikbal

: 1 , 13 , 25 , 10 , 22 (LI 1)
: 2 , 14, 26 , 11, 23 (LI 2)
: 3, 15 , 27 , 12 , 24 (LI 3)
: 4 , 16 , 1 , 3 , 25 (LI 1 )
: 5 , 17 , 2 , 14 , 26 (LI 2 )
: 6, 18 , 3 , 15 , 27 ( LI 3 )
: 7, 19 , 4 , 16 , 1 (LI 1)
: 8 , 20 , 5 , 17 , 2 (LI 2)
: 9 , 21 ,6 , 18 , 3 (LI 3)
:10 , 22 , 7 , 19 , 4 (LI 1)
:11, 23 , 8 , 20 , 5 (LI2)
:12 , 24 ,8 , 20 ,5 (LI 3)

SEMANGAT MENGERJAKAN
Ditunggu di email duandiza.ghea@yahoo.com paling lambat selasa malem
Font new times roman 12 spasi 1,5 yang rapi ya :D

You might also like